REPUBLIK INDONESIA
1
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA
3
1. Indonesia diprediksi akan memperoleh bonus demografi. Dimana,
penduduk Indonesia akan didominasi oleh penduduk usia
produktif (15-64 tahun). Kecenderungan peningkatan penduduk
usia produktif muncul sejak tahun 2010, namun diprediksi
puncaknya terletak pada kurun waktu 2020-2030.
2. Hingga Tahun 2030, jumlah penduduk Indonesia diprediksi
meningkat fantastis menjadi 305 Juta Jiwa dan sebanyak 195
Juta Jiwa (64%) merupakan penduduk usia produktif.
•
Potensi
meningkatkan
produktivitas
semakin tinggi;
•
Mampu
menekan
beban
ketergantungan
(dependency
burden)
sampai
tingkat terendah
Meningkatkan
pengangguran
4
“Indonesia
sudah
merdeka
sejak 71
Tahun
”
1. Persentase
Gross Domestic Product
(GDP) Indonesia Tahun 2009-2016
3. Eksportir Minyak
Sawit Terbesar Dunia
Indonesia merupakan
negara penghasil dan
eksportir minyak sawit
(
palm oil
) terbesar
dunia dengan volume
ekspor minyak sawit
Indonesia mencapai
25,75 juta ton
CAPAIAN PEMBANGUNAN INDONESIA
•
Gross
Domestic
Product
(GDP)
Indonesia di
Quarter
ke-2 Tahun 2016
sebesar 5,18%, menglami kenaikan
0,38% dari Tahun 2015;
•
Diperkirakan,
rata-rata
pendapatan
perkapita masyarakat Indonesia tahun
2016 mencapai Rp 47,2 Juta per orang
atau setara dengan Rp 3,9 Juta/bulan
(naik dibandingkan tahun 2015 yang
hanya sebesar Rp 3,7 Juta/bulan).
2. Indonesia menjadi
Negara dengan
Kekuatan Ekonomi
PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL
5
-3,3
0,5
1,5
2016
2017
2018
1,6
2,2
2,1
1,7
1,5
1,6
6,6
6,2
6,0
0,5
0,6
0,5
7,6
7,6
7,7
4,9
5,3
5,5
0,1
0,8
1,6
-0,8
1,1
1,2
Sumber: WEO IMF, October 2016
6
Pada Tahun 2016,
pertumbuhan ekonomi
Indonesia cukup
berdaya tahan di tengah
gejolak ekonomi global
Pertumbuhan ekonomi
mampu membuat
pendapatan perkapita naik
namun
ketimpangan yang
kaya dan miskin juga
meningkat
1. Rusia
Presentase kesenjangan
ekonomi: 74,5%
4. Indonesia
Presentase kesenjangan
ekonomi:
49,3%
7. Amerika Serikat
Presentase kesenjangan
ekonomi: 42,1%
2. India
Presentase kesenjangan
ekonomi: 58,4%
5. Brazil
Presentase kesenjangan
ekonomi: 47,9%
8. Afrika Selatan
Presentase kesenjangan
ekonomi: 41,9%
3. Thailand
Presentase kesenjangan
ekonomi: 58%
6. Republik Rakyat Tiongkok
Presentase kesenjangan
ekonomi: 43,8 %
9. Meksiko
Presentase kesenjangan
ekonomi: 38,2%
•
Kekayaan sumber daya di Indonesia justru melahirkan kesenjangan ekonomi
yang tinggi karena pengelolaan dan pemanfaatannya tidak merata;
•
Indonesia merupkan negara ke-4 di dunia dengan tingkat kesenjangan ekonomi yang
tinggi, yakni mencapai 49,3%;
•
Artinya
1% orang terkaya di Indonesia mengatur 49,3% kekayaan nasional
.
Sumber: Credit Suisse's Global Wealth Report 2016
8
•
Konsentrasi aktivitas ekonomi di Pulau Jawa
dan Sumatera melahirkan fokus
pembangunan yang hanya berkutat di Pulau
Jawa dan
Sumatra (
Jawa dan Sumatra
centric
) sejak 35 tahun yang lalu
;
•
Pada Tahun 2016, kontribusi pembentukan
PDB Nasional masih didominasi
daerah-daerah di Pulau Jawa yang mencapai
58,4%
. Sedangkan daerah-daerah di
Kawasan Timur Indonesia masih sangat
rendah, seperti Papua hanya menyumbang
2,5%.
•
Kesenjangan pembangunan antarwilayah juga terjadi antara kawasan perkotaan dan
perdesaan;
•
Kondisi tersebut kemudian melahirkan permasalahan sosial ekonomi, salah satunya
kemiskinan;
•
Sejak Maret 2016 hingga September 2016 persentase kemiskinan di Perkotaan dan
Perdesaan sama-sama mengalami penurunan;
•
Namun
persentase
penduduk
miskin
di
Perdesaan
tetap
lebih
besar
dibandingkan kawasan Perkotaan.
Sumber: BPS, September 2016 (diolah)
PULAU
1978
1983
1988
1993
1998
2003
2008
2013
Sumatera
27,6
28,7
24,9
22,8
22,0
22,4
22,9
23,8
Jawa
50,6
53,8
57,4
58,6
58,0
60,0
57,9
58,0
Kalimantan
10,2
8,7
8,9
9,2
9,9
8,9
10,4
8,7
Sulawesi
5,5
4,2
4,1
4,1
4,6
4,0
4,3
4,8
Bali & Nusa Tenggara
3,1
2,8
3,0
3,3
2,9
2,8
2,5
2,5
Maluku dan Papua
2,9
1,8
1,7
2,0
2,5
1,8
2,0
2,2
Total
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
Pembentukan PDB Nasional Tahun 1978-2013 (persen)
Sumber: Bappenas 2014
KESENJANGAN PEMBANGUNAN ANTARWILAYAH
PULAU
ACEH
10,79
18,80
16.43
SUMUT
9.69
10.86
10.27
SUMBAR
5.52
8.27
7.14
RIAU
6.38
8,51
7.76
JAMBI
10.73
7.30
8.37
SUMSEL
12.73
13.77
13.39
BENGKULU
16.16
17.43
17.03
LAMPUNG
10.15
15.24
13.86
BABEL
2.67
7.57
5.04
KEPRI
4.99
10.47
5.84
PULAU
JABAR
7.55
11.72
8.77
JATENG
11.38
14.88
13.19
DIY
11.68
16.27
13.10
JATIM
7.91
15.83
11.85
BANTEN
4.49
7.42
5.36
BALI
3.53
5.21
4.15
PULAU
KALBAR
4.97
9.38
8.00
KALTENG
4.49
5.83
5.36
KALSEL
3.43
5.37
4.52
KALTIM
3.86 10.15
6.00
KALTARA
4.50 10.29
6.99
PULAU
SULUT
5.22
10.82
8.20
SULTENG
10.07
15.48
14.09
SULSEL
4.47
12.30
9.24
SULTRA
6.87
15.31
12.77
GORONTALO
5.78
24.30
17.63
SULBAR
8.43
12.00
11.19
PULAU
NTB
17.55 14.82 16.02
NTT
10.17 25.19 22.01
PULAU
MALUKU
PAPUA
MALUKU
UTARA
3.76
7.43
6.41
MALUKU
7.86 26.88
19.26
PAPUA
4.21 37.07
28.40
PAPUA BARAT
5.69 37.33
24.88
Sumber: BPS, September 2016 (diolah)
9
PETA PERSEBARAN PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA
PER SEPTEMBER 2016
Dari total 250 Juta
penduduk Indonesia,
jumlah penduduk miskin
mencapai
28,51 juta
orang (11,13%)
(Maret 2016)
Turun menjadi
27,76 juta orang
(10,70%)
9 PROGRAM
PRIORITAS
NAWACITA
Menghadirkan
kembali Negara
untuk
melindungi
segenap bangsa
dan memberi
rasa aman pada
seluruh warga
negara
Membangun tata
kelola
Pemerintahan
yang bersih,
efektif,
demokratis dan
terpercaya
Membangun
Indonesia dari
pinggiran
dengan
memperkuat
daerah-daerah
dan desa dalam
kerangka Negara
Kesatuan
Memperkuat
kehadiran
Negara dalam
melakukan
reformasi sistem
dan penegakan
hukum yang
bebas korupsi,
bermartabat,
dan terpercaya
Meningkatkan
kualitas hidup
manusia dan
masyarakat
Indonesia
Meningkatkan
produktivitas
rakyat dan daya
saing di pasar
internasional
Mewujudkan
kemandirian
ekonomi dengan
menggerakkan
sektor-sektor
strategis
ekonomi
domestik
Melakukan
revolusi
karakter bangsa
Memperteguh
kebhinekaan
dan
memperkuat
restorasi sosial
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019:
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong-royong"
Visi ini diwujudkan melalui
7 (tujuh) MISI
PEMBANGUNAN
yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu
menjaga
kedaulatan
wilayah,
menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian
Indonesia
sebagai
negara
kepulauan.
2. Mewujudkan
masyarakat
maju,
berkeseimbangan,
dan
demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan
memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia
yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan
Indonesia
menjadi
negara
maritim
yang
mandiri,
maju,
kuat,
dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian
dalam kebudayaan.
1
Investasi
Peningkatan skala ekonomi produksi agar
produksi pertanian nasional meningkat
melalui pengembangan
agriculture estate
Menyediaan sarana dan prasarana serta gudang
penyimpanan produk pasca panen
Peningkatan kebutuhan tenaga kerja dan
perluasan lapangan kerja
•
Harga menjadi stabil dan terjamin.
•
Income
petani menjadi
predictable
dan terjamin.
•
Inflasi yang tidak perlu karena lonjakan harga bisa
dikurangi/dihindari karena harga stabil
•
Petani menjadi
bankable
karena
risk income
-nya
kecil
•
Kemampuan menabung masyarakat meningkat
•
Peningkatan konsumsi masyarakat
•
Impor yang tidak perlu bisa dikurangi karena
produksi nasional meningkat
Insentif kepada investor melalui kemudahan
perizinan, perpajakan, kredit dari bank, serta insentif
suku bunga.
Permintaan
Barang & Jasa
Daya
Beli
Pajak
14
Dalam proses perencanaan program/kegiatan, desa dapat
mempertimbangkan tipologi Desa
berdasarkan tingkat perkembangan kemajuan Desa yang ada di Indeks Desa Membangun (IDM).
Diarahkan untuk mendukung pengembangan
Satu Desa Satu Produk Unggulan, Jaring Komunitas
Wiradesa (penguatan kapasitas masyarakat sebagai subjek pembangunan), Lumbung Ekonomi
Desa (optimalisasi Sumber Daya desa untuk kesejahteraan) dan Lingkar Budaya Desa (proses
pembangunan sebagai bagian dari laku budaya).
a. Pembangunan Desa
untuk pemenuhan Sarana Prasarana, Pelayanan Sosial Dasar, Sarana
Ekonomi Desa,
Pembangunan Embung,
Pelestarian Lingkungan Hidup, Penanggulangan
Bencana Alam;
b. Pemberdayaan Masyarakat:
Peningkatan Kualitas Pelayanan Sosial Dasar, Pengelolaan
Sumber Daya Lokal, Pengelolaan Usaha Ekonomi Produktif, Penguatan Kapasitas terhadap
Bencana, Pelestarian Lingkungan Hidup dan Penguatan Tata Kelola Desa yang Demokratis.
Prioritas Penggunaan Dana Desa digunakan untuk pelaksanaan program/kegiatan
bidang
pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
disepakati dalam musyawarah desa serta dipublikasikan pada masyarakat di ruang publik.
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2017
Tipologi Desa
Contoh Produk
Unggulan
Contoh Kegiatan
Pembangunan Desa
Pemberdayaan Masy.
Desa Dataran
Tinggi, Pertanian,
Tertinggal & Sangat
Tertinggal
Pertanian Sayur
Mayur
Pembangunan tandon air, jalan
poros desa, kandang ternak,
pasar, pembibitan sayur.
Pendirian dan permodalan BUM
Desa, Pelatihan pertanian
organik, Pelatihan Pemasaran.
Desa Hamparan,
Tanaman Pangan,
Berkembang
Pertanian Pangan
dan Industri Bahan
Pangan
Pembangunan embung
,
saluran irigasi tersier, sarana
prasarana pengolahan pupuk
kandang, Posayandu, PAUD,
sumur resapan.
Pengembangan BUM Desa,
kerjasama antar BUM Desa,
pelatihan e-
marketing
,
pelatihan teknologi tepat guna.
Desa Pesisir,
Mina-Laut, Mandiri/Maju
Desa Wisata
Pembangunan tembok laut,
rehab jamban publik, rehab
dan perluasan tambatan
perahu, rehab pasar ikan,
pembangunan pusat budidaya.
Kursus pembuatan kerajinan
tangan berbahan baku limbah
laut, pelatihan wirausaha muda,
festival makanan olahan laut,
pengembangan BUM Desa.
CONTOH PENGGUNAAN DANA DESA 2017
(Permendesa, PDT dan Transmigrasi No.22/2016)
16
KALIMANTAN:
Desa Sangat Tertinggal: 2.497 Desa;
Desa Tertinggal: 3.089 Desa;
Desa Berkembang: 927 Desa;
Desa Maju: 66 Desa;
Desa Mandiri: 1 Desa.
SULAWESI:
Desa Sangat Tertinggal: 854 Desa;
Desa Tertinggal: 5.161 Desa;
Desa Berkembang: 2.582 Desa;
Desa Maju: 79 Desa;
Desa Mandiri: 1 Desa.
PAPUA:
Desa Sangat Tertinggal: 4.960 Desa;
Desa Tertinggal: 1.126 Desa;
Desa Berkembang: 171 Desa;
Desa Maju: 12 Desa;
Desa Mandiri:
-MALUKU:
Desa Sangat Tertinggal: 823 Desa;
Desa Tertinggal: 988 Desa;
Desa Berkembang: 270 Desa;
Desa Maju: 26 Desa;
Desa Mandiri:
-NUSA TENGGARA:
Desa Sangat Tertinggal: 476 Desa;
Desa Tertinggal: 2.570 Desa;
Desa Berkembang: 827 Desa;
Desa Maju: 70 Desa
Desa Mandiri: 3 Desa.
JAWA-BALI:
Desa Sangat Tertinggal: 263 Desa;
Desa Tertinggal: 6.953 Desa;
Desa Berkembang: 12.784 Desa;
Desa Maju: 2.960 Desa;
Desa Mandiri: 156 Desa.
SUMATERA:
Desa Sangat Tertinggal: 3.571 Desa;
Desa Tertinggal: 13.705 Desa;
Desa Berkembang: 5.321 Desa;
Desa Maju: 395 Desa;
Desa Mandiri: 13 Desa.
Sumber: Buku Indeks Desa Membangun 2015
Tipologi Desa di Indonesia
Desa Sangat Tertinggal: 13.144 Desa;
Desa Tertinggal: 33.592 Desa;
Desa Berkembang: 22.882 Desa;
Desa Maju: 3.608 Desa;
Desa Mandiri: 174 Desa.
0.23%
(11 Desa)
4.83%
(242 Desa)
30.66%
(1.531 Desa)
45.41%
(2.267 Desa)
18.87%
(942 Desa)
2%
(99 Desa)
14%
(699 Desa)
45%
(2.248 Desa)
32%
(1.598 Desa)
7%
(349 Desa)
Mandiri
Maju
Berkembang
Tertinggal
Sangat Tertinggal
Tahun 2015
Tahun 2016
17
Keterangan: berdasarkan hasil survei pada 4.993 desa sebagai sampel
18
•
Berdasarkan survei pada bulan Oktober 2016,
tingkat
kepuasan
masyarakat
terhadap
pemerintahan Jokowi-JK sebesar 79%.
•
Jika
dibandingkan
dengan survei periode-periode
sebelumnya maka terdapat kenaikan yang signifikan
terhadap Pemerintahan Jokowi-JK. Pada bulan Oktober
2015 Kepuasan mencapai titik terendah sebesar 59%.
Dari
79%
yang
menyatakan
Puas
terhadap
pemerintahan
Jokowi/JK,
sebanyak 72% merupakan masyarakat
desa.
Hal ini menunjukan bahwa
tingkat
kepuasan
masyarakat
terhadap pembangunan desa tinggi.
Persentase Masyarakat yang Menyatakan Puas
Sumber: Alvara Research
19
PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DESA
20.034
Desa memiliki
potensi
perkebunan
12.827
Desa memiliki
potensi
perikanan
61.821
Desa memiliki
potensi
pertanian
1.902
Desa potensi
Desa Wisata
64.587
Desa memiliki
potensi energi
baru terbarukan
1,8 Juta
Komoditas
UMKM berada
di Desa
Padahal Desa memiliki potensi ekonomi lain yang dapat dimanfaatakan, diantaranya:
20
Sebanyak
82,77%
penduduk desa
menggantung
hidup dari
sektor
pertanian atau
sebagai
petani
Permasalahan:
•
60% dari jumlah penduduk miskin Indonesia adalah petani;
•
Sebanyak 55,33 % petani adalah petani gurem (penguasaan
lahan kurang dari 0,25 Ha)
•
Akses pendanaan yang terbatas
dan cenderung berpola”ijon”;
•
Rendahnya akses pasar dan nilai tawar;
•
Kurangnya pengetahuan mengenai cara-cara produksi yang
baik;
•
Rendahnya ketersediaan sarana & prasarana dalam proses
produksi, dan pasca produksi
Percepatan pembangunan desa, melalui:
Pengembangan Produk Unggulan Desa (Prudes) dan
Produk Unggulan Kawasa Perdesaan (Prukades), BUM Desa, Pembangunan Embung, dan
Pembangunan Sarana Olahraga Desa
Dari total 125 Juta
angkatan kerja di
Indonesia, 58,4 Juta
berada di desa
26
Jika rata-rata
pendapatan
Rp 2 Juta/bulan
Rp 116,8 Triliun Uang
beredar di desa
•
Jika
58,4 Juta Angkatan Kerja di Desa memiliki
penghasilan rata-rata Rp 2 Juta/bulan
, maka
akan ada Rp 116,8 Triliun uang yang beredar di
desa;
•
Artinya,
setiap tahun akan terdapat Rp 1.402
Triliun uang yang beredar di desa
;
•
Tingginya tingkat perputaran uang di desa akan
meningkatkan aktivitas ekonomi di desa
;
•
Jika aktivitas ekonomi desa meningkat maka akan
berdampak
positif
pada
peningkatan
pertumbuhan
ekonomi
desa
yang
akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional.
Sumber: BPS
27
CONTOH SUKSES PENGEMBANGAN
28
DISTRIBUSI BUM DESA HINGGA AWAL
TAHUN 2017
NO
NAMA PROVINSI
JUMLAH BUMDESA
1
Nangroe Aceh Darusalam
6.728
2
Sumatera Utara
430
3
Bali
336
4
Bangka Belitung
19
5
Banten
146
6
Bengkulu
360
7
D.I Yogyakarta
148
8
Gorontalo
68
9
Jambi
11
10
Jawa Barat
2.964
11
Jawa Tengah
1.413
12
Jawa Timur
1.424
13
Kalimantan Timur
369
14
Kalimantan Tengah
256
15
Kalimantan Selatan
160
16
Kepulauan Riau
20
17
Lampung
255
18
Maluku
76
19
Nusa Tenggara Barat
178
20
Riau
319
21
Sulawesi Selatan
313
22
Sulawesi Tenggara
259
23
Sulawesi Tengah
496
24
Sulawesi Utara
629
25
Sumatera Barat
339
26
Sumatera Selatan
154
27
Nusa Tenggara Timur
60
28
Kalimantan Barat
152
29
Kalimantan Utara
55
30
Maluku Utara
134
31
Papua
10
32
Papua Barat
15
33
Sulawesi Barat
150
TOTAL BUMDESA
18.446
SEBARAN BUM DESA PER PROVINSI
1.
Dalam 2 tahun terakhir, jumlah BUM Desa meningkat tajam.
Pada akhir
tahun 2014, jumlah BUM Desa hanya sebanyak 1.022 Unit, namun
hingga awal tahun 2017 meningkat drastis hingga 18.446 Unit.
2.
Dari total jumlah BUM Desa, Sebanyak 6.728 unit (36,4%) berada di
Provinsi Nangroe Aceh Darusalam, diikuti Jawa Barat sebanyak 2.964 unit
(16%) dan Jawa Timur sebanyak 1.424 unit (7,7%).
TOTAL BUM Desa:
18.446
BUM Desa
SUMATERA
8.635
NO KAB/KOTA DESA NAMA BUMDESA JENIS USAHA OMSET PERTAHUN
1 Bantul Tirtinirmolo Tirtonirmolo Simpan Pin jam 8.700.000.000 2 Buleleng Tajun Mandala Giri Amerta 5.179.000.000 3 Klaten Ponggok Tirta Mandiri Kolam Pemandian dan Jasa Wisata 10.300.000.000 4 Cilacap Karang Kandri Karang Knadri Sejahtera Suplier PLTU 3.000.000.000 5 Kampar Rokan Hulu Bangun Jaya Perkebunan dan Simpan Pinjam 3.000.000.000 6 Gunung Kidul Bleberan Sejahtera Jasa Wisata 2.000.000.000 7 Bangli Landih Bulan Palapa Peternakan 1.600.000.000
8 Buleleng Pakisan Karyasari 1.400.000.000
9 Bojonegoro Kedungprimpen Srisadani Pompanisasi, Sewa Terop 1.300.000.000
10 Buleleng Tunjung Tunjung Mekar 1.300.000.000
11 Karangasem Bebandem Bandem Jagadhita Peternakan dan Pertanian 1.200.000.000 12 Buleleng Pacung Kencana Bumi Sejahtera 1.160.000.000
13 Buleleng Bulian Gunung Sarimas 1.121.000.000
14 Buleleng Patas Amartha 1.100.000.000
15 Bangli Pengotan Pengotan Simpan Pinjam 1.050.000.000
16 Bangli Kutuh Kutuh Lestari 1.040.000.000
17 Kebumen Karang Duwur Karang Duwur Jasa Wisata 1.000.000.000 18 Bogor Sukamanah Sukamanah Pengelolaan Air Bersih dan Simpan
Pinjam 1.000.000.000 19 Flores Timur Kenere Kenere Koperasi Simpan Pinjam 900.000.000 20 Sukabumi Nyalindung Panva Karya Sejahtera Pertanian 800.000.000 21 Dharmas Raya Ranah Koto Ranah Sakti Simpan Pinjam, Perdagangan 700.000.000 22 Bojonegoro Kedungarum Jaya Tirta Pompanisasi 600.000.000 23 Malang Banjarejo UPK Makmur Jasa Pengelolaan Air Bersih 550.000.000 24 Bojonegoro Sugiwaras Sugiwaras HIPAM,Pertanian,Simpan Pinjam 550.000.000 25 Tuban Ngadipuro Sejahtera Pompanisasi, Peternakan 520.000.000 26 Kuningan Lengkong Langgengkamulyan Kredit Usaha Mikro, &Peternakan 500.000.000 27 Malang Randugading Hipam Sumber Guwo Jasa Pengelolaan Air Bersih 500.000.000 28 Serang Beberan Maslahat Simpan Pinjam, Toko Sembako, Jasa
anggkutan Ekspedisi 500.000.000 29 Tanggerang Cangkudu Cangkudu Cipta MandirI Simpan Pinjam 500.000.000 30 Lampung Selatan Bumiasih Bumiasih Bank Sampah dan Simpan Pinjam 500.000.000 31 Indragiri Hilir PekanTua Harapan Barokah Pengelolaan Pasar Desa, Simpan Pinjam 500.000.000 32 Tulungangung Tangunggunung Graha Lestari Pertanian dan Perternakan 400.000.000 33 Tulungangung Gondang Al- Hidayah Pembuatan Karak Pisau 350.000.000 34 Lamongan Beransi Bumi Lestari Unit Saprodi, Unit Pemasaran 350.000.000 35 Blitar Tegalrejo Barokah Simpan Pinjam 350.000.000 36 Pangandaran Kertayasa Guha Bau Jasa Wisata 300.000.000 37 Sumedang Ganeas Ganeas Sejahtera Kelompok Tani,dan Ternak 300.000.000 38 Bandung Sukamenak Sukamenak Pengelolaan Air Bersih 300.000.000 39 Cirebon Cikeusal Karya Mandiri Simpan Pinjam 300.000.000 40 Majalengka Weragati Bina Mandiri Pertanian 300.000.000