• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jadi Kau Tak Merasa Bersalah Studi Kasus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jadi Kau Tak Merasa Bersalah Studi Kasus"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Ja di, Ka u Ta k M e r a sa Be r sa la h !?

St u di k a su s

D isk r im in a si da n Ke k e r a sa n t e r h a da p LGBTI

Penulis:

Ariyant o dan Rido Triaw an

(3)

© Ar us Pe la n gi & Ya ya sa n Tifa Edisi Pe r t a m a , 2 0 0 8

I SBN 9 7 8 - 9 7 9 - 1 7 1 9 0 - 1 - 8

Pe n u lis Ar iya n t o

Rido Tr ia w a n SH

Tim inve st iga si W idodo Budida r m o Le ona r d Sit u m pu l SH Fr e di Sim a n u n gk a lit SH Ga lih W ida r dono Aj i Ridw a n sya h

Tr ia n a M u lia n ingt ya s SH I e n e s An ge la

D e sy a Puspone gor o

Rir i Su pr a t m a n ( Su k a bu m i) M oh . Su k r i ( Yogya k a r t a ) I r fa n ( Yogya k a r t a ) Fe r r y a n a ( Yogy a k a r t a )

Ja ck y An a k k ot a pa r r i ( M a k a ssa r ) Su giono ( M a k a ssa r )

Edit or Kin g Oe y

Cove r de sign Afr ia ndi

Ala m a t Pe n e r bit Jl. Te be t D a la m I V N o.3 , Te be t Ja k a r t a Se la t a n 1 2 8 1 0 , I n don e sia a r u s_ pe la n gi@ya h oo.co.id

h t t p:/ / w w w .a r u spe la n gi.or .id

Pe n u lisa n da n pe n ce t a k a n bu k u in i dim un gk in k a n a t a s duk un ga n da r i Ya ya sa n Tifa

Pe r ce t a k a n Cit r a Gr a fik a

(4)

I n de k s h a la m a n

Kata Pengantar __________________________________________________ 5

Kata Pengantar __________________________________________________ 7

Kata Pengantar __________________________________________________ 8

Indeks Singkatan ________________________________________________ 10

PENDAHULUAN _______________________________________________ 12

DISKRIMINASI SISTEMIK TERHADAP LGBTI _____________________ 18

Kebijakan Diskriminatif______________________________________________ 18

Perkembangan Internasional mengenai LGBTI __________________________ 22

Pemahaman Diskriminasi ____________________________________________ 26

POTRET KEKERASAN TERHADAP LGBTI_________________________ 30

1. Perberantasan Komunitas Bissu (Sulawesi Selatan) _____________________ 31

2. Kasus Penyerangan Acara HIV/AIDS (Yogyakarta) ____________________ 34

3. Kasus pembunuhan tiga waria di Jakarta Barat ________________________ 38

4. Pembubaran Kontes Waria di Jakarta ________________________________ 41

5. Kasus Pembunuhan Budi (Sukabumi) ________________________________ 42

6. Kasus Pembunuhan Vera (Purwokerto) _______________________________ 43

7. Kasus Teror Arus Pelangi Banyumas _________________________________ 45

8. Stigmatisasi Komunitas Gay (Jakarta) ________________________________ 48

9. Kasus Penyiksaan Pasangan Gay (Aceh) _____________________________ 49

10. Kasus Pemukulan Lesbian (Makassar)_______________________________ 58

11. Kasus Kematian Elly (Jakarta) _____________________________________ 62

12. Kasus Infotainment ’’Silet’’ (Jakarta) _______________________________ 63

13. Kasus Pemukulan Waria (Yogyakarta) ______________________________ 66

14. Kasus-kasus terbaru ______________________________________________ 69

NEGARA TANPA PERLINDUNGAN HAK __________________________ 71

Negara Tak Konsisten dan Konsekuen __________________________________ 72

Hilangnya Nalar Publik Media ________________________________________ 77

Menutup Celah Diskriminasi di Era Otonomi ____________________________ 83

Menjadikan Agama sebagai Rahmat bagi Semua _________________________ 86

Mengakui LGBTI sebagai Kelompok Sosial _____________________________ 91

(5)

Ka t a Pe n ga n t a r

Ak u a da la h Ak u ….

Sungguh m enyedihkan m em baca berbagai kasus yang m elibat kan korban dari kelom pok LBGT (lesbian, bisexual, gay dan t ranssexual) . Di sat u sisi m ungkin kit a m elihat t idak ada bedanya kasus kekerasan yang dialam i para waria dengan kasus kekerasan yang dialam i oleh m asyarakat m iskin kot a. Jika para pedagang kaki lim a dikej ar- kej ar oleh t ram t ib karena m engganggu m asyarakat , dem ikian pula waria dikej ar dan dit angkap karena alasan yang sam a. Lalu m engapa kekerasan t erhadap LGBT perlu diangkat dan dibedakan dari kekerasan lainnya?

Kekerasan t erhadap kaum LGBT berbeda karena seringkali aparat negara m elakukan t indak kekerasan j ust ru karena perbedaan orient asi sek sual kaum ini. Proses ident ifikasi dir i dar i kaum LGBT bukanlah hal yang m udah dilakukan, um um nya proses ident ifikasi dir i dan pilihan orient asi seksual m erupakan proses seum ur hidup dengan berbagai penolakan keluarga hingga lingkungan, bahkan penolakan diri sendir i. Penolakan lingkungan t erhadap kaum LGBT dij ewant ahkan m elalui ber bagai j ust ifikasi m oral dan agam a. Mulai dari kat a “ m enyim pang” hingga “ sesat ” m uncul m enghakim i kaum ini.

Mem baca kasus- kasus kekerasan t erhadap kaum LGBT j elas m em perlihat kan bahwa negara sudah m asuk dalam ranah privat kaum ini karena m em aksa m ereka unt uk m eninggalkan ident ifikasi diri yang dianggap “ m enyim pang” it u dem i sebuah “ m oral publik” yang konsepnya m enggunakan pandangan m ayorit as t erhadap m inorit as. Padahal proses ident ifikasi diri dan pencarian j at i diri seorang m anusia m erupakan sebuah ranah privat yang t idak dapat diint ervensi oleh siapa pun, bahkan orang- orang t erdekat nya. Dalam proses pengident ifikasian diri inilah harga diri dan m art abat (dignit y) seorang m anusia m elekat . Mart abat m anusia adalah hal yang paling hakiki sebagai m anusia. Dalam konvensi int ernasional dan UUD 1945 am andem en besert a UU HAM t elah j uga m enyat akan bahwa m art abat m anusia adalah kebebasan pribadi dan haruslah dilindungi t anpa diskrim inasi.

(6)

dim ana dalam beberapa produk perat uran daerah, negara m enyam akan pelaku dan t indakan sebagai perbuat an m elanggar hukum . Misalnya ant ara sodom i dan hom oseksual didefinisikan sebagai “ pelacuran” yang kem udian dianggap m engganggu ket ert iban um um .

Tidak dapat dipungkiri perbedaan orient asi seksual dari kaum ini dij adikan alasan bagi aparat negara unt uk m enolak m engakui m ereka sebagai m anusia dan warga negara biasa dan disam akan dengan krim inal.

Dalam buku ini, proses m enj adi AKU t ernyat a t elah dirusak oleh negara. Proses m enj adi AKU t elah dit ent ukan oleh lingkungan at as nam a m oral publik, ket ert iban um um , dan agam a. Proses m enj adi AKU t idak lagi m erupakan bagian proses DI RI m enj adi MANUSI A, t api dalam negara ini, proses m enj adi AKU adalah proses yang dilakukan dan dit ent ukan oleh NEGARA. Bahkan di negara ini, proses m enj adi MANUSI A harus at as ij in NEGARA.

Ka pa n a k u bisa m e n j a di a k u ( dir ik u se n dir i) ?

Jakart a, 23 Juli 2008 Renat a Arianingt yas

(7)

Ka t a Pe n ga n t a r

(8)

Ka t a Pe n ga n t a r

Sem boyan I ndonesia, “ Bhinneka Tunggal I ka,” m em beri kesan negara keanekaragam an, di m ana perbedaan- perbedaan ant ar orang dihorm at i sebagai sesuat u yang m enyum bang ke kesej aht eraan m asyarakat . Dibandingkan banyak negara- negara lain, I ndonesia adalah sebuah negara di m ana gaya- gaya hidup segala m acam diakui dan dihorm at i. Tet api, t erwuj udnya sem boyan ini sebagai realit as belum t ercapai di I ndonesia.

Buku ini m erupakan sat u langkah yang m enunj ukkan bahw a suat u j enis diskrim inasi dan kekerasan m asih ada di I ndonesia, yait u t erhadap orang lesbian, gay, biseksual, t ransgender ( F t o M, M t o F) , dan int erseks ( LGBTI ) . Buku ini berharga karena m enyat ukan st udi- st udi kasus dengan kerangka hak azasi m anusia. Buku ini dengan t elit i m endokum ent asikan berbagai kasus- kasus diskrim inasi dan kekerasan t erhadap orang LGBTI , dan m enggunakan kerangka hak azasi m anusia unt uk m encari solusi.

Konsep hak azasi m anusia unt uk orang LGBTI m ungkin dianggap aneh oleh banyak para pem baca buku ini, t et api sebet ulnya konsep ini sudah lam a ada. Hak azasi m anusia diut am akan sej ak aw al pergerakan LGBTI di I ndonesia. I ni khususnya t erj adi sej ak Lam bda I ndonesia didirikan t ahun 1982, dan usaha- usaha pent ing Dédé Oet om o dan orang- orang lain sej ak w akt u it u, m elalui GAYa Nusant ara, Arus Pelangi, dan banyak kelom pok, organisasi, dan yayasan lain. Sej ak pert am a kali saya m engunj ungi I ndonesia t ahun 1992, saya t erkesan oleh kom it m ent orang LGBTI di I ndonesia t erhadap hak azasi m anusianya, dan cara- cara kreat if yang dipakai olehnya unt uk m em perkuat hak- hak t ersebut . Buku ini m erupakan kont ribusi pent ing dalam m elanj ut kan perj uangan it u.

(9)

negara, sehingga penafsiran agam anya dianggap penafsiran resm i at au penafsiran sat u- sat unya. Hal ini sudah t erj adi di Am er ika Serikat , dan sudah m enj adi bencana karena t idak m encerm inkan keanekaragam an pikiran yang sesungguhnya ada di Am erika Serikat . Di I ndonesia, perdebat an- perdebat an sepert i ini akan m em punyai m akna besar unt uk hak azasi m anusia orang LGBTI .

