• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN PLASMA 2014 GAMBARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN PLASMA 2014 GAMBARAN"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN PLASMA 2014

GAMBARAN MINAT PENGUNJUNG REMAJA

TERHADAP PELESTARIAN DIGITAL BUDAYA INDONESIA

GALERI INDONESIA KAYA

Disusun Oleh:

NAMA : KIMBERLY RYAN TANCYA WILLIE RANDA NOMOR INDUK SISWA : 10868

10891

(2)

SEKOLAH DIAN HARAPAN DAAN MOGOT

Jl.Bedugul No.1 Daan Mogot Baru, Jakarta

(3)

ABSTRAK

GAMBARAN MINAT PENGUNJUNG REMAJA

TERHADAP PELESTARIAN DIGITAL BUDAYA INDONESIA

GALERI INDONESIA KAYA

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, mulai dari pakaian tradisional, alat musik, tarian, makanan, dan berbagai kesenian daerah. Sayangnya, pelestarian budaya yang dilakukan pemerintah lewat galeri dan museum yang ada masih kurang diminati remaja. Di tengah kurangnya ketertarikan masyarakat khususnya generasi muda terhadap budaya Indonesia, Djarum Foundation Bakti membuka Galeri Indonesia Kaya yang memamerkan ragam kebudayaan Indonesia dengan teknologi digital yang di Mal Grand Indonesia, Jakarta. Berdasarkan fenomena ini, kami merumuskan masalah sejauh mana minat pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya Indonesia Galeri Indonesia Kaya. Peneliti menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dimana peneliti menyebarkan kuesioner pada pengunjung remaja Galeri Indonesia Kaya pada hari Sabtu, 12 April 2014 dari pukul 11.00-17.00. Analisis data dilakukan dengan mengukur modus dan rata-rata minat pengunjung remaja berdasarkan tiga indikator minat yaitu perhatian, perasaan, dan motif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata minat pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya Indonesia mencapai 3.39 dan modus jawaban adalah setuju dan sangat setuju yang berarti pengunjung remaja setuju bahwa mereka memiliki minat terhadap pelestarian digital budaya di Galeri Indonesia Kaya.

Kata kunci : minat, remaja, pelestarian digital

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan sebesar-besarnya kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya karena telah menyertai kami dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Kami juga mengucapkan segala terima kasih kepada sahabat-sahabat kami yang terkasih atas segala dukungan yang diberikan dan kami ingin memberikan ucapan terima kasih yang berlimpah-limpah khususnya terhadap orang-orang berikut ini :

1. Bapak Steven, B.Sc Pembimbing karya tulis kami yang tidak kenal lelah dalam memberikan bimbingan dan memanjatkan doa dalam proses penulisan karya tulis kami ini.

(5)

3. Pihak Galeri Indonesia Kaya yang sudah memberikan ijin penelitian.

4. Orang-tua, sekolah, guru dan teman-teman yang ikut membantu dan memberikan doa dan dukungan, tetapi namanya tak disebutkan di-atas.

Kami menyadari bahwa proposal kami ini masih banyak kelemahan dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini membuat segala saran dan kritik dari seluruh pembaca akan sangat berguna bagi kami. Akhirnya, peneliti berharap bahwa karya tulis kami ini dapat menginsipirasi pemuda untuk mengambil peran aktif di sekolah dalam mempromosikan kenanekaragaman budaya di Indonesia.

(6)

DAFTAR ISI

LAPORAN PENELITIAN PLASMA 2014...i

ABSTRAK...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR DIAGRAM...vii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

BAB I...1

I.A. LATAR BELAKANG MASALAH...1

I.B. RUMUSAN MASALAH...2

I.C. TUJUAN PENELITIAN...3

I.D. MANFAAT PENELITIAN...3

(7)

II.A. TINJAUAN PUSTAKA...5

II.A. 1 Kebudayaan...5

II.A.2 Pelestarian Digital Budaya Indonesia...6

II.A.3 Minat...8

II.A.4 Remaja...9

II.B. KERANGKA PENELITIAN...10

BAB III...12

III.A. JENIS PENELITIAN...12

III.B. VARIABEL PENELITIAN...12

III.C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN...12

III.D. TEKNIK SAMPLING...13

III.E. INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA...13

III.F. TEKNIK ANALISIS DATA...14

III.G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN...15

(8)

IV.A. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN...16

IV.B HASIL PENELITIAN...23

BAB V...29

V.A. KESIMPULAN...29

V.B. DISKUSI...29

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Gambaran Subjek Penelitian...21

Tabel 4. 2 Persentase Perhatian Pengunjung Remaja...24

Tabel 4. 3 Persentase Perasaan Pengunjung Remaja...25

Tabel 4. 4 Persentase Motif Pengunjung Remaja...26

Tabel 4. 7 Modus Minat Pengunjung Remaja...27

(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4. 1 Gambaran Subjek Penelitian...22

