BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Semakin tingginya tingkat kejahatan saat ini terutama pencurian dan perampokan semakin membuat kekhawatiran masyarakat saat ini. Apalagi kasus yang semakin marak saat ini yaitu, pencurian di saat rumah sedang ditinggalkan atau dalam keadaan kosong. Penggunaan teknologi memang harus sepatutnya digunakan untuk mengatasi masalah-masalah semacam ini. Memang sudah banyak alat-alat teknologi yang sudah digunakan saat ini, tapi masih banyak yang belum efisien dan efektif. Untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian ini akan membahas Implementasi Mikrokontroler ATMega8535 berbasis Sensor Ultrasonik untuk Proteksi Keamanan Terpadu.
Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia elektronika, khususnya dalam perkembangan dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silicon menyebabkan bidang ini mampu memberikan sumbangan yang amat berharga bagi perkembangan teknologi modern. Dalam pengembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Advance Versatile RISC
processor), para desainer sistem elektronika telah
diberi suatu teknologi yang memiliki suatu kapabilitas yang amat maju, tetapi dengan biaya ekonomis yang cukup minimal[6].
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengimplementasikan sistem keamanan pada suatu ruangan tertentu?
2. Bagaimana mengintegrasikan mikrokontroler ATMega8535 dengan sensor dan speaker?
1. Mengimplementasikan sistem pendeteksi keamanan ruangan.
2. Mengintegrasikan mikrokontroler ATMEGA8535 dengan sensor dan speaker.
3. Mengefektifkan radius dari sensor. 1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah pembuatan proyek akhir ini yaitu :
1. Sensor yang digunakan dalam rancangan ini adalah sensor Ultrasonik 2. Mikrokontroler yang digunakan adalah
jenis mikrokontroler AVR (Advanced
Versatile RISC processor) 8 bit.
3. Pengiriman informasi melalui speaker alarm dan hanya dikondisikan satu arah
(simplex method direct communication).
4. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Pemrograman C dengan menggunakan
compiler CodeVisionAVR Evaluation2.
5.
Tidak membahas lebih lanjut perihalkejernihan suara sirene yang dihasilkan 6. Pengujian dilakukan secara kuantitatif
melibatkan parameter jarakdan sensivitas sensor
7. Kami memakai kata terpadu, dikarenakan alat ini merupakan gabungan dari beberapa integrated tools
1.5 Jadwal kegiatan penelitian (Proyek Akhir) Tabel 1.1 Jadwal kegiatan penelitian (Proyek akhir )
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sensor
Sensor adalah device atau komponen elektronika yang digunakan untuk mengubah besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga bisa dianalisa dengan menggunakan rangkaian listrik. Sebagai contoh, sensor cahaya adalah sensor yang cara kerjanya mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik [3].
2.1.1Sensor Ultrasonik
Gelombang ultrasonik adalah gelombang dengan besar frekuensi diatas frekuensi gelombang suara (speech
signals) yaitu lebih dari 20 KHz[7].
Seperti telah disebutkan bahwa sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik yang disebut
transmitter dan rangkaian penerima
ultrasonik yang disebut receiver. Sinyal ultrasonik yang dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter ultrasonik. Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan, dan diterima oleh receiver ultrasonik. Sinyal yang diterima oleh rangkaian
receiver dikirimkan ke rangkaian
mikrokontroler untuk selanjutnya diolah untuk menghitung jarak terhadap benda di depannya (bidang pantul)[3].
Prinsip kerja dari sensor ultrasonik dapat ditunjukkan dalam gambar dibawah ini :
Pemancar
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik
Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut :
1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40kHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik.
2. Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal/ gelombang Aktifitas Mei Juni Juli Agustus September
Identifikasi kebutuhan
Perancangan Sistem
Pembangunan
Prototype
Pembuatan &
implementasi
Evaluasi sistem dan
mekanismenya
bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 340 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik.
3. Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya. Jarak dihitung berdasarkan rumus :
S = 340.t/2 (2.1)
dimana S adalah jarak antara sensor ultrasonik dengan bidang pantul, dan t adalah selisih waktu antara pemancaran gelombang ultrasonik sampai diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonik.
a. Pemancar Ultrasonik (Transmitter)
Pemancar Ultrasonik ini berupa rangkaian yang memancarkan sinyal sinusoidal berfrekuensi di atas 20 KHz menggunakan sebuah transducer transmitter
ultrasonik.
Prinsip kerja dari rangkaian pemancar gelombang ultrasonik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sinyal 40 KHz dibangkitkan melalui mikrokontroler.
2. Sinyal tersebut dilewatkan pada sebuah resistor sebesar 3kOhm untuk pengaman ketika sinyal tersebut membias maju rangkaian dioda dan transistor.
3. Kemudian sinyal tersebut dimasukkan ke rangkaian penguat arus yang merupakan kombinasi dari 2 buah dioda dan 2 buah transistor.
4. Ketika sinyal dari masukan berlogika tinggi (+5V) maka arus akan melewati dioda D1 (D1 on), kemudian arus tersebut akan membias transistor T1, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektotr T1 akan besar sesuai dari penguatan dari transistor. 5. Ketika sinyal dari masukan berlogika rendah
(0V) maka arus akan melewati dioda D2 (D2 on), kemudian arus tersebut akan membias transistor T2, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektotr T2 akan besar sesuai dari penguatan dari transistor. 6. Resistor R4 dan R6 berfungsi untuk
membagi tengangan menjadi 2,5 V. Sehingga pemancar ultrasonik akan menerima tegangan bolak – balik dengan Vpeak-peak adalah 5V (+2,5 V s.d -2,5 V).
b. Penerima Ultrasonik (Receiver)
Penerima Ultrasonik ini akan menerima sinyal ultrasonik yang dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan karakteristik frekuensi yang sesuai. Sinyal yang diterima tersebut akan melalui proses filterisasi frekuensi dengan menggunakan rangkaian
band pass filter (penyaring pelewat pita), dengan
tegangan keluaran penguat pada saat jarak antara sensor kendaraan mini dengan sekat/dinding pembatas mencapai jarak minimum untuk berbelok arah. Dapat dianggap keluaran komparator pada kondisi ini adalah high (logika „1‟) sedangkan jarak
yang lebih jauh adalah low(logika‟0‟). Logika-logika biner ini kemudian diteruskan ke rangkaian pengendali (mikrokontroler).
Gambar 2.3Rangkaian Penerima Gelombang Ultrasonik
Prinsip kerja dari rangkaian pemancar gelombang ultrasonik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pertama – tama sinyal yang diterima akan dikuatkan terlebih dahulu oleh rangkaian transistor penguat Q2.
2. Kemudian sinyal tersebut akan di-filter
menggunakan High Pass Filter pada frekuensi > 40kHz oleh rangkaian transistor Q1.
3. Setelah sinyal tersebut dikuatkan dan
di-filter, kemudian sinyal tersebut akan
di‟searah‟kan oleh rangkaian dioda D1 dan
D2.
4. Kemudian sinyal tersebut melalui rangkaian filter low pass filter pada frekuensi < 40KHz melalui rangkaian filter C4 dan R4.
5. Setelah itu sinyal akan melalui komparator
Op-Amp pada U3.
6. Jadi ketika ada sinyal ultrasonik yang masuk ke rangkaian, maka pada komparator akan mengeluarkan logika rendah (0V) yang kemudian akan diproses oleh mikrokontroler untuk menghitung jaraknya.
2.2 Mikrokontroler AVR ATMega8535
Gambar 2.4Mikrokontroler AVR ATMega8535 Mikrokontroler adalah suatu keping IC dimana terdapat mikroprosesor dan memori program (disebut: ROM) serta memori serba-guna (disebut: RAM), bahkan ada beberapa jenis mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC, PLL, EEPROM dalam satu kemasan. Penggunaan mikrokontroler dalam bidang kontrol sangat luas dan popular [4].
Ada beberapa vendor yang membuat mikrokontroler diantaranya Intel, Microchip, Winbond, Atmel, Philips, Xemics dan lain - lain. Dari beberapa vendor tersebut, yang paling populer digunakan adalah mikrokontroler buatan Atmel. Mikrokontroler AVR (Advance Versatile RISC
processor) memiliki arsitektur RISC 8 bit, di mana
word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS 51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja itu terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS 51 berteknologi CISC (Complex
Instruction Set Computing). Secara umum, AVR
dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing – masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega8535. Selain mudah didapatkan dan lebih murah ATMega8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu AT Tiny, AVR klasik, AT Mega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta fasilitas lain seperti ADC,EEPROM dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah AT Mega 8535. Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat ATMega8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS 51 [5].
Dengan fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega8535 sebagai mikrokontroler yang powerfull. Adapun blok diagramnya adalah sebagai berikut[9].
Gambar 2.5 Port ATMega8535
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian sebagai berikut: 1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port
B, Port C, dan Port D.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register. 5. Watchdog Timer dengan osilator internal. 6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 KB dengan kemampuan
Read While Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal. 9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antar-muka komparator analog.
Fitur ATMega8535 Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut:
1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 Mhz.
2. Kapabilitas memoryflash 8KB,SRAM sebesar 512
byte, dan EEPROM (Electrically Erasable
Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8
channel.
4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.
Konfigurasi pin ATMega8535 Konfigurasi pin
ATMega8535 bisa dilihat pada gambar 2.5. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega8535 sebagai berikut: 1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin
masukan catu daya
2. GND merupakan pinground.
3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Timer/Counter,komparator analog,dan SPI.
5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI,komparator analog
dan Timer Oscillator.
6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog,interupsi eksternal,dan komunikasi serial. 7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk
me-reset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan
clock ekstenal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
Untuk memprogram mikrokontroler dapat menggunakan bahasa assembler atau bahasa tingkat tinggi yaitu Bahasa C. Bahasa yang digunakan memiliki keunggulan tersendiri, untuk bahasa assembler dapat diminimalisasi penggunaan memori program sedangkan dengan bahasa C menawarkan kecepatan dalam pembuatan program. Untuk bahasa
assembler dapat ditulis dengan menggunakan text
editor setelah itu dapat dikompilasi dengan tool
tertentu misalnya asm51 untuk MCS51 dan AVR Studio untuk AVR [2].
2.3 Sistem Minimum ATMEGA 8535 (SISMIN)
Sistem minimum (sismin) mikrokontroler adalah rangkaian elektronik minimum yang diperlukan untuk beroperasinya IC mikrokontroler. Sismin ini kemudian bisa dihubungkan dengan rangkaian lain untuk menjalankan fungsi tertentu. Di keluarga mikrokontroler AVR, seri 8535 adalah salah satu seri yang sangat banyak digunakan.
Mikrokontroler Atmega8535 telah dilengkapi dengan osilator internal, sehingga tidak diperlukan kristal atau resonator ekternal untuk sumber clock
CPU.
Sistem minimum AVR sangat sederhana dimana hanya menghubungkan VCC dan AVCC ke +5V dan GND dan AGND ke ground serta pinreset
tidak dihubungkan apa-apa (diambangkan) . Chip
akan reset jika tegangan nol atau pin reset dipaksa nol. Dan ini merupakan sistem minimum tanpa memakai kristal. Untuk yang memakai kristal rangkaian diatas ditambah kristal pada pin XTAL1 dan XTAL2 [4].
Gambar 2.6 Sistem Minimum
2.4 Software (Compiler) CodeVisionAVR
Evaluation v2
CodeVisionAVR Evaluation v2 adalah salah satu alat bantu pemrograman (programming tool) yang bekerja dalam lingkungan pengembangan perangkat lunak yang terintegrasi (Integrated Development
Environment, IDE). CodeVisionAVR Evaluation v2
dilengkapi dengan source code editor, compiler,
linker, dan dapat memanggil Atmel AVR Studio
untuk debugger nya.
IDE mempunyai fasilitas internal berupa
software AVR Chip In-System Programmer yang
memungkinkan user untuk melakukan transfer program kedalam chip mikrokontroler setelah sukses melakukan kompilasi secara otomatis [1].
2.5 Bahasa Pemrograman C
Bahasa Pemrograman C tergolong ke dalam golongan middle-programming-language level, dengan alasan bahasa ini bisa menjangkau lapisan mesin (lower-layer) dan lapisan user (upper-layer). Dan kelebihannya yang mudah dipahami oleh
programmer dibandingkan Bahasa Rakitan, untuk hal
pembangunan aplikasi berorientasi hardware, Bahasa Pemrograman C salah satu alasan dipilih untuk memprogram aplikasi mikrokontroler[8].
