• Tidak ada hasil yang ditemukan

GABUNG BUKU PLH MANGROVE 6.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GABUNG BUKU PLH MANGROVE 6.pdf"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tim Penyusun :

Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si. Dr. Ir. Diah Zuhriana, M.Pd. Dr. Siti Badriyah Rushayati, M.Si. Ir. Sugiarti

Melani Kurnia, S.Si.

Dr. Tien Lastini, S.Hut, M.Si. Dr. Tuti Herawati, S.Hut, M.Si. Dr. Ir. Dede Rohadi, M.Sc. Triana

Cecep Supriyatna, S.E. Siti Hanum H. Ilmi, S.I.Kom.

Tim Editor:

Ir. Adi Susmianto, M.Sc. Dr. H. M. Ali Hasan, M.Pd.

Drs. Adung Suteja, SH. MMPd. MH..

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU Jl. MT. Haryono No. 56, Sindang, Kab. Indramayu 45222

Kerjasama dengan

PT. PERTAMINA RU VI Balongan, Indramayu Jl. Raya Balongan, Kab. Indramayu, Jawa Barat 45217

Indramayu, 2017

PENDIDIKAN

LINGKUNGAN HIDUP

Tematik

M

ANGROVE

SD

KELAS 6

(3)

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

TEMATIK MANGROVE

UNTUK KELAS 6 SEKOLAH DASAR

© Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang (2017)

Tim Penyusun : Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si. Dr. Ir. Diah Zuhriana, M.Pd. Dr. Siti Badriyah Rushayati, M.Si. Ir. Sugiarti

Melani Kurnia, S.Si.

Dr. Tien Lastini, S.Hut, M.Si. Dr. Tuti Herawati, S.Hut, M.Si. Dr. Ir. Dede Rohadi, M.Sc. Triana

Cecep Supriyatna, S.E. Siti Hanum H. Ilmi, S.I.Kom.

Tim Editor : Ir. Adi Susmianto, M.Sc. Dr. H. M. Ali Hasan, M.Pd.

Drs. Adung Suteja, SH. MMPd. MH

Desain Sampul : Triana

Tata Letak isi : Tatang Rohana

Penerbit : Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat

ISBN :

Terbit Pertama : 2017

978-602-50287-3-1

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

ii

iii

(4)

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

TEMATIK MANGROVE

UNTUK KELAS 6 SEKOLAH DASAR

© Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang (2017)

Tim Penyusun : Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si. Dr. Ir. Diah Zuhriana, M.Pd. Dr. Siti Badriyah Rushayati, M.Si. Ir. Sugiarti

Melani Kurnia, S.Si.

Dr. Tien Lastini, S.Hut, M.Si. Dr. Tuti Herawati, S.Hut, M.Si. Dr. Ir. Dede Rohadi, M.Sc. Triana

Cecep Supriyatna, S.E. Siti Hanum H. Ilmi, S.I.Kom.

Tim Editor : Ir. Adi Susmianto, M.Sc. Dr. H. M. Ali Hasan, M.Pd.

Drs. Adung Suteja, SH. MMPd. MH

Desain Sampul : Triana

Tata Letak isi : Tatang Rohana

Penerbit : Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat

ISBN :

Terbit Pertama : 2017

978-602-50287-3-1

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

ii

iii

(5)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

(6)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

(7)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

vi

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-NYA, penyusunan buku Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove dapat diselesaikan dengan baik. Tim penyusun juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang telah memungkinkan tersusunnya buku ini, yaitu :

1. Dr. H. M. Ali Hasan, M.Pd. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu

2. Pri Hartanto Manager HSE PT. Pertamina RU VI Balongan

3. I Nyoman N Suryadiputra Direktur Wetlands Internatinal - Indonesia Programme 4. Drs. Adung Suteja. SH. MMPD. MH. Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan

Kabupaten Indramayu

5. Omat, ST, MT.Kasubid Prasarana Wilayah, Badan Perencana Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Indramayu.

6. Oni S.Hut.Dinas Kelautan dan Perikanan

7. Suhartati, S.Si., M.Si. Kepala Seksi Perencanaan, Dinas Lingkungan Hidup 8. Cecep Supriyatna CSR PT. Pertamina RU VI Balongan

9. Siti Hanum H. Ilmi CSR PT. Pertamina RU VI Balongan 10. Rina Estelita CSR PT. Pertamina RU VI Balongan 11. Sari Handayani CSR PT. Pertamina RU VI Balongan 12. Eka Tarika Kelompok Pantai Lestari

Terima kasih juga disampaikan kepada peserta workshop Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove untuk Sekolah Dasar di Kabupaten Indramayu, yaitu:

1. Tati Rustatiningsih, S.Pd.SD SDN Pabean Udik I 2. Fatkanah , S.Pd.SD SDN Pabean Udik I

3. Titi Liriyanti, S.Pd SDN Pabean Udik II 4. Kuraesin, S.Pd.SD SDN Pabean Udik II 5. Mustafidz, S.Pd SDN Pabean Udik III 6. Sundarih, S.Pd.SD SDN Pabean Udik III 7. Feni Wahyuni, A.Ma.Pd SDN Karangsong I 8. Sri Rahayu SDN Karangsong I

9. Yayah Badriah,S.Pd.SD SDN Karangsong II 10. Nurhayati,S.Pd.I SDN Karangsong II 11. Tia Istianah SDN Karangsong III 12. Casniah, S.Pd.SD SDN Karangsong III 13. Bambang Sugiharto, S.Pd SDN Unggulan 14. Lutfyah, S.Pd SDN Unggulan

15. Hj. Suhaelah, S.Pd SDN Paoman IV 16. Hj. Endang Sutiati, S.Pd SDN Paoman IV 17. Yayan Supyadin, Mpd SDN Pasekan I 18. Makrus, SE. M.Pd SDN Pabean Ilir III 19. Kasdi Priyono, S.Pd.SD SDN Cangkring II 20. Sujana, SPd.I. M.Pd.I SDN Cangkring II

Semoga Tuhan YME memberikan balasan yang setimpal dan pahala yang berlimpah.

Indramayu, Juni 2017 Lingkunga Hidup Tematik Mangrove untuk Sekolah Dasar Kabupaten Indramayu telah selesai disusun oleh Tim. Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan salah satu pembentuk watak atau karakter generasi yang akan datang menjadi insan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Kabupaten Indramayu yang sebagian wilayahnya merupakan pesisir, sangat mengandalkan perekonomiannya di sektor kelautan dan perikanan. Dengan panjang pantai 147 km yang dihuni oleh penduduk 35 desa pesisir dari 11 kecamatan, Pemerintah Kabupaten Indramayu berkomitmen untuk melestarikan hutan mangrove di sepanjang pesisir utara guna mendukung pembangunan daerah yang berkelanjutan dan meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir. Hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten Indramayu terwujudnya masyarakat yang religius, maju, mandiri, dan sejahtera serta terciptanya keunggulan daerah (Remaja Tiga).

Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu berkewajiban menyiapkan generasi pemimpin masa depan yang berwawasan lingkungan, oleh karena itu Dinas Pendidikan berkomitmen untuk menerapkan pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup sejak di tingkat Sekolah Dasar. Kekhasan

Kabupaten Indramayu dengan hutan mangrovenya yang telah ditetapkan sebagai Mangrove

Center untuk kepentingan Pendidikan dan Penelitian Mangrove Indonesia Wilayah Barat, menjadi pertimbangan bagi Dinas Pendidikan untuk mengangkat Mangrove sebagai tema Pendidikan Lingkungan Hidup Sekolah Dasar di Indramayu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas Lingkungan Hidup; Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah; Dinas Kelautan dan Perikanan; PT. Pertamina RU VI Balongan dan Tim Penyusun atas dukungan dan bantuannya sehingga Buku Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove dapat disusun dan diimplementasikan di Kabupaten Indramayu.

Indramayu, Juni 2017 Kepala Dinas,

(8)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

vi

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-NYA, penyusunan buku Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove dapat diselesaikan dengan baik. Tim penyusun juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang telah memungkinkan tersusunnya buku ini, yaitu :

1. Dr. H. M. Ali Hasan, M.Pd. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu

2. Pri Hartanto Manager HSE PT. Pertamina RU VI Balongan

3. I Nyoman N Suryadiputra Direktur Wetlands Internatinal - Indonesia Programme 4. Drs. Adung Suteja. SH. MMPD. MH. Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan

Kabupaten Indramayu

5. Omat, ST, MT.Kasubid Prasarana Wilayah, Badan Perencana Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Indramayu.

