Bismillahirrahmanirahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayat-Nya
laporan akhir yang berjudul “ Gaya dan Bencana Alam Geologi ” Dapat di selesaikan. Diharapkan atas selesainya laporan ini dapat digunakan untuk
keperluan yang sebagai mana semestinya.
Dalam penyusunannya, saya ucapkan terima kasih kepada Instruktur
Laboratorium Geologi yang telah memberikan ilmu, waktu dan tenaga dalam
membimbing di Praktikum Geologi Umum.
Laporan akhir ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktikum Geologi Umum
dari Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung. Dalam laporan ini,
berisikan hasil pembelajaran pada saat praktikum serta tugas yang diberikan oleh
instruktur Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga laporan hasil
praktikum ini dapat bermanfaat.
Wabillahitaufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, 10 Juni 2016
Penyusun,
Halaman
3.2.4 Perhitungan analisis daerah rawan longsor ... 10
3.2.5 Peta potensi rawan longsor ... 11
BAB IV ANALISA ...
12BAB V KESIMPULAN ...
13DAFTAR PUSTAKA
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia pertambangan selalu berhubungan langsung dengan alam,
alam memiliki gaya – gaya pembentuknya yaitu gaya endogen dan gaya eksogen. Gaya – gaya tersebut menjadikan perubahan pada roman muka bumi hingga struktur lapisan pada kulit bumi yang dapat pula berdampak bencana
alam sehingga merugikan manusia. Dan salah satu tujuan dalam dunia
pertambangan adalah mengambil bahan galian yang terdapat di alam
mempunyai nilai ekonomi dan berguna bagi kehidupan manusia. Dalam
pengambilan bahan galian, maka dibutuhkan area tambang yang memiliki
keamanan bagi para pekerjanya. Agar area tambang memiliki tingkat keamanan
yang baik, harus dilakukan penanggulangan atas bencana alam yang dapat
terjadi pada area tambang sehingga dapat membahayakan para pekerjanya.
Maka sarjana pertambangan harus mengetahui asal terjadinya bencana alam
dan cara penanggulangannya agar area tambang tetap aman sehingga kegiatan
penambangan akan berjalan dengan baik.
1.2 Maksud dan Tujuan Prkatikum
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah mengerti asal dari gaya geologi,
dampak yang ditimbulkan dari gaya geologi dan cara penanggulangan yang
ditimbulkan dari gaya geologi sehingga dapat diaplikasikan dalam dunia
pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini, yaitu :
Dapat mengindikaskani bencana alam pada daerah izin usaha pertambangan.
Mengetahi cara – cara penanggulangan dari bencana alam yang akan terjadi di daerah izin usaha pertambangan.
LANDASAN TEORI
2.1
Gaya Geologi
Permukaan bumi memiliki struktur – struktur yang terbentuk dalam jangka waktu yang lama, permukaan bumi juga tidak tetap adakalanya mengalami
perubahan karena faktor – faktor tertentu. Gaya geologi merupakan faktor utama terjadinya perubahan – perubahan permukaan pada bumi baik yang sifatnya membangun atau pun menghancurkan. Gaya geologi terdiri dari gaya eksogen
dan endogen.
2.1.1 Gaya Eksogen
Gaya eksogen gaya yang berasal dari luar permukaan bumi, umumnya
bersifat membangun bumi (perubahan yang tidak merusak). Tenaga eksogen
dibagi menjadi 4 bagian; pelapukan, gaya air, gaya es, dan gaya angin.
Pelapukan
Pelapukan terjadi pada kondisi tertentu, dan penyebabnya karena angin,
air, dan sebagainya. Pelapukan dibagi menjadi 3. Pelapukan mekanik, dalam hal
ini batu – batu menjadi pecah sehingga mengalami perubahan fisik baik dari bentuk ataupun ukurannya. Pelapukan mekanik ini biasanya disebabkan oleh
perubahan suhu yang terus menerus, pembekuan air didalam pori – pori batuan sehingga batuan mengalami ketegangan, serta bisa juga dikarenakan garam
yang mengkristal.
Sedangkan pelapukan kimiawi lebih berupa pelarutan, dikarenakan
bereaksinya batuan dengan suatu zat sehingga batuannya larut, sehingga selain
terjadi perubahan fisik juga mengalami perubahan susunan kimianya, air
merupakan peranan penting dalam pelapukan kimia, pelapukan organik
dikarenakan organisme – organisme tertentu.
