• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Akhir PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA.doc (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Akhir PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA.doc (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai piranti untuk membangun hubungan dengan orang lain, bahasa memi-liki fungsi yang sangat bervariasi. Malinowski (1923) dalam Halliday (1989:15) membedakan fungsi bahasa menjadi dua kelompok besar, yaitu fungsi pragmatik dan magis. Fungsi pragmatik terdiri atas penggunaan bahasa yang naratif dan penggunaan bahasa yang aktif. Fungsi pragmatik ini lebih ditekankan pada fungsi bahasa untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari secara umum. Untuk dapat menyam-paikan maksud kepada mitra tuturnya, seorang penutur harus dapat memilih dan menggunakan bahasa dengan tepat. Ketepatan pemilihan ragam bahasa sangat ber-pengaruh terhadap kelancaran komunikasi. Sementara itu, fungsi magis atau ritual menyangkut kegiatan kegiatan seremonial, keagamaan, dan kebudayaan .

(

http://www.pusatpencarian.com/tindak-tutur-dan-implikatur-percakapan-tokoh-wanita-dan-tokoh-laki#).

Yang dimaksud dengan peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Peristiwa tutur merupakan peristiwa sosial karena menyangkut pihak-pihak yang bertutur dalam satu situasi dan tempat tertentu. Peristiwa tutur ini pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur yang terorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan. Kalau peristiwa tutur merupakan gejala sosial, tindak tutur merupakan gejala individual. Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada satu proses, yakni proses komunikasi.(Chaer, 2004:50)

(2)

menghadapi situasi tertentu. Dalam tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya.

Bahasa itu dapat memengaruhi perilaku manusia. Maka kalau si penutur ingin mengetahui respon si pendengar terhadap tuturannya, dia bisa melihat umpan balik, yang dapat berwujud perilaku tertentu yang dilakukan pendengar setelah mendengar tuturan si penutur. Dengan demikian, umpan balik berfungsi sebagai sistem

mengecek respon, yang jika diperlihatkan si penutur dapat menyesuaikan diri dalam menyampaikan pesan/tuturan berikutnya. Tentu saja umpan balik ini hanya ada pada komunikasi yang bersifat dua arah. Yaitu komunikasi antara si pengirim dan pene-rima pesan menyampaikan dapat secara berganti-ganti (Chaer, 2004:21).

Komunikasi yang bersifat dua arah diterapkan dalam naskah drama. Dialog-dialog antar tokoh menunjukkan terjadinya komunikasi dua arah. Naskah drama adalah bentuk karya sastra yang berupa dialog-dialog antar tokoh dan dapat dipen-taskan. Sebagai karya yang berisi dialog naskah drama dapat diteliti dari makna tuturan tokoh, tujuan tuturan tokoh, dan efek terhadap penerima tuturan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan permasalahan penelitian ini adalah untuk mengetahui ;

(1) Bagaimanakah penggunaan tindak tutur lokusi dalam naskah drama karya siswa kelas IXE MTsN Blitar tahun pelajaran 2010/2011?

(2) Bagaimanakah penggunaan tindak tutur ilokusi dalam naskah drama karya siswa kelas IXE MTsN Blitar tahun pelajaran 2010/2011?

(3) Bagaimanakah penggunaan tindak tutur perlokusi dalam naskah drama karya siswa kelas IXE MTsN Blitar tahun pelajaran 2010/2011?

1.3 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan

content analysis dengan tidak mengabaikan konteks tuturan. Secara deskriptif pene-litian ini dilakukan semata-mata berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara emperis dilakukan oleh penuturnya, sedangkan secara kualitatif dengan pendekatan content analysis bertujuan mengungkapkan isi dan

(3)

pesan yang terkandung di dalamnya dengan menggambarkan gejala tindak ujar yang terjadi (Mardalis, 1995:26 dan Muhadjir, 1996:49).

www.dangaronpengajaranbahasadansastra.blogspot.com/.../tindak-tut...