6. Oni S.Hut.Dinas Kelautan dan Perikanan

7. Suhartati, S.Si., M.Si. Kepala Seksi Perencanaan, Dinas Lingkungan Hidup 8. Cecep Supriyatna CSR PT. Pertamina RU VI Balongan

9. Siti Hanum H. Ilmi CSR PT. Pertamina RU VI Balongan 10. Rina Estelita CSR PT. Pertamina RU VI Balongan 11. Sari Handayani CSR PT. Pertamina RU VI Balongan 12. Eka Tarika Kelompok Pantai Lestari

Terima kasih juga disampaikan kepada peserta workshop Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove untuk Sekolah Dasar di Kabupaten Indramayu, yaitu:

1. Tati Rustatiningsih, S.Pd.SD SDN Pabean Udik I 2. Fatkanah , S.Pd.SD SDN Pabean Udik I

3. Titi Liriyanti, S.Pd SDN Pabean Udik II 4. Kuraesin, S.Pd.SD SDN Pabean Udik II 5. Mustafidz, S.Pd SDN Pabean Udik III 6. Sundarih, S.Pd.SD SDN Pabean Udik III 7. Feni Wahyuni, A.Ma.Pd SDN Karangsong I 8. Sri Rahayu SDN Karangsong I

9. Yayah Badriah,S.Pd.SD SDN Karangsong II 10. Nurhayati,S.Pd.I SDN Karangsong II 11. Tia Istianah SDN Karangsong III 12. Casniah, S.Pd.SD SDN Karangsong III 13. Bambang Sugiharto, S.Pd SDN Unggulan 14. Lutfyah, S.Pd SDN Unggulan

15. Hj. Suhaelah, S.Pd SDN Paoman IV 16. Hj. Endang Sutiati, S.Pd SDN Paoman IV 17. Yayan Supyadin, Mpd SDN Pasekan I 18. Makrus, SE. M.Pd SDN Pabean Ilir III 19. Kasdi Priyono, S.Pd.SD SDN Cangkring II 20. Sujana, SPd.I. M.Pd.I SDN Cangkring II

Semoga Tuhan YME memberikan balasan yang setimpal dan pahala yang berlimpah.

Indramayu, Juni 2017 Lingkunga Hidup Tematik Mangrove untuk Sekolah Dasar Kabupaten Indramayu telah selesai disusun oleh Tim. Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan salah satu pembentuk watak atau karakter generasi yang akan datang menjadi insan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Kabupaten Indramayu yang sebagian wilayahnya merupakan pesisir, sangat mengandalkan perekonomiannya di sektor kelautan dan perikanan. Dengan panjang pantai 147 km yang dihuni oleh penduduk 35 desa pesisir dari 11 kecamatan, Pemerintah Kabupaten Indramayu berkomitmen untuk melestarikan hutan mangrove di sepanjang pesisir utara guna mendukung pembangunan daerah yang berkelanjutan dan meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir. Hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten Indramayu terwujudnya masyarakat yang religius, maju, mandiri, dan sejahtera serta terciptanya keunggulan daerah (Remaja Tiga).

Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu berkewajiban menyiapkan generasi pemimpin masa depan yang berwawasan lingkungan, oleh karena itu Dinas Pendidikan berkomitmen untuk menerapkan pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup sejak di tingkat Sekolah Dasar. Kekhasan

Kabupaten Indramayu dengan hutan mangrovenya yang telah ditetapkan sebagai Mangrove

Center untuk kepentingan Pendidikan dan Penelitian Mangrove Indonesia Wilayah Barat, menjadi pertimbangan bagi Dinas Pendidikan untuk mengangkat Mangrove sebagai tema Pendidikan Lingkungan Hidup Sekolah Dasar di Indramayu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas Lingkungan Hidup; Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah; Dinas Kelautan dan Perikanan; PT. Pertamina RU VI Balongan dan Tim Penyusun atas dukungan dan bantuannya sehingga Buku Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove dapat disusun dan diimplementasikan di Kabupaten Indramayu.

Indramayu, Juni 2017 Kepala Dinas,

(9)

Masalah lingkungan hidup sudah menjadi masalah semua negara di dunia, seperti banjir, rob, kekeringan, kelaparan, kebakaran hutan, sampah, pencemaran hingga pemanasan global. Banyak masalah lingkungan hidup timbul akibat perilaku manusia yang tidak peduli lingkungan, perilaku yang merusak, perilaku boros dan serakah. Oleh karena itu, apabila ingin memperbaiki lingkungan agar lebih baik, maka harus dimulai dari memperbaiki perilaku manusianya. Perilaku peduli lingkungan harus ditanamkan sejak usia dini, baik melalui teladan para orang tua maupun melalui pendidikan di sekolah.

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan salah satu upaya menciptakan generasi yang peduli lingkungan yang akan menjadi pelaku dan pengawal pembangunan berkelanjutan di masa mendatang. Pendidikan lingkungan hidup harus dekat dengan permasalahan lingkungan di sekitar siswa dan harus berbasis pada potensi sumberdaya lokal, sehingga akan mudah diterima, dihayati dan tertanam kuat dalam perilaku sehari-hari para siswa.

Kabupaten Indramayu menghadapi berbagai masalah lingkungan antara lain hilangnya daratan akibat abrasi, banjir, rob, pencemaran perairan sungai dan laut, sampah, pembabatan hutan mangrove untuk tambak dan kurangnya ruang terbuka hijau di perkotaan. Meskipun demikian, Kabupaten Indramayu telah berhasil bangkit memperbaiki lingkungan, khususnya pesisir utara dengan cara merehabilitasi pantai dengan menanam mangrove. Keberhasilan rehabilitasi pantai utara dengan tanaman mangrove yang dimulai sejak tahun 2008 telah menjadikan Indramayu dikenal dengan ekowisata hutan mangrovenya. Bahkan hutan mangrove di pantai Karangsong, Indramayu telah dicanangkan sebagai Mangrove Center oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk tujuan penelitian, pendidikan dan ekowisata.

Mengingat pentingnya pelestarian hutan mangrove dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Indramayu, para stakeholders memandang perlu untuk memasukkan tema mangrove ke dalam pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar. Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu dengan dukungan PT. Pertamina RU VI Balongan, menginisiasi pembentukan PLH tematik mangrove sebagai pelajaran ekstrakurikuler bagi sekolah dasar di pesisir Indramayu.

Dengan dimasukkannya Pendidikan Lingkungan Hidup tematik mangrove ke dalam sistem pendidikan dasar di Kabupaten Indramayu, diharapkan dapat membekali para siswa untuk menjadi pelaku pembangunan yang berwawasan lingkungan sesuai dengan asas pembangunan Indonesia yaitu pembangunan berkelanjutan. Buku PLH ini dirancang untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup di Sekolah Dasar. Buku ini juga memberikan lembar tugas yang harus diselesaikan oleh siswa serta akan melatih sikap dan perilaku positif terhadap lingkungan. Diharapkan buku ini dapat membuka wawasan, menambah pengetahuan dan keterampilan serta membangun sikap dan perilaku positif terhadap lingkungan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Akhirnya, kami terbuka menerima kritik, koreksi dan saran untuk perbaikan buku ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu dengan dukungan PT. Pertamina RU VI Balongan, yang telah mempercayakan penyusunan buku ini kepada Tim Penyusun.

Indramayu, Juni 2017 Tim Penyusun,

KATA PENGANTAR

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

viii

ix

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

SAMBUTAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I. PENYEBAB KERUSAKAN EKOSISTEM MANGROVE ... 1

A. Jenis-jenis Penyebab Kerusakan Ekosistem Mangrove ... 1

B. Sumber Ancaman Ekosistem Mangrove... 7

C. Ciri-ciri Ekosistem Mangrove yang Terancam... 10

D. Rangkuman ... 11

E.Latihan ... 11

BAB II. PELESTARIAN MANGROVE UNTUK MITIGASI BENCANA ALAM DI WILAYAH PESISIR...12

A. Mitigasi Bencana Alam ... 13

B. Pelestarian Ekosistem Mangrove Sebagai Mitigasi Bencana... 15

C. Rangkuman ... 17

D. Latihan ... 17

BAB III. PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE ... 18

A. Peraturan Perundang-Undangan Perlindungan Hutan Mangrove... 19

B. Pelestarian Flora dan Fauna Mangrove ... 21

C. Rehabilitasi dan Restorasi Mangrove... 25

D. Pembibitan Mangrove ... 28

E. Penanaman Mangrove ... 32

F. Pemeliharaan Tanaman Mangrove ... 34

G. Pemanfaatan Mangrove Berwawasan Lingkungan... 34

H. Rangkuman ... 38

I. Latihan ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 40

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU ... iii

DAFTAR ISI

(10)

Masalah lingkungan hidup sudah menjadi masalah semua negara di dunia, seperti banjir, rob, kekeringan, kelaparan, kebakaran hutan, sampah, pencemaran hingga pemanasan global. Banyak masalah lingkungan hidup timbul akibat perilaku manusia yang tidak peduli lingkungan, perilaku yang merusak, perilaku boros dan serakah. Oleh karena itu, apabila ingin memperbaiki lingkungan agar lebih baik, maka harus dimulai dari memperbaiki perilaku manusianya. Perilaku peduli lingkungan harus ditanamkan sejak usia dini, baik melalui teladan para orang tua maupun melalui pendidikan di sekolah.

