• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Menyusun Proposal PTK Melalui Pendampingan di Kalangan Guru SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Menyusun Proposal PTK Melalui Pendampingan di Kalangan Guru SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah

SD Negeri Rejowinangun Utara 1 beralamat di Jalan Telaga Sarangan No. 91 Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang. Wilayah ini merupakan bagian timur Kota Magelang yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Magelang. SD Negeri Rejowinangun Utara 1 berdiri pada tahun 1985, memiliki lahan seluas 1.200 m² dengan luas bangunan lebih kurang 542 m². Nomor

Statistik Sekolah 101036003029, Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20327573, dan terakreditasi B.

(2)

Tujuan yang ditetapkan adalah Menghasilkan Lulusan yang Berkualitas Baik di Bidang Akademik Maupun Bidang Sosial, serta Berkarakter Kebangsaan yang Kuat.

Berdasarkan identifikasi dokumen sekolah, pada Tahun Pelajaran 2014/2015 memiliki jumlah peserta didik 177 anak terdiri dari 94 laki-laki dan 83 perempuan, yang terbagi menjadi 6 rombongan belajar. Adapun rincian rombongan belajarnya adalah kelas I berjumlah 32 anak, kelas II berjumlah 34 anak, kelas III berjumlah 29 anak, kelas IV berjumlah 30 anak, kelas V berjumlah 26 anak, dan kelas VI berjumlah 28 anak

Prestasi akademik yang diraih dari rata-rata hasil Ujian Nasional Tahun pelajaran 2013/2014 pada tiga mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,71, Matematika 5,30 dan Ilmu Pengetahuan Alam 5,70 dengan jumlah kelulusan 100%, serta melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya (SMP). Prestasi di bidang non akademik yang pernah diraih pada tahun 2013 adalah Juara II lomba catur tingkat Kota Magelang yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, Juara I bulu tangkis dan Juara Harapan I menyanyi tingkat Kecamatan Magelang Tengah.

(3)

berijazah D2 ada 2 orang, dan telah bersertifikat pendidik ada 5 orang.

Seorang guru yang bernama Budi Supriyati, S.Pd. menjadi Juara I Lomba Guru Berprestasi di Tingkat Gugus Sultan Agung dan mewakili Kecamatan Magelang Tengah menjadi Juara II Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kota Magelang pada tahun 2014.

Data sarana dan prasarana sekolah berupa ruang kelas berjumlah 6, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha dengan kondisi baik, dan ruang perpustakaan dilengkapi dengan koleksi buku dan berbagai fasilitas penunjang. Tersedia juga ruang penunjang yaitu gudang, dapur sekolah, kamar mandi dan WC (guru dan siswa). Berbagai perabot melengkapi ruangan yang ada di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang.

4.1.2Masalah-Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas

Pelaksanaan penelitian dimulai tanggal 18 April 2015 sampai dengan tanggal 15 Mei 2015, melalui kegiatan tindakan siklus 1 dan tindakan siklus 2. Pada tahap awal, ditemukan/diperoleh beberapa permasalahan pada obyek penelitian. Permasalahan-permasalahan tersebut diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui observasi dan wawancara yang ditujukan kepada subyek penelitian yaitu guru kelas IV.

(4)

jabatan guru yaitu pada proses pembelajaran dan pendukung tugas. Adapun kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah, karya inovatif, dan perolehan penghargaan/tanda jasa belum tercapai. Secara khusus guru belum melakukan publikasi ilmiah karena tidak memahami bagaimana melakukannya.

Untuk memastikan bahwa data yang diperoleh melalui observasi benar-benar kredibel maka dilakukan triangulasi data hasil observasi dengan hasil wawancara, data hasil wawancara dengan sumber lain berupa dokumen produk/administrasi guru untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi guru. Hasil wawancara menunjukkan bahwa guru belum sepenuhnya melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Hal tersebut terbukti dari jawaban guru terhadap 25 butir pertanyaan yang diajukan yang dicocokkan dengan dokumen administrasi, mengatakan sebagai berikut:

1. Memiliki dokumen SK pembagian tugas mengajar dari kepala sekolah tahun pelajaran terakhir, setiap semester ada tetapi sebagai dokumen sekolah.

2. Memiliki jadwal mengajar minimal 24 jam per minggu, membuat program tahunan, program semester, dan memiliki RPP yang disusun sendiri. Sedangkan silabus tidak dibuat sendiri tetapi hasil download dan direvisi sesuai dengan kondisi sekolah.