Data yang didapatkan berupa deskripsi tentang tindak tutur dalam naskah drama karya siswa kelas IXE MTsN Blitar tahun Pelajaran 2010/2011. Adapun sumber penelitian ini adalah berasal dari dialog dalam naskah drama karya siswa kelas IXE MTsN Blitar tahun Pelajaran 2010/2011. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa langkah, yakni ; (a) Peneliti mencari kumpulan naskah drama karya siswa (b) peneliti membaca kumpulan naskah drama karya siswa (c) peneliti memilih tindak tutur yang ada dalam naskah drama, (d) peneliti menganalisis data untuk mengetahui tindak tutur berdasarkan teori tindak tutur (lokusi, ilokusi, perlokusi), pada saat penganalisisan data, dilakukan dengan penyeleksian data, pengklasifikasian data, serta pengkodean data.

1.4 Kerangka Teori

1.4.1 Konsep Tindak Tutur

Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pem-bicara, pendengar, atau penulis dengan pembaca , serta yang dibicarakan. Dalam penerapannya tindak tutur digunakan oleh beberapa disiplin ilmu. Menurut Chaer (2004 : 16) tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam

menghadapi situasi tertentu. Dalam tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya.

John R. Searle menyatakan bahwa dalam praktik penggunaan bahasa terdapat tiga macam tindak tutur. Ketiga macam tindak tutur itu adalah (1) tindak lokusioner (locucionary acts); (2) tindak ilokusioner(illocutionary acts); dan (3) tindak perlo-kusioner(perlocutionary acts).

1.4.1.1 Tindak Lokusi

Tindak lokusioner adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu. Dalam tindak

(4)

penutur. Jadi tuturan tanganku gatal misalnya, semata-mata hanya dimaksudkan untuk memberitahu si mitra tutur bahwa pada saat dimunculkannya tuturan itu tangan penutur sedang dalam keadaan gatal (Rahardi,2005:35).

Sehubungan dengan tindak lokusi, Leech (dalam Setiawan, 2005 : 19) membe-rikan rumus tindak lokusi. Bahwa tindak tutur lokusi berarti penutur menuturkan kepada mitra tutur bahwa kata-kata yang diucapkan dengan suatu makna dan acuan tertentu. Berdasarkan hal tersebut, keraf (dalam Hartyanto, 2008) membagi tindak lokusi menjadi tiga tipe, yaitu : (1). Naratif .Naratif dapat diartikan sebagai bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu keadaan waktu. Naratif adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca atau mitra tutur suatu peristiwa yang telah terjadi . Naratif hanya berusaha menjawab suatu pertanyaan “Apa yang telah terjadi?” (Keraf dalam Hartyanto, 2008) (2). Deskriptif. Keraf ( dalam Hartyanto, 2008) mendefinisikan deskriptif sebagai suatu bentuk wacana yang bertalian dengan usaha perincian dari objek-objeknya yang direncanakan, penutur memudahkan pesan-pesannya, memindahkan hasil

pengamatan dan perasaan kepada mitra tutur, penutur menyampaian sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tertentu.(3). Informatif. Keraf (dalam Hartyanto, 2008) mendefinisikan informatif sebagai bentuk wacana yang mengandung makna yang sedemikian rupa sehingga pendengar atau mitra tutur menangkap amanat yang hendak disampaikan. Tindak informatif selalu berhubungan dengan makna referensi, yaitu makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia di luar angkasa (objek atau gagasan), dan yang dapat dijelaskan oleh analisis komponen (Kridalaksana dalam Hartyanto: 2008).

(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17844/.../Chapter%20II.pdf)

1.4.1.2 Tindak Ilokusi

(5)

bahwa penutur menginginkan mitra tutur melakukan tindakan tertentu berkaitan dengan rasa sakit gatal pada tangannya itu (Rahardi, 2005:36).

Selanjutnya Searle menggolongkan tindak tutur ilokusi itu ke dalam lima macam bentuk tuturan yang menunjukkan fungsi komunikatif yaitu: (1) Asertif (Assertives), yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya menyatakan , menyarankan, membual, mengeluh, mengklaim; (2) Direktif(Directives) yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penu-turnya untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan tindakan, misalnya memesan, memerintah, memohon, menasihati, merekomendasi; (3) Ekspresif (Expressives) adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menun-jukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya berterima kasih, memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji, berbelasungkawa,; (4) Komisif (Commisives) yakni bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran, misalnya berjanji, bersumpah, menawarkan sesuatu, dan (5)Deklarasi (Declaration), yakni bentuk tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan Kenya-taannya, misalnya berpasrah, memecat, memberi nama, mengangkat, mengucilkan, dan menghukum (Rahardi, 2005:36).

