• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ptk matematika sd Ptk matematika sd Ptk matematika sd Ptk matematika sd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ptk matematika sd Ptk matematika sd Ptk matematika sd Ptk matematika sd"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG NILAI TEMPAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN

RINGINSARI KECAMATAN TEMPUREJO KOTA Pasirian

Oleh:

NAMA ANDA

NIP.

SDN RINGINSARI

KECAMATAN TEMPUREJO

KOTA Pasirian

JAWA TIMUR

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini Disajikan :

“Untuk meningkatkan profesionalisme guru”

Dengan Judul :

“MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG NILAI TEMPAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN

RINGINSARI KECAMATAN TEMPUREJO KOTA Pasirian”

PENULISAN PTK DISAHKAN PADA TANGGAL: ...

Pengawas TK/SD

Kepala SDN RINGINSARI

Gugus 04

Kec.Tempurejo Kota Pasirian

NIP.

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Nilai Tempat melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas II SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian” Laporan Hasil PTK ini disusun dalam rangka upaya penulis mencoba untuk mendorong guru-guru di sekolah Dasar agar mau mengadakan penelitian (PTK) sehingga dapat digunakan umpan balik (feed back) yang pada akhirnya dapat memperbaiki proses Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas baik moral,mental, spiritual maupun material hingga terselesaikannya penulisan Penelitian Tindakan Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, modal penulis dimasa mendatang. Akhirnya penulis berharap semoga apa yang telah penulis sajikan dalam Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat diambil manfaatnya demi pengembangan ilmu pengetahuan.

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PUBLIKASI... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah ... 1

Rumusan Masalah ... 4

Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ... 5

Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA Metode Mengajar ... 7

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika... 10

Metode Demonstrasi... 10

Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subyek Penelitian ... 16

B. Deskripsi per Siklus ... 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi per Siklus ... 21

B. Pembahasan dari Setiap Siklus ... 25

BAB V KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT A. Kesimpulan ... 28

B. Saran Tindak Lanjut ... 28

DAFTAR PUSTAKA... 30

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(6)

sudah ada banyak terdapat kendala bagi para pelaksana pendidikan utamanya guru terbukti dengan dampak yang dilapangan antara lain:

1. Keterampilan anak didik masih sangat rendah, terutama tentang keterampilan 2. Tingkat pengetahuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika

lebih rendah dari mata pelajaran yang lain. 3. Suasana belajar kurang dinamis.

Permasalahan di atas disebabkan oleh dominasi guru masih tinggi, peran guru dalam proses belajar mengajar sebagai penyebar ilmu krang berperan sebagai fasilitator,guru masih banyak bergantung pada buku, guru masih dominan menggunakan ceramah dan mencatat, guru kurang mengoptimalkan bekerja bersaman-sama dan siswa dianggap lulus tes atau dapat mengerjakan tes tanpa memperhatikan aspek lain seperti kejujuran,pengendalian diri, penghargaan kepada orang lain, dan kemampuan bekerja sama.Demikian gambaran situasu pembelajaran saat ini yang terjadi di lapangan khususnya pembelajaran di Sekolah Dasar.Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses pembelajaran dari segi hasil.

(7)

sering kali terpaksa menggunakan metode pilihan. Agar usaha pendidikan tidak sia-sia.Berdasarkan hasil ulangan harian ke I mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar “Menentukan nilai tempat satuan, puluhan dan ratusan”, menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi.Dari 20 siswa di kelas II hanya 11 siswa yang mencapai tingkat penguasaaan materi sebesar 75% ke atas.Oleh karena itu, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan dalam pembelajaran.Dari hasil diskusi tersebut, maka terungkap masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu “Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi”. Setelah penulis menganalisa dengan melakukan diskusi dan tukar pendapat dengan teman sejawat selaku pengamat, maka diketahui bahwa faktor penyebab siswa kurang menguasai materi yang diajarkan adalah:

1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi 2. Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat.

Mengingat permasalahan tersebut adalah masalah yang bermuara dari dan dirasakan oleh guru kelas, maka peneliti berupaya mencoba cara yang paling efektif dalam memperkenalkan konsep kepada anak didik mencari yang paling mudah, dekat dengan diri siswa sehingga pelajaran Matematika menjadi menyenangkan, maka dari itu penulis mengajukan penelitian dengan judul “Meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai tempat melalui metode demonstrasi pada siswa kelas II SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian”.

B. Rumusan Masalah

(8)

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman tentang nilai tempat pada siswa kelas II SDN Ringinsari?

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran a. Manfaat bagi guru

1. Dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat dan benar, serta dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan tepat, mampu menyelesaikan soal yang tak terbatas dalam waktu yang relative singkat.

2. Hasil perbaikan ini dapat dijadikan bahan masukan dan perbandingan dalam melaksanakan proses pemahaman nilai tempat pada siswanya, sehingga pelaksanaan kegiatan guru lebih berkembang dan terarah dalam pengelolaan situasi dan kondisi siswa.

3. Untuk bahan pertimbangan dalam peningkatan prestasi siswa di masa yang akan datang.

4. Untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan proses/hasil pembelajaran dengan manfaat metode yang tepat.

5. Membantu guru berkembang secara professional. 6. Meningkatkan rasa percaya diri guru.

2. Bagi Kepala Sekolah

1. Sebagai bahan masukan atau input untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam

2. mengambil kebijaksanaan untuk membina guru dalam menentukan keberhasilan

3. pengelolaan pembelajaran di sekolah.

4. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SDN Ringinsari

(9)

3. Bagi Peneliti Lain

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Mengajar

Matematikan merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek anstrak dan dibangun melalui proses penalaran dedukatif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Dalam pembelajaran matematika agar mudah dipahami oleh siswa, prosespenalaran induksi dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran dedukatif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyeledikan, eksplorasi dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah malalui pola piker dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui symbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten.Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai SD dan MI sampai SMA, adalah sebagai berikut:

1. Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.

(11)

4. Menunjukkan kemampuan strategi dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam penyelesaian masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

6. Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat esensial materi, dan terpakainya dalam kehidupan sehari-hari secara rinci, standar kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 500.

B. Geometri dan Pengukuran

Menggunakan pengukuran waktu, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah.Keberhasilan siswa dalam belajar matematika dipengaruhi banyak factor, baik itu dalam diri siswa sendiri (intern) maupun dari luar (ekstern).Salah satu factor yang berasal dari luar adalah metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

(12)

seorang guru dapat mengkombinasikan beberapa metode yang memang diperlukan.

