MAKALAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK DAN TEORI BELAJAR REVOLUSI SOSIO-KULTURAL
Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah pengantar pendidikan yang diampu oleh: Bapak HUSAMAH,S.Pd.,M.Pd
Disusun oleh: Ilham Ramadhan (043) Nuri Trihasti Miranda (049) Rika Kusuma Wardani (061)
Iin Indah Prasetyawati (072) Laily Nur Fauziah (081)
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai dan tepat waktu. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberi sumbangan baik meteri maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga penyusunan makalah tentang teori belajar konstruktivistikdan teori belajar revolusi sosio-kultural ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya serta dari cara penulisannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang teori konstuktivistik dan teori belajar revolusi sosio-kultural ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Malang, 03 April 2018
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iii
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG...1
B. RUMUSAN MASALAH...1
C. TUJUAN PENULISAN...2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teori Belajar Konstruktivistik...4
B. Konstruktivistik Psikologi/Kognitif Piaget...4
C. Teori Konstruktivistik Sosial Vigotsky...5
D. Pandangan-Pandangan Tokoh Lain Tentang Teori Belajar Konstruktivisrik...6
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN...7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar mengajar yang baik adalah proses belajar yang dapat mengena pada sasaran melalui kegiatan yang sistematis dan untuk itu sangatlah diperlukan keaktifan guru dan siswa untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik tersebut.
Dalam proses belajar mengajar, strategi sangat dibutuhkan oleh guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Strategi merupakan cara atau keinginan guru dalam membawa siswa menuju target yang diinginkan secara tepat.
Konstruktivistik merupakan salah satu landasan berpikir pendekatan pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL), yaitu pengetahuan yang dibangun oleh siswa sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit). Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu, memberi makna melalui pengetahuan itu, kemudian memberi makna melalui pengalaman nyata. Esensi dari teori konstruktivistik adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentranformasikan situasi kompleks ke situasi lain dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri.
Dengan dasar tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruk” bukan “menerima” pengetahuan. Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru.
Konstruktivistik menekankan pada prinsip belajar yang berpusat pada siswa. Siswa harus menjadikan informasi itu sebagai miliknya sendiri. Dalam hal ini guru tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa, melainkan siswalah yang harus membangun pengetahuan di dalam benaknya.
B. Rumusan masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas pada makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain :
a. Apa penegertian dari teori belajar konstruktivisik ?
b. Bagaimana metode belajar kostruktivisik menurut teori piagnet ?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apa pengertian dari teori belajar kosntruktivisik b. Untuk mengetahui metode belajar konstruktivisik menurut teori piagnet
BAB II PEMBAHASAN A. TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK
Konstruktivistik merupakan metode pembelajaran yang lebih menekankanpada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam mengkonstruksi pengalaman atau dengan kata lain teori ini memberikan keaktifan terhadap siswa untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Dalam proses belajarpun, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga siswa menjadi lebih kreatif, imajinatif serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Konsep belajar menurut teori belajar konstruktivistik, yaitu pengetahuan baru dikonstruksi sendiri oleh siswa secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Pendekatan konstruksivistik dalam proses pembelajaran didasari oleh kenyataan bahwa tiap individu memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi kembali pengalaman atau pengetahuan yang telah dimilikinya.
Berkenaan dengan proses pembelajaran, aliran konstruksivistik memberikan keleluasaan kepada siswa untuk aktif membangun kebermaknaan sesaui dengan pemahaman yang telah dimiliki, memerlukan serangkaian kesadaran akan makna bahwa pengetahuan tidak bersifat obyektif atau stabil, tetapi bersifat temporer atau selalu berkembang tergantung pada persepsi subjektif individu dan individu yang berpengetahuan menginterptretasikan serta mengkonstruksi sesuatu realisasi berdasarkan pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan.
Bagi konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan fakta. Belajar adalah suatu perkembangan pemikiran dengan membuat kerangka pengertian yang berbeda. Siswa harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis, menguji hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan lain-lain untuk membentuk konsturksi yang baru.
Menurut Suparno(2012) proses belajar menurut konstruktivistik antara lain bercirikan sebagai berikut :
a) Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.
b) Konstruksi arti itu proses yang terus menerus.Setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru,diadakan rekonstruksi baik secara kuat maupun lemah.
c) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta,melainkan lebih suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertia yang baru.
e) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.
f) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pelajar:konsep-konsep,tujuan,dan motivasi yang memengaruhininteraksi dengan bahan yang dipelajari.
Prinsip-prinsip dari teori belajar konstruktivisme adalah :
1. Belajar dari pengetahuan yang terletak dalam beragam opini dan argumen. 2. Belajar merupakan proses menghubungkan sumber-sumber informasi tertentu. 3. Kemampuan dan keinginan untuk mengetahui lebih banyak merupakan hal
yang penting,daripada berpatokan kepada pengetahuan yang diketahui sekarang.
4. Memelihara dan menjaga antar berbagai diperlukan untuk memfasilitasi belajar agar berkelanjutan.
5. Kemampuan untuk melihat hubungan antar bidang-bidang,ide-ide,dan konsep merupakan inti keterampilan.
6. Penentu keberhasilan belajar adalah proses belajar itu sendiri.Pemilihan atas hal-hal apa yang dipelajari dan makna dari informasi yang masuk melalui realita yang ada.