1.4.3.3 Tindak Perlokusi

Tindak perlokusi adalah tindak menumbuhkan pengaruh (effect) kepada mitra tutur. Tuturan tanganku gatal , misalnya dapat digunakan untuk menumbuhkan pengaruh. Misalnya, pengaruh melakukan sesuatu tindakan yaitu membantu menca-rikan minyak untuk menghilangkan rasa gatal. Dapat juga menimbulkan rasa takut kalau yang menuturkan adalah tukang pukul yang pekerjaannya memukul atau melukai orang lain.Rahardi, 2005:36) Pengaruh yang ditimbulkan oleh tindak ilokusi bermacam-macam. Seperti melakukan sesuatu, jengkel, bosan tidak percaya, marah, senang, sedih dan sebaginya.

1.4.3.4 Naskah Drama

(6)

Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan".

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Drama&oldid=4877704.

Dalam Kamus Istilah sastra, drama adalah karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog ; lazimnya diran-cang untuk pementasan di panggung (Sudjiman,

(7)

BAB II

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

2.1 Paparan Data

DA

TA TUTURAN LOKUSI ILOKUSI PERLOKUSI

01 Fa’ad :

Ehm, Orang tuaku ingin bercerai, aku tidak tahu masalahnya apa. Hampir tiga bulan ayahku tidak pulang. Aku tidak tahu mau berbuat apa. Jika mereka jadi bercerai aku disuruh memilih ikut ayahku ke Kalimantan untuk meneruskan perkebunan atau tinggal di sini dengan ibu dan harus bekerja demi keluarga. Aku bingung banget. Mereka tidak mengerti aku padahal bentar lagi kan UAN. Aku benci mereka.(Happy Ending : 98/D01)

Naratif Mengungkapkan perasaan

Bersimpati

02 Dody : Seperti yang sudah aku bilang. Yang satu punya nama Ling-Ling, mata sipit, tapi kulitnyaa item gitu. Dan yang satunya rambut mie alias Ratmi tapi kulitnya putih. Kopi susu!(Kopi Susu : 143/D02)

Deskriptif Memahami Heran

03 Adit : Don, rusanya datang.(Akibat Tak

Menuruti Kata Ayah:6/D03) Informatif Perintah menembak Menembak 04 Radit:…bukannnya melanggar janji itu dosa.

(No KKN:183/D04) Informatif Menyatakan Tidak Setuju 05 Ifi : Yang sabar ya, Fa. Tetap semangat.

Kami di sini mau bantu kamu kok. Tenang saja. Sekarang kamu konsen saja dengan pelajaran jika orang tuamu bertengkar kaamu anggap angin lewat saja atau kamu belajar di rumah temen, khan asyik… Occe? (Happy Ending:99/D05)

Informatif Menyarankan untuk sabar

Senang dan puas

06 Fani: Sory-sory, okey gue jelasin, kakak gue kan punya temen cowok. Ya…

lumayan keren lah… truz kelihatannya mereka berdua sama-sama suka. Jadi gue mau ngrebut tu cowok, biar kakak gue merana … okey ga’?(Perjuangan Rujak Cinta:192/D06)

Naratif Membual Penasaran

07 Salwa: Ya Allah!Kenapa Engkau

memilihkan kehidupan yang rumit kepada hambaMu ini Ya Allah! Apa salah hambamu ini hingga Engkau yakin memberikan cobaan seberat ini padaku? Apakah Engkau

Deskriptif Mengeluh pada tuhan

(8)

-sudah tak mengenal apa artinya Adil??Di mana keadilanmu Ya Allah? ….(Liku-liku Hidup:150D07)

08 Pak Togar : Kalau tidak benar mengapa kamu Adib menjawab dengan gugup sepertitampak ketakutan? Sebaiknya kalian mengaku saja. Tidak ada gunanya kalian bohong, atau kalian mau Bapak keluarkan dari sekolah ini?(Anak Baru:11/D08)