Gaya Air
Gaya air merupakan suatu daur dalam proses – proses geologi, ialah pengikisan pegunungan, pengangkutan material, dan pengendapan. Perubahan
batuan diatas permukaan bumi oleh air yang sebagian bersamaan jalannya
dengan gejala pelapukan, dapat terjadi menurut proses – proses tertentu (secara kimia dan mekanik). Pengikisan air secara kimia terlihat pada batuan kapur atau
dalam pelarutan endapan – endapan garam, sedangkan mekanik dari air permukaan dikenal dengan erosi, abrasi dan denudasi.
Sumber : ayobelajargeologi.blogspot.com
Gambar 2.2 Pembentukan Meander
Gaya Es
Gletser adalah massa besar es berbutir, terbentuk dari penimbunan salju
dan begerak menuju kebawah dan disebabkan karena gravitasi, sambil menguap
ataupun meleleh.
Sumber : ayobelajargeologi.blogspot.com
Kecepatan salju tergantung dari curamnya lereng suatu pegunungan. Jika salju
begerak mendadak maka gejala ini disebut lawinan es dan jika begerak lambat
disebut gletser.
Gletser berfungsi sebagai pengikisan, pengangkutan serta pengendapan,
dimana ketika terjadi longsor salju dan salju meluncur kebawah lapisan
tanah/batuan akan terkikis karena gaya salju yang besar lalu,
mentransportasikannya kebawah pegunungan dan akhirnya terendapkan.
Sumber : geologyisfun.com
Gambar 2.4 Gerakan Salju
Gaya Angin
Angin terbentuk ketika adanya perbedaan tekanan udara, dimana
mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan yang rendah. Umumnya terjadi pada
daerah yang kering. Angin terdapat dua angina global dan angin lokal, dimana
angin global dipengaruhi radiasi panas matahari dan rotasi bumi. Sedangkan
angin lokal disebabkan pemanasan dan pendinginan daratan dan lautan yang
tidak sama.
Sumber : ayobelajargeologi.blogspot.com
Gambar 2.5 Batu Jamur
Angin juga mempunyai peranan dalam pengikisan, transportasi dan
2.1.2 Gaya Endogen
Gaya endogen gaya yang berasala dari dalam permukaan bumi dan
bekerja pada permukaan bumi, belangsung sangat lambat namun kekuatannya
lebih besar dari gaya eksogen dan bisa menyebabkan kerusakan yang berat.
Gaya endogen merubah permukaan bumi melalui proses orogenesa, vulkanisma
dan tektonika.
Proses pembentukan pegunungan dikarenakan adanya gaya endogen
yang berupa horizontal sehingga mengakibatkan tekanan dan tumbukan dan
vertikal sehingga terbentuk pegunungan lipatan maupun pengunungan patahan.
Sedangkan proses penerobosan magma dipengaruhi oleh temperature dan
tekanan gas yang tinggi sehingga terbentuk tubuh gunungapi. Pada proses
pergerakan atau pergeseran kerak bumi disebut tektonika, berupa tumbukan,
pemekaran dan perpapasan yang menimbulkan perubahan muka bumi dan
terjadinya bencana geologi.
2.2
Bencana Geologi
Bencana geologi terjadi dikarenakan gaya geologi baik dari gaya
endogen maupun gaya eksogen. Bencana geologi bisa berupa erupsi gunungapi,
gempa bumi, tsunami, tanah longsor, sinkhole, dan sebagainya. Namun biasanya bencana geologi lebih dipengaruhi oleh gaya endogen karena gaya endogen
memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan gaya eksogen.
Sumber : geologyisfun.com
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1
Tugas
3.1.1 Contoh Soal 6.5 (Diktat halaman 81)
Rekonstruklsi penampang Geologi kejadiannya dari yang tua ke muda!
3.1.2 Tugas 6.5 (Diktat halaman 81)
1. Mengapa gaya eksogen disebut gaya asal luar
2. Sebutkan 10 negara yang memiliki 4 musim. Gaya eksogen seperti apa
yang tejadi didaerah tersebut ?
3. Sebutkan 7 daerah atau negara-negara yang memiliki gurun pasir,
potensi bahan galian apa yang biasanya ada diaerah tersebut?
4. Bagaimana reaksi kimia yang terjadi pada proses pembuatan batuan
kapur ( CaO ) ?
5. Sebutkan nama gunung api aktif, di darat dan di laut, yang pernah
meletus di indonesia ?
6. Sebutkan bukti-bukti yang menujukan bahwa pulau papua pernah
menjadi satu dengan benua australia?