Diagram 4. 2 Rata-Rata Persentase Perhatian Pengunjung Remaja...24

Diagram 4. 3 Persentase Perasaan Pengunjung Remaja...25

(11)
(12)

Gambar 4. 1 Auditorium Galeri Indonesia Kaya...17

Gambar 4. 2 Sapa Indonesia...17

Gambar 4. 3 Video Mapping Wayang...18

Gambar 4. 4 Kaca Pintar...18

Gambar 4. 5 Jelajah Indonesia...19

Gambar 4. 6 Selaras Pakaian Adat...19

Gambar 4. 7 Layar Telaah Budaya...20

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

(14)

-BAB I

PENDAHULUAN

I.A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan dengan jumlah propinsi yang tidak sedikit, yaitu 33 propinsi, menjadikan tanah air kita Indonesia ini terkenal akan berbagai macam keragaman budayanya. Dari Sabang sampai Merauke, dapat kita temui berbagai kebudayaan yang unik dari masing-masing daerah, mulai dari rumah, pakaian, sampai ke lagu dan tarian adat. Jadi, sama halnya dengan kebudayaan yang dimiliki Indonesia, yang merupakan warisan budaya dari masa lampau yang mewakili nilai-nilai kehidupan masyarakatnya. Hal itu juga menjadi faktor yang mempengaruhi beragamnya kebudayaan yang berbeda. Tiap daerah memiliki identitas budaya yang berbeda satu sama lain yang tercermin dari tatanan dan perilaku manusia yang hidup di daerah tersebut.

(15)

lain seperti yang terjadi di Malaysia. Pengklaiman ini dilakukan Malaysia melalui berbagai dalam berbagai situs lokal Malaysia, dan juga siaran TV lokal (Kompas, 18 Juni 2012). Derasnya arus globalisasi membuat minat generasi muda terhadap kebudayaan asli daerah terus menurun. Hal ini, diungkapkan pemilik Sanggar Tari Sasana Budaya Ahmad Afandi, “Coba kita survei di beberapa SMA, berapa siswa yang tahu asal tari Rantak?” (Lampung Post, 6 Agustus 2013). Zaman yang terus berkembang membuat adat istiadat dan tradisi budaya kian tersingkirkan. Rendahnya minat generasi muda terhadap pelestarian budaya Indonesia membuat budaya Indonesia menjadi tenggelam.

(16)

I.B. RUMUSAN MASALAH

Tampilnya upaya pelestarian digital yang dilakukan Galeri Indonesia Kaya di tengah pudarnya nilai-nilai budaya dalam diri remaja Indonesia, serta menurunnya minat para remaja terhadap kebudayaan Indonesia mendorong penulis merumuskan masalah dalam penulisan ini yaitu sejauh mana tingkat minat pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya?

Mengingat adanya keterbatasan sarana, prasarana, tenaga, waktu dan biaya, maka perlu adanya pembatasan masalah. Cakupan masalah dibatasi pada minat remaja pengunjung Galeri Indonesia Kaya yang berkunjung pada hari Sabtu, 12 April 2014 pukul 11.00-17.00

I.C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat minat pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya.

I.D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis

Adapun manfaat teoritis yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kajian ini diharapkan dapat memberi inspirasi serta mengembangkan ilmu pelestarian budaya dan teknologi untuk pelestarian budaya.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulis atau peminat yang tertarik untuk pelestarian budaya digital.

(17)

1. Sekolah

Memberikan informasi tentang seberapa besar minat remaja terhadap pelestarian digital budaya Indonesia yang diharapkan dapat mengupayakan cara-cara untuk lebih meningkatkan minat remaja terhadap minat budaya Indonesia.

2. Galeri Indonesia Kaya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tingkat pengunjung remaja Galeri Indonesia Kaya terhadap budaya Indonesia serta saran kepada pihak galeri.

3. Pusat Pelestarian Budaya

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.A. TINJAUAN PUSTAKA

II.A. 1 Kebudayaan

(19)

World Bank (2001) menyatakan bahwa budaya merupakan elemen dari memori kolektif manusia yabg ditransfer dari generasi ke generasi yang menjadi formasi dari identitas individu. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudankesenian yang kompleks. Kesenian yang meliputi: seni patung/pahat, seni rupa, seni gerak, lukis,gambar, rias, vocal, musik/seni suara, bangunan, kesusastraan, dan drama (Koentrajaningrat, 2002). Sehingga dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu umat manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