Deskriptif Mengklaim Takut

09 Pak Togar : Bagus, sekarang silakan kalian kembali ke kelas dan jangan lupa minta maaflah pada Bintang dan Rian.( Anak baru : 11/D09)

Informatif Berpesan Melakukan pesan

10 Tika : Dit, cepat nyalakan apinya! (Akibat

Tak Menurut Kata Ayah:6/D10) Informatif Memerintah Menyetujui

11 Dinda : Iya tante, tante mau ya jadi mama kami. Tante itu bener-bener orang yang baik, kami sayang sama tante dan kami ingin tante jadi mama kami. (Maaf Tante

Anggi:161/D11)

Deskriptif Memohon Ragu-ragu

12 Faris : Huss … kalah itu bukan berarti gagal. Orang gagal itu adalah orang yang tak berani mencoba, tapi kamu bisa melawan rasa tak berani itu jadi kamu tak pantas disebut gagal. Kekalahan itu hanyalah perbedaan persepsi. Belum tentu majalah lain menilai sama. Tidak ada kata gagal, yang ada keberhasilan yang tertunda. Setiap orang bisa mjenerima kemenangan, tapi semua orang dapat menanggung kegagalan. So, jangan takut gagal! Kalau kalah bersikaplah tegar!(Bisikan Sahabat:42/D12)

Deskriptif Menasihati Senang

13 Pak Kades : Ohh.. tidak apa-apa, Silakan aja ambil rambutannya!(Anak nakal:15/D13)

Informatif Merekomendasi Malu

14 Hary : Terima kasih teman-teman, kalian

sungguh baik sekali.(Anak Baru : 12/D14) Informatif Berterima kasih Senang 15 Rafa : Ciye.. ciye .. sahabat guwa udah

dapetin cintanya nie ye … ha ha ha ha SIPIRIRIEW …(Cinta yanTertunda:59/D15)

Informatif Memberi selamat Malu

16 Adib : Aku juga minta maaf pada kalian.

(Anak Nakal : 12/D16) Informatif Meminta maaf Menerima 17 Doni : Kalian berdua ini gimana sih, tadi kan

udah aku suruh bawa! (Akibat tak Menurut Kata Ayah: 5/D17)

Deskriptif Menyalahkan Takut

18 Adit : Boleh juga, bagus sekali idemu Don.

(Akibat tak Menurut Kata Ayah:2/D18) Deskriptif Memuji Bangga 19 Faisal : Wan, aku turut berduka cita atas

kepergian Abah kau. Kemarin aku sudah ke sana tapi kau masih tidur.(Harmoni Persahabatan:111/D19)

Deskriptif Berbelasungkawa Terharu

20 Fakhmi : Aku pasti akan selalu setia ama kamu Zakhroh. (Cinta yang Tertunda :

(9)

59/D20)

21 Anto : Su … sumpah Pak, An … Anto tidak

bohong. (No KKN : 183/D21) Deskriptif Bersumpah Tidak percaya 22 Iyan: Aku buatin es teh ya? …(Perjuangan

Rujak Cinta : 193/D22)

Deskriptif Menawarkan sesuatu

Menyetujui

23 Faris : Semua selesai, aku harus berangkat sekarang. Sampai jumpa sahabat –

sahabatku. (Bisikan sahabat : 48/D23)

Deskriptif Berpasrah Terharu

24 Shofi : Wah … yes… berarti kamu Ayu besok pasti gaa bisa ikut lomba ha … ha… karena kamu harus ngurus adik lo yang cacat ini! (Indahnya Bersama Kawan : 120/D24)

Deskriptif Memecat

-25 Ratmi : Woi! Namamu pantasnya Keling

bukan Ling Ling …(Kopi susu : 141/D25) Informatif Memberi nama Marah 26 Faris : Aku kemari hanya ingin melamarmu

… aku mencintaimu, tetapi aku tidak ingin menduakan Allah. Izinkan aku menikahimu sebagai wujud rasa cintaku pada-Nya untuk mencintaimu sebagai istriku. Aku tahu aku bukan seorang ikhwan yang diimpikan akhwat……(Bisikan Sahabat:47/D26)