7. Industri besar di indonesia bagian barat adalah batuan beku granit yang
membentuk batholit. Sebutkan daerah atau pulau mana, serta bahan
galian apa yang dapat diambil dari batuan tersebut?
8. Buatlah gambar setiap proses berikut sesuai dengan urutan kejadiannya.
( jika urutan dari tua ke muda adalah sebagai berikut):
a. Pengendapan formasi batu gamping lingkungan laut dalam (A)
b. Pengendapan batu pasirpada lingkungan litoral hingga laut dangkal (B)
c. Aktivitas tektonik menghasilkan perlipatan berupa antiklin dan sinklin (
C ) dan pengankatan kembali membentuk bidang erosi( D)
d. Penurunan kembali cekungan dengan diendapkannya formasi batu
lempung ( E )
e. Aktivitas tektonik yang mengakibatkan sesar naik dan sesar normal ( F )
g. Pengankatan cekungan yang ditandai dengan bidang erosi ( H )
h. Proses penurunan kembali hingga lingkungan laut dangkal ditandai
dengan terbentukannya formasi batu gamping terumbu ( I )
i. Proses pengendapan fluviatil terdiri dari lumpur, lempung, lanau, pasir
lepas, kerikil-kerakal hingga bongkah ( J )
9. Gambar penampang 2 dan penampang 3 menunjukan penampang
geologi suatu daerah. Pertanyaan yang harus dijawab yaitu :
a. Susunan sejarah batua dengan mengurutkan dari tua ke muda
b. Dimana terletak bidang ketidakselarasan
c. Sebutkan bentuk-bentuk batuan beku yang ada masing-masing
penampang
3.1.3 Perhitungan debit air
3.1.4 Perhitungan analisis daerah rawan longsor
3.1.5 Peta Potensi rawan longsor
3.2
Pembahasan
3.2.1 Contoh Soal 6.5 (Diktat halaman 81)
Sumber : Data hasil praktikum geologi umum, 2016
Foto 3.1 Hasil Rekonstruksi 3.2.2 Tugas 6.5 (Diktat halaman 81)
1. Gaya eksogen adalah gaya yang dihasilakan gaya dari luar dengan
terjadinya di luar bumi
2. - belanda : pelapukan mekanis, pengikisan batuan oleh air
- mesir : pengikisan batuan akibat angin
- spain : pelapukan secara mekanis
- jepang : pelapukan mekanus akibat angin dan air
- kanada : iklim yang dingin karena glaster
- palestina : pengikisan batuan oleh angin
- jerman : pengikisan batuan oleh angin
6. - Ditemukannya flora yang sama antara pulau papua dan pulau australia
- Persamaan bentuk fisik orang amborigin dengan orang papua
- Kangoroo yang ditemukan di pulau papua
7. - Bangka Belitung : Timah dan tembaga
- Riau : Emas dan Tembaga
8.
Sumber : Data hasil praktikum geologi umum, 2016
Foto 3.2 Hasil Rekonstruksi 9. (Penampang 2)
- Batu pasir
c. Sill, Batholite dan Dike
(Penampang 3)
c. Dike, Batholite, Ring Dike, Sill
3.2.3 Perhitungan debit air
Perhitungan debit air bertujuan untuk mengetahui volume air yang
mengalir di seluruh sungai yang terdapat pada peta sehingga dapat dianalisis
kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi. Cara penentuan debit air dapat menggunakan rumus :
Maka dari daerah sekitar izin usaha pertambangan yang diketahui :
C : 0,6
I : 500 mm / hari
A : 82.236.942,11 Ha
Q = 0,6 . 0.000058 . 82.236.942,11
3.2.4 Perhitungan analisis daerah rawan longsor
Perhitungan analisis daerah rawan longsong menggunakan parameter
sebagai berikut :
Sumber : Diktat praktikum geologi umum, 2016
Foto 3.3 Parameter Penilaian
Data dinialai berdasarkan peta yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya,
Sehingga didapatkan nilai sebagai berikut :
Sumber : Data hasil praktikum geologi umum, 2016
Foto 3.4 Hasil penilaian Total nilai yang di dapat adalah : 3 + 4 + 3 + 2 = 12
Dari angka tersebut termasuk rawan longsor. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa daerah Sumatra barat kurang rawan. Parameter tersebut dilihat dari diktat
3.1.5 Peta Potensi rawan longsor
Sumber : Data hasil praktikum geologi umum, 2016
Gambar 3.1
BAB IV
ANALISA
Pada daerah sekitar wilayah izin usaha pertambangan, didapatkan hasil
bahwa kerawanan longsor masuk kedalam kategori kurang rawan longsor. Pada
daerah yang kurang rawan longsor terjadi dikarenakan pada wilayah izin usaha
pertambangan memiliki kemiringan lereng antar 15 – 45 %. Hal tersebut dibuktikan dari peta morfologi yang menunjukan daerah tersebut masuk kategori
perbukitan dan disimbolkan dengan warna biru tua. Karena kemiringan tersebut,
air hujan yang turun akan mengalir ke arah luar wilayah izin usaha
pertambangan. Karena pada daerah ini memiliki kecuraman yang tinggi,
menyebabkan tanah yang ada menyerap air yang sangat lambar dikarenakan air
cenderung mengalir dengan lebih cepat. Hal tersebut dikuatkan dengan
banyaknya singkapan dari batulanau yang memiliki sifat kedap air.
