• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisis Maqashid al-Syariah Terhadap Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di PT Bank BRI Syariah Pusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of Analisis Maqashid al-Syariah Terhadap Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di PT Bank BRI Syariah Pusat"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan*

Dewasa ini, terdapat perhatian yang besar terhadap sektor swasta dan

* Aan Finarti Sukandi memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy.) dari Prog-ram Studi Perbankan Syariah FAI UNISMA Bekasi dan saat ini bekerja di BRI Syariah Pusat Jakarta. Sedangkan Purnama Putra lahir di Sukoharjo, 5 Oktober 1981. Memperoleh gelar sarjana Akuntansi di Universitas Ter-buka., Magister pada bidang Ekonomi Ke-uangan Syariah Universitas Indonesia. Saat ini menjadi pengajar tetap di Program Studi Perbankan Syariah FAI UNISMA Bekasi. Selain itu, ia sedang menempuh pendidikan Doktoral Ekonomi Islam di Universitas Airlangga Surabaya.

pemerintahan. Dimana perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan tersebut. Namun, tidak sedikit perusahaan di lingkungan masyarakat hampir membawa dampak negatif, meskipun memiliki manfaat untuk kesejahteraan dan pembangun-an. Dan tidak di pungkiri lapangan pekerjaan terbuka untuk masyarakat akan tetapi mereka lupa akan lingkungan mereka sendiri. Mencer-mati sisi negatif industrialisasi ter-sebut, tidak adil manakala masyarakat harus menanggung beban sosial. Mengingat, masyarakat adalah pihak yang tidak memperoleh kontra pres-tasi langsung dari industrialisasi,

Analisis Maqashid al-Syariah Terhadap Pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) di PT. Bank BRI Syariah Pusat

Aan Finarti Sukandi & Purnama Putra*

Abstract: Corporate Social Responsibility is an obligation of a company. BRI Syariah as one of Islamic Financial Institution carries out the social responsibility program.This research aims at finding out the implementation of CSR program at BRISyariah using the perspective of Maqashidsyariah. Based on the categorization and qualification, the indicators measurement which get along with sharia principles are finally invented.The research was conducted at the unit of CSR of BRISyariah head office so that the data cover all of thr implementation of CSR BRISyariah all over Indonesia. The method used was mixed methods research. The quantitative method was used for measuring the CSR program of BRISyariah which was categorized in the component of maqoshidsyariah and qualitative method was used for processing the data from the interview, observation, and literary review proposed to the manager of CSR BRISyariah. The result of the research indicates that the implementation of CSR at BRISyariah is relevant with al maqashidasysyariah. It is proven in the five main components of maqashid al syariah, which are 1) the protection of the Faith / religion, 2) the protection of life/human soul, 3) the protection of mind /intellect, 4) the protection of wealth, 5) The protection of lineage. While based on the measurement of maqashid al syariah to the CSR at BRISyariah it is known that the indicators of program according to maqashid syariah was the protection of human soul in 2012 with the total number of 30 activities spending 941.305.000 rupiah. The percentageof funding fistribution of CSR was 46% and in 2013 there were 52 activities with the total funding of 985.870.000, the percentage of funding distribution was 50 %.

(2)

84 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

terutama masyarakat garis bawah (grass rooth) yang secara modal dan kesempatan tidak memiliki akses terhadap perkembangan industriali-sasi. Mereka yang hanya tingal di sekitar kawasan industri dan lang-sung merasakan dampak pencemaran di daerah hunian mereka. Sementara, justru mereka yang harus merasakan sekaligus menanggung dampak sosial dan lingkungan.

CSR (Corporate Social Responsi-bility) merupakan salah satu kewa-jiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) yang terbaru, yakni UU Nomer 40 Tahun 2007. Melalui undang-undang ini korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan hidup, tetapi juga pada isu-isu sosial dari masya-rakat yang merasakan langsung dampak negatif dari operasi per-usahaan.

Di tahun 1970-an, topik CSR me-ngemuka melalui tulisan Milton Friedman tentang bentuk tunggal tanggungjawab sosial dari kegiatan bisnis. Bahkan Estes menilai bahwa roh atau semangatnya telah ada sejak mula berdirinya perusahaan-perusa-haan (di Inggris), yang tugas utama-nya adalah untuk membantu peme-rintah dalam memberikan pelayanan dan memenuhi kebutuhan masyarakat sikap dan pendapat pro-kontra selalu merupakan bagian dari sejarah

kehi-dupan perusahaan dan perkembangan konsep CSR itu sendiri.1

Dengan demikian perusahaan atau korporasi-korporasi wajib untuk melaksanakan CSR, tetapi kewajiban ini bukan suatu beban yang mem-beratkan. Perlu diingat pembangunan suatu negara bukan hanya tangung-jawab pemerintah dan industri saja, tetapi setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat

Bagaimana melihat relasi antara korporasi dengan para pemangku kepentingannya, salah satunya dapat ditinjau dari bagaimana kinerja program corporate social responsibi-lity (CSR) atau tanggungjawab sosial korporasi dan community develop-ment (CD) atau pengembangan komunitas yang dilakukan korporasi.2 Tinggi rendahnya kinerja program CSR dan CD tidak mutlak menjamin baik-buruknya relasi korporasi pe-mangku kepentingan, namun dari kinerja ini terlihat bagaimana komit-men, kebijakan dan tindakan korpo-rasi terhadap pemangku kepentingan mereka atau khususnya terhadap komunitas terdekat.

Secara teknis, evaluasi atas kinerja program yang telah

1Martin Jean, Corporate Social

Respon-sibility hal.10.