Informatif Mengangkat Belum menrima

27 Ucok : Boro-boro lihat wajahnya, namanya saja Kakak nggak tahu. Sudahlah jangan membicarakan itu, aku benci dia. Dia orang yang tidak bertanggung jawab tidak udah dipikirkan.(Bintang Di Balik Awan:34/D27)

Naratif Mengucilkan

-28 Pak Togar : …. Sebagai hukumannya , kalian Bapak skorsing selama tiga hari! (Anak Baru : 11/D28)

Deskriptif Menghukum Menerima

2.2 Pembahasan

2.2.1 Penggunaan Tindak Tutur Lokusi

1) Naratif

(10)

akan direbutnya. Sedangkan pada D27 penutur menceritakan bahwa ayahnya tidak bertanggung jawab.

(2) Deskriptif

Penggolongan tindak tutur D02 di atas ke dalam tindak tutur lokusi yang deskriptif karena penutur menggambarkan Tokoh Ling Ling dan Ratmi dengan cara memerikan ciri-ciri tokoh yaitu ciri-ciri Ling Ling dengan mata sipit dan kulitnya hitam sedangkan ciri-ciri Ratmi adalah rambut keriting seperti mi dan berkulit putih.Pada D07 penutur menggambarkan perasaan yang kesal, D08 penutur

menggambarkan ketakutan dari mitra tutur yang tampak gugup, D11 penutur meng-gambarkan perasaannya yang suka kepada tante Anggi, D12 Mengmeng-gambarkan tentang orang yang gagal dan berhasil, D17 menggambarkan perasaan yang kesal, D18 meng-gambarkan perasaan penutur yang senang, D19 mengmeng-gambarkan perasaan penutur yang sedang sedih, D21 menggambarkan perasaan penutur yang meyakini sesuatu, D23 menggambarkan perasaan penutur yang akan pergi meninggalkan teman-teman-nya, menggambarkan bahwa penutur mencelakai adik pelibat (Ayu).

3) Informatif

(11)

2.3 Tindak Tutur Ilokusi

1)Asertif

(1) Menyatakan

Penutur pada D04 membuat pernyataan bahwa melanggar janji itu dosa. Pernyataan penutur di atas bertujuan untuk menegaskan tuturan.

(2) Menyarankan

Tuturan D05 di atas bertujuan untuk memberikan saran. Penutur (Ifi) menya-rankan kepada Faad agar sabar dalam menghadapi persoalan, yaitu pertengkaran yang terjadi pada orang tuanya yang memuat Faad kurang konsentrasi dalam belajar. Tindak tutur di atas daapat digolongkan tindak ilokusi dengaan tujuan menyarankan. (4) Membual

Bual adalah ucapan yang omong kosong. Dalam tuturan D06 penutur bertujuan menyampaikan tuturan dengan sombong. Penutur membual akan merebut cowok kakaknya. Dari tuturan di atas penutur menunjukkan bahwa penutur melakukan tin-dak ilokusi yaitu bertujuan membual.

(5) Mengeluh

Mengeluh yaitu mengeluarkan perasaan yang susah. Tuturan yang diucapkan oleh penutur pada D07 bermaksud menyampaikan keluhan-keluhan tentang perso-alan-persoalan yang dihadapinya.Yaitu mengeluh kepada Tuhan tentang pilihan hidup yang rumit dan harus dijalaninya. Tentang cobaan yang berat pada penutur. Bahkan keluhan itu sudah bertujuan pula untuk menumpahkan kekesalannya.

(6) Mengklaim

Mengklaim adalah meminta pengakuan atas suatu fakta. Dalam tuturan D08, penutur bertujuan menuntut pengakuan terhadap mitra tutur atas fakta yang telah dilakukaan oleh mitra Tutur. Penutur mengklaim bahwa mitra tutur gugup dan tampak ketakutan yang menandakan bahwa apa yang dilakukan mitra tutur benar sehingga penutur menuntut pengakuan.

2). Direktif

(12)

(1) Memesan

Penutur menyampaikan pesan kepada mitra tutur agar meminta maaf kepada Bintang dan Rian. Tuturan D09 bertujuan untuk berpesan tentang perbuatan yang harus dilakukan oleh Mitra Tutur agar jangan sampai lupa pesan yang disampaikan oleh penutur.

