• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Umum

Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang sangat penting dan begitu strategi dalam hal pembangunan, makan perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dengan satu kesatuan dalam sistem yang terpadu. Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancer dan tertib maka di tempat-tempat tertentu yang perlu dibangun dan diselenggarakan terminal.

Secara umum terminal yang digunakan untuk seluruh moda transportasi itu sama, pengertiannya dapat dilihat melalui 3 segi yaitu :

1. Kedudukannya dan keberadaan terminal dalam sistem transportasi 2. Fungsinya

3. Kewilayahannya (tata ruang wilayah)

Dari segi kedudukan dan keberadaannya dalam sistem transportasi terminal merupakan salah satu dari komponen sistem transportasi yang berupa prasarana dan fasilitas tetap. Terminal ini merupakan suatu titik simpul dalam jaringan transportasi dan sudah menjadi tempat berhenti atau terputusnya arus pergerakan lalu lintas kendaraan. (Fadel Miro, 2012)

2.2 Pengertian Terminal

a. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995, terminal bus penumpang merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan baik menurunkan serta menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Dari definisi tersebut, maka kawasan terminal pada saat ini digunakan oleh penumpang untuk tempat keberangkatan dan

(2)

kedatangan. Selain itu terminal juga digunakan sebagai tempat transit sementara untuk melanjutkan keberangkatan selanjutnya.

b. Terminal bus merupakan prasarana untuk angkutan jalan raya guna untuk mengatur kedatangan serta pemberangkatan pangkalannya kendaraan umum dan juga memuat atau menurunkan penumpang atau barang

2.3 Fungsi Terminal

Fungsi terminal menurut Dirjen Perhubungan Darat Bina Sistem Prasarana ditinjau dari beberapa unsur antara lain :

a. Terminal bagi penumpang merupakan untuk mendapatkan kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan lain, serta tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas kendaraan pribadi. b. Terminal bagi pemerintah adalah segi perencanaan dan manajemen lalu

lintas untuk menata lalu lintas dan angkutan umum serta menghindari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali kendaraan umum.

c. Terminal bagi operator adalah sebagai tempat untuk mengatur operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan.

d. Terminal bagi pengguna umum merupakan fasilitas yang mendukung dalam suatu terminal antara lain, toilet, loker tiket, pembelanjaan, dll.

2.4 Jenis Terminal

Menurut Warpani (2002), berdasarkan jenis angkutan terminal bus dibedakan menjadi :

1. Terminal penumpang, yaitu adalah prasarana transportasi jalan yang keperluannya menaikkan serta menurunkan penumpang, perpindahan intra

(3)

dan antar moda transportasi serta sebagai pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

2. Terminal barang, yaitu adalah prasarana transportasi jalan yang keperluannya untuk membongkar maupun memuat barang serta perpindahan intra dan antar moda transportasi.

2.5 Ketentuan Mengenai Terminal Angkutan Penumpang

Sesuai dengan Pasal 41 Bab VI Peraturan Pemerintahan Nomor 43 tahun 1993, tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan dan Pasal 2 Bab II Keputusan Menteri Perhubungan No 31/1995, Terminal penumpang berdasarkan fungsi pelayanan yang dibagi menjadi tiga tipe yaitu :

a. Terminal penumpang tipe A berfungsi untuk melayani kendaraan umum berupa angkutan antar kota antar propinsi maupun angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. b. Terminal penumpang tipe B berfungsi untuk melayani kendaraan umum berupa

angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota maupun angkutan pedesaan. c. Terminal penumpang tipe C berfungsi untuk melayani kendaraan umum untuk

angkutan pedesaan.

2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A

a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas negara.

b. Terletak di jalan arteri dengan jalan sekurang-kurangnya yaitu kelas IIIA.

c. Jarak antara dua terminal penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 20 km yang di Pulau Jawa, 30 km yang di Pulau Sumatera dan 50 km yang di pulau lainnya.