(5)

4. Memiliki instrumen, kunci, rubrik, dan kriteria ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, serta mengoreksi hasil ulangan.

5. Kadang-kadang membuat instrumen, kunci, rubrik, dan kriteria penilaian ulangan harian, program dan instrumen serta mendokumenkan kegiatan terstruktur dan tugas mandiri tak terstruktur, menyusun dan melaksanakan program pengayaan, da melakukan pengembangan bahan ajar.

6. Memiliki buku daftar nilai berisi nilai ulangan harian, remidi, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan nilai tugas. Melakukan analisis hasil evaluasi ulangan harian, menyusun dan melaksanakan program remedial.

7. Mendapatkan tugas tambahan dan memiliki data administrasi tugas selain mengajar.

8. Memiliki agenda mengajar dan Permendiknas nomor 22, 23 Tahun 2006 serta Permendiknas nomor 20 Tahun 2007 dalam bentuk softcopy.

9. Tidak memiliki buku-buku panduan (panduan pengembangan RPP, panduan pengembangan silabus, panduan pengembangan bahan ajar).

10. Tidak memiliki karya ilmiah popular dan hasil PTK. Setelah data hasil observasi dan data hasil wawancara dibandingkan melalui triangulasi teknik, kemudian data hasil wawancara dicocokkan pula dengan dokumen administrasi guru. Secara fisik guru belum pernah melakukan kegiatan penelitian dan tidak memiliki dokumen PTK.

(6)

melakukan publikasi ilmiah dari hasil penelitian. Sehingga data yang diperoleh benar-benar kredibel dan dapat digunakan untuk memperkuat fokus penelitian dan menentukan alternatif pemecahan masalah.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengumpulan data melalui wawancara lebih mendalam, secara lebih khusus dalam hal Penelitian Tindakan Kelas, guru kesulitan menentukan topik yang akan dijadikan judul, kesulitan menyusun latar belakang, kesulitan menemukan referensi atau landasan teori, kesulitan dan tidak menguasai model, strategi, dan metode pembelajaran, dan kesulitan dalam menyusun laporan.

Dari permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan di atas kemudian dilakukan prioritas terhadap permasalahan yang perlu segera mendapatkan alternatif-alternatif pemecahan masalah atau tindakan. Prioritas permasalahan yaitu guru yang belum melakukan Penelitian Tindakan Kelas dikarenakan guru tidak memahami prosedur penelitian. Beberapa ahli mendefinisikan prosedur penelitian adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan penelitian dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.

4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas

(7)

penelitian. Terhadap permasalahan tersebut dilakukan identifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalahnya. Identifikasi alternatif pemecahan masalah dilakukan bersama pengawas dengan didasarkan pada kebutuhan guru dalam peningkatan kinerja dan dimaksudkan agar tidak menghambat kegiatan pada tahap selanjutnya.

Berdasarkan identifikasi alternatif-alternatif pemecahan permasalahan tersebut kemudian ditentukan rencana tindakannya. Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka peneliti mengusulkan kepada Kepala SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang untuk menyusun rencana tindakan dan melakukan tindakan yaitu melalui kegiatan pendampingan praktik penyusunan proposal Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model siklus dan teknik andragogi. Setelah mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah, peneliti ditunjuk oleh

kepala sekolah bertindak sebagai

fasilitator/pendamping dalam kegiatan tersebut. 4.1.4 Pemecahan Masalah pada Siklus 1

(8)

Peneliti mengawali penelitian dengan melakukan refleksi awal terhadap permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan PTK di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang. Hasil refleksi awal tersebut dilaporkan kepada pengawas dan Kepala SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang untuk didiskusikan dan dijadikan dasar pelaksanaan tindakan siklus 1 melalui tahapan perencanaan, tindakan, observasi, refleksi, dan penentuan indikator keberhasilan. Selain melaksanakan tindakan siklus 1 peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara terhadap guru pada awal tindakan siklus 1 setelah refleksi awal dilakukan.

Guru memberikan respon terhadap tindakan siklus 1 dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang konsep, prosedur, dan manfaat PTK. Guru juga menyampaikan kesulitan-kesulitan untuk melaksanakan PTK yang berhubungan dengan penentuan topik dan penyusunan judul penelitian. Terhadap pertanyaan dan kesulitan guru diberikan jawaban dan pendampingan kegiatan praktik penentuan topik dan penyusunan judul PTK dengan mengacu pada pendapat Mulyasa (2010:93-102).

