• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIRARKI DAN TRANSISI PADA RUANG DALAM BA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HIRARKI DAN TRANSISI PADA RUANG DALAM BA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

a r s i t e k t u r e - J o u r n a l , Vo l u me 8 No mo r 2 , No v e mb e r 2 0 1 5

62

HIRARKI DAN TRANSISI

PADA RUANG DALAM BANGUNAN RUMAH GADANG

DI KAWASAN ALAM SURAMBI

SUNGAI PAGU – SUMATERA BARAT

Maulana Abdullah, Antariksa, Noviani Suryasari

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145

e-mail: maulanaabdullah92@gmail.com

ABSTRAK

Rumah tradisional di wilayah Nusantara memiliki berbagai macam ciri khas tersendiri dalam menghadapi perkembangan jaman sejak didirikan. Pada saat itu arsitektur telah membuktikan bahwa penerapan ilmu memiliki pandangan yang begitu jauh ke depan dengan bertahannya bangunan-bangunan tradisional tersebut hingga saat ini. Salah satunya adalah adat Minangkabau, terletak di Provinsi Sumatera Barat yang memiliki rumah tradisional, yaitu Rumah Gadang. Keberadaan Rumah Gadang ini tersebar diberbagai wilayah di Sumatera Barat, dengan jenis yang bermacam-macam dan beberapa rumah masih memiliki bentuk asli luar maupun dalamnya. Berjalannya waktu mengakibatkan semakin berkurangnya bangunan-bangunan tersebut akibat bencana alam dan kondisi rumah itu sendiri. Salah satu kawasan yang menjadi wilayah terbanyak Rumah Gadang adalah Kawasan Alam Surambi Sungai Pagu yang memiliki julukan Nagari Saribu Rumah Gadang. Studi ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu turun langsung ke lapangan untuk mengetahui pola ruang dalam pada Rumah Gadang dengan fokus pada hirarki serta transisi ruang. Hasil studi menunjukan bahwa hirarki dan transisi ruang dalam bangunan Rumah Gadang pada umumnya memiliki tingkatan tertentu disetiap kategori rumah yang terdapat di kawasan tersebut. Hirarki pada bangunan Rumah Gadang yang terdiri dari ruang tengah yang berada di bagian depan, anjuang yang berada di bagian kanan dan bagian kiri dinaikan satu lantai tanpa ada pembatas, dan kamar tidur yang berada di bagian belakang. Hirarki tersebut dihubungkan dengan transisi yang setiap tahapannya memiliki bentuk dan makna yang berbeda. Kata Kunci: arsitektur Nusantara, rumah tradisional, hirarki, transisi

ABSTRACT

Traditional house in Nusantara has a wide range of distinctive characteristics in the face of changing times since it’s built. At that time architecture has been proven that the application of science has a view that is so far ahead with the persistence of traditional buildings are up to date. One is the traditional Minangkabau, located in the province of West Sumatra, which has a traditional house is called Rumah Gadang. The existence of the Rumah Gadang is scattered in various areas in West Sumatra, with varying types and some houses still have the original form outside as well as inside. The passage of time led to the reduction in these buildings due to natural disasters and the condition of the house itself. One area that became the largest region is the Rumah Gadang Kawasan Alam Surambi Sungai Pagu which has the name Nagari Saribu Rumah Gadang. This study is conducted by using descriptive method that fell directly into the field to find a pattern in the space at the Rumah Gadang with a focus on hierarchy and transition space. The results of this study showed that the hierarchy and the transition to a room in the Rumah Gadang building in general have a certain level of each category of homes that are in the region. Hierarchy in building the Rumah Gadang comprising living room are located on the front, anjuang located on the right and left side of the raised floor without any barrier, and the bedrooms are located at the rear. The hierarchy associated with the transition that each stage has different forms and meanings.