Seorang guru hanya menggunakan metode yang monoton (tida bervariasi) tanpa memperhatikan jenis materi yang sedang diajarkannya, biasanya akan membosankan,sehingga dapat mengurangi kegairahan belajar siswanya. Dengan sendirinya akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajarnya.Seorang guru yang mau memperhatikan perubahan jaman dewasa ini, dia akan mengembangkan dirinya dengan menyesuaikan metode mengajarnya dengan keberadaan siswa pada jamannya dia akan dianggap sosok guru idola, hal ini memang penting. Macam-macam metode menurut Ruseffendi, (1990:34) adalah: macam-macam metode pembelajaran metamatika meliputi metode (1) ceramah (2) expositori (3) demonstrasi (4) latihan dan praktek (5) Tanya jawab (6) diskusi (7) permainan (8) karya wisata (9) laboratorium (10) kegiatan lapangan (11) inkuiri (12) pemecahan masalah (13) pemberian tugas/pekerjaan rumah (14) metode proyek (15) pengajaran beregu (16) Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Dalam kegiatan belajar mengajar matematika, seorang guru dituntut memiliki seperangkat keterampilan dasar mengajar matematika. Menurut Hasibuan dan Mujiono (1986) bahwa keterampilan mengajar dapat berupa: “(1) keterampilan member penguatan (Reinforcement) (2) keterampilan bertanya (3) keterampilan menggunakan variasi (4) keterampilan menjelaskan (50 keterampilan membuka dan menutup pelajaran

C. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi.

Metode demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan dan mempertunjukkan yaitu sebuah tindakan atau posedur yang

(13)

penjelasan, ilustrasi, atau pernyataan secara lisan Winarno mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta, atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas (Winarno, 1980:87). Batasan yang dikemukakan Winarno memberikan kepada kita,bahwa untuk mendemonstrasikan atau memperagakan tidak harus dilakukan oleh guru sendiri dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses.

Dengan memperdulikan batasan metode demonstrais seperti dikemukakan oleh Cardille dan Winarno, maka dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar-mengajar yang sengajar mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa. Dengan batasan metode demonstrasi ini, menunjukkan adanya tuntutan kepada guru untuk merencanakan penerapannya, memperjelas demonstrasi oral maupun visual, dan menyediakan peralatan yang diperlukan.

2. Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi barangkali lebih sesuai untuk mengajarkaan keterampilan tangan ini dimana gerakan jasmani dan gerakan-gerakan dalam memegang sesuatu benda akan dipelajari, ataupun untuk mengajar hal-hal yang bersifat rutin (Staton,1978:91). Dengan kata lain, metode demonstrasi bertujuan untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan fisik daripada keterampilan-keterampilan-keterampilan-keterampilan intelektual.Cardille mengemukakan bahwa metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk: 1. Mengajar siswa tentang bagaimana melakukan sebuah tindakan atau

menggunakan suatu prosedur atau produk baru.

2. Meningkatkan kepercayaan bahwa suatu prosedur memungkinkan bagi siswa.

(14)

Sedangkan Winarno mengemukakan bahwa tujuan penerapan metode demonstrasi Mengajarkan suatu proses, misalnya proses pengaturan, proses pembuatan, proses kerja.Proses mengerjakan dan menggunakan.

Menginformasikan tentang bahan yang diperlukan untuk membuat produk tertentu.Mengetengahkan cara kerja. (Winarno, 1980:87-88).

Berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan penerapan metode demonstrasi yang dikemukakan oleh Staton, Cardille, dan Winarno, dapat diidentifikasi tujuan penerapan metode demonstrasi yang mencakup:

1. Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur keterampilan-keterampilan.

2. Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan penglihatan para siswa secara bersama-sama.

3. Mengkonkretkan infomasi yang disajikan kepada para siswa.

3. Keunggulan Metode Demonstrasi.

Dengan mempertunjukkan atau memperagakan suatu tindakan, proses, atau prosedur, maka metode demonstrasi memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut:

1. Memperkecil kemungkinan salah bila dibandingkan kalau siswa hanya membaca atau mendengar penjelasan saja, karena demonstrasi memberikan gambaran konkret yang memperjelas perolehan belajar siswa dari hasil pengamatannya.

2. Memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan demonstrasi,sehingga memberi kemungkinan yang besar bagi para siswa memperoleh pengalaman-pengalaman langsung. Peluang keterlibatan siswa memberikan kesempatan siswa mengembangkan kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan.

3. Memudahkan pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang dianggap penting,sehingga para siswa akan benar-benar memberikan perhatian khusus kepda hal tersebut.

(15)

mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum mereka ketahui selama demonstrasi berjalan, jawaban dari pertanyaan dapat disampaikan oleh guru ada saat itu pula.

D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa

Sebelum mengajar atau pembelajaran dilaksanakan, seorang guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menentukan konsep materi yang akan dipelajari siswa, mencari dan merumuskan masalah yang sesuai dengan konsep tersebut, serta merencanakan strategi pembelajaran yang cocok.Mengacu dari metode yang dipergunakan, maka selama proses kegiatan belajar mengajar siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena langsung diberikan contoh konkretnya.

Menurut Basyirudin Usman (2002:46) menyatakan bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan.

(16)

Berdasarkan uraian di atas maka penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan nilai tempat ratusan, puluhan.Adapun prosedur demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran, dalam hal ini untuk meningkatkan pemahaman pada pelajaran matematika pada pokok bahasan nilai tempat adalah:

1. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran. 2. Memberikan penjelasan tentang topic yang akan didemonstrasikan.

(17)

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

Lokasi Penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian.Waktu yang digunakan peneliti dalam melakasanakan penelitian tindakan kelas ini selama 2 siklus, yaitu pada tanggal 13 Oktober 2011 (Siklus 1) dan 20 Oktober 2011 Mata pelajaran yang diteliti adalah Matematika dengan materi pembelajaran nilai tempat, Kelas II Semester I SDN Ringinsari Tahun Pelajaran 2011/2010.Jumlah siswa SDN Ringinsari kelas II B berjumlah 20 siswa, terdiri dari 10 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.Karakteristik siswa adalagh meliputi latar belakang ekonomi yang sebagian besar siswa berasal dari keluarga kurang mampu, pendidikan orang tua pada umumnya hanya sebatas lulus Sekolah Dasar (SD).

