BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A.
A. Latar BelakangLatar Belakang
Akhlak Tasawuf adalah salah satu khasanah muslim yang Akhlak Tasawuf adalah salah satu khasanah muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan. Akhlak tasawuf tampil, kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan. Akhlak tasawuf tampil, mengawal dan memandu perjalanan hidup umat agar selmat dunia dan mengawal dan memandu perjalanan hidup umat agar selmat dunia dan akhirat. Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah, akhirat. Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah, diminta agar akhlak dan keluhuran budi Nabi Muhammad SAW dijadikan diminta agar akhlak dan keluhuran budi Nabi Muhammad SAW dijadikan contoh dalam kehidupan berbagai bidang. Mereka yang mematuhi perintah contoh dalam kehidupan berbagai bidang. Mereka yang mematuhi perintah ini dijamin keselamatan di dunia dan akhirat.
ini dijamin keselamatan di dunia dan akhirat.
Ajaran akhlak disamping memiliki nilai-nilai yang bersifat mutlak, Ajaran akhlak disamping memiliki nilai-nilai yang bersifat mutlak, absolute, dan universal sebagaimana terdapat dalam
al-absolute, dan universal sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an dan alQur’an dan al--hadis, juga menerima ajaran yang bersifat rasional, lokal dan cultural. hadis, juga menerima ajaran yang bersifat rasional, lokal dan cultural. Peranan yang dimainkan oleh etika, moral, dan susila, yaitu sebagai sarana Peranan yang dimainkan oleh etika, moral, dan susila, yaitu sebagai sarana atau partner untuk menjabarkan akhlak islam yang terdapat dalam atau partner untuk menjabarkan akhlak islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan al
Qur’an dan al-hadis, sepanjang etika, moral dan susila itu sejalan dengan-hadis, sepanjang etika, moral dan susila itu sejalan dengan
al-al-Qur’an dan alQur’an dan al-hadis tersebut.-hadis tersebut.
Untuk lebih memahami apa itu etika, moral dan susila, dalam Untuk lebih memahami apa itu etika, moral dan susila, dalam makalah ini kami akan mencoba menguraikan tentang apa dan bagaimana makalah ini kami akan mencoba menguraikan tentang apa dan bagaimana hubungan antara Etika, moral dan Susila, serta pengertian baik buruk dan hubungan antara Etika, moral dan Susila, serta pengertian baik buruk dan penentuannya.
penentuannya. B.
B. Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.
1. Apa pengertian Akhlak dan Susila?Apa pengertian Akhlak dan Susila? 2.
2. Bagaimana hubungan antara Etika, Moral dan Susila?Bagaimana hubungan antara Etika, Moral dan Susila? 3.
3. Apa pengertian baik buruk dan apa sajakah aliran-alirannya ?Apa pengertian baik buruk dan apa sajakah aliran-alirannya ?
C.
C. TujuanTujuan 1.
2.
2. Mengetahui perbedaan hubungan antara Etika, Moral dan SusilaMengetahui perbedaan hubungan antara Etika, Moral dan Susila 3.
BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN A.
A. Pengertian Akhlak dan SusilaPengertian Akhlak dan Susila a.
a. Pengertian AkhlakPengertian Akhlak
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive) dari kata
mashdar (bentuk infinitive) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqanakhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai, sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi majid
dengan timbangan (wazan) tsulasi majidaf’ala, yuf’ilu if’alan yang berartiaf’ala, yuf’ilu if’alan yang berarti al- al- sajiyah
sajiyah (perangai), (perangai), ath-ath-thabi’ahthabi’ah (kelakuan, tabi’at, watak dasar),(kelakuan, tabi’at, watak dasar), al-al-‘adat ‘adat (kebiasaan,kelaziman),
(kebiasaan,kelaziman), al-al-maru’ahmaru’ah (peradaban yang baik), dan (peradaban yang baik), dan al-dinal-din (agama)
(agama)11. Sedangkan pengertian Akhlak secara terminologi berarti tingkah. Sedangkan pengertian Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Menurut tiga ulama akhlak yaitu Ibnu melakukan suatu perbuatan yang baik. Menurut tiga ulama akhlak yaitu Ibnu Maskawaih, Al Ghazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah Maskawaih, Al Ghazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai
perangai yang yang melekat melekat pada pada diri diri seseorang seseorang yang yang dapat dapat memunculkanmemunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan
perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.pikiran terlebih dahulu. Terdapat 4 ciri seseorang dikatakan berakhlak, yaitu:
Terdapat 4 ciri seseorang dikatakan berakhlak, yaitu: 1.
1. Perbuatan yang baik atau burukPerbuatan yang baik atau buruk 2.
2. Kemampuan melakukan perbuatanKemampuan melakukan perbuatan 3.
3. Kesadaran akan perbuatan ituKesadaran akan perbuatan itu 4.
4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atauKondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk
buruk
Dari sifatnya, akhlak dapat dikelompokkan menjadi dua, antara lain: Dari sifatnya, akhlak dapat dikelompokkan menjadi dua, antara lain:
1.
1. Akhlak MahmudahAkhlak Mahmudah
Adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang. Adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang. Akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-sif
Akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula.at yang terpuji pula. 2.