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan salah satu upaya menciptakan generasi yang peduli lingkungan yang akan menjadi pelaku dan pengawal pembangunan berkelanjutan di masa mendatang. Pendidikan lingkungan hidup harus dekat dengan permasalahan lingkungan di sekitar siswa dan harus berbasis pada potensi sumberdaya lokal, sehingga akan mudah diterima, dihayati dan tertanam kuat dalam perilaku sehari-hari para siswa.

Kabupaten Indramayu menghadapi berbagai masalah lingkungan antara lain hilangnya daratan akibat abrasi, banjir, rob, pencemaran perairan sungai dan laut, sampah, pembabatan hutan mangrove untuk tambak dan kurangnya ruang terbuka hijau di perkotaan. Meskipun demikian, Kabupaten Indramayu telah berhasil bangkit memperbaiki lingkungan, khususnya pesisir utara dengan cara merehabilitasi pantai dengan menanam mangrove. Keberhasilan rehabilitasi pantai utara dengan tanaman mangrove yang dimulai sejak tahun 2008 telah menjadikan Indramayu dikenal dengan ekowisata hutan mangrovenya. Bahkan hutan mangrove di pantai Karangsong, Indramayu telah dicanangkan sebagai Mangrove Center oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk tujuan penelitian, pendidikan dan ekowisata.

Mengingat pentingnya pelestarian hutan mangrove dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Indramayu, para stakeholders memandang perlu untuk memasukkan tema mangrove ke dalam pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar. Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu dengan dukungan PT. Pertamina RU VI Balongan, menginisiasi pembentukan PLH tematik mangrove sebagai pelajaran ekstrakurikuler bagi sekolah dasar di pesisir Indramayu.

Dengan dimasukkannya Pendidikan Lingkungan Hidup tematik mangrove ke dalam sistem pendidikan dasar di Kabupaten Indramayu, diharapkan dapat membekali para siswa untuk menjadi pelaku pembangunan yang berwawasan lingkungan sesuai dengan asas pembangunan Indonesia yaitu pembangunan berkelanjutan. Buku PLH ini dirancang untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup di Sekolah Dasar. Buku ini juga memberikan lembar tugas yang harus diselesaikan oleh siswa serta akan melatih sikap dan perilaku positif terhadap lingkungan. Diharapkan buku ini dapat membuka wawasan, menambah pengetahuan dan keterampilan serta membangun sikap dan perilaku positif terhadap lingkungan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Akhirnya, kami terbuka menerima kritik, koreksi dan saran untuk perbaikan buku ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu dengan dukungan PT. Pertamina RU VI Balongan, yang telah mempercayakan penyusunan buku ini kepada Tim Penyusun.

Indramayu, Juni 2017 Tim Penyusun,

KATA PENGANTAR

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

viii

ix

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

SAMBUTAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I. PENYEBAB KERUSAKAN EKOSISTEM MANGROVE ... 1

A. Jenis-jenis Penyebab Kerusakan Ekosistem Mangrove ... 1

B. Sumber Ancaman Ekosistem Mangrove... 7

C. Ciri-ciri Ekosistem Mangrove yang Terancam... 10

D. Rangkuman ... 11

E.Latihan ... 11

BAB II. PELESTARIAN MANGROVE UNTUK MITIGASI BENCANA ALAM DI WILAYAH PESISIR...12

A. Mitigasi Bencana Alam ... 13

B. Pelestarian Ekosistem Mangrove Sebagai Mitigasi Bencana... 15

C. Rangkuman ... 17

D. Latihan ... 17

BAB III. PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE ... 18

A. Peraturan Perundang-Undangan Perlindungan Hutan Mangrove... 19

B. Pelestarian Flora dan Fauna Mangrove ... 21

C. Rehabilitasi dan Restorasi Mangrove... 25

D. Pembibitan Mangrove ... 28

E. Penanaman Mangrove ... 32

F. Pemeliharaan Tanaman Mangrove ... 34

G. Pemanfaatan Mangrove Berwawasan Lingkungan... 34

H. Rangkuman ... 38

I. Latihan ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 40

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU ... iii

DAFTAR ISI

(11)

PENYEBAB KERUSAKAN

EKOSISTEM MANGROVE

1

bab

1. Kompetensi Dasar

a. Siswa mengenal jenis-jenis penyebab kerusakan ekosistem mangrove.

b. Siswa memahami penyebab kerusakan ekosistem mangrove

c. Siswa dapat memahami ciri-ciri ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan.

2. Indikator Hasil Belajar

a. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis penyebab kerusakan ekosistem mangrove dan contohnya, baik akibat aktivitas manusia maupun bencana alam.

b. Siswa dapat menjelaskan penyebab kerusakan ekosistem mangrove. c. Siswa dapat mengidentifikasi dan menilai apakah sebuah ekosistem

mangrove sedang terancam oleh kerusakan

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

1

Pada materi sebelumnya kalian telah mengetahui apakah itu keanekaragaman hayati yang di dalamnya termasuk ekosistem mangrove. Kalian pun telah mengenal jenis-jenis flora dan fauna apa saja yang menjadi rantai makanan di dalam ekosistem mangrove. Masih ingatkah nama-nama tumbuhan yang hidupnya terendam diantara pantai dan laut dengan perakaran unik semacam benteng yang bisa melindungi kita dari ancaman gelombang tinggi atau angin badai? Nah, sekarang di kelas 6 kita akan mempelajari apa saja yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem mangrove tersebut. Mangrove harus kita lestarikan karena memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting.

Secara umum yang mengakibatkan kerusakan ekosistem mangrove dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan sebab alami seperti bencana alam.

A. Jenis-jenis Penyebab Kerusakan Ekosistem Mangrove

PENDIDIKAN

LINGKUNGAN HIDUP

(12)

PENYEBAB KERUSAKAN

EKOSISTEM MANGROVE

1

bab

1. Kompetensi Dasar

a. Siswa mengenal jenis-jenis penyebab kerusakan ekosistem mangrove.

b. Siswa memahami penyebab kerusakan ekosistem mangrove

c. Siswa dapat memahami ciri-ciri ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan.

2. Indikator Hasil Belajar

a. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis penyebab kerusakan ekosistem mangrove dan contohnya, baik akibat aktivitas manusia maupun bencana alam.

b. Siswa dapat menjelaskan penyebab kerusakan ekosistem mangrove. c. Siswa dapat mengidentifikasi dan menilai apakah sebuah ekosistem

mangrove sedang terancam oleh kerusakan

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

1

Pada materi sebelumnya kalian telah mengetahui apakah itu keanekaragaman hayati yang di dalamnya termasuk ekosistem mangrove. Kalian pun telah mengenal jenis-jenis flora dan fauna apa saja yang menjadi rantai makanan di dalam ekosistem mangrove. Masih ingatkah nama-nama tumbuhan yang hidupnya terendam diantara pantai dan laut dengan perakaran unik semacam benteng yang bisa melindungi kita dari ancaman gelombang tinggi atau angin badai? Nah, sekarang di kelas 6 kita akan mempelajari apa saja yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem mangrove tersebut. Mangrove harus kita lestarikan karena memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting.

Secara umum yang mengakibatkan kerusakan ekosistem mangrove dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan sebab alami seperti bencana alam.

A. Jenis-jenis Penyebab Kerusakan Ekosistem Mangrove

PENDIDIKAN

LINGKUNGAN HIDUP

(13)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

2

3

1. Aktivitas manusia

Aktivitas manusia yang dapat mengancam ekosistem mangrove antara lain :

a. Mengubah habitat mangrove menjadi pemukiman, pabrik, jalan atau tambak.

Ketika lahan mangrove ditebang dan dijadikan pemukiman, pabrik, tambak atau jalan, maka tumbuhan dan satwa mangrove akan mati atau musnah dan keseimbangan ekosistem terganggu, fungsi dan manfaat ekosistem mangrove juga tidak dapat kita rasakan. Mengubah ekosistem mangrove untuk penggunaan selain hutan mangrove disebut “Konversi”. Jangan tertukar dengan “Konservasi” ya! Karena konservasi artinya melindungi, mengawetkan dan melestarikan.

Digambar oleh Adelia Anjani

b. Membuang sampah dan limbah industri beracun ke sungai.

Jika kalian berkunjung ke ekowisata mangrove Karangsong Kabupaten Indramayu, maka kita akan melalui sungai Prajagumiwang. Coba

perhatikan banyak sekali aktivitas masyarakat di sepanjang sungai tersebut. Ada yang membuat dan mengecat perahu, berjualan berbagai macam ikan, membersihkan jala, mencuci kendaraan, menjual makanan di kedai maupun restoran di tepi sungai.

Sampah yang dibiarkan berserakan atau dibuang langsung ke sungai

menyebabkan pencemaran dan sumber penyakit

Foto: Sugiarti

Foto: Sugiarti

Selain itu coba kita perhatikan pula air sungai yang mengalir dan bermuara di Ekowisata Mangrove Karangsong, warnanya coklat kehitaman dan banyak sekali sampah menumpuk. Padahal air sungai itu menuju ke laut Jawa dimana airnya masuk juga ke habitat mangrove. Zat-zat beracun yang berasal dari limbah cat pembuatan perahu, pabrik tekstil atau bahan kimia lainnya yang langsung dibuang ke sungai menyebabkan pencemaran.