2Carrol, 1999; Stone,2001 Gray, Rob, Dave

(3)

kan merupakan sebuah keharusan manajemen guna melihat seberapa tepat tujuan yang akan dicapai dan seberapa besar capaian yang telah dihasilkan sebagai iuran ataupun hasil dari program. Secara bisnis, hasil evaluasi program dapat digunakan sebagai salah satu sajian obyektif tentang social performance korporasi, yang kemudian menjadi sangat ber-manfaat untuk meningkatkan corpo-rate image.3

Mengingat CSR bersifat intang-ible (tidak kasat mata), maka sulit dilakukan pengukuran tingkat keber-hasilan yang telah dicapai. Oleh karena itu, Bank atau perusahaan harus selalu mengawasi kinerja dari program CSR. pengukuran keberha-silan yang dicapai dapat dilihat dari perusahaan dalam pengelolaan ling-kungan, ini salah satu instrument

kebijakan untuk mendorong penataan dan kepedulian perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup.4

Meningkatnya tingkat kepedulian kualitas kehidupan, harmonisasi sosial dan lingkungan ini juga mempenga-ruhi aktivitas dunia bisnis, maka, lahirlah gugatan terhadap peran perusahaan agar mempunyai tanggung jawab sosial. Disinilah salah satu manfaat yang dapat diambil perusa-haan dari kegiatan CSR. Dalam

3(Buchholtz, Allen, & Matthew 1999,

Murray, 2004; Warhurst, 2001).

4wawancara dengan Manajer CSR

BRISyariah Pusat Bapak Ahmad Mujahid,pada tanggal 03 Oktober 2013

konteks inilah aktifitas Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi menu wajib bagi perusahaan, di luar kewajiban yang digariskan undang-undang. Hubungan yang terjalin antara masyarakat dan perusahaan akan membuat kehidupan masyarakat akan lebih baik. Dalam Islam, pada prinsipnya bisnis haruslah tidak melanggar norma utamanya yaitu:

Dan janganlah kamu membuat keru-sakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepa-da-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dika-bulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.‛(QS. Al A’raf: 57)

Hal inilah yang mendasar bahwahi setiap entitas bisnis yang memegang prinsip Islam haruslah berperan tidak hanya untuk profit oriented, namun juga harus ditujukan untuk mencapai

ridha Allah Ta’ala sehingga pertang-gungjawaban atas operasional perusa-haan tersebut tidak sebatas pada bisnis saja melainkan kepada Allah, kepada sesama dan kepada lingkungan demi tercapainya kesejahteraan dunia dan akhirat (falah).

Untuk mengukur keberhasilan sebuah entitas dalam melaksanakan skala prioritas kebutuhan dalam pencapaian falah maka Islam telah memberikan panduan dengan adanya

(4)

86 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

agama ada lima: menjaga agama, nyawa, keturunan, hak milik, dan akal. Yang menarik adalah tambahan keterangan dari Al Syathibi setelah menjelaskan lima jenis maslahat ini, ‚Wa qad qaluu innaha mura’atun fi kulli millah‛. Artinya: kemaslahatan

itu, menurut para ulama, juga diang-gap penting dalam semua agama.

Tujuan dari semua kegiatan eko-nomi dalam Islam harus diarahkan pada pencapaian falah. Demikian juga tujuan utama dalam Islam di kegiatan usaha adalah untuk mencapai falah. kegiatan sosial dalam suatu perusa-haan dianggap sebagai pertanggung jawaban kepada Allah. Ruang lingkup

maqashid al syariah sangatlah luas karena mencakup seluruh kegiatan ibadah baik itu spesifik atau dalam

muamalah. Istilah maqashid ini juga digunakan sebagai ekspresi alternatif untuk masalih (kepentingan rakyat)

atau al masalih al ammah (kepen-tingan umum).

Para ulama Islam kontemporer Taqyuddin Ibn Taimiyyah (wafat 728) juga dikenal sebagai Ibnu Taimiyyah. Pendekatan ini adalah yang diadopsi oleh para ulama kontemporer yaitu Ahmad Al Raisuni dan Yusuf al Qaradawi. Al Qaradawi telah mem-perluas daftar maqashid untuk me-nyertakan martabat manusia, kebe-basan, kesejahteraan sosial dan persaudaraan manusia. Dapat di ketahui maqashid lebih tinggi dari

Syariah, ekspansi maqashid memung-kinkan isu-isu. Dengan demikian pembangunan manusia dapat dilihat

sebagai maqashid sendiri. Yusuf Al -Qardawi memandang bahwa usulan teori dalam maqashid yang universal hanya boleh dilakukan setelah ber-kembang tingkat pengalaman. Pada dasarnya, ada lima dimensi utama dari

maqashid al syariah yaitu pelestarian diri (nafs), iman (din), kecerdasan (aql), keturunan (nasl) dan kekayaan (mal). Pada dasarnya masing masing dimensi terdiri dari tiga tingkat utama kebutuhan yaitu kebutuhan ( daruriy-yah), kebutuhan (hajiyah) dan keme-wahan (tahsiniyyah). Dimensi dimen-si dan tingkat berada dalam konsensus di antara Ulama Islam.5

Setiap entitas bisnis haruslah menerapkan etika bisnis yang islami sehingga merupakan sebuah kemes-tian jika bank syariah seharusnya memprioritaskan pelaporan sosial dan meningkatkan kemaslahatan umat untuk mencapai falah. Hal ini dika-renakan bank syariah seharusnya memiliki dimensi spiritual yang lebih banyak. Dimensi spiritual ini lebih lanjut tidak hanya menghendaki bisnis non riba, namun juga mampu memberikan kesejahteraan bagi ma-syarakat luas, terutama mama-syarakat kurang mampu.6 Selain itu, perkem-bangan yang pesat dari industri perbankan syariah membuat peneli-tian tentang CSR bank syariah diperlukan. bagi umat Islam kegiatan

5(Chapra 2008: Auda 2010) Maqashid

syariah

6Mutia (2010) Meutia, Inten. 2010.

(5)

bisnis (termasuk bisnis perbankan) tidak akan pernah terlepas dari ikatan etika syariah.7

Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRI-Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menar-getkan menjadi bank ritel modern

terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan. Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Dengan jaringan kerja bersama PT. Bank Rakyat Indonesia menjadikan BRI syariah dapat membuka pelayan di setiap kantor Cabang maupun pembantu di seluruh Indonesia. PT. Bank BRISyariah adalah bank yang dekat dengan ma-syarakat kecil dikarena sangat eksis-tensi dalam persebaran cabang sam-pai ke pelosok perdesaan. PT. Bank BRISyariah juga mampu menggerak ekonomi sampai meyentuh masyara-kat perdesaan. PT. Bank BRISyariah adalah salah satu perusahaan yang telah menerapkan CSR sebagai modal sosial untuk keamanan dan kelancaran operasionalnya, melalui kegiatan so-sial dan kepercayaan masyarakat.