2. Akhlak MadzmumahAkhlak Madzmumah
Adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak Adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia. Sifat yang termasuk iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia. Sifat yang termasuk
1
1 Abuddin Nata, Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karak Akhlak Tasawuf dan Karakter Muliater Mulia, Rajawali Pers, Jakarta, Cetakan 15, 2017,, Rajawali Pers, Jakarta, Cetakan 15, 2017, hlm. 1.
akhlak madzmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlak akhlak madzmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlak
mahmudah. mahmudah.
Lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu: Lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu:
Pertama
Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat
dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Jika kita dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Jika kita
mengatakan bahwa si A misalnya sebagai orang yang berakhlak dermawan, mengatakan bahwa si A misalnya sebagai orang yang berakhlak dermawan,
maka sikap dermawan tersebut telah mendarah daging, kapan dan dimanapun maka sikap dermawan tersebut telah mendarah daging, kapan dan dimanapun
sikapnya itu dibawanya, sehingga menjadi identitas yang membedakan sikapnya itu dibawanya, sehingga menjadi identitas yang membedakan
dirinya dengan orang lain. Jika si A tersebut kadang-kadang dermawan, dan dirinya dengan orang lain. Jika si A tersebut kadang-kadang dermawan, dan
kadang-kadang bakhil, maka si A tersebut belum dapat dikatakan sebagai kadang-kadang bakhil, maka si A tersebut belum dapat dikatakan sebagai
seorang yang dermawan. Demikian juga jika kepada si B kita mengatakan seorang yang dermawan. Demikian juga jika kepada si B kita mengatakan
bahwa
bahwa ia ia termasuk termasuk orang orang yang yang taat taat beribadah, beribadah, maka maka sikap sikap taat taat beribadahberibadah
tersebut telah dilakukanya dimanapun ia berada. tersebut telah dilakukanya dimanapun ia berada.
Kedua,
Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak bersangkutan dalam keadaan tidak mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak bersangkutan dalam keadaan tidak
sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Pada saat yang bersangkutan melakukan sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Pada saat yang bersangkutan melakukan
suatu perbuatan ia tetap sehat akal pikiranya dan sadar. Oleh karena itu, suatu perbuatan ia tetap sehat akal pikiranya dan sadar. Oleh karena itu,
perbuatan yang dilakukan o
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam keadaan tidur, hilang ingatan,leh seseorang dalam keadaan tidur, hilang ingatan,
mabuk, atau perbuatan reflek seperti berkedip, tertawa dan sebagainya mabuk, atau perbuatan reflek seperti berkedip, tertawa dan sebagainya
bukanlah
bukanlah perbuatan perbuatan akhlak. akhlak. Perbuatan Perbuatan akhlak akhlak adalah adalah perbuatan perbuatan yangyang
dilakukan oleh orang yang sehat akal pikiranya. Namun, karena perbuatan dilakukan oleh orang yang sehat akal pikiranya. Namun, karena perbuatan
tersebut sudah mendarah daging, sebagaimana disebutkan pada sifat pertama, tersebut sudah mendarah daging, sebagaimana disebutkan pada sifat pertama,
maka pada saat akan mengerjakannya sudah tidak lagi memerlukan maka pada saat akan mengerjakannya sudah tidak lagi memerlukan
pertimbangan
pertimbangan atau atau pemikiran pemikiran lagi. lagi. Hal Hal yang yang demikian demikian tak tak ubahnya ubahnya dengandengan
seseorang yang
seseorang yang sudah mendarah sudah mendarah daging daging mengerjakan shalat mengerjakan shalat lima waktu,lima waktu,
maka pada saat datang panggilan shalat ia sudah tidak merasa berat lagi maka pada saat datang panggilan shalat ia sudah tidak merasa berat lagi
mengerjakanya, dan tanpa pikir-pikir lagi ia sudah dengan mudah dan ringan mengerjakanya, dan tanpa pikir-pikir lagi ia sudah dengan mudah dan ringan
Ketiga
Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakanya, tanpa adanya paksaan atau tekanan dalam diri orang yang mengerjakanya, tanpa adanya paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Oleh karena itu, jika ada kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Oleh karena itu, jika ada seseorang y
seseorang yang mang melakukan pelakukan perbuatan, tetapi erbuatan, tetapi perbuatan perbuatan tersebut dilakukantersebut dilakukan karena paksaan, tekanan atau ancaman dari luar, maka perbuatan tersebut karena paksaan, tekanan atau ancaman dari luar, maka perbuatan tersebut tidak termasuk kedalam akhlak dari orang yang melakukannya. Dalam tidak termasuk kedalam akhlak dari orang yang melakukannya. Dalam
hubungan ini Ahmad Amin mengatakan, bahwa ilmu akhlak adalah ilmu hubungan ini Ahmad Amin mengatakan, bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atu buruk. yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atu buruk. Tetapi tidak semua amal yang baik atu buruk itu dapat dikatakan perbuatan Tetapi tidak semua amal yang baik atu buruk itu dapat dikatakan perbuatan akhlak. Bany
akhlak. Banyak ak perbuatan yang perbuatan yang tidak dapat tidak dapat disebut perbuatan akdisebut perbuatan akhlaki, danhlaki, dan tidak dapat dikatakan baik atau buruk. Perbuatan manusia yang dilakukan tidak dapat dikatakan baik atau buruk. Perbuatan manusia yang dilakukan tidak atas dasar kemauanya atau pilihanya sperti bernafas,berkedip, tidak atas dasar kemauanya atau pilihanya sperti bernafas,berkedip, berbolak- baliknya
baliknya hati, hati, dan dan kaget kaget ketika ketika tiba-tiba tiba-tiba terang terang setelah setelah sebelumnya sebelumnya gelapgelap tidaklah disebut akhlak, karena perbuatan tersebut yang dilakukan tanpa tidaklah disebut akhlak, karena perbuatan tersebut yang dilakukan tanpa pilihan.
pilihan.