Saya m engaj ak Anda m enikm at i buku ini sebagai sum ber pengert ian dan ide-ide, bukan hanya t erhadap orang LGBTI m elainkan sem ua orang I ndonesia. Har apan saya adalah I ndonesia t et ap m enj adi nusant ara t oleransi dan keanekaragam an, sebuah negara yang m em beri keset araan kepada warganya, dan m enj adi cont oh pent ing unt uk seluruh dunia.

- Tom Boellst orff

Associat e Professor, Depart m ent of Ant hropology, Universit y of California, I rvine Edit or- in- Chief, Am erican Ant hropologist

Aut hor, The Gay Archipelago: Sexualit y and Nat ion in I ndonesia ( Princet on Universit y Press, 2005) and A Coincidence of Desires: Ant hropology, Queer St udies, I ndonesia

(10)

I n de k s Sin gk a t a n

APB Arus Pelangi Banyum as ARM Aliansi Rakyat Miskin

BAP Berit a Acar a Pem eriksaan

Bint alkesos Dinas Pem binaan Ment al dan Kesehat an Sosial CAT Konvensi Ant i Penyiksaan

CEDAW Konvensi Pem berant asan Diskrim inasi t erhadap Perem puan CRC Konvensi t ent ang Hak- hak Anak DUHAM Deklarasi Um um Hak- hak Asasi Manusia Ekosob [ Hak- hak] ekonom i, sosial dan budaya FKWI Forum Kom unikasi Waria I ndonesia FPI Front Pem bela I slam

GPK ( 1) Gerakan Pem uda Ka’bah

( 2) Gerom bolan Pengacau Keam anan HAM Hak- hak Asasi Manusia

HI V/ AI DS Hum an I m m unodeficiency Virus/ Acquired I m m une Deficiency Syndrom e

I CCPR I nt ernat ional Covenant on Civil and Polit ical Right s/ Perj anj ian I nt ernasional t ent ang Hak- hak Sipil dan Polit ik

I CSECR I nt ernat ional Covenant on Social, Econom ic and Cult ural Right s/ Perj anj ian I nt ernasional t ent ang Hak- hak Sosial, Ekonom i dan Budaya I DAHO I nt ernat ional Day against Hom ophobia/ Hari I nt ernasional Melaw an

Hom ofobia

KADI Kom it e Ant i Diskrim inasi I ndonesia

KAMMI Kesat uan Aksi Mahasisw a Muslim I ndonesia Kom nas HAM Kom isi Nasional Hak Asasi Manusia

KPPI Kelom pok Persiapan Penegakan Syariat I slam KP3 Kesat uan Pelaksana Pengam anan Pelabuhan KTP Kart u Tanda Penduduk

KUHP Kit ab Undang- undang Hukum Pidana LBH Lem baga Bant uan Hukum

LGBTI Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender dan I nt erseksual LPHAM Lem baga Pem bela Hak Asasi Manusia

(11)

MOU Mem orandum of Underst anding ( kesepakat an resm i)

Persam i Perkem ahan Sabt u- Minggu

PBHI Perhim punan Bant uan Hukum dan HAM I ndonesia PKBI Perkum pulan Keluarga Berencana I ndonesia PKK Perlindungan Kelom pok Khusus

PLU People Like Us

PN Pengadilan Negeri

PPDGJ Pedom an Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiw a PSK Pekerj a Seks Kom ersial

RI S Republik I ndonesia Serikat

RSCM Rum ah Sakit Cipt o Mangunkusum o RSUD Rum ah sakit um um daerah

RUU PDRE Rancangan Undang- undang Penghapusan Diskrim inasi berdasarkan Ras dan Et nis

Sat pol PP Sat uan Polisi Pam ong Praj a

Sudin PPC Sub Dinas Penyant unan Penyandang Cacat Sudin RTS Sub Dinas Rehabilit asi Tuna Sosial

STKI P Sekolah Tinggi Keguruan dan I lm u Pendidikan Tibum Ket ert iban Um um

(12)

BAB I

PEN D AH ULUAN

Penghorm at an hak- hak m anusia (hum an right s) t am paknya sudah dit erim a sebagai bagian dari pikiran bangsa I ndonesia. Banyak kalangan m asyarakat m enj alankan berbagai akt ivit as yang berkait an dengan isu hak- hak m anusia sepert i diskusi, sem inar, lokakarya, pelat ihan, dem onst rasi m enunt ut hak dan m engaj ukan gugat an pelanggaran hak- hak m anusia (hum an right s violat ion) sert a m erekom endasikan perbaikan kondisi hak- hak m anusia.

Negara Republik I ndonesia ( RI ) j uga sudah m enj adi salah sat u dari Negara- negara pesert a (st at e part ies) karena sudah m enandat angani dan m erat ifikasi sebagian perj anj ian int ernasional hak- hak m anusia (int ernat ional hum an right s t reat ies) yang ut am a sebagai bagian dari hukum dan kebij akan nasionalnya. Dengan dem ikian, RI t erikat secara hukum dan kebij akan dalam m enunaikan kewaj iban (obligat ion) unt uk m enghorm at i (t o respect) , m elindungi (t o

prot ect) , dan m em enuhi (t o fulfill) hak- hak m anusia. Sat u kew aj iban

t am bahan adalah m em prom osikan (t o prom ot e) hak- hak m anusia supaya dapat diket ahui oleh publik.

Selain it u, di pasal 28 UUD 1945 dan UU No. 39/ 1999 t ent ang Hak Asasi Manusia disebut kan secara rinci m engenai penghorm at an t erhadap hak- hak m anusia. Bahkan, RI berusaha m engakom odasi kebut uhan keadilan bagi korban yang m enderit a karena suat u kej ahat an serius (serious crim e) –kej ahat an t erhadap kem anusiaan

(crim es against hum anit y) dan genosida (genocide) –m elalui UU No.

(13)

Sej ak RI berdiri sebagai negara konst it usional, hak- hak m anusia sudah diakom odasi dalam Pasal 28 UUD 1945. Lebih lengkap lagi adalah Konst it usi RI S dan UUD 1950. Tet api at uran t ent ang hak- hak m anusia m engalam i kem unduran sesudah dekrit presiden yang m engem balikan UUD 1945 pada 5 Juli 1959. Terlebih lagi ket ika Orde Baru berdiri dan beroperasi sej ak akhir 1965 dengan kepem im pinan rezim ot orit er yang m em ang berw at ak m enindas hak- hak m anusia.

Kendat i dem ikian, t et ap t um buh upaya m em perj uangkan hak-hak m anusia dari kalangan m asyarakat di hadapan rezim Orde Baru. Pada 1966, berdiri sebuah organisasi di Jakart a bernam a Lem baga Pem bela Hak Asasi Manusia ( LPHAM) . Pada 1970, j uga m uncul t unt ut an dari kalangan m ahasiswa di Bandung yang m enyuarakan hak- hak sipil. Dalam hak- hak m anusia yang lebih khusus, m uncul Lem baga Bant uan Hukum ( LBH) pada 1970 yang m engalam i perkem bangan di baw ah Yayasan LBH I ndonesia ( YLBHI ) . Belakangan hadir pula beberapa organisasi sepert i Perhim punan Bant uan Hukum dan Hak Asasi Manusia I ndonesia ( PBHI ) pada 1996, Kom isi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan ( Kont raS) pada 1998 dan I m parsial (The I ndonesian Hum an Right s Monit or) pada 2002.

Perj uangan hak- hak m anusia di berbagai daerah j uga dit andai dengan kem unculan sej um lah organisasi at au lem baga yang berkait an dengan advokasi hak- hak m anusia. Dan pada 10 Desem ber set iap t ahunnya, dirayakan sebagai hari hak- hak m anusia m elalui kegiat an kam panye, paw ai, at au dem onst rasi t urun ke j alan oleh berbagai kalangan m asyarakat baik di Jakart a m aupun di daerah. Media sosialisasi t ent ang isu hak- hak m anusia pun dapat diakses m elalui sit us int ernet dari banyak organisasi at au banyak lem baga.

(14)

m anusia. Berbagai kasus pelanggaran hak- hak m anusia sepert i di Aceh, Talangsari ( Lam pung) , dan Tim or Lest e t idak hanya m enj adi perhat ian dari kalangan organisasi hak- hak m anusia di dalam negeri, m elainkan j uga di t ingkat int ernasional.

Unt uk m engakom odasi t ekanan ini, rezim Soehart o m engeluarkan keput usannya m em bent uk Kom isi Nasional Hak Asasi Manusia ( Kom nas HAM) pada 1992. Di baw ah rezim Soehart o j uga t elah dirat ifikasi beberapa perj anj ian int ernasional hak- hak m anusia, sepert i CEDAW ( Konvensi Penghapusan Segala Bent uk Diskrim inasi Terhadap Perem puan) dan CRC ( Konvensi Hak Anak) .

Seiring t um bangnya rezim Soehart o, pada m asa Presiden RI Burhanuddin Jusuf Habibie dikeluarkan dan diberlakukan UU HAM sej ak 1999 sert a rat ifikasi CAT ( Konvensi Melaw an Penyiksaan) dan CERD ( Konvensi Penghapusan Diskrim inasi Rasial) . Sem ent ara yang berkait an dengan kekerasan t erhadap perem puan (violence against w om en) , dibent uk Kom isi Nasional Ant i Kekerasan t erhadap

(15)

dan I CSECR ( Kovenan I nt ernasional t ent ang Hak- Hak Ekonom i, Sosial, dan Budaya) .

Wacana hak- hak m anusia t erus m eluas dengan rat usan j udul buku dit erbit kan at au dipublikasikan dan beredar di m ana- m ana. Begit u pula m edia m assa, banyak m engelola program khusus t ent ang hak- hak m anusia, t erm asuk pengelolaan sit us int ernet oleh banyak organisasi at au lem baga yang berhubungan dengan isu hak- hak m anusia. Berbagai diskusi, sem inar, paw ai, dan unj uk rasa m em perj uangkan pelaksanaan kew aj iban negara at as hak- hak m anusia j uga m arak. Pendek kat a, w acana hak- hak m anusia sudah m enyebar di t engah- t engah m asyarakat .

Pert anyaannya, m engapa t et ap saj a t erj adi pelanggaran at au pengingkaran hak- hak m anusia? Banyak perist iw a pelanggaran serius hak- hak m anusia sepert i banyak berlangsung di m arkas- m arkas kepolisian, dan secara lokal di Aceh, Poso, dan Papua. Pelanggaran serius ini t erm asuk diberlakukannya hukum an cam buk dan hukum an m at i (deat h penalt y) . Bahkan dari serangkaian kasus sengket a lahan j ust ru berefek kepada pelanggaran hak- hak m anusia yang berat (gross violat ion of hum an right s) .

