NGOPI ADALAH DUNIA KAMI Oleh:farhan auliya muhammad
Kami bukan mahasiswa abal-abalan yang tiap harinya hanya disibukan dengan ngopi dan tanpa memikirkan kuliah kami,kami memang sering bolos kuliah,titip absen,dan hal lain yang kiranya hampir serupa dengan hal itu.banyak dari kalangan yang menganggap kami adalah kaum pelajar yang tak bermoral,karena keseharian kami hanya di isi dengan kegiatan ngopi dan santai-santai dalam menempuh dunia pendidikan.bukan karena kami malas untuk memikirkan masa depan kami,entah mau jadi apa kami kedepanya itu memang belum terancang dalam benak alam fikir kami,tapi yang terus membebani dalam fikiran kami adalah masa depan para kaum-kaum yang tertindas oleh zaman,bukan hanya orang-orang yang miskin dan bodoh saja yang tertindas,tapi kami yang mencoba berjalan lurus dalam dunia pendidikan ternyata juga merasa tertindas oleh orang-orang yang membelok dari pendidikan ataupun mereka yang
membelokan.bagaimana tidak,ketika kami mencoba keluar dari jalur maenset kehidupan orang-orang pada umumnya dan kami merasa dihakimi.
Berawal dari ngopi,kami mencoba membuka jam kuliah baru diluar kegiatan formal yang inti dari kegiatan kami adalah menempuh dunia pendidikan,disini kami mendapatkan mata kuliah yang tak pernah di ajarkan oleh para dosen,yang dimana pendidikan itu adalah memanusiakan manusia bukan menindas manusia,banyak sekolah-sekolah,perguruan tinggi dan lainya yang mengatasnamakan lembaga pendidikan akan tetapi keluar jauh dari makna pendidikan itu sendiri,dan beralih menjadi lembaga pengajaran.
terakhir kami di bangku SMA yang dimana dunia kami digiring hanya untuk berkompetiisi, untuk meraih nilai paling baik dengan gelar rangking satu,ketika salah satu dari kelompok kami yang rangking paling akhir dikucilkan sementara mereka yang mendapat rangking satu selalu dipuja-puja padahal entah dari mana mereka mendapat nilai sebagus itu.
Sekolah yang dulu kami tempati,yang mengatas namakan lembaga pendidikan,akan tetapi tak pernah kami dapatkan yang namanya pendidikan.kami hanya disuruh menghafal,datang kesekolah kemudian mendengarkan ocehan guru yang menganggap dirinya dewa,di ibaratkan kami hanyalah sebagai gelas kosong kmudian guru menuangkan ilmu-ilmu mereka untuk mengisi kekosongan gelas itu.ibaratkan kami di berikan sayuran kemudian disuruh memakan sayuran itu tanpa harus di olah terlebih dahulu,disuruh makan nasi tanpa di beri tahu bagaimana cara menjadikan padi untuk bisa dinikmati.hal yangmembuatkami bingung adalah ketika salah satu dari kelompok kami dikeluarkan dari lembaga
Dari ngopi,nongkrong, inilah duni kuliah kami yang sebenarnya,menciptakan pendidikan yang memanusiakan manusia,dialogispartisipatoris,tidak merasa tertekan dalam sebuah ruangan yang hanya dosen dan guru yang menjadi subjek dari pendidikan.disini kami menjadi subjek atas pendidikan,tidak ada objek dalam dunia kami,karena disetiap kami semua orang adalah guru,tidak ada yang menggurui ataupun yang digurui,merasa bebas berexpresi dalam
berargumen maupun menyaangkal setiap pernyataan.terkadang kami merasa muak dengan lembaga pendidikan saat ini yang ada hanyalah menjadi lembaga pengajaran saja,rasanya kami ingin berontak dan berteriak bahwasanya kami sangat muak atas perlakuan mereka terhadap kami,tapi apadaya kami disini, yang ada malah dikucilkan dari kebanyakan
orang,di anggap melenceng dari jalur pada umumnya,
Mungkin hidup kami lebih banyak kami habiskan untuk ngopi,karena kami merasa hidup jika kopi dihadapan kami,kebanyakan dari kami lebih mementingkan kopi dengan seputung tembakau yang digulung dengan kertas daripada untuk memilih membeli sesuap nasi demi mengenyangkan perut kami,suatu hal yang konyol bukan.jadi kami selalu menyedu kopi dan di iringi gulungan tembakau terlebih dahulu dibandingakan memilih untuk mengisi perut,mungkin itulah kekonyolan yang kami buat,lebih mementingkan kebersamaan,memilih untuk berkumpul dengan saling join kopi dari pada mementingkan kebutuhan pribadi,karena ngopi itulah kebutuhan kami.namun ada juga dari sebagian orang yang lebih mementingkan isi perut kemudian menyedu kopi hanya sekedar menetralisir,ngopi hanya sebagai formalitas dalam kehidupan mereka,berkumpul dengan sesama hanya sekedarnya saja.