Keempat,
Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan seesungguhannya, bukan main-main atau karena bersandiwara. Jika dengan seesungguhannya, bukan main-main atau karena bersandiwara. Jika kita menyaksikan orang berbuat kejam, sadis, jahat, dan seterusnya, tapi kita menyaksikan orang berbuat kejam, sadis, jahat, dan seterusnya, tapi perbuatan tersebut kita
perbuatan tersebut kita lihat dalam lihat dalam pertunjukan film, maka perbuatan terspertunjukan film, maka perbuatan ters ebutebut tidak tidak dapat disebut perbuatan akhlak, karena perbuatan tersebut bukan tidak tidak dapat disebut perbuatan akhlak, karena perbuatan tersebut bukan perbuatan yang sebenarnya. Berkenaan dengan ini, maka sebaiknya seseorang perbuatan yang sebenarnya. Berkenaan dengan ini, maka sebaiknya seseorang tidak cepat-cepat menilai orang lain sebagai berakhlak baik atau berakhlak tidak cepat-cepat menilai orang lain sebagai berakhlak baik atau berakhlak
buruk,
buruk, sebelum sebelum diketahui diketahui dengan dengan sesungguhnya sesungguhnya bahwa bahwa perbuatan perbuatan tersebuttersebut memang dilakukan dengan sebenarnya. Hal ini perlu dicatat, karena manusia memang dilakukan dengan sebenarnya. Hal ini perlu dicatat, karena manusia termasuk makhluk yang pandai bersandiwara, atau berpura-pura. Untuk termasuk makhluk yang pandai bersandiwara, atau berpura-pura. Untuk mengetahui perbuatan yang sesungguhnya dapat dilakukan melalui cara yang mengetahui perbuatan yang sesungguhnya dapat dilakukan melalui cara yang kontinue dan terus-menerus.
kontinue dan terus-menerus.
Kelima,
semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin
mendapat sesuatu pujian. Seseorang yang melakukan perbuatan bukan atas mendapat sesuatu pujian. Seseorang yang melakukan perbuatan bukan atas
dasar karena Allah tidak dapat dikatakan perbuatan akhlak. dasar karena Allah tidak dapat dikatakan perbuatan akhlak.
Dalam perkembangan selanjutnya akhlak tumbuh menjadi suatu ilmu Dalam perkembangan selanjutnya akhlak tumbuh menjadi suatu ilmu
yang berdiri sendiri, yaitu ilmu yang memiliki ruang lingkup pokok bahasan, yang berdiri sendiri, yaitu ilmu yang memiliki ruang lingkup pokok bahasan,
tujuan, rujukan aliran dan para tokoh yang mengembangkanya. Kesemua tujuan, rujukan aliran dan para tokoh yang mengembangkanya. Kesemua
aspek yang terkandung dalam akhlak ini kemudian membentuk satu kesatuan aspek yang terkandung dalam akhlak ini kemudian membentuk satu kesatuan
yang saling berhubungan dan membentuk suatu ilmu yang saling berhubungan dan membentuk suatu ilmu22..
b.
b. SusilaSusila
Menurut M. Said, susila atau kesusilaan berasal dari kata susila, yang Menurut M. Said, susila atau kesusilaan berasal dari kata susila, yang
mendapat awalan ke
mendapat awalan ke dan akhiran an. dan akhiran an. Kata susila selanjutnya digunKata susila selanjutnya digunakan untukakan untuk
arti sebagai aturan hidup yang lebih baik. Orang yang susila adalan orang arti sebagai aturan hidup yang lebih baik. Orang yang susila adalan orang
yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila adalah orang yang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila adalah orang yang
berkelakuan
berkelakuan buruk. buruk. Para Para pelaku pelaku zina zina atau atau pelacur pelacur misalnya, misalnya, sering sering diberidiberi
gelar tunasusila
gelar tunasusila berasal berasal dari dari bahasa bahasa Sansekerta Sansekerta yaitu yaitu “su” “su” dan dan “sila”. “sila”. “su”“su”
berarti
berarti baik, baik, bagus, bagus, dan dan “sila” “sila” berarti berarti dasar, dasar, prinsip, prinsip, peraturan peraturan hidup hidup atauatau
norma. norma.33
Selanjutnya kata susila dapat pula berati sopan, beradab, baik budi Selanjutnya kata susila dapat pula berati sopan, beradab, baik budi
bahasanya.
bahasanya. Dan Dan kesusilaan kesusilaan sama sama dengan dengan kesopanan. kesopanan. Dengan Dengan demikian,demikian,
kesusilaan ebih mengacu kepada upaya membimbing, memandu, kesusilaan ebih mengacu kepada upaya membimbing, memandu,
mengarahkan, membiasakan, dan memasyarakatkan hidup yang sesuai mengarahkan, membiasakan, dan memasyarakatkan hidup yang sesuai
dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Kesusilaan dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Kesusilaan
menggambarkan keadaan dimana orang selalu menerapkan nilai-nilai yang menggambarkan keadaan dimana orang selalu menerapkan nilai-nilai yang
dipandang baik. dipandang baik.