II.A.2 Pelestarian Digital Budaya Indonesia

(20)

teknologi digital untuk melestarikan budaya ditujukan untuk membuat materi budaya dapat lebih siap diakses dan diakses berbagai pihak dapat menolong kita untuk memahami perkembangan sosial, identitas diri, pemahaman tentang keragaman dan persaan yang berhubungan dengan berbagai dimensi (Musiani, 2010). Warisan budaya digital merupakan bentuk produk dokumenatsi warisan budaya dalam format digital (Ningsih dkk, 2013, h.17). Pelestarian budaya secara digital mentransformasi format material dari yang hanya dapat dibaca manusia menjadi format yang dapat dibaca oleh mesin agar dapat diakses oleh banyak pihak (Jones, 2001). Pelestarian warisan budaya digital di Galeri Indonesia Kaya dirancang untuk melestarikan warisan budaya seperti baju daerah, permainan tradisional, dan berbagai atribut budaya menggunakan aplikasi teknologi komputer.

Ningsih, dkk (2013, h.17) menyatakan teknologi digital berkontribusi dalam pelestarian budaya yang memberikan kesempatan mendidik dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap budaya tersebut. Jones (2001) menyatakan dengan mengintegrasikan teknologi digital , institusi budaya dapat menyediakan informasi yang memudahkan pengguna untuk mencari informasi dengan mudah, cepat dan lengkap. Jones (2001) menjelaskan strategi preservasi yang mencangkup seleksi prioritas preservasi, menghubungkan tindakan preservasi dengan tujuan institusi, menperkenalkan peran penting dalam pendidikan dan pelatihan pelestarian budaya tersebut.

(21)

budaya tersebut dan menciptakan objek digital dengan beragam representasi. Menurut Bearman (2007), Warisan budaya dapat dibagikan kepada banyak orang melalui representasi digital yang dapat mengkomunikasikan elemen warisan budaya kita dengan beragam cara. Ada 3 cara pelestarian digital dapat dilakukan melalui seni dan hiburan, visualisasi, dan tiruan digital budaya. Syarat dalam memberikan representasi digital ini adalah kontennya dapat memvisualisikan konsep. Tiruan budaya digital ini menawarkan konsep yang lebih sederhana, pengurangan biaya, kemudahan penggunaan, dan keselarasan dengan budaya masa kini (Mudge, 2013).

(22)

berbagai kebudayaan Indonesia dengan teknologi canggih dan serba modern. Galeri ini berhasil membuktikan bahwa teknologi yang tadinya dianggap sebagai musuh besar yang mengikis kebudayaan negara kita, dapat menjadi teman baik yang mendukung pelestarian kebudayaan Indonesia. Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian mengungkap bahwa Galeri Indonesia Kaya berupaya agar generasi muda juga semakin mencintai kekayaan budaya Indonesia (Sindo, 10 Februari 2014). Galeri Indonesia Kaya digagaskan dan dibangun untuk melestarikan warisan budaya yang dikemas dengan unsur kekinian agar lebih interaktif dan menarik.

II.A.3 Minat

(23)

1. Perhatian

Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Dalam hal ini, apabila seseorang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Oleh karena itu jika seorang remaja mempunyai perhatian terhadap pelestarian digital budaya Indonesia, maka remaja tersebut akan benar-benar mengamati nilai-nilai budaya yang dipamerkan secara digital di Galeri Indonesia Kaya.

2. Perasaan

(24)

3. Motif

Motif merupakan daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek, untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam menentukan tujuan itu perlu adanya tindakan, sebagai daya penggerak atau pendorongnya. Dalam hal ini karena motif merupakan daya penggerak dalam mengamati nilai-nilai budaya yang terkandung dalam pelestarian digital budaya Indonesia.

II.A.4 Remaja

Remaja merupakan fase pertumbuhan dan perkembangan ketika seseorang berada pada rentang usia 13 – 18 tahun (Hurlock, 2008). Remaja pada umumnya dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu remaja awal (13-14 tahun), remaja menengah (15-16 tahun), dan remaja akhir (17-18 tahun).

(25)

1) Masa remaja merupakan periode penting. Segala sesuatu yang terjadi dalam jangka waktu yang pendek maupun jangka panjang akan berakibat langsung terhadap sikap dan perilaku mereka. 2) Masa remaja merupakan periode peralihan anak akan beralih

menjadi lebih dewasa dan meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanakan serta mempelajari perilaku baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.

3) Masa remaja merupakan periode perubahan. Perubahan tersebut meliputi perubahan emosi, perubahan proporsi tubuh, minat, perilaku dan nilai yang dianut. Perubahan – perubahan tersebut nantinya akan mempengaruhi perkembangan psikologis anak, khususnya mengenai cara pandang diri mereka terhadap diri mereka sendiri.

4) Masa remaja merupakan masa mencari identitas untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat, serta bagaimana orang lain menerima dirinya Perkembangan kognitif remaja.

