• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum dan Etika Pengutipan Source Code d (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hukum dan Etika Pengutipan Source Code d (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Hukum Dan Etika Penulisan Atau Pengutipan

Source Code Pada Tulisan Ilmiah

Oleh :

RIOMUDITA [18210028]

Program Studi Sistem Dan Teknologi Informasi

Sekolah Teknik Elektro Dan Informatika

Institut Teknologi Bandung

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 2

BAB I PENDAHULUAN... 3

1.1 Latar Belakang Masalah ... 3

1.2 Tujuan Penelitian ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Metodologi Penelitian ... 4

1.5 Sistematika Pembahasan ... 5

BAB II STUDI LITERATUR ... 7

2.1 Hukum Plagiarism ... 7

2.2 Teknik Mengutip ... 7

BAB III PEMBAHASAN ... 9

3.1 Pengutipan Source Code ... 9

3.2 Konsep dan Teori yang Relevan ... 10

3.2.1 Dimensi Globalisasi ... 10

3.2.2 Hukum Domestik dan Political Realism ... 11

3.3 Hukum dan Etika dalam Pengutipan Intellectual Property ... 12

BAB IV PENUTUP ... 14

4.1 Kesimpulan ... 14

4.2 Saran ... 14

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembajakan terjadi begitu marak di masyarakat, bukan hanya

pembajakan yang sifatnya mengambil secara ilegal seperti download

lagu dan lain sebagainya, pembajakan juga terjadi di dunia pendidikan.

Pembajakan di dunia pendidikan umumnya lebih dikenal dengan

fenomena plagiarism. Plagiarism = Academic Dishonesty = Scientific

Misconduct. Plagiarism menurut Lintang Suharto merupakan kegiatan

menyalin sesuatu yang merupakan gagasan orang lain, tanpa

mencantumkan nama penggagas, sehingga terkesan sebagai hasil

dirinya.

Dalam dunia pendidikan khususnya di Perguruan Tinggi, penulisan karya

ilmiah sudah menjadi sesuatu yang sifatnya wajib. Namun dalam

pelaksanaannya masih banyak yang belum tahu atau kurang peduli

akan fenomena pembajakan atau plagiarism ini. Lebih mengecilkan

lingkup bahasan yakni pada program studi informatika dan atau sistem

teknologi informasi, ketika menyelesaikan tugas yang akhirnya berujung

pada dokumentasi, biasanya dalam menyelesaikan tak jarang mencari

referensi atau sumber acuan di internet seperti source code untuk

menyelesaikan suatu masalah tertentu dalam programnya. Namun

dalam pembuatan dokumentasi, biasanya sumber acuan atau referensi

ini dilupakan begitu saja. Inilah salah satu bentuk plagiarism tersebut.

Di Indonesia hukum yang mengatur mengenai pelanggaran terhadap

hak cipta dalam bidang ilmu, seni dan sastra, kreasi dan inovasi

teknologi (intellectual property) sebenarnya telah diatur dalam

undang-undang no 19 tahun 2002 tentang hak cipta. Namun dalam praktek

nyatanya, masih banyak kecurangan yang terjadi tanpa terkena sangsi

secara tegas.

(4)

Etika merupakan konsep yang mengarah pada perilaku yang baik dan

pantas berdasarkan nilai-nilai norma, moralitas, pranata, baik

kemanusiaan maupun agama (Setiawan, 2001). Meski sangsi dari

hukum yang berlaku belum begitu tegas, perlulah setiap mahasiswa

sebaiknya mengetahui etika dalam pengutipan ini. Untuk perguruan

Tinggi sendiri, sebenarnya pencegahan dan penanggulangan plagiat

beserta sangsinya diatur dalam Bab VI, Permendiknas 17/2010, namun

tetap saja dalam prakteknya masih belum optimal dilakukan.

Hukum mengenai plagiarism ini diberlakukan jika saja si pemilik karya

cipta melaporkan tindak kecurangan bahwa karyanya di contek oleh

orang lain. Jika tidak ada pelaporan seperti ini maka, hukum ini belum

bisa berjalan maksimal. Untuk itu pembahasan lebih lanjut mengenai

issue ini sangat perlu dilakukan.

Pada makalah ini akan dibahas bagaimana etika dan hukum dalam

pengutipan source code dalam tulisan ilmiah.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain yakni :

1. Melakukan pembahasan mengenai etika dan hukum pengutipan

source code dalam penulisan tulisan ilmiah.