(2)

a r s i t e k t u r e - J o u r n a l , Vo l u me 8 No mo r 2 , No v e mb e r 2 0 1 5

63

Pendahuluan

Rumah tradisional Nusantara merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Keanekaragaman suku dan adat di setiap kepulauan memberikan ciri khas yang berbeda di setiap daerah. Keberadaannya pun masih bertahan hingga saat ini dari upacara-upacara adat yang berlangsung, pakaian-pakaian adat hingga bangunan-bangunan yang sudah berdiri sejak masyarakat adat itu terbentuk. Setiap wilayah memiliki bentuk dan tatanan ruang rumah tradisional yang berbeda karena menyesuikan dengan letak geografis dan menyesuaikan pula pada kebiasaan-kebiasaan adat tersebut. Keberadaanya saat ini mungkin sudah mulai berkurang karena pengaruh globalisasi yang menuntut para masyarakat untuk hidup mengikuti kebiasaan dunia barat. Modernisasi yang dipandang masyarakat saat adalah mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang justru bukan budaya Indonesia sendiri, padahal perkembangan-perkembangan yang menuju ke arah modernisasi tidak harus meninggalkan adat budaya negara dan bangsa kita sendiri. Selain itu karena kurangnya pelaksanaan pelestarian dan kegiatan menjaga bangunan-bangunan tradisional tersebut, banyak yang dibiarkan dan dibongkar. Keberadaannya mulai terancam dan kebudayaan Indonesia yang terletak di seluruh daerah Nusantara akan hilang sedikit demi sedikit. Rumah-rumah tradisional yang berada di Nusantara pada perkembangannya telah membuktikan bahwa pandangan-pandangan nenek moyang jaman dulu terhadap ilmu arsitektur sudah dipikiran ke depan untuk menghadapi kondisi alam di Indonesia.

Rumah Gadang adalah salah satu peninggalan nenek moyang di Indonesia, yaitu

suku Minangkabau. Terletak di Sumatera Barat, Kawasan Alam Surambi Sungai Pagu merupakan kawasan yang memiliki banyak Rumah Gadang yang masih bertahan. Hal ini tentu menjadi salah satu kebanggaan bagi budaya bangsa Indonesia, karena inilah identitas yang patut untuk dipertahankan. Salah satu yang menjadi perhatian dari rumah-rumah tersebut adalah bentuk luar dan dalamnya yang tidak berubah, dan selalu dilakukan perawatan oleh pemiliknya. Namun tidak semua mendapat perlakuan seperti itu, mengingat biaya dari perawatannya yang terbilang tidak murah. Pola ruang dalam bangunan Rumah Gadang di kawasan Alam Surambi Sungai Pagu memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan fungsi masing-masing ruang dan kebutuhan para penghuninya. Terdapat tingkatan-tingkatan di dalam ruang Rumah Gadang yang membedakan ruang terendah dan ruang tertinggi, salah satu tingkatan terlihat secara fisik adalah kenaikan lantai pada ruang anjuang pada sisi pangkal dan ujung di dalam bangunan. Pola ruang dalam bangunan ini juga terbentuk oleh sirkulasi yang berawal dari pintu masuk menuju ruang-ruang yang berada di dalamnya dengan alur tingkatan-tingkatan oleh peletakan ruang-ruang sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya.

(3)

a r s i t e k t u r e - J o u r n a l , Vo l u me 8 No mo r 2 , No v e mb e r 2 0 1 5

64

Sebuah Rumah Gadang didasarkan kepada peritungan jumlah ruang, dalam bilangan yang ganjil, dimulai dari tiga. Jumlah ruangan biasanya ada tujuh tetapi ada juga yang jumlah ruangannya tujuh belas. Secara melebar Rumah Gadang dibagi dalam

didieh, biasanya mempunya tiga didieh. Sebuah didieh digunakan sebagai biliek (ruang

tidur), sebuah ruangan yang dibatasi oleh empat dinding yang bersifat khusus dan pribadi. Menurut letaknya, ruangan dalam Rumah Gadang terdiri atas 1. Ruang depan: Merupakan ruang besar, dipakai sebagai ruang keluarga, rapat, menerima tamu dan sebagainya. 2. Ruang tengah: Terdiri dari kamar-kamar, dipakai untuk kamar tidur penghuni wanita bersama suaminya. 3. Ruang anjungan: Bangunannya lebih tinggi dari ruang depan, sebelah kiri dan sebelah kanan dipakai untuk tempat wanita yang baru menikah. 4. Ruang belakang: Merupakan dapur tanpa kamar mandi, kamar mandi berada di luar dengan dipancuran diluar Rumah Gadang. Bangunan asli [Syamsidar, 1991]