II.B. KERANGKA PENELITIAN

(26)
(27)

Sumber:

Pelestarian Digital Budaya (Owen, 2007) Indikator Minat (Slameto, 2005, h.180)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang maksudnya suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan melalui generalisasi yang menjelaskan suatu gejala atau kenyataan sosial yang berlangsung (Sugiyono, 2007, hal.21). Penulisan deskriptif ini digunakan untuk mengumpulkan, merangkum, serta mengintepretasikan data-data yang diperoleh untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terarah dari masalah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007, hal.23) data penelitian pada pendekatan kuantitatif berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Alasan

Indikator Minat

(28)

peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti bermaksud untuk menghilangkan subjektifitas dalam penelitian. Kami menggunakan deskriptif kuantitatif karena kami ingin berusaha untuk menggambarkan tingkat minat penunjung remaja Galeri Indonesia Kaya terhadap pelestarian digital budaya Indonesia secara kuantitatif atau angka-angka..

III.B. VARIABEL PENELITIAN

Variabel adalah objek penelitian dalam suatu penelitian. Variabel yang diteliti adalah minat pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya Indonesia di galeri Indonesia Kaya.

III.C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi kami adalah pengunjung remaja berusia 13-18 tahun, lalu sampel kami secara spesifik adalah remaja yang datang di Galeri Indonesia Kaya pada hari Sabtu, 12 April 2014. Kami memilih remaja sebagai populasi karena berdasarkan penelitian kami, remajalah yang kurang berminat terhadap budaya Indonesia yang memiliki peranan penting dalam pelestarian warisan budaya Indonesia di masa yang akan datang.

III.D. TEKNIK SAMPLING

Variabel Indikator Pernyataan Nomor

Minat Perhatian

 Pengamatan terhadap variasi fasilitas

digital budaya

 Partisipasi terhadap interaksi fasilitas

(29)

digital budaya

 Keaktifan terhadap kolaborasi fasilitas

digital budaya

Perasaan

 Ketertarikan terhadap dinamika fasilitas

digital budaya

 Kesenangan terhadap interaksi fasilitas

digital budaya

 Kesukaan terhadap keragaman fasilitas

digital budaya

4

5

6

Motif

 Tujuan yang ingin dicapai terhadap dari

kesatuan aspek budaya fasilitas digital budaya

 Rasa ingin tahu terhadap keterkaitan

elemen dalam fasilitas digital budaya

 Keinginan terhadap cara pembuatan,

penyimpanan dan pemeliharan fasilitas digital budaya

7

8

9

(30)

mengetahui respon pengunjung remaja berusia 13-18 tahun yang datang di Galeri Indonesia Kaya pada hari Sabtu, 12 April 2014 pukul 11.00-17.00

III.E. INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket. Angket yang merupakan pernyataan yang diisi sendiri oleh responden (Sugiyono, 2007, hal.199). Berikut adalah kisi-kisi angket yang dibuat berdasarkan indikator.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Minat Remaja

Pengambilan data dilakukan dengan mendistribusikan angket ke setiap pengunjung remaja pada hari Sabtu, 12 April 2014 dimulai pada pukul 11.00-17.00 yang akan dibantu dengan pihak staff Galeri Indonesia Kaya.

III.F. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat minat remaja terhadap pelestarian digital budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya adalah statistik deskriptif dengan prosentase dari setiap indikator minat remaja yang terdiri dari perhatian, perasaan, dan motif. Tujuan analisis deskriptif adalah untuk mengidentifikasi persentase respon dari masing-masing indikator penelitian dan menggambarkan tingkat minat pengunjung remaja.

(31)

Nilai setiap aspek diukur dengan menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan nilai-nilai persentase dari setiap pernyataan dan indikator dan pembuatan diagram mengenai respon minat remaja terhadap pelestarian digital budaya agar mudah dibaca dan dipahami. Selain itu, statistik deskriptif dalam penelitian ini juga digunakan untuk mengukur modus (mode) dan rata-rata (mean) indikator minat yang terdiri dari perhatian, perasanan, dan motif pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya yang ada di Galeri Indonesia Kaya dengan menggunakan software Microsoft Excel. Semakin tinggi nilainya, semakin tinggi juga minat responden terhadap pelestarian digital budaya Indonesia.

Akhirnya, penulis menarik kesimpulan dari hasil modus dan mean dari minat pengunjung remaja yang telah dikumpulkan dan mendiskusikan hasil penelitian dengan membandingkan data yang dikumpulkan dengan tinjauan pustaka untuk mendukung sintesa dari jawaban rumusan permasalahan yang ada.

III.G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Adapun yang menjadi prosedur kegiatan penelitian sebagai berikut:

1. Pengurusan surat ijin dari Sekolah Dian Harapan untuk pemberian ijin penelitian dari Galeri Indonesia Kaya.

2. Koordinasi pengumpulan data dari pengunjung remaja Galeri Indonesia Kaya yang bekerja sama dengan staff Galeri Indonesiak Kaya.

3. Pengumpulan data dengan menyebarkan angket kepada pengunjung remaja Galeri Indonesia Kaya. Penyebaran angket dilakukan selama 1 hari dimana banyak pengunjung remaja yang datang di Galeri Indonesia Kaya pada hari Sabtu, 12 April 2014 dari pukul 11.00-17.00.

(32)

5. Setelah semua diberi nomor urut, respon setiap subjek dicatat dengan menggunakan turus untuk menentukan jumlah respon dari setiap penyataan angket.

6. Dari data yang diperoleh, penulis menganalisis dengan menghitung persentase respon dari setiap pernyataan angket untuk menjelaskan sebaran respon pengunjung remaja berdasarkan indikator minat.

(33)

BAB IV

ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

IV.A. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Data penelitian ini adalah minat pengunjung remaja Galeri Indonesia Kaya. Penelitian ini dilakukan pada 100 pengunjung remaja berusia 13-18 tahun yang mengunjungi Galeri Indonesia Kaya pada hari Sabtu, 12 April 2014 dari pukul 11.00-17.00.

(34)

adat, melodi alunan daerah, aplikasi alat musik tradisional digital, ceria anak Indonesia, layar telaah budaya diharapkan dapat menumbuhkan minat pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya Indonesia. Berikut adalah gambar dan keterangan yang diperoleh dari website Galeri Indonesia Kaya (www.indonesiakaya.com/galeri-indonesia-kaya/fasilitas)

Gambar 4. 1 Auditorium Galeri Indonesia Kaya

(35)

Gambar 4. 2 Sapa Indonesia

Layar multimedia menampilkan pemuda-pemudi Indonesia berbaju adat dari berbagai daerah di nusantara yang menyapa pengunjung ketika masuk dan keluar meninggalkan Galeri Indonesia Kaya. Disini kita dapat belajar berbagai macam sapaan dari berbagai daerah di nusantara.

Gambar 4. 3 Video Mapping Wayang

(36)

Gambar 4. 4 Kaca Pintar

Merupakan kumpulan objek budaya di seluruh nusantara mulai dari pariwisata, kuliner, kesenian dan tradisi. Dengan tampilan yang menarik diatas layar touch screen yang dapat diakses dengan mudah para pengunjung Galer Indonesia Kaya.

Gambar 4. 5 Jelajah Indonesia

(37)

Gambar 4. 6 Selaras Pakaian Adat

Pengunjung dapat berfoto dengan pakaian adat digital dari seluruh nusantara. Aplikasi ini terhubung dengan media sosial sehingga pengunjung dapat mengunggah fotonya yang menggunakan pakaian adat digital.

(38)

Berbagai macam alat musik Nusantara telah dihadirkan secara digital dengan bentuk touch screen. Pengunjung dapat bermain dan mengaransemen musiknya sendiri dan mendengarkan langsung lewat headphone.

Gambar 4. 8 Ceria Anak Indonesia

(39)

Gambar 4.9 Layar Telaah Budaya

Berteknologi Microsoft Surface, Layar Telaah Budaya menampilkan informasi budaya secara Interaktif cukup dengan meletakkan kartu dengan obyek budaya yang diinginkan yang akan memunculkan informasi budaya.

Selanjutnya, penulis akan menjelaskan pengunjung remaja Galeri Indonesia Kaya yang berusia 11-18 tahun yang datang pada hari Sabtu, 12 April 2014. Remaja merupakan fase penting dalam pertumbuhan yang merupakan dimana terjadinya berbagai proses dan perubahan dalam pertumbuhan serta, pada akhirnya akan membentuk identitas diri.

Tabel 4. 1 Gambaran Subjek Penelitian

No Keterangan Subjek Persentase (%)

1. Jenis Kelamin Pria

(40)

Wanita

73

2. Usia

13-14 tahun

10

15-16 tahun

11

17-18 tahun

78

3. Tingkat Pendidikan SMP

12

SMA

7

Universitas

(41)

Diagram 4. 1 Gambaran Subjek Penelitian

Jenis Kelamin

Usia

(42)

Dari 100 subjek penelitian, pengunjung remaja Galeri Indonesia Kaya, subjek berjenis kelamin laki-laki 27 %, dan perempuan 73%. Dari sini dapat dilihat bahwa responden perempuan lebih mendominasi dari pada responden laki-laki. Sebagian besar subjek berusia 17-18 tahun dalam persentase 79%, sedangkan untuk umur 15-16 hanya 11% dan sisanya umur 13-14 tahun hanya 10%. Sebagian besar subjek penelitian memiliki tingkat pendidikan Universitas dalam persentase 81% sedangkan untuk SMA hanya 7% dan SMP hanya 12%.