2. Melakukan eksplorasi problem dengan konsep dan teori yang

relevan dalam ranah IT Law & Ethics.

1.3 Batasan Masalah

Lingkup masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain:

1. Esensi dan eksplorasi dalam ranah analisis IT Law & Ethic dengan

konsep dan teori yang relevan mengenai pengutipan source

code untuk penulisan tulisan ilmiah.

2. Pembahasan konteks dari masalah dan prospek serta

konsekuensi logis yang ditimbulkan.

1.4 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang akan dilakukan dibagi menjadi dua bagian

(5)

1. Studi Literatur

Metode studi literature dilakukan dengan melihat teori-teori

pada buku, paper, maupun artikel jurnal terkait dengan

penelitian yang dilakukan. Metode ini dapat dijadikan acuan

sejauh mana penelitian sebelumnya dilakukan, sehingga penulis

dapat mengembangkan penelitian yang ada sebelumnya dan

memperbaiki kekurangan yang ada untuk selanjutnya dapat

diimplementasikan pada penelitian ini.

2. Eksplorasi

Metode ini digunakan untuk menutupi keterbatasan dari

referensi yang ada. Terkait sejauh mana penelitian yang sudah

dilakukan, jika memang masih sedikit, eksplorasi ini dapat

dijadikan salah satu metode yang efektif yakni dengan

melakukan eksplorasi problem menggunakan konsep dan teori

yang relevan yang telah diajarkan pada mata kuliah II4470 Etika

dan Hukum Teknologi Informasi.

1.5 Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian makalah ini sistematika pembahasannya akan dibagi

menjadi lima bagian atau bab.

Bab I Pendahuluan berisi penjelasan mengenai latar belakang, tujuan,

batasan masalah dan sistematika penulisan. Bab ini memberikan

gambaran secara umum mengenai hal-hal ataupun persoalan yang akan

dibahas dalam makalah ini.

Bab II Studi Literatur berisikan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan

topic yang dibahas dalam makalah ini. studi literature yang dilakukan

dalam makalah ini yakni melakukan tinjauan pustaka terhadap karya

ilmiah berupa paper, artikel, jurnal maupun buku mengenai pengutipan

source code.

Bab III Pembahasan memberikan penjelasan detail mengenai isu yang

dibahas dikaitkan dengan esensi, konteks dan konsekuensi logis dalam

ranah IT Law and Ethic serta konsep dan teori yang relevan berkaitan

(6)

Bab IV Penutup berisi kesimpulan dan saran dari permasalahan yang

dibahas dalam makalah serta rekomendasi mengenai keprofesian vs

(7)

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1 Hukum Plagiarism

Source code merupakan salah satu jenis karya cipta yang dapat

dikenakan sanksi hukum jika melakukan plagiarism terhadapnya. Hal ini

sebagaimana yang muat dalam ayat 1(a) pasal 12 UU Nomor 19 Tahun 2002 Te ta g Hak Cipta ya g berbu yi : Karya Cipta erupaka ciptaan dalam ilmu pengetahuan , seni, sastra, yang mencakup :

a. Buku, Program Komputer, pamphlet, perwajahan (lay out) karya tulis ya g diterbitka , da se ua hasil karya tulis lai ;

Dalam peraturan lain disebutkan bahwa syarat tidak melanggar hak

cipta menurut pasal 15 UU No 19 Tahun 2002; dengan syarat bahwa

sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan, tidak dianggap sebagai

pelangaran hak cipta.

2.2 Teknik Mengutip

Untuk menghindari plagiarism, terdapat teknik-teknik melakukan

kutipan. Menurut Antonius (2004) dan Boeriswati (2004), kutipan

dalam penulisan karya tulis ilmiah pada dasarnya dapat dibedakan

menjadi dua model yakni kutipan dengan catatan kaki (footnote) dan

kutipan tanpa catatan kaki.

Kutipan dengan catatan kaki teknik penulisannya yakni kutipan teks dan

catatan kakinya harus berada dalam halaman yang sama.

Contoh kutipan dengan catatan kaki (Boeriswati, 2004) :

Larrabee mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat diandalkan1 sedangkan Richter melihat ilmu sebagai sebuah metode2

dan Conant mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkaian konsep sebagai hasil dari pengamatan dan percobaan3

Kalimat yang dikutip harus dituliskan sumbernya dalam catatan kaki

(8)

Contoh (Boeriswati, 2004):

1

Larrabee, 1964. Reliable Knowledge. Houghton Mifflin. Boston

2Ritcher, 1972. Science as a Cultural Process. Schenkman. Cambridge. 3

Conant, 1961. Science and Common Sense. Yale University Press. New Heaven.

Sedangkan kutipan tanpa catatan kaki, yakni penulisan dengan

memadukan sumber referensi ke dalam tubuh tulisan (integratif

model). Dengan meletakkan daftar pustaka berada pada bagian

(9)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengutipan Source Code

Untuk mendeteksi adanya plagiarism dalam penulisan source code

sebenarnya telah banyak dilakukan penelitian maupun kegiatan yang

menciptakan software untuk mengidentifikasi kesamaan antara

fragmen kode. Adapun algoritma maupun alat-alat yang telah

dikembangkan untuk tujuan ini antara lain JPlag, MOSS dan Sherlock

yang ketiganya dapat dianggap efektif secara akurat mengidentifikasi

kemiripan dalam kode program. Secara umum hal ini dapat dijadikan

pencegah tindak plagiarism pada kode program.

Namun alat-alat tersebut hanya dapat digunakan untuk membuktikan

apakah benar tindak plagiarism terhadap source code dilakukan oleh si

penulis. Hal ini sangat efektif untuk membuktikan jika terdapat pihak

yang merasa dirugikan karena karyanya dicontek, jika tidak terdapat

pengaduan tertentu maka tindak plagiarism ini akan terjadi begitu saja

tanpa adanya sangsi khusus dan hal inilah yang sering terjadi. Karena

kurang adanya tindakan yang tegas terkait plagiarism ini sehingga

tindak mencontek ini sangat marak dan terus menerus terjadi di

masyarakat kita.

Dalam pengutipan atau tindak plagiarism pada batasan source code

atau kode program terdapat beberapa kategori yang termasuk dalam

kecurangan yakni :

1. Self-plagiarism dan sumber reuse code

2. Menyalin teks dari buku-buku dan sumber-sumber online

3. Mencuri atau membayar orang lain untuk menghasilkan karya

dan diumumkan sebagai hasil pribadi

4. Inappropiate colaboration

5. Konversi kode ke bahasa pemrograman lain

6. Pemalsuan

Seperti halnya dalam pengutipan karya ilmiah, jurnal, buku ataupun

(10)

harus dicantumkan referensinya. Untuk penulisan kutipan, source code

memiliki sedikit perbedaan dari pengutipan seperti buku dan jurnal

artikel. Menurut Harvard University of Bedfordshire dalam learning

resource- ya How to cite computer programs and source code ,

misalkan akan melakukan pengutipan untuk Raster3D (Merritt & Bacon,

1997) mengenai molecular graphics program for UNIX system hal yang

perlu dicantumkan dalam reference list antara lain sebagai berikut :

1. Author (if given) – can be individual(s) or corporation

2. Date (if given)

3. Title of Program (in italics and capitalized)

4. Version (in round brackets)

5. Form e.g. Computer Program (in square brackets)

6. Availability, either : a) distributor, address, order number (if

given) OR b) URL and date accesed if downloaded from the

internet

Dari contoh Raster3D diatas hasil kutipannya yakni sebagai berikut :

Merritt, E.A. and Bacon, D.J. (1997). Raster3D Photorealistic Molecular

Graphics (Version 2.0) [Computer Program]. Available at

http://skuld.bmsc.washington.edu/raster3d/html/raster3d.html

(Accessed 19 November 2009)

Selain penulisan dalam referensi atau daftar pustaka sebagaimana telah

dibahas sebelumnya, dalam pengutipan source code juga terdapat etika

menuliskan perubahan yang dilakukan atau lebih dikenal dengan istilah

versioning. Versioning merupakan pemberian komentar perubahan

pada header kode program yang digunakan.

3.2 Konsep dan Teori yang Relevan

3.2.1 Dimensi Globalisasi

Dalam dimensi globalisasi, isu mengenai pengutipan source

code dalam tulisan karya tulis ilmiah dapat dikategorikan

(11)

Kekayaan intelektual saat ini menjadi masalah etis global

dengan adanya IT. Saat ini informasi tersebar luas dengan

adanya internet, persebarannya bahkan melintasi batas-batas

Negara. Setiap Negara memiliki peraturan yang berbeda pula

dalam menentukan aturan terkait perlindungan kekayaan

intelektual ini. Isu plagiarism dalam penggunaan source code

karya orang lain merupakan salah satu contoh isu globalisasi

dalam domain copyright and piracy. Kemudahan internet

membuat pencarian referensi termasuk source code sangat

mudah dilakukan, namun kemudahan ini sangat sering

disalahgunakan dengan adanya tindak plagiat karena hanya

menggunakan tanpa memperdulikan keorisinalitasan karya

tersebut.

3.2.2 Hukum Domestik dan Political Realism

Dalam ranah hukum, isu pengutipan maupun plagiarism

sebenarnya merupakan hukum yang secara internasional

maupun secara global setiap Negara memiliki hukum

masing-masing terhadap perlindungan kekayaan intelektualnya.

Namun karena perbedaan dalam aturan perlindungan terhadap

kekayaan intelektual inilah, isu ini dapat dikategorikan ke

dalam hukum domestik. Hukum domestik merupakan hukum

yang ditujukan untuk lingkungan tertentu yang saling berbagi

manfaat, tanggungan dan saling menghormati sebagai anggota

dari lingkungan tersebut.

Dalam mengembangkan sebuah hukum domestik, salah satu

hal yang diperhatikan adalah etika, baik itu prinsip etika

bermasyarakat dan juga prinsip etika individu. Etika seseorang

dan etika dalam sebuah masyarakat ditentukan sendiri oleh

setiap anggota masyarakat. Di Indonesia sendiri, perlindungan

kekayaan intelektual ini diatur dalam UU No. 19 Tahun 2002

seperti yang telah dijelaskan dalam studi literature pada bab II.

Selain hukum domestik, terdapat kemungkinan dasar untuk

(12)

hukum domestik yakni Political Realism. Political Realism

merupakan prinsip etika yang mengatur suatu Negara berlaku

untuk kepentingan mereka sendiri.

3.3 Hukum dan Etika dalam Pengutipan Intellectual Property

Meski di Indonesia sendiri seperti yang dikemukakan dalam hukum

domestik maupun political realism telah memiliki aturan tersendiri

dalam perlindungan karya intelektualnya namun kurang tegasnya

dalam penegakan di negeri ini menjadikan tindak plagiarism terus

menerus terjadi. Di Indonesia sendiri, kasus plagiarism yang terjadi

umumnya hanya mendapat hukuman moral seperti dikucilkan atau

bahkan kurang dari itu, sangat berbeda dengan kasus-kasus yang terjadi

di luar negeri. Dibawah ini merupakan beberapa kasus plagiarism yang

terjadi beserta sangsi yang diperoleh si pelaku.

Presiden Hongaria Pal Schmitt meletakkan jabatan pada Senin

(2/4/2012) setelah gelar doktornya pada 1992 dicabut sesudah adanya

pernyataan ia menjiplak sebagian dari disertasi setebal 200 halaman.

Menteri Pendidikan Nasional Jerman Anette Schavan menghadapi

dugaan bahwa sebagian dari tesisnya merupakan plagiat. Akibat kasus

tersebut, Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg

dipaksa mundur dari jabatannya.

Plagiarism terhadap intellectual property dapat mematikan gairah

kreativitas para pencipta ide, kreasi dan inovasi untuk berkarya, yang

sangat diperlukan untuk kecerdasan kehidupan bangsa dan akselerasi

pembangunan negara. Untuk itu, pentingnya pemahaman kepada

civitas akademik untuk tidak melakukan plagiat sangat perlu ditekankan

sejak dini.

Meski penerapan aturan hukum di Indonesia belum setegas hukum

yang dijalankan di Negara lainnya, sebagai civitas akademik yang

menyandang predikat insan cendekia tentu harus memiliki etika dalam

perbuatan termasuk dalam menggunakan karya milik orang lain. Untuk

itu, dalam melakukan pengutipan khususnya dalam melakukan

(13)

memperhatikan aturan yang telah ada. Untuk saat ini format yang ada

untuk pengutipan source code yakni format dari Harvard University of

(14)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya maka

didapatkan beberapa kesimpulan yaitu :

1. Plagiarism terhadap intellectual property merupakan hal yang

dapat mematikan gairah kreativitas para pencipta ide, kreasi

dan inovasi untuk berkarya.

2. Untuk menghargai ke-orisinalitas-an karya orang lain,

diperlukan atau diwajibkan untuk mencantumkan referensi

atau daftar pustaka dalam setiap karya tulis ilmiah.

3. Dalam pengutipan source code, terdapat perbedaan dalam

teknik pengutipannya sesuai standard baku format yang

dibuat oleh Harvard University of Bedfordshire.

4. Konsep dan teori yang sesuai dalam isu bahasan pengutipan

ini yakni hukum domestik, political realism dan dimensi

globalisasi copyright & piracy.

5. Meskipun hukum yang telah dibuat belum dilaksanakan secara

tegas di Indonesia, sebagai civitas akademik etika dalam

menggunakan karya orang lain perlu ditanamkan kepada

setiap individunya.

4.2 Saran

Untuk prospek kedepan agar isu mengenai plagiarism khususnya dalam

penggunaan reuse source code ini dapat lebih diperhatikan maka hal-hal

yang perlu dilakukan antara lain:

1. Sangsi hukum yang telah dibuat aturannya mengenai

perlindungan hak cipta perlu lebih tegas lagi dijalankan di

Indonesia.

2. Perlu adanya sosialisasi kepada civitas akademik mengenai

bahaya plagiarism dan bagaimana seharusnya dalam

menggunakan karya orang lain khususnya pengutipan source

(15)

REFERENSI

Antonius. (2004). Petunjuk Praktis Menyusun Karya Tulis Ilmiah Untuk Naik

Pangkat Ke Golongan IV/b - IV/e. Bandung, Indonesia: Yrama Widya.

Bedfordshire, U. o. (n.d.). Retrieved November 22, 2013, from How To Cite

Computer Program and Source Code:

http://lrweb.beds.ac.uk/guides/ref/cite_computer_program

Boeriswati, E. (2004). Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta, Indonesia: Lembaga

Akta Mengajar, Universitas Negeri Jakarta.

Kistyarini. (2012, April 3). Retrieved November 22, 2013, from Internasional -

Kompas.com:

http://internasional.kompas.com/read/2012/04/03/07454695/Presiden.

Hongaria.Mundur.karena.Kasus.Plagiat

Mike Joy, G. C.-K. (2011, Februari). Source Code Plagiarism - A Student

Persperctive. IEEE Transaction on Education, 54(1).

Ray D. Kent, B. R. (2006). Ethical Scientific Writing. Waisman Center Research

Ethics Seminar.

Schultz, R. A. (2010). Information Technology and Ethics of Globalization :

Transnasional Issues and Implications. (K. Klinger, Ed.) Hershey, New

York: Information Science Reference (an Imprint of IGI Global).

Sigit, A. (2012, Mei 18). Retrieved November 22, 2013, from KRJogja.com -

Kedaulatan Rakyat Online:

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Pemanfaatan Limbah Sampah Rumah Tangga Menjadi Briket Arang Sebagai Upaya Pengganti Minyak Tanah Dan Gas Di Lingkungan Rw II Kelurahan Gemah Kecamatan Pedurungan Kota

Tingkat kunjungan yang meningkat atau menurun merupakan gambaran keberhasilan suatu destinasi wisatasebagai gambaran dari hasil pengembangan suatu destinasi wisata dan

To help address these needs the OGC Authentication Interoperability Experiment (Auth IE) tested and documented ways of transferring basic authentication information between

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Produk kerajinan kipas yang dibuat adalah kerajinan kipas lipat, (2) berdasarkan hasil kelayakan produk, penilaian ahli

Penelitian tentang analisis kesesuaian lingkungan terhadap pertumbuhan Polychaeta di areal pertambakan telah dilakukan di desa Tajung Widoro kabupaten

Misalnya peran untuk melakukan analisis koneksitas perencanaan dan penganggaran, peran untuk menilai kesesuaian item belanja dan biaya dengan peraturan perundangan (uji efektivitas

Prinsip-prinsip yang akan memandu perencanaan pendidikan Husaini Usman, Manajemen - Ceramah - Diskusi Laptop, LCD, Hand Out, Buku Ajar Membuat resume materi yang telah

Perceived quality dapat dimanfaatkan untuk melakukan perluasan merek dengan cara menggunakan merek tertentu yang sudah ada ke dalam kategori produk baru.. Alasannya, sebuah merek