(9)

baik maka di kelas 6 menjadi lebih mudah dalam mengerjakan soal ujian.

Pada awal penyusunan, judul yang disusun belum memenuhi syarat judul penelitian (Mulyasa,

2010:60). Judul yang disusun adalah “Peningkatan

Prestasi Belajar Operasi Hitung Campuran Bilangan

Bulat”. Judul tersebut tidak lebih dari dua puluh kata, telah mencerminkan sebuah aktivitas, mudah dipahami, mata pelajaran yang dijadikan PTK, dan telah menggambarkan isi penelitian. Namun judul tersebut belum memuat keterangan tentang lokasi, waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian.

Berdasarkan hal tersebut, agar judul memuat tentang lokasi, waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian maka dilakukan refleksi dengan pemberian fasilitasi tentang cara menetapkan sebuah judul penelitian berdasarkan pada topik yang bisa diangkat menjadi judul penelitian. Dari topik-topik yang disajikan, guru berdiskusi dan berkolaborasi memperbaiki judul yang telah disusun oleh subyek

penelitian (guru kelas 4) menjadi “Peningkatan Prestasi

Belajar Peserta Didik Kelas 4 di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Melalui Penerapan Metode T.

(10)

selaku fasilitator karena guru merasakan manfaat dari pendampingan, kemudahan menyerap materi dengan teknik yang lebih sederhana, dan termotivasi untuk melakukan PTK agar dapat memenuhi penilaian kinerja.

Bersamaan dengan pelaksanaaan tindakan dilakukan observasi oleh kepala SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang tentang keaktifan guru dalam mengikuti pendampingan. Pada akhir kegiatan diberikan evaluasi untuk mengukur pemahaman guru terhadap materi pendampingan yang telah diberikan. Dengan demikian diperoleh gambaran kemampuan guru pada tindakan siklus 1 dan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan tindakan siklus 2 yaitu penyusunan proposal PTK.

4.1.5 Pemecahan Masalah pada Siklus 2

(11)

Hasil diskusi dijadikan dasar untuk melaksanakan tindakan siklus 2 melalui tahapan perencanaan, tindakan, observasi, refleksi, dan penentuan indikator keberhasilan.

Permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada tindakan siklus 2 adalah guru kesulitan merumuskan latar belakang masalah dan menemukan referensi. Terhadap kesulitan guru tersebut diberikan pendampingan berupa praktik penyusunan proposal PTK menggunakan teknik andragogi dalam merumuskan masalah dan menemukan referensi yang sesuai dengan topik dan judul proposal penelitian. Materi pendampingan yang diberikan adalah materi yang berhubungan dengan Bab I tentang pendahuluan, Bab II tentang Landasan teori, dan Bab III tentang Prosedur Penelitian yang merujuk pada Mulyasa (2010:61-74).

(12)
(13)

pembandingan terhadap hasil belajar peserta didik pada tindakan siklus 1 dan tindakan siklus 2.

Perbaikan terhadap hasil penyusunan proposal yang terdiri dari pendahuluan, landasan teori, dan metodologi penelitian dengan dilakukan diskusi dan tanya jawab melalui review bersama. Pembahasan-pembahasan terhadap bagian-bagian yang masih janggal dengan membandingkan teori Mulyasa (2010:61-74). Guru melakukan revisi atau perbaikan proposal PTK agar mendapat persetujuan untuk melaksanakan tindakan dan melaporkan hasilnya. Guru berharap dapat melaksanakan tindakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik dan melaporkan hasil PTK sebagai bahan pada proses penilaian kinerja guru (PKG).

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Perencanaan Pendampingan Praktik Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas

(14)

penyusunan proposal penelitian tindakan kelas disusun dalam tindakan siklus-siklus.

Praktik penyusunan proposal PTK dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pada tindakan siklus 1 dan tindakan siklus 2. Perencanaan pada tindakan siklus 1 digambarkan sebagai berikut:

1.Menentukan sasaran penelitian.

Sasaran penelitian adalah SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang dengan alasan letak sekolah tersebut berdekatan dengan tempat tugas peneliti sehingga tidak mengganggu kegiatan kedinasan baik peneliti maupun sasaran.

2.Meminta ijin kepada kepala SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang untuk melakukan pendampingan.

Ijin sangat penting dalam penelitian sebagai bentuk pertanggungjawaban atas data dan hasil penelitian. Data dan hasil penelitian selalu dikonfirmasikan dengan kepala SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang.

3.Menyusun rencana pendampingan dan jadwal kegiatan.

Rencana pendampingan dan jadwal kegiatan digunakan sebagai panduan oleh subyek penelitian dalam melaksanakan kegiatan praktik penyusunan proposal melalui tahapan-tahapan yang telah ditetapkan dengan tertib.

4.Menyusun program pendampingan

(15)

pendampingan praktik penyusunan proposal PTK dalam penelitian ini, disusun berdasarkan pada fungsi dan tujuan pendampingan itu sendiri. Selain itu juga memperhatikan prinsip-prinsip dan strategi dalam pelaksanaan pendampingan.

Fungsi pendampingan adalah untuk memfasilitasi, memotivasi, dan mengawal agar kegiatan pendampingan sesuai dengan maksud dan tujuan yang dikehendaki yaitu praktik penyusunan proposal PTK oleh guru di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang. Melalui pendampingan praktik penyusunan proposal PTK mampu memotivasi guru untuk menyusun proposal, melakukan tindakan, dan melaporkan hasil PTK.

Tujuan pendampingan adalah perubahan yang mengarah kepada situasi dan kondisi yang lebih baik, diantaranya yaitu: meningkatkan kapasitas, menciptakan rasa keadilan, kesejahteraan, dan tercapainya hak-hak penerima pendampingan, yaitu guru dapat menyusun proposal PTK. Kapasitas guru sebagai agen pembelajaran menjadi lebih baik jika guru melakukan penelitian terhadap kegiatan pembelajarannya. Memberikan rasa keadilan bagi guru karena bagi guru yang melakukan kegiatan penelitian memperoleh penetapan angka kredit. Kesejahteraan dan hak-hak guru berupa penghargaan kenaikan pangkat dan penghasilan sesuai peraturan yang berlaku.

(16)

di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang dalam praktik penyusunan proposal penelitian tindakan kelas. Pemilihan fasilitator mampu menumbuhkan sikap percaya bahwa informasi, saran, dan contoh yang diberikan sesuai dengan kebutuhan guru. Informasi, saran, dan contoh yang disampaikan dalam proses pendampingan digunakan sebagai penguatan yang akan memantapkan pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan praktik penyusunan proposal PTK, dan terjadi hubungan profesional secara berkelanjutan melalui email.

(17)

melakukan praktik penyusunan proposal penelitian tindakan kelas melalui model tindakan siklus.

5.Menyiapkan materi pendampingan.

Materi pendampingan yang disiapkan adalah materi yang berhubungan dengan cara menentukan topik dan judul. Materi pendampingan yang disiapkan tersebut didasarkan pada permasalahan dan kesulitan guru dalam melaksanakan praktik penelitian tindakan kelas. Materi pendampingan tentang topik dan judul penelitian merujuk pada Mulyasa (2010).

Menentukan Topik dan Judul PTK (disusun oleh Dwi Ampriyati, S.Pd.)

a. Topik Penelitian

Topik atau masalah penelitian yang dapat diangkat adalah yang berhubungan tugas pembelajaran antara lain: keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, metode pembelajaran, motivasi belajar peserta didik, kreativitas belajar peserta didik, strategi pembelajaran, model-model pembelajaran, penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, alat peraga, media, dan sumber belajar, minat dan bakat peserta didik, materi pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran terpadu, pembelajaran bermakna, mekanisme penilaian pembelajaran, feedback atau umpan balik dalam pembelajaran,

penggunaan hadiah dan hukuman dalam

pembelajaran, pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar, kerja sama mutualisme sekolah dengan masyarakat, dsb (Mulyasa, 2010).

b. Judul Penelitian

(18)

beragam, serta mencerminkan permasalahan pokok yang akan dipecahkan. Tidak lebih dari dua puluh kata, mencerminkan sebuah aktivitas, mudah dipahami, dan menggambarkan isi penelitian tersebut. Memuat keterangan tentang lokasi, waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian dan mata pelajaran yang dijadikan PTK (Mulyasa, 2010).

6.Menentukan kompetensi yang akan dicapai.

Dalam menentukan kompetensi yang akan dicapai setelah guru melaksanakan pendampingan, dirumuskan melalui indikator-indikator keberhasilan pendampingan sebagai berikut: mampu memahami konsep, prosedur, dan manfaat penelitian tindakan kelas, mampu menentukan topik Penelitian Tindakan Kelas, dan mampu menentukan judul Penelitian Tindakan Kelas.