Limbah pembuatan perahu, seperti cat, minyak dan bahan pengawet kayu dapat mengotori perairan.

Foto : Hendra Gunawan

Sampah-sampah plastik yang mengalir ke laut akan mengendap di dasar laut. Sampah-sampah ini akan menutupi biota yang hidup di dalamnya. Zat organik seperti sisa makanan yang berlebihan di sungai atau laut akan menimbulkan pembusukan yang menimbulkan bau busuk di sungai atau laut. Keadaan ini akan menyebabkan kekurangan oksigen terlarut pada sungai atau laut tersebut. Padahal oksigen ini sangat diperlukan oleh semua kehidupan di laut. Akibatnya, hewan laut akan mati atau pindah ke perairan yang masih jernih.

Sampah menumpuk di tepi

pantai mengganggu

(14)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

2

3

1. Aktivitas manusia

Aktivitas manusia yang dapat mengancam ekosistem mangrove antara lain :

a. Mengubah habitat mangrove menjadi pemukiman, pabrik, jalan atau tambak.

Ketika lahan mangrove ditebang dan dijadikan pemukiman, pabrik, tambak atau jalan, maka tumbuhan dan satwa mangrove akan mati atau musnah dan keseimbangan ekosistem terganggu, fungsi dan manfaat ekosistem mangrove juga tidak dapat kita rasakan. Mengubah ekosistem mangrove untuk penggunaan selain hutan mangrove disebut “Konversi”. Jangan tertukar dengan “Konservasi” ya! Karena konservasi artinya melindungi, mengawetkan dan melestarikan.

Digambar oleh Adelia Anjani

b. Membuang sampah dan limbah industri beracun ke sungai.

Jika kalian berkunjung ke ekowisata mangrove Karangsong Kabupaten Indramayu, maka kita akan melalui sungai Prajagumiwang. Coba

perhatikan banyak sekali aktivitas masyarakat di sepanjang sungai tersebut. Ada yang membuat dan mengecat perahu, berjualan berbagai macam ikan, membersihkan jala, mencuci kendaraan, menjual makanan di kedai maupun restoran di tepi sungai.

Sampah yang dibiarkan berserakan atau dibuang langsung ke sungai

menyebabkan pencemaran dan sumber penyakit

Foto: Sugiarti

Foto: Sugiarti

Selain itu coba kita perhatikan pula air sungai yang mengalir dan bermuara di Ekowisata Mangrove Karangsong, warnanya coklat kehitaman dan banyak sekali sampah menumpuk. Padahal air sungai itu menuju ke laut Jawa dimana airnya masuk juga ke habitat mangrove. Zat-zat beracun yang berasal dari limbah cat pembuatan perahu, pabrik tekstil atau bahan kimia lainnya yang langsung dibuang ke sungai menyebabkan pencemaran.

Limbah pembuatan perahu, seperti cat, minyak dan bahan pengawet kayu dapat mengotori perairan.

Foto : Hendra Gunawan

Sampah-sampah plastik yang mengalir ke laut akan mengendap di dasar laut. Sampah-sampah ini akan menutupi biota yang hidup di dalamnya. Zat organik seperti sisa makanan yang berlebihan di sungai atau laut akan menimbulkan pembusukan yang menimbulkan bau busuk di sungai atau laut. Keadaan ini akan menyebabkan kekurangan oksigen terlarut pada sungai atau laut tersebut. Padahal oksigen ini sangat diperlukan oleh semua kehidupan di laut. Akibatnya, hewan laut akan mati atau pindah ke perairan yang masih jernih.

Sampah menumpuk di tepi

pantai mengganggu

(15)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

4

5

Pencemaran lainnya dapat terjadi karena penggunaan pupuk untuk kegiatan pertanian yang dilakukan secara berlebihan di wilayah pesisir. Sama pula halnya dengan logam berat, seperti timbal (Pb), tembaga (Cu), seng (Zn), air raksa (Hg) dan hidrokarbon. Kadar logam yang berlebihan di sungai atau laut akan meracuni dan mematikan kehidupan di perairan tersebut. Berbagai jenis ikan dan udang akan mati keracunan. Burung pemakan ikan kemudian terganggu populasinya akibat kekurangan makanan dan pertumbuhan pohon mangrove pun terhambat akibat air yang berkualitas buruk.

c. Menebangi pohon mangrove secara berlebihan.

Kalian tahu bahwa penggundulan hutan dapat menyebabkan bencana. Demikian pula dengan penebangan pohon mangrove secara berlebihan untuk dijadikan bahan bangunan, arang atau kayu bakar, dapat menyebabkan rusaknya ekosistem mangrove. Lapisan pohon yang membentuk formasi hutan mangrove yang berfungsi mencegah kerusakan pantai (abrasi pantai) akan rusak bahkan akan hilang. Selain itu, hutan mangrove juga merupakan habitat burung-burung pantai dan ikan. Merusak hutan mangrove menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem mangrove.

Penebangan pohon mangrove secara berlebihan untuk pembuatan tambak, hanya menyisakan beberapa batang pohon.

Foto : Hendra Gunawan

Foto : Hendra Gunawan

d. Membunuh burung-burung dan fauna lainnya.

Selain merusak formasi pepohonan yang merupakan penghuni utama hutan mangrove, menembaki burung-burung dan satwa lain dapat mengancam keseimbangan ekosistem mangrove karena dapat memutus rantai makanan. Kalian sudah mengenal jenis-jenis burung yang hidup di ekosistem mangrove kan? Coba amati adakah burung-burung yang sering ditangkap di tempatmu? Coba selidiki mengapa mereka melakukan hal itu?

Seekor burung air yang terluka sayapnya karena ditembak oleh pemburu untuk dijadikan makanan.

e. Menangkap ikan menggunakan racun dan bom.

Pekerjaan utama masyarakat pesisir adalah sebagai nelayan, namun kegiatan yang mereka lakukan juga bermacam-macam. Nelayan bisa memancing ikan hingga ke tengah laut seorang diri dengan menggunakan sampan kecil. Mereka akan berangkat pagi hari dan kembali siang hari atau menjelang petang. Hasil memancing yang diperoleh biasanya sedikit dan hanya cukup untuk dimakan pada hari itu saja. Ada pula nelayan yang menjala ikan. Mereka menggunakan perahu yang isinya 4-5 orang dan membawa jaring. Biasanya mereka pergi pada malam hari dan kembali esok harinya. Cara menjaring adalah sebagai berikut: (1). Jaring dibentang di laut, kemudian diberi pelampung sebagai tanda. (2).. Jaring yang telah terpasang tadi dibiarkan semalam. (3). Esok harinya jaring diangkat, ikan-ikan yang tertangkap diambil untuk dijual ke pasar.

(16)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

4

5

Pencemaran lainnya dapat terjadi karena penggunaan pupuk untuk kegiatan pertanian yang dilakukan secara berlebihan di wilayah pesisir. Sama pula halnya dengan logam berat, seperti timbal (Pb), tembaga (Cu), seng (Zn), air raksa (Hg) dan hidrokarbon. Kadar logam yang berlebihan di sungai atau laut akan meracuni dan mematikan kehidupan di perairan tersebut. Berbagai jenis ikan dan udang akan mati keracunan. Burung pemakan ikan kemudian terganggu populasinya akibat kekurangan makanan dan pertumbuhan pohon mangrove pun terhambat akibat air yang berkualitas buruk.

c. Menebangi pohon mangrove secara berlebihan.

Kalian tahu bahwa penggundulan hutan dapat menyebabkan bencana. Demikian pula dengan penebangan pohon mangrove secara berlebihan untuk dijadikan bahan bangunan, arang atau kayu bakar, dapat menyebabkan rusaknya ekosistem mangrove. Lapisan pohon yang membentuk formasi hutan mangrove yang berfungsi mencegah kerusakan pantai (abrasi pantai) akan rusak bahkan akan hilang. Selain itu, hutan mangrove juga merupakan habitat burung-burung pantai dan ikan. Merusak hutan mangrove menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem mangrove.

Penebangan pohon mangrove secara berlebihan untuk pembuatan tambak, hanya menyisakan beberapa batang pohon.

Foto : Hendra Gunawan

Foto : Hendra Gunawan

d. Membunuh burung-burung dan fauna lainnya.

Selain merusak formasi pepohonan yang merupakan penghuni utama hutan mangrove, menembaki burung-burung dan satwa lain dapat mengancam keseimbangan ekosistem mangrove karena dapat memutus rantai makanan. Kalian sudah mengenal jenis-jenis burung yang hidup di ekosistem mangrove kan? Coba amati adakah burung-burung yang sering ditangkap di tempatmu? Coba selidiki mengapa mereka melakukan hal itu?