Pada dasarnya seluruh pelanggaran hak- hak m anusia harus senant iasa diingat dan m enj adi pelaj aran unt uk m em perbaiki supaya hak- hak m anusia lebih dihorm at i, dapat dilindungi, dan dipenuhi sebagai pelaksanaan kew aj iban Negara. Sebaliknya, m ereka yang m enj adi korban dan prihat in at as berbagai perist iw a pelanggaran it u unt uk am bil bagian dalam m enggugat t anggung j aw ab negara (st at e responsibilit y) .

(16)

LGBTI ini seringkali dibiarkan saj a t erj adi. Bent uk pelanggaran haknya berm acam - m acam . Nam un di dalam buku ini penulis hanya akan m em bat asi pada t indakan st igm at isasi, diskrim inasi dan kekerasan. Pem bat asan it u lebih disebabkan karena ket iga t indakan it u dinilai oleh penulis sebagai pelanggaran hak- hak pokok yang dialam i oleh sebagian besar kelom pok LGBTI , baik di I ndonesia, m aupun di sebagian besar negara di dunia. Ket iga t indakan it u kem udian m enim bulkan pelanggaran hak- hak kelom pok LGBTI yang lebih kom pleks, baik yang dilakukan oleh pem erint ah m aupun m asyarakat . Pada akhirnya sem ua pelanggaran hak- hak kelom pok LGBTI it u akan m em pengaruhi seluruh sendi kehidupan individu- individu LGBTI it u sendiri.

(17)
(18)

BAB I I

D I SKRI M I N ASI SI STEM I K TERH AD AP

LGBTI

- M e lih a t Pa r a digm a di D a la m M a sya r a k a t -

Ke bij a k a n D isk r im in a t if

Kalau m elihat ket ent uan dalam UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang HAM1 dij elaskan bahw a perlindungan, pem aj uan, penegakan, dan pem enuhan HAM adalah t anggung j aw ab pem erint ah. Hal it u j uga m eliput i langkah im plem ent asi yang efekt if dalam bidang hukum , polit ik, ekonom i, sosial, budaya, dan pert ahanan keam anan negara dan bidang lain2.

Di dalam UUD 19453 dij elaskan bahwa set iap warga negara I ndonesia ( WNI )4 m em punyai hak yang sam a. Pem erint ah m em punyai

1

Pasal 8 j o Pasal 71 UU No 39 Tahun 1999 t ent ang HAM.

2

Pasal 72 UU No 39 Tahun 1999 t ent ang HAM.

3

Pasal 28 C UUD 1945 ayat 2: Set iap orang berhak unt uk m em aj ukan dir inya dalam m em perj uangkan haknya secara kolekt if unt uk m em bangun m asyarakat , bangsa, dan negaranya.

Pasal 28 D ayat 1: Set iap orang berhak at as pengakuan, j am inan, perlindungan, dan kepast ian hukum yang adil sert a perlakuan yang sam a di hadapan hukum . Pasal 28 H ayat 2: Set iap orang m endapat kem udahan dan perlakuan khusus

unt uk m em peroleh kesem pat an dan m anfaat yang sam a guna m encapai persam aan dan keadilan.

(19)

t anggung j aw ab unt uk m em enuhi sem ua hak WNI . Hal ini j uga sesuai dengan kovenan int ernasional t ent ang Hak- Hak Ekonom i, Sosial dan Budaya ( Ekosob) sert a kovenan int ernasional t ent ang Hak- Hak Sipil dan Polit ik ( Sipol) .5

I ronis m em ang. Di sat u sisi pem erint ah t erlihat get ol ingin m enegakkan hak- hak m anusia. Tapi dalam w akt u bersam aan, pem erint ah m em buat kebij akan- kebij akan diskrim inat if. Apabila m encerm at i sej um lah perat uran at aupun kebij akan pem erint ah, seringkali bert ent angan dengan UUD 1945 dan kovenan int ernasional t ersebut .

Beberapa produk hukum di t ingkat nasional m aupun daerah yang m endiskrim inasikan kelom pok LGBTI secara langsung adalah sebagai berikut :

1. Perda Provinsi Sum at era Selat an No. 13 Tahun 2002 t ent ang Pem berant asan Maksiat di Provinsi Sum at era Selat an. Perda ini m engkrim inalisasikan kelom pok LGBTI dengan m engkat egorikan kelom pok LGBTI sebagai bagian dari perbuat an pelacuran.

Ayat 2: Set iap orang berhak bebas at as perlakuan yang bersifat diskrim inat if at as dasar apa pun dan berhak m endapat kan perlindungan t erhadap perlakuan yang diskrim inat if it u.

Ayat 4: Perlindungan, pem aj uan, penegakan, dan pem enuhan hak asasi m anusia adalah t anggung j aw ab negara, t erut am a pem erint ah.

Ayat 5: Unt uk m enegakkan dan m elindungi hak asasi m anusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang dem okrat is, m aka pelaksanaan hak asasi m anusia dij am in, diat ur, dan dit uangkan dalam perat uran perundang- undangan.

Pasal 28 J ayat 1: Set iap orang waj ib m enghorm at i hak asasi m anusia orang lain dalam t ert ib kehidupan berm asyarakat , berbangsa dan bernegara.

4

Sehingga sem ua WNI dengan orient asi seksual berbeda harus diart ikan dan dipaham i oleh pem erint ah dan m asyarakat I ndonesia sebagai kelom pok m asyarakat yang j uga diat ur di dalam UUD 1945.

5

(20)

2. Perda Kot a Palem bang No. 2 Tahun 2004 t ent ang Pem berant asan Pelacuran. Perda ini m engkrim inalisasikan kelom pok LGBTI dengan m engkat egorikan kelom pok LGBTI sebagai bagian dari perbuat an pelacuran6. Pem da Kot a Palem bang t am paknya t idak m engert i m engenai perbedaan pelacuran dengan orient asi seksual dan asas hukum yang berlaku di I ndonesia.

3. UU No. 1 Tahun 1974 t ent ang Perkaw inan. Perat uran ini hanya m enyat akan bahw a perkaw inan yang sah adalah perkaw inan yang dilakukan oleh dua orang het eroseksual.

4. Perda DKI Jakart a No. 8 Tahun 2007 t ent ang Ket ert iban Um um ( Tibum ) . Perda ini m engkrim inalisasikan pekerj aan- pekerj aan inform al yang dilakukan oleh m asyarakat m iskin kot a. Sehingga kelom pok LGBTI di Jakart a yang m em punyai pekerj aan inform al yang dikrim inalisasikan oleh perda it u akan m engalam i dam pak langsung dari diberlakukannya perda Tibum ini.

5. UU No. 23 Tahun 2006 t ent ang Adm inist rasi Kependudukan dan PP No. 37 Tahun 2007 t ent ang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2006. Kedua perat uran it u hanya m engakui ident it as t ransseksual ( w aria yang t elah berhasil m elakukan upaya perubahan kelam in) yang j um lahnya j auh lebih sedikit dibandingkan dengan t ransgender ( waria yang belum , sedang at au t idak m elakukan upaya perubahan kelam in) .

6

Perda ini disahkan pada 7 Januari 2004 dan dit andat angani Walikot a Palem bang Eddy Sant ana Put ra. Pasal 8 ayat 1 Perda ini m enyebut kan: Pelacuran adalah perbuat an yang dilakukan set iap orang dan at au sekelom pok orang dengan sadar, bert uj uan m encari kepuasan syahwat di luar ikat an pernikahan yang sah dengan at au t anpa m enerim a im balan, baik berupa uang m aupun bent uk lainnya.

(21)

Selain beberapa perat uran di at as, ada j uga beberapa kebij akan pem erint ah lainnya yang j uga m elanggar hak- hak kelom pok LGBTI di I ndonesia. Salah sat u cont ohnya adalah Kebij akan Depart em en Sosial m elalui Dinas Pem binaan Ment al dan Kesehat an Sosial ( Bint alkesos) DKI Jakart a yang m em asukan kelom pok w aria ke dalam kat egori penyandang cacat . Mem ang kebij akan t ersebut t idak t ert ulis, m elainkan suat u kesalahan t eknis yang akhirnya m enj adi suat u kebiasaan. Dinas Bint alkesos DKI Jakart a m em asukkan w aria ke dalam kew enangan Sub Dinas Penyant unan Penyandang Cacat ( Sudin PPC) . Ket ika dikonfirm asikan kepada pihak Dinas Sosial7, m ereka m engat akan bahw a hal it u bisa t erj adi karena pada aw alnya m ereka t idak m em punyai dana unt uk m em buat program pem binaan t erhadap kelom pok w aria. Maka digunakanlah dana dari program pem binaan penyandang cacat . Sudah t ent u hal t ersebut langsung m enim bulkan opini publik yang negat if dan m asyarakat pun sem akin percaya bahw a kelom pok w aria m em ang m erupakan kelom pok penyandang cacat .

Keadaan t ersebut m enj adi sem akin parah ket ika Pem erint ah bersifat pasif dengan m elakukan pem biaran t erhadap kesalahan Dinas Bint alkesos dan t idak m engeluarkan kebij akan at au propaganda konst rukt if apapun unt uk m elakukan count er t erhadap st igm a t erhadap kelom pok LGBTI yang ada di dalam m asyarakat .

Keadaan di at as sedikit berubah pada saat ini. Dengan upaya yang gigih dari kelom pok w aria di Jakart a, akhirnya pada Juni 2008 secara resm i Dinas Bint alkesos DKI Jakart a m enyat akan bahwa Sub

7

Pada t anggal 14 Juni 2006 diadakan pert em uan konsolidasi ant ara Arus Pelangi dan YSS dengan

(22)

Dinas yang berw enang m enangani w aria yang t erj erat razia di j alanan adalah Sub Dinas Rehabilit asi Tuna Sosial ( Sudin RTS) .

Perda- perda it u m em ang harus segera diharm onisasikan dengan perat uran yang lebih t inggi. Jika t idak, m aka besar kem ungkinan akan t erj adi penangkapan t erhadap kelom pok LGBTI . Kalau ini t erj adi, usaha pem enuhan dan perlindungan HAM di I ndonesia pada um um nya akan m engalam i degradasi. Juga akan t im bul berbagai bent uk penyelewengan dan korupsi at au t indakan sew enang- w enang berdasarkan perda oleh aparat pem da, pem kab, at au pem kot .