7.Mengembangkan skenario pendampingan

Skenario pendampingan disusun dengan desain tindakan siklus 1 menggunakan teknik andragogi dan metode kolaborasi. Teknik ini lebih mengutamakan pengungkapan kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis, menyimpulkan, dan menggeneralisasi dalam suasana pelatihan yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna), peranan pelatih lebih sebagai fasilitator. Teknik tersebut digunakan dengan alasan bahwa orang dewasa mendapatkan pengetahuan sesuai dengan kebutuhannya (Problem Centered Orientation).

(19)

(2007:25) mengatakan bahwa pengertian kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi. Kolaborasi adalah ajang bertegur sapa dan bersilaturahmi ilmu pengetahuan. Selain itu ada pembelajaran berjamaah/bersama (social learning). Salah satu prinsipnya adalah bahwa setiap orang memiliki kelebihan tersendiri.

Alasan pemilihan metode kolaborasi karena metode ini memiliki kelebihan sebagai berikut: Menanamkan kerjasama dan toleransi terhadap pendapat orang lain dan meningkatkan kemampuan menyatakan gagasan. Menanamkan sikap akan menulis sebagai suatu proses karena kerja kelompok menekankan revisi, memungkinkan siswa mengajari sejawat, dan memungkinkan penulis yang agak lemah mengenal tulisan karya sejawat yang lebih kuat. Mendorong siswa saling belajar dalam kerja kelompok dan menyajikan suasana kerja yang akan mereka alami dalam dunia profesional di masa mendatang. Membiasakan koreksi diri dan menulis draf secara berulang, siswa menjadi pembacanya yang paling setia (Alwasilah: 2007:109).

8.Menyiapkan lembar observasi, instrumen wawancara dan evaluasi.

Lembar instrumen observasi dan lembar instrumen wawancara berisi pernyataan-pernyataan dan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada subyek penelitian dan sebagai alat pengambilan atau pengumpulan data digambarkan sebagai berikut:

(20)

Lembar observasi berisi instrumen pernyataan-pernyataan adanya dokumen tentang kegiatan guru dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Lembar observasi yang disiapkan digunakan untuk pengambilan atau pengumpulan data tentang kinerja guru dalam melaksanakan tugas utama jabatan yang telah dan belum tercapai angka kreditnya dalam proses penilaian sasaran kinerja pegawai.

Tabel 4.1 Lembar Observasi Sasaran Kinerja Guru

No. Indikator/Kegiatan Tugas Jabatan

Keterlaksanaan Tercapai Tidak

Tercapai

1 Melaksanakan proses

pembelajaran

2 Melaksanakan

pengembangan diri

3 Melaksanakan publikasi ilmiah

4 Melaksanakan karya

inovatif

5 Melaksanakan kegiatan yang mendukung tugas

6 Perolehan

penghargaan/tanda jasa

b.Lembar Instrumen Wawancara

(21)

c. Lembar Instrumen Evaluasi

Evaluasi digunakan untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan guru menguasai materi pendampingan praktik penyusunan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Evaluasi berisi pernyataan-pernyataan yang memberikan gambaran sejauh mana guru menguasai konsep, prosedur, dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pernyataan-pernyataan tersebut ditetapkan sesuai dengan indikator-indikator keberhasilan pada tindakan siklus 1.

Tabel 4.2 Lembar Evaluasi Tindakan Siklus 1

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

SS KS TS

1 PTK merupakan penelitian tindakan oleh guru di kelas

2 PTK dilatarbelakangi oleh adanya rasa kepenasaran/ketidakpuasan

guru terhadap praktik

pembelajaran yang dilakukan

3 PTK dilakukan secara kolaborasi bersama rekan sejawat

4 PTK melibatkan peserta didik dalam pelaksanaanya di kelas

5 PTK dapat meningkatkan prestasi

belajar peserta didik dan

(22)

Perencanaan tindakan pada siklus 2 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.Menentukan subyek penelitian dan pihak-pihak yang terlibat.

Peneliti melakukan diskusi bersama guru untuk menentukan subyek penelitian tindakan kelas. Dari hasil diskusi dicapai kesepakatan bahwa guru kelas 4 sebagai subyek penelitian dengan alasan belum pernah melaksanakan PTK. Sedangkan guru lain (guru kelas II, V, dan VI) bertindak sebagai kolaborator dalam praktik penyusunan proposal PTK. Artinya rekan sejawat guru peneliti bertindak sebagai pemberi masukan-masukan dalam diskusi dan tanya jawab pada praktik penyusunan proposal penelitian tindakan kelas.