Rumah Gadang, yaitu sebagai berikut: 1. Badan rumah adat bentuknya persegi panjang;

2. Atapnya berbentuk runcing dan bentuk atap segi tiga dari samping; 3. Kolom atau tiang, susunannya berjejer, satu jejer 5 buah tiang, untuk satu bangunan dengan 5 ruang diperlukan 30 buah tiang; 4. Lantai berlanjar (linier) 4 (biliek, bandua, labuah, balai); 5. Dinding depan kayu, dinding belakang dengan jalinan bambu; 6. Jendela yang disebut “pintu”; 7. Pintu masuk yang memakai tangga.

Transisi pada suatu bangunan adalah penghubung dua tempat, dalam hal ini adalah pintu. Pintu adalah sesuatu yang kita lalui untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain; dan jendela adalah sesuatu yang membuat kita bisa melihat ke luar ruangan dan yang menyebabkan cahaya dan udara dapat masuk ke ruangan [Unwin, 1997]. Hirarki dalam arsitektur adalah sebuah rangkaian atau rute tingkatan yang dialami dalam sebuah arsitektur. Dalam mengalami suatu hirarki, seseorang harus melalui sebuah jalan/path. Sebuah jalan/path bisa berupa ramp atau tangga [Unwin, 1997]. Aspek bentuk bangunan serta bentuk pola ruangnya merupakan salah satu hal yang menarik untuk dilakukan penelitian. Susunan ruang yang berada di kawasan ini memiliki ciri khas tidak seperti rumah pada biasanya pada saat ini. Rumah tersebut memiliki fungsi tidak hanya sebagai tempat tinggal, namun juga menjadi tempat untuk melakukan musyawarah, pelaksaan upacara adat seperti pernikahan, pengangkatan kepala adat/penghulu dan masih banyak lagi kegiatan yang lainnya.

Metode Penelitian

Studi pola ruang dalam pada bangunan Rumah Gadang ini, dilakukan dengan mengamati pola ruang dalam bangunan melewati gambar denah, observasi langsung dan wawancara dengan penghuni rumah untuk mencari kembali informasi-informasi tentang rumah tersebut. Menggunakan metode deskriptif bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan suatu keadaan yang memberi pengaruh pada pola ruang. Pola ruang dalam yang fokus pada hirarki dan transisi ini diidentifikasi dengan menganalisis gambar denah dari segi pola ruang dalam, sehingga didapatkan pola yang terbentuk pada banguann tersebut. Semua kegiatan studi dikoridori oleh variabel-variabel yang nantinya menjadi arahan dalam analisis denah-denah bangunan Rumah Gadang dan dikelompokkan sesuai dengan kasus yang dikaji. Pola ruang dalam yang dibahas pada studi ini bersifat mewakilkan bila satu bangunan dengan bangunan yang lain memiliki pola ruang dalam yang sama. Dengan pertimbangan jenis dan keadaan setiap

Rumah Gadang yang berada di kawasan Alam Surambi Sungai Pagu merupakan

(4)

a r s i t e k t u r e - J o u r n a l , Vo l u me 8 No mo r 2 , No v e mb e r 2 0 1 5

65

Hasil dan Pembahasan

Rumah Gadang di kawasan ini terbagi atas lima kategori yang telah dikumpulkan

dari beberapa objek studi selama di lapangan. Pembagian tersebut dikelompokkan menurut fungsi, bentuk ruang dalam serta tingkatan-tingkatan status masing-masing rumah. Rumah yang pertama adalah sebagai berikut:

