• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN VOLUME BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 10 Surakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN VOLUME BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

i

MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN VOLUME BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

Disusun Oleh: DEWI AZIZAH

A 410 040 020

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi ini seiring dengan perkembangan teknologi, pelaksanaan pendidikan perlu ditingkatkan, baik pendidikan non formal (masyarakat), pendidikan formal maupun pendidikan informal. Lebih-lebih pada pendidikan formal yang memberikan kontribusi yang cukup besar pada seseorang, dalam hal kemampuan akademis. Sebab pada umumnya pendidikan formal yang melalui jalur sekolah ditunjuk untuk mempersiapkan lulusannya agar dapat hidup dalam masyarakat dan berpotensi untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Dalam upaya mencapai harapan tersebut, serangkaian kebijakan dan reformasi di bidang pendidikan khususnya pembelajaran makin dikembangkan. Salah satunya melalui efektifitas pembelajaran melalui tiap mata pelajaran.

Unsur-unsur yang sering dikaji dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa adalah pendekatan atau metode yang digunakan guru dalam memfasilitasi pembelajaran di sekolah. Berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel dan media lain. Sehingga siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Sikap-sikap tersebut

(3)

menempatkan siswa sebagai subjek pendidikan dan guru berperan sebagai fasilitator.

Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif dan inovatif pada siswa tidaklah mudah. Fakta yang terjadi guru dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar dan siswa menjadi pasif dalam belajar. Akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan dan berdampak pada prestasi belajar siswa yang rendah.

Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran matematika dapat diamati dari keberhasilan siswa yang mengikuti pembelajaran tersebut. keberhasilan itu sendiri dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan dalam pembelajaran. Namun pada kenyataanya prestasi belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai matematika siswa di rapor dibandingkan dengan pelajaran lainnya.

Banyak fakta menunjukkan bahwa pada pembelajaran matematika telah ditemukan keragaman masalah, yaitu:

(4)

2. Kreativitas siswa dalam membuat dan menyampaikan ide-idenya masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena guru kurang mendorong dan membantu siswa untuk memunculkan kreativitasnya.

Keragaman masalah di atas menggambarkan efektifitas belajar yang masih rendah.

Selain hal tersebut, pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan volume bangun ruang merupakan salah satu pokok bahasan yang sulit dipahami siswa. Bangun ruang merupakan bangun dimensi tiga yang sangat membutuhkan penalaran yang tinggi. Namun, pada pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang umumnya siswa tidak memperoleh konsep bangun ruang secara benar. Mereka memahami bangun ruang sama seperti mereka memahami bangun datar, karena memang sulitnya mencari media yang dapat menggambarkan bangun ruang secara tepat sehingga terpaksa digambar pada bidang datar.

(5)

Secara umum kesalahan proses pembelajaran yang menyebabkan kesulitan-kesulitan bagi siswa dalam satu pokok bahasan pada matematika disebabkan beberapa hal, yaitu: 1) proses pembelajaran matematika yang masih bersifat abstrak tanpa mengaitkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, 2) motivasi belajar matematika masih lemah karena ketidaktahuan mereka akan mempelajari matematika, 3) siswa tidak berani mengemukakan ide/gagasan pada guru, 4) peran guru masih dominan dalam proses pembelajaran. Kemungkinan ini, seharusnya menjadi perhatian yang lebih bagi para pendidik dalam menyampaikan pelajaran matematika.

Untuk mengantisipasi masalah-masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, maka perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Para guru harus menyusun dan menerapkan berbagai metode yang bervariasi. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa adalah pendekatan kontekstual.

(6)

Tugas guru dalam mengelola kelas kontekstual sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Sesuatu yang baru (yiatu pengetahuan dan ketrampilan) datang dari “menemukan sendiri” bukan dari “apa kata guru”. Sehingga belajar akan menjadi lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja bukan transfer dari guru ke siswa. Proses pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil.

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan kretivitas siswa perlu adanya kerjasama antara guru matematika dan peneliti yaitu melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Proses PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru matematika untuk mengidentifikasi masalah–masalah pembelajaran sekolah, sehingga dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan. Dengan demikian proses pembelajaran di sekolah dengan menerapkan pendekatan kontekstual diharapkan dapat membantu guru mengaitkan materi dengan dunia nyata dan membantu meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(7)

B. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini dibatasi hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran matematika yang akan diterapkan adalah dengan pendekatan kontekstual (konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari).

2. Pokok Bahasan yang dibahas adalah Volume Bangun Ruang.

3. Kreativitas dalam pembelajaran matematika dibatasi pada kreativitas siswa membuat dan mengemukakan ide atau gagasan, ketepatan dalam menggunakan alat peraga, bertanya kepada guru atau teman, mengerjakan latihan soal dan Pekerjaan Rumah (PR).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dikemukakan rumusan masalah yang diangkat penulis adalah

1. Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika sampai 65%?

(8)

2. Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran matematika sampai 65%?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika pada pokok bahasan Bangun Ruang dengan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa. Secara khusus penelitian ini bertujuan:

1.Untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan kontekstual.

2.Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan kontekstual.

E. Manfaat Penelitian.

Sebagai penelitian tindakan kelas, penelitian ini memberikan manfaat konseptual. Utamanya kepada pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP), di samping itu juga kepada peningkatan efektifitas proses dan hasil pembelajaran di SMP.

1. Manfaat Teoritis

(9)

meningkatkan ketajaman dalam memahami konsep adalah pendekatan kontekstual. Sedangkan secara khusus, penelitian ini memberikan kontribusi kepada strategi pembelajaran matematika berupa pergeseran dari pembelajaran yang hanya mementingkan hasil ke pembelajaran yang mementingkan proses. 2. Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Endar Sugiarto (1999), pada hakekatnya pelanggan itu tidak membeli produk, tetapi mereka membeli pelayanan. Ini merupakan falsafah bisnis dalam upaya memberikan

organik cair, 3)Menganalisa kombinasi pesan yang paling efektif pada buklet pembuatan pupuk organik cair, 4)Menganalisa apakah karakteristik individu berkorelasi

[r]

Tahun 2ol2 tentang organisasi dan Tata Kerja Universitas Negeri Malang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2072 Nomor a%);. Keputusan Menteri Keuangan Nomor

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh (1) Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar mata pelajaran Korespondensi kelas X Kompetensi Keahlian

Sedangkan cakupan dalam sertifikasi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI no 18 tahun 2007 meliputi 10 komponen yaitu : (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan

There are two problems that become the focus of this thesis: (1) How is the major character, Maryam, portrayed, and (2) How are women’s positions in Iranian society reflected through

Dari hasil simulasi osilator atau osilasi bergandeng pada air track , diperoleh kesimpulan yaitu : dengan memasukkan nilai berupa konstanta pegas dan massa maka bentuk