Sama halnya dengan moral, pedoman untuk membimbing orang Sama halnya dengan moral, pedoman untuk membimbing orang
agar berjalan dengan baik juga berdasarkan pada nilai nilai yang berkembang agar berjalan dengan baik juga berdasarkan pada nilai nilai yang berkembang
2
2 Ibid., hlm. 4-6 Ibid., hlm. 4-6 3
dalam masyarkata dan mengacu kepada sesuatu yang dipandang baik oleh dalam masyarkata dan mengacu kepada sesuatu yang dipandang baik oleh
masyarakat. masyarakat.44
B.
B. Hubungan Antara Etika, Moral, dan SusilaHubungan Antara Etika, Moral, dan Susila
Pada dasarnya, akhlak dan susila memiliki tujuan yang sama, yaitu Pada dasarnya, akhlak dan susila memiliki tujuan yang sama, yaitu
menjadikan manusia yang baik dan berbudi. menjadikan manusia yang baik dan berbudi.
Ada beberapa persamaan antara Etika, Moral, dan Susila, yaitu Ada beberapa persamaan antara Etika, Moral, dan Susila, yaitu
sebagai berikut: sebagai berikut:
1.
1. Etika, Moral, dan Susila mengacu pada ajaran atau gambaranEtika, Moral, dan Susila mengacu pada ajaran atau gambaran
tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik. tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.
2.
2. Etika, Moral, dan Susila merupakan prinsip atau aturan hidupEtika, Moral, dan Susila merupakan prinsip atau aturan hidup
manusia untuk mengukur martabat dan harkat kemanusiaannya. manusia untuk mengukur martabat dan harkat kemanusiaannya.
Semakin tinggi kualitas etika, moral, dan susila seseorang atau Semakin tinggi kualitas etika, moral, dan susila seseorang atau
sekelompok orang, semakin tinggi pula kualitas kemanusiaannya. sekelompok orang, semakin tinggi pula kualitas kemanusiaannya.
Sebaliknya semakin rendah kualitas etika, moral, dan susila Sebaliknya semakin rendah kualitas etika, moral, dan susila
seseorang atau sekelompok orang semakin rendah pula kualitas seseorang atau sekelompok orang semakin rendah pula kualitas
kemanusiaannya. kemanusiaannya.
3.
3. Etika, moral, dan susila seseorang atau sekelompok orang tidakEtika, moral, dan susila seseorang atau sekelompok orang tidak
semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap,
stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki
setiap orang. setiap orang.55
4.
4. Dilihat dari fungsi dan perannya, dapat dikatakan bahwa etika,Dilihat dari fungsi dan perannya, dapat dikatakan bahwa etika,
moral, dan susila itu sama, yaitu untuk menentukan hukum atau moral, dan susila itu sama, yaitu untuk menentukan hukum atau
nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk
ditentukan baik-buruknya. ditentukan baik-buruknya.
4
4Abuddin Nata,Abuddin Nata,op. cit.op. cit., hlm 81., hlm 81. 5
Selain persamaan tersebut, ada pula perbedaan antara etika, moral Selain persamaan tersebut, ada pula perbedaan antara etika, moral
dan susila yang menjadi ciri khas masing- masing. Berikut ini adalah dan susila yang menjadi ciri khas masing- masing. Berikut ini adalah
perbedan-perbedaan antara etika, moral, dan susila: perbedan-perbedaan antara etika, moral, dan susila:
1.
1. Perbedaan dalam sumber yang menjadi patokan untuk menentukanPerbedaan dalam sumber yang menjadi patokan untuk menentukan
baik dan buruk. baik dan buruk.
Etika
Etika : : Penilaian Penilaian baik baik dan dan buruk buruk berdasarkan berdasarkan pendapat pendapat akalakal
pikiran. pikiran.
Moral
Moral : : penilaian penilaian baik baik dan dan buruk buruk berdasarkan berdasarkan norma norma atau atau adatadat
kebiasaan. kebiasaan.
Susila : bersumber pada nilai-nilai yang berkembang dan dipandang Susila : bersumber pada nilai-nilai yang berkembang dan dipandang
baik oleh masyarakat baik oleh masyarakat
2.
2. Perbedaan dalam sifat pemikiran dan kawasan pembahasan.Perbedaan dalam sifat pemikiran dan kawasan pembahasan.
Etika lebih banyak bersifat teoristis, maka pada moral dan Etika lebih banyak bersifat teoristis, maka pada moral dan
susila lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku susila lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku
manusia secara umum sedang moral dan susila bersifat lokal atau manusia secara umum sedang moral dan susila bersifat lokal atau
individual. Etika menjelaskan baik dan buruk sedang moral dan susila individual. Etika menjelaskan baik dan buruk sedang moral dan susila
menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan. menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan.66
C.