B. KONSTRUKTIVISTIK PSIKOLOGI/ KOGNITIF PIAGET
Salah satu teori belajar konstruktivistik adalah teori perkembangan mental Piaget yang disebut juga teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. 3 dalil pokok yang dikemukakan Piaget yaitu, 1) Perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu terjadi dengan urutan yang sama, maksudnya setiap manusia mengalami urutan-urutan tersebut dan dengan urutan yang sama, 2) tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai seatu cluster dari operasi mental (pengurutan, pengekalan, pengelompokan, pembuatan hipoteses, dan penarikan kesimpulan) yang menunjukkan adanya tingkah laku intelektual, dan 3) gerak melalui tahap-tahap yang dilengkapi oleh keseimbangan (equilibration), proses pengembangan yang menguraikan tentang interaksi antara pengalaman (asimilasi) dan stryktur kognitif yang timbul (akomodasi).
1. Perspektif Intelegensi Piaget
Menurut Piaget (1988) intelegensi atau perkembangan intelektual dapat dilihat dari 3 perspektif yaitu :
a. Stuktur
b. Isi fungsi melalui proses organisasi dan adaptasi.
2. Konsep proses belajar Piaget
Inti dari pemikiran Piaget tentang proses belajar seseorang adalah mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya. Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
C. TEORI KOSTRUKSIVISTIK SOSIAL VIGOTSKY 1. Pandangan-pandangan Vigotsky tentang belajar
Pandangan Vigotsky yang mengemukakan bahwa belajar itu harus berlangsung dalam kondisi sosial, memperlihatkan peranan bahasa dalam belajar konstruktif. Menurut Vigotsky perkembangan dan pembelajaran terjadi didalam konteks sosial, yakni di dunia yang penuh dengan orang yang berinteraksi dengan anak sejak anak itu lahir. Menurut Budiningsih (2012) terdapat 3 konsep penting dalam teori Vigotsky antara lain :
a. Hukum genetik tentang perkembangan (genetic law of development), setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati 2 tataran, yaitu interpsilogis atau intermental dan intrapsikologis atau intramental. Pandangan teori intermental atau lingkungan sosial sebagai faktor priomer dan konstitutif terhadap pembentukan pengetahuan sedangkan fungsi intramental dipandang sebagai derivasi atau keturunan yang tumbuh atau terbentuk melalui penguasaan dan internalisasi terhadap proses sosial.
b. Zona perkembangan proksimal (zone of proximal development) Vigotsky membagi perkembangan proksimal kedalam 2 tingkat yaitu :
1. Tingkat perkembangan aktual yang tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental)
c. Mediasi
Menurut Vigotsky mediasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Mediasi metakognitif adalah penggunaan alat-alat semiotik yang bertujuan untuk malakukan self regulation yang meliputi self planning, self monitoring, self checking, dan self evaluating. Mediasi ini berkembang dalam konikasi antar pribadi.
2. Mediasi kognitif adalah penggunaan alay-alat kognitif untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengetahuan tertentu atau subject domain problem. Mediasi kognitif berkaitan dengan konsep spontan dan konsep ilmiah.
2. Prinsip pembelajaran Vigotsky
a. Pembelajaran sosial (social learning)
Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai adalah pembelajaran kooperatif.
b. ZPD (Zone Of Proximal Develpoment)
Siswa tidak dapat memcahkan masalh sendiri, tetapi dapt memecahkan 9masalah itu setelah mendapat bantuan orang dewasa atau temannya.
c. Masa magang kognitif
Suatu proses yang menjadikan siswa sedikit demi sedikit memperoleh kecakapan intelektual melalui interaksi dengan orang yang lebih ahli.
d. Pembelajaran termediasi (mediated learning)
Siswa diberi masalah yang kompleks, sulit, dan realistik dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam memecahkan masalah.
Vigotsky menyatakan menyatakan bahwa konsep dasar konstruktivistik adalah scaffolding dan kooperatif. Scaffolding, berarti memberikan kepada seorang individu sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah mampu mengerjakan sendiri.Scaffolding, berarti upaya pembelajar untuk membimbing siswa dalam mencapai keberhasilan.
D. PANDANGAN-PANDANGAN TOKOH LAIN
1. Von Glasersfeld
a) Konstrutivisme radikal,yaitu konstrukivisme yang mengesampingkan hubungan antara dan kenyataan sebaai kriteria’
b) Realisme Hipotesis,memandang bahwa pengetahuan sebagai suatu hipotesis. c) Konstruktivisme tengah.pengetahuan sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari
kenyataan. 2. Tasker
Menurut Anggraini (2011) ,Tasker mengemukakan 3 penekanan dalam teori belajar konstruktivisme ,yaitu :
a) Peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna.
b) Pentingnya membuat kaitan antara gaggasan dalam pengkonstruksikan secara bermakna.
c) Mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima. 3. Wheatley
Wheatley mendukung pendapat Tasker dengan mengajukan dua prinspi utama dalam pembelajarn dengan teori belajar konstruktivisme sebagai berikut :
a) Pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif,tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa.
b) Fungsi kognisi bersifaf adaptif dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.
4. Hanbury
Hanbury mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya dengan pembelajaran dan saling berkaitan :
a) Siswa mengkonstruksi pengetahuam dengan cara-cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki.
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
Konstruktivistik merupakan metode pembelajaran yang lebih menekankan pada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam mengkonstruksi pengalaman atau dengan kata lain teori ini memberikan keaktifan terhadap siswa untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Dalam proses belajarpun, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga siswa menjadi lebih kreatif, imajinatif serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Konsep belajar menurut teori belajar konstruktivistik, yaitu pengetahuan baru dikonstruksi sendiri oleh siswa secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya
B. KRITIK DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Husamah., Pantiwati, yuni., Restian, Arina., Sumarsono Puji. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Malang. UMM Press