Pem erint ah sepert inya kurang bersem angat m engeluarkan kelom pok LGBTI ini dari penderit aan m ereka. Kubangan diskrim inasi dan int oleransi m asih t erus m enj adi konst ruksi sosial dan pandangan dom inan m asyarakat t erhadap kelom pok LGBTI . Pem erint ah m ungkin khaw at ir akan berhadapan dengan konst ruksi sosial pandangan het eroseksual yang m endom inasi pola pikir m asyarakat . Biasanya, m asyarakat m elakukan st igm at isasi t erhadap m ereka dengan m enggunakan j ust ifikasi dokt rin dan t eks- t eks suci keagam aan. Oleh t afsir agam a koservat if, kelom pok LGBTI dianggap sam pah m asyarakat , m enyebarkan penyakit m enular, t idak norm al, t idak alam iah, sum ber dat angnya m alapet aka, dan penyandang cacat m ent al. Parahnya lagi, pem erint ah t urut m elegit im asi hal it u dengan m engeluarkan beberapa kebij akan yang diskrim inat if t erhadap kelom pok m arginal t ersebut .

Pe r k e m ba n ga n I n t e r n a sion a l m e n ge n a i LGBTI

(23)

penelit ian baru yang dirancang lebih baik dan m enghapuskan hom oseksualit as dari daft ar resm i kekacauan j iw a dan em osional. Kem udian, pada 1975, Asosiasi Psikolog Am erika m engeluarkan resolusi yang m endukung penghapusan kat egori penyandang cacat m ent al t ersebut . Selam a 25 t ahun t erakhir, dua asosiasi ini m endesak ahli- ahli j iw a di dunia unt uk ikut m em bant u m enghilangkan st igm a “ penyandang cacat m ent al” t erhadap kelom pok LGBTI . Desakan it u akhirnya j uga sam pai ke ahli- ahli j iw a I ndonesia; Pedom an Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa ( PPDGJ) I I I ( 1993) sudah t idak lagi m enyebut kan hom oseksualit as sebagai gangguan j iw a.

Meskipun kelom pok LGBTI sudah lam a dikeluarkan dari kat egori penyandang cacat m ent al, nam un secara um um di t ingkat int ernasional kelom pok LGBTI at au kelom pok m asyarakat dengan orient asi seksual berbeda belum diakui secara resm i sebagai sebuah kelom pok sosial. Hal it u t erbukt i dengan t idak adanya produk hukum int ernasional yang m engadopsi t erm inologi LGBTI at aupun orang dengan orient asi seksual berbeda. Lebih j auh lagi, belum ada sat upun produk hukum int ernasional yang m engakui keberadaan kelom pok LGBTI ini sert a m engat ur hal- hal yang berkait an dengan kelom pok LGBTI secara khusus.

Apabila kit a m engacu kepada definisi kelom pok sosial yang diberikan oleh Robert Bierst edt8, kelom pok LGBTI seharusnya t elah diakui sebagai kelom pok sosial. Karena selam a ini kelom pok m asyarakat dengan orient asi seksual berbeda ini t elah berbaur, berint eraksi, dan m em bent uk kelom pok at aupun kom unit as at as dasar

8

Robert Bierst edt m enyat akan bahwa kelom pok sosial adalah kelom pok yang anggot anya m em ilik i kesadaran j enis dan berhubungan sat u dengan yang lainnya, t et api t idak t erikat dalam ikat an organisasi.

(24)

kesadaran dan pilihan m ereka sendiri. Kem udian kelom pok LGBTI j uga t elah lam a m em bangun hubungan posit if dengan anggot a kelom pok m asyarakat lainnya.

Belum adanya pengakuan t erhadap kelom pok LGBTI di t ingkat int ernasional ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yait u st igm a t erhadap kelom pok LGBTI yang dipengaruhi oleh dokt rin agam a t elah m erasuki pikiran m asyarakat dunia; sert a belum adanya ikt ikad bersam a yang dibangun oleh Negara- negara anggot a PBB unt uk m engakui dan m engat ur pem enuhan hak- hak kelom pok LGBTI secara khusus.

(25)

Nam un dem ikian di kancah polit ik PBB, hom ofobia m asih sangat kent al dan negara- negara yang m endukung pengakuan hak- hak berdasarkan orient asi seksual, ident it as gender dan ekspresi gender, m asih m enj adi m inorit as. Melihat sit uasi dem ikian dua buah lem baga int ernasional yang berbasis di Jenew a ( Sw iss) , yait u The I nt ernat ional Com m ission of Jurist s dan The I nt ernat ional Service for Hum an Right s, m engam bil inisiat if m enem puh langkah alt ernat if, yait u m enyaring hak- hak apa saj a yang sudah m elekat pada kaum LGBTI berdasarkan kovenan- kovenan int ernasional yang sudah m enj adi dokum en resm i PBB. Menj elang akhir 2006, t epat nya 6 sam pai dengan 9 Nopem ber 2006, 29 orang ahli hukum HAM I nt ernasional berkum pul di Yogyakart a unt uk m erum uskan sekum pulan prinsip yang pat ut dipat uhi oleh suat u Negara t erkait dengan orient asi seksual dan ident it as gender seseorang. Sekum pulan prinsip it u – t epat nya ada 29 prinsip – yang dinam akan Yogyakart a Principles1 . Walaupun bukan m erupakan dokum en resm i PBB, nam un perum usan Yogyakart a Principles harus dilihat sebagai sebuah kem aj uan yang signifikan bagi

upaya pem enuhan dan perlindungan hak- hak LGBTI di dunia. Apalagi sekum pulan prinsip t ersebut dirum uskan di sebuah Negara yang sam pai dengan saat ini belum m engakui ident it as sosial dan polit ik kelom pok LGBTI . Hal t ersebut m enandakan keseriusan dari para perum us – sekaligus penandat angan – unt uk t erus m engkam panyekan pent ingnya upaya m enghilangkan segala bent uk diskrim inasi berbasiskan orient asi seksual dan ident it as gender, sert a pem enuhan dan perlindungan hak- hak LGBTI di negara- negara yang belum m engakom odasi hak- hak LGBTI . Karena sem angat non- diskrim inasi sert a, m aka Yogyakart a Principles ini berhasil dirum uskan.

1

(26)

Yogyakart a Principles sangat berguna bagi Negara- Negara yang t elah m erat ifikasi Kovenan I nt ernasional Tent ang Hak- Hak Sipil dan Polit ik sert a Kovenan I nt ernasional Tent ang Hak- Hak Ekonom i, Sosial, dan Budaya. Hal it u disebabkan karena sem ua prinsip yang dirum uskan dalam Yogyakart a Principles t erkait dengan hak- hak sipil dan polit ik sert a hak- hak ekonom i, sosial, dan budaya dan j uga berlaku ke pada kelom pok m asyarakat yang m em punyai orient asi seksual dan ident it as gender berbeda. Selain it u diat ur pula kew aj iban-kew aj iban negara dem i m em enuhi hak- hak kelom pok m asyarakat yang m em punyai orient asi seksual dan ident it as gender yang berbeda t ersebut .

Walaupun kelom pok LGBTI belum diakui sebagai sebuah kelom pok sosial di t ingkat I nt ernasional, nam un Deklarasi Mont real dan Yogyakart a Principles dapat dij adikan sebagai dasar pem ikiran bagi Negara- negara di dunia m aupun PBB unt uk segera m elakukan affirm at ive act ion unt uk m engakui keberadaan kelom pok LGBTI . Salah

sat u affirm at ive act ion yang dapat dilakukan adalah m erum uskan suat u produk hukum khusus yang m engat ur t ent ang pengakuan, pem enuhan, dan perlindungan hak- hak LGBTI .

Pe m a h a m a n D isk r im in a si

(27)

fisik at au karakt erist ik lain, yang t idak m engindahkan t uj uan yang sah at au w aj ar.

Secara um um diskrim inasi dapat dibagi m enj adi dua j enis, yait u diskrim inasi langsung, yait u diskrim inasi yang t erj adi pada saat hukum , perat uran at au kebij akan j elas- j elas m enyebut kan karakt erist ik t ert ent u, sepert i j enis kelam in, orient asi seksual, ras, dan sebagainya, dan m engham bat adanya peluang yang sam a bagi individu- individu yang m em punyai karakt erist ik yang disebut kan di dalam hukum , perat uran, at aupun kebij akan t ersebut . Bent uk diskrim inasi yang kedua adalah diskrim inasi t idak langsung, yait u diskrim inasi yang t erj adi pada saat perat uran yang bersifat net ral m enj adi diskrim inat if saat dit erapkan di lapangan9.

Pada dasarnya sem ua diskrim inasi t erhadap kelom pok LGBTI disebabkan oleh st igm a sosial yang dihasilkan dari dokt rin dan pem aham an agam a yang konservat if. Beberapa cont oh diskrim inasi yang sering dihadapi kelom pok LGBTI di I ndonesia adalah sebagai berikut :

1. Diskrim inasi sosial, cont ohnya adalah st igm at isasi, cem oohan, pelecehan, dan pengucilan, t idak adanya kesem pat an yang sam a unt uk m engenyam pendidikan form al, dan kekerasan fisik m aupun psikis; cont ohnya m elem par bat u kerikil ke seorang waria.

2. Diskrim inasi hukum cont ohnya adalah kebij akan Negara yang m elanggar hak- hak LGBTI dan perlakuan hukum yang berbeda sebagaim ana t elah dikem ukakan di bagian sebelum nya di dalam buku ini.

9

(28)

3. Diskrim inasi polit ik, cont ohnya adalah kesem pat an berbeda dalam w ilayah polit ik prakt is dan pencekalan at au t idak adanya ket erwakilan polit ik dari kelom pok LGBTI .

4. Diskrim inasi ekonom i, cont ohnya adalah pelanggaran hak at as pekerj aan di sekt or form al.

5. Diskrim inasi kebudayaan, cont ohnya adalah upaya penghapusan dan penghilangan nilai- nilai budaya yang ram ah t erhadap kelom pok LGBTI . Cont ohnya, selam a dasawarsa 70- 80an budaya Bissu di Sulaw esi Selat an ham pir m usnah diberant as oleh kelom pok I slam garis keras, DI - TI I .

Berdasarkan uraian Bab I dan Bab I I ini, ada t iga pokok persoalan yang hendak diaj ukan di dalam buku ini. Pert am a, persoalan st igm a, diskrim inasi, dan kekerasan fisik at aupun psikis t erhadap kaum LGBTI , baik yang dilakukan oleh pihak keluarga, m asyarakat , at aupun negara. Kedua, adanya ket idak- harm onisan perat uran perundang- undangan di sat u sisi yang t idak m em perbolehkan diskrim inasi dan kebij akan lainnya yang sangat diskrim inat if. Ket iga, kem ungkinan m encipt akan pendekat an kom prehensif unt uk m em buat ideologi, ekonom i, sosial, polit ik, hukum dan hak- hak m anusia, sert a budaya yang berperspekt if LGBTI .