(2) Memerintah

Tuturan D10 menunjukkan bahwa penutur meminta mitra tutur untuk mela-kukan tindakan yaitu untuk menyalakan api. Tujuan penutur mengucapkan tuturan itu adalah untuk memerintah mitra tutur agar melaksanakan perintah.

(3) Memohon

Dalam tuturan D11, penutur meminta mitra tutur untuk melakukan tindakan yaitu mau menjadi mama penutur. Tujuan penutur adalah memohon tante anggi agar mau menjadi mamanya dengan merayu-rayu bahwa tante benar-benar orang baik. (4) Menasihati

Tuturan D12 bertujuan menasihati. Hal ini tampak dari tuturan yang menun-jukkan bahwa penutur memberikan nasihat kepada mitra tutur agar melakukan tindakan yaitu bersikap tegar dalam menghadapi kekalahan. Bukan kegagalan tetapi hanyalah keberhasilan yang tertunda.

(5) Merekomendasi

Merekomendasi adalah menganjurkan. Penutur dalam tuturan D13 mengan-jurkan kepada mitra tutur yang mencuri rambutan untuk melakukan tindakan yaitu mengambil saja rambutan penutur. Dengan demikian penutur bertujuaan

merekomendasi. 3) Ekspresif

Ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suaatu keadaan.

(1) Berterima kasih

(13)

(2) Memberi selamat

Penutur pada d15 menunjukkan sikap psikologisnya yaaitu rasa senang dengan cara memberikan ucapan selamat kepada mitra tutur karena mitra tutur mendapatkan cintanya. Tuturan ciye …ciye … adalah seruan kegembiraan yang disampaikan oleh penutur.

(3) Meminta maaf

Tuturan permintaan maaf sebagai wujud sikap psikologis penutur yang telah melakukan kesalahan sehingga penutur menuiturkan tuturan D16 kepada mitra tuturnya dengan kata-kata yang langsung yaitu aku juga minta maaf.

(4) Menyalahkan

Dalam tuturan D17, penutur mengekspresikan sikap psikologisnya yaitu mengungkapkan kekesalannya dengan menyalahkan mitra tutur yang teledor tidak membawa peta petunjuk jalan padahal penutur sudah berpesan untuk membawa peta. (5) Memuji

Tuturan bagus sekali pada D18 adalah suatu tuturan yang menunjukkan sikap psikologis penutur yang bertujuan untuk memberikan pujian kepada mitra tutur. Penutur memuji ide mitra tutur yang bagus.

(7) Berbelasungkawa

Belasungkawa adalah pernyataan turut berduka cita. Dalam tuturan D19, penutur menunjukkan sikap psikologis yang ikut bersedih dengan mengucapkan turut berduka cita kepada mitra tutur.

4) Komisif

Komisif adalah bentuk tutur yang berfungsi menyatakan jaanji atau penawaran (1) Berjanji

Janji adalah perkataan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan. Dalam tuturan D20, penutur menyatakan akan selalu setia kepada Zakhroh. Tujuan penutur adalah berjanji untuk setia.

(14)

Sumpah adalah suatu ucapan yang menyatakan suatu kebenaran. Dalam tuturan D21, penutur menyatakan bahwa apa yang dituturkan adalah suatu hal yang benar.

(3) Menawarkan sesuatu

Dalam tuturan D22, penutur menawarkan mitra tutur akan dibuatkan es teh. Tuturan di atas disebut menawarkan karena penutur bertujuan mencari kepastian jawaban mitra tutur untuk menerima tindakan penutur.

5) Deklarasi

Deklarasi yaitu bentuk tuturan yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan.

(1) Berpasrah

Penutur pada D23 bertujuan untuk menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan bahwa ia harus menerima nasib. Dia menerima semua yang terjadi. Dia menganggap semua selesai dan harus meninggalkan sahabat-sahabatnya.

2) Memecat

Tuturan pada D24 menunjukkan bahwa penutur menyingkirkan Ayu dari perlombaan dengan cara menabrak adik Ayu.Tuturan di atas bertujuan untuk memecat Ayu dari ajang perlombaan.

