REKRUTMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DALAM PEMERINTAHAN Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal yang penting dalam pencapaian tujuan. Manajemen SDM mempersoalkan hal-hal yang berkaitan dengan SDM yang bekerja pada sektor formal (Zaenuri, 2014). Persoalan ini senantiasa terkait dengan regulasi, aturan, pedoman, dan petunjuk teknis tentang pelaksanaan urusan-urusan tata kelola SDM pemerintahan yaitu rekrutmen pegawai, mutasi pegawai, pelatihan dan pendidikan, pembagian kerja, penilaian dan prestasi kerja, dan pelaksanaan tugas kedinasan (Nahruddin, 2018).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) (2017), jumlah pegawai negeri sipil/ aparatur sipil negara di Indonesia yang meliputi jumlah pegawai pusat, provinsi, dan daerah secara keseluruhan berjumlah 4.374.349 pada tahun 2016. Mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 yaitu 4.558.425 jumlah tersebut dipengaruhi oleh banyak pegawai negeri sipil yang pensiun dan dibatasinya penerimaan CPNS. Jumlah pegawai yang ada saat ini mesti memperlihatkan kinerja yang optimal baik yang ada di pusat, provinsi, maupun daerah agar anggaran yang dikelola oleh pemerintah untuk berbagai program kerja dapat dioptimalkan bagi terselenggaranya pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Permasalahan SDM pemerintahan tidak hanya persoalan kuantitas jumlah SDM tetapi juga kualitas dan kinerja SDM pemerintahan. Muncul permasalahan-permasalahan SDM pemerintahan, mulai dari rendahnya kualitas dan ketidaksesuaian kompetensi yang dimiliki, kesalahan penempatan, dan ketidakjelasan jalur karier yang harus ditempuh (Akmaluddin, 2008). Beberapa hasil penelitian maupun jejak pendapat yang dilakukan baik oleh lembaga maupun media bahkan memperkuat gambaran di atas.
Akar penyebab munculnya persoalan di atas, salah satunya dikarenakan kebijakan-kebijakan di bidang kepegawaian yang kurang terarah. Akibatnya, ketiadaan visi pengelolaan kepegawaian yang jelas telah menyesatkan pola-pola yang dikembangkan dalam rekrutmen dan seleksi.
tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai melalui beberapa tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja (Potale, Lengkong, & Moniharapon, 2016).
Keberhasilan proses rekrutmen dapat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan fungsi-fungsi dan aktivitas manajemen SDM lain yang dilakukan setelah proses rekrutmen selesai dilakukan. Rekrutmen sebagai pintu masuk seseorang ke dalam dunia kerja. Mengingat sebagai pintu masuk, maka rekrutmen harus diselenggarakan secara serius dan hati-hati. Jangan sampai rekrutmen yang dilakukan tersebut berlangsung bias. Rekrutmen yang berhasil adalah rekrutmen yang dilakukan melalui merit system (Khotimah, Purwoko, & Setiyono, 2013).