7Muhamad (2002) Etika Syariah

Program CSR yang di lakukan PT. Bank BRISyariah diantaranya di bidang pendidikan, kesehatan, pem-berdayaan ekonomi, pengembangan lingkungan hidup dan aksi-aksi sosial lainnya. PT. Bank BRISyariah ber-harap dengan kegiatan kegiatan ter-sebut dapat meminimalkan kesen-jangan sosial yang terjadi di masya-rakat. Seperti yang kita ketahui kesenjangan sosial dapat menyebab-kan konflik sosial, serta ketidak perhatian perusahaan terhadap masya-rakat dan lingkungan juga dapat menyebabkan konflik sosial. Semen-tara apabila terjadi konflik anSemen-tara perusahaan dengan masyarakat, maka akan terjadi kerugian yang amat besar, bukan hanya bagi perusahaan, namun juga bagi masyarakat maupun bagi Negara. 8

Sebagai warga dunia usaha yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat, PT. Bank BRISyariah secara konsisten terus berupaya untuk maju sekaligus memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan sekitarnya, terutama un-tuk menghindari isu-isu maupun

negative sentiment dari masyarakat yang terkait dengan dampak negatif yang timbul dari akibat operasional perusahaan. Berdasarkan uraian terse-but, maka penulis tertarik untuk meyusun penelitian ini.

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan penelitian hanya pada program kerja CSR (Corporate Social

(6)

88 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

Responsibility) pada PT. Bank BRI Syariah tahun 2012 dan 2013 dan menggunakan konsep maqashid al syariah yang di perkenalkan oleh As syatibi (1993). penelitian ini ber-langsung dari bulan September 2013 sampai dengan Februari 2014.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui program kerja Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Bank BRI Syariah Pusat; (2) Untuk mengetahui kese-suaian Corporate Social Responsibi-lity (CSR) di PT. Bank BRISyariah dengan konsep maqashid al syariah; (3) Untuk mengetahui program kerja

Corporate Social Responsibility

(CSR) yang menjadi prioritas utama di PT. Bank BRI Syariah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mixed Methods Research, yaitu suatu disain pene-litian yang didasari asumsi seperti halnya metoda inkuiri. Metode ini memberikan asumsi bahwa dalam menunjukkan arah atau memberi petunjuk tentang cara pengumpulan dan menganalisis data serta perpa-duan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa fase proses penelitian. Mixed methods research

berfokus pada pengumpulan dan analisis data serta memadukan antara data kuantitatif dan data kualitatif, baik dalam single study (penelitian

tunggal) maupun series study (peneli-tian berseri).9

Penelitian selanjutnya mengguna-kan instrumen-instrumen formal, standar dan bersifat mengukur. Se-mentara penelitian kualitatif menggu-nakan peneliti sebagai instrumen.

Premis sentral yang dijadikan dasar

mixed methods research adalah menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk me-nemukan hasil penelitian yang lebih baik dibanding menggunakan salah satu pendekatan saja misalnya dengan pendekatan kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja.10

Obyek penelitian ini adalah program-program pada Corporate Social Responsibility PT. BANK BRISyariah dalam melaksanakan Program-program yang sudah diran-cang dan dilaksanakan di lapangan untuk periode tahun 2011 - 2013

Landasan Teori

A. Corporate Social Responsibility

(CSR)

Definisi CSR menurut Nor Hadi (2011) menyatakan bahwa CSR atau Tanggung Jawab Sosial merupakan sebuah bentuk komitmen perusahaan dalam berkontribusi membangun per-ekonomian perusahaan yang diim-bangi dengan melakukan kegiatan etis yang dapat meningkatkan kualitas hidup dari pekerja atau

9 Mixed Methods Research (Creswell, John

W. and Clarck Vicki : 2008)

(7)

karyawan beserta keluarganya agar setaraf dengan komunitas lokal dan masyarakat secara luas.11

CSR yaitu ‚Corporate Social

Responsibility is the company's commitment to improving the welfare of the community through good business practices and contribute some corporate resources‛.12

Kotler dan Nancy (2005) menya-takan bahwa sebuah bentuk komitmen perusahaan untuk meningkatkan ke-sejahteraan komunitas yang diterap-kan dan diwujudditerap-kan melalui kegiatan praktik bisnis yang baik dan meng-kontribusikan sebagian sumber daya perusahaan. Berdasarkan pada bebe-rapa definisi diatas, penulis menyim-pulkan bahwa Corporate Social Responsibility adalah bentuk komit-men perusahaan yang bersifat jangka panjang dalam mengelola praktik bisnisnya yang berorientasi positif serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat internal maupun eksternal melalui kegiatan seperti peduli ling-kungan.

Pandangan Islam tentang CSR mengambil pendekatan yang agak

holistik. Ini menawarkan pandangan spiritual integralistik berdasarkan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah menye-diakan kerangka kerja alternatif yang lebih baik filosofis untuk interaksi

11 Ibid, Hadi (2011:46)

12 Kotler & Nancy, 2005:4 dalam Hadi,

Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Semarang: Graha Ilmu

manusia dengan alam serta sesamanya (Ahmad, 2002). Bahkan, prinsip-prinsip moral dan etika yang berasal dari wahyu ilahi yang lebih abadi, kekal, dan absolut (Ahmad, 2002; Ahmad, 2003), sehingga dapat ber-fungsi sebagai pedoman yang lebih baik untuk perusahaan saat melaku-kan tanggung jawab bisnis dan sosial mereka secara bersamaan.13

CSR yang dikembangkan di Barat tidak sama dengan konsep CSR dalam Islam. Sisi pertama adalah nilai-nilai dan budaya berkembang. Sisi kedua adalah dasar atau prinsip-prinsip nilai dan budaya. CSR dalam Islam diba-ngun atas dasar tasawwur (pandangan dunia) dan epistemologi Islam, yang berbeda dari CSR yang dikembangkan di Barat. Dan prinsip-prinsip CSR Islam didasarkan pada filosofi per-usahaan menurut Al-Qur'an dan Sunnah. Sementara CSR di Barat didasarkan pada pandangan budaya Barat dan sangat berbeda dengan CSR Islam. Oleh karena itu, penerapan CSR Islam perlu belajar dari prinsip-prinsip CSR didasarkan pada nilai-nilai Islam. Ini menjadi kewajiban yang berhubungan dengan perusahaan Islam yang lahir dari rahim Islam.14

Al Qur'an juga mempertimbang-kan kelestarian lingkungan salah satu tanggung jawab sosial. Semua upaya

13 Asyraf Wajdi Dusuki Reviewof Islamic

Economics, Vol. 12, NO.1, 2008

14 (Yusuf Bahari 2008) 8th International

(8)

90 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

bisnis harus memastikan kelestarian lingkungan. Bertanggung jawab terha-dap lingkungan, Allah menyatakan dalam Al Qur'an: Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.15

Nabi Muhammad (saw) mengata-kan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Salman bin Amir, "Sedekah bagi masyarakat miskin adalah sedekah dan amal keluarga memiliki dua keuntungan, yaitu bermanfaat bagi Allah dan memper-kuat persaudaraan." (HR. Tirmidzi, 1993: Hadis Nomor 653).