3) Memberi nama

Penutur pada D25 bertujuan memberikan nama baru kepada Ling Ling yaitu dengan nama Keling dalam tuturan di atas. Bentuk tutur di atas menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan fisik Ling Ling.

4) Mengangkat

Penutur pada D26 bertujuan mengangkat mitra tutur untuk dijadikan sebagai istrinya. Dengan tuturan penyampaian keinginaan melamar, menikahi, untuk

mencintai sebagai istri. Isi tuturan berhubungan dengan kenyaataan baahwa penutur mencintaai mitra tutur.

(15)

Dalam tuturan D27, penutur bertujuan menghubungkan isi tuturan dengan kenyataaan bahwa ayahnya tidak mengasuhnya. Tuturan aku benci dia menunjukkan perasaan tokoh yang ingin mengucilkan Dia dari kehidupannya.

6) Menghukum.

Isi Tuturan D28 menunjukkan adanya hubungan isi tuturan dengan kenyataan bahwa mitra tutur melakukan kesalahan sehingga penutur memberikan hukuman kepada mitra tutur skorsing selama 3 hari.

2.4 Tindak Tutur Perlokusi

D01 menimbulkan pengaruh pada mitra tutur ikut bersedih , merasa kasihan , dan bersimpati. Hal ini dapat dilihat dari reaksi mitra tutur seperti yang dituturkan pada D05. Sedangkan pada D02 menimbulkan pengaruh heran kepada mitra tutur. Hal ini tampak dari reaksi mitra tutur yaitu (Ling Ling dan Ratmi mengerutkan dahi dan saling berpandangan). D03 menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur melakukan perbuatan yaitu menembak.Hal ini terbukti dengan tuturan selanjutnya “tembakaan yang bagus Dit!”Pengaruh tindak tutur D04 terhadap mitra tutur yaaitu tidak setuju tampak pada tuturan “Dosa mana dengaan membohongi orang tua?” mitra tutur tidak menyatakan tidak setuju secara langsung tetapi membandingkan dengan tindakan dosa yang lain. Tuturan D05 terhadap mitra tutur yaitu menimbulkan rasa senang, terbukti dari kawaban mitra tutur “Ide yang bagus, makasih ya…”. D06 menimbulkan pengaruh penasaran kepada mitra tutur, hal ini tampak dari tuturan “Cowoknya anak mana? Namanya sapa?”.

Dari data di atas, tindak tutur perlokusi tidak ditemukan pada data D07, tindak tutur lokusi dan perlokusi tidak memengaruhi mitra tutur karena berupa ungkapan kekesalan yang ditujukan pada Tuhan.

Tuturan D08 menimbulkan efek takut pada mitra tutur, hal ini tampak dari tuturan “Tidak Pak, jangan.” Sedangkan mitra tutur melaksanakan pesan dari efek D09 hal ini tampak darri narasi …tidak lupa mereka minta maaf pada Bintang dan Rian…

(16)

tampak dari tuturan “Tapi … tante…”Tuturan D12 menimbulkan pengaruh rasa senang kepada mitra tutur, hal ini tampak dari tuturan “Hmmm terima kasih ya…” Pada D13 mitra tutur merasa malu karena putranya melakukan kesalahan meskipun diperbolehkan. Terbukti dari tuturan “Ahmad, sekarang pulang!" Mitraa tutur merasa senang karena pengaruh dari D14. Bukti rasa senang itu adalah dari tindakan

“akhirnya mereka berempat berteman.” Pada D15 menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur merasa malu yang ditunjukkan dengaan tuturan “Ah Rafa … jadi malu nih…” D16 berakibat padaa mitra tutur menerima, hal ini tampak dari tuturan “Baik aku maafkan kalian” Pada D17 mitra tutur menjadi takut salah jalan, tampak dari tuturan “Ya udah belok kanan aja”, “Jangan, ke kiri aja!” D18 menimbulkan pengaruh pada mitra tutur bangga, tampak dari tuturan “Siapa dulu …!Doni gitu” . Pengaruh tuturan D19 terhadap mitra tutur yaitu terharu tampak dari tindakan (mendengar itu Wawan hanya menundukkan kepala). D20 menimbulkan pengaruh senang pada mitra tutur yaitu “Ya, sebenarnya aku juga naksir kamu…” Pengaruh tuturan D21 kepada mitra tutur adalah tidak percaya yaitu “ Wes ojo sumpah-sumpahan, gak apik…” D22 berpengaruh menyetujui terhadap mitra tutur yaitu tampak pada tuturan “Iya… yang manis ya..” D23 juga berpengaruh pada mitra tutur tampak pada tindakan (airmata menyiratkan kesedihan..).