2.Menyiapkan materi pendampingan.

Materi pendampingan pada tindakan siklus 2 berhubungan dengan penyusunan proposal PTK dengan merujuk pada pendapat Mulyasa (2010) sebagai berikut:

Materi Pendampingan Praktik Penyusunan Proposal PTK

(disusun oleh Dwi Ampriyati, S.Pd.)

(23)
(24)

lampiran-lampiran, yang berisi bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas.

3.Menyusun skenario tindakan.

Skenario tindakan disusun sesuai dengan desain tindakan siklus 2 dengan teknik andragogi. Teknik ini lebih mengutamakan pengungkapan kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis, menyimpulkan, dan menggeneralisasi dalam suasana pelatihan yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna), peranan pelatih lebih sebagai fasilitator. Metode yang digunakan peneliti dalam pendampingan tersebut adalah metode diskusi dalam kelompok kolaborasi.

4.Melaksanakan pendampingan penyusunan proposal PTK.

(25)

5.Menetapkan kompetensi yang akan dicapai.

Dalam menentukan kompetensi yang akan dicapai setelah guru melaksanakan pendampingan dirumuskan melalui indikator keberhasilan sebagai berikut: mampu menyusun proposal Penelitian Tindakan Kelas.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada perencanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat disimpulkan bahwa perencanaan yang cermat dapat digunakan untuk memandu pelaksanaan tindakan sesuai dengan yang diharapkan.

4.2.2 Pelaksanaan Pendampingan Praktik Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Peneliti melaksanakan pendampingan praktik penyusunan proposal penelitian tindakan kelas melalui tindakan siklus 1 dan siklus 2 dengan teknik andragogi. Pelaksanaan pendampingan sesuai dengan tahap-tahap perencanaan, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.Peneliti mengambil dan mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara terhadap guru. Hasil pengumpulan data dianalisis untuk menentukan subyek penelitian yaitu guru kelas 4 yang belum pernah melaksanakan PTK.

(26)

pendampingan. Hasil observasi dapat dijelaskan bahwa terdapat guru yang sudah senior tidak berminat untuk melakukan praktik penyusunan dikarenakan guru merasa sudah tua tinggal menunggu masa pensiun tiba. Jika dilihat dari peraturan yang ada bahwa kegiatan pengembangan diri berlaku pada semua guru tidak memandang usia. Sedangkan hasil observasi yang dilakukan terhadap subjek penelitian yaitu guru kelas 4, dapat digambarkan bahwa guru kurang aktif dalam berdiskusi dengan teman sejawatnya, berbagi pengalaman, berpendapat dan berkomentar. Alasan yang dikemukakan bahwa guru belum memiliki gambaran/konsep tentang PTK karena belum pernah melaksanakan PTK. Tetapi guru aktif dalam menemukan solusi permasalahan dan memberikan respon dengan alasan guru menguasai teknologi informasi untuk menemukan bahan-bahan pemecahan masalah dan harapan akan mampu melaksanakan PTK.

3.Topik yang diangkat berhubungan dengan metode pembelajaran yaitu metode T. Penerapan metode T dalam pembelajaran matematika diyakini guru mempengaruhi prestasi belajar peserta didik pada operasi hitung campuran bilangan bulat.

(27)

5.Berdasarkan topik dan permasalahan yang diangkat dirumuskan judul proposal PTK “Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas 4 di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Menggunakan

Metode T.” Judul proposal PTK tersebut telah

memenuhi kriteria penyusunan judul yang disampaikan oleh Mulyasa (2010:60).

6.Dilakukan refleksi dan evaluasi hasil pendampingan untuk mengetahui pemahaman guru terhadap materi tindakan melalui pencapaian indikator-indikator keberhasilan. Diperoleh informasi bahwa guru memahami tentang konsep, prosedur, dan manfaat PTK. Oleh karena itu guru mampu menentukan topik dan menyusun judul proposal PTK.

(28)

waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, prosedur penelitian, indikator keberhasilan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

8.Guru dalam kelompok kolaborasi melakukan refleksi terhadap proposal PTK yang telah disusun bersama. Hasil refleksi guru menginginkan adanya tindakan nyata di kelas dan disusun laporan penelitian agar dapat memberikan pengaruh bagi prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran dan kinerja guru (profesionalitas dan PKG). Hasil refleksi ditindaklanjuti bersama dalam kegiatan pendampingan di luar kegiatan tindakan penelitian.

Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, salah seorang guru yang bernama D. Wara Widiyanti (pada hari Sabtu tanggal 18 April 2015) mengatakan bahwa pendampingan praktik penyusunan proposal dan desain tindakan Penelitian Tindakan Kelas yang diberikan (menggunakan teknik andragogi) dirasa lebih sederhana, mudah dipahami, dan memberikan motivasi untuk melaksanakan PTK.

(29)

4.2.3 Hasil Pendampingan Praktik Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Pembahasan mengenai hasil pendampingan praktik penyusunan proposal PTK merujuk pada pendapat Mulyasa (2010). Berkaitan dengan proposal PTK, judul yang ditetapkan telah mencerminkan sebuah aktivitas, mudah dipahami, dan menggambarkan isi penelitian tersebut. Judul juga memuat keterangan tentang lokasi, waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian dan mata pelajaran apa yang dijadikan PTK. Judul tersebut adalah “Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas 4 di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Menggunakan

Metode T.” Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah memahami cara merumuskan judul sesuai dengan bidang kajian yaitu mata pelajaran matematika pada operasi hitung campuran bilangan bulat.

(30)

sebagai bahasa ilmu pengetahuan, dimana tanpa matematika ilmu pengetahuan menjadi bisu, diam, statis, dan bila ilmu pengetahuan telah diam, maka peradaban manusia tidak pernah akan ada dan manusia tidak akan jauh berbeda dengan makhluk lainnya. Matematika harus dipelajari dari dasarnya, dan waktu paling ideal untuk mengajaran matematika dasar adalah di jenjang Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu, penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan konsep-konsep matematika harus dipahami dengan benar sejak dini.

Guru juga telah merumuskan permasalahan yang merupakan titik tolak hipotesis, yang akan dikemas menjadi judul penelitian, sehingga harus jelas, padat, dan tidak bertele-tele, serta berisi implikasi yang menunjukkan adanya data untuk memecahkan masalah (Mulyasa, 2010:62). Rumusan masalah tersebut berupa kalimat pertanyaan lengkap dengan alternatif tindakan yaitu Apakah Penerapan Metode T Pada Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas IV di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang? Data dan alternatif tindakan yang digunakan untuk memecahkan masalah peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas IV di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada pembelajaran operasi hitung bilangan bulat adalah metode T.

(31)

penelitian. Tujuan penelitian adalah Mengetahui Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas IV di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Penerapan Metode T. Keinginan peneliti atas hasil tindakan, belum diketengahkan indikator-indikator yang hendak ditemukan, terutama yang berkaitan dengan variabel penelitian.

Pada kegunaan atau manfaat penelitian, guru telah merumuskan hal-hal positif yang akan diperoleh melalui pencapaian tujuan PTK. Manfaat penelitian ditujukan untuk membantu peserta didik memahami konsep operasi hitung bilangan bulat sehingga dapat mengalami peningkatan prestasi belajar melalui metode T yang digunakan guru dalam pembelajaran. Bagi guru bermanfaat sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas melalui berbagai metode atau model-model pembelajaran. Dan bagi sekolah dapat digunakan sebagai masukan untuk mengambil kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

(32)

dan menemukan metode yang paling tepat untuk menjawab dan memecahkan masalah. Berkenaan dengan hal tersebut, guru telah memperhatikan kesesuaian antar sumber dengan topik penelitian. Sumber yang dikaji mendukung pemecahan masalah dan mengandung isi serta menunjang teori yang ditelaah dan dikembangkan. Guru juga telah memperhatikan tentang unsur kekinian (up to date), yaitu sumber yang dikaji menunjukkan hal yang aktual, terbaru, dan mutakhir, tidak terbatas pada buku teks, tetapi peneliti juga menggali dari internet. Terhadap sumber atau hasil penelitian yang dapat memberi arahan dalam mengidentifikasi masalah penelitian dan operasionalnya, guru belum melakukan penelusuran terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan untuk dijadikan rujukan. Alasan dikemukakan bahwa pendampingan pelaksanaan PTK yang pernah diterima dahulu tidak ada kajian teori dari penelitian terdahulu.

Proposal penelitian tindakan kelas yang disusun guru berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Pembelajaran Operasi Hitung

Campuran Bilangan Bulat Menggunakan Metode T”,

topik-topik yang dijadikan sebagai kajian teorinya antara lain: tinjauan tentang matematika, tinjauan tentang metode T, hasil belajar peserta didik, dan materi operasi hitung bilangan bulat.