B. Deskripsi Per Siklus

Penelitian ini mengenai peningkatak pemahaman nilai dengan menggunakan metode demonstrasi dilaksanakan melalui beberapa tahapan.Tahapan yang dimaksud adalah perencanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut dilaksanakan dalam dua siklus sebagaimana dijelaskan berikut ini:

1. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus pertama ini adalah:

1. Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) 2. Menyiapkan media pembelajaran

3. Menyiapkan LKS

2. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pada siklus pertama ini adalah:

(18)

2. Siswa mencatat penjelasan guru.

3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan dalam memahami materi pelajaran.

4. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis. 5. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.

3. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengamatan pada siklus pertama ini adalah:

1. Mengamati aktifitas siswa dalam menjawab soal.

2. Mengamati aktifitas siswa dalam kerja kelompok mengerjakan LKS. 3. Mengamati aktifitas siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompok. 4. Mengamati aktifitas guru dalam proses pembelajaran.

4. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi siklus 1 ini adalah: 1. Mancatat hasil pengamatan ;

2. Mengevaluasi hasil pengamatan; 3. Menganalisis hasil pembelajaran; dan

4. Memperbaiki kelemahan untuk siklus berikutnya.

Adapun yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus 2 adalah:

1. Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP)

2. Memadukan hasil refleksi siklus 1 agar siklus 2 lebih efektif 3. Menyiapkan media pembelajaran

4. Menyiapkan tes tulis

2. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pada siklus kedua ini adalah:

1. Guru menjelaskan materi tentang nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan.

(19)

4. Secara berkelompok, siswa diminta mengerjakan LKS (menyebutkan nilai tempat)

5. Melalui perwakilan, tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

6. Guru memberikan soal tes akhir siklus 2.

3. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengamatan pada siklus 2 ini adalah:

1. Mengamati aktifitas siswa dalam menjawab soal.

2. Mengamati aktifitas siswa dalam kerja kelompok mengerjakan LKS.

3. Mengamati aktifitas siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompok.

4. Mengamati aktifitas guru dalam proses pembelajaran. 5. Mengamati perkembangan materi

4. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi siklus kedua ini adalah: 1. Mancatat hasil pengamatan ;

(20)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus

Dari tindakan yang telah dilaksanakan dapat dilaporkan adanya peningkatan kemampuan mengajar pada guru dan peningkatan pemahaman nilai tempat melalui metode demonstrasi pada siswa kelas II SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian.

Peningkatan kemampuan mengajar tersebut antara lain:

1. Kebiasaan mengajar yang membiasakan guru aktif menjelaskan dan menerangkan mulai berkurang, dan berubah menjadi bimbnag dan mengembangkan inisiatif siswa.

2. Kebiasaan siswa yang biasa pasif, berubah menjadi aktif dalam mengidentifikasi

3. Setiap akhir pelajaran, siswa memperoleh hasil belajar (produk) selama proses belajar berlangsung melalui diskusi kelompok maupun individu. 4. Pada saat pembelajaran guru, mulai selalu memeprhatikan:

a. Perbedaan individu b. Pengorganisasian kelas c. Variasi pembelajaran

5. Guru lebih banyak mendorong siswa berkreatif dan menciptakan iklim belajar yang kondisif.

6. Hasil penelitian dalam proses analisis data berupa peningkatan pemahaman nilaitempat melalui metode demonstrasi pada siswa kelas II SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian berupa tes tulis. Proses analisis data tersebut disajikan dalam 2 siklus sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis data tersebut terhadap pemahaman nilai tempat, maka dapat ditentukan jumlah siswa yang mendapat nilai sama.

(21)

1. Siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 3 anak 2. Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 5 anak 3. Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 9 anak 4. Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 anak

Untuk lebih jelasnya, hasil analisis data pemahaman nilai tempat pada siklus 1,dipaparkan berikut ini.

Tabel 4.1 : Hasil Tes Akhir Pada Siklus 1

No Nama Siswa Nilai

Jumlah Rata-rata Prosentase

Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan bahwa pemahaman siswa kelas II dalam memahami materi nilai tempat masih belum maksimal.Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus 2.Daftar nilai tersebut jika disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Dalam proses pembelajaran siklus 2, siswa kelas II melanjutkan menjawab soal melalui tes tulis. Berdasrkan hasil analisis data terhadap pemahaman nilai tempat, maka ditentukan jumlah siswa yang mendapat nilai yang sama. Secara lengkap hasil analisis data nilai siswa kelas II SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian diuraiakan sebagai berikut :

a. Siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 0 anak b. Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 anak c. Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 3 anak d. Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 8 anak e. Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 4 anak

(22)

Tabel 4.2 : Hasil Tes Akhir Pada Siklus 2

No Nama Siswa Nilai

Jumlah Rata-rata Prosentase

Hasil penelitian pada siklus 2 menunjukkan bahwa pemahaman siswa kelas II dalam memahami materi nilai tempat sudah banyak mengalami pengingkatan yang bermakna atau signifikan.

Daftar nilai tersebut jika disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

B. Pembahasan Setiap Siklus

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dalam siklus 1 dan 2,terlihat jelas ada peningkatan pemahaman materi nilai tempat melalui metode demonstrasi pada siswa kelas II SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian.Peningkatan tersebut disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 : Perbandingan hasil tes Akhir pada Siklus 1 dan 2

(23)

Rata-rata Prosentase

Berdasarkan tabel di atas Nampak 18 siswa telah mampu memahami materi nilai tempat melalui metode demonstrasi dan hampir seluruh siswa mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari siklus 1 ke siklus 2.Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan metode demonstrasi sangat tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa khususnya tentang nilai tempat.Untuk lebih jelasnya adanya peningkatan tersebut lihat gambar dalam grafik di bawah ini.

Tabel hasil tes akhir siklus I dan II

No Nama Siswa Siklus I Siklus II Ketuntasan

Tuntas

Jumlah Rata-rata Prosentase

Berdasarkan grafik di atas terlihat peningkatan yang signifikan mulai dari pra siklus (55%), kemudian pada siklus 1 meningkat menjadi 65% dan siklus 2 meningkat menjadi 90%.