Yusuf dan Bahari juga mengutip dari Ibnu Taimiyah : Meskipun ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits tidak secara langsung mengacu pada CSR tetapi ada banyak ayat dalam Al-Qur'an dan

hadits yang menjelaskan kewajiban individu untuk menanggung kebutuh-an orkebutuh-ang lain. Oleh karena itu bagi individu yang datang bersama-sama untuk menciptakan sebuah perusa-haan memiliki kewajiban untuk membantu masyarakat dan memberi-kan manfaat kepada orang lain. Keberadaan korporasi dipandang oleh para ahli hukum seperti Syafi'i, Ahmad bin Hanbal, Ibnu Hamid al-Ghazali, Ibn al-Faraj, Ibn Al Jauzi yang menduduki posisi sebagai fardhu kifayah. Korporasi dapat melakukan apa yang individu menemukan sulit

15 (Al-Baqarah, 2: 205)

untuk dilakukan, korporasi dapat menanggung dan mengurus kepen-tingan masyarakat yang lebih luas, seperti yayasan.16

Bahkan CSR perusahaan tidak hanya beruang dan peduli untuk makhluk hidup di sekitar mereka, tapi lebih dari itu, CSR adalah kewajiban manusia untuk mematuhi hukum Allah. Allah telah memerintahkan manusia untuk taat kepada-Nya, dan bentuk ketaatan kepada Allah adalah untuk menjamin kelangsungan hidup umat manusia dan alam sekitarnya. Allah berfirman:

Dan Aku (Allah) tidak mencipta-kan jin dan manusia melainmencipta-kan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Al Zariyat, 51, 56).

Apakah mereka tidak memperhati-kan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang

belum pernah Kami berikan

kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (Al An’am, 6: 165).

Islamic Financial Institutions

(IFIs) atau Lembaga Keuangan Islam mempunyai prinsip-prinsip Islam,

(9)

keadilan sosial dan keadilan redis-tributif. IFIs bermaksud menjadi lembaga yang bertanggung jawab secara sosial, antara lain karena dua alasan yang saling terkait yaitu: status mereka sebagai lembaga keuangan yang harus memenuhi kewajiban agama dan posisi teladan mereka sebagai lembaga perantara keuangan. Tanggung jawab khusus dalam peran ganda ini juga memungkinkan IFIs untuk melaksanakan secara ter-struktur.17

B. Maqashid Al Syariah

Maqashid Secara harfiah berarti berniat untuk mengambil jalan tengah dan berjalan menuju atau tujuan. Dari akar ini noun Qasd yang berarti tujuan, tujuan atau aspirasi. Bagian kedua dari judul kata Syariah, yang merupakan kata benda yang berarti jalan menuju lubang air, dan yang lebih penggunaan umum hukum Allah yang diwahyukan kepada Nabi. Bersama-sama, istilah maqashid al-Syariah berarti tujuan dan sasaran untuk undang-undang aturan Islam atau hanya tujuan dari hukum Islam.18

Maqashid al-syari’ah secara etimologi (bahasa) terdiri dari dua kata, yakni maqasid dan syari’ah. Maqashid, adalah bentuk jamak dari

maqsd, yang berarti ‚kesengajaan atau tujuan.‛ Syari’ah, secara bahasa berarti ‚jalan menuju air.‛ Secara

17 Islamic Economic Studies Vol. 15, No. 1,

July 2007

18 At- Tirmidzi . Buku 1 , Hadis 407

terminologis, dalam periode-periode awal, syari’ah merupakan nusus al-muqaddasah, dari al-Qur’an dan hadis yang mutawatir yang sama seklai belum dicampuri oleh pemikiran manusia. Dalam wujud seperti ini syari’ah disebut al-tariqah al-musta-qimah.Muatan syari’ah dalam arti ini

mencakup ‘amaliyah, khuluqiyah.

Dalam perkembangan sekarang terjadi reduksi muatan arti syariah, dimana aqidah tidak masuk lagi dalam pengertian syariah.19

Imam Al-Ghazaliberpendapat bah-wa Maqashid syariah adalah untuk pencapaian dan realisasi manfaat umat manusia, yang terletak dalam menjaga iman mereka Agama (din), jiwa (nafs), akal (aql), keturunan (nasl) dan kekayaan (mal). Apapun yang menjamin perlindungan lima tujuan ini akan secara efektif me-layani kepentingan public. 20

Al-Syatibi (2003) melaporkan hasil penelitian para ulama terhadap ayat-ayat al- Qur’an dan hadis, bahwa hukum-hukum disyariatkan Allah untuk mewujudkan kemaslahatan umat manusia, baik di dunia maupun di akhirat.21

19 Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid

Syari’ah Menurut al-Syatibi (Cet. I; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 61-62.

20 Capra, M. Umer & Khan, Tariqiyah

(2000). Regulation Supervision Of Islamic Bank. Jedah.IRTI.IDB

21 Abu Ishaq al-Syatibi, Al-Muwafaqat fi

(10)

92 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

Karena melayani kepentingan publik, realisasi maslahah dikatakan tujuan dari syariah yang tidak hanya menguntungkan individu tetapi juga kepada masyarakat besar.22

Hukum Syariah bukanlah tujuan dengan sendirinya karena berfungsi untuk mencapai tujuan yang meru-pakan kepentingan umum (maslahah). seperti dikutip oleh Deina Abdelkader (2003), istilah maslahah dan maqasid digunakan bergantian oleh beberapa ulama.