(33)

Magelang, dilaksanakan pada minggu pertama bulan Mei 2015, subyek penelitian adalah peserta didik kelas IV SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang. Setting ini dipilih karena dengan alasan bahwa kelas IV adalah dasar peletakan konsep matematika tentang materi operasi hitung campuran bilangan bulat yang akan menentukan keberhasilan di kelas selanjutnya yaitu kelas V dan kelas VI saat ujian dilakukan.

Guru juga telah mendesain tindakan penelitian dengan alur siklus 1 dan siklus 2, melalui tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi. Desain tindakan siklus 1 dan siklus 2 direncanakan pelaksanaanya menggunakan model lesson study berbasis sekolah. Berkenaan dengan jadwal dan biaya penelitian tidak dirumuskan, tetapi melibatkan personalia penelitian yaitu guru kelas II, V, dan guru kelas VI bertindak sebagai observer dan pemberi masukan-masukan pada tindakan siklus 1 dan siklus 2.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendampingan praktik penyusunan proposal dan desain tindakan Penelitian Tindakan Kelas bermanfaat bagi guru untuk dapat merencanakan tindakan penelitian meskipun terdapat guru yang tidak berminat untuk terlibat karena merasa sudah berusia tua, tidak butuh pengembangan diri, angka kredit, kenaikan tingkat, dan tinggal menunggu masa pensiun tiba.

(34)

model siklus dengan teknik andragogi. Hasil tindakan berupa dokumen proposal PTK. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa praktik PTK penting untuk dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kinerjanya. Peningkatan kinerja tersebut dibuktikan dengan terpenuhinya indikator kinerja sebagai berikut: guru lebih profesional, penghargaan berupa angka kredit, dan adanya perubahan prestasi belajar peserta didik.

Berkaitan dengan hal guru lebih profesional, sesuai dengan penelitian Amat Jaedun (2011, 7 Nov 2014) menyatakan bahwa penulisan karya ilmiah merupakan kegiatan yang sangat penting bagi seorang guru profesional. Cara yang paling mudah untuk menulis artikel ilmiah adalah menulis dari hasil penelitian. Guru profesional juga harus selalu meningkatkan kualitas pembelajarannya. Penelitian Sutrisna Wibawa (2012, 7 Nov 2014) menyatakan bahwa peningkatan kualitas pembelajaran dilaksanakan secara sistematis dan terkendali. Salah satu cara yanag sistematis dan terkendali itu adalah dengan memanfaatkan penelitian pendidikan, yang memfokuskan pada masalah praktik dengan teknik kolaborasi yang kemudian dikenal dengan action research atau PTK. Hal ini didukung oleh penelitian Miguel Baptista Nunes dan Maggie McPherson yang

(35)

pengetahuan, mengusulkan dan melaksanakan perubahan, dan meningkatkan praktik dan kinerja.

Gambar

Tabel 4.1 Lembar Observasi Sasaran Kinerja Guru
gambaran sejauh mana guru menguasai konsep,

Referensi

Dokumen terkait

Lawan egoisme adalah alturisme. Prinsip egoisme berbeda dengan alturisme. Alturisme suatu sikap yang ingin memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain di

Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang

Faktis gelap adalah salah satu bahan bantu olah (processing aid) karet yang dibuat dengan cara memvulkanisasi minyak dengan vulkanisator sulfur pada suhu tinggi. Faktis

Studi calon tapak dilakukan dengan pendekatan sistematis menurut rekomendasi IAEA (3) , yaitu dengan sistem penapisan wilayah dari tingkat regional ke tapak spesifik. Pemilihan

Dari penelitian ini ditemukan beberapa permasalahan dalam pengolahan penyimpanan rekam medis rawat inap, yaitu ; (1) Pengolahan penyimpanan rekam medis rawat inap

Hasil analisis kuantitatif dokumen rekam medis rawat inap kasus Bedah Orthopedy di RSUD Kota Semarang tentang review identiikasi menunjukkan adanya ketidaklengkapan pada nomor rekam

Pada kolom aerasi terjadi suplai oksigen untuk proses aerob, sedangkan pada kolom biofilter terjadi proses degradasi bahan pencemar organik oleh lapisan biofilm

• Pasar saham AS dan Eropa mengalami kenaikan tipis pada hari Rabu (30/01) pagi yang disebabkan oleh sikap investor yang masih menunggu keputusan The Fed dalam menetapkan suku