BAB V

KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Setelah adanya kegiatan perbaikan pembelajaran dapat ditarik kesimpulan sebagai 1. Dengan menggunakan metode demonstrasi, ternyata mampu meningkatkan

(24)

2. Dengan meningkatnya pemahaman siswa kelas II SDN Ringinsari pada materi tentang nilai tempat, maka prestasi siswa pun juga ikut meningkat. B. Saran Tindak Lanjut

Agar penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat untuk sesame, maka dikemukakan saran-saran berikut ini:

1. Diharapkan agar pembaca, khususnya rekan-rekan guru melakukan penelitian lanjutan.Misalnya melakukan timdakan kelas mengenai peningkatan pemahaman siswa melalui media atau metode pembelajaran yang lain.

2. Walaupun hasil penelitian tindakan kelas ini belum tentu cocok diterapkan di lembaga pendidikan lain, peneliti tetap berharap agar hasil penelitian ini tetap dapat dilaksanakan yaitu penggunaan metode yang tepat untuk meningkatkan pemahaman nilai tempat pada siswa. Hal yang demikian perlu dilakukan, karena dengan penggunaan metode yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat bagi banyak pihak.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Jamara Syaiful. (2000). Keunggulan Metode Demonstrasi. Jakarta: Bina Aksara.

Cenei (1986).Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi. Boston: Allyn & Bacon.

Mujiono.(1986). Keterampilan Dasar Mengajar Matematika. Jakarta: Intan Pariwara.

(25)

Usman, Basyirudin. (2002). Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran.

Jakarta: Pustaka Jaya.

Staton (1978).Penerapan Metode Demonstrasi. Boston: Allyn & Bacon.

Winarno (1980).Pengertian Metode Demonstrasi. Jakarta: Rineka Cipta.

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1

Hari / Tanggal : Selasa, 13 Oktober 2011 Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : II/I Alokasi Waktu: 2 x 35 menit

STANDAR KOMPETENSI

(26)

KOMPETENSI DASAR

Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan. INDIKATOR

Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan. A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat menentukan nilai tempat sampai ratusan. B. TUJUAN PERBAIKAN

1. Mengaktifkan siswa dengan memberi atau menjawab pertanyaan.

2. Meningkatkan pemahaman siswa kelas II pada pelajaran matematika tentang nilai tempat.

C. MATERI POKOK

Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan D. METODE PEMBELAJARAN

1. Guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa. 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

3. Memotivasi siswa untuk dapat menentukan nilai tempat bilangan sampai dengan ratusan.

4. Apersepsi

b. Kegiatan Inti (45 menit)

1. Guru menjelaskan materi tentang nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan.

2. Siswa mencatat penjelasan guru.

3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan dalam memahami materi pelajaran.

4. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis. 5. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

(27)

Tes Awal : Mengamati keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan.

Tes tulis (terlampir)

Peseng, 2011 Kepala Sekolah Guru PKP

________________________ ____________________

BAB I

PENDAHULUAN PTK Matematika SD

(28)

Secara umum matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit dan tidak disukai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan hasil angket siswa kelas IV SDN Kludan yang menyatakan bahwa 45 % siswa tidak menyukai pelajaran matematika dan merasa sulit untuk mengikutinya. Oleh karena itu hasil pembelajaran matematika tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan Mulyana (2001) dalam kata pengantarnya menyatakan bahwa nilai matematika berada pada posisi yang paling bawah, sehingga tidak heran kalau nilai matematika dipakai sebagai tolak ukur dari kecerdasan siswa.

Kalau kita kaji lebih dalam hal tersebut bukan merupakan kesalahan siswa semata tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor guru itu sendiri sebagai pendidik .Kekurangan guru yang biasa dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar adalah mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, memberi hukuman tanpa melihat lataar belakang kesalahan, menunggu siswa berbuat salah, mengabaikan perbedaan siswa, merasa paling pandai, tidak adil, memaksa hak siswa, (Mulyasa, 2005:20). Namun menurut hasil pengamatan peneliti kesalahan yang biasa dilakukan guru dalam membelajarkan matematika di tempat peneliti hingga siswa cepat menjadi bosan adalah (1) Dalam membelajarkan matematika guru hanya berpedoman pada buku pegangan. (2) Penyampaian konsep sarat dengan hafalan-hafalan. (3) Kegiatan pembelajaran masih monoton. (4) Kurang memperhatikan keterampilan prasarat.

Keterampilan prasarat memang sangat diperlukan dalam pembelajaran, hal tersebut seperti yang dikemukakan oeh Gagne (dalam Degeng:1997:4) bahwa setiap mata pelajaran mempunyai prasarat belajar (learning prerequisites). Dalam hubungannya dengan pembelajaran matematika maka keterampilan prasarat yang harus dikuasai siswa umumnya adalah hitung dasar yang meliputi: penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian .Sebaik apapun konsep matematika yang disampaikan oleh guru pada pembelajaran matematika namun bila siswa tidak menguasai hitung dasar sebagai keterampilan prasaratnya maka hasil pembelajaran kurang memuaskan. PTK Matematika SD

Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas IV SDN Kludan tahun pelajaran 2005-2006 smester I tentang perkalian bersusun menunjukkan bahwa 20% siswa menguasai secara tuntas, 35% siswa agak menguasai,dan 45% kurang menguasai pada hal pada pembelajaran matematika sehari-hari guru sudah menjelaskan secara lisan, ditulis di papan tulis, memberi contoh, bahkan memberikan soal-soal latihan tentang perkalian bersusun, dan juga siswa sudah diberi kesempatan untuk bertanya ketika guru mengajar, namun sedikit sekali mereka yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru balik bertanya hanya beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar, itupun karena siswa tersebut memang pandai di kelasnya. Dan bila diberi tes perkalian rata-rata hasilnya rendah.

(29)

Berdasarkan masalah di atas peneliti akan berupaya meningkatkan kemampuan menghitung perkalai dengan media benda-benda sekitar yang dekat dengan siswa antara lain dengan jari tangan dan kartu bilangan. Dengan menggunakan media tersebut diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan hitung perkalian, lebih baktif, kreatif sehingga lebih banyak siswa yang mencapai ketuntasan dalan hafalan perkalian sampai bilangan 100, perkalian bersusun dan operasi perkalian

1.2 Perumusan Masalah

Berdasar uraian di atas maka penelitian ini ditekankan pada peningkatan kemampuan menghitung perkalian dengan media benda-benda terdekat pada pelajaran matematikan sisqa kelas IV SDN Kludan. Dengan demikian dapat dirumuskan permasalahan sebagaai berikut:

Bagaimana menggunakan media benda-benda terdekat dapat meningkatkan kemampuan menghitung siswa kelas IV SDN Kludan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pernyataan peneliti yang telah dirumuskan , tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menghitung perkalian siswa kelas IV SDN Kludan, dengan menggunakan media benda-benda terdekat.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah:

Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas belajar Kerja sama , dan kemampuan menghitung perkalian.

