• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SOSIOLOGI EKONOMI makalah pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SOSIOLOGI EKONOMI makalah pendidikan "

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SOSIOLOGI EKONOMI

PERUBAHAN STRUKTUR SOSIAL DAN MOBILITAS SOSIAL

Diajukan sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Sosiologi Ekonomi Dosen Pengajar : Bpk. Mudzakir

Disusun Oleh : KELOMPOK 9

1. PINA RAMADAYANTI 161021250051 2. RIFNI PUTRI 161021250085 3. RISKA JUNIARTI 161021250070 4.SULTHON AZIZ 161021250082

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PAMULANG

(2)

DAFTAR ISI

2.5 Bentuk – bentuk Mobilitas Sosial………..……… 6

(3)

i

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Sosiologi Ekonomi dengan Judul : “ Perubahan Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh Karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

(4)

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial, dengan kata lain perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, dimana pada masa lalu di kehidupan keluarga seorang suami merupakan tulang punggung keluarga dan mempunyai posisi yang dominan dalam berbagai urusan yang terjadi di rumah tangga, termasuk juga dalam hal ekonomi keluarga.

Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat pada waktu tertentu dengan keadaan di masa lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuain antara unsur-unsur sosial yang ada pada masyarakat. Sehingga akan mengubah struktur dan fungsi dari unsur-unsur soaial masyarakat tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH

(5)

pembahasan terhadap apa saja masalah yang ditimbulkan dari mobilitas sosial dan bagaimana cara menyelesaikannya secara universal

1 C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Memahami Pengertian Perubahan Sosial dan Ekonomi 2. Memahami Penegertian Struktur Sosial

(6)

2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN EKONOMI

Perubahan sosial merupakan sesuatu yang tidak bisa dielakkan karena ia tumbuh dan melekat dalam diri masyarakat seiring dengan perjalanan dan pergantian waktu.

Ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai perubahan sosial, diantaranya :

a.William f. Ogburn

Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari umsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.

b.Man Iver

Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.

c.Samuel Koenning

(7)

Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi istem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

3 Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam tatanan kehidupan masyarakat baik dalam struktur masyarakat, fungsinya unsur-unsur kebudayaan maupun hubungan antara individu dalam masyarakat.

Para sosiolog mengklasifikasikan masyarakat menjadi dua yaitu : masyarakat statis dan masyarakat dinamis. (Soerjono Soekanto; 1990). Masyarakat statis adalah masyarakat yang mengalami perubahan yang berjalan lambat. Sementara masyarakat dinamis adalah masyarakat yang mengalami berbagai perubahan yang cepat.

Sementara itu, perubahan ekonomi adalah pergeseran yang terjadi di dalam kegiatan atau proses ekonomi suatu negara.

Berdasarkan tinjauan makro-sektoral, perekonomian suatu negara dapat berstruktur agraris (agricultural), industry (industrial), niaga (commercial). Hal ini tergantung pada sektor apa atau mana yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian negara yang bersangkutan.

B. SOSIOLOGI PEMBANGUNAN EKONOMI

(8)

Pembangunan sebagai sebuah perubahan sosial yang terencana tidak bisa dijelaskan hanya dengan pendekatan ekonomi semata. Terdapat aspek tersembunyi di dalam masyarakat seperti persepsi, gaya hidup, dan motivasi. Oleh Karena itu didalam pembangunan ekonomi, aspek-aspek sosiologis tidak boleh dikesampingkan begitu saja dalam menyelesaikan persoalan-persoalan ekonomi seperti krisis.

4 C. PENGERTIAN STRUKTUR SOSIAL

Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang dapat diprediksi melalui pola perilaku berulang-ulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut

Struktur sosial memiliki empat element dasar: 1. Status sosial

2. Peran sosial 3. Kelompok

4. Institusi atau lembaga

Para ahli teori interaksionis menekankan bahwa perilaku sosial kita dikondisikan oleh peran-peran dan status-status yang kita terima, kelompok mana kita berasal dan institusi mana kita berfungsi.

Status Sosial dalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. Status dilihat dari proses terjadinya dibedakan menjadi:

(9)

Status selalu diikuti oleh peran. Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan statusnya atau seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status tertentu.