C. Pengertian Baik Buruk serta Beberapa Aliran Tentang Baik dan BurukPengertian Baik Buruk serta Beberapa Aliran Tentang Baik dan Buruk
Pengertian baik secara bahasa adalah terjemahan dari kata khoir dalam Pengertian baik secara bahasa adalah terjemahan dari kata khoir dalam
bahasa
bahasa Arab, Arab, atau atau good good dalam dalam bahasa bahasa Inggris. Inggris. Louis Louis Ma`luf Ma`luf dalam dalam kitabkitab
Munjid, mengatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah Munjid, mengatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah
mencapai kesempurnaan. Selanjutnya, yang baik itu juga adalah sesuatu yang mencapai kesempurnaan. Selanjutnya, yang baik itu juga adalah sesuatu yang
mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan memberikan mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan memberikan
kepuasan. Yang baik itu juga sesuatu yang sesuai dengan keinginan. Dan yang kepuasan. Yang baik itu juga sesuatu yang sesuai dengan keinginan. Dan yang
disebut baik itu adalah sesuatu yang mendatangkan rahmat, memberikan disebut baik itu adalah sesuatu yang mendatangkan rahmat, memberikan
perasaan
perasaan senang senang atau atau bahagia. bahagia. Adapula Adapula pendapat pendapat bahwa bahwa yang yang disebut disebut baikbaik
atau kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, diusahakan dan menjadi tujuan atau kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, diusahakan dan menjadi tujuan
manusia. Tingkah laku manusia adalah baik, apabila hal tersebut menuju manusia. Tingkah laku manusia adalah baik, apabila hal tersebut menuju
6
kesempurnaan manusia. Sedangkan kebaikan disebut nilai (value), apabila kesempurnaan manusia. Sedangkan kebaikan disebut nilai (value), apabila
kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang kongkrit. kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang kongkrit.77
Dari beberapa kutipan diatas, menggambarkan bahwa yang disebut Dari beberapa kutipan diatas, menggambarkan bahwa yang disebut
baik adalah segala sesuat
baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat,u yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat,
menyenangkan dan disukai manusia. Dengan mengetahui sesuatu yang baik, menyenangkan dan disukai manusia. Dengan mengetahui sesuatu yang baik,
maka akan mempermudah dalam mengetahui yang buruk. Dalam bahasa maka akan mempermudah dalam mengetahui yang buruk. Dalam bahasa
Arab, yang buruk itu dikenal dengan istilah syarr. Dan diartikan dengan Arab, yang buruk itu dikenal dengan istilah syarr. Dan diartikan dengan
sesuatu yang tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam sesuatu yang tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam
kualitas, dibawah standar, kurang dalam nilai, keji jahat, tidak bermoral dan kualitas, dibawah standar, kurang dalam nilai, keji jahat, tidak bermoral dan
perbuatan yang
perbuatan yang bertentangan dengan bertentangan dengan norma-norma masyarakat norma-norma masyarakat yang berlaku.yang berlaku.
Dengan demikian yang dikatakan buruk itu adalah sesuatu yang dinilai Dengan demikian yang dikatakan buruk itu adalah sesuatu yang dinilai
sebaliknya dari yang baik. sebaliknya dari yang baik.
Definisi diatas, memberikan kesan bahwa sesuatu yang disebut baik Definisi diatas, memberikan kesan bahwa sesuatu yang disebut baik
atau buruk itu relatif sekali, karena tergantung pada pandangan dan penilaian atau buruk itu relatif sekali, karena tergantung pada pandangan dan penilaian
masing-masing yang merumuskan. Dengan demikian nilai baik atau buruk masing-masing yang merumuskan. Dengan demikian nilai baik atau buruk
menurut pengertian tersebut bersifat relatif dan subyektif, karena bergantung menurut pengertian tersebut bersifat relatif dan subyektif, karena bergantung
kepada individu yang menilainya. kepada individu yang menilainya.88
Perkembangan pemikiran manusia selalu berubah, begitu juga patokan Perkembangan pemikiran manusia selalu berubah, begitu juga patokan
yang digunakan orang untuk menentukan baik dan buruk manusia. Beberapa yang digunakan orang untuk menentukan baik dan buruk manusia. Beberapa
aliran filsafat yang mempengaruhi pemikiran akhlak diantaran
aliran filsafat yang mempengaruhi pemikiran akhlak diantaran ya adalah ;ya adalah ;
a.
a. Baik dan Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat (Sosialisme)Baik dan Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat (Sosialisme)
Baik dan buruk menurut aliran ini ditentukan berdasarkan adat Baik dan buruk menurut aliran ini ditentukan berdasarkan adat
istiadat yang berlaku dan dipegangi oleh masyarakat. Orang yang istiadat yang berlaku dan dipegangi oleh masyarakat. Orang yang
mengikuti dan berpegang teguh pada adat dipandang baik, dan orang yang mengikuti dan berpegang teguh pada adat dipandang baik, dan orang yang
menentang tidak mengikuti adat-istiadat dipandang buruk dan mendapat menentang tidak mengikuti adat-istiadat dipandang buruk dan mendapat
hukuman secara adat. Adat istiadat selanjutnya dipandang sebagai hukuman secara adat. Adat istiadat selanjutnya dipandang sebagai
pendapat umum. Ahmad Amin mengatakan bahwa tiap bangsa atau daerah pendapat umum. Ahmad Amin mengatakan bahwa tiap bangsa atau daerah
mempunyai adat tertentu mengenai baik dan buruk. mempunyai adat tertentu mengenai baik dan buruk.99
b.
b. Baik & Buruk Menurut Aliran HedonismeBaik & Buruk Menurut Aliran Hedonisme
7
7Abuddin Nata,Abuddin Nata,op. cit.op. cit., hlm. 104., hlm. 104.