Data yang diambil dari citra satelit, didapatkan data bahwa wilayah izin
usaha pertambangan memiliki tutupan tanah berupa hutan. Secara logika,
daerah yang memiliki banyak pohon disekitarnya seharusnya memiliki
penyerapan tanah yang cepat, tetapi tidak pada wilayah izin usaha
pertambangan ini. Fenomena tersebut dapat di indikasikan bahwa dahulunya
sebelum tumbuhnya banyak pohon, tersebar batuan sedimen yang mayoritasnya
batulanau. Hal tersebut dibuktikan dari adanya peta geologi yang menunjukan
terdapatnya sebaran batulanau sehingga pada daerah tersebut memiliki tingkat
permeabilitas tanah yang lambat. Jadi secara umum bahwa daerah dari izin
usaha pertambangan yang ada di daerah sumatra barat kurang rawan longsor.
Dari data yang didapat, pada daerah sumatra barat memiliki debit air
yang cukup besar, sekitar 2.861, 84211 m2 / detik. Kondisi tersebut membuat air
hujan yang akan turun pada wilayah izin usaha pertambangan akan cepat
mengalir keluar wilayah izin usaha pertambangan. Dan dapat ditambah parit agar
BAB V
KESIMPULAN
Bumi memiliki gaya – gaya yang dapat mempengaruhi seluruh aktifitas bumi yang terjadi. Gaya pada bumi terbagi atas dua yaitu gaya endogen dan
gaya eksogen. Gaya endogen adalah gaya yang berasal dari dalam bumi yang
bersifat membangun sedangakan gaya eksogen adalah gaya yang berasal dari
luar bumi yang bersifat merusak. Sifat yang ditimbulkan dari gaya tersebut dilihat
dari dampak awal yang ditimbulkan bukan dari dampak akhir.
Dari gaya – gaya bumi dapat menimbulkan berbagai macam dampak bagi bumi itu sendiri. Misalnya gaya endogen berupa aktifitas pergeseran lempeng,
aktifitas vulkanisme ataupun aktifitas magmatisme. Sedangkan gaya eksogen
berupa biosfer, hidrosfer dan atmosfer. Dengan adanya gaya – gaya tersebut dapat memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia. Kerugian bagi
manusia dapat dikategorikan sebagai bencana alam.
Keuntungan yang terjadi dari gaya endogen berupa struktur geologi
adalah keanekaragaman batuan yang ada disekitar struktur geologi, keragaman
zona mineralisasi, keragaman cebakan minyak, dan panas bumi dapat
dimanfaatkan sebagai geotermal dan membuat kualitas batubara lebih tinggi.
Sedangakan hal yang dapat terjadi merugian manusia adalah gempa bumi yang
dapat merusak bagunan manusia yang di bangun dekat munculnya gaya
endogen dan kerawanan ubahan struktur yang dapat merusak wilayah
penambangan. Kerugian yang ditimbulkan dapatb diminimalisir dengan cara
membuat zona aman dari bencana gempa dan membuat simulasi bencana
gempa jika gempa terjadi.
Dengan adanya mempelajari ilmu gaya dan bencana alam geologi, maka
keuntungan dari gaya geologi dapat dimanfaatkan manusia dengan baik.
Sedangkan kerugian yang ditimbulkan dapat ditanggulangi agar kerugian
DAFTAR PUSTAKA
Tim Instruktur, 2013, “ Pedoman Praktikum Geologi Fisik”, Laboratorium Geologi Institut Teknologi Bandung.
Tim Instruktur, 2016, “Diktat Penuntun Praktikum Geologi Umum” ,
Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung