• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY TVA DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY TVA DAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) DAN

ABNORMAL RETURN PADA SAHAM PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERCATAT DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) SEBELUM

DAN SETELAH BERGABUNG DENGAN JII

Aris Budiyanto 1) Ismani 2) Ngadirin 3)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan Trading Volume Activity (TVA) dan Abnormal Return pada saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index sebelum bergabung dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index.

Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dengan menggunakan data sekunder. Subyek penelitian ini adalah semua perusahaan yang baru tercatat menjadi anggota Jakarta Islamic Index sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2005, yaitu sebanyak 41 perusahaan. Analisis data menggunakan uji beda dengan menggunakan T-test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) antara sebelum dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index, dengan nilai t-hitung sebesar -1,0852 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,021 2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata Abnormal Return antara sebelum dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index. Dengan hasil perhitungan nilai t-hitung sebesar -0,0839 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,021. Karena tidak terbukti ada perbedaan yang signifikan antara TVA dan abnormal return dalam penelitian ini, maka disarankan kepada para invetor jika ingin mencari return pada saham-saham yang termasuk dalam index JII, hendaknya memilih saham-saham yang sudah lama bergabung dengan JII.

Kata kunci : Trading Volume Activity, Abnormal Return.

PENDAHULUAN

Beberapa tahun belakangan ini mulai berkembang prinsip syariah dalam jasa keuangan, mulai dari perbankan, asuransi dan investasi. Di sektor perbankan, saat ini banyak bank yang mulai membuka unit-unit syariah. Banyak hal yang mengakibatkan ini, Indonesia dengan jumlah penduduk pemeluk agama Islam terbesar tentunya memiliki potensi pasar yang besar.

1Alumni Jurusan Pendidikan Akuntansi FISE - UNY

2Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi FISE - UNY

3Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi FISE - UNY

(2)

Wacana ekonomi syariah akhir-akhir ini semakin berkembang dengan pesat. Hal ini seiring dengan berkembangnya kondisi riil di lapangan yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya lembaga keuangan yang berbasis syariah, yang selalu bertambah setiap tahunnya. Perkembangan ini juga terjadi pada pasar modal syariah. Indikator pasar, yaitu Indeks Harga Saham, Nilai Kapitalisasi Pasar, dan Nilai Transaksi terus menerus mengalami peningkatan.

Berkaitan dengan isu pasar modal yang semakin intens, di Bursa Efek Jakarta juga telah dibentuk Jakarta Islamic Index untuk menampung saham-saham yang sesuai dengan prinsip syariah sebagaimana yang telah ditetapkan oleh MUI. Dengan adanya Jakarta Islamic Index ini, semakin menambah kesempatan bagi investor untuk menginvestasikan dananya kedalam saham-saham yang berbeda yang berbasis syariah.

Sejak dibentuk pada tahun 2000, Jakarta Islamic Index (JII) secara bertahap mencatat peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, hal ini ditunjukkan dengan Indikator pasar, yaitu Indeks Harga Saham, Nilai Kapitalisasi Pasar, dan Nilai Transaksi yang semakin meningkat. (Siaran Pers Akhir Tahun, Badan Pengawas Pasar Modal, 30 Desember 2004). Tren yang terus meningkat ini juga merupakan suatu informasi yang berguna bagi para pelaku pasar modal dalam rangka menginvestasikan dananya pada saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index.

Pasar modal banyak dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar. Pengaruh yang berasal dari dalam emiten, diantaranya adalah prestasi atau kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Sedangkan pengaruh yang berasal dari luar antara lain adalah perubahan suku bunga, kurs valuta asing, inflasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Selain kondisi ekonomi, situasi politik, khususnya yang berhubungan dengan pemerintahan juga ikut berpengaruh (Jogiyanto, 2000). Pernyataan-pernyataan yang mengandung komitmen dari pemerintahan yang berkuasa, dapat pula menumbuhkan keyakinan pasar.

Informasi yang relevan merupakan sesuatu yang selalu dicari para pelaku pasar modal dalam rangka melakukan pengambilan keputusan investasi. Karena tidak semua informasi yang tersedia merupakan informasi yang relevan dengan aktivitas pasar modal, maka para pelaku pasar modal harus secara tepat memilah informasi yang layak (relevan) untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Aktivitas perdagangan saham atau Trading Volume Activity (TVA)

merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk menguji reaksi pasar modal terhadap suatu informasi atau peristiwa. Banyak sedikitnya volume perdagangan saham dapat digunakan untuk melihat apakah suatu peristiwa yang dipublikasikan mempengaruhi kegiatan perdagangan di pasar modal.

1. RUMUSAN MASALAH

(3)

Apakah ada perbedaan Trading Volume Activity (TVA) pada saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index sebelum bergabung dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index?

Apakah ada perbedaan Abnormal Return pada saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index sebelum bergabung dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index?

2. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan Trading Volume Activity (TVA) pada saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index sebelum bergabung dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index.

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan Abnormal Return saham pada saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index sebelum bergabung dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index.

3. KAJIAN TEORI

Pengaruh Informasi di Pasar Modal

Pengertian informasi di pasar modal sebagaimana termaksud dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (pasal 1 ayat 4) sebagai berikut :

“ Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek atau keputusan modal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.”

Dari pengertian ini bisa dipahami bahwa suatu informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang selalu dicari para pelaku pasar modal dalam rangka melakukan pengambilan keputusan investasi. Karena begitu banyaknya informasi yang ada di pasar, maka investor harus selektif dalam memilih informasi yang relevan.

Dengan munculnya informasi baru, maka diharapkan akan terjadi perubahan harga yang cukup berarti sehingga akan terjadi perubahan harga yang cukup berarti sehingga akan meningkatkan variabilitas tingkat keuntungan. Namun apabila suatu informasi ditafsirkan sebagai kabar buruk, maka harga saham cenderung akan mengalani penurunan.

Jakarta Islamic Index

(4)

Berdasarkan arahan Dewan Pengawas Syariah PT DIM, jenis kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan Syariah adalah:

Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.

Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Pemilihan 30 saham melalui beberapa tahap. Pertama, dari semua saham yang tercatat di BEJ diseleksi emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah Islam. Kedua, perusahaan yang tercatat dengan prinsip syariah harus sudah tercatat lebih dari tiga bulan, kecuali yang termasuk dalam 10 kapitalisasi besar. Ketiga, saham dengan prinsip syariah tersebut kemudian diseleksi lagi berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun terakhir yang memiliki rasio utang terhadap aset maksimum sebesar 90%. Dari emiten tersebut dipilih 60 saham berdasarkan urutan kapitalisasi pasar. Dari seleksi terakhir dipilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir,

Saham-saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index, akan dievaluasi setiap 6 bulan sekali. Dalam evaluasi ini ada saham yang dikeluarkan dari keanggotaan JII dan ada saham baru yang masuk sebagai anggota baru.

TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA)

Trading Volume Activity (TVA) atau Volume Aktivitas Perdagangan Saham adalah perbandingan saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham yang beredar di pasar. Volume Aktivitas Perdagangan adalah suatu metode untuk menguji reaksi pasar terhadap suatu informasi. Pengujian reaksi pasar modal dengan menggunakan pendekatan Volume Aktivitas Perdagangan telah dilakukan oleh Beave (1968). Kegiatan perdagangan saham diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut :

TVAit =

Saham Perusahaan yang diperrdagangkan Pada Waktu t Saham Perusahaan yang Tercatat di BEJ Pada Waktu t

(5)

jika jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar atau lebih kecil pada saat peristiwa terjadi, dibandingkan dengan waktu lainnya.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi Trading Volume Activity

(TVA). Hal ini berkaitan dengan berbagai cara pemodal dalam mensikapi suatu informasi. Menurut Foster (1986:377) ada beberapa informasi yang dapat mempengaruhi volume perdagangan saham, antara lain: Pengumuman yang berhubungan dengan laba, peramalan oleh pejabat perusahaan, Pengumuman dividen, pendanaan, Pengumuman yang berhubungan dengan pemerintah, investasi, ketenagakerjaan, pengumuman-pengumuman yang berhubungan dengan hukum, pengumuman-pengumuman tentang pemasaran-produksi-penjualan, Pengumuman-pengumuman tentang manajemen-direksi, pengumuman-pengumuman merger-pengambilalihan-diversivikasi, pengumuman-pengumuman industri sekuritas, dan pengumuman lain.

ABNORMAL RETURN

Abnormal Return adalah selisih antara return sesungguhnya (actual return) dengan return yang diharapkan (expected return). Menurut Jogiyanto, abnormal return dapat dirumuskan sebagai berikut :

RTN it = R it – E[r it]

Dimana :

RTN it = return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode ke-t

R it = return sesungguhnya (actual return) yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t

E[R it] = return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t (Jogiyanto, 2003:433)

Actual Return dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

Rit = return saham i pada hari t

Pn = harga saham i pada hari t

Pit-1 = harga saham i pada hari t-1

Sedangkan untuk mendapatkan Expected Return, Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (2003:434) mengestimasi Expected Return dengan menggunakan 3 (tiga) model estimasi, yaitu: mean adjusted model, market model dan market adjusted model.

Mean Adjusted Model

Model Mean Adjusted ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata realisasi sebelumnya selama periode estimasi.

Model ini dirumuskan dengan rumus sebagai berikut : Rit = P it – PP it-1

(6)

E[R it] =

E[R it] =return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t

R i-j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2

Market Model

Menghitung return ekspektasi dengan menggunakan metode market model (model pasar) dilakukan dengan 2 tahap, yaitu (1) membentuk ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ini dapat dibentuk menggunakan teknik regresi Ordinary Least Square dengan persamaan:

Rij = ijRMji.j

Dimana:

Rij = Return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j i

 = Intercept untuk sekuritas ke-i

j

 = Koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i

RMj = Return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat

dihitung dengan rumus: RMj=(IHSGj-IHSGj-t)/IHSGj-1 ij

 = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

Market Adjusted Model.

Model ini menganggap bahwa pendugaan yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. (Jogiyanto, 2003:445)

4. HIPOTESIS

Ada perbedaan Trading Volume Activity (TVA) saham perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index sebelum dan setelah bergabung dengan JII.

Ada perbedaan Abnormal Return saham perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index sebelum dan setelah bergabung dengan JII.

5. METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Menurut sifatnya, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif dan komparatif. Termasuk kategori penelitian deskriptif karena penelitian ini hanya berusaha mengemukakan sesuatu berdasarkan data yang terdapat di lapangan. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian komparatif karena bertujuan untuk mengetahui perbedaan volume penjualan saham dan Abnormal Return

(7)

Populasi Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian populasi, dimana populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan yang baru tercatat menjadi anggota Jakarta Islamic Index sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2005, yaitu sebanyak 41 perusahaan.

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa catatan Volume Perdagangan Saham dan harga saham harian serta Index Harga Saham Gabungan (IHSG). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang berasal dari catatan-catatan atau dokumen tertulis. Dalam penelitian ini, data diperoleh dari press releas BAPEPAM dan data Volume Perdagangan Saham Harian, serta harga saham harian yang tercatat dalam Jakarta Stock Monthly Statistic di pojok BEJ UII

Teknik Analisis Data

Langkah-langkah teknik analisis data yang akan digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

Mendapatkan data tanggal pengumuman daftar anggota saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index setiap 6 bulan sekali dan menetapkan sebagai hari ke-0.

Menentukan periode peristiwa.

Periode peristiwa ditetapkan oleh peneliti yaitu 21 hari, yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah tanggal pengumuman.

Mendapatkan data jumlah lembar saham yang diperdagangkan setiap hari dari saham-saham yang dipilih sebagai populasi. 10 hari sebelum dan 10 hari setelah tanggal pengumuman, mulai dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005.

Mendapatkan data harga saham harian pada saat penutupan 10 hari sebelum dan 10 hari setelah pengumuman.

Mendapatkan data Index Harga Saham Gabungan (IHSG) harian 10 hari sebelum dan 10 hari setelah pengumuman.

Setelah mendapatkan data di atas, kemudian dilanjutkan dengan mencari Trading Volume Activity dan Abnormal Return.

Menghitung Trading Volume Activity (TVA)

Cara menghitung volume aktivitas perdagangan saham adalah dengan menggunakan rumus berikut ini:

(8)

Setelah TVA masing-masing diketahui, kemudian dihitung rata-rata perdagangan relatif saham dengan menggunakan cara:

Rata-rata TVA = n TVAi

ik

i

1

(George Foster, 1986:375)

Menghitung Abnormal Return

Untuk mendapatkan nilai Abnormal Return, diperlukan beberapa langkah, yaitu :

Menghitung Actual Return saham selama event period.

Untuk menghitung Actual Return digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

Rit = return saham i pada hari t

Pn = harga saham i pada hari t

Pit-1 = harga saham i pada hari t-1

Menghitung Expected Return saham harian selama event period.

Dengan menggunakan model market adjusted, menurut Strong (1992) yang dikutip oleh Bambang Wijayanto (2002) menyebutkan bahwa expected return untuk semua sekuritas diasumsikan sama (mendekati ekuivalen) dengan expected return pasar pada periode tersebut, yaitu :

E (Ri) = E(Rm)

Dimana:

E (Ri) = Expected Return saham i

E(Rm)= Expected Return pasar

Karena nilai Expected Return saham sama dengan return pasar, maka rumus Expected Return adalah dengan menggunakan rumus

return pasar sebagai berikut:

Dimana:

Rmt = Return pasar

IHSGt = Index harga saham Gabungan pada hari t

IHSGt-1 = Index harga saham Gabungan pada hari t-1

Menghitung Abnormal Return saham selama event period.

Dengan rumus :

ARit = Rit - E(Rit)

Dimana:

Rit = P it – PP it-1 it-1

(9)

ARit = AbnormalReturn saham i pada hari t

Rit = Actual Return saham i pada hari t

E(Rit) = Expected Return saham i pada hari t

Karena penelitian ini mengunakan Market Adjusted Model yang mempumyai asumsi bahwa expected return semua saham atau emiten sama (mendekati ekuivalen) dengan expected return pasar, maka akan diperoleh rumus sebagai berikut :

Menghitung rata-rata Abnormal Return saham pada hari t dengan rumus sebagai berikut:

AARnt Adalah rata-rata abnormal return saham pada hari t

N adalah jumlah perusahaan yang diteliti.

Menghitung Cummulative Abnormal Return harian tiap-tiap saham selama periode pengamatan dengan rumus sebagai berikut :

CARNn =

CARNn Adalah akumulasi abnormal return harian tiap-tiap saham

Pengujian Hipotesis

Dalam Penelitian ini, untuk mengetahui diterima atau ditolaknya suatu hipotesis penelitian tentang ada atau tidaknya perbedaan perdagangan saham dan abnormal return sebelum dan setelah pengumuman, maka perlu dilakukan uji beda dengan menggunakan T-test.

t=

Sedangkan kriteria untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis adalah sebagai berikut:

Apabila harga t hitung > t tabel, berarti ada perbedaan antara sebelum dan setelah pengumuman. Dan sebaliknya. (Sugiyono, 2004 : 197-199)

(10)

Hipotesis alternatif 1 (Ha) : Ada perbedaan volume perdagangan saham

perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index sebelum dan setelah bergabung dengan JII.

Hipotesis nihil 1 (Ho) : Tidak ada perbedaan volume perdagangan saham

perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index sebelum dan setelah bergabung dengan JII.

Hasil pengujian data rata-rata TVA sebelum dan setelah bergabung dengan JII adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil uji beda rata-rata TVA sebelum dan setelah bergabung dalam JII.

Sebelum Sesudah

Hari ke- Nilai rata-rata TVA Hari ke- Nilai rata-rata TVA

-10 0,0027 1 0,0020

-9 0,0029 2 0,0014

-8 0,0027 3 0,0019

-7 0,0034 4 0,0041

-6 0,0024 5 0,0044

-5 0,0023 6 0,0046

-4 0,0019 7 0,0047

-3 0,0021 8 0,0039

-2 0,0026 9 0,0034

-1 0,0025 10 0,0040

Rata-rata 0.0026 Rata-rata 0,0035

Keterangan t-hitung t-tabel

Nilai Statistik -1.0852 2.021

Berdasarkan hasil penghitungan diatas menunjukkan bahwa nilai t-hitung = -1,0852 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,021 maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Berarti tidak ada perbedaan antara rata-rata volume perdagangan saham sebelum dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index.

Dengan taraf kesalahan 5% menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% dapat dipastikan tidak ada perbedaan antara rata-rata aktivitas perdagangan saham 10 hari sebelum bergabung dengan JII dan 10 hari setelah bergabung dengan JII.

Namun jika dilihat dari tabel nilai rata-rata TVA sebelum dan setelah bergabung dengan JII, maka dapat diketahui ada perbedaan mean TVA sebelum dan sesudah bergabung. Dimana, sebelum bergabung mean TVA sebesar 0.0026 dan setelah bergabung mencapai 0,0035. Selisih tersebut besarnya 0,0009. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata ada peningkatan rata-rata aktivitas perdagangan saham setelah pengumuman bergabung dengan JII. Walaupun terjadi peningkatan rata-rata perdagangan saham, namun pola perdagangan saham tidak berubah secara signifikan

(11)

Hipotesis alternatif II (Ha): Ada perbedaan abnormal return saham

perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index sebelum dan setelah bergabung dengan JII.

Hipotesis nihil II (Ho): Tidak ada perbedaan abnormal return saham

perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index sebelum dan setelah bergabung dengan JII.

Berikut ini hasil pengujian rata-rata Abnormal Return sebelum dan setelah bergabung dengan JII dengan menggunakan t-test dengan taraf signifikansi 5%.

Tabel 2. Hasil uji beda rata-rata AR sebelum dan setelah bergabung dalam JII.

Sebelum Sesudah

Hari ke- Nilai AR Hari ke- Nilai AR

-10 -0,01869 1 -0,04683

-9 -0,01272 2 0,063677

-8 0,001479 3 -0,04235

-7 0,006854 4 6,57E-05

-6 0,010111 5 0,005029

-5 -0,0035 6 -0,00582

-4 0,002743 7 0,020052

-3 0,001619 8 0,001663

-2 -0,00547 9 0,008584

-1 0,011773 10 -0,00584

Rata-rata -0,0005802 Rata-rata -0,0001775

Keterangan t-hitung t-tabel

Nilai Statistik -0.0839 2,021

Berdasarkan hasil penghitungan di atas menunjukkan bahwa nilai t-hitung = -0,0839 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,021 maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Berarti tidak ada perbedaan antara rata-rata abnormal return sebelum dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index.

Dengan taraf kesalahan sebesar 5 % maka mengindikasikan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% dapat dipastikan tidak ada perbedaan antara

abnormal return saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index 10 hari sebelum bergabung dengan JII dan 10 hari setelah bergabung dengan JII.

(12)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Trading Volume Activity

(TVA) sebelum dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index.

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Abnormal Return saham sebelum dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index

DAFTAR PUSTAKA

Foster, George (1986). Financial Statement Analysist. Second Edition. Prentice-Hall International, Inc., engelwood Cliff. New Jersey.

Hadi, Sutrisno (1995). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Husnan, Suad. (1996). Dasar-dasar teori portofolio dan analisis sekuritas.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Iin Untari (2004). Analisis TVA Sebelum dan Setelah Diberlakukannya Jakarta Islamic Index Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index. Skripsi UNISULA.

Jogiyanto (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta : BPFE.

Nugroho (2002). Efek Diberlakukannya Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Jakarta, Skripsi UNDIP

Sugiyono (2004). Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta.

Suharsimi Arikunto (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta..

Suryawijaya, Marwan Asri, Faisal Arif Setiawan. (1998). Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri (Event Study pada Peristiwa 27 Juli 1996). Yogyakarta, Kelola.

Tandelilin, Eduardus (2001), Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Yogyakarta, BPFE.

(13)

Wijayanto, Bambang (2002). Pengaruh Pengumuman Deviden Terhadap Return Saham pada Periode Pasar Bullish dan Bearish di Bursa Efek Jakarta.

Thesis UGM, Yogyakarta,

http://www.bapepam.go.id

http://www.republika. co .id

http://www.suaramerdeka.com

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukan uji t dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel bebas yaitu pertumbuhan ekonomi (PE), jumlah angkatan kerja (JAK) dan

Jika aspek-aspek citra merek yang terdiri dari produk, nama, harga, distribusi, iklan dan promosi sudah dapat disinergikan menjadi satu kesatuan atribut yang seimbang

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis diperoleh hasil bahwa nilai rasio pembayaran dividen atau biasa disebut DPR pada PT Bukit Asam periode 2005-2015 memiliki

Menurut Ketentuan Undang–undang Nomor 2 tahun 1992 tertanggal 11 Februari 1992 tentang Usaha Perasuransian (“UU Asuransi”), Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara

di kemukakan oleh Weber tersebut merupakan karakteristik dimanana birokrasi dapat dikatakan sebagai tipe organisasi yang ideal, maka jika karakteristik tersebut

Biaya langsung sistem pengendalian manajemen (SPM) mencakup seluruh biaya out-of-pocket biaya moneter yang dibutuhkan untuk mendesain dan

Pemantauan dan evaiuasi atas capaian output Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b, dapat dilakukan oleh aparat pengawas internal pemerintah (APIP)

Bapak Ir.Djoko Suwarso,MP selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga rancangan aktualisasi bimbingan dan arahan kepada