Maqashid akan menyebabkan

kesempurnaan hidup dalam hidup di dunia dan akhirat seperti apapun yang kita lakukan sesuai dengan Syariah juga merupakan bentuk ibadah dan akan menyenangkan Allah. Secara umum, semua pendekatan untuk melengkapi satu sama lain, dan kita dapat menyimpulkan bahwa Syariah meletakkan pedoman dalam melin-dungi dan melestarikan kepentingan umum (maslahah) sehingga kita dapat mencapai tujuan kita dalam kehi-dupan dunia maupun di akhirat.23

Islam sebagai agama samawi, memiliki kitab suci, Al-Qur’an se-bagai sumber utama, al Qur’an

22 Abu Ishaq al-Syatibi, Al-Muwafaqat fi

Usul al-Syari’ah, Jilid I (Cet. III Dar Kutub al-

‘Ilmiyyah, 1424 H/2003 M), h. 195.

23 Khan, Md. Habib-Uz-Zaman. 2010. ‛The

Effect of Corporate Governance Elementson Corporate Social Responsibility (CSR) Reporting: Empirical Evidence from Private

Commercial Banks of Bangladesh‛.

International Journal of Law and Management, Vol. 52, Iss. 2, h. 82-109. Diakses tanggal 9 September 2011

mengandung berbagai ajaran. Di kalangan ulama ada yang membagi kandungan al-Qur’an kepada 3 kelompok besar yaitu: aqidah, khuluqiyyah, dan amaliah. (Aqidah) berkaitan dengan dasar-dasar keiman-an. (Khuluqiyyah) berkaitan dengan etika dan ahklaq. (Amalia) berkaitan dengan apek-aspek hukum yang muncul dari aqwal (ungkapan-ung-kapan), dan af’al (atau perbuatan-perbuatan manusia).24

Sebagai sumber ajaran Al’quran tidak memuat pengaturan-pengaturan yang terperinci tentang ibadah dan muamallah. Dari 6360 ayat, al’quran hanya terdapat 368 ayat yang ber-kaitan dengan aspek-aspek hukum.25

Upaya pemahaman maqasid al-syari’ah, ulama mengguna-kan tiga pendekatan, yaitu (1) mempertim-bangkan makna zahir lafaz, (2) mempertimbangkan makna batin dan penalaran, dan (3) menggabungkan makna zahir, makna batin dan pe-nalaran. Penerapan dari ketiga pendekatan tersebut dapat dilihat pada empat aspek: (a) memperhatikan perintah (al-amr) dan larangan ( al-nahyu) ashl yang jelas; (b) mem-perhatikan ‘illah perintah dan larang-an, (c) memperhatikan maksud-maksud pokok (maqasid al-ashl) dan tambahan (maqasid al-tabi’i); (d)

24 Abd.al-Wahab Khalafaf. Ilm Ushul Fiqh

(kairo: dar al-Kuwaitiyyah,(1968) hal 32

25 Harum Nasution, islam Ditinjau dari

(11)

tidak adanya keterangan syari. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa maqasid alsyari’ah didasarkan kepada wahyu dengan menggunakan tiga pendekatan yang telah disebutkan di atas. Ini menunjukkan, bahwa

maqasid al-syari’ah pada satu sisi mengandung dimensi ilahi (ketuhan-an) karena maqasid al-syari’ah dite-tapkan dengan mengeksplorasi ayat-ayat dan hadis-hadis Nabi saw. Di sisi lain, maqasid al-syari’ah memiliki dimensi insani (kemanusiaan) karena dalam memahami teks wahyu tersebut digunakan nalar rasio manusia.26

Secara historis, para sarjana yang berbeda memiliki pandangan yang berbeda tentang alasan Allah untuk mengungkapkan Syariah (Hukum Ilahi). Ibn Taimiyah berpendapat bahwa Syariah diperkenalkan untuk mencapai keadilan . beberapa lainnya ulama mengatakan bahwa itu adalah untuk mencapai kebahagiaan, sedang-kan sisanya khususnya Imam al Ghazali berpendapat bahwa itu adalah untuk pencapaian dan realisasi manfaat umat manusia, yang terletak dalam menjaga iman mereka (din), jiwa (nafs), akal (aql), keturunan

(nasl) dan kekayaan (maal). Apapun yang menjamin perlindungan lima tujuan ini akan secara efektif melayani kepentingan publik.27

26 Ibid, Syatibi, al-Muwafaqat 393-403 27 Capra, M. Umer & Khan, Tariqiyah

(2000). Regulation Supervision Of Islamic Bank. Jedah.IRTI.IDB

Dalam hal urutan pentingnya, Al - Shatibi menyetujui daftar al- Ghazali dan urutan sesuai dengan yang paling disukai dalam hal harmoni mereka dengan esensi Syariah. Maqashid al- syariah dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori sesuai dengan kepen-tingan mereka pelestarian hidup yaitu: daruriyyat , hajiyyat , dan

tahsiniyyat. Daruriyyat yang didefi-nisikan sebagai hal penting bahwa orang-orang tergantung pada mereka. Pasti Rencana Setan adalah untuk membangkitkan permusuhan dan kebencian antara manusia, dengan minuman keras dan perjudian, dan menghalangi manusia dari mengingat Allah. Quran 5:91 dilindungi karena merupakan kebutuhan mendasar dalam kehidupan. Bidang penting

(12)

94 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

kepada masyarakat besar.28 kebutuhan hidup sehari- hari. Pada akhirnya,

tahsiniyyat itu mengarahkan pada faktor-faktor gratis yang mengarah ke kesempurnaan hidup. Praktek sedekah menuju hukum Syariah bukanlah tujuan tersendiri karena fungsinya hanya untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan umum (maslahah) Istilah maslahah dan