2.6 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika
yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja
buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer
juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Fungsi dari buzzer adalah sama seperti speaker , yaitu untuk menghasilkan suara, namun buzzer hanya mampu untuk menghasilkan suara frekuensi tinggi, sedangkan
speaker mampu untuk menghasilkan suara dalam
berfrekuensi tinggi dan rendah. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat
BAB III
Analisis Kebutuhan dan Perancangan Sistem Metodologi yang digunakan dalam proyek akhir ini meliputi :
3.1 Tahapan Observasi, Pengumpulan Data dan Konseptual
3.1.1 Studi Literatur
Pada tahap ini, dilakukan studi literatur mengenai metode-metode serta referensi program dan source code yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proyek ini. 3.1.2.Wawancara
Pengumpulan data dan informasi tentang data dan informasi dari orang – orang yang berkompeten. Seperti masalah mikrokontroler dan penggunaan sensor yang efisien. Hal ini dilakukan agar semua perangkat lunak dan keras yang digunakan sesuai dengan kebutuhan sistem.
3.2 Perancangan Sistem
Ring 3 Ring 2
RING 1
Sensor
Gambar 3.1 Skema Tata Letak dan Denah Alat yang akan dikembangkan
User DC
9V
Mikrokontroler Speaker
C Programming Languange
Gambar 3.2 Desain Arsitektur 3.2.1 Perancangan Perangkat Keras
Dalam tahap perancangan perangkat keras ini, akan dilakukan perancangan fisik dari sensor dan perancangan PCB dari rangkaian. Untuk perancangan PCB, akan dibuat sebuah rangkaian yang memiliki fitur-fitur yang diperlukan dalam menjalankan sistem ini.
Objek Transmitter
Receiver
Mikrokontroler
40kHz
Speaker Module Speaker
3.2.2 Perancangan Perangkat Lunak Pemrograman pada mikrokontroler ini akan didesain dengan tujuan agar dapat mengirimkan objek yang diterima dari sensor ke mikrokontroler sesuai dengan kondisi yang ada. Sedangkan aplikasi program pada PC, didesain agar aplikasi program berjalan dengan baik pada mikrokontroler dan dapat mengolah data untuk diambil informasinya dari objek yang telah terdeteksi.
Berikut adalah flowchart sistemnya :
Mulai
Sensor melakukan propagasi
Sinyal dari sensor diteruskan ke
Gambar 3.4 Flowchart Sistem yang akan dikembangkan
3.3 Rencana Kebutuhan Sistem 3.3.1 Perangkat Keras
Untuk perangkat keras, disini penulis menggunakan beberapa hardware yang telah siap pakai yaitu :
1. 1 unit Mikrokontroler ATMEGA8535 2. 1 unit Sismin ATMEGA8535
3. 1 unit Sensor Ultrasonik 4. 1 unit Speaker alarm(Buzzer)
5. 1 unit Power supply 6. 1 unit Header cable 3x3
3.3.2 Perangkat Lunak
Untuk perangkat lunak penerjemah
(translator) instruksi ke dalam
mikrokontroler akan menggunakan
Compiler Code Vision AVR.
3.4 Spesifikasi
Spesifikasi yang diharapkan dari sistem pendeteksi yang akan dibuat adalah :
1. Tegangan masukan 9V AC. 2. Alarm yang dipakai adalah Buzzer.
3. Menggunakan mikrikontroler ATMEGA8535 4. Sensor yang digunakan adalah ultrasonic. 5. Dapat ditempatkan dimana saja selama sensor
tidak terganggu benda sesuai jarak yang ditentukan.
3.5 Pertimbangan Desain
Sebelum melakukan proses perancangan dan implementasi, terlebih dahulu dipertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan hardware dan software
jangan sampai salah,seperti adanya benda sejauh dari jarak yang akan dipantau.
Selain pertimbangan sensor, pemilihan mikrokontroler ATMega8535 dilakukan karena kapasitas memorinya yang cukup untuk program ini yaitu 8Kbytes. Kapasitas memori perlu disesuaikan agar memori tidak sia-sia.
ATMEGA 8535 mempunya fasilitas port
Program dan serial. Geser switch Pgrm untuk
men-download program ke chip, atau geser ke Serial
untuk melakukan komunikasi serial ke komputer / piranti lain, melalui USB.
Untuk memberi output pada buzzer bisa melalui buzzer 9 volt yang disambungkan melalui
baterai cap ke mikrokontroler.