Bagi guru sebagai peneliti untuk meningkatkan profesionalisme dan mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian serupa lebih lanjut.

Bagi guru sejawat untuk memberikan motivasi serta referensi model-model pembelajaran yang positif.

Dengan adanya guru-guru mengadakan penelitian tindakan kelas berarti pembelajaran di kelas lebih berkualitas sehingga terjadi perubahan positif. PTK Matematika SD

1.5 Batasan Istilah

Adapun batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesanggupan atau Kecakapan untuk melakukan sesuatu, Kemisa (1997).

Menghitung perkalian adalah hitung perkalian dan Pembagian yang di ajarkan pada kelas IV SD yang meliputi: Menghafal perkalian dan pembagian sampai bilangan 100, hitung perkalian bersusun, dan operasi perkalian.

Media benda-benda terdekat adalah alat Bantu pembelajaran dengan menggunakan benda-benda terdekat seperti kartu bilangan dan jari tangan.

Bab II

(30)

2.1 Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran didevinisikan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa Degeng (1997:1). Bertolak dari devinisi tersebut pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegatan yang memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar. Pemberian fasilitas belajar bagi siswa memerlukan suatu strategi, yaitu strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran matematika adalah kegiaatan yang dipilih oleh pengajar (guru) dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan fasilitas belajara sehingga memperlanacar tujuan belajar matematika Hudoyo (dalam Harmini: 2003:9)

Pendidikan matematika di sekolah dasar merupakan basis pendidikan dalam membentuk insan Indonesia seutuhnya, seperti diisyaratkan dalam kebijakan-kebijakan pemerintah dari tahun ketahun. Lulusan sekolah dasar diharap dapat membekali dirinyaa dengan kemampuan-kemampuan yang memungkinkan mereka mau dan mampu menata kehidupan yang lebih layak baik dalam proses pendidikan formal selanjutnya maupun dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Sasaran tersebut dapat terjangkau jika program pembelajaran di sekolah memenuhi basis pendidikan bermutu.

Dalam Depdikbut (1993) disebutkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar berfungsi sebagai pengembang kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan - bilangan smbol-simabol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan mempermuda menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut pada jenjang sekolah dasar diutamakan agar siswa mengenal, memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam

Jadi dalam setiap pembelajaran matematika di sekolah dasar guru tidak cukup hanya memahami konsep hafalan-hafalan, tetapi lebih dari itu guru harus lebih dapat membuat bagaimana nalar serta sikap siswa terbentuk.untuk itu guru wajib berupaya mengembangkan diri dalam profesinya.

2.2 Peranan Media Pembelajaran

Pengertian media pendidikan menurut Aqip (2003:79) adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang memungkinklan siswa untuk memperoleh atau mencapai pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap.

(31)

dirumuskan dengan maksud terdapatnya suatu landasan berpijak yang menjadi titik berangkat guna pembahasan lebih lanjut. PTK Matematika SD

Media pendidikan mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi sosial, fungsi edukafif, fungsi ekonomi, fungsi politik, dan fungsi budaya, Hamalik (1980). Dalam hubungannya dengan fungsi edukatif media pendidikan mempunyai beberapa ciri yaitu:

Media pendidikan identik artinya dengan alat peraga yang berarti alat yang bisa diraba, dilihat, didengar, dan diamati oleh panca indra.

Tekanan utama terdapat pada benda atau hal yang dapat didengar atau di lihat. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan murid.

Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam kelas maupun di luar kelas.

Media pendidikan mengandung aspek–aspek sebagai alat dan teknik yang sangat erat hubungannya dengan metode mengajar.

Media merupakan alat Bantu belajar dan mengajar. Alat ini hendaknya ada ketika dibutuhkan ubntuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru yang menggunakannya. Agar kebutuhan yang beragam dari kurikulum dan siswa secara individu dapat terpenuhi, maka suatu variasi yang luas dan berjumlah besar memang diperlukan. Jika guru mengajar tanpa menggunakan atau dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan (media) untuk melaksanakan tugasnya maka hasilnya akan kurang memuaskan dan tak dapat dipertanggungjawabkan.

Media pendidikan mempunyai dampak yang berarti bagi siswadan citra diri mereka, jika media tersebut dipilih secara tepat dan ceramat dengan mempertimbangkan cirri-ciri media dan karakteristik siswa. Media pendidikan akan lebih efektif dan efisien penggunaannya jika guru sudah terlatih dan terbiasa menggunakannya.

Mengingat betapa penting peran media pendidikan dalam kegiaatan belajar mengajar maka dalam setiap pembelajaran hendaknya menggunakan media pendidikan. Media pendidikan yang baik hendaknya disesuaikan dengan karakter siswa dan juga dikenal oleh siswa. Media yang dikenal siswa adalah benda-benda terdekat atau di lingkungan sekitar siswa.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PTK Matematika SD

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasar pada latar belakang penelitian , maka pendekatan penelitian ini adalah

(32)

kesimpulan atau dari khusus ke umum) dan berlangsung sejak dimulai sampai pengumpulan data selesai, (5) pengumpulan data dilakukan secara simultan atau berkesinambungan, baik dalam hal metode, sumber, dan pengumpulan data.

Pendekata kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang fenomena yang tampak selama pembelajaran berlangsung. Fenomena yang dimaksud adalah situasi kelas dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3.2 Model Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action reseach) karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah di kelasdan dilakukan sesuai dengan langkah – langkah pada penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kajian digunakan sebagai dasar untuk mengatasi masalah .Dalam proses perencanaan yang telah disusun dilakukan observasi dan evaluasi dan hasilnya difahami sebagaai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahapan perencanaan. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan bersinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai, Wibawa (2004:4).