(4)

d. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal yang di Pulau Jawad dan Sumatera, dan 3 ha di pulau lainnya.

e. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 100 m yang di Pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar maupun masuk terminal.

2.5.2 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe B

a. Terletak di Kotamadya atau Kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan kota yang dalam propinsi

b. Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan jalan yang sekurang-kurangnya kelas IIIB.

c. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal yang tipe A sekurang-kurangnya 15 km yang di Pulau Jawa, 30 km di pulau lainnya.

d. Tersedia luas lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk yang terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, dan 2 ha di pulau lainnya. e. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal, berjarak sekurang-kurangnya 50 meter di Pulau Jawad an 30 meter di pulau lainnya.

2.5.3 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe C

a. Terletak di dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II dan dalam jaringan trayek yang angkutan pedesaan.

b. Terletak di jalan kolektor atau local dengan kelas jalan yang paling tinggi IIIA. Harus tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.

(5)

c. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal, sesuai dengan kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar daerah terminal.

2.5.4 Kriteria Pembangunan Terminal

Beberapa aspek yang harus dilengkapi pada suatu terminal yaitu: a. Rancangan bangun terminal.

1. Disyaratkan fasilitas penumpang

2. Adanya pembatasan sesuai antara lingkup kerja di sekitar terminal dengan lokasi kegunaan lainnya, misal perkantoran, pendidikan, dan lain sebagainya.

3. Harus adanya pembatas antara arus kendaraan dengan pergerakan orang di dalam terminal.

4. Harus ada pembatas yang jelas antara jalur angkutan kota maupun angkutan pedesaan, angkutan AKDP, angkutan AKAP, manajemen didaerah pengawasan terminal dan lalu lintas dalam terminal.

b. Analisis dampak lalu lintas.

c. Analisis mengenai dampak lingkungan.

2.5.5 Kriteria Perencanaan Terminal a. Sirkulasi lalu lintas

Jalan masuk maupun keluar kendaraan haruS lancar, dan dapat bergerak dengan begitu mudah. Jalan masuk maupun keluar penumpang kendaraan umum herus terpisah dengan keluar masuknya kendaraan. Kendaraan di dalam terminal harus dapat bergerak tanpa adanya halangan yang tidak perlu. System sirkulasi kendaraan di dalam terminal di tentukan.

(6)

2. Frekuensi perjalanan

3. Waktu yang diperlukan untuk naik maupun turun penumpang

Sistem sirkulasi ini juga harus ditata dengan memisahkan jalur bus/kendaraan dalam kota dengan jalur bus angkutan yang antar kota.

Fasilitas utama terminal yang terdiri dari :

1. Jalur pemberangkatan untuk kendaraan umum. 2. Jalur kedatangan untuk kendaraan umum. 3. Tempat tunggu untuk kendaraan umum.

4. Tempat istirahat sementara untuk kendaraan umum. 5. Bangunan kantor terminal.

6. Tempat tunggu penumpang maupun pengantar, menara pengawasan, loket penjualan karcis, rambu-rambu dan juga papan informasi yang memuat petunjuk jurusan, tariff maupun jadwal perjalanan, peralatan parker kendaraan pengantar dan taksi.

7. Kamar kecil/toilet. 8. Musholla.

9. Ruang pengobatan.

10. Ruang informasi dan pengaduan telepon umum. 11. Tempat penitipan barang.

12. Taman.

13. Kegiatan sirkulasi penumpang, pengantar, penjemput, sirkulasi barang dan pengelola terminal.

14. Macam tujuan dan jumlah trayek, motivasi terkait perjalanan, kebiasaan penumpang dan fasilitas penunjang lainnya.

(7)

2.5.6 Alternatif Standard Terminal

Terminal penumpang berdasarkan tingkat pelayanan yang dinyatakan dengan jumlah arus minimum pada kendaraan per satu satuan waktu yang mempunyai cici-ciri sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tingkat Pelayanan Terminal

No Tipe Terminal Jumlah Arus Kend. (kend/jam) 1 Terminal tipe A 50 - 100 2 Terminal tipe B 25 - 50

3 Terminal Tipe C 25

2.6 Kapasitas dan Konsep Tingkat Pelayanan

Kapasitas yaitu besaran volume kendaraan yang melalui terminal. Konsep kapasitas terminal dibagi menjadi dua. Yang pertama, peluang terjadinya arus lalu lintas yang melintasi terminal secara maksimum., yaitu terhadap satuan lalu lintas yang menanti untuk dapat masuk ke tempat pelayanan sesegera mungkin setelah tersedianya tempat tersebut. Keadaan seperti ini jarang dicapai untuk kurun waktu yang panjang, hal ini dipengaruhi karena arus transportasi rata-rata memiliki jam peak hour (puncak).

Yang kedua yaitu daya muat maksimum yang masih bias manampung dengan waktu kelambatan atau menunggu yang masih bias ditolerin oleh penumpang. Jika pada suatu arus semakin meningkat atau padat pada bagian yang pendek dari keseluruhan periode dimana kelambatan akan semakin meningkat jika volumenya di ukur. Pada satuan arus lalu lintas, waktu total adalah jumlah antara waktu pelayanan dan waktu kelambatan.

2.7 Aktivitas Terminal

Tersedianya fasilitas publik yang ada, diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk memenuhi kebutuhan dan memenuhi keberlangsungan kebutuhan

(8)

manusia. Selain itu, terminal berfungsi untuk melayani kendaraan yang berfumgsi sebagai alat bantu transportasi. Sebab terminal juga harus mempertimbangkan kepentingan dari kendaraan/jenis moda transportasi yang dilayani. Maka, keberadaan terminal dapat memenuhi tujuan terminal tersebut. Kondisi seperti ini memunculkan keteraturan aktivitas terminal agar dapat mencapai system transportasi yang lebih terjamin, lebih efisien, dan mampu terbentuknya aliran perputaran yang lebih sistematis.

2.8 Tingkat Kinerja Terminal 2.8.1 Standart Kinerja Terminal

a. Jumlah arus kendaraan per satuan waktu untuk Terminal tipe A sebanyak 50 sampai 100 kendaraan per jam

b. Sirkulasi lalu lintas kendaraan harus lancer c. Luas bangunan

d. Luas pelataran

e. Sistem parkir kendaraan didalam terminal harus ditata sedemikian rupa sehingga rasa aman, mudah dicapai, lancer dan tertib

2.8.2 Parameter Kinerja Terminal

a. Jalan masuk dan keluar kendaraan harus lancar dan tidak terjadi antrian ( ρ <

1)

b. Rentang waktu headway atau antara kurang dari rentang 10 – 20 menit c. Waktu tunggu :

1. Rata-rata 5 – 20 menit 2. Maksimum 10 – 20 menit

2.9 Daerah Kewenangan Terminal

Terdapat 2 daerah kewenangan terminal penumpang, yaitu :

a. Daerah lingkungan kerja terminal yang diperuntukkan untuk fasilitas utama dan juga fasilitas penunjang

(9)

b. Daerah diluar lingkungan kerja terminal, yang diawasi oleh petugas terminal untuk kelancaran arus lalu lintas yang ada di sekitar terminal disebut juga dengan daerah pengawasan terminal.

2.10 Standart Pelayanan Terminal

Terminal merupakan salah satu prasarana yang sangat dibutuhkan di sektor transportasi dalam melakukan pergerakan baik orang maupun barang dari tempat asal ke tempat tujuan. Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka pada bangunan terminal penumpang dapat mengakhiri perjalanannya, atau memulai perjalananya atau juga dapat menyambung perjalanannya dengan mengganti (transfer) lintasan bus lainnya. Di lain pihak, bagi pengemudi bus, bangunan terminal adalah tempat untuk memulai perjalanannya, mengakhiri perjalannya dan juga sebagai tempat bagi kendaraan beristirahat sejenak, yang selanjutnya dapat digunakan juga kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun pengecekan mesin. Sesuai dengan fungsi terminal yang berperan dalam menunjang tersediannya jasa transportasi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan. Dari dulu hingga sekarang fungsi dari terminal masih sangat dibutuhkan untuk membantu mobilitas masyarakat, dengan berkembangnya perekonomian di suatu wilayah akan mengakibatkan meningkatnya aktivitas untuk melakukan pergerakan, hal ini menyebabkan tuntutan terhadap jasa transportasi juga meningkat. Keberadaan terminal sangat berperan penting dalam menentukan tingkat kinerja dari pelayanan angkutan umum dalam suatu wilayah maka keberadaan terminal perlu direncanakan dengan baik agar dapat mengefektifkan dan mengoptimalkan kinerja dari terminal.

Beberapa standar pelayanan terminal yang diatur Menurut Peraturan Mentri Perhubungan Republik Indonesia Nomor : PM 40 tahun 2015, mengenai standar pelayanan penyelenggaraan terminal penumpang angkutan jalan,pelayanan yang wajib disediakan dan dilaksanakan oleh penyelenggara terminal penumpang angkutan jalan yaitu:

(10)

a. Pelayanan keselamatan

Dimana keselamatan yang dimaksud merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk terhindarnya dari risiko kecelakaan yang disebabkan oleh faktor kendaraan serta sarana dan prasarana yang meliputi.

1. Kelayakan dari kendaraan dengan ketersediaan fasilitas pemeliharaan kendaraan, hal ini untuk memastikan kendaraan siap dan aman digunakan para penumpang agar tidak ada gangguan selama perjalanan.

2. Pemisahan jalur kendaraan dan ketersediaan perlengkapan lalu lintas dan petunjuk arah agar sirkulasi kendaraan dan aktivitas prnumpang di dalam terminal menjadi tertib dan aman.

b. Pelayanan keamanan

Keamanan yang dimaksud adalah dimana penumpang terhindar dan terjaga dari tindakan kriminal serta gangguan-gangguan lain selama berada pada kawasan terminal.yang meliputi :

1. Adanya petugas terminal yang mengatur didalam terminal. 2. Fasilitas keamanan sebagai tempat pengawasan.

3. Media pengaduan keamanan agar memudahkan penumpang dalam melaporkan gangguan kemanan.

c. Pelayanan kehandalan/keteraturan

Keteraturan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk memgetahui kapasitas waktu pemberangkatan dan kedatangan mobil bus.

d. Pelayanan kenyamanan

Kenyamanan yang dimaksud disini adalah standar yang harus dipenuhi,melputi kondisi dan kelengkapan dari fasilitas yang ada pada terminal untuk memberikan suatu kondisi nyaman, bersih, indah dan sejuk serta dapat dinikmati pengguna jasa. e. Pelayanan kemudahan/keterjangkauan

Kemudahan/Keterjangkauan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk memberikan kemudahan bagi pengguna jasa dalam mendapatkan informasi

(11)

mengenai rute, trayek, jadwal dan tarif yang terjangkau serta terdapat fasilitas yang memdudahkan pengunjung selama berada di kawasan terminal.

2.11 Parameter Pelayanan Terminal

a. Pelayanan keselamatan tersedianya fasilitas lajur pejalan kaki dan fasilitas keselamatan jalan

b. Pelayanan keamanan tersedianya fasilitas keamanan, media pengaduan gangguan keamanan dan petugas keamanan

c. Pelayanan kehandalan/keteraturan tersedianya jadwal kedatangan dan keberangkatan kendaraan serta besaran tarif kendaraan bermotor umum beserta realisasi jadwal secara tertulis dan tersedianya loket penjualan tiket d. Pelayanan kenyamanan tersedianya ruang tunggu untuk calon penumpang

sebelum naik bus ( ruang tertutup atau terbuka ), toilet dan mushola

e. Pelayanan kemudahan /keterjangkauan keteraturannya letak jalur kedatangan ataupun jalur keberangkatan, tersedianya ruang atau tempat untuk informasi pelayanan berupa layout terminal, nama terminal, peta jaringan

2.12 Teori Antrian

Terdapat empat karakteristik antrian yang harus ditentukan untuk meramalkan prestasi (dalam kata lain variable-variabel). Yang pertama ialah distribusi headway dari kedatangan lalu-lintas, yang mungkin saja merata (yaitu dengan headway yang konstan) atau dapat mengikuti pola kedatangan Poisson atau acak (yaitu kemungkinan eknponensial negative dari headway), atau pola-pola lainnya. Karakteristik penting yang ketiga ialah jumlah saluran untuk pelayanan atau stasiun. Yang terakhir, yang biasa disebut dislipin antrian, ialah yang menentukan urutan di mana satuan lalu-lintas yang tiba akan dilayani. Dalam transport, hal ini biasanya dilakukan dengan cara yang pertama datang akan pertama pula dilayani, tetapi dalam system lain urutan ini mungkin terbalik, yang terlebih dulu datangakan paling akhir dilayani, seperti surat-surat yang di tumpuk, dan dipilih muali dari yang paling atas. Dalam istilah teori antrian, hal yang pertama tadi biasa disebut

(12)

“pertama masuk, pertama ke luar” (first in, first out – FIFO); sedang yang kedua tadi biasa disebut “terakhir masuk, pertama keluar” (last in, first out – LIFO). Pola lain juga mungkin, seperti misalnya lalu-lintas yang harus dialihkan apabila lajur antrian sudah terlalu panjang; tetapi tidak akan membahas semua keadaan yang terjadi. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

 Analisis tingkat kedatangan λ = jumlah kendaraan yang tiba

waktu pengamatan

 Perhitungan tingkat pelayanan μ = jumlah kendaraan yang tiba

komulatif waktu pelayanan

 Menghitung Intensitas Lalu Lintas

ρ = λ

μ dimana:

λ = Analisis tingkat kedatangan μ = Perhitungan tingkat pelayanan

 Menghitung jumlah rata-rata kendaraan dalam system

n = ρ

1−ρ dimana:

ρ = Intensitas lalu lintas

 Menghitung waktu rata-rata dalam system

d = 1

μ−λ dimana:

λ = Analisis tingkat kedatangan μ = Perhitungan tingkat pelayanan

 Menghitung waktu tunggu rata-rata dalam system

w = 𝑑 − 1

(13)

dimana:

d = Menghitung waktu rata-rata dalam system μ = Perhitungan tingkat pelayanan

 Menghitung panjang antrian rata-rata dalam system q = 1−ρρ 2

dimana:

ρ = Intensitas lalu lintas

Menghitung headway rata-rata

h = 1

λ dimana:

λ = Analisis tingkat kedatangan

2.13 IPA ( Importance Performance Analysis )

Importance Performance Analysis terdiri atas dua komponen yaitu analisis kuadran dan analisis kesenjangan (gap). Dengan analisis kuadran dapat diketahui respon konsumen terhadap variabel yang diplotkan berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dari variabel tersebut. Sedangkan analisis kesenjangan (gap) digunakan untuk melihat kesenjangan antara kinerja suatu variabel dengan harapan pengguna terhadap variabel tersebut.

Langkah pertama untuk analisis kuadran adalah menghitung rata-rata penilaian kepentingan dan rata-rata kinerja untuk setiap variabel dengan dan p merupakan banyaknya variabel. Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tingkat kepentingan dan rata-rata kinerja untuk keseluruhan variabel. x y Nilai ini memotong tegak lurus pada sumbu horizontal yaitu sumbu yang mencerminkan kinerja variabel (x) sedangkan nilai memotong tegak lurus pada sumbu vertikal

(14)

yaitu sumbu yang mencerminkan kepentingan variabel (y). Setelah diperoleh bobot kinerja dan kepentingan sub variabel serta nilai rata-rata kinerja dan kepentingan variable x y. Setelah diperoleh bobot kinerja dan kepentingan sub variabel serta nilai rata-rata kinerja dan kepentingan variabel. Kemudian nilai-nilai tersebut diplotkan ke dalam diagram kartesius seperti pada Gambar berikut:

Gambar 2.1 Diagram Analisis Kuadran

Rumus yang digunakan adalah sebagai dalam analisis ini adalah sebagai berikut : Sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat kepuasan, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap atribut digunakan Persamaan 2.1 dan 2.2 sebagai berikut :

𝑋𝑖 = ∑𝑥

𝑛 … … … (2.1)

𝑌𝑖 =∑𝑦

𝑛 … … … (2.2) dimana :

∑𝑥 = Total skor tingkat kesesuaian performance. ∑𝑦 = Total skor tingkat kepentingan / importance. n = Jumlah responden.

Setelah itu dilakukan pengukuran nilai rata-rata untuk tiap atribut,selanjutnya mengukur tingkat kesesuaian antara tingkat kepuasan dan kepentingan denngan rumus sebagai berikut :

(15)

Tki = 𝑋𝑖

𝑌𝑖 x100%………...…...(2.3) dimana :

Tki = Tingkat kesesuaian responden.

Xi = Nilai rata-rata penilaian tingkat kesesuaian. Yi = Nilai rata-rata penilaian tingkat tiap kepentingan.

Langkah selanjutnya adalah membuat peta posisi importance – performance yang merupakan suatu diagram kartesius yang dibagi menjadi empat kuardan yang dibatasi oleh dua buah garis berpotongan tegak lurus .

𝑥̿ =∑𝑥𝑖

𝑘 ...(2.4)

𝑌̿ =∑𝑦𝑖

𝑘 ...(2.5)

dimana :

∑𝑥𝑖 = Total rata-rata tingkat kesesuaian seluruh atribut. ∑𝑦𝑖 = Total rata-rata tingkat kepentingan seluruh atribut.

Gambar

Tabel 2.1 Tingkat Pelayanan Terminal
Gambar 2.1 Diagram Analisis Kuadran

Referensi

Dokumen terkait

Desain penelitian ini merupakan suatu proses yang dilakukan dalam perencanaan dalam pelaksanaan penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai dampak proses produksi,

Dengan memperhatikan tren pada triwulan III 2017, dimana penerimaan pendapatan daerah mencapai 66,60 persen dari target, maka realisasi pendapatan daerah sampai

Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Ekonomi Kreatif Dan Penanaman Modal sebagai Instansi pemerintahan yang mempunyai peranan untuk

Manajemen Berbasis Sekolah merupakan wahana untuk mendidik sekolah, terutama sekolah yang selama ini memiliki tingkat ketergantungan tinggi terhadap pusat, menjadi

Perkembangan pariwisata dan peraturan pemerintah di Kota Makassar yang meningkat, juga kondisi geologis datarannya pesisir pantai menjadikan Kota Makassar cocok

Penelitian ini juga menemukan bahwa pengalaman auditor berpengaruh positif pada kualitas audit melalui skeptisisme profesional auditor, sedangkan keahlian auditor tidak

Tempat peristirahatan nelayan yang ada di PPN Pekalongan selalu di gunakan untuk beristirahat oleh nelayan yang ada di PPN Pekalongan, baik itu untuk tidur, ataupun yang

Meskipun di dalam penelitian ini juga menggunakan etanol absolut (99%) sebagai pengekstrak senyawa polifenol, namun kadar total fenol relatif tidak mengalami