• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA STATUS IS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA STATUS IS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA: STATUS, ISSU DAN PROSPEK Anselmus Y. Mones

I. Pendahuluan

Pendidikan merupakan jantung kehidupan sebuah bangsa. Tanpa pendidikan, suatu bangsa tidak akan berarti apa-apa, suatu bangsa akan mati, lumpuh- dan tak berkembang. Pembahasan mengenai pendidikan merupakan pembahasan yang panjang dan tak akan ada hentinya. Sebab secara umum masalah pendidikan merupakan masalah yang paling mendasar dan terkait erat dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan sumberdaya manusia indonesia seutuhnya.

Sebagai bangsa yang sedang berkembang, bangsa yang sedang dalam pembenahan untuk mensejahterakan warganya, pendidikan pun tidak kalah penting menjadi perioritas pembenahan. Berbagai kebijakan dan regulasi untuk memperbaiki kualitas pendidikan digelindingkan. Mulai dari bongkar pasang kurikulum, pergantian undang-undang, deregulasi pendidikan sampai pada peningkatan anggaran pendidikan. Namun cita-cita kita untuk mendongkrak kualitas pendidikan dan daya saing masih jauh dari harapan.1 Minimnya sosialisasi dan pelatihan, maraknya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme dalam dunia pendidikan sampai pada praktek pendidikan kita di sekolah yang belum mencerminkan tujuan sejati dari pendidikan itu sendiri.2

Undang-undang nomor 20 tahun 2003, mendeskripsikan secara jelas tentang pendidikan, bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.3 Pengertian ini, telah mengubah peran

1 Data dari The Global Competitiveness Index menunjukkan tingkatan daya saing bangsa Indonesia berada pada urutan 34 pada tahun 2014-2015 (naik empat tingkat dibandingkan pada edisi sebelumnya yakni peringkat ke 38 pada tahun 2012-2013).Urutan ini masih berada di bawah Singapura (2), Malaysia (20) dan Thailand (31). Data ini diambil dari laman: World Economic Forum (www.weforum.org). Sementara itu, data tentang Human Development Index (HDI) menunjukkan bahwa pada tahun 2014, Indonesia berada pada urutan 108 dari 187 negara. Urutan ini berada di bawah Singapura, Malaysia, Thailand dan Brunei.

2 Berbagai persoalan dasar yang sering muncul dalam dunia pendidikan kita seperti kekerasan seksual, kekerasan fisik, manipulasi, serta minimnya pengetahuan guru akan ilmu –ilmu dasar tentangan pengajaran membuat anak-anak kita masih belum merasa nyaman ketika berada di sekolah.

(2)

guru/dosen dari teacher center menuju student center. Guru atau dosen hanyalah fasilitator yang menyiapkan kondisi/lingkungan belajar serta sumber belajar yang memadai agar siswa/mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuannya secara baik. Kondisi belajar yang baik dapat memungkinkan proses asismilasi dan akomodasi pengetahuan dapat berjalan mulus. Jean Piaget dalam teori belajar konstruktivisnya mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan konstruksi dari orang yang mengenal sesuatu. Pengetahuan tidak bisa ditransfer, karena setiap orang memiliki skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif di mana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai keseimbangan (equiblirium), sehingga terbentuk suatu skema yang baru.4 Perubahan paradigma tentang proses pembelajaran dan pembentukan pengetahuan kepada siswa menjadi hal mendasar untuk guru (fasilitator) agar dapat memperlakukan siswa dalam proses pembelajaran secara baik dan humanis.

Pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu pendidikan tinggi merupakan sebuah rahim yang sangat urgen sebab dari sinilah lahir manusia-manusia yang memiliki kapasitas sumber daya manusia yang baik untuk membangun negara dan bangsa. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Pendidikan tinggi merupakan sebuah proyek peradaban masa depan suatu bangsa. Sebagian besar perkembangan masyarakat modern tergantung pada standar pendidikan tinggi, sehingga peran pendidikan tinggi adalah mempersiapkan orang-orang yang berkompoten dalam bidangnya untuk membangun diri dan bangsanya. Orang-orang yang telah ditempa dalam dunia pendidikan tinggi seharusnya memiliki karakter pembaharu, berbudaya intelektual serta memiliki ide dan gagasan baru dalam mencari solusi untuk menyikapi suatu permasalahan dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa indonesia yang berkelanjutan.

Pendidikan Tinggi kita saat ini memperoleh gambaran yang sangat mengkawatirkan dan bahkan menyedihkan. Tidak hanya soal mutu pendidikan tinggi dan output yang tidak memiliki daya saing, namun kita dikejutkan dengan berbagai

(3)

persoalan dasar, terutama berkaitan dengan eksistensi kelembagaan dan legalnya suatu gelar diperoleh;. adanya ijazah palsu dan perguruan tinggi palsu, penyelenggaraan perkuliahan (kelas jauh) tanpa ijin, kelayakan sebagai dosen, minimnya dosen yang berijazah S3, minimnya penelitian hingga kurangnya need assesment dalam mendesain kurikulum sehingga pendidikan yang diperoleh mahasiswa tidak memiliki relevansi dengan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan kenyataan ini, pada tanggal 29 september 2015 yang lalu, Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, menonaktifkan 243 kampus.5 Sanksi ini diberikan dengan maksud adanya penertiban kelembagaan dan penyelesaian persoalan-persoalan intern kampus yang dapat mengakibatkan minimnya kualitas dan sumber daya manusia yang dihasilkan.

II. Profil Singkat Pendidikan Tinggi di Indonesia a. Informasi Umum

Teasdale dalam bukunya berjudul Local Knowledge and Wisdom in Higher Education menyinggung sejarah kejayaan pusat pendidikan dunia pada abad ke-16. Dikatakan bahwa pusat kejayaan pendidikan tinggi dunia pernah terdapat di kota-kota besar dunia pada waktu itu seperti Bagdad, Istanbul, Cordoba dan Kairo. Pada saat itu tidak sedikit bangsa barat dari Eropa yang datang ke kota-kota tersebut untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cara barter yaitu menukar hasil pertanian mereka dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.6

Indonesia sebagai bangsa yang besar memiliki sejarah yang panjang terutama berkaitan erat dengan eksistensi penyelengaraan pendidikannya. Sebagai bangsa yang pernah dijajah oleh bangsa lain, pendidikan merupakan salah satu peninggalan yang berharga oleh bangsa kolonial. Hingga saat ini, jumlah Pendidikan Tinggi di indonesia (tersebar di seluruh wilayah Indonesia) sebanyak 4.300. Dengan jumlah keseluruhan dosen dan mahasiswa terdiri dari 241.725 untuk dosen dan 6.941.950 untuk mahasiswa.7 Secara lebih detail dapat dilihat dalam tabel dan grafik berikut:

5 Data tersebut di atas dirilis oleh Kementrian Riset dan Teknologi dan pendidikan Tinggi pada tanggal 29 September 2015 di laman resmi pangkalan data dikti direktorat jenderal pendidikan Tinggi.

6 Teasdale, Local knowledgeand wisdom in higher education

(4)

Tabel 1.1 data jumlah perguruan tinggi dosen dan mahasiswa (sumber:PDPT Kementrian Riset dan Teknologi dan pendidikan Tinggi.)

Grafik 1.1: jumlah dosen berdasakan jenis kelamin

Sumber: PDPT Kementrian Riset dan Teknologi dan pendidikan Tinggi

(5)

Sumber: PDPT Kementrian Riset dan Teknologi dan pendidikan Tinggi

b. Struktur pendidikan tinggi di indonesia

Sebagaimana telah digambarkan pada bagian sebelumnya tabel 1.1 bahwa pendidikan tinggi di Indonesia memiliki instansi penyelenggara/pengontorolan yang berbeda. demikian pun status kepemilikan; ada perguruan tinggi yang diselenggarakan/dimiliki oleh pemerintah (Perguruan Tinggi Negeri) dan ada perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat/yayasan (Perguruan Tinggi Swasta). Sedangkan jenis atau struktur pendidikan tinggi terdiri dari : universitas, sekolah tinggi, akademik, institut, politeknik dan akademi komunitas.8 Jenjang pendidikan di setiap institusi pendidikan tinggi terdiri dari program diploma hingga program pascasarjana. Berikut akan disajikan grafik perbandingan jumlah perguruan tinggi di indonesia.

(6)

Gr afik 1.3: Perbandingan jumlah perguruan tinggi di Indonesia. (Sumber: PDPT Kementrian Riset dan Teknologi dan pendidikan Tinggi)

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah sekolah tinggi di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan dengan pendidikan tinggi lainnya. Tumbuh dan berkembangnya pendidikan tinggi di indonesia di satu sisi membawa angin segar bagi perkembangan masyarakat indonesia seutuhnya. Berbagai pendidikan tinggi dengan berbagai jurusan diselenggarakan demi memenuhi dan menjawabi tantangan kebutuhan masyarakat. Di sisi lain banyak persoalan bermunculan dengan kehadiran pendidikan tinggi. Ali Muhson dkk, dalam sebuah penelitian yang berjudul “Analisis Relevansi lulusan perguruan Tinggi dan dunia kerja” menemukan bahwa perguruan tinggi kita belum mampu menyiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan dunia/lapangan kerja, selain itu, penerimaan mahasiswa yang melebihi kuota (rasio perbandingan dosen dan mahasiswa yang tidak sebanding), menyebabkan tingkat pengangguran yang tinggi dan berbagai masalah sosial yang muncul.

c. Sumber dana/Pembiayaan Pendidikan Tinggi

(7)

adalah biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi dan Peraturan pemerintah nomor 04 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan pendidikan tinggi, secara jelas mengisyaratkan batasan-batasan tanggung jawab, tugas dan wewenang menteri (pemerintah) dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi. Lebih lanjut berkaitan dengan pembinaan dan atau pendanaan untuk perguruan tinggi diatur secara terpisah baik untuk perguruan tinggi swasta maupun untuk perguruan tinggi negeri berbadan hukum. Peraturan menteri riset, teknologi dan Pendidikan Tinggi nomor 19 tentang program pembinaan perguruan tinggi swasta tahun 2015. Program pembinaan tersebut dibagi ke dalam wilayah koordinasi (kopertis) dan biaya/pendanaan tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara berdasarkan proposal yang diusulkan oleh perguruan tinggi swasta atau yayasan sebagai badang peyelenggara berbadan hukum. Sedangkan untuk Perguruan Tinggi Negeri, semua sumber dana berasal dari APBN. Hal ini diatur secara khusus dalam peraturan pemerintah nomor 26 tahun 2015 tentang bnetuk dan mekanisme pendanaan perguruan tinggi badan hukum.

III. Standar Mutu akademik pendidikan Tinggi

Undang-undang Pendidikan Tinggi, nomor 12 tahun 2012 pasal 51 mengatakan Pendidikan Tinggi yang bermutu merupakan Pendidikan Tinggi yang menghasilkan lulusan yang mampu secara aktif mengembangkan potensinya dan menghasilkan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi yang berguna bagi Masyarakat, bangsa, dan negara. Ada tiga standar nasional pendidikan tinggi di antaranya adalah

a. Standar nasional pendidikan, terdiri dari : 1. standar kompetensi lulusan b. Standar nasional penelitian terdiri dari :

(8)

4. Standar penilaian penelitian 5. Standar peneliti

6. Standar sarana dan prasarana penelitian 7. Standar pengelolaan penelitian

8. Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian

c. dan standar nasional pengabdian kepada masyarakat, terdiri dari: 1. standar hasil pengabdian kepada masyarakat

2. standar isi pengabdian kepada masyarakat 3. standar proses pengabdian kepada masyarakat 4. standar penilaian pengabdian kepada masyarakat 5. standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat

6. standar sarana dan prasana pengabdian kepada masyarakat 7. standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat

8. standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat Ketiga standar tersebut satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Ada pun tujuan dari standar nasional pendidikan tinggi sebagai mana tercantum dalam peraturan pemerintah nomor 49 tahun 2014 adalah:

1. Menjamin tercapainya tujuan pendidikan tinggi yang berperan strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan;

2. Menjamin agar pembelajaran pada program studi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai mutu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan

3. Mendorong agar perguruan tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai mutu pembelajaran,penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat melampaui kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi secara berkelanjutan.

(9)

a. Pangkalan data perguruan Tinggi (PDPT) adalah Kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan data serta informasi tentang perguruan tinggi oleh Pemerintah untuk mengendalikan

pemenuhan SNP (dahulu disebut EPSBED)

b.

Penjamin mutu internal (PMI) adalah Kegiatan evaluasi diri perguruan tinggi oleh perguruan tinggi sendiri (internally driven ), untuk memenuhi atau melampaui SNP secara berkelanjutan/continuous improvement (dahulu disebut Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi);

c. Penjaminan Mutu Eksternal (PME) adalah Kegiatan penilaian kelayakan perguruan tinggi oleh BAN-PT atau lembaga mandiri di luar perguruan tinggi yang diakui Pemerintah, berdasarkan SNP atau standar yang melampaui SNP yang ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri (disebut Akreditasi).

Terlepas dari semua standar yang ditentukan oleh pemerintah, perlu disadari bahwa Pendidikan tinggi di Indonesia telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pembangunan di Indonesia. Beberapa politisi dan negarawan besar seperti presiden RI pertama (the founding father), sejumlah pejabat negara, pengusaha dan ilmuawan ternama telah dihasilkan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Banyak karya ilmiah telah dipublikasikan lewat jurnal baik tingkat nasional maupun internasional kesemuanya merupakan bentuk partisipasi dari perguruan tinggi yang telah aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi (pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat).

IV. Prospek Pendidikan Tinggi di Indonesia

(10)

dan kesejahteraan umat manusia; dan (d) terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan karya Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selaras dengan tujuan pendidikan tinggi tersebut diatas adapun fungsi Pendidikan Tinggi adalah pertama, mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; kedua, mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma; dan ketiga, mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora. Berdasarkan tujuan dan fungsi penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di atas dapat dijelaskan beberapa point berikut:

A. Pendidikan: sarana membentuk manusia beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia.

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan, dengan sangat jelas mengatakan bahwa tujuan dari pendidikan nasional adalah “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

(11)

di indonesia. Singkatnya pendidikan dapat mencetak manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.

B. Pendidikan: sarana Penguasaan ilmu pengetahuan dan Teknologi

Bangsa yang maju adalah bangsa yang ditentukan oleh kualitas sumberdaya pengetahuan dan teknologi yang dikuasainya. Sejarah telah membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi memilki peran yang sentral dalam mewujudkan pembangun nasional. Karena itu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah penting untuk generasi-generasi penerus bangsa. Pendidikan merupakan tempat dan sarana di peserta didik dituntut untuk mengusai ilmu pengetahuan dan teknolgi. Karena itu lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah, haruslah mampu mengakomodasikan dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar seyogianya hasil perkembangan iptek yang mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara perolehan informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat. Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam menyusun bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan iptek tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar iptek dan calon pakar iptek itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.

C. Pendidikan: sarana penyelesaian masalah melalui riset dan penelitian ilmiah

(12)

kesimpulan (konklusi) yang dapat menambah kemampuan memahami, meramalkan atau mengendalikan keadaan (peristiwa).9

Para mahasiswa adalah generasi muda, potensi insani bangsa, kehadiran mereka di kampus-kampus, merupakan bagian dari aliran generasi muda, yang memberikan vitalitas penelitian di perguruan-perguruan tinggi. Para mahasiswa selalu tampil dengan rasa ingin tahu dan antusiasme yang tinggi, pemikiran-pemikiran yang kritis dan kreatif, serta daya berpikir yang tangguh. Kehadiran mahasiswa di kampus memiliki kontribusi dalam mendongkrak produktivitas dan keberlanjutan kegiatan penelitian. Karena itu pendidikan di indonesia harus menjadi tempat yang nyaman dan tersedianya fasilitas yang memadai agar iklim keilmiahan dan keilmuan dapat berkembang. Tempat di mana orang tidak lagi menyelesaikan masalah/persoalan bangsa dengan adu jotos ataupun kekerasan lainnya. Peneletian dan riset menjadi satu-satu jalan untuk menemukan alternatif solusi terhadap perkembangan dan persoalan bangsa. Dengan demikian bangsa ini akan maju dan berkembang dengan lebih baik.

D. Pendidikan: mempersiapkan peserta didik untuk mengabdi kepada masyarakat

Pengabdian kepada Masyarakat merupakan kegiatan Sivitas Akademika dalam mengamalkan dan membudayakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengabdian tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan sesuai dengan budaya akademik, keahlian, dan/atau otonomi keilmuan Sivitas Akademika serta kondisi sosial budaya masyarakat. Setiap tahun lahir generasi muda dengan predikat sarjana, magister dan doktor, yang kemudian masuk ke dalam lembaga-lembaga pemerintahan, organisasi-organisasi bisnis, lembaga-lembaga non pemerintahan atau menjadi pengusaha. Mereka dipersiapkan secara matang saat mereka berada di bangku sekolah. Berkaitan dengan mutu dan kualitas output yang dihasilkan, lembaga pendidikan (perguruan Tinggi) menjadi aktor utama dalam meningkatkan daya saing indonesia di kanca internasional. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan sumber daya manusia, menjadi tanggung jawab seutuhnya lembaga

(13)

pendidikan, karena itu lembaga pendidikan perlu mendesain kurikulum yang kontekstual dengan lapangan kerja dan pengembang karakter kebangsaan.

V. Penutup

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No. 12 tahun 2012 tentang pendidikan Tinggi

Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional

Pertauran Perintah No. 4 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan Tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi

Konai Helu Thaman, Decolonizing Pacific Studies: Indigenous Perspectives, Knowledge, and Wisdom in Higher Education (jurnal The Contemporary Pacific, Volume 15, Number 1, Spring 2003, 1–17 2003 by University of Hawai‘i Press)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 26 tahun 2015 tentang bentuk dan mekanisme pendanaan perguruan tinggi negeri badan hukum.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

DR. C. ANBALAGAN, Challenges and Prospects of Indian Higher Educational Services- A Global View (jurnal IRACST- International Journal of Research in Management & Technology (IJRMT), Vol. 1, No.2, December 2011)

World Economic Forum (www.weforum.org). Berkaitan dengan The Global Competitiveness Index dan Human Development Index

Pangkalan Data Pendidikan Tinngi (PDPT) DIKTI tahun 2015

(15)

Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1997),

Teasdale, Local knowledgeand wisdom in higher education

Gambar

Grafik  1.1:  jumlah dosen berdasakan jenis kelamin
grafik perbandingan jumlah perguruan tinggi di indonesia.
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah sekolah tinggi di Indonesia jauh

Referensi

Dokumen terkait

To answer both research questions, the writer used library research as the method of this study. Psychological approach was applied in this study because it focuses on the

Kia mōhio tātau he aha i pēnei ai te roa e noho ana ēnei kuia pakeke i roto i te mahi mātauranga ahakoa Pākehā mai, ahakoa he Māori ngā akoranga.. Ko te tūmanako ka kitea te maha

Dalam AECT, kode Etik dibedakan menjadi 3 kategori yaitu: Komite individu , seperti perlindungan hak untuk mendapatkan materi dan hasil untuk dilindungi keselamatan dan kesehatan

Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 13 Tahun 2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan yang berisi ”Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya

10) pelaksanaan koordinasi pengawasan dan penyidikan dokumen pendaftaran penduduk dengan sub unit kerja lain di lingkungan Dinas. 2.3.4 Bidang Pencatatan Sipil dipimpin

Dalam upaya pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak, layanan PPIA dan pencegahan sifilis kongenital diintegrasikan dengan layanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Hal

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan dalam bentuk tabel maupun narasi pada bagian sebelumnya, untuk selanjutnya penulis membahas mengenai hubungan tingkat

Menu pemakaian bahan baku yang dimiliki divisi logistik digunakan untuk melihat pemakaian bahan baku yang telah dilakukan oleh pihak produksi beserta jumlah pemakaian