Selain pemilihan hardware, pemilihan bahasa pemrograman pun menjadi pertimbangan dalam perancangan sistem pendeteksi pencurian. Bahasa pemrograman C dipilih karena memiliki kompatibilitas yang baik dengan windows.Selain itu,
Bahasa C mudah dipahami oleh programmer
dibandingkan Bahasa Rakitan, untuk hal pembangunan aplikasi berorientasi hardware.
3.6 Blok diagram dan Cara Kerja Alat Disini akan dijelaskan mengenai cara kerja alat yang dimana alat akan disesuaikan posisinya dengan benar. Setelah alat diaktifkan dan diberi sumber daya yang cukup (9V) maka sensor akan melakukan propagasi sinyal ultrasonik secara
periodic.. Lalu jika kita member perintah jarak yang
dipantau adalah sejauh 30cm, maka setelah sensor menerima kembali sinyal ultrasonik maka mikrokontroler akan menghitung jarahnya dan jika jaraknya sudah <=30cm maka mikrokontroler akan mengaktikan pin dimana buzzer akan berbunyi, dan propagasi sinyal akan dihentikan.
Jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah :
Mikrokontroler
Sensor High 5uS
Mikrokontroler mengirim pulsa high selama 5 uS
40Khz
Sensor melakukan propagasi sinyal yang menghasilkan
pulsa yang dikirim ke mikrokokontroler Lau mikrokontroler mengolah
dan menghasilkan jarak
Gambar 3.5 Blok Diagram dan Kerja Alat
3.7 Persiapan Sebelum Memulai Membangun Alat.
3.7.1 Install Driver USB Programmer. Disini bisa memilih driver yang sesuai atau support dengan OS yang digunakan, ada beberapa pilihan, yaitu
2. Proses instalasi sedang berjalan.
Gambar 3.7 Proses Instalasi
3. Proses Instalasi sukses
Gambar 3.8 Proses Instalasi selesai
3.7.2 Install CodeVisionAVR Evaluation V2.05.0
Disini penulis menggunakan CodeVisionAVR Evaluation V2.05.0 yang bisa didownload melalui www.hpinfotech.ro
1. Tampilan awal proses instalasi CodeVisionAVR Evaluation V2.05.0
Gambar 3.9 Tampilan Awal
2. Accept agreement, Klik Next
Gambar 3.10 Aceept Agreement
3. Pilih folder untuk instalasi, Klik Next
4. Pilih nama Shortcuts, Klik Next
Gambar 3.12 Pilih nama shortcuts
5. Tampilan destination location dan nama
Folder, Klik Install
Gambar 3.13 Ready to install
6. Proses Instalasi Berjalan
Gambar 3.14 Proses instalasi berjalan
7. Proses Instalasi selesai
Gambar 3.15 Proses Instalasi selesai 3.8 Perancangan Sistem Integrasi Sensor,
Mikrokontroler ATMEGA8535 dan Buzzer
Integrasi antara Sensor Ultrasonik, Mikrokontroler ATMEGA8535 dan Buzzer
menggunakan pemrograman Bahasa C dan
compiler CodeVisionAVR Evaluation
V2.05.0. Sebelum memprogram
mikrokontroler, ada beberapa hal yang harus dilakukan dan diperhatikan, antara lain :
Memasang alat-alat yang akan digunakan ke pin I/O yang ada pada modul mikrokontroler. Menyesuaikan port pada modul
mikrokontroler pada port program. Memeriksa pada device manager
computer, port apa yang digunakan oleh programmer, dalam hal ini menggunakan USB programmer. Memastikan driver USB
Programmer telah diinstall.
Berikut dijelaskan mengenai flowchart algoritma digunakan dalam pembuatan proyek ini :
Start
Pendefinisian Port
Bangkitkan sinyal 40KHz
Propagasi sinyal Delay_ms(100)
Hitung Koefisien Timer (TNT1 /29/2)
TCCR1B=0x00
jarak <30cm
Aktifkan port Buzzer (PORTB.0=1)
Ya
Selesai
Tidak Inisiasi
Cek Transmiter dan Receiver
Sensor
Cek keluaran data logic
Implementasi dari program di atas akan dijelaskan melalui gambar- gambar di bawah ini :
1. Tampilan awal CodeVisionAVR Evaluation V2.05.0
Gambar 3.16 Tampilan awal
2. Selanjutnya, memilih chip yang akan digunakan yaitu AVR ATMEGA8535 dan
clock rate yang sesuai yaitu 8MHz.