(17)

BAB III SIMPULAN

Dari paparan data dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penggunaan tindak tutur lokusi yang terdapat dalam naskah drama siswa kelas

IXE MTsN Blitar tahun pelajaran 2010/2011 mencakup semua bentuk tutur yang dikemukakan Gorys keraf yaitu berbentuk naratif yaitu berisi tentang apa yang terjadi pada penutur, bentuk tutur deskriptif adalah bentuk tutur berupa

perincian, dan mengungkapkan perasaan, sedangkan bentuk tutur informatif berupa pemberitahuan tentang segala hal yang nyata.

2. Penggunaan tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam naskah drama siswa kelas IXE MTsN Blitar tahun pelajaran 2010/2011 mencakup semua bentuk tutur- bentuk tutur yang dikemukakan Searle yaitu (1) asertif yaitu mengikat penutur pada kebenaran; (2) direktif yaitu membuat pengaruh agar mitra tutur melakukan tindakan; (3) ekspresif yaitu menunjukkan sikap psikologis penutur; (4) komisif yaitu menyatakan janji atau penawaran; dan (5) deklarasi yaitu menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan.

3. Penggunaan tindak tutur perlokusi yang terdapat dalam naskah drama siswa kelas IXE MTsN Blitar tahun pelajaran 2010/2011 adalah heran, melakukan perbuatan, setuju, senang, penasaran, takut, ragu, malu, menerima, bangga, terharu, tidak percaya, marah, dan belum menerima. Selain itu dari tindak tutur lokusi dan ilokusi tidak ditemukan perlokusi karena pada D07 penutur berkeluh kesah pada Tuhan, D24 penutur berbicara sendiri dalam hati, dan D27 naskah tidak

menunjukan pengaruh tindakan kepada mitra tutur.

(18)

DAFTAR RUJUKAN

Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2004. Sosiolinguistik, Perkenalan Awal. Jakarta : Rineka Cipta.

Cummings Louise. 2007. Pragmatik, Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ensiklopedia. 2011.

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Drama&oldid=4877704.

Esten, Mursal. 1990. Kesusastraan,Pengantar Teori dan Sejarah.Bandung : Angkasa. Hadiati, Chusni.2007. Tindak Tutur dan Implikatur Percakapan Tokoh Wanita dan

Tokoh Laki-laki dalam Film “The Sound of Music”

(http://eprint.undip.ac.id/1750/1/chusnihadi.pdf.

Hartyanto, R.A. 2008. Tindak Tutur Film “Berbagi Suami” Karya Nia Dinata. (repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17844/.../Chapter%20II.pdf) Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik, Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Yogyakarta : Gelora Aksara Pratama.

Sudjiman, Panuti(Ed). 1984. Kamus Istilah Sastra. Jakarta : Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

Naskah dinas sebelum ditandangani oleh Kepala Dinas dan Sekretaris harus diparaf terlebih dahulu oleh maksimal tiga orang pejabat secara berjenjang untuk bertanggung

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di

In the text, Sharon uses SQL to test the requirements and business rules of the Tutor Management database.. In the scenarios, students use SQL to test the requirements and

Semakin besar kuat medan yang diberikan semakin lambat gerak pivoting (Gambar 4) dan gerak righting di bidang datar (Gambar 5) yang diperlihatkan anak-anak mencit

Rismayani, Pemanfaatan Teknologi Google Maps Api Untuk Aplikasi Laporan Kriminal Berbasis Android pada Polrestabes Makassa r, Jurnal Penelitian Pos dan

Studi arsip penelitian dilakukan dengan mengunjungi lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan arsip daerah di Banda Aceh. Penelitian ini menunjukkan bahwa uleebalang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tata kelola anggaran desa yang bersumber APBN dalam rangka mewujudkan pembangunan masyarakat pinggiran berbasis