IV.B HASIL PENELITIAN

Data minat pengunjung remaja Galeri Indonesia Kaya diperoleh dengan menggunakan angket tertutup dengan jumlah 9 butir pernyataan tentang minat pengunjung remaja yang diisi responden sebanyak 100 pengunjung remaja. Angket minat remaja dibuat berdasarkan indikator minat menurut Slameto (2008) yang terdiri dari 3 aspek yaitu perhatian, perasaan, dan motif. Setiap indikator dikembangkan menjadi 9 pernyataan yang masing-masing terdiri dari: 3 pernyataaan perhatian, 3 pernyataan perasaan, dan 3 pernyataan motif. Angket menggunakan skala Likert yang terdiri dari 4 respon jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).

(43)

Setuju) dari indikator perhatian, perasaan, dan motif pengunjung remaja yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram lingkaran di bawah ini.

Tabel 4. 2 Persentase Perhatian Pengunjung

Remaja

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya mengamati keanekaragaman budaya di berbagai macam fasilitas pelestarian digital budaya Indonesia.

30% 68% 2% 0%

2 Saya berpartisipasi karena interaksi yang diciptakan fasilitas pelestarian digital budaya Indonesia.

25% 69% 6% 0%

3 Saya aktif dalam berkolaborasi dalam menggunakan fasilitas pelestarian digital budaya Indonesia.

20% 63% 16% 1%

Rata-rata Persentase Perhatian Pengunjung Remaja

25% 66.67% 8% 0.33%

(44)

Dari angket tersebut diperoleh data indikator perhatian pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya Indonesia dengan persentase sangat setuju 25%, setuju 66.67%, tidak setuju 8%, dan sangat tidak setuju 0.33%. Kesimpulannya, sebagian besar responden pengunjung remaja setuju bahwa mereka memiliki perhatian (pengamatan, aktif, dan partisipasi) terhadap pelestarian digital budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya.

Tabel 4. 3 Persentase Perasaan Pengunjung Remaja

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya tertarik untuk mengeksplorasi budaya Indonesia lewat fasilitas pelestarian digital budaya yang dinamis.

64% 33% 3% 0%

2 Saya senang dengan interaksi yang diciptakan fasilitas pelestarian digital budaya Indonesia

67% 31% 2% 0%

3 Saya suka dengan budaya Indonesia yang dikemas dalam keragaman fasilitas pelestarian digital budaya Indonesia.

67% 31% 2% 0%

Rata-rata Persentase Perasaan Pengunjung Remaja

(45)

Diagram 4. 3 Persentase Perasaan Pengunjung Remaja

Dari angket tersebut diperoleh data indikator perhatian pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya Indonesia dengan persentase sangat setuju 66%, setuju 31.67%, tidak setuju 2.33%, dan sangat tidak setuju 0%. Kesimpulannya, sebagian besar responden pengunjung remaja sangat setuju bahwa mereka memiliki perasaan (tertarik, suka, dan senang) terhadap pelestarian digital budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya.

Tabel 4. 4 Persentase Motif Pengunjung Remaja

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya ingin belajar budaya dari kesatuan aspek budaya yang ditawarkan oleh pelestarian budaya digital.

47% 43% 9% 1%

2 Saya ingin tahu lebih banyak tentang budaya Indonesia yang dikemas dalam

(46)

material budaya digital.

3 Saya ingin mengerti cara pembuatan, penyimpanan dan pemeliharan artefak budaya digital.

45% 46% 8% 1%

Rata-rata Persentase Motif Pengunjung Remaja

47.33% 43.67% 8.33% 0.67%

Diagram 4. 4 Persentase Motif Pengujung Remaja

Dari angket tersebut diperoleh data indikator perhatian pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya Indonesia dengan persentase sangat setuju 47.33%, setuju 43.67%, tidak setuju 8.33%, dan sangat tidak setuju 0.67%. Kesimpulannya, sebagian besar responden pengunjung remaja sangat setuju bahwa mereka memiliki motif (tujuan dan keinginan) terhadap pelestarian digital budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya.

(47)

terdiri dari 3 pernyataan, indikator perasaan yang terdiri dari 3 pernyataan, indikator motif. yang terdiri dari 3 pernyataan. Berikut adalah tabel modus dari setiap indikator beserta keterangan penjelasannya.