8
8 Ibid., hlm. 106. Ibid., hlm. 106.
9
Aliran ini adalah aliran filsafat yang bersumber pada pemikiran Aliran ini adalah aliran filsafat yang bersumber pada pemikiran
filsafat Yunani Kuno. Terutama pemikiran filsafat Epicurus (341-270 filsafat Yunani Kuno. Terutama pemikiran filsafat Epicurus (341-270
SM), kemudian dikembangkan oleh Cyrenics, berikutnya dikembangkan SM), kemudian dikembangkan oleh Cyrenics, berikutnya dikembangkan
oleh Freud. Menurut paham ini, bahwa perbuatan yang baik adalah oleh Freud. Menurut paham ini, bahwa perbuatan yang baik adalah
perbuatan
perbuatan yang yang banyak banyak mendatangkan mendatangkan kelezatan, kelezatan, kenikmatan kenikmatan dandan
kepuasan nafsu biologis. kepuasan nafsu biologis.1010
c.
c. Baik dan Buruk Menurut Paham Intuisisme (Humanisme)Baik dan Buruk Menurut Paham Intuisisme (Humanisme)
Intuisi adalah kekuatan batik yang dapat menetukan sesuatu baik Intuisi adalah kekuatan batik yang dapat menetukan sesuatu baik
atau buruk dengan sekilas tanpa melihat buah atau akibatnya. Kekuatan atau buruk dengan sekilas tanpa melihat buah atau akibatnya. Kekuatan
batin atau suara
batin atau suara hati adalah merupakan potensi hati adalah merupakan potensi rohaniah yang secara fitrrohaniah yang secara fitrahah
telah ada pada diri manusia. Paham ini berpendapat bahwa setiap manusia telah ada pada diri manusia. Paham ini berpendapat bahwa setiap manusia
mempunyai kekuatan insting batin yang dapat membedakan baik dan mempunyai kekuatan insting batin yang dapat membedakan baik dan
buruk
buruk dengan dengan sekilas sekilas pandang. pandang. Kekuatan Kekuatan batin batin kadang kadang berbedaberbeda
refleksinya, karena pengaruh masa, tempat dan lingkungan. Akan tetapi refleksinya, karena pengaruh masa, tempat dan lingkungan. Akan tetapi
dasarnya tetap sama dan berakar pada tubuh manusia. Misal, apabila ia dasarnya tetap sama dan berakar pada tubuh manusia. Misal, apabila ia
melihat suatu perbuatan, maka ia mendapat semacam ilham atau petunjuk melihat suatu perbuatan, maka ia mendapat semacam ilham atau petunjuk
yang dapat memberi tahu nilai perbuatan itu, lalu menetapkan hukum baik yang dapat memberi tahu nilai perbuatan itu, lalu menetapkan hukum baik
dan buruknya. Oleh karena itu, manusia sepakat tentang keutamaan seperti dan buruknya. Oleh karena itu, manusia sepakat tentang keutamaan seperti
benar,
benar, dermawan, dermawan, berani. berani. Mereka Mereka juga juga sepakat sepakat menilai menilai buruk buruk terhadapterhadap
perbuatan yang salah, pendusta, dan pengecut. perbuatan yang salah, pendusta, dan pengecut.
d.
d. Baik dan Buruk Menurut Paham UtilitarianismeBaik dan Buruk Menurut Paham Utilitarianisme
Secara bahasa utilis berarti berguna. Paham ini berpendapat bahwa Secara bahasa utilis berarti berguna. Paham ini berpendapat bahwa
yang baik adalah yang berguna. Kalau ukuran ini berlaku bagi perorangan yang baik adalah yang berguna. Kalau ukuran ini berlaku bagi perorangan
disebut individual, dan jika berlaku bagi masyarakat dan negara disebut disebut individual, dan jika berlaku bagi masyarakat dan negara disebut
sosial. Paham ini mendapatkan perhatian dizaman sekarang. Di abad sosial. Paham ini mendapatkan perhatian dizaman sekarang. Di abad
sekarang ini, kemajuan dibidang teknologi meningkat tajam, dan sekarang ini, kemajuan dibidang teknologi meningkat tajam, dan
kegunaanlah yang menentukan segala sesuatunya. Kelemahannya paham kegunaanlah yang menentukan segala sesuatunya. Kelemahannya paham
ini adalah hanya melihat kegunaan dari sudut materialistik. Misal, orang ini adalah hanya melihat kegunaan dari sudut materialistik. Misal, orang
tua jumpo semakin kurang mendapatkan penghargaan, karena secara tua jumpo semakin kurang mendapatkan penghargaan, karena secara
material sudah tidak lagi kegunaannya. Padahal kedua orang tua tetap material sudah tidak lagi kegunaannya. Padahal kedua orang tua tetap
10
berguna
berguna untuk untuk dimintai dimintai nasihat, nasihat, doa doa dan dan pengalaman pengalaman masa masa lalu lalu yangyang
sangat berharga. sangat berharga.
e.
e. Baik dan Buruk Menurut Paham VitalismeBaik dan Buruk Menurut Paham Vitalisme
Paham ini berpendapat bahwa yang baik adalah yang Paham ini berpendapat bahwa yang baik adalah yang
mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Kekuatan dan kekuasaan mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Kekuatan dan kekuasaan
yang menaklukkan orang lain yang lemah dianggap sebagai yang baik. yang menaklukkan orang lain yang lemah dianggap sebagai yang baik.