(29)

m enaw arkan adanya m ult iepist em e seksualit as. Karena it u, m em bangun epist em ologi m arginal sebagai epist em e alt ernat if sudah t idak bisa dit unda lagi, keberadaannya m ut lak diperlukan sebagai syarat t erbent uknya negara yang dem okrat is.

Di banyak negara lain diskrim inasi sudah diakui sebagai perm asalahan yang harus dit angani secara khusus karena t idak m ungkin negara m em buat undang- undang yang bisa m engat ur segala bent uk diskrim inasi dalam kehidupan m asyarakat . Banyak bent uk diskrim inasi sangat subt il dan subyekt if sehingga t idak layak diberant as dengan peradilan. Oleh karena it u banyak pem erint ah m em bent uk beberapa lem baga negara sepert i Kom isi Ant i Diskrim inasi dan Kom isi Om budsm an2.

Sem ua lem baga pelayanan m asyarakat , lem baga negara m aupun privat , diw aj ibkan m em bent uk prosedur pengaduan int ernal, m isalnya t iap rum ah sakit harus ada kom it e et hik, dll. Pengaduan m engenai diskrim inasi dan/ at au pelayanan buruk yang berasal dari rum ah sakit it u dit anggapi oleh kom it e et hika it u, m ediasi, langkah disipliner dan gant i rugi sej auh m ungkin diselesaikan di sana. Hanya j ika seorang t idak m erasa puas dengan penanganan pengaduannya baru dia bisa m engadu ke kom isi- kom isi negara at au ke pengadilan. Peran ut am a kom isi- kom isi t ersebut adalah m ediasi ant ara pihak- pihak yang berselisih; seringkali m ereka j uga berfungsi sebagai ‘w asit ’ karena m ereka dianggap kom pet en di bidang m asalah diskrim inasi.

2

(30)

BAB I I I

POTRET KEKERASAN TERH AD AP LGBTI

- M e n gu n gk a p Fa k t a Ke k e r a sa n di I n don e sia -

Selam a ini pem erint ah t idak pernah m em priorit askan pem enuhan dan perlindungan hak- hak kelom pok LGBTI . Mereka t idak saj a m endapat kan diskrim inasi dalam bent uk pengusiran, cem oohan, dan pengucilan, t api j uga m engalam i berbagai t indak kekerasan fisik sepert i pelecehan seksual, pem ukulan, penganiayaan dan bahkan pem bunuhan.

Pem erint ah yang seharusnya m em berikan perlindungan “ lebih” kepada m ereka sesuai am anat Pasal 5 ayat 3 UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang Hak Asasi Manusia, j ust ru m enj adi akt or kekerasan, baik secara t idak langsung m elalui perat uran perundang- undangan yang diskrim inat if m aupun secara langsung. Kekerasan oleh negara ini kem udian m enular ke m asyarakat . Organisasi sosial keagam aan dan anggot a m asyarakat lainnya seolah m endapat kan ’’lam pu hij au’’ unt uk m elakukan t indakan serupa.

(31)

1 . Pe r be r a n t a sa n Kom u n it a s Bissu ( Su la w e si Se la t a n )

Tr a disi Bissu Te r a n ca m Sya r ia t

Dari sekian banyak w aria, Fit ri Pabent e barangkali nasibnya sangat berunt ung. Keluarga, m asyarakat , dan t em an- t em ann sekolahnya t idak ada yang m em perm asalahkan kew ariaannya. Bahkan, w aria kelahiran Wat am pone, 1 Okt ober 1963 ini m endapat kepercayaan m enj adi seorang bissu.

Fit ri m erasa ’’berbeda’’ sej ak kelas 5 SD. Unt ungnya pihak keluarganya yang sangat agam i bisa m enerim a ’’keperbedaannya’’. Bukt inya, sem ua kebut uhan sekolahnya dibiayai hingga perguruan t inggi. ’’I bu saya m alah bilang kalau dari ket urunan kakek ada yang w aria,” kat a dia.

Meski kedua orangt uanya bisa m enerim a, keduanya berpesan agar Fit ri selalu berbuat baik, j uj ur dan m engenakan busana yang sopan. Tidak lupa raj in m enj alankan ibadah. Meski w aria, Fit ri t idak pernah pakai rukuk kalau salat . Soal ibadah m em ang dia m em posisikan dirinya sebagaim ana laki- laki. ’’Saya baru dandan kalau ada acara- acara waria saj a. Di luar it u saya t et ap berpakaian secara biasa saj a, t erkadang m em akai kebaya,” cerit a dia.

(32)

Tidak adanya diskrim inasi inilah yang m em buat perj alanan hidup Fit ri relat if t idak ada persoalan berart i. Masa sekolahnya yang dihabiskan di Wat am pone lancar- lancar saj a, bahkan sukses hingga j enj ang D- 1 dan S- 1. Anak pasangan Purn. TNI Alm . Ant ak P. dan alm arhum ah Sit i Zaenab ini berhasil gelar Sarj ana Sast ra I ndonesia dari STKI P Muham m adiyah Bone.

Riw ayat pendidikan yang cukup baik it ulah yang m em buat dirinya didaulat m enj adi ket ua ini dan it u. Di ant aranya adalah ket ua Forum Kom unikasi Waria se- I ndonesia Tim ur, ket ua Lem baga Seni Budaya Arung Palapa, Kom it e Seni Tradisional di DK Bone dan BKKI , sert a anggot a Lem baga Adat Bone. Kini, Fit ri diberikan am anat m enj adi pengelola obj ek w isat a Kerat on Rum ah Adat Dinas Kebudayaan dan Pariw isat a Bone dan m enj adi ket ua Bissu se- Sulaw esi Selat an.

Bissu adalah senim an yang j uga pendet a agam a Bugis kuno ( Sulaw esi Selat an) pra I slam yang m akin berkurang personilnya. Um um nya m ereka adalah pria yang bersifat kew anit aan

(calabai/ w aria) dan dalam kehidupan keseharian selalu t am pil sebagai

w anit a. Walaupun bissu digolongkan sebagai w aria, m ereka bukan waria biasa. Unt uk m enj adi bissu, seorang waria harus dit asbihkan

(irebba) t erlebih dulu. Mereka m em iliki kesakt ian dan peran dalam

upacara- upacara rit ual. Mereka j uga m em iliki kedudukan dalam m asyarakat sebagai penj aga pusaka keram at (araj ang) di ist ana yang dipercayai dihuni oleh roh- roh nenek m oyang. Tradisi cross- dressing ( lelaki yang berperan sebagai perem puan) dalam m asyarakat Bugis sudah berlangsung sej ak rat usan t ahun lalu. Bagaim ana Fit ri bisa m enj adi bissu?

(33)

1950 hingga 1965, m elet us pem beront akan Darul I slam / Tent ara I slam I ndonesia ( DI / TI I ) yang berusaha keras m enghapuskan dan m elarang sem ua yang dianggap m usyrik at au m enyekut ukan Tuhan bagi um at I slam . Jum lah bissu t erus m enyusut t erut am a set elah perist iw a t ragis yang dialam i para bissu selam a Orde Lam a dan Orde Baru.

Gerom bolan Pengacau Keam anan ( GPK) Kahar Muzakkar m enganggap kegiat an para bissu t erm asuk m enyem bah berhala. Karena it u kegiat an, alat - alat upacara dan para pelakunya diberant as. Ribuan perlengkapan upacara dibakar at au dit enggelam kan ke laut . Banyak sanro ( dukun) dan bissu dibunuh at au dipaksa m enj adi pria yang harus bekerj a keras. Penderit aan ini m asih berlanj ut pada m asa Orde Lam a dan Orde Baru. Gerakan pem bant aian besar- besaran it u diberi nam a Operasi Toba ( Operasi Taubat ) yang dilancarkan pada m asa rezim Orba ant ara 1965- 1967, bersam aan dengan pem bant aian m assal G30S/ PKI .

“ Bissu yang t ert angkap harus m em ilih ant ara m at i dibunuh at au

m asuk agam a t ert ent u secara benar sert a harus bersikap sebagai pria

norm al, bukan sebagai w aria. Para bissu bersem bunyi dari ancam an

m aut yang m em burunya set iap saat ” .

Masyarakat t idak peduli akan nasib m ereka karena sebagian dari m ereka m em ang m endukung gerakan Operasi Toba t ersebut . Sebagian m asyarakat yang bersim pat i kepada para bissu hanya t inggal diam t anpa bisa berbuat apa- apa.

(34)

Nah it ulah alasan m engapa pada 1980 Fit ri m elakukan penelusuran bissu dulu. Awalnya j adi w aria biasa. Saat it u, t epat nya ket ika berusia 40 t ahun, dia m erasa ada t ransfer ilm u gaib. Orang bilang dapat w angsit . “ Orang- orang bilang saya m em punyai t anda-t anda seorang bissu. Kej uj uran dan kepem im pinan adalah salah saanda-t u dari sekian t anda seseorang t erpilih m enj adi bissu. Bissu past i w aria, t api t idak sem ua w aria bisa m enj adi bissu,” j elas dia.

Nam un pelant ikan bissu secara m assal baru ada lagi pada 2003. Yang m elant ik adalah para pem angku adat . Kini, j um lah bissu di Sulaw esi Selat an sekit ar 100 orang. Di Bone ada 40 bissu, di Soppeng ada 8 bissu, di Waj o ada 12 bissu dan di Pangkep ada 22 bissu. Bagaim ana dengan adanya kelom pok yang m enginginkan syariat I slam berlaku kem bali di Sulaw esi Selat an?