5 D. PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL

Mobilitas sosial berasal dari kata mobilis yang artinya mudah dipindahkan, sementara itu para ahli memberikan defenisi mengenai mobilitas sosial diantaranya adalah:

1. William Kron Blum

Mobiltas sosial adalah perpindahan individu-individu, baik eluarga dan kelompok sosial lainnya dari satu lapisan sosial kelapisn sosial lainnya.

2. Edward Ranford

Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur itu menckup sifat hubungan antara individu dan kelompoknya.

3. Haditono

Mobilitas sosial yaitu perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari kedudukanya yang satu ke kedudukan yang lain, kedudukan itu bisa berarti situasi tempat atau dapat pula berarti status.

(10)

E. BENTUK – BENTUK MOBILITAS SOSIAL

Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.

6 1. Mobilitas vertical

Mobilitas Vertikal : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :

a. Mobilitas vertikal keatas (Social Climbing) b. Mobilitas vertikal ke bawah (Social Sinking) A. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing)

Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang

Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :

Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.

Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.

Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut : 1. Melakukan peningkatan prestasi kerja

(11)

Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.

Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :

1. Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.

7 2. Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus

terdegradasi ke seri B.

Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:

 Berhalangan tetap atau sementara.

 Memasuki masa pensiun.

 Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya.

2.Mobilitas horizontal

Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.

Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.

Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :

1. Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas sosial

(12)

turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.

8 Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status atau kedudukan dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosial yang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.

Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya

Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.

F. FAKTOR – FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT MOBILITAS SOSIAL

 Faktor Pendorong Mobilitas Sosial yaitu :

A. Faktor Struktural

(13)

B. Faktor Individu

Faktor Individu adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi.

9 C. Status Sosial

Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.

D. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas

E.Situasi Politik

Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.

F. Kependudukan (Demografi)

Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.

G. Keingina Melihat Daerah Lain

(14)

H. Perubahan kondisi sosial

Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

10 I. Ekspansi teritorial dan gerak populasi

Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.

J.Komunikasi yang bebas

Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

K. Pembagian kerja

Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.

L. Kemudahan dalam akses pendidikan

(15)

menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.

 Faktor penghambat mobilitas sosial

Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :

11

 Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit

 Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan

 Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya.

 Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat.

Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku.

(16)

12 G. DAMPAK MOBILITAS SOSIAL

Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.

Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antara nya:

 Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.

 Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.

 Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.

 Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif antara lain sebagai berikut.

A. Dampak Positif :

 Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.

 Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.

(17)

hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi sosial.

13 B. Dampak Negatif :

 Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. :

1) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas.

2) Konflik Antarkelompok sosial Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern b. Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang 3) Konflik Antargenerasi Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.

 Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya

 Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :

 Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.

 Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya

(18)

14 Adapun Cara khusus untuk menaikan status, yaitu :

 Perubahan tingkah laku Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.

 Perubahan nama Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"

 Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.

 Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.

 Bergabung dengan organisasi tertentu Untuk meningkatkan statusnya seseorang dapat bergabung dengan organisasi tertentu , sebagai contoh bergabung dengan organisasi yang berkelas.

(19)

BAB III PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

(20)

16 DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. (2014). Pengantar Teori Mikro Ekonomi, (edisi ketiga, cet.29). Jakarta: Rajawali Press.

Referensi

Dokumen terkait

berikut : (1) kesadaran akan kondisi yang sama, (2) adanya relasi sosial, (3) dan orientasi pada tujuan yang telah ditentukan. Apabila kelompok sosial dianggap sebagai sebuah

Para penganut perspektif srtuktural fungsional ini berusaha untuk mengetahui bagian-bagian atau komponen-komponen dari suatu sistem dan berusaha memahami

Inisiatif pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia telah berhasil mengidentifikasi subsektor yang merupakan bagian dari industri berbasis

Dalam melakukan studinya tentang fenomena sosial, dia tidak menggunakan pendekatan seperti yang dilakukan ekonomi klasik, yaitu melihat perilaku manusia

Teori Struktural konflik merupakan teori sosial yang menjelaskan bahwa jika masyarakat itu tidak setara, Di dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang dilakukan

konflik vertikal terjadi antara kelas sosial, sedangkan horizontal terjadi antar kelompok sosial.. konflik horizontal bersifat tidak seimbang, sedankan konflik vertikal bersifat

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditulis kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut; 1) Bentuk perilaku sosial kelompok pengamen jalanan dalam menyediakan

perpindahan status sosial seseorang atau kelompok warga pada lapisan yang berbeda, artinya mobilitas sosial vertical merupakan perpindahan individu atau objek sosial dari