Seekor burung air yang terluka sayapnya karena ditembak oleh pemburu untuk dijadikan makanan.

e. Menangkap ikan menggunakan racun dan bom.

Pekerjaan utama masyarakat pesisir adalah sebagai nelayan, namun kegiatan yang mereka lakukan juga bermacam-macam. Nelayan bisa memancing ikan hingga ke tengah laut seorang diri dengan menggunakan sampan kecil. Mereka akan berangkat pagi hari dan kembali siang hari atau menjelang petang. Hasil memancing yang diperoleh biasanya sedikit dan hanya cukup untuk dimakan pada hari itu saja. Ada pula nelayan yang menjala ikan. Mereka menggunakan perahu yang isinya 4-5 orang dan membawa jaring. Biasanya mereka pergi pada malam hari dan kembali esok harinya. Cara menjaring adalah sebagai berikut: (1). Jaring dibentang di laut, kemudian diberi pelampung sebagai tanda. (2).. Jaring yang telah terpasang tadi dibiarkan semalam. (3). Esok harinya jaring diangkat, ikan-ikan yang tertangkap diambil untuk dijual ke pasar.

(17)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

6

7

Ada juga nelayan yang menggunakan racun untuk menangkap ikan dan udang. Sianida sering digunakan untuk menangkap ikan hias dan ikan karang. Racun sianida dengan kadar tertentu disemprotkan ke arah ikan untuk membuat ikan-ikan itu mabuk. Ikan dan udang yang terkena racun sianida akan lemah atau mabuk kemudian pingsan, sehingga mudah ditangkap. Kemudian ikan-ikan itu dipindahkan ke tempat pengumpulan yang airnya bersih. Ikan-ikan hias itu segar kembali pada waktu dijual. Penggunaan bom dan racun ini dilarang digunakan oleh pemerintah karena sangat berbahaya bagi manusia dan menimbulkan kerusakan lingkungan.

Penangkapan ikan menggunakan bom, bukan saja membunuh sampai ke anak-anak ikan yang masih kecil tetapi juga merusak terumbu

karang tempat ikan-ikan itu hidup

Ikan-ikan yang mati akibat airnya tercemar bahan beracun.

https://radarbolmongonline.com

https://2.bp.blogspot.com/-dpqZY4kslWU

2. Bencana Alam

Bencana alam adalah keadaan yang disebabkan oleh proses atau gejala alam yang mengganggu kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan mengakibatkan kerusakan sumber daya alam (termasuk hutan mangrove). Bencana alam yang sering terjadi di daerah pesisir negeri kita adalah, gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami, banjir, longsor dan badai tropis (topan, siklun dan Elnino). Bencana alam tersebut dapat mengancam kelestarian ekosistem mangrove. Memang kita tidak bisa mencegah terjadinya bencana alam, tetapi dengan mengetahui tentang bencana alam kita menjadi siap menghadapi bencana alam sehingga mengurangi jatuhnya korban.

Mangrove yang rusak akibat bencana alam

http://www

.mongabay

.co.id

B. Sumber Ancaman Ekosistem Mangrove

Kalian kini telah mengenal jenis-jenis penyebab kerusakan ekosistem mangrove, baik akibat aktivitas manusia yang bersifat merusak maupun bencana alam. Nah tahukan kalian mengapa hal ini bisa terjadi? Hutan mangrove yang berada di Pulau Jawa memiliki tingkat keterancaman yang tinggi akibat tekanan jumlah penduduk yang sangat padat.

(18)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

6

7

Ada juga nelayan yang menggunakan racun untuk menangkap ikan dan udang. Sianida sering digunakan untuk menangkap ikan hias dan ikan karang. Racun sianida dengan kadar tertentu disemprotkan ke arah ikan untuk membuat ikan-ikan itu mabuk. Ikan dan udang yang terkena racun sianida akan lemah atau mabuk kemudian pingsan, sehingga mudah ditangkap. Kemudian ikan-ikan itu dipindahkan ke tempat pengumpulan yang airnya bersih. Ikan-ikan hias itu segar kembali pada waktu dijual. Penggunaan bom dan racun ini dilarang digunakan oleh pemerintah karena sangat berbahaya bagi manusia dan menimbulkan kerusakan lingkungan.

Penangkapan ikan menggunakan bom, bukan saja membunuh sampai ke anak-anak ikan yang masih kecil tetapi juga merusak terumbu

karang tempat ikan-ikan itu hidup

Ikan-ikan yang mati akibat airnya tercemar bahan beracun.

https://radarbolmongonline.com

https://2.bp.blogspot.com/-dpqZY4kslWU

2. Bencana Alam

Bencana alam adalah keadaan yang disebabkan oleh proses atau gejala alam yang mengganggu kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan mengakibatkan kerusakan sumber daya alam (termasuk hutan mangrove). Bencana alam yang sering terjadi di daerah pesisir negeri kita adalah, gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami, banjir, longsor dan badai tropis (topan, siklun dan Elnino). Bencana alam tersebut dapat mengancam kelestarian ekosistem mangrove. Memang kita tidak bisa mencegah terjadinya bencana alam, tetapi dengan mengetahui tentang bencana alam kita menjadi siap menghadapi bencana alam sehingga mengurangi jatuhnya korban.

Mangrove yang rusak akibat bencana alam

http://www

.mongabay

.co.id

B. Sumber Ancaman Ekosistem Mangrove

Kalian kini telah mengenal jenis-jenis penyebab kerusakan ekosistem mangrove, baik akibat aktivitas manusia yang bersifat merusak maupun bencana alam. Nah tahukan kalian mengapa hal ini bisa terjadi? Hutan mangrove yang berada di Pulau Jawa memiliki tingkat keterancaman yang tinggi akibat tekanan jumlah penduduk yang sangat padat.

(19)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

8

9

berubah menjadi tempat pemukiman, fasilitas umum seperti jalan atau lahan perikanan masyarakat (tambak). Selain itu banyak juga diantara kita yang tidak peduli pada lingkungan sekitar. Sampah dibiarkan berserakan, zat berbahaya seperti cat dan detergen dibuang langsung ke sungai atau menebangi pepohonan mangrove dan membunuh burung-burung.

Tahukah kalian apa yang menyebabkan bencana alam gempa bumi? Bumi kita terus bergerak. Termasuk juga lempeng bumi tempat kita berpijak. Ketika lempeng bumi bergerak, maka timbul gempa. Gempa menjadi berbahaya jika mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta benda. Kalau gempa mengakibatkan korban jiwa dan harta, barulah kita sebut bencana alam.

Gempa terjadi setiap saat, di pesisir maupun di daratan hingga pegunungan. Setiap hari paling tidak ada 10 gempa yang mengguncang Indonesia. Kadang-kadang gempa hanya menimbulkan getaran lemah saja. Tapi kadang-kadang kuat. Gempa di Aceh tahun 2004, di Jogjakarta dan Pangandaran tahun 2006 sangatlah kuat. Gempa di Aceh dan Pangandaran berasal dari dasar laut, sehingga bisa menimbulkan tsunami atau ombak berkekuatan besar dan berkecepatan tinggi.

Tsunami berasal dari bahasa Jepang. “Tsu” artinya pelabuhan dan “Nami” artinya gelombang atau ombak besar. Jadi, menurut orang-orang Jepang, tsunami adalah gelombang besar yang berada di pelabuhan atau wilayah pesisir. Kenapa tsunami berbahaya? Gelombang tsunami dapat menerjang dengan kecepatan yang tinggi, lebih cepat dari kemampuan orang dewasa berlari. Gempa dan tsunami adalah bahaya yang tidak bisa dicegah oleh manusia.

Gempa bumi

dan tsunami di Pangandaran (Tahun 2006)

http://posko-jenggala.or

g/

Proses terjadinya tsunami yang dapat mengancam hutan mangrove.

https://duniatehnikku.wordpress.com

Selain gempa bumi, badai tropis seperti topan, siklun dan elnino juga termasuk bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim global. Topan atau badai adalah angin besar dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kadang-kadang topan dibarengi oleh hujan lebat. Apabila angin kencang itu membentuk putaran yang sangat cepat, kondisi ini dinamakan siklun. Elnino adalah gejala alam berupa perubahan iklim, seperti kenaikan suhu udara. Perubahan suhu udara ini menyebabkan badai tropis yang menimbulkan banjir di berbagai belahan dunia.

Angin topan melanda daerah pesisir pantai

(20)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

8

9

berubah menjadi tempat pemukiman, fasilitas umum seperti jalan atau lahan perikanan masyarakat (tambak). Selain itu banyak juga diantara kita yang tidak peduli pada lingkungan sekitar. Sampah dibiarkan berserakan, zat berbahaya seperti cat dan detergen dibuang langsung ke sungai atau menebangi pepohonan mangrove dan membunuh burung-burung.

Tahukah kalian apa yang menyebabkan bencana alam gempa bumi? Bumi kita terus bergerak. Termasuk juga lempeng bumi tempat kita berpijak. Ketika lempeng bumi bergerak, maka timbul gempa. Gempa menjadi berbahaya jika mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta benda. Kalau gempa mengakibatkan korban jiwa dan harta, barulah kita sebut bencana alam.

