• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DAFTAR PUSTAKA 2.1 Terminal 2.1.1 Definisi Terminal - Kajian Kepuasan Pengunjung Terhadap Keberadaan Kios Terminal (Studi Kasus:Terminal Kabanjahe)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II DAFTAR PUSTAKA 2.1 Terminal 2.1.1 Definisi Terminal - Kajian Kepuasan Pengunjung Terhadap Keberadaan Kios Terminal (Studi Kasus:Terminal Kabanjahe)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

DAFTAR PUSTAKA 2.1 Terminal

2.1.1 Definisi Terminal

Sesuai keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995 tentang

Terminal transportasi jalan merupakan prasarana transportasi jalan untuk

keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang,perpindahan intra dan/atau

moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan

umum (Keputusan Menteri Perhubungan No 31 1995).

Terminal Bis adalah tempat sekumpulan bis mengakhiri dan mengawali

lintasan operasion lnya. Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka pada

bangunan terminal penumpang dapat mengakhiri perjalanannya, atau memulai

perjalanannya atau juga dapat menyambung perjalanannya dengan mengganti

(transfer) lintasan bis lainnya. Di lain pihak, bagi pengemudi bis, maka bangunan

terminal adalah tempat untuk memulai perjalanannya, mengakhiri perjalanannya

dan juga sebagai tempat bagi kendaraan beristirahat sejenak, yang selanjutnya

dapat digunakan juga kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun

pengecekan mesin.

2.1.2 Fungsi Terminal

Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Fungsi terminal angkutan jalan dapat

(2)

7 1.Fungsi Terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan

lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi.

2.Fungsi Terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalu lintas dan angkutan serta menghindari

dari kemacetan, sumber pemungut reribusi dan sebagai pengendali kendaraan

umum.

3.Fungsi Terminal bagi operator / pengusaha, adalah pengaturan operasi bus , penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas

pangkalan.

2.2 Jenis Terminal

Berdasarkan jenis angkutan maka terminal bus di bagi dalam dua jenis

yaitu:

1. Terminal penumpang umum , yaitu terminal untuk melayani seluruh

angkutan penumpang umum.

2. Terminal barang, yaitu terminal untuk perpindahan (bongkar muat

barang).

Terminal penumpang umum bersasarkan fungsi pelayanannya dapat di

klasifikasikan (berdasarkan keputusan Mentri Perhubungan No.31 tahun

1995,tentang Terminal Trasportasi Jalan), yaitu:

(3)

8 angkutan lintas batas negara,angkutan Antar Kota Dalam Propinsi dan

Angkutan Kota.

b. Terminal Bus Type B, yaitu Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP),berfungsi

untuk melayani angktan Antar Kota Dalam Propinsi,Angkutan Kota dan

Angkutan Pedesaan.

c. Terminal Bus Type C (terminal lokal), yaitu berfungsi melayani kendaraan

kota dalam pedesaan.

2.2.1. Kriteria Pemmbangunan Terminal

Dalam merancang terminal penumpang harus diperhatikan beberapa hal

diantaranya:

a.Fasilitas penumpang yang disyaratkan

b.Pembatasan yang jelas antara lingkungan kerja terminal dengan lokasi

peruntukan lainya, misalnya pertokoan ,perkantoran,sekolah dan

sebagainya.wwa

c.Pemisahan antara lalu lintas kendaraan dan pergerakkan orang di dalam

terminal

d..Pemisaham yang jelas antara jalur angkutan antar kota antar propinsi, angkutan

antara kota dalam propinsi,angkutan kota dan angkutan pedesaan.

e.Manajemen lalu lintas di dalam terminal dan di daerah pengawasan terminal

f.Rencana bangunan terminal

g.Analisa dampak lingkungan

(4)

9 2.2.2. Fasilitas Terminal Penumpang

Fasilitas terminal penumpang terdiri dari fasilitas utama dan fasilitas

penunjang, daapat dijelaskan sebagai berikut:

2.2.3 Fasilitas Utama

Fasilitas utama adalah fasilitas yang mutlak dimiliki dalam terminal

penumpang yaitu antara lain:

a. Jalur pemberangkatan kendaraan umum, yaitu peralatan yang disediakan bagi

kendaraan angkutan penumpang umum menaikkan dan memulai perjalanan.

b. Jalur kedatangan kendaraan umum, yaitu pelataran yang disediakan bagi

kendaraan angkutan umum untuk menurunkan penumpang yang dapat pula

merupakan akhir perjalanan.

c. Jalur tunggu kendaraan umum, yaitu pelataraan yang disediakan bagi

kendaraan angkutan penumpang umum untuk beristirahat dan siap menuju

jalur pemberangkatan.

d. Tempat tunggu penumpang, yaitu pelataran tempat menunggu yang

disediakan bagi orang yang akan melakukan perjalanan dengan kendaraan

angkutan penumpang umum.

e. Jalur lintas, yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan

penumpang umum yang akan langsung melanjutkan perjalanan setelah

(5)

10 f. Bangunan kantor terminal , yaitu berupa sebuah bangunan yang biasanya

berada di dalam wilayah terminal yang biasanya digabung denagan

bangunan-bangunan lain seperti menara pengawas

g. Tempat istirahat sementara kendaraan umum

h. Menara pengawas, yang berfungsi sebagai tempat untuk membantu

pergerakan kendaraan dan penumpang dari atas menara.

2.2.4. Fasilitas penunjang

Menurut peraturan pemerintah fasilitas penumpang berfungsi sebagai

fasilitas pelengkap dalam pengoperasian terminal berupa antara lain:

a.Kamar kecil/toilet

b.Musholla

c.Kios/Kantin

d.Ruang pengobatan

f.Ruang informasi dan panduan

g.Telepon umum

(6)

11 2.3. Gambaran Umum Tentang Kios

Kios adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen.

Kios berasal dari bahasa Perancis yaitu " Kioser" yang berarti " Memotong

menjadi kecil kecil" (Risch, 1991 ).

2.4. Perilaku Pengunjung

Pengunjung dalam melakukan keputusan beli terhadap suatu produk atau

jasa yang ditawarkan oleh kios-kios sering dihadapkan pada berbagai macam

pilihan produk atau jasa. Pengunjung akan merasa puas jika suatu jasa /

perusahaan / kios-kios memberikan yang lebih dari sekedar manfaat produknya

saja. Sehingga kios-kios harus mampu memahami dan mempelajari perilaku

pengunjung.

Gambaran perilaku pengunjung menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko,

1987 : 10 adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa, termasuk didalamnya proses

pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Dari definisi di atas diperoleh kesimpulan bahwa perilaku pengunjung

adalah suatu tindakan-tindakan nyata individu atau kumpulan individu yang

dipengaruhi oleh aspek eksternal dan internal yang mengarahkan untuk memilih

dan mengkonsumsi barang atau jasa yang diinginkan.

2.5 Persepsi Kualitas Pelayanan 2.5.1 Definisi Kualitas Pelayanan

Kualitas jasa dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan

(7)

12 (2000) dalam Tjiptono dan Chandra (2004:121). Kualitas pelayanan pertama kali

dikemukakan oleh Parasuraman et. Al, (1988) dalam Setyawan dan Ihwan

(2004:30) yang mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai sebuah perbandingan

dari harapan pelanggan dengan persepsi dari layanan aktual yang mereka terima.

Service quality perception juga didefinisikan sebagai persepsi konsumen

secara keseluruhan baik keunggulan dan kelemahan dari organisasi dan

pelayanannya (Tylor and Baker, 1994) dalam Setyawan dan Ihwan

(2004:30).Mengacu pada beberapa pengertian tersebut diatas maka persepsi

kualitas pelayanan adalah suatu persepsi dan realitas dari pelayanan yang

diharapkan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh kios-kios. Konsep

kualitas itu sendiri dianggap sebagai ukuran relative kebaikan suatu produk atau

jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. (Tjiptono, 2001:51).

2.5.2 Dimensi Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan merupakan sarana pokok dalam memberikan kepuasan

kepada pelanggan yang bersifat multidimensi. Banyak studi yang mencoba untuk

melakukan eksploiasi terhadap dimensi kualitas pelayanan.Parasuraman et. al,

(1988) dalam Setyawan dan Ihwan (2004:30) mengungkapkan bahwa kriteria

yang digunakan konsumen dalam menilai kualitas pelayanan atas 5 (lima)

dimensi, yaitu sebagai berikut:

1. Bukti Fisik (Tangible)

(8)

13 2. Reliabilitas (Reliability)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan pelayanan yang di janjikan

secara akurat dan terpercaya.

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

Berkenaan dengan kesediaan untuk membantu konsumen dan menyediakan

layanan yang dijanjikan.

4. Jaminan (Assurance)

Berkenaan dengan pengetahuan dan perilaku karyawan serta kemampuan untuk

menginspirasikan kepercayaan dan keyakinan.

5. Empati (Empathy)

Berkenaan dengan perhatian individu perusahaan kepada karyawan.

2.5.3 Prinsip-prinsip Kualitas Pelayanan

Menurut Wolkins et. al, (1993) dalam Tjiptono dan Chandra (2004:137-138)

prinsip kualitas pelayanan terdiri atas:

1. Kepemimpinan

Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen dari

manajemen puncak. Manajemen puncak harus memimpin dan mengarahkan

organisasinya dalam upaya peningkatan kinerja kualitas.

2. Pendidikan

Semua karyawan perusahaan, mulai dari manajer puncak sampai karyawan

operasional, wajib mendapatkan pendidikan mengenai kualitas.

(9)

14 Proses perencanaan strategik harus mencakup pengukuran dan tujuan kualitas

yang digunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk mencapai visi dan

misinya.

4. Review

Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif bagi manajemen

untuk mengubah perilaku organisasi. Proses ini menggambarkan mekanisme yang

menjamin adanya perhatian terus-menerus terhadap upaya mewujudkan sasaran

kualitas,

5. Komunikasi

Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses

komunikasi organisasi, baik dengan karyawan, pelanggan, maupun stakeholder

lainnya.

6. Total Human Reward

Reward dan recognition merupakan aspek krusral dalam implementasi strategi

kualitas. Strategi karyawan berprestasi perlu diberi imbalan dan prestasinya harus

diakui.

2.6 Kepuasan Pengunjung 2.6.1 Definisi Kepuasan

Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa Latin “satis” (artinya

cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat) menurut Tjiptono

dan Chandra (2004:195) sehingga kepuasan bisa diartikan sebagai upaya

(10)

15 berbeda dengan kualitas pelayanan, dimana kepuasan merupakan evaluasi spesifik

terhadap transaksi pemberi jasa, sedangkan persepsi terhadap kualitas jasa terkait

dengan penilaian umum mengenai superioritas pemberi jasa.

Kepuasan juga merupakan tingkat perasaan pengunjung yang diperoleh

setelah pengunjung melakukan / menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat

diartikan kepuasaan pengunjung merupakan perbedaan antara yang diharapkan

pengunjung (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan di dalam

usaha memenuhi harapan pengunjung, Setyawan dan Ihwan (2004:31).Meskipun

definisi para ahli tentang kepuasan beragam, tetapi pada dasarnya tingkat

kepuasan merupakan perbandingan antara harapan pengunjung dan nilai produk

atau jasa pengunjung. Soelasih (2004:86) dalam Tony Wijaya (2005)

mengemukakan tentang harapan dan persepsi sebagai berikut:

1. Nilai harapan = nilai persepsi maka pengunjung puas

2. Nilai harapan < >

3. Nilai harapan > nilai persepsi maka pengunjung tidak puas

Nilai harapan dibentuk melalui pengalaman masa lalu, komentar atau saran dari

pengunjung dan informasi dari pesaing.

Ketidakpuasan / keluhan pengunjung terhadap suatu jasa pelayanan karena

tidak sesuai dengan yang diharapkan dapat berdampak negatif terhadap

keberhasilan jasa pelayanan tersebut. Suatu usaha jasa / kios-kios banyak

menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan pengunjung salah satunya

dengan memastikan kualitas produk dan jasa memenuhi harapan pengunjung.

(11)

16 yang terpuaskan menurut Kotler (1996) dalam Tony Wijaya (2005:42) akan:

1. Melakukan pembelian ulang,

2. Mangatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain,

3. Kurang memperhatikan merek ataupun iklan produk pesaing,

4. Membeli produk yang lain dari perusahaan- yang sama.

Setiap perusahaan jasa / kios-kios yang menggunakan strategi kepuasan

pengunjung akan menyebabkan pesaingnya berusaha keras merebut atau

mempertahankan pengunjung suatu perusahaan. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kepuasan pengunjung, diantaranya adalah faktor kepuasan seperti

Referensi

Dokumen terkait

Terminal Kertonegoro Ngawi merupakan terminal tipe A yang mempunyai fungsi untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan antar provinsi (AKAP) dan angkutan antar kota

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kepuasan pengunjung terhadap keberadaan kios terminal yang ada sekarang,apakah masih sesuai dengan kebutuhan seiring dengan

Hampir separoh dari jumlah $rusahaan-perusaham yang bergerak dalam bidang jasa angkutan baik AKAP e u p u n antar kota dalam propinsi (AKDP), tidak memanfaatkan

Terminal Kajen Kabupaten Pekalongan merupakan terminal tipe B karena terminal ini melayani kendaraan umum penumpang untuk antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan pedesaan

Terminal Sibolga merupakan terminal tipe A karena terminal ini mempunyai luas 6100 m 2 dan juga berfungsi untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan antar provinsi ( AKAP

Berdasarkan fungsi pelayanannya di terminal saat ini, yaitu melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan maka

Terminal Penumpang tipe A merupakan terminal yang fungsi utamanya melayani kendaraan bermotor umum untuk angkutan lintas batas negara dan/atau angkutan

Terminal Penumpang Tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP), angkutan kota (AK), dan atau angkutan desa