Maqashid digunakan bergantian oleh beberapa ulama .29

Temuan dan Pembahasan Penelitian A. CSR PT Bank BRISyariah

PT Bank BRISyariah hadir di Indonesia untuk mengusung keindo-nesiaan berbasis perekonomian syariah. BRISyariah yang lahir dari rahim PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero) ini memberikan per-hatian kepada rakyat Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Kegiatan sosial BRI Syariah terfokus pada enam bidang yakni pendidikan, kesehatan, pem-berdayaan perekonomian rakyat, lingkungan hidup, dakwah dan rumah ibadah serta bencana alam. Sumber dana untuk membiayai seluruh ke-giatan tersebut berasal dari Qardul Hasan dan Dana Zakat Profesi Karyawan serta Zakat Keuntungan Perusahaan yang dihimpun dan disa-lurkan melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

28 Ibid, Umer Chapra

29 Ibid, Umer Chapra

Untuk bidang pendidikan, aksi sosial BRISyariah terbagi atas be-berapa kegiatan di antaranya pem-berian beasiswa karyawan tingkat

supporting internal seperti pramu-bakti, satpam dan pengemudi. Semen-tara beasiswa untuk kalangan eksternal diberikan kepada institusi bidang pendidikan yang telah mela-kukan kerja sama dengan BRISyariah seperti Unisba, Unsera dan lainnya. Penerima beasiswa adalah mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu namun memiliki prestasi yang baik. Selain kepada pihak universitas yang telah bekerjasama dengan BRISyariah, bea siswa juga diberikan kepada institusi pendidikan lainnya yang biasanya dilakukan dalam event

tertentu seperti road show penjualan SukukNegara Retail di Kota Pon-tianak, Kendaridan Batam. Selain pemberian beasiswa,BRISyariah juga berusaha berperan dalam pembangun-an infrastruktur pendidikpembangun-an.Misalnya

Pondok Pesantren Gratis ‚Nurul

Huda‛ di daerah Ciumbuleuit Ban -dung.Pembangunan ruang belajar di pesantrentersebut dilakukan BRI Syariah bekerja samadengan induknya Bank BRI melalui programCSR-nya dan lembaga BAZNAS sebagai penyalur zakat profesi.

(13)

bantudengar, support untuk alat kese-hatan danbiaya kesekese-hatan yang tidak ditanggung olehasuransi namun sa-ngat diperlukan. Selain itudari internal BRISyariah turut berpartisi-pasi dalam program donor darah rutin setiap tigabulan. Sedangkan untuk pihak eksternal, padasetiap pembuka-an unit kerja baru diiringidengpembuka-an kegiatan pemeriksaan kesehatangratis bagi masyarakat di sekitar lokasi kerja.Ada pula kegiatan lain dalam bentuk khitananmassal, pemeriksaan gigi dan mata bagiwarga. Selain yang bersifat massal, BRI Syariah juga menaruh perhatian terhadap bidang kesehatan yang kurang mendapat perhatian. Sebagai contoh, BRI Sya-riah membangun klinik pemeriksaan kesehatan dan renovasidapur bagi Yayasan Galuh, sebuah panti rehabilitasi cacat mental di Rawa Lumbu, Bekasi.

Di bidang pemberdayaan pereko-nomian memang belum dilaksanakan secara lengkap, namun perencanaan telah dilakukan dan dalam taraf finalisasi. Program tersebut berupa pemberdayaan perekonomian peda-gang kaki lima yangberada di sekitar lingkungan kantor pusatsebagai pilot project dan program programlain yang sedang dirancang bersamaBAZNAS. Bentuk kegiatan yang direncanakan adalah memberi pendampingan kepa-da para pekepa-dagang sehingga mereka dapat berusaha dan bankable. Diran-cang pula agarpara pedagang tersebut bisa mendapatkanpermodalan dengan cara hibah.

Bidang lingkungan hidup juga mendapatkan perhatian. Seiring kebi-jakan Green Banking yang dicanang-kan oleh Bank Indonesia, BRISyariah ikut memberikan edukasi kepada masyarakat. Salah satunya pembagian bibit tanaman kepada nasabahyang bertransaksi pada Hari Pelanggan 4 September 2013 lalu di seluruh kantor cabang se Indonesia. BRISyariah juga peduli dengan pengelolaan sumber daya air, misalnya melalui pem-bangunan sarana penampungan air bersih di Dusun Ngaglik, Desa Kal-ipucang, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

Sementara, di bidang dakwah dan pembangunan sarana ibadah, BRI Syariah juga mengemas program unik. Salah satuevent yang telah dilakukan adalah Ramadhan Vaganza yang bekerja sama dengan masjid-masjiddi 10 kota di Indonesia. Ramadhan Vaganza berisi pengenalan produk perbankan syariah sebelum waktu berbuka, pembagianta’jil, kul -tum sebelum berbuka dan diakhiri dengan sholah tarawih. Selain ke-giatan dakwah, BRISyariah juga

concern terhadap pembangunan masjid atau rumah ibadah bahkan sampai ke Papua. BRI Syariah juga membantu renovasi masjid bersejarah seperti Masjid Jamik Sumenep di Madura serta gedungYayasan Abdul Ghaffar Ismail di Pekalongan.

(14)

96 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

karyawan dan masyarakat dalam pelaksanaan. Semua kegiatan dilaku-kan tanpa pamrih dan hanya ada satu tekad di dada karyawan BRISyariah yaitu: Kami Bangga menjadi bagian dari Indonesia dan Kami Peduli dengan Rakyat Indonesia. BRISyariah juga memberikan fasilitas pemba-yaran Zakat, Infaq dan Shodaqoh bagi nasabah dan non nasabah. Bagi me-reka yang ingin menyalurkan dananya maka dapat melalui Rekening Khusus BRISyariah a/c 2020.777.777

Berdasarkan data sekunder yang peneliti peroleh dari sumber internal pada unit CSR PT. Bank BRISyariah pusat sebagaimana dalam lampiran yang berjudul program kerja CSR pada tahun 2012 dan 2013 maka dapat simpulkan pada tahun 2012 terdapat 65 kegiatan dengan total dana Rp1.477.505.000 dan pada tahun 2013 dilakukan kegiatan sebanyak 103 kegiatan dengan total dana sebesar Rp 1.986.270.000.

B. Pengukuran CSR BRISyariah Menggunakan Prespektif Maqa-shid Syariah

Penulis dalam mengkategorikan program kerja CSR PT. BRI Syariah menggunakan parameter maqashid syariah dengan membagi ke dalam 5 (lima) komponen pokok sebagaimana yang di definisikan oleh Syatibi (2003: 195) yaitu (1) perlindungan terhadap agama (2) perlindungan terhadap jiwa (3) perlindungan terhadap akal (4) perlindungan

terhadap harta (5) perlindungan terhadap keturunan.