Paham ini lebih cenderung pada sikap binatang, dan berlaku hukum siapa Paham ini lebih cenderung pada sikap binatang, dan berlaku hukum siapa
yang kuat dan menang itulah yang baik. Paham ini pernah dipraktekkan yang kuat dan menang itulah yang baik. Paham ini pernah dipraktekkan
oleh para penguasa di zaman feodalisme terhadap kaum yang lemah, oleh para penguasa di zaman feodalisme terhadap kaum yang lemah,
tertindas dan bodoh. Dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki, ia tertindas dan bodoh. Dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki, ia
dapat mengembangkan pola hidup feodalisme, kolonialisme dan diktator. dapat mengembangkan pola hidup feodalisme, kolonialisme dan diktator.
Kekuatan dan kekuasaan menjadi lambang dan status sosial untuk Kekuatan dan kekuasaan menjadi lambang dan status sosial untuk
dihormati. Ucapan, perbuatan dan aturan yang dikeluarkan menjadi dihormati. Ucapan, perbuatan dan aturan yang dikeluarkan menjadi
pegangan masyarakat meskipun salah. pegangan masyarakat meskipun salah.
Dalam masyarakat yang sudah maju, dimana
Dalam masyarakat yang sudah maju, dimana ilmu pengetahuan danilmu pengetahuan dan
teknologi sudah banyak dikuasai oleh masyarakat, maka paham vitalisme teknologi sudah banyak dikuasai oleh masyarakat, maka paham vitalisme
tidak akan mendapatkan tempat lagi, kemudian beralih dengan sifat tidak akan mendapatkan tempat lagi, kemudian beralih dengan sifat
demokratis. demokratis.
f.
f. Baik dan Buruk Menurut Paham ReligiosismeBaik dan Buruk Menurut Paham Religiosisme
Paham ini berpendapat bahwa yang dianggap baik adalah Paham ini berpendapat bahwa yang dianggap baik adalah
perbuatan
perbuatan yang yang sesuai sesuai dengan dengan kehendak kehendak Tuhan, Tuhan, sedangkan sedangkan perbuatanperbuatan
buruk adalah perbuatan
buruk adalah perbuatan yang tidak sesuai yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Pahamdengan kehendak Tuhan. Paham
ini, terhadap keyakinan teologis yaitu keimanan kepada Tuhan sangat ini, terhadap keyakinan teologis yaitu keimanan kepada Tuhan sangat
memegang peranan penting. Karena tidak mungkin orang berbuat sesuai memegang peranan penting. Karena tidak mungkin orang berbuat sesuai
dengan kehendak Tuhan, apabila yang melakukan tidak beriman dengan kehendak Tuhan, apabila yang melakukan tidak beriman
kepada- Nya. Nya.
Perlu diketahui,
Perlu diketahui, bahwa di bahwa di dunia ini dunia ini ada bermacam-macam ada bermacam-macam agamaagama
yang dianut, dan masing-masing agama menentukan baik buruk menurut yang dianut, dan masing-masing agama menentukan baik buruk menurut
ukurannya agama masing-masing. Agama Hindu, Budha, Yahudi, Kristen ukurannya agama masing-masing. Agama Hindu, Budha, Yahudi, Kristen
ukur tentang baik dan buruk antara
ukur tentang baik dan buruk antara yang satu dengan lainnya berbeda-bedayang satu dengan lainnya berbeda-beda
dan juga ada persamaannya. dan juga ada persamaannya.
g.
g. Baik dan Buruk Menurut Paham EvolusiBaik dan Buruk Menurut Paham Evolusi
Paham ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini Paham ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini
mengalami evolusi, yaitu berkembang dari apa adanya sampai pada mengalami evolusi, yaitu berkembang dari apa adanya sampai pada
kesempurnaan. Paham seperti ini tidak hanya berlaku pada benda-benda kesempurnaan. Paham seperti ini tidak hanya berlaku pada benda-benda
yang tampak, seperti binatang, manusia dan tumbuh-tumbuhan, akan tetapi yang tampak, seperti binatang, manusia dan tumbuh-tumbuhan, akan tetapi
juga
juga berlaku berlaku pada pada benda benda yang yang tidak tidak dapat dapat dilihat dilihat dan dan diraba diraba oleh oleh indra,indra,
seperti moral dan akhlak. seperti moral dan akhlak.
Salah seorang ahli filsafat Inggris bernama Herbert Spencer Salah seorang ahli filsafat Inggris bernama Herbert Spencer
(1820-1903) berpendapat bahwa perbuatan akhlak itu tumbuh secara sederhana, 1903) berpendapat bahwa perbuatan akhlak itu tumbuh secara sederhana,
kemudian berangsur-angsur meningkat sedikit demi sedikit berjalan kemudian berangsur-angsur meningkat sedikit demi sedikit berjalan
kearah cita-cita yang dianggap sebagai tujuan. Perbuatan itu baik apabila kearah cita-cita yang dianggap sebagai tujuan. Perbuatan itu baik apabila
dekat dengan cita-cita tersebut, dan buruk apabila jauh daripada cita-cita dekat dengan cita-cita tersebut, dan buruk apabila jauh daripada cita-cita
tersebut. Adapun tujuan manusia dalam hidup ini ialah untuk mencapai tersebut. Adapun tujuan manusia dalam hidup ini ialah untuk mencapai
cita-cta tujuan atau mendekatinya. cita-cta tujuan atau mendekatinya.