Dalam penelitian ini guru bekerjasama dengan mitra kalaborasi yaitu guru kelas IV dan teman sejawat. Hal ini dimaksudkan agar konsentrasi guru dalam mengajar tidak terbelah oleh hal-hal lain. Dengan cara ini diharapkan akan didapatkan data yang seobjetif mungkin demi kefalidan data yang diperlukan.

3.3 Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Kludan Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Alasan pemilihan lokasi ini adalah peneliti mengajara di SD tersebut dan lokasi SD ini berada di tengah kota Kecamatan Tanggulangin. Penelitian ini dilaksanakan mulai September sampai bulan November tahun 2006 smester I, pada kelas IV SDN Kludan Tanggulangin dengan jumlah siswa 49 anak yang terdiri atas 24 siswa putra dan 25 siswa putrid. PTK Matematika SD

3.4 Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh diambil dari hasil kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran matematika hitung perkalian dan pembagian pada siswa kelas IV SDN kludan. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) data dari angket siswa, pengamatan peneliti terhadap hasil pembelajaran matematika, dan dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV, (2) Dari hasil catatan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung, (3) dari hasil belajar siswa melalui tes yang dilakukan selama proses pembelajaran perkalian dan pembagian.

(33)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN BINATANG DENGAN BAHASA TULIS MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BINATANG PADA SISWA KELAS II SDN 02 PEDAWANG PEKALONGAN

MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

B. MATA PELAJARAN DAN BIDANG KAJIAN

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

(34)

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan benar, maka diperlukan pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia. Pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Oleh karena itu pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan, yakni dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri bagi seorang guru, mengingat bahasa ini bagi sebagian sekolah merupakan bahasa pengantar yang dipakai untuk menyampaikan materi pelajaran yang lain. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif (Depdiknas, 2006).

Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan, khususnya dalam aspek menulis. Menurut Johana Pantow dkk (2002) yang tersedia dalam http://digilib.itb.ac.id pada tanggal 26 Januari 2008, menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan, menulis merupakan suatu tuntutan keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia sebagai bahasa tulis. Oleh karena itu, sejak dini pengajaran bahasa selalu harus didasarkan pada keterampilan bahasa dimana salah satunya adalah writing.

(35)

menulis yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis.

2. Kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari lingkungan belajar.

3. Pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan daya imajinasi siswa dan kreativitas siswa dalam berbahasa maupun bersastra. 4. Media yang digunakan dalam pembelajaran yang kurang sesuai sehingga

siswa kurang bersemangat dalam belajar.

Menurunnya prestasi belajar siswa dapat dibuktikan dengan hasil tes pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis pada tanggal 15 Januari 2008, dengan tujuan pembelajaran mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis menggunakan media gambar yang dilaksanakan pada siswa kelas II SDN 02 Pedawang Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia dalam aspek menulis untuk kelas II semester II SDN 02 Pedawang Pekalongan. Dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka guru harus mengambil tindakan, yakni dengan mencari dan menggunakan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang efektif, inovatif, dan berpotensi memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis yang berakibat pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Dengan demikian guru dapat merancang suatu bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan melalui pendekatan kontekstual dengan media gambar sebagai media alternatif dalam pemecahan masalah tersebut.

(36)

sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1). Media gambar dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam mendeskripsikan seekor binatang dengan bahasa tulis. Media gambar digunakan dalam penelitian ini karena pola berpikir siswa kelas II yang masih memerlukan media pembelajaran yang konkrit. Dengan kedua hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SDN 02 Pedawang kabupaten Pekalongan dalam mendeskripsikan bintang dengan bahasa tulis.

D. RUMUSAN MASALAH DAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah :

 Apakah melalui pendekatan kontekstual dengan menggunakan media gambar binatang dapat meningkatkan keterampilan kelas II SDN 02 Pedawang kabupaten Pekalongan dalam mendeskripsikan binatang yang ada di sekitar dengan bahasa tulis?

 Apakah melalui pendekatan kontekstual dengan media gambar dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas II SDN 02 Pedawang kabupaten Pekalongan dalam pembelajaran?

 Bagaimana keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual?

2. Rencana Pemecahan Masalah

(37)

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut, dilakukan dengan suatu pembelajaran yang inovatif dan diyakini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SDN 02 Pedawang Pekalongan. Pembelajaran inovatif dalam penelitian ini menggunkan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning), dengan media berupa gambar binatang sebagai media dalam pembelajaran individu (siklus I), puzzle (potongan gambar) seekor binatang sebagai media dalam pembelajaran berbasis kelompok (siklus II), puzzle (potongan gambar) beberapa binatang dalam satu lingkugan tempat hidupnya sebagai media untuk pembelajaran berbasis kelompok (siklus III). Ketiga media yang digunakan dalam PTK tersebut untuk merangsang keaktifan siswa dalam bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan gambar, serta untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam menyusun puzzle. Selain itu juga sebagai alat bantu dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam medeskripsikan binatang dalam bentuk tulisan. Dengan penelitian tindakan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan nilai rata-rata kelas dalam pencapaian tujuan tersebut di atas 70 dan dalam pembelajaran menulis setiap siswa diharapkan dapat memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia aspek menulis kelas II semester II yang telah dibuat dan ditentukan oleh SDN 02 Pedawang kabupaten Pekalongan, yakni 70.

E. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk :

 Mengungkap suatu pendekatan atau model serta media pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SDN 02 Pedawang kabupaten Pekalongan dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis.

 Mengungkap suatu pendekatan atau model pembelajaran serta media yang dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas II SDN 02 Pedawang kabupaten Pekalongan dalam pembelajaran.

(38)

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki mutu pembelajaran menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas II semester II dengan menggunakan media gambar binatang melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar bahasa Indonesia, khususnya dalam aspek menulis. Dengan demikian, siswa dapat menyukai kegiatan menulis dan dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam menuangkan berbagai ide, gagasan, serta pengalamannya dalam sebuah tulisan imajinatif yang

dapat dinikmati oleh orang lain.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat memberikan pengalaman dan wawasan bagi guru bahwa dalam membelajarkan bahasa Indonesia pada aspek menulis, khususnya bagi siswa kelas rendah yang membutuhkan suatu pendekatan dalam pembelajaran sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan rasa senang pada siswa pada saat pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat termotivasi dalam belajar dan akan berakibat pada pencapaian prestasi belajar yang maksimal dan sesuai dengan harapan.

c. Bagi Sekolah

Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolok ukur dalam peningkatan dan perbaikan mutu pembelajaran menulis di sekolah.