Mem ang kini ada Kelom pok Persiapan Penegakan Syariat I slam ( KPPI ) yang m em perj uangkan penerapan syariat I slam sebagaim ana di Aceh. Nam un, kat a Fit ri, hubungannya dengan KPPI sej auh ini m asih baik. Alasannya bissu m engaj ak orang berbuat baik. “ Saya t idak t akut sekarang. Karena sekarang ada Kom nas HAM. I ndonesia ini kan sangat beragam ,” kat a dia. ( * )

2 . Ka su s Pe n ye r a n ga n Aca r a H I V / AI D S ( Yogya k a r t a )

Sosia lisa si H I V / AI D S be r u j u n g pe r u sa k a n

(35)

m asyarakat . Sebab, pada dasarnya LGBTI sudah m enj adi w acana yang dist igm a buruk oleh banyak kalangan, t erm asuk oknum pem erint ah. Dari pem ant auan Arus Pelangi, hingga saat ini di beberapa kot a m asih banyak kasus kekerasan yang dilakukan

Dim ulai dari Novem ber 2000 di Yogyakart a. Sekelom pok rem aj a m asj id m enganiaya para gay dan w aria yang sedang sem inar di Wism a Hast orenggo, Kaliurang, Slem an. Awalnya, acara ini unt uk penanggulangan dan sosialisasi penyebaran HI V/ AI DS di kalangan LGBTI . Dihelat pada 11 Novem ber 2000, acara ini t ent u saj a dihadiri kaum LGBTI , khususnya para gay dan w aria. Sesuai nam a kelom pok m ereka, acara it u bert aj uk Ke r la p- k e r lip W a r n a Ke da t on 2 0 0 0. Selain diisi penyuluhan t ent ang bahaya HI V/ AI DS, dit am pilkan pula pergelaran busana laki- laki dan perem puan, yang sem uanya diperagakan oleh laki- laki. Pergelaran dalam rangka ikut m em peringat i Hari AI DS Dunia it u diikut i sekit ar 350 gay, waria, dan kaum het eroseksual dari dalam dan luar negeri.

(36)

Sont ak, keribut an dan t eriakan hist eris para pesert a bergem a. Dua waria yang sedang berlenggak- lenggok di at as panggung langsung lari t erbirit - birit t anpa m em pedulikan pakaian yang dikenakan. Bagaim ana t idak. Para penyerang it u m enghancurkan apa saj a yang m ereka j um pai, sepert i m ej a, lam pu, bahkan peralat an

sound syst em. Sebagian lagi m em ukuli bahkan m engej ar pesert a

sam pai ke luar gedung. Beberapa m obil dan m ot or yang sedang diparkir di halam an w ism a j uga m enj adi sasaran em puk perusakan.

Jean Pascal Elbaz, Direkt ur Lem baga I ndonesia- Perancis Yogyakart a, yang hadir dalam acara it u, j uga t ak luput dari sasaran. Saksi m at a j uga m elihat sebagian penyerang it u m eram pas dom pet , handphone, dan t as m ilik pesert a. Set elah m erusak dan m enganiaya,

set engah j am kem udian m ereka kabur m enggunakan bus dan m ot or. Puluhan pesert a m engalam i luka- luka, sebagian cukup serius, hingga harus diraw at di Rum ah Sakit Pant i Nugroho, Pakem , Slem an. Ada j uga beberapa yang m engalam i t raum a karena kej adian ini. “ Berdasarkan pengakuan 57 penyerang yang kam i t angkap, m ereka dari kelom pok Rem aj a Masj id Yogyakart a, Gerakan Pem uda Ka’bah, Gerakan Ant i Maksiat dan Darwis,” uj ar Kapolres Slem an, Superint enden Dj oko Subrot o.

Alasan m ereka diserang, m enurut pengakuan Ket ua Badan Koordinasi Pem uda Rem aj a Masj id Yogyakart a, Muham m ad Jazir, sem inar it u dit engarai hanya sebagai sebagai kedok aj ang pest a seks para gay. Sebelum acara berlangsung, Jazir m enegaskan, anak buahnya sem pat pura- pura m enanyakan kepada panit ia, apakah acara it u m enyediakan w aria yang bisa ‘dipakai’. “ Mereka m enj awab ya, ya bisa,” Tut ur Jazir. Selain it u, kat a dia lagi, di lokasi j uga dit em ukan

(37)

penyuluhan AI DS, m engapa dilaksanakan sam pai larut m alam , dan ada pest a segala?” uj ar Jazir penuh selidik. Dengan alasan it ulah para rem aj a it u m elakukan penert iban. “ Saya t idak m enginginkan t erj adinya kekerasan, t api kalau dipaksa m elakukan it u unt uk m em bela agam a, kam i t idak keberat an,” kat anya lagi.

Tuduhan dan ket erangan Jazir it u dibant ah panit ia penyelenggara dari Lent era Sahaj a, LSM yang bernaung di baw ah Perkum pulan Keluarga Berencana I ndonesia ( PKBI ) , Yogyakart a. Salah seorang panit ia yang t idak m au disebut kan nam anya m engat akan, acara it u m urni kegiat an kesenian dan penyuluhan t ent ang HI V/ AI DS. Tudingan adanya pasangan gay yang kepergok berhubungan int im j uga dibant ah. “ Sem ua panit ia berkum pul di ruangan ut am a t em pat acara berlangsung,” sum ber it u m enandaskan lagi.

Bant ahan ini dibenarkan Dj oko. Selain kegiat an it u sudah m em punyai izin, saat acara berlangsung, dua anggot anya m enj aga. Kecil kem ungkinan para polisi it u m em biarkan kem esum an para gay t erj adi. Muncul kecurigaan bahw a kegiat an m em bubarkan acara t ersebut t am paknya j uga t idak sem at a- m at a bert uj uan m em berant as kem aksiat an. Aksi m eram pas dom pet dan perhiasan m ilik pesert a m enunj ukkan kelom pok it u t idak st eril dari kaum berandalan. Arom a m inum an keras yang m enyebar dari m ulut penyerang, sepert i dit ut urkan salah sat u pesert a, sem akin m enguat kan dugaan it u. Tidak aneh j ika m uncul t uduhan ada m aksud lain di balik it u. Bukan t idak m ungkin, dengan dalih agam a, para rem aj a it u dipakai unt uk m em enuhi hasrat kepent ingan oknum t ert ent u. “ Mereka m engaku hanya diaj ak t em an unt uk m em bubarkan acara m aksiat , t anpa m aksud m erusak dan m enganiaya,” kat a Dj oko.

(38)

t erbat as, yakni lingkaran LGBTI it u sendiri. Nam un belakangan diket ahui, beberapa hari sebelum acara digelar, salah sat u t akm ir Masj id Jogokaryan, Kot a Gede, Yogyakart a, m enerim a surat kaleng yang m enyebut ada pest a seks para gay berkedok penyuluhan AI DS. “ Saya m em ang m elihat ada pihak lain yang ikut cam pur,” uj ar Dj oko.

Saat didesak siapa kelom pok yang dim aksud, Kapolres Slem an it u m enolak berkom ent ar labih j auh dengan alasan sedang m elakukan penyelidikan. Mungkin karena m em perhit ungkan kekuat an polit ik kelom pok it u, polisi belum t erlihat bert indak t egas. “ Kam i sulit m em bukt ikan senj at a dan pent ungan it u m ilik siapa,” kilah Dj oko. Alasan it u sulit dit erim a akal sehat , m engingat dua anak buahnya berada di lokasi saat kej adian berlangsung.

Bila proses hukum berlanj ut , sebet ulnya Mas Man ( salah seorang sekurit i yang berj aga pada saat acara) m au m enj adi saksi dalam kasus pem bubaran acara KKWK. Nam un, w akt u it u ada ancam an dari pihak “ uang” , yang diduga sebagai kelom pok yang m elakukan kekerasan. Selain it u, pihak PKBI , salah sat u penyelenggara acara, sedikit t akut hingga akhirnya m enyat akan kasus t ersebut dihent ikan saj a. I ni dilakukan dem i m enj aga keam anan lem baga PKBI .

Penanganan perkara pun t idak dilanj ut kan. Padahal saat it u t im advokasi yang t erdiri at as beberapa aliansi organisasi dan LSM sepert i PBHI ( Perhim punan Bant uan Hukum dan Hak Asasi Manusia Yogyakart a) m em iliki beberapa dat a yang berhubungan dengan kasus t ersebut . ( * )

3 . Ka su s pe m bu n u h a n t iga w a r ia di Ja k a r t a Ba r a t

(39)

Pada bulan Maret 2002 t erj adi suat u perist iwa yang t idak akan pernah dilupakan oleh kaum w aria, dan m erupakan bukt i nyat a di m ana aparat kepolisian t idak m am pu m engayom i bahkan m elindungi m asyarakat t erm asuk kaum m inorit as ( dalam hal ini kaum w aria) .

Pada w akt u it u sekit ar j am 23.00 WI B, salah sat u w aria yang sedang berada di Tanj ung Duren, Jakart a Barat , didekat i oleh seorang t am u. Taw ar- m enaw ar harga pun t erj adi ant ara waria t ersebut dengan t am unya sehingga akhirnya ada kesepakat an harga. Set elah set elah selesai m elayani t am unya, w aria t ersebut m enagih pem bayaran dari t am unya. Nam un t am u t ersebut m elanggar kesepakat an dengan m em bayar j auh di baw ah harga yang t elah disepakat i. Karena t am u t ersebut t idak m em bayar sesuai dengan kesepakat an m aka w aria t ersebut m enahan handphone ( HP) m ilik t am u t ersebut dan akan dikem balikan set elah pem bayaran dilunasi.

Merasa HP- nya dikuasai oleh w aria t ersebut m aka t am u t adi pergi m elaporkan kej adian t ersebut kepada aparat kepolisian dengan alasan bahw a HPnya t elah dicuri oleh seorang w aria. Karena sang t am u t elah pergi w aria t ersebut kem bali bert em u dengan t em an-t em an w aria yang lain dan kem bali m angkal m enanan-t i an-t am u yang lain.

Nam un beberapa j am kem udian t am u t ersebut dat ang dengan disert ai beberapa aparat kepolisian dari polsek Tanj ung Duren. Melihat aparat kepolisian m engham piri t em pat para waria, sert a m ert a para waria yang sedang berada di bawah t erowongan Tam an Anggrek lari unt uk m enyelam at kan dirinya karena dikira ada pem bersihan. Dalam aksi pengej aran it u aparat kepolisian berhasil m enangkap 3 orang w aria dan m enahan m ereka unt uk beberapa saat .

(40)

adalah kaw anan penj ahat yang dikej ar aparat kepolisian pada saat m elarikan diri.

Mendengar kej adian t ersebut beberapa waria dari Forum Kom unikasi Waria berupaya unt uk m elakukan proses pengam bilan ket iga j enazah w aria t ersebut . Nam un sekali lagi para w aria yang berniat baik unt uk m engurus ket iga rekan m ereka m endapat kan kesulit an dari pihak kepolisian dan m ereka j uga m endapat kan perlakuan yang kasar dari aparat kepolisian. Melihat t indakan aparat kepolisian yang sepert i it u m aka para w aria m enyepakat i unt uk m elakukan dem onst rasi ke Polres Jakart a Barat t anpa baj u/ benang sehelaipun di badan. Karena m endengar pernyat aan t ersebut , aparat kepolisian langsung m enanggapi keinginan m ereka dan m engeluarkan surat ket erangan unt uk dapat m engurus ket iga j enazah w aria yang pada saat it u sedang diot opsi di R.S. Cipt o Mangunkusum o ( RSCM) , Jakart a Pusat . Keesokan harinya ket iga j enazah baru bisa diam bil unt uk dikebum ikan. Dari ket iga j enazah t ersebut , sat u j enazah yang dikenal dengan nam a Neneng dibawa keluarganya pulang ke Lubuk Linggau ( Sum at era Selat an) unt uk dikebum ikan. Sedangkan dua j enazah lainnya dikebum ikan di TPU Selapaj ang, Tangerang.