Gempa terjadi setiap saat, di pesisir maupun di daratan hingga pegunungan. Setiap hari paling tidak ada 10 gempa yang mengguncang Indonesia. Kadang-kadang gempa hanya menimbulkan getaran lemah saja. Tapi kadang-kadang kuat. Gempa di Aceh tahun 2004, di Jogjakarta dan Pangandaran tahun 2006 sangatlah kuat. Gempa di Aceh dan Pangandaran berasal dari dasar laut, sehingga bisa menimbulkan tsunami atau ombak berkekuatan besar dan berkecepatan tinggi.

Tsunami berasal dari bahasa Jepang. “Tsu” artinya pelabuhan dan “Nami” artinya gelombang atau ombak besar. Jadi, menurut orang-orang Jepang, tsunami adalah gelombang besar yang berada di pelabuhan atau wilayah pesisir. Kenapa tsunami berbahaya? Gelombang tsunami dapat menerjang dengan kecepatan yang tinggi, lebih cepat dari kemampuan orang dewasa berlari. Gempa dan tsunami adalah bahaya yang tidak bisa dicegah oleh manusia.

Gempa bumi

dan tsunami di Pangandaran (Tahun 2006)

http://posko-jenggala.or

g/

Proses terjadinya tsunami yang dapat mengancam hutan mangrove.

https://duniatehnikku.wordpress.com

Selain gempa bumi, badai tropis seperti topan, siklun dan elnino juga termasuk bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim global. Topan atau badai adalah angin besar dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kadang-kadang topan dibarengi oleh hujan lebat. Apabila angin kencang itu membentuk putaran yang sangat cepat, kondisi ini dinamakan siklun. Elnino adalah gejala alam berupa perubahan iklim, seperti kenaikan suhu udara. Perubahan suhu udara ini menyebabkan badai tropis yang menimbulkan banjir di berbagai belahan dunia.

Angin topan melanda daerah pesisir pantai

(21)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

10

11

C. Ciri-ciri Ekosistem Mangrove yang Terancam

Setelah mengamati berbagai jenis ancaman, contoh-contoh dan penyebab mengapa ancaman tersebut bisa terjadi, kini kalian dapat menilai apakah sebuah hutan mangrove terancam kerusakan atau tidak? Bagaimanakah caranya? Kita dapat membuat daftar data-data kondisi sebuah ekosistem mangrove, untuk menilai tingkat keterancamannya, seperti dicontohkan berikut ini :

1 Dimanakah lokasi hutan mangrove berada, apakah di Pulau

Jawa? Ya Tidak

2 Apakah hutan mangrove tersebut lokasinya dekat dengan

pemukiman masyarakat yang padat? ya Tidak 3 Apakah ia dekat dengan muara sungai yang airnya sudah

tercemar dan banyak sampah menumpuk? ya Tidak 4 Apakah lokasinya juga dekat dengan pabrik-pabrik yang

menghasilkan limbah atau industri pembuatan kapal? ya Tidak

5 Apakah sudah banyak orang yang berkunjung ke hutan

mangrove untuk berwisata? ya Tidak

6 Apakah ditemukan nelayan yang masih menggunakan racun

dan bom untuk menangkap ikan? ya Tidak 7 Apakah sudah ada kegiatan perikanan (tambak) di dekat

lokasi hutan mangrove tersebut? ya Tidak 8 Apakah sudah ditemukan sampah-sampah plastik

anorganik berserakan di lokasi hutan mangrove? ya Tidak 9 Apakah sudah ada aktivitas penebangan pohon mangrove

oleh masyarakat untuk diambil kayunya? ya Tidak 10 Apakah sudah ditemukan penembakan burung-burung

pantai di sekitar hutan mangrove? ya Tidak

Dari hasil pengamatan kalian, hitung berapa banyak jumlah “ya” dan “tidak”. Semakin banyak memperoleh jumlah “ya”, semakin tinggi tingkat keterancaman hutan mangrove tersebut. Selamat mencoba,!

D. Rangkuman

E. Latihan

Ancaman terhadap ekosistem mangrove terdiri dari dua jenis, yaitu akibat aktivitas manusia yang merusak dan bencana alam. Aktivitas manusia yang merusak disebabkan oleh terus bertambahnya populasi manusia disertai sikap yang tidak peduli akan pelestarian lingkungan, sedangkan bencana alam disebabkan oleh fenomena alam seperti meletusnya gunung berapi, pergeseran kulit bumi sehingga terjadi gempa bumi atau badai tropis/elnino akibat perubahan iklim.

Ciri-ciri hutan mangrove yang terancam kerusakan antara lain: lokasinya dekat dengan pemukiman padat penduduk, banyak dibangun tambak di sekitar hutan mangrove, dekat dengan sungai yang tercemar, sampah dan zat berbahaya masuk ke ekosistem mangrove, ditemukan banyak pohon yang ditebang dan burung / satwa lain yang mati dibunuh serta jumlah pengunjung yang sangat banyak.

1. Tugas kelompok, buatlah wawancara dan pengamatan di lapangan, apa saja aktivitas manusia yang dapat merusak lingkungan ekosistem mangrove di Ekowisata Karangsong dan coba cari tahu apa alasan mereka mengapa berbuat seperti itu? Diskusikan dengan kelompok, bagaimana kalian mengukur atau mengetahu bahwa telah terjadi kerusakan di sebuah ekosistem mangrove? Apa saja ciri-cirinya?

(22)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

10

11

C. Ciri-ciri Ekosistem Mangrove yang Terancam

Setelah mengamati berbagai jenis ancaman, contoh-contoh dan penyebab mengapa ancaman tersebut bisa terjadi, kini kalian dapat menilai apakah sebuah hutan mangrove terancam kerusakan atau tidak? Bagaimanakah caranya? Kita dapat membuat daftar data-data kondisi sebuah ekosistem mangrove, untuk menilai tingkat keterancamannya, seperti dicontohkan berikut ini :

1 Dimanakah lokasi hutan mangrove berada, apakah di Pulau

Jawa? Ya Tidak

2 Apakah hutan mangrove tersebut lokasinya dekat dengan

pemukiman masyarakat yang padat? ya Tidak 3 Apakah ia dekat dengan muara sungai yang airnya sudah

tercemar dan banyak sampah menumpuk? ya Tidak 4 Apakah lokasinya juga dekat dengan pabrik-pabrik yang

menghasilkan limbah atau industri pembuatan kapal? ya Tidak

5 Apakah sudah banyak orang yang berkunjung ke hutan

mangrove untuk berwisata? ya Tidak

6 Apakah ditemukan nelayan yang masih menggunakan racun

dan bom untuk menangkap ikan? ya Tidak 7 Apakah sudah ada kegiatan perikanan (tambak) di dekat

lokasi hutan mangrove tersebut? ya Tidak 8 Apakah sudah ditemukan sampah-sampah plastik

anorganik berserakan di lokasi hutan mangrove? ya Tidak 9 Apakah sudah ada aktivitas penebangan pohon mangrove

oleh masyarakat untuk diambil kayunya? ya Tidak 10 Apakah sudah ditemukan penembakan burung-burung

pantai di sekitar hutan mangrove? ya Tidak

Dari hasil pengamatan kalian, hitung berapa banyak jumlah “ya” dan “tidak”. Semakin banyak memperoleh jumlah “ya”, semakin tinggi tingkat keterancaman hutan mangrove tersebut. Selamat mencoba,!

D. Rangkuman

E. Latihan

Ancaman terhadap ekosistem mangrove terdiri dari dua jenis, yaitu akibat aktivitas manusia yang merusak dan bencana alam. Aktivitas manusia yang merusak disebabkan oleh terus bertambahnya populasi manusia disertai sikap yang tidak peduli akan pelestarian lingkungan, sedangkan bencana alam disebabkan oleh fenomena alam seperti meletusnya gunung berapi, pergeseran kulit bumi sehingga terjadi gempa bumi atau badai tropis/elnino akibat perubahan iklim.

Ciri-ciri hutan mangrove yang terancam kerusakan antara lain: lokasinya dekat dengan pemukiman padat penduduk, banyak dibangun tambak di sekitar hutan mangrove, dekat dengan sungai yang tercemar, sampah dan zat berbahaya masuk ke ekosistem mangrove, ditemukan banyak pohon yang ditebang dan burung / satwa lain yang mati dibunuh serta jumlah pengunjung yang sangat banyak.

1. Tugas kelompok, buatlah wawancara dan pengamatan di lapangan, apa saja aktivitas manusia yang dapat merusak lingkungan ekosistem mangrove di Ekowisata Karangsong dan coba cari tahu apa alasan mereka mengapa berbuat seperti itu? Diskusikan dengan kelompok, bagaimana kalian mengukur atau mengetahu bahwa telah terjadi kerusakan di sebuah ekosistem mangrove? Apa saja ciri-cirinya?