1. Rumah Gadang tinggal raja

Rumah ini merupakan tempat bagi raja dan keluarganya tinggal serta melakukan kegiatan dalam sistem kekerajaan. Ruang-ruang yang terdapat di dalamnya berupa (Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3):

a. Ruang tengah yang digunakan sebagai tempat berkumpul keluarga, menerima tamu, makan dan musyawarah. Pada kegiatan-kegiatan tertentu ruang tengah menjadi tempat bagi para rakyat dan penghulu-penghulu saat ada upacara adat serta menjadi tempat para tamu saat adanya acara pernikahan.

b. Ruang anjuang yang berada di sisi kiri yang merupakan tempat tertinggi bagi raja pada saat pelaksanaan upacara adat sementara di tingkatan kedua dibawahnya merupakan tempat bagi para pembantu-pembantu raja dibidangnya masing-masing, bagian kanan untuk para tamu saat adanya kunjungan ke rumah tersebut dan sebagai tempat staff raja saat adanya kegiatan adat.

c. Kamar tidur yang berada di belakang dipergunakan untuk istirahat bagi raja serta keluarganya.

Ruang untuk dapur serta kamar mandi terletak di luar bangunan utama, biasanya berada di sisi kanan yang beredekatan kamar tidur para perempuan yang berada di dalam rumah untuk memudahkan para perempuan mengakses ruang tersebut.

(5)

a r s i t e k t u r e - J o u r n a l , Vo l u me 8 No mo r 2 , No v e mb e r 2 0 1 5

66

Gambar 2. Ruang yang berada di dalam Rumah Gadang tinggal raja.

Transisi pada pergerakan di dalam ruang dalam Rumah Gadang tinggal raja ini memiliki tiga pembagian, yaitu transisi menuju ruang tengah, transisi menuju kamar tidur dan transisi menuju anjuang. Hal istimewa dari transisi ruang dalam, yaitu pada anjuang raja dan area tersebut tidak bisa dicapai oleh sembarang orang, karena hanya raja dan keturunannya yang menempati. Transisi di ruang dalam rumah ini dihubungkan oleh ruang tengah yang merupakan ruang utama dengan berbagai pembatas seperti pintu, kenaikan lantai dan kain.

(6)

a r s i t e k t u r e - J o u r n a l , Vo l u me 8 No mo r 2 , No v e mb e r 2 0 1 5

67

terdapat di belakang rumah ini sebagai tempat privat yang hanya digunakan bagi penghuni saja.

2. Rumah Gadang pemerintahan raja

Rumah ini merupakan tempat menjalankan pemerintahan bagi raja yang menjabat saat itu. Ruang-ruangnya lebih diperuntukan untuk pelaksanaan kegiatan raja. Ruang-ruang yang terdapat di dalamnya adalah sebagai berikut (Gambar 4, Gambar 5, dan Gambar 6):

a. Ruang tengah yang merupakan ruang utama sebagai ruang terbuka dalam rumah ini. Pada ruang ini, lebih besar dari ruang tengah rumah tinggal raja karena memang diperuntukan kegiatan adat dan ditempati oleh penghulu-penghulu serta masyarakat lainnya yang ikut dalam kegiatan upacara. Ruang tengah juga menjadi ruang penerima tamu yang menjadi tempat penghormatan bagi para pelancong dari negeri seberang.

b. Ruang anjuang yang berada di sisi kiri yang merupakan tempat bagi raja beserta keturunannya saat adanya kegiatan adat. Pada bagian kanan yang merupakan tempat bagi para tamu, staff raja beserta para pegiat adat seperti para pemain alat musik yang diperdengarkan pada saat adanya kegaiatan adat.

c. Ruang kamar tidur berada di bagian kanan dan hanya berjumlah dua yang menjadi tempat istirahat raja dan tamu, tidak ada yang diperuntukkan bagi keluarga karena ini adalah rumah khusus untuk pelaksanaan pemerintahan raja. Ruang ini juga menjadi tempat untuk merawat pada saat raja jatuh sakit. d. Ruang kamar mandi serta dapur juga terdapat di luar bangunan utama

yang terdapat di bagian sisi kanan bangunan dan berada di bawah. Kamar mandi terletak di bawah karena merupakan tempat yang rendah.