(41)

dan sikap m anusiaw i agar j enazah t ersebut cepat dikebum ikan. Birokrasi yang berbelit - belit sudah sangat lum rah di Negeri I ndonesia ini, m elihat kej adian dan sit uasi yang t erj adi seharusnya dengan rasa kem anusiaan aparat kepolisian lebih proakt if dan berpihak pada m asyarakat . Hal t ersebut m engakibat kan pandangan kaum w aria t erhadap aparat kepolisian m enj adi m iring. Aparat kepolisian yang dianggap dapat m enj adi t em pat unt uk m endapat kan perlindungan bagi m asyarakat , berdasarkan perist iw a di at as t ernyat a t idak dapat diharapkan. Pasal 2 UU No. 2 t ahun 2002 t ent ang Kepolisian Negara Republik I ndonesia dikat akan bahwa “ Fungsi kepolisian adalah salah sat u fungsi pem erint ahan negara di bidang pem eliharaan keam anan dan ket ert iban m asyarakat , penegakan hukum , perlindungan, pengayom an, dan pelayanan kepada m asyarakat ” . Bahkan dalam pasal 14 UU No. 2 t ahun 2002 ayat ( 1) poin i dij elaskan bahw a t ugas pokok Kepolisian sebagaim ana pasal 13 UU No. 2 t ahun 2002 polisi bert ugas m elindungi keselam at an j iw a raga, hart a benda, m asyarakat , dan lingkungan hidup dari gangguan ket ert iban dan/ at au bencana t erm asuk m em berikan bant uan dan pert olongan dengan m enj unj ung t inggi hak asasi m anusia.

Selam a 2006- 2007 Arus Pelangi t elah berusaha m encari dat a lebih lengkap t ent ang kej adian ini. Nam un it u t ernyat a sangat sulit karena kej adiannya sudah lam a; upaya m endapat kan laporan visum et

repert um di RSCM t erbent ur birokrasi, t idak dit em ui saksi yang

bersedia, dan keluarga korban yang bisa m em berikan kuasa hukum , sem ua t inggal di luar Jakart a dan t idak ada alam at yang j elas.

4 . Pe m bu ba r a n Kon t e s W a r ia di Ja k a r t a

(42)

Jakart a sebagai ibu kot a negara RI t ernyat a j uga punya pot ensi besar t erhadap pelanggaran t erhadap hak- hak kelom pok LGBTI . Pelakunya beragam . Mulai orm as keagam aan t ert ent u, polisi, hingga sat uan polisi Pam ong Praj a ( Sat pol PP) .

Ket ika m enggelar kont es Miss Waria, m isalnya. Pagelaran rut in it u, yang dirayakan pada t anggal 26 Juni 2005, m endapat kecam an keras dari sebuah orm as keagam aan. Diw akili serat us orang anggot anya, m ereka m enunt ut panit ia penyelenggara m enghent ikan dan m em bubarkan acara yang dihelat di gedung Sarinah, Jalan M.H. Tham rin, Jakart a Pusat it u.

Tak ingin sit uasi m akin runyam , Ruhut Sit om pul selaku w akil penyelenggara kont es Miss Waria, berusaha m enengahi kedua belah pihak yang berseberangan. Nam un, pihak FPI ( Front Pem bela I slam ) t et ap bersikukuh agar acara t ersebut dihent ikan karena m elanggar norm a agam a. Tapi unt ungnya, pem aksaan kehendak it u dapat diredam aparat . Puluhan anggot a dari Polsek Ment eng dan Polres Jakart a Pusat m engaw al ket at perhelat an yang sudah dua kali digelar t ersebut . Akhirnya, kont es it u t et ap berlangsung hingga selesai sesuai j adw al yang disepakat i dan niat t indak kekerasan yang t adinya j elas-j elas dit unelas-j ukkan FPI , t idak t erw uelas-j ud. ( * )

5 . Ka su s Pe m bu n u h a n Bu di ( Su k a bu m i)

Pe n ye lidik a n Be r h e n t i k a r e n a An gga r a n

(43)

sebilah pisau. Pada bagian leher korban t erdapat goresan benda t aj am . Korban dit em ukan pert am a kali oleh rekannya, I yang3.

Berdasarkan ket erangan saat penandat angan penunj ukan Lem baga Sw adaya Masyarakat ( LSM) Arus Pelangi sebagai kuasa hukum unt uk m elakukan upaya advokasi, pihak keluarga m engat akan bahw a rekan t erdekat Budi sebelum I yang adalah Andy4. Andy, kat a pihak keluarga, seringkali bert indak kasar t erhadap Budi. Sayangnya, hingga saat ini biodat a dugaan pelaku m asih belum diket ahui. I ni dikarenakan pihak Polres Sukabum i t idak m elanj ut kan proses penyelidikan t ersebut . Dalihnya, ket erbat asan para saksi dan anggaran. Sej auh ini, t indakan hukum yang dilakukan kepolisian hanyalah m em eriksa para saksi, khususnya yang berhubungan dengan korban sem asa hidupnya.

Alasan- alasan ket erbat asan, m enurut Arus Pelangi, t ent u saj a t idak dapat dibenarkan. Polisi m est inya m elakukan invest igasi ulang karena m inim nya bukt i dan saksi yang dit em ukan pihak penyidik. Tapi kenyat aannya, t im advokasi Arus Pelangi hingga kini belum m endapat kan dokum ent asi dari Polres Sukabum i t erkait perist iw a nahas t ersebut . ( * )

6 . Ka su s Pe m bu n u h a n V e r a ( Pu r w ok e r t o)

N ya w a m a n u sia diba n din gk a n de n ga n k e n da r a a n be r m ot or

Pada 29 Okt ober 2005 sekit ar pukul 21.00 WI B, Vera ( w aria) yang sedang berdiri di Jl. S. Parm an, Purw okert o, t epat nya di depan dealer m ot or Kym co, diham piri oleh seorang pria yang m em akai

3

Bukan nam a asli.

4

(44)

j aket hit am dan t opi. Tidak lam a set elah it u keduanya berj alan ke arah ladang di sam ping sebuah but ik yang agak gelap sehingga kem udian t idak kelihat an. Nam un beberapa saat kem udian t erdengar suara m int a t olong, dan t erdengar oleh beberapa t em an korban yang t idak j auh dari daerah t ersebut . Set elah dit em ukan t ernyat a Vera sedang t erkapar penuh lum pur dan ada darah yang keluar dari bagian dada korban hingga korban kem udian dibawa ke t em pat kosnya unt uk dibersihkan. Set elah selesai dibersihkan Vera dibawa ke RSUD Dr. Margono, Purw okert o oleh t em annya dan aparat kepolisian set em pat . Nam un sayang akhirnya Vera m eninggal dunia di RS it u pada 5 Nopem ber 2006 dikarenakan t idak m am pu pem bayar biaya pengobat an.

Sekilas m em ang perist iwa ini sam a sepert i perist iwa penganiayaan lainnya, kecuali m elibat kan seorang korban w aria. Nam un di dalam proses penanganan hukum nya t ernyat a banyak sekali bent uk diskrim inasi yang dilakukan oleh aparat kepolisian set em pat .

Sew akt u t im advokasi Arus Pelangi pert am a kali m endat angi kant or kepolisian sekt or Purw okert o Selat an, t im dikej ut kan dengan pernyat aan- pernyat aan yang diucapkan oleh Kapolsek pada w akt u it u. Dia m engat akan bahw a kepolisian sudah banyak m em bant u dalam proses peraw at an Vera hingga korban m eninggal dunia. Nam un kepolisian belum dapat m enangani kasus ini karena kekurangan bukt i dan saksi. “ Selain it u banyak sekali kasus pencurian kendaraan berm ot or yang harus kam i t angani. Sehingga kam i belum sem pat berfokus pada kasus pem bunuhan Vera,” ucap Kapolsek kepada t im advokasi.

(45)

dit angani?” Mendengar pernyat aan sepert i it u, sepulangnya ke Jakart a t im advokasi langsung m elayangkan surat pengaduan kepada Ket ua Kom nas HAM, Kapolri, dan Ket ua DPR- RI .

Hasilnya cukup m em uaskan. Berdasarkan MOU penanganan kasus pelanggaran hak- hak m anusia ant ara Kom nas HAM dengan POLRI , m aka salah sat u anggot a kom isioner Kom nas HAM langsung m elayangkan surat t ekanan kepada Kapolri, Kapolda Jaw a Tengah, Ket ua DPR- RI dan Gubernur Jaw a Tengah. Set elah m enerim a surat it u, Kapolda Jaw a Tengah langsung m em erint ahkan j aj aran di bawahnya unt uk segera m enangani kasus pem bunuhan Vera ini.

Set elah ham pir dua t ahun lam anya, akhirnya pada 11 Juli 2007 berkas perkara kasus pem bunuhan Vera disidangkan di PN Purw okert o. Persidangan kasus ini berj alan ham pir em pat bulan lam anya. Pada 23 Okt ober 2007, m aj elis hakim Pengadilan Negeri Purw okert o m enghukum pelaku pem bunuhan ( Gogi Yusant a) dengan hukum an 6 t ahun penj ara. ( * )

7 . Ka su s Te r or Ar u s Pe la n gi Ba n yu m a s

Or m a s isla m a n ca m m e la k u k a n k e k e r a sa n

Pada 5 Novem ber 2005, Arus Pelangi Banyum as ( APB) , Jaw a Tengah, resm i dikukuhkan sebagai organisasi yang m em bela kaum LGBTI . Acara yang diadakan di DD Diskot ek Purw okert o ini bukan hanya dihadiri para LGBTI se- Banyum as, t et api j uga m endapat perhat ian dari beberapa w art aw an m edia lokal set em pat . Sehingga keesokan harinya, t ent u saj a acara pengukuhan ini sudah t erpam pang di beberapa surat kabar lokal.

(46)

kecam an dan t eror dari beberapa orm as I slam di Purw okert o. Keberadaan APB m ulai m enj adi kont roversi di kalangan orm as I slam it u.