1. Perlindungan Terhadap Agama Islam menjaga hak dan kebebasan, dan kebebasan yang pertama adalah kebebasan berkeyakinan dan beriba-dah, setiap pemeluk agama berhak atas agama dan mazhab lainnya, dan juga tidak boleh ditekan untuk berpindah dari keyakinanannya untuk masuk Islam. f) Keadilan antara satu

dan lain

g) Bantuan Sarana dan prasarana Ibadah k) Hak-hak privasi dan

(15)

Dari pengukuran pada tabel 4.1 maka di peroleh kesimpulan bahwa dalam kategori program CSR BRISyariah yang terkait dengan perlindungan terhadap agama terdapat 11 kategori dan penyaluran program BRISyariah memenuhi 8 kategori program CSR. Hal ini menunjukan bahwa CSR BRISyariah mendapatkan bobot nilai sebesar 5 yang berarti sangat baik.

2. Perlindungan Terhadap Jiwa Salah satu hak yang utama diper-hatikan Islam adalah hak hidup atau perlindungan terhadap jiwa, hak yang di sucikan dan tidak boleh dihancur-kan kemuliaan Manusia adalah ciptaan Allah.

Tabel 4.2 Perlindungan Terhadap Jiwa

Sumber: Data di

olahdariberbagaisumber

*arti nilai 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=jelek

Dari pengukuran pada tabel 4.2 maka diperoleh kesimpulan bahwa dalam kategori program CSR BRISyariah yang terkait dengan perlindungan terhadap jiwa terdapat 7 kategori dan BRISyariah memenuhi seluruhnya yaitu 7 kategori. Hal ini menunjukan bahwa CSR BRISyariah mendapatkan bobot nilai sebesar 5 yang berarti sangat baik.

3. Perlindungan Terhadap Akal Akal merupakan Sumber hikmah (pengetahuan), Sinar hidayahdan media kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. Dengan akal surah dari Allah di sampaikan kepada manusia, dengannya pula manusia berhak menjadi pemimpin di muka bumi, dan dengannya manusia menjadi sempurna, mulia, dan berbeda dengan makhluk lainnya. Allah berfirman:

Dan sesungguhnya sudah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (QS. Al-Isra 17:70)

Rasulullah bersabda : Tidaklah mereka mengetahui sesuatu kadar akal yang di karuniakan Allah kepada mereka. Maka sesuai kadar akal yang di karuniakan kepadanya amal mereka, dan sesuai dengannya kadar amal merekalah mereka di ganjar.

Kategori Program CSR (Pembobotan)

Jawaban Nilai

a) Bantuan korban bencana alam

b) Membangun fasilitas kesehatan

c) Bisnisharus sesuai dengan apa yang diinginkan untuk masyarakat dalam

(16)

98 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

Tabel 4.3 Perlindungan terhadap

Akal berbagai sumber. Sumber: Data di olah dari *arti nilai 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=jelek

Dari pengukuran pada tabel 4.3 maka diperoleh kesimpulan bahwa dalam kategori program CSR BRI Syariah yang terkait dengan per-lindungan terhadap akal terdapat 13 kategori dan BRISyariah meme-nuhi 10 kategori program CSR. Hal ini menunjukan bahwa CSR BRI Syariah mendapatkan bobot nilai sebesar 5 yang bearti sangat baik.

4 Perlindungan Terhadap Keturunan Al-Muhafazhah Ala Al-Nasl ialah jaminan kelestarian populasi umat manusia agartetap hidup dan berkem-bang sehat baik fisik maupun psikis. Dalam memelihara keturunanIslam mengatur dengan pernikahan dan melarang zina. Islam memberikan ketentuandalam al-Qur'an dan as-sunnah bagimana memilihara keturun-an. Islam juga memberikanpelajaran bagaimana mendidik anak dan me-melihara keluarga.

Allah sekali-sekali tidak menjadi-kan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan dia tidak menjadikan anak-anak angkat-mu sebagai anak kandungangkat-mu (QS. b) Tidak ada konflik

(17)

Tabel 4.4 Perlindungan Terhadap Keturunan

Sumber: Data di olah dari berbagai sumber

*arti nilai 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=jelek

Dari pengukuran pada tabel 4.4 maka diperoleh kesimpulan bahwa dalam kategori program CSR BRISyariah yang terkait dengan perlindungan terhadap keturunan terdapat 10 kategori dan BRISyariah memenuhi 9 kategori program CSR. Hal ini menunjukan bahwa CSR BRISyariah mendapatkan bobot nilai sebesar 5 yang bearti sangat baik. 5. Perlindungan Terhadap Harta

Harta merupakan salah satu kebu-tuhan inti dalam kehidupan manusia dan tidak terpisah dari mencari harta.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamun dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di

(18)

100 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

Tabel 4.5 Perlindungan Terhadap Harta

Sumber: Data di olah dari berbagai sumber

*arti nilai 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=jelek

Dari pengukuran pada tabel 4.5 maka di peroleh kesimpulan bahwa dalam kategori program CSR BRI Syariah yang terkait dengan per-lindungan terhadap harta terdapat 12 kategori dan BRI Syariah memenuhi 10 kategori program CSR. Hal ini menunjukan bahwa CSR BRISyariah mendapatkan bobot nilai sebesar 5 yang bearti baik.

C. Distribusi dana program CSR BRISyariah dalam lima komponen pengukuran maqashid syariah Program CSR PT. BRISyariah diberikan pembobotan atas kategori yang digolongkan berdasarkan Maqashid syariah, pada sub bahasan ini penulis akan memberikan ulasan deskripsi atas program CSR tersebut. 1 Perlindungan terhadap agama

(19)

didistribusikan terkait perlindungan terhadap agama yaitu sebesar Rp 295.950.000. Tahun 2013 terdapat total 27 kegiatan dengan jumlah total dana sebesar Rp 767.500.000 dari kegiatan tahun 2013 tersebut yang mendapatkan porsi terbesar adalah

pemberian dana ke BAZNAS dengan dana Rp 455.000.000 ini berarti mencapai 59,28 % dari total dana yang didistribusikan terkait perlin-dungan terhadap agama yaitu sebesar Rp 455.500.000

Tabel 4.6 Tabel Komponen pengukuran perlindungan terhadap agama

(20)

102 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

4.3.7 Perlindungan Terhadap Jiwa tabel 4.7 tahun 2012 dan 2013

No 2012 2013

Kegiatan Dana Kegiatan Dana

1 Pengobatan istri karyawan sdr. Joherdi Rp 15.000.000

Bantuan pengobatan sdr. Bambang

Widiantoro Rp 15.000.000

2 Bantuan Pengobatan Sdr. Beny bestari Karyawan BRIS Pasar MinRp 10.000.000 Bantuan pembanguna Klinik Yayasan Galuh Rp 74.000.000

3 Dana untuk kegiatan Donor darah Rp 3.325.000 Bantuan alat bantu dengar Putra OB an Umi Rp 10.310.000 4 Bantuan Donor Darah Majid Annaml Bantuan Rp 2.600.000 Bantuan Banjir Rp 20.000.000 5 Pengobatan Azzahra Salahuddin Rp 3.500.000 Bantuan Banjir Rp 36.750.000 6 Bantuan Pengobatan istri Sdr. M. Fajari KCI A. Muis Rp 7.500.000 Bantuan Banjir Rp 5.000.000 7 Bantuan Pengobatan istri Sdr. Aulia Mustavan karyawan BRIS BSRp 25.000.000 Bantuan banjir Rp 5.000.000 8 Bantuan Pengobatan Pegawai BRIS Pondok Indah Rp 10.493.100 Bantuan Banjir Rp 5.000.000 9 Bantuan Pengobatan Azzahra Salahuddin Rp 5.000.000 Biaya Survei Merapi Rp 2.500.000 10 Bantuan Pengobatan Adli Fahmi Rp 2.000.000 Bantuan Banjir melalui Alumni UVN Rp 5.000.000

11 Pengobatan Gratis Rp 69.000.000

Bantuan Pengobatan karyawan BRIS an.

Fitri Rp 20.000.000 12 Bantuan Pengobatan Rp 10.000.000 Bantuan Banjir tahap ke dua Rp 22.250.000 13 Bantuan Pengobatan Rp 10.000.000 Bantuan Kedukaan Rp 1.500.000

14 Bantuan pengobatan sdr. Bambang Widiantoro Rp 15.000.000 Bantuan Pembangunan Air Bersih Magelang Rp 50.000.000 15 Bantuan Pengobatan Sdr. Dede Ibrahim Rp 2.000.000 Kegiatan Sosial iB Vaganza Rp 5.000.000 16 Bantuan untuk kegiatan Sosial KCI Medan Rp 3.000.000 Donor Darah Rp 6.000.000

17 Bantuan Korban kebakaran Sdr. Sigit (karyawan BRIS Lampung)Rp 10.000.000

Bantuan Kedukaan Alm. Bambang

Widiantoro Rp 10.000.000 18 Bantuan Musibah Kebakaran Rp 5.000.000 Bantuan Pengobatan Aulia Rp 7.000.000 19 Bantuan untuk merapi Rp 100.000.000 Bantuan Pengobatan istri Sdr. Doncil Rp 50.000.000

20 Donor darah Rp 19.387.500 Bantuan Pengobatan Karyawan BRIS Riau Rp 5.800.000 21 Bantuan Idul Adha Rp 5.000.000 Bantuan musibah Takengon Aceh Rp 15.000.000

22 Bantuan sosial sekaligus sepeda bersama Rp 3.000.000 Bantuan Pengobatan karyawan BRIS BSD Rp 5.000.000

23 Bantuan Paket Sembako Rp 102.500.000 Santunan Ramadhan petugas alih media Rp 4.500.000 24 Bantuan kemalangan karyawan Rp 3.000.000 Santunan Ramadhan team kebersihan Rp 5.000.000 25 Bantuan Sosial kegiatan Vaganza BI Rp 10.000.000 Bantuan musibah Malang Rp 15.000.000 26 Santunan Yatim dan Dhu'afa sakit Rp 10.000.000 Bantuan magelang Rp 10.000.000 27 Santunan Yatim Dhu'afa menjelang Ramadhan Masjid Nurul Iman Rp 15.000.000 Bantuan kebakaran KC Tangerang Rp 5.000.000 28 Bantuan santunan Yatim Dhu'afa melalui Komunitas Hijabers Rp 10.000.000 Bantuan Kecelakaan KCP Cibubur Rp 15.000.000

29 Pemberian sembako 1000 paket kepada masyarakat dhuafa di JaboRp 95.000.000 Bantuan pengobatan istri Pak Mulyana Rp 50.000.000 30 Santunan Ramadhan untuk OB, SATPAM dan Driver BRISyariah Rp 360.000.000 Bantuan magelang Rp 3.900.000

31 Bantuan Donor darah KCP Cikini Rp 3.000.000

32 Bantuan pengobatan sdr. Agfus saabarudin Rp 40.660.718

33 Bantuan Pengobatan sdr. Dendi Rp 2.500.000

34 Bantuan Kedaraan YBM BRI Rp 260.950.000

35 Bantuan Panti Jompo Rp 25.000.000

36 Biaya survei ke Bandung yayasan Rp 1.000.000

37 Bantuan Kegiatan Ramadhan IB Vaganza SuraRp 12.500.000 38 Bantuan Kegiatan Ramadhan IB Vaganza MeRp 10.000.000 39 Bantuan Kegiatan Ramadhan IB Vaganza YogRp 10.000.000 40 Bantuan Kegiatan Ramadhan IB Vaganza CireRp 10.000.000 41 Bantuan Kegiatan Ramadhan Fair graha RayaRp 2.000.000 42 Bantuan Kegiatan Ramadhan IB Vaganza CileRp 10.000.000 43 Bantuan Kegiatan Ramadhan IB Vaganza IstiqRp 10.000.000 44 Bantuan Kegiatan Ramadhan IB Vaganza BalRp 10.000.000 45 Bantuan Kegiatan Ramadhan IB Vaganza KudRp 10.000.000 46 Bantuan Kegiatan Ramadhan IB Vaganza PalRp 10.000.000 47 Bantuan Kegiatan Ramadhan IB Vaganza MaRp 