(7)

a r s i t e k t u r e - J o u r n a l , Vo l u me 8 No mo r 2 , No v e mb e r 2 0 1 5

68

Gambar 5. Ruang yang berada di dalam Rumah Gadang pemerintahan raja.

(8)

a r s i t e k t u r e - J o u r n a l , Vo l u me 8 No mo r 2 , No v e mb e r 2 0 1 5

69

Transisi pada rumah ini terbagi atas empat, yaitu transisi menuju ruang depan, transisi menuju ruang tengah yang merupakan ruang utama, transisi menuju kamar tidur raja dan tamu serta transisi menuju anjuang yang memiliki dua tingkatan. Transisi ini hampir sama dengan Rumah Gadang tinggal raja, namun pada rumah ini memiliki ruang depan.

Hirarki pada ruang-ruang yang berada di dalam rumah pemerintahan raja tidak jauh beda dengan rumah tinggal raja. Ruang tengah yang merupakan ruang terbuka di dalam rumah merupakan tingkatan terendah sebagai ruang publik di dalam rumah selanjutnya menuju ruang anjuang tengah bagian kiri yang menjadi penghubung ke arah anjuang raja dengan adanya kenaikan lantai dan tanpa pembatas ruang. Ruang anjuang tengah bagian kanan yang merupakan tempat bagi para staff dan pegiat adat yang juga memiliki dua tingkatan yang merupakan ruang semi publik. Ruang tidur yang juga merupakan tempat privat terletak di bagian belakang rumah ini.

3. Rumah Gadang rakyat kategori satu

Rumah ini merupakan rumah yang pada umumnya terdapat di Kawasan Alam Surambi Sungai Pagu. Rumah ini merupakan tempat tinggal bagi para masyarakat adat Minangkabau yang biasanya juga digunakan sebagai tempat kegiatan adat seperti musyawarah, pernikahan dan pengangkatan penghulu. Ruang-ruang yang terdapat di dalam rumah ini adalah sebagai berikut (Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9):

a. Ruang tengah yang terdiri dari dua linier dan terdapat di depan menjadi tempat berkumpulnya para keluarga dan menerima tamu. Ruang ini biasanya menjadi tempat utama masuk ke dalam rumah melalui pintu yang berada di bagian kanan depan, menuju pintu masuk melalui tangga.

b. Ruang anjuang pada rumah ini berada di bagian kanan atau berada di bagian kiri atau berada di kedua bagian tersebut. Pada umumnya ruang anjuang terdapat di bagian kiri yang berfungsi lebih banyak dibanding yang terdapat di kanan. Pada bagian kiri, anjuang digunakan sebagai tempat kehormatan bagi penghulu yang diangkat pada saat itu, pengucapan sumpah dan pengangkatannya digunakan ruang tersebut. Selain pengangkatan penghulu ada pula pernikahan yang menggunakan ruang tersebut, pelaksaan ijab kabul pada anjuang kiri bagian depan. Sementara untuk anjuang yang berada di bagian kanan, digunakan sebagai tempat penerima tamu dan tempat merawat bagi penghuni yang sakit.

c. Ruang kamar tidur berada di sepanjang linier ketiga yang berada paling belakang, ruang ini menjadi tempat beristirahat bagi para penghuni rumah. Ruang kamar mandi serta dapur merupakan ruang yang terpisah dari bangunan utama, berada di bagian sisi luar kanan dari rumah dan memiliki bangunan sendiri yang lebih rendah.

(9)

a r s i t e k t u r e - J o u r n a l , Vo l u me 8 No mo r 2 , No v e mb e r 2 0 1 5

70

Gambar 8. Ruang yang berada di dalam Rumah Gadang rakyat kategori satu.

Gambar 9. Hirarki dan transisi yang berada di dalam Rumah Gadang rakyat kategori satu.

Transisi ruang dalamnya tetap memiliki ciri khas Rumah Gadang pada umumnya, yaitu pintu masuk dengan menaiki tangga kayu serta beralas batu datar. Ruang awal yang dimasuki adalah ruang tengah yang merupakan ruang lepas atau ruang terbuka. Kamar tidur yang terdapat di linier ketiga atau belakang memiliki pintu di masing-masing ruangnya, pada kamar tidur terbuka yang selantai dengan anjuang, ditutupi oleh kain.