Kont roversi it u m ulai m em anas pada 2006. Puncaknya adalah ket ika APB m engadakan kegiat an Perkem ahan Sabt u- Minggu ( Persam i) LGBTI pada 16- 17 Sept em ber 2006 di Bum i Perkem ahan Kendalisada, Purw okert o, Jaw a Tengah. Persam i LGBTI m erupakan yang pert am a diadakan di I ndonesia. Acara ini diikut i sekit ar 150 LGBTI dari berbagai daerah sepert i Banyum as, Yogya, Cilacap, dan perw akilan dari Arus Pelangi Jakart a.

Sehari sebelum kegiat an it u dilaksanakan, 15 Sept em ber 2006, ada ancam an via SMS. Layanan pesan singkat ini dikirim kan kepada t iga anggot a Arus Pelangi Banyum as. Mereka adalah Sandy ( Ket ua APB) , Mario ( Sekret aris APB) , dan Chandra ( Ket ua Badan Pengaw as APB) . Ancam an ini dat ang dari Kesat uan Aksi Mahasiswa Muslim I ndonesia ( KAMMI ) Purw okert o. I si pesannya sebagai berikut :

’’Assalam ualaikum . Kam i dari Kesat uan Aksi Mahasisw a

Muslim I ndonesia - Purwokert o dengan ini m em peringat kan

kepada Saudara bahw a acara yang akan Anda selenggarakan

besok di Bum per Kendalisada yait u kem ah kaum gay dan lesbian

unt uk segera dibat alkan. Jika t idak kam i besert a orm as I slam di

Purwokert o lainnya akan bert indak anarkis unt uk m em bubarkan

acara it u dengan cara kam i. Terim a kasih at as perhat iannya.

Wassalam .”

(47)

m enghubungi Arus Pelangi Jakart a unt uk m em int a pendapat . Di akhir pem bicaraan, Sandy sepakat bahwa kegiat an it u harus t et ap dij alankan sam bil m enunggu kedat angan perw akilan Arus Pelangi Jakart a unt uk m em bant u m em int a bant uan pengam anan dari pihak kepolisian set em pat .

Set ibanya di Purw okert o, perwakilan Arus Pelangi Jakart a langsung m enem ui Andy dan bersam a- sam a m enuj u Polsek Kendalisada unt uk m elaporkan ancam an t ersebut . Set elah m enj elaskan duduk perkaranya, akhirnya pihak kepolisian berj anj i akan m engam ankan kegiat an t ersebut dengan m enurunkan m obil pat roli ke Bum i Perkem ahan Kendalisada selam a kegiat an Persam i. Berit a t ent ang kegiat an Persam i LGBTI ini t elah dipublikasikan di Radar Banyum as ( 17 Sept em ber 2006) dengan j udul ’’150 LGBTI

Berkem ah di Kendalisada’’, dan di harian I ndo Pos ( 21 Sept em ber 2006) dengan j udul ’’Purw okert o Pert am a, Perkem ahan LGBTI di I ndonesia’’.

Bent uk kecam an dan t eror t erhadap keberadaan organisasi APB sebagai pem bela kaum LGBTI dari beberapa orm as I slam Purwokert o dan sekit arnya m asih t erus berlangsung. Di ant aranya oleh Pengurus daerah Muham m adiyah Purwokert o, Pengurus cabang Nahdlat ul Ulam a Banyum as, dan Badan Koordinasi Um at I slam . Bahkan aksi dem onst rasi m enolak keberadaan Arus Pelangi Banyum as j uga dilakukan Gerakan Pem uda Kakbah Banyum as pada 15 Novem ber 2006. Aksi m ereka dipicu oleh pem berit aan surat kabar lokal yang m eliput acara pengukuhan Arus Pelangi Banyum as ( APB) sebagai organisasi LGBT set em pat .

(48)

akan m em bakar rum ah sem ua pengurus Arus Pelangi j ika organisasi ini t idak segera dibubarkan.

Bent uk aksi dem onst rasi dan pernyat aan sikap t ersebut dim uat di beberapa m edia cet ak yakni harian Suara Merdeka dengan j udul Muham m adiyah dan NU Tolak Organisasi Gay ( 7 Novem ber 2006) ,

harian Kom pas dengan j udul Organisasi Kaum Gay dan Lesbian Diprot es Warga ( 16 Novem ber 2006) , dan harian Seput ar I ndonesia

dengan j udul GPK Banyum as Desak Pem kab Bubarkan Arus Pelangi ( 16 Novem ber 2006) . Lucunya, pem da hanya m ain m anis saj a dengan m engat akan akan m enunggu pendaft aran APB dan m em pelaj ari kasusnya lebih lanj ut . Padahal pem da t ahu bahw a sebet ulnya t idak ada halangan apapun t erhadap keberadaan APB. ( * )

8 . St igm a t isa si Kom u n it a s Ga y ( Ja k a r t a )

Pe n a n gk a pa n 2 0 Ga y di Pu loga du n g

Ada pula kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Salah sat unya t erj adi di t erm inal Pulogadung, Jakart a Tim ur. Malam it u, sekit ar pukul 22.00, bulan Okt ober 2006, sekelom pok gay yang asyik berkum pul di sebuah w arung t erm inal, didat angi enam polisi. Mereka m em int a kart u ident it as 20 orang gay. Meski sem uanya m em iliki KTP, aparat t et ap saj a m enggiringnya ke Polsek Pulogadung, Jakart a Tim ur. Mereka dinilai pet ugas m engganggu ket ent eram an m asyarakat .

(49)

sakit yang m enyukai sesam a j enis ya? Dan kalian past i j uga t erm asuk laki- laki penj ual seks?” t anya pet ugas t ersebut .

Derwin5, salah seorang gay, berusaha m enj elaskan bahw a kaw an- kaw annya t idak sepert i yang dit uduhkan. Tapi, t et ap saj a pihak kepolisian m em perkarakan m ereka. Keesokan harinya, perkara m ereka yang sebenarnya sepele, m enj adi berit a m enarik di beberapa m edia. ( * )

9 . Ka su s Pe n yik sa a n Pa sa n ga n Ga y ( Ace h )

D ipa k sa Er e k si di D e pa n Polisi

Bekerj a di Lem baga Sw adaya Masyarakat ( LSM) yang m em bela kaum m arginal t ernyat a t idak m enj adikan orang t ersebut m endapat perlakuan adil. I ni bukanlah kasus t erakhir dari banyaknya kasus penganiayaan dan pelecehan seksual yang dialam i beberapa m asyarakat kit a. I ronisnya, polisi yang m est inya m enj adi pelindung m asyarakat , t ernyat a j auh lebih keras dalam ‘m engadili’ seseorang.

Hart oyo, m isalnya. Pria yang sehari- harinya bekerj a di Yayasan Mat ahari Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam ( NAD) , ini t ak pernah m enyangka bahw a dirinya akan berhadapan dengan aparat polisi dengan cara t idak m enyenangkan. Bagaim ana kisahnya?

Hari it u, Senin, 22 Januari 2005, Hart oyo baru saj a pulang dari pert em uan di Warung kopi Solong, Ulee Kareng. Set elah t iba di kosnya pukul 21.30, pria berusia 32 t ahun ini, langsung m andi dan kem udian t idur. Nam un, t idak lam a berselang, seseorang m enget uk pint u rum ahnya. Ternyat a ‘pacar’- nya bernam a Bobby6 yang berkunj ung.

5

Bukan nam a asli.

6

(50)

Mereka lalu m enont on berit a gem pa di sebuah t elevisi swast a. Kos-kosan t ersebut berlant ai dua, dan kam ar Hart oyo t erlet ak di lant ai at as. Beberapa m enit kem udian, pacarnya m enyat akan ingin m enont on film t ent ang gay. Tet api ket ika dicoba, t ernyat a DVD film t ersebut t idak bisa diput ar. Keduanya kem bali m enont on berit a dan t ak lam a kem udian berm esraan.

Ket ika sedang ‘asyik’, t erdengar suara orang naik t angga dan m asuk kam ar sebelah Hart oyo. Beberapa lam a kem udian lam pu di kam ar t ersebut m at i. Set elah it u, t erdengar orang keluar dari kam ar dan t urun ke lant ai sat u. Hart oyo dan Bobby m asih berm esraan. Pria yang aslinya beralam at di Binj ai, Medan, it u, hanya m engenakan celana pendek. Sedang pacarnya, Bobby, t idak m engenakan apapun. Lalu kem bali t erdengar ada orang naik t angga dan t iba- t iba pint u kam ar Hart oyo didobrak begit u keras hingga t erbuka, lalu diiringi suara gaduh. Dua orang m asuk ke kam ar Hart oyo. Salah sat unya, dia kenal sebagai pekerj a di w arung kopi Pesona. Mereka lalu m em ukuli, m enendang, m enam par Bobby pada bagian waj ah dan badan. Mereka j uga m erusak barang- barang yang ada di kam ar kos Hart oyo. Kej adian ini t erj adi sekit ar pukul 23.30 w akt u set em pat .

Dalam keadaan ket akut an, sepasang kekasih ini disuruh t urun ke lant ai sat u. Ternyat a di baw ah sudah banyak orang, sekit ar 10- 15. Mereka m enghuj at kedua pasangan yang lagi dim abuk kepayang t ersebut . Berm acam - m acam um pat an t elont ar. Ant ara lain, “ Orang luar buat m alu saj a di daerah orang. Rum ah t em pat cari m akan kau kot ori pula.” Bahkan, sekit ar 4- 5 orang m em ukuli dan m enendang habis- habisan.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data yang digunakan Wilcoxon Signed Rank Test, dari perhitungan tersebut didapatkan nilai Z=2,616, dengan p(0.009)p<0,05, ini membuktikan bahwa

Renstra Badan Lingkungan hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi Tahun 2010- 2015 merupakan perencanaan jangka menengah yang berisikan tentang gambaran sasaran atau

Tidak akan melaksanakan dan atau mengikuti kegiatan yang bersifat kaderisasi/orientasi studi/latihan- latihan yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa atau organisasi

In the first year, the research aims at (1) identifiying the postcolonial forms in foreign language (western) university textbooks in Indonesia in recent decades;

Penasehat Akademik PPS

Adapun tujuan dari menentukan lokasi perusahaan adalah untuk memberikan kemudahan dan juga kenyamanan kepada para konsumen yang mengunjungi perusahaan dan

Pada hari ini Jumat tanggal satu bulan Mei tahun dua ribu tiga belas, Kami yang bertandatangan dibawah ini Panitia Pengada an Barang/Jasa Kejaksaan Negeri Pematangsiantar

Guna melakukan Pembuktian Dokumen Kualifikasi atas Penawaran yang disampaikan oleh Perusahaan Saudara dan diharapkan perusahaan membawa kelengkapan Administrasi sebagai berikut