(39)

2. Hipotesis Tindakan

H. METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian

2. Perencanaan Tahap Penelitian 3. Tempat Penelitian

4. Subjek Penelitian 5. Data dan Sumber data 6. Teknik Pengumpulan data 7. Teknik Analisis data 8. Indikator Keberhasilan

I. JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

J. TIM PENELITIAN DAFTAR PUSTAKA

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG KONSEP LISTRIK DENGAN METODE

DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI SUKOSARI 01 KECAMATAN KASEMBON

KABUPATEN MALANG TAHUN 2006 / 2007

BAB I

PENDAHULUAN

PTK IPA SD

A. Latar Belakang Masalah

(40)

memberi dan menerima, diakhiri evaluasi yang sengaja dilakukan guru untuk mengetahui seberapa

jauh tingkat pemahaman siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses belajar mengajar, mata pelajaran IPA, kurang

diminati siswa sebab dianggap sulit sehingga prestasi belajar siswa pada umumnya rendah. (Dyah

H. 2002).

Salah satu indikator rendahnya hasil belajar siswa pemanfaatan KIT IPA pada kegiatan belajar

pada mata pelajaran tersebut belum maksimal. Pada umumnya metode yang digunakan dalam

proses belajar mengajar IPA masih didominasi oleh metode ceramah, tanya jawab dan pemberian

tugas. Sebaliknya strategi pembelajaran praktik dan demonstrasi oleh KIT IPA sering diabaikan,

khususnya pada kegiatan pembelajaran konsep listrik.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru perlu memanfaatkan KIT IPA. Dengan menggunakan

metode demonstrasi diharapkan siswa dapat berpartisipasi dan prestasi siswa dapat meningkat.

B. Indentifikasi Masalah

Mata pelajaran IPA di sekolah kurang diminati siswa karena dianggap menjenuhkan. Oleh karena

itu perlu upaya perbaikan managemen proses pembelajaran dengan metode dan pendekatan yang

tepat.

Dalam rangka membangkitkan motivasi dan meningkatkan prestasi belajar, demonstrasi

merupakan metode yang sesuai untuk meningkatkan prestasi siswa, khususnya pada

pembelajaran konsep listrik.

C. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas VI Sekolah Dasar tentang konsep listrik”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

(41)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah :

1. Bagi Guru : meningkatkan proses dan hasil pembelajaran guru.

2. Bagi Murid : Pelajaran IPA lebih menarik dan menyenangkan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

PTK IPA SD

1. Pengertian Prestasi Belajar

“Prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang tinggi yang dicapai

menurut anak dalam mengejar sesuatu pada waktu tertentu.” Sumartono (1992 : 18) dengan

demikian hasil belajar IPA dapat diartikan sebagai sesuatu yang menunjukkan hasil belajar yang

telah dicapai oleh siswa setelah mempelajari IPA.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Wasty Sumanto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi

tiga kelompok yaitu :  Faktor stimulus.

 Faktor metode mengajar.  Faktor individu.

Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai ketiga faktor tersebut :

1. Faktor Stimulus

Yang dimaksud dengan faktor stimulus adalah segala hal di luar individu yang merangsang untuk

mengadakan reaksi atau perubahan, penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang

diterima.

2. Faktor Metode Mengajar

(42)

yang dipakai guru sangat menentukan dalam mencapai prestasi belajar siswa.

“metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”. (Winarno

Surachmand, 1980 : 80)

Jadi jelaslah bahwa metode menentukan pencapaian tujuan pengajaran.

3. Faktor Individual

Selain kedua faktor di atas, faktor individual sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan

belajar siswa, bahwa pertumbuhan dan usia seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

Semakin dewasa individu semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.

3. Tinjauan Tentang Metode Mengajar

Banyak metode mengajar digunakan oleh para guru dalam proses belajar mengajar. Semua

metode mengajar itu dapat diterapkan.

“Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud tertentu,

cara menyelidiki (mengajar dan sebagainya)”. (W.J.S Poerwadarminta, 1986 : 646).

Yang dimaksud dengan metode mengajar menurut T. Raka Joni dalam bukunya “Strategi Belajar

Belajar” adalah sebagai berikut :

Metode mengajar adalah cara, yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan

cara-cara yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. (T. Raka Joni, 1980 : 783).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat,

bagaimana guru mengajar suatu materi pelajaran secara terarah, efisien dan sistematis untuk

mencapai tujuan belajar.

Salah satunya adalah metode demonstrasi.

BAB III

METODE PENELITIAN

PTK IPA SD

(43)

Identifikasi masalah pembelajaran kelas ditemukan bahwa siswa-siswa kelas VI SD Negeri

Sukosari 01 kurang berminat belajar IPA dan hasil belajar mereka masih rendah, berdasarkan

masalah tersebut disusun perencanaan pembelajaran tentang konsep listrik dengan menggunakan

metode Demonstrasi.

Selama proses pembelajaran dilakukan observasi dan pengukuran hasil pembelajaran sebagai

bahan refleksi.

A. Subjek Penelitian

Subjek PTK ini adalah siswa-siswa kelas VI SD Negeri Sukosari 01 Kecamatan Kasembon Tahun

Pelajaran 2006 / 2007 sebanyak 19 anak.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama dan sesudah pembelajaran

berlangsung. Data hasil observasi dicatat sebagai catatan bebas. Data mengenai hasil belajar

siswa disaring melalui hasil tes, soal tersebut dibuat oleh guru sendiri. Data hasil tes ini diperlukan

untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa.

C. Metode Analisa Data

Data hasil observasi pembelajaran dianalisa, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan

pengetahuan guru. Hasil belajar siswa dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar siswa yakni 80%

dari jumlah siswa sudah mencapai 70% taraf penguasaan konsep yang diberikan.