Tabel 4. 5 Modus Minat Pengunjung Remaja

No Pernyataan Modus Skor Keterangan

1 Perhatian 3 Setuju

2 Perasaaan 4 Sangat Setuju

3 Motif 4 Sangat Setuju

Dari tabel di atas, modus skor perhatian adalah 3 yang berarti bahwa nilai yang paling sering muncul di indikator perhatian adalah 3 dimana responden setuju bahwa mereka memiliki perhatian terhadap pelestarian digital budaya di Galeri Indonesia Kaya. Kemudian modus skor perasaan adalah 4 yang berarti bahwa nilai yang paling sering muncul di indikator perasaan adalah 4 dimana responden sangat setuju bahwa mereka memiliki perasaan terhadap pelestarian digital budaya di Galeri Indonesia Kaya. Lalu, modus skor motif adalah 4 yang berarti bahwa nilai yang paling sering muncul di indikator motif adalah 4 dimana responden sangat setuju bahwa mereka memiliki motif terhadap pelestarian digital budaya di Galeri Indonesia Kaya.

(48)

terdiri dari 3 pernyataan perhatian, 3 pernyataan perasaan, dan 3 pernyataan motif dan kemudian akan dihitung rata-ratanya menjadi minat pengunjung remaja.

Tabel 4. 6 Rata-Rata Minat Pengunjung Remaja

No Pernyataan Rata-rata skor Keterangan

1 Perhatian 3.16 Setuju

2 Perasaaan 3.64 Setuju

3 Motif 3.38 Setuju

Rata-rata Minat Pengunjung Remaja 3.39 Setuju

(49)

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

V.A. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah, sejauh mana tingkat minat pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya, maka ditarik kesimpulan bahwa minat pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya mencapai 3.39 yang berarti bahwa pengunjung remaja setuju bahwa mereka memiliki minat terhadap pelestarian digital budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya. Hal ini berdasarkan statistik deskriptif hasil angket yang mengukur modus dari tiga indikator minat yang sebagian besar dijawab setuju dan sangat setuju oleh remaja dan mengukur rerata masing-masing indikator minat yaitu perhatian sebesar 3.16, perasaan sebesar 3.63, dan motif sebesar 3.37. Dengan demikian, dapat disimpulkan pengunjung remaja memiliki memiliki minat pelestarian budaya digital budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya.

V.B. DISKUSI

(50)

kesatuan, interaksi, kolaborasi, dan kesatuan dari teknologi digital yang mengemas budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya.

(51)

perlu terus melibatkan remaja secara aktif dalam pelestarian digital budaya Indonesia.

Kelebihan penelitian yang dilakukan dari segi ilmiahnya adalah penelitian ini berhasil mengukur sejauh mana tingkat minat pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya di Galeri Indonesia Kaya. Hal ini membuktikan bahwa pelestarian digital yang dilakukan Galeri Indonesia Kaya telah berhasil meraih minat remaja. Selain itu, dapat diketahui indikator perasaan memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan indikator motif dan perhatian.

Penulis menyadari ada banyak keterbatasan dalam penelitian ini yang diharapkan dapat disempurnakan oleh peneliti selanjutnya di masa mendatang. Kelemahan penelitian yang dilakukan dari segi ilmiahnya adalah keterbatasan waktu penelitian yang hanya berlangsung pada satu hari yaitu Sabtu dari pukul 10.00-17.00. Untuk mengoptimalkan hasil penelitian, waktu penelitian bisa ditambah untuk melihat minat remaja dengan lebih luas dan mendalam. Selain itu, keterbatasan hasil penelitian hanya dianalisis secara kuantitatif pada tingkat minat pengunjung remaja tanpa menjabarkan ana;isa kualitatif dengan wawancara dan observasi yang dapat mengetahui lebih mendalam mengapa dan bagaimana minat pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya di Galeri Indonesia Kaya.

V.C. SARAN

(52)

1. Kepada Galeri Indonesia Kaya hendaknya mengoptimalkan partisipasi aktif dari remaja untuk terlibat dalam pelestarian budaya Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan remaja dalam pelatihan teknik, cara, dan desain pembuatan dan pemeliharaan pelestarian digital budaya Indonesia.

2. Kepada galeri, museum, dan lembaga pelestarian budaya lainnya agar mengintegrasikan teknologi digital dalam mengemas pelestarian budaya yang variatif, interaktif, kolaboratif, dan dinamis yang sesuai dengan minat remaja.

3. Kepada peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian mengenai minat remaja terhadap pelestarian digital budaya di masa mendatang hendaknya mempertibangkan pengukuran minat dengan menggunakan pendekatan kualitatif dalam menjelaskan fenonemena faktor penyebab dan dampak yang lebih menyeluruh yang mempengaruhi minat remaja terhadap pelestarian digital budaya di Galeri Indonesia Kaya.

DAFTAR PUSTAKA

(53)

Djali, D. (2008). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasibuan. dkk. (2012). Preservation of cultural heritage and natural history through game based learning. International Journal of Machine Learning and Computing,1, 460-465.