Hirarki dari ruang-ruang yang terbentuk dimulai dari awal masuk rumah yang merupakan tempat terendah, yaitu pintu depan yang menaiki tangga, masuk menuju ruang tengah yang merupakan ruang terendah di dalam rumah. Terdapat tingkatan pada ruang bagian kiri yang merupakan ruang anjuang yang merupakan ruang terhormat dan dipakai saat upacara adat. Tingkatan akhir ruang dalam rumah adalah kamar tidur yang merupakan ruang privat.

(10)

a r s i t e k t u r e - J o u r n a l , Vo l u me 8 No mo r 2 , No v e mb e r 2 0 1 5

71

Rumah ini memiliki perbedaan pada anjuang dibandingkan dengan kategori satu, dan tidak banyak ditemukan di kawasan tersebut. Keberadaannya memang merupakan salah satu Rumah Gadang yang termasuk jarang ditemukan di Kawasan Sumatera Barat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya dua tingkatan pada

anjuang, seperti halnya pada rumah raja, namun hanya terdapat di salah satu

sisinya saja, di bagian kanan atau kiri. Ruang-ruang yang terdapat di dalam rumah ini adalah sebagai berikut (Gambar 10, Gambar 11, dan Gambar 12): a. Ruang tengah yang juga memiliki fungsi berkumpulnya para keluarga,

melaksanakan kegiatan makan dan menerima tamu. Pada kegiatan-kegiatan tertentu dilakukannya musyawarah digunakan ruang tengah bagian kanan atau kiri. Ruang tengah ini juga menjadi tempat bagi para masyarakat pada saat pelaksanaan pernikahan sesi penjamuan makan.

b. Ruang anjuang bagian kiri yang terbagi atas dua tingkatan. Pada bagian

anjuang tengah yang merupakan tempat kegiatan-kegiatan tertentu seperti

pengangkatan penghulu dan pernikahan. Sementara pada anjuang bagian atas menjadi tempat menyimpan pusaka-pusaka adat yang dimiliki oleh leluhur-leluhur. Bila anjuang terdapat di bagian kanan, maka fungsi pelaksanaan kegiatan adat tidak ada lagi karena pada bagian kanan, fungsi ruangnya hanya menjadi tempat penerima tamu dan tempat penyimpanan pusaka.

c. Ruang kamar tidur menjadi tempat yang paling privat karena hanya bisa diakses oleh para penghuni rumah. Tempatnya yang berada di belakang menjadikan ruang ini tingkatan tertinggi dari susunan pola ruang dalam rumah. Ruang kamar mandi serta dapur juga terdapat di luar bangunan pada sisi kanan untuk memudahkan para penghuni rumah yang perempuan untuk mengakses ruang tersebut. Kamar tidur para perempuan pada umumnya dibagian kanan yang mendekati ruang tersebut.

\

(11)

a r s i t e k t u r e - J o u r n a l , Vo l u me 8 No mo r 2 , No v e mb e r 2 0 1 5

72

Gambar 11. Ruang yang berada di dalam Rumah Gadang rakyat kategori dua.

Gambar 12. Hirarki dan transisi yang berada di dalam Rumah Gadang rakyat kategori dua.

Transisi ruang dalam bangunan Rumah Gadang rakyat kategori dua hampir sama dengan Rumah Gadang rakyat kategori satu. Pintu masuk yang berada di bagian kanan dengan menaiki tangga dan dibatasi pintu, masuk menuju ruang tengah yang menjadi penghubung menuju kamar tidur dan anjuang. Ruang anjuang yang dinaikan setingkat dengan ketinggian 40cm dan pada tingkatan berikutnya merupakan ruang anjuang atas.