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG KONSEP LISTRIK DENGAN METODE

DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI SUKOSARI 01 KECAMATAN KASEMBON

KABUPATEN MALANG TAHUN 2006 / 2007

BAB I

PENDAHULUAN

PTK IPA SD

A. Latar Belakang Masalah

(44)

memberi dan menerima, diakhiri evaluasi yang sengaja dilakukan guru untuk mengetahui seberapa

jauh tingkat pemahaman siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses belajar mengajar, mata pelajaran IPA, kurang

diminati siswa sebab dianggap sulit sehingga prestasi belajar siswa pada umumnya rendah. (Dyah

H. 2002).

Salah satu indikator rendahnya hasil belajar siswa pemanfaatan KIT IPA pada kegiatan belajar

pada mata pelajaran tersebut belum maksimal. Pada umumnya metode yang digunakan dalam

proses belajar mengajar IPA masih didominasi oleh metode ceramah, tanya jawab dan pemberian

tugas. Sebaliknya strategi pembelajaran praktik dan demonstrasi oleh KIT IPA sering diabaikan,

khususnya pada kegiatan pembelajaran konsep listrik.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru perlu memanfaatkan KIT IPA. Dengan menggunakan

metode demonstrasi diharapkan siswa dapat berpartisipasi dan prestasi siswa dapat meningkat.

B. Indentifikasi Masalah

Mata pelajaran IPA di sekolah kurang diminati siswa karena dianggap menjenuhkan. Oleh karena

itu perlu upaya perbaikan managemen proses pembelajaran dengan metode dan pendekatan yang

tepat.

Dalam rangka membangkitkan motivasi dan meningkatkan prestasi belajar, demonstrasi

merupakan metode yang sesuai untuk meningkatkan prestasi siswa, khususnya pada

pembelajaran konsep listrik.

C. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas VI Sekolah Dasar tentang konsep listrik”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

(45)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah :

1. Bagi Guru : meningkatkan proses dan hasil pembelajaran guru.

2. Bagi Murid : Pelajaran IPA lebih menarik dan menyenangkan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

PTK IPA SD

1. Pengertian Prestasi Belajar

“Prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang tinggi yang dicapai

menurut anak dalam mengejar sesuatu pada waktu tertentu.” Sumartono (1992 : 18) dengan

demikian hasil belajar IPA dapat diartikan sebagai sesuatu yang menunjukkan hasil belajar yang

telah dicapai oleh siswa setelah mempelajari IPA.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Wasty Sumanto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi

tiga kelompok yaitu :  Faktor stimulus.

 Faktor metode mengajar.  Faktor individu.

Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai ketiga faktor tersebut :

1. Faktor Stimulus

Yang dimaksud dengan faktor stimulus adalah segala hal di luar individu yang merangsang untuk

mengadakan reaksi atau perubahan, penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang

diterima.

2. Faktor Metode Mengajar

(46)

yang dipakai guru sangat menentukan dalam mencapai prestasi belajar siswa.

“metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”. (Winarno

Surachmand, 1980 : 80)

Jadi jelaslah bahwa metode menentukan pencapaian tujuan pengajaran.

3. Faktor Individual

Selain kedua faktor di atas, faktor individual sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan

belajar siswa, bahwa pertumbuhan dan usia seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

Semakin dewasa individu semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.

3. Tinjauan Tentang Metode Mengajar

Banyak metode mengajar digunakan oleh para guru dalam proses belajar mengajar. Semua

metode mengajar itu dapat diterapkan.

“Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud tertentu,

cara menyelidiki (mengajar dan sebagainya)”. (W.J.S Poerwadarminta, 1986 : 646).

Yang dimaksud dengan metode mengajar menurut T. Raka Joni dalam bukunya “Strategi Belajar

Belajar” adalah sebagai berikut :

Metode mengajar adalah cara, yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan

cara-cara yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. (T. Raka Joni, 1980 : 783).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat,

bagaimana guru mengajar suatu materi pelajaran secara terarah, efisien dan sistematis untuk

mencapai tujuan belajar.

Salah satunya adalah metode demonstrasi.

BAB III

METODE PENELITIAN

PTK IPA SD

(47)

Identifikasi masalah pembelajaran kelas ditemukan bahwa siswa-siswa kelas VI SD Negeri

Sukosari 01 kurang berminat belajar IPA dan hasil belajar mereka masih rendah, berdasarkan

masalah tersebut disusun perencanaan pembelajaran tentang konsep listrik dengan menggunakan

metode Demonstrasi.

Selama proses pembelajaran dilakukan observasi dan pengukuran hasil pembelajaran sebagai

bahan refleksi.

A. Subjek Penelitian

Subjek PTK ini adalah siswa-siswa kelas VI SD Negeri Sukosari 01 Kecamatan Kasembon Tahun

Pelajaran 2006 / 2007 sebanyak 19 anak.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama dan sesudah pembelajaran

berlangsung. Data hasil observasi dicatat sebagai catatan bebas. Data mengenai hasil belajar

siswa disaring melalui hasil tes, soal tersebut dibuat oleh guru sendiri. Data hasil tes ini diperlukan

untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa.

C. Metode Analisa Data

Data hasil observasi pembelajaran dianalisa, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan

pengetahuan guru. Hasil belajar siswa dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar siswa yakni 80%

Gambar

Tabel 4.1 : Hasil Tes Akhir Pada Siklus 1
Tabel 4.2 : Hasil Tes Akhir Pada Siklus 2
Tabel hasil tes akhir siklus I dan II

Referensi

Dokumen terkait

Anda dapat meningkatkan rasa percaya diri anda dan keyakinan diri dengan bekerja serius terhadap peningkatan setiap karakter kepribadian yang mungkin mewajibkan anda dalam

bahan pentusun ransum alam broiler. Berdasarkan brhd kering bunAkit inri sawir. mcngandung prolein kasar 16.07%.. koadan ini diakibrtkr

Dalam penelitian ini stres kerja merupakan variabel mediasi/intervening, dari hasil tersebut terlihat bahwa hasil pengaruh tidak langsung lebih besar daripada pengaruh

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan skor secara keseluruhan yang dilakukan, sehingga diperoleh rata – rata skor siswa adalah 86,7625

Mengingat pemeriksaan internal berperan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal, khususnya pengelolaan gaji, berikut ini terdapat sebuah kasus yang berhubungan

Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan jawaban kuesioner sebesar 72%, dengan ketentuan tingkat kesalahan (α) = 0,05, diperoleh thitung lebih besar dari

Raif Ahmad Nakhlan A Ravael Setiawan Rizqy Ziffana Maurine Syifa Aprilia Az-Zahra Ziyanatun Abidah Dalilah Zulfa Ainiyah.. Mengetahui, Gumayun, 13 - 2

Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan perubahan temperatur pada aliran minyak yang akan memperbaiki karakteristik nyala, hal ini akan ditunjukkan oleh adanya perubahan