• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan dan Pengendalian Produksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perencanaan dan Pengendalian Produksi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Keseimbangan Lintasan Perakitan

2

Hasil Pembelajaran

Umum

 Mahasiswa mampu menerapkan model matematik, heuristik dan teknik statistik untuk menganalisis dan merancang suatu sistem perencanaan dan pengendalian produksi

Khusus

 Memahami konsep keseimbangan lintasan

Various Objects

Part: is composed of a single material and is an individual part of the product

Component: ranges from a part to a combination of parts which are included in the product

Building block: a composite part of the product which because of assembly requirements represents a sub-assembly

Base component: a (larger) component onto which others are assembled

Formless material: e.g. viscose components such as glue, paint, liquids

Sub-assembly: one component is assembled with another component, a base component or building block

Final assembly: describes the construction of a building block or the finished product

(2)

5

Assembly Example

6

The assembly of a joint

(3)

9

An integrated approach

10

Fabrication/Assembly Line

Contoh Lintasan Perakitan

Fabrication/Assembly Line

A production/fabrication line builds components on a series of machines

An assembly line puts the fabricated parts together at a series of workstations

Both are repetitive processes and in both cases, the line must be balanced

Fabrication lines tend to be machine-paced and require mechanical and engineering changes to facilitate balancing

Assembly lines tend to be paced by work tasks assigned to

individuals or workstations

(4)

13

Assembly Line Balancing

Assembly line is a production line in which material moves continuously at a uniform average rate through a sequence of workstations where assembly work is performed

Assembly accounts for between 40-60% of the total production time

Down time of an assembly line costs a major car manufacturer $98,000 per minute

Line balancing is usually done to minimize imbalance between individual/machine/workstation while meeting a required output from the line

Problems in assembly lines: balancing the workstations and keeping the assembly line in continuous production

14

Keseimbangan Lintasan Perakitan

45 detik

60 detik

30 detik

Tidak seimbang: kesibukan di satu stasiun dan

menganggur di stasiun yang lain, tidak efisien,

dan WIP tinggi

Simple Assembly Line Balancing (1)

Waktu Siklus C Dtentukan

•Produksi masal dari satu jenis produk

•Lintasan paceddengan waktu siklus yang pasti

•Waktu operasi deterministik

•Tata letak lintasan serial dengan sejumlah stasiun (satu sisi)

•Semua stasiun dilengkapi oleh peralatan dan pekerja yang sebanding

•Bertujuan memaksimalkan efisiensi operasi lintasan

Karakteristik SALBP:

Simple Assembly Line Balancing (2)

SALBP-1 meminimasi jumlah stasiun dengan waktu siklus

tertentu

SALBP-2 meminimasi waktu siklus dengan jumlah stasiun

ditentukan

SALBP-F adalah masalah kelayakan apakah terdapat

keseimbangan lintasan untuk sejumlah stasiun dan waktu

siklus yang telah ditentukan

SALBP-E adalah masalah yang paling umum dimana efisiensi

operasi lintasan dimaksimalkan dengan secara simultan

meminimasi jumlah stasiun dan waktu siklus

(5)

17

Definitions(1)

Assembled product: the product that passes through a sequence of workstations where tasks are performed on the product until it is completed at the final workstation. The throughput of the assembly line is measured by the number of assembled products per unit time

Work element: a part of the total work content in an assembly process.

N: The total number of work elements required to complete the assembly

i: the work element number in the process (1 i N)

Workstation (WS): a location on the assembly line where a work element or elements are performed on the product.

K denotes the minimum number of workstations, K 1

18

Definitions(2)

Cycle time (CT): the time between the completion of

2 successive assemblies, assumed constant for all

assemblies for a given conveyor speed. Conveyors are

the key material movers in most assembly lines: belt,

chain, overhead, pneumatic, and screw conveyors

T= production time available per day d= demand per day or production per day

Station time (ST): the sum of the times of work

elements that are performed at the same workstation.

ST CT

Delay/idle time of a workstation: the difference

between the cycle time (CT) and the station time (ST).

D=CT-ST

d T CT

Definitions(3)

The number of work stations

Precedence diagram: a diagram that describes the

ordering in which work elements should be performed.

It shows that some jobs cannot be performed unless

their predecessors are completed. The layout of

workstations along the assembly line depends on the

precedence diagram

1 m= the number of elements

ti= the time for element i

Precedence Diagram

(6)

21

Definitions(4)

Perfect balance means to combine the elements of work to be done in such a manner that at each station the sum of the elemental times just equals the cycle time (D=CT-ST=0)

Line efficiency (LE): the ratio of total station time to the cycle time multiplied by the number of workstations

STi =the time for station i

Smoothness index (SI): an index to indicate the relative smoothness of a given assembly line balance. A smoothness index of zero indicates a perfect balance

%

SI is expressed as

Restrictions in designing an assembly line:

 Precedence relationship

 The number of workstations cannot be greater than the number of work elements (operations). The minimum number of workstations is 1. (1 i N)

 The cycle time is greater than or equal to the maximum time of any station time and of the time of any work element ti. The station time should not be exceed the cycle time. ti STi CT

Diketahui precedence diagram berikut:

1

1.

Gambarkan precedence diagram. Bagi

elemen-elemen kerja dalam diagram tersebut ke dalam

kolom-kolom. Kolom I adalah elemen-elemen kerja

yang tidak memiliki elemen kerja pendahulu

(7)

25

2.

Tentukan waktu siklus (CT) dari bilangan prima waktu total elemen kerja , dan tentukan jumlah stasiun kerja

= 50

Bilangan prima untuk 50 adalah 2 x 5 x 5, sehingga alternatif waktu siklus adalah: 2, 5, 10, 25 dan 50.

Alternatif waktu siklus mana yang tidak mungkin? m

CT=2 dan CT=5

Karena syarat: 7 CT 50

Kenapa?

Bila dipilih CT=10, maka jumlah stasiun kerja

minimum adalah 50/10 = 5

Kilbridge-Weston Heuristic(4)

3.

Tempatkan elemen-elemen kerja ke stasiun kerja

sedemikian sehingga total waktu elemen kerja tidak

melebihi waktu siklus. Hapus elemen kerja yang

sudah ditempatkan dari daftar elemen kerja

4.

Bila penempatan suatu elemen kerja mengakibatkan

total waktu elemen kerja melebihi waktu siklus maka

elemen kerja tersebut ditempatkan di stasiun kerja

berikutnya

5.

Ulangi Langkah 3 dan 4 sampai seluruh elemen kerja

ditempatkan

Kilbridge-Weston Heuristic(5)

Salah satu solusi

feasible

untuk Contoh 1 adalah:

Work Station Elemen Waktu stasiun (ST)

(8)

29 Kilbridge-Weston Heuristic(6)

Untuk menjalankan Langkah 3 pada Metoda Kilbridge-Weston, hitung jumlah elemen kerja pendahulu untuk setiap elemen. Elemen dengan jumlah pendahulu terkecil ditempatkan terlebih dahulu.

Elemen Jumlah Elemen Jumlah

1 0 7 6

Tempatkan Elemen 1 di Stasiun

1, kemudian Elemen 2 atau 4.

Bila dipilih Elemen 2 maka

jumlah total waktu elemen

adalah 8. Elemen 4 tidak bisa

ditempatkan ke Stasiun 1 karena

akan menyebabkan total waktu

elemen 11, yang melebihi CT

30 Kilbridge-Weston Heuristic(7)

Elemen 4 kemudian ditempatkan di Stasiun 2. Lanjutkan langkah ini untuk elemen dengan jumlah pendahulu terkecil berikutnya sampai seluruh elemen ditempatkan.

Stasiun Elemen ST CT-ST

I 1 dan 2 8 2

Dengan coba-coba dapat diperoleh alternatif berikut:

Stasiun Elemen ST CT-ST

I 1 dan 2 8 1

Metoda ini disebut juga Teknik Bobot Posisi.

Gambarkan precedence diagram.

1. Hitung bobot posisi setiap elemen kerja. Bobot posisi suatu elemen adalah jumlah waktu elemen-elemen pada rantai terpanjang mulai elemen tersebut sampai elemen terakhir 2. Urut elemen-elemen menurut bobot posisi dari besar ke kecil 3. Tempatkan elemen kerja dengan bobot terbesar pada stasiun

kerja sepanjang tidak melanggar hubungan precedence dan waktu stasiun tidak melebihi waktu siklus

(9)

33

Metoda Helgeson-Birnie(2)

Contoh: perhitungan bobot Elemen 6 adalah:

Max{(5+2+6+7), (5+1+7), (5+4+4+7)}= 20

Elemen Jumlah Elemen Jumlah

1

34

7

15

2

27

8

13

3

24

9 8

4

29

10

15

5

25

11

11

6

20

12

7

34

Metoda Helgeson-Birnie(3)

Hasil pengurutan menurut bobot posisi dari besar ke

kecil

Elemen Jumlah

Elemen Jumlah

1

34

7

15

4

29

10

15

2

27

8

13

5

25

11

11

3

24

9

8

6

20

12

7

Metoda Helgeson-Birnie(4)

Solusi dari metoda ini

Stasiun Elemen ST CT-ST

I 1 dan 4 8 2

II 2 dan 5 9 1

III 3 dan 6 9 1

IV 7 dan 10 6 4

V 8 dan 11 10 0

VI 9 dan 12 8 2

LE= 50/(6x10) = 83,3% SI = =5,09

26

(10)

37

Model Matematika (2)

Minimasi

(11)

41

Mathematical model(4)

42

Mathematical model(5)

(12)

45

Mathematical model(8)

46

Mathematical model(9)

Referensi

Dokumen terkait

Kerapatan relatif (Dr) pada tanah pasir berpengaruh terhadap perilaku keruntuhan fondasi yaitu perilaku keruntuhan geser pada pasir yang mempunyai kerapatan relatif (Dr)

Upaya pencegahan sebagai bentuk perlindungan secara preventif dapat dilakukan melalui penataan aset HKI yang ada di UKM yaitu dengan manajemen HKI melalui audit

Pada gambar 8 (A) aliran annular, saat air mengalir pada dinding dalam pipa, dan ada udara bergerak keatas pada debit kecil (B) Jika kecepatan udara terus

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III

Daya jangkau masjid akan dijelaskan dengan berpedoman pada hasil penyebaran angket kepada responden yang mencakup beberapa faktor antara lain jarak dari rumah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sistem mekanis kardiovaskuler pada tubuh manusia berupa grafik gelombang tekanan, aliran dan volume

bersetuju supaya Ketua PTJ dilantik sebagai Pengerusi Jawatankuasa Mesyuarat Semakan Keberkesanan Sistem Pengurusan Kualiti kecuali Pejabat Naib Canselor, Pejabat

Seperti pada pengaruh keasaman terhadap berat endapan, pada keasaman 4,32 M diperoleh berat endapan yang paling besar, maka pada Gambar 2 dapat dilihat