(12)

a r s i t e k t u r e - J o u r n a l , Vo l u me 8 No mo r 2 , No v e mb e r 2 0 1 5

73

5. Rumah Gadang rakyat kategori tiga

Rumah ini merupakan bentuk dasar dari seluruh Rumah Gadang yang ada. Bentuk yang sederhana apabila dilihat dari bentukan pola ruang di dalamnya yang hanya terdiri dari ruang tengah dan ruang kamar tidur. (Gambar 13, Gambar 14, dan Gambar 15)

Gambar 13. Bagian dalam bangunan Rumah Gadang rakyat kategori tiga.

Gambar 14. Ruang yang berada di dalam Rumah Gadang rakyat kategori tiga.

Gambar 15. Hirarki dan transisi yang berada di dalam Rumah Gadang rakyat kategori tiga.

Transisi ruang dalam bangunan ini terdiri dari pintu masuk dengan menaiki tangga menuju ke ruang tengah yang berada di linier pertama dan kedua. Kamar tidur yang berada di linier 248 ketiga yang terletak di belakang menjadi tempat yang privat. Ruang tengah yang sebagai ruang utama tetap menjadi penghubung antar ruang di dalam rumah tradisional ini.

Hirarki di ruang dalam bangunan ini hanya terbentuk dari dua ruang dasar pada bangunan

(13)

a r s i t e k t u r e - J o u r n a l , Vo l u me 8 No mo r 2 , No v e mb e r 2 0 1 5

74

menuju ruang tengah yang berada di linier pertama dan kedua dan selanjutnya kamar tidur yang merupakan ruang privat menjadi pencapaian tertinggi pada ruang dalam bangunan ini.

Kesimpulan

Hirarki dan transisi pada semua kategori bangunan Rumah Gadang pada Kawasan Alam Surambi Sungai Pagu memiliki susunan yang bermula dari susunan sederhana (rumah rakyat) hingga susunan dengan tingkat paling tinggi (rumah raja). Pada susunan rumah raja yang memiliki anjuang raja adalah ruang tengah (bagian depan) - ruang

anjuang tengah (bagian samping) - ruang anjuang raja (bagian samping atas) - kamar

tidur (bagian belakang). Sementara untuk rumah rakyat adalah ruang tengah - ruang

anjuang (bagian samping) - ruang kamar tidur (bagian belakang). Pada umumnya

susunan di semua daerah adalah seperti itu dengan tingkatan-tingkatannya sesuai fungsi rumah tersebut di kawasan perkampungan adat Minangkabau.

Daftar Pustaka

Rapoport, A. 1977. Human Aspect of Urban Form: Towards a man-environment approach

to urban form and design. Oxford: Pergamon Press.

Syamsidar. 1991. Arsitektur tradisional daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gambar

Gambar 1. Bagian dalam bangunan Rumah Gadang tinggal raja.
Gambar 2. Ruang yang berada di dalam Rumah Gadang tinggal raja.
Gambar 4. Bagian dalam bangunan  Rumah Gadang pemerintahan raja.
Gambar 5. Ruang yang berada di dalam Rumah Gadang pemerintahan raja.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Model terbaik jaringan Artificial Neural Network backpropagation dalam memprediksi volume penyaluran air Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Dharma Kota Malang yaitu model ANN

Pengawasan dan pemantauan tersebut dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

Iman adalah dasar dari se gala se suatu yang kita harapkan dan bukti dari se gala se suatu yang tidak kita... Aku te lah dile paskan dari kuasa ke ge lapan dan

Maksud dalam penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan tradisi pemamanen ‘paman’ pada Rezeki (khitanan) di masyarakat Alas di Aceh Tenggara atau yang dikenal

Tujuan program IbM ini untuk membuat diversifikasi produk yang sebelumnya kelompok usaha hanger hanya mampu membuat satu macam produk dengan dilakukannya pelatihan dan

Warga masyarakat dapat menampilkan perilaku politiknya yang mencerminkan pelaksanaan demokrasi tidak langsung melalui penyampaian pendapat atau aspirasi

Tanggal Pembayaran atas Pembelian Saham Publik 30 Juni 2012 Tanggal Efektif Penggabungan Usaha 01 Juli 2012 Tanggal Awal Perdagangan Saham Hasil Penggabungan di Bursa 01 Juli

Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.