(23)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

12

13

PELESTARIAN MANGROVE

UNTUK MITIGASI BENCANA ALAM

DI WILAYAH PESISIR

2

bab

1. Kompetensi Dasar

a. Siswa mengenal istilah, pengertian dan manfaat mitigasi bencana, terutama untuk daerah pesisir sebagai habitat utama mangrove.

b. Siswa mengenal contoh-contoh kegiatan mitigasi bencana dan upaya pelestarian ekosistem mangrove.

c. Siswa memahami pentingnya keterlibatan semua pihak untuk menyelamatkan ekosistem mangrove yang terancam.

2. Indikator Hasil Belajar

a. Siswa dapat menyebutkan pengertian dan manfaat mitigasi bencana bagi masyarakat daerah pesisir pantai.

b. Siswa dapat menjelaskan kesiapan dalam menghadapi bencana alam serta upaya-upaya dalam pelestarian ekosistem mangrove.

c. Siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan kampanye dan program pelestarian ekosistem mangrove di lingkungan sekolah maupun tempat tinggalnya.

Kalian telah mengetahui apa saja yang dapat mengancam kelestarian ekosistem mangrove, masih ingat bukan ? Pada bab ini kita akan mempelajari apa saja yang seharusnya kita lakukan dalam menghadapi bencana alam di wilayah pesisir sebagai habitat utama hutan mangrove. Selain itu, mari kita diskusikan apa saja yang bisa kita lakukan untuk ikut serta menjaga kelestarian hutan mangrove kebanggaan warga Indramayu. Yuk kita simak bersama.

A. Mitigasi Bencana Alam

Pernahkan kalian mendengar istilah mitigasi? Sejak peristiwa bencana alam dahsyat tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Pulau Nias Sumatera Utara pada tanggal 26 Desember 2004, istilah mitigasi bencana mulai sering kita dengar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

Di dalam Bab sebelumnya kita pernah menyinggung tentang bencana alam. Masih ingatkah kalian apa yang dimaksud dengan bencana alam ? Bencana alam adalah peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam atau faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan dan kerugian harta benda. Bencana alam dapat berupa kebakaran, tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir, longsor dan badai tropis. Tahukah kalian bahwa negara kita Indonesia termasuk ke dalam wilayah yang sering mengalami gempa bumi atau letusan gunung berapi, yaitu wilayah yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik atau Cincin Api Pasifik (Ring of Fire). Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 80% dari gempa bumi terbesar, terjadi di sepanjang Cincin Api ini.

Indonesia termasuk ke dalam wilayah Ring of Fire

https://media.nationalgeographic.or

(24)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

12

13

PELESTARIAN MANGROVE

UNTUK MITIGASI BENCANA ALAM

DI WILAYAH PESISIR

2

bab

1. Kompetensi Dasar

a. Siswa mengenal istilah, pengertian dan manfaat mitigasi bencana, terutama untuk daerah pesisir sebagai habitat utama mangrove.

b. Siswa mengenal contoh-contoh kegiatan mitigasi bencana dan upaya pelestarian ekosistem mangrove.

c. Siswa memahami pentingnya keterlibatan semua pihak untuk menyelamatkan ekosistem mangrove yang terancam.

2. Indikator Hasil Belajar

a. Siswa dapat menyebutkan pengertian dan manfaat mitigasi bencana bagi masyarakat daerah pesisir pantai.

b. Siswa dapat menjelaskan kesiapan dalam menghadapi bencana alam serta upaya-upaya dalam pelestarian ekosistem mangrove.

c. Siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan kampanye dan program pelestarian ekosistem mangrove di lingkungan sekolah maupun tempat tinggalnya.

Kalian telah mengetahui apa saja yang dapat mengancam kelestarian ekosistem mangrove, masih ingat bukan ? Pada bab ini kita akan mempelajari apa saja yang seharusnya kita lakukan dalam menghadapi bencana alam di wilayah pesisir sebagai habitat utama hutan mangrove. Selain itu, mari kita diskusikan apa saja yang bisa kita lakukan untuk ikut serta menjaga kelestarian hutan mangrove kebanggaan warga Indramayu. Yuk kita simak bersama.

A. Mitigasi Bencana Alam

Pernahkan kalian mendengar istilah mitigasi? Sejak peristiwa bencana alam dahsyat tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Pulau Nias Sumatera Utara pada tanggal 26 Desember 2004, istilah mitigasi bencana mulai sering kita dengar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

Di dalam Bab sebelumnya kita pernah menyinggung tentang bencana alam. Masih ingatkah kalian apa yang dimaksud dengan bencana alam ? Bencana alam adalah peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam atau faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan dan kerugian harta benda. Bencana alam dapat berupa kebakaran, tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir, longsor dan badai tropis. Tahukah kalian bahwa negara kita Indonesia termasuk ke dalam wilayah yang sering mengalami gempa bumi atau letusan gunung berapi, yaitu wilayah yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik atau Cincin Api Pasifik (Ring of Fire). Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 80% dari gempa bumi terbesar, terjadi di sepanjang Cincin Api ini.

Indonesia termasuk ke dalam wilayah Ring of Fire

https://media.nationalgeographic.or

(25)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

14

15

Bencana alam memang tidak dapat kita hentikan, namun kita dapat berusaha mengurangi jatuhnya korban jiwa manusia, kerugian ekonomi dan kerusakan sumber daya alam melalui mitigasi bencana. Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana alam dapat dibagi ke dalam 4 kategori, yaitu:

1. Kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi)

2. Kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi),

3. Kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan),

4. Kegiatan pasca bencana (pemulihan, penyembuhan dan perbaikan).

Nah sekarang cukup jelas bukan bahwa mitigasi adalah upaya mengurangi jatuhnya korban sebelum terjadinya bencana alam. Berikut adalah beberapa contoh mitigasi bencana :

1. Mitigasi untuk banjir yaitu dengan membuat waduk dan sumur serapan.

2. Mitigasi untuk tanah longsor yaitu dengan membuat parit di permukaan tanah.

3. Mitigasi untuk gempa bumi yaitu merancang struktur bangunan tahan gempa.

4. Mitigasi untuk kekeringan yaitu dengn membuat bendungan dan waduk untuk bisa memasok air tambahan pada musim kering.

Kita sebagai penduduk Indonesia yang tinggal di daerah Ring of Fire atau “cincin api” dimana sering sekali terjadi gempa bumi, apa yang harus kita lakukan untuk melindungi diri dan evakuasi jika terjadi gempa bumi?

1. Berlindung di tempat-tempat yang aman, seperti di bawah meja yang kokoh atau merapat ke dinding dengan merunduk sambil melindungi kepala.

2. Segera keluar dari kelas atau rumah dan pergi ke lapangan terbuka sambil melindungi kepala.

3. Jauhi jendela kaca, rak, lemari d a n b a r a n g - b a r a n g y a n g tergantung seperti lampu gantung, cermin dan lukisan.

4. Menjauhlah dari pantai dan pergilah ke daerah yang lebih tinggi apabila mengetahui air laut surut rendah setelah adanya gempa dengan getaran yang sangat kuat atau mendengar suara gemuruh yang sangat keras.

Jika terjadi tsunami,

pergilah ke tempat yang lebih tinggi.

Digambar oleh Adelia Anjani

Selain gempa bumi, negara kita juga merupakan negara kepulauan dengan jumlah lebih dari 14.000 pulau. Hmmm... banyak sekali ya? Kalian pun telah mengetahui bahwa gempa bumi dapat menyebabkan bencana alam gelombang tsunami. Masih ingat bukan? Ternyata salah satu manfaat adanya formasi hutan mangrove adalah salah satu upaya mitigasi untuk tsunami.

Dari pengalaman bencana tsunami Aceh dan bencana lain di pesisir yang disebabkan oleh gelombang laut atau topan dan badai, terbukti bahwa pantai-pantai yang terlindung oleh mangrove, mengalami dampak yang lebih kecil dibandingkan pantai terbuka tanpa hutan mangrove. Dari pengalaman inilah, kita belajar dan menyadari untuk melestarikan hutan mangrove yang ada di sepanjang pantai dan memulihkan atau merehabilitasi hutan mangrove yang rusak.

Penting sekali ternyata mempertahankan ekosistem mangrove itu. Nah sebagai generasi muda yang peduli lingkungan, apa saja yang dapat kalian lakukan? Ini beberapa contoh kegiatan yang dapat kalian kerjakan sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian hutan mangrove:

1. Mempelajari lebih dalam tentang ekosistem mangrove, sehingga kita dapat memberi tahu teman yang lain tentang pentingnya pelestarian hutan mangrove.

2. Menyebarluaskan pengetahuan tentang mangrove kepada siapapun yang dekat dengan kita baik di rumah maupun sekolah. Bisa dengan bercerita, menunjukkan gambar, foto-foto maupun kliping.

3. Kampanye pentingnya hutan mangrove sebagai pelindung dari bencana tsunami, gelombang dan badai, melalui pembuatan dan penyebaran poster dan sticker yang dibagikan kepada warga sekitar.

4. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah di tempatnya dan memanfaatkan sampah organik maupun anorganik untuk dibuat kertas daur ulang, pupuk kompos atau aneka kerajinan dari kemasan makanan/ minuman yang sudah tidak terpakai.

5. Menanam kembali di hutan mangrove yang mengalami kerusakan.

6. Melaporkan pelanggaran, seperti pengeboman atau meracun ikan di pantai atau pembuangan limbah industri yang diduga mengandung zat beracun ke sungai.

B. Pelestarian Ekosistem Mangrove

(26)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

14

15

Bencana alam memang tidak dapat kita hentikan, namun kita dapat berusaha mengurangi jatuhnya korban jiwa manusia, kerugian ekonomi dan kerusakan sumber daya alam melalui mitigasi bencana. Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana alam dapat dibagi ke dalam 4 kategori, yaitu:

1. Kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi)

2. Kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi),

3. Kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan),

4. Kegiatan pasca bencana (pemulihan, penyembuhan dan perbaikan).

Nah sekarang cukup jelas bukan bahwa mitigasi adalah upaya mengurangi jatuhnya korban sebelum terjadinya bencana alam. Berikut adalah beberapa contoh mitigasi bencana :

1. Mitigasi untuk banjir yaitu dengan membuat waduk dan sumur serapan.

2. Mitigasi untuk tanah longsor yaitu dengan membuat parit di permukaan tanah.

3. Mitigasi untuk gempa bumi yaitu merancang struktur bangunan tahan gempa.

4. Mitigasi untuk kekeringan yaitu dengn membuat bendungan dan waduk untuk bisa memasok air tambahan pada musim kering.

Kita sebagai penduduk Indonesia yang tinggal di daerah Ring of Fire atau “cincin api” dimana sering sekali terjadi gempa bumi, apa yang harus kita lakukan untuk melindungi diri dan evakuasi jika terjadi gempa bumi?

1. Berlindung di tempat-tempat yang aman, seperti di bawah meja yang kokoh atau merapat ke dinding dengan merunduk sambil melindungi kepala.

2. Segera keluar dari kelas atau rumah dan pergi ke lapangan terbuka sambil melindungi kepala.

3. Jauhi jendela kaca, rak, lemari d a n b a r a n g - b a r a n g y a n g tergantung seperti lampu gantung, cermin dan lukisan.

4. Menjauhlah dari pantai dan pergilah ke daerah yang lebih tinggi apabila mengetahui air laut surut rendah setelah adanya gempa dengan getaran yang sangat kuat atau mendengar suara gemuruh yang sangat keras.

Jika terjadi tsunami,

pergilah ke tempat yang lebih tinggi.

Digambar oleh Adelia Anjani

Selain gempa bumi, negara kita juga merupakan negara kepulauan dengan jumlah lebih dari 14.000 pulau. Hmmm... banyak sekali ya? Kalian pun telah mengetahui bahwa gempa bumi dapat menyebabkan bencana alam gelombang tsunami. Masih ingat bukan? Ternyata salah satu manfaat adanya formasi hutan mangrove adalah salah satu upaya mitigasi untuk tsunami.

Dari pengalaman bencana tsunami Aceh dan bencana lain di pesisir yang disebabkan oleh gelombang laut atau topan dan badai, terbukti bahwa pantai-pantai yang terlindung oleh mangrove, mengalami dampak yang lebih kecil dibandingkan pantai terbuka tanpa hutan mangrove. Dari pengalaman inilah, kita belajar dan menyadari untuk melestarikan hutan mangrove yang ada di sepanjang pantai dan memulihkan atau merehabilitasi hutan mangrove yang rusak.

Penting sekali ternyata mempertahankan ekosistem mangrove itu. Nah sebagai generasi muda yang peduli lingkungan, apa saja yang dapat kalian lakukan? Ini beberapa contoh kegiatan yang dapat kalian kerjakan sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian hutan mangrove:

1. Mempelajari lebih dalam tentang ekosistem mangrove, sehingga kita dapat memberi tahu teman yang lain tentang pentingnya pelestarian hutan mangrove.

2. Menyebarluaskan pengetahuan tentang mangrove kepada siapapun yang dekat dengan kita baik di rumah maupun sekolah. Bisa dengan bercerita, menunjukkan gambar, foto-foto maupun kliping.

3. Kampanye pentingnya hutan mangrove sebagai pelindung dari bencana tsunami, gelombang dan badai, melalui pembuatan dan penyebaran poster dan sticker yang dibagikan kepada warga sekitar.

4. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah di tempatnya dan memanfaatkan sampah organik maupun anorganik untuk dibuat kertas daur ulang, pupuk kompos atau aneka kerajinan dari kemasan makanan/ minuman yang sudah tidak terpakai.

5. Menanam kembali di hutan mangrove yang mengalami kerusakan.

6. Melaporkan pelanggaran, seperti pengeboman atau meracun ikan di pantai atau pembuangan limbah industri yang diduga mengandung zat beracun ke sungai.

B. Pelestarian Ekosistem Mangrove

(27)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

16

17

Contoh poster ajakan melestarikan hutan mangrove untuk mitigasi bencana tsunami.

Sumber : Wetlands International-IP

Sumber : Wetlands International-IP

Contoh poster upaya perlindungan dan evakuasi ketika terjadi bencana tsunami.

C. Rangkuman

D. Latihan

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko atau dampak bencana, sehingga dapat mengurangi korban jiwa, kerugian harta dan benda serta kerusakan lingkungan. Mitigasi bencana dilakukan sebelum terjadinya bencana seperti penanaman bibit bakau dan pelestarian ekosistem mangrove untuk mitigasi bencana badai tropis atau tsunami.

Pelestarian hutan mangrove merupakan salah satu upaya mitigasi bencana di wilayah pesisir seperti tsunami, gelombang besar dan badai, agar dampak yang ditimbulkannya dapat dikurangi. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa sekolah dasar untuk melestarikan hutan mangrove antara lain kampanye peduli hutan mangrove, aktif menjaga kebersihan lingkungan dan melaporkan kepada ibu atau bapak guru jika ada orang-orang yang kegiatannya dapat mengancam hutan mangrove.

1. Tugas kelompok, buatlah poster, brosur dan sticker untuk mengajak teman-teman kalian di kelas lain turut serta melestarikan hutan mangrove.

2. Tugas perorangan, mari mencoba mengolah sampah organik dan an organik untuk menghasilkan barang yang bermanfaat. Misalnya membuat kertas daur ulang warna warni untuk hiasan, membuat pupuk kompos atau memanfaatkan botol plastik kemasan untuk hidroponik. Ayooo... masing-masing mencari bagaimana cara membuatnya. Mari lestarikan hutan mangrove kita.. selamat berkarya.

Contoh pemanfaatan limbah anorganik untuk hidroponik

Membuat vertical garden atau taman vertikal

dari limbah botol plastik minuman.

(28)

Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove

16

17

Contoh poster ajakan melestarikan hutan mangrove untuk mitigasi bencana tsunami.

Sumber : Wetlands International-IP

Sumber : Wetlands International-IP

Contoh poster upaya perlindungan dan evakuasi ketika terjadi bencana tsunami.

C. Rangkuman

D. Latihan

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko atau dampak bencana, sehingga dapat mengurangi korban jiwa, kerugian harta dan benda serta kerusakan lingkungan. Mitigasi bencana dilakukan sebelum terjadinya bencana seperti penanaman bibit bakau dan pelestarian ekosistem mangrove untuk mitigasi bencana badai tropis atau tsunami.

Pelestarian hutan mangrove merupakan salah satu upaya mitigasi bencana di wilayah pesisir seperti tsunami, gelombang besar dan badai, agar dampak yang ditimbulkannya dapat dikurangi. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa sekolah dasar untuk melestarikan hutan mangrove antara lain kampanye peduli hutan mangrove, aktif menjaga kebersihan lingkungan dan melaporkan kepada ibu atau bapak guru jika ada orang-orang yang kegiatannya dapat mengancam hutan mangrove.

1. Tugas kelompok, buatlah poster, brosur dan sticker untuk mengajak teman-teman kalian di kelas lain turut serta melestarikan hutan mangrove.

2. Tugas perorangan, mari mencoba mengolah sampah organik dan an organik untuk menghasilkan barang yang bermanfaat. Misalnya membuat kertas daur ulang warna warni untuk hiasan, membuat pupuk kompos atau memanfaatkan botol plastik kemasan untuk hidroponik. Ayooo... masing-masing mencari bagaimana cara membuatnya. Mari lestarikan hutan mangrove kita.. selamat berkarya.

Contoh pemanfaatan limbah anorganik untuk hidroponik

Membuat vertical garden atau taman vertikal

dari limbah botol plastik minuman.

Gambar

Gambar di atas adalah propagul Rhizopora. Bagian – bagiannya adalah tangkai,
Gambar di atas adalah propagul Rhizopora. Bagian – bagiannya adalah tangkai,

Referensi

Dokumen terkait