Gambar 3.17 Tampilan setting chip mikrokontroler 3. Lalu pilih timer yang akan digunakan dan
dibutuhkan
4. Lalu bisa memulai memasukkan source
code program yang akan digunakan
Gambar 3.19 Memprogram menggunakan Code Vision
5. Setelah selesai memasukkan source code, maka dicompile disini aka nada pesan error
dan warning, jika tidak ada error dan
warning berarti source code sudah well
formed.
Gambar 3.20 Tampilan Compiler
6. Lalu make/build project, disini agak berbeda dengan compiler karena ada tambahan
penjelasan berupa berapa persen memori
yang telah digunakan. Jika tidak melebihi memori yang ada, berarti project sudah bisa
success.
Gambar 3.21 Tampilan Make project
7. Sekarang tinggal memasukkan data dari
computer ke mikrokontroler melalui USB
programmer, pilih menu Tools -> Chip
Programmer -> Program -> Erase chip, gunanya untuk menghapus program yang telah ada pada chip mikrokontroler sebelumnya.
Gambar 3.22 Tampilan Erase Chip
dan USB Programmer akan memasukkan
source code tadi ke dalam chip
Programmer.
Gambar 3.23 Tampilan Flash Program
BAB 4
Implementasi dan Pengujian
Pada bab ini akan membahas mengenai tahap-tahap perancangan dari sisi pengintegrasian beberapa
hardware seperti sensor, buzzer dan mikrokontroler
yang dilakukan secara manual menggunakan bahasa pemrograman C. Setelah pengintegrasian bisa dilakukan dengan baik, maka akan dilanjutkan dengan tahapan pengujian.
4.1 Implementasi
4.2 Parameter Pengujian 4.2.1 Pengujian Sistem
Pengujian dari sistem pendeteksi keamanan ruangan dilakukan pada beberapa aspek diantaranya :
1. Sensor yang dipakai dapat berfungsi atau tidak.
2. Mikrokontroler dapat menerima keluaran berupa data logic dari sensor.
3. Interkoneksi antara mikrokontroler dengan
speaker-alarm direpresentasikan dengan
bunyi alarm.
4.3 Pengujian
Pengujian alat digunakan pada satu ruangan yang kondisi dan tata letak telah disesuaikan dengan kebutuhan system. Percobaan dilakukan dengan menggunakan parameter jarak dan kualitas dari alat yang digunakan baik itu sensor , mikrokontroler, dan Buzzer.
Penggunaan sensor merupakan hal yang utama yang wajib diuji pada alat ini, karena sensor merupakan alat pemantau utama. Pengujian pada sensor dilakukan dengan melibatkan parameter jarak dari benda yang akan dijadikan penghalang. Disini diharapkan sensor mampu memantau jarak deteksi yaitu <=30cm yang akan mengirim signal ke mikrokontroler dan hal di atas sudah dibuktikan pada table pengujian.
Pengujian pada mikrokontroler yang bertugas menerima data logic dari sensor ultrasonic telah dilakukan dengan pengaktifan port dari Buzzer yang active high (aktif ketika
menerima data logic “1”) jika sensor mengirim hasil pemantauan.
Pada table berikut dapat dilihat tingkat pengukuran jarak yang efektif dari sensor ultrasonic.
Tabel 4.2 Tabel Sensitivitas Sensor
Tabel 4.2 Tabel Sensitivitas Sensor
Jarak
Berbunyi (kali) Kualitas alat
BAB V
Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan proses implementasi, pengujian implementasi, dan analisis pada alat keamanan ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Pengintegrasian alat antara modul mikrokontroler, sensor ultrasonik dan
buzzer telah berhasil dilakukan
ditandainya dengan bekerjanya alat sesuai program yang telah dibuat menggunakan Bahasa Pemrograman C.
2) Pemanfaatan sensor ultrasonik sebagai alat pemantau benda atau penghalang telah berhasil dilakukan. 3) Hasil pengujian menunjukkan semua
alat bekerja dengan baik dan efektif; dimana telah teruji pada parameter jarak.
4) Sensitivitas dari sensor ultrasonik mengirim data hasil pengamatan kepada mikrokontroler telah terukur dengan delay rata-rata 18,9ms. .
5.2 Saran
Saran yang dapat diajukan untuk penelitian lebih lanjut mengenai topik ini adalah :