Hurlock, E.B. (2008). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Jones, T. (2001). An Introduction to digital projects for libraries, museums & archives. Makalah, Tidak diterbitkan.

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kompas. (2012, 18 Juni). Kontroversi tari tortor. Diambil dari

http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/1890/1/Kontroversi.Tari.Tor-tor Lampung Post. (2012, 6 Agustus). Minat remaja pada budaya daerah minim.

Diambil dari http://lampost.co/berita/minat-remaja-pada-budaya-daerah-minim pada 12 Maret 2014.

Mudge, dkk. (2013). A digital future for cultural heritage. Diambil dari http://www.isprs.org/proceedings/xxxvi/5-c53/papers/FP104.pdf pada 11 Maret 2014.

Musiani, F. (2012). The preservation of digital heritage: epistemological and legal reflections. Journal for Communication Studies 5 (2),81-94.

Ningsih, dkk. (2013). Dokumentasi dijital sebagai metadata e-heritage warisan budaya semarang dengan Teknologi Komputasi Awan. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK 18 (1),: 17-23

Oppenneer (2007). Using ICTs for indigenous cultural preservation: challenges and practices.Makalah, Tidak diterbitkan.

(54)

Sekler, E. (2001). Sacred spaces and the search for authenticity in the Kathmandu Valley. Washington DC: The World Bank.

Slameto. (2005). Belajar dan faktor- faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sugiyono.(2007). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabhet.

(55)

LAMPIRAN

ANGKET MINAT PENGUNJUNG REMAJA DI GALERI INDONESIA KAYA

Sehubungan dengan kegiatan lomba penelitian sosial PLASMA 2014 yang diadakan Unit Penelitian Mahasiswa Unika Atma Jaya Jakarta, SMA Dian Harapan Daan Mogot menyebarkan angket untuk mengetahui gambaran minat pengunjung remaja terhadap pelestarian digital budaya di Galeri Indonesia Kaya. Identitas dan data responden anda akan kami jaga kerahasiaannya. Atas

(56)

No Indikator Pernyataan SS S TS STS

1 Perhatian

Saya mengamati keanekaragaman budaya di berbagai macam fasilitas pelestarian digital budaya.

2

Saya berpartisipasi menggunakan berbagai macam fasilitas pelestarian digital budaya

3

Sayaaktif ikut serta menggunakan fasilitas pelestarian digital budaya yang dinamis.

4 Perasaan

Saya tertarik untuk mengeksplorasi budaya Indonesia lewat fasilitas pelestarian digital budaya yang

interaktif.

5

(57)

6

Saya suka dengan keanekaragaman budaya Indonesia yang dikemas dalam fasilitas pelestarian digital budaya Indonesia.

7 Motif

Saya ingin belajar keanekaragaman budaya dalam fasilitas pelestarian budaya digital.

8

Saya ingin tahu lebih banyak tentang desain dan teknologi dalam fasilitas pelestarian digital budaya.

9

Saya ingin memahami cara pembuatan, penyimpanan dan pemeliharan fasilitas pelestarian digital budaya.

(58)

Beri tanda check list ( √ ) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Saudara terhadap fasilitas pelestarian digital budaya Indonesia

Gambar

gambar  dan  keterangan  yang  diperoleh  dari  website  Galeri  Indonesia  Kaya
Gambar 4. 2 Sapa Indonesia
Gambar 4. 5 Jelajah Indonesia
Gambar 4. 6 Selaras Pakaian Adat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis selanjutnya yang dilakukan dengan data pada Lampiran 14 adalah deteksi outlier pada data luasan serangan penyakit bulai pada tanaman jagung di Kabupaten

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa manfaat Customer Relationship Management dalam wujud membership yang meliputi financial benefits, social benefits dan structural

sekunder bempa data oseanografi yang diperoleh dari Bapedda Kota Denpasar dan data kualitas perairan serta kondisi ekosistem temmbu karang sebelum kegiatan dilakukan.. Penelitian

3) Menganalisis dan menyajikan hasil tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya. 4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman

Inhalasi methanol atau absorbs topical dari etilen glikol,  propilen glikol, isopropanol dan etilen glikol dapat menyebabkan intoksikasi, tetapi kebanyakan intoksikasi

a) Penemuan penderita sedini mungkin sehingga proporsi cacat tingkat 2 (dua) di antara penderita baru dapat ditekan serendah mungkin. b) Meningkatkan pengobatan MDT sebagai

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, mujizat, karunia dan atas segala anugerahNya sehingga penulisan skripsi berjudul “Faktor-faktor yang Berpengaruh

Seperti dikutip dari Xiao dan Li (2011) oleh Tariq (2014) bahwa, ketika konsumen membayar mahal suatu produk hijau mereka mengorbankan keinginan pribadi mereka, yang