Paham ini, bahwa cita-cita manusia dalam hidup adalah untuk Paham ini, bahwa cita-cita manusia dalam hidup adalah untuk
mencapai kesenangan dan kebahagiaan. Kebahagiaan disini berkembang mencapai kesenangan dan kebahagiaan. Kebahagiaan disini berkembang
menurut keadaan yang mengitarinya. Kalau perbuatan manusia sesuai menurut keadaan yang mengitarinya. Kalau perbuatan manusia sesuai
dengan keadaan yang diharapkan yaitu lezat dan bahagia, maka hidupnya dengan keadaan yang diharapkan yaitu lezat dan bahagia, maka hidupnya
akan bahagia dan senang, begitu juga sebaliknya. Paham ini yang akan bahagia dan senang, begitu juga sebaliknya. Paham ini yang
menjadikan ukuran perbuatan baik manusia adalah merubah diri sesuai menjadikan ukuran perbuatan baik manusia adalah merubah diri sesuai
dengan keadaan yang berlaku. Paham ini juga sesuai dengan pendapat dengan keadaan yang berlaku. Paham ini juga sesuai dengan pendapat
Darwin (1809-1882). Dia menjelaskan bahwa perkembangan alam didasari Darwin (1809-1882). Dia menjelaskan bahwa perkembangan alam didasari
oleh ketentuan alam, perjuangan hidup, dan kekal bagi yang lebih pantas. oleh ketentuan alam, perjuangan hidup, dan kekal bagi yang lebih pantas.1111
11
BAB III BAB III
PENUTUP PENUTUP
A.
A. KesimpulanKesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dan makalah sebelumnya, dapat diketahui Berdasarkan uraian diatas dan makalah sebelumnya, dapat diketahui
bahwa antara
bahwa antara akhlak isakhlak islam lam yang bersumber yang bersumber pada pada wahyu dapat wahyu dapat menerima menerima atauatau
mengakui peranan yang dimainkan oleh etika, moral, dan susila, yaitu sebagai mengakui peranan yang dimainkan oleh etika, moral, dan susila, yaitu sebagai
sarana atau partner untuk menjabarkan akhlak islam yang terdapat dalam sarana atau partner untuk menjabarkan akhlak islam yang terdapat dalam
al-Qur’an dan al
Qur’an dan al-hadis, sepanjang etika, moral dan susila itu sejalan dengan al--hadis, sepanjang etika, moral dan susila itu sejalan dengan
al-Qur’an dan al
Qur’an dan al-hadis tersebut.-hadis tersebut.
Dengan demikian ajaran akhlak disamping memiliki nilai-nilai yang Dengan demikian ajaran akhlak disamping memiliki nilai-nilai yang
bersifat mutlak, absolute, dan universal
bersifat mutlak, absolute, dan universal sebagaimana terdapat dalam alsebagaimana terdapat dalam al--Qur’anQur’an
dan al-hadis, juga menerima ajaran yang bersifat rasional, lokal dan cultural. dan al-hadis, juga menerima ajaran yang bersifat rasional, lokal dan cultural.
Sehingga ajaran islam dapat hadir dan diterima oleh se
Sehingga ajaran islam dapat hadir dan diterima oleh se luruh lapisan sosial.luruh lapisan sosial.
Sesuatu yang disebut baik atau buruk itu relative, karena bergantung Sesuatu yang disebut baik atau buruk itu relative, karena bergantung
pada
pada pandangan pandangan dan dan penilaian penilaian masing-masing masing-masing yang yang merumuskannya. merumuskannya. DengnDengn
demikian nilai baik atau buruk bersifat subyektif karena bergantung kepada demikian nilai baik atau buruk bersifat subyektif karena bergantung kepada
individu yang menilainya. individu yang menilainya.
Aliran filsafat yang mempengaruhi pemikiran akhlak tersebut adalah Aliran filsafat yang mempengaruhi pemikiran akhlak tersebut adalah
Baik Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat (Sosialisme), Baik Buruk Menurut Baik Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat (Sosialisme), Baik Buruk Menurut
Aliran Hendonisme, Baik Buruk Menurut Paham Intuisisme (Humanisme), Aliran Hendonisme, Baik Buruk Menurut Paham Intuisisme (Humanisme),
Baik Buruk Menurut Paham Utilitarianisme, Baik Buruk Menurut Paham Baik Buruk Menurut Paham Utilitarianisme, Baik Buruk Menurut Paham
Vitalisme, Baik Buruk Menurut Paham Religiosisme, dan Baik Buruk Vitalisme, Baik Buruk Menurut Paham Religiosisme, dan Baik Buruk
Menurut Paham Evolusi. Menurut Paham Evolusi.
B.
B. SaranSaran
Demikianlah
Demikianlah makalah makalah tentang tentang “Baik “Baik ddan Buruk dalam Perspektifan Buruk dalam Perspektif
Etika, Moral dan Susila” kami sampaikan. Kami menyadari bahwa makalah Etika, Moral dan Susila” kami sampaikan. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami sangat berharap kritik dan ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami sangat berharap kritik dan
saran kalian semua, agar menjadi pembelajaran bagi kami untuk kedepannya saran kalian semua, agar menjadi pembelajaran bagi kami untuk kedepannya
agar menjadi lebih baik. Atas partisipasinya kami
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ahmad. 1983.
Amin, Ahmad. 1983. Etika (Ilmu Akhlak) Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: Bulan Bintang.. Jakarta: Bulan Bintang.
Anwar, Rosihon. 2010.
Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf Akhlak Tasawuf . Bandung: CV Pustaka Setia.. Bandung: CV Pustaka Setia.
Nata, Abuddin. 20
Nata, Abuddin. 2017. Cet. 15.17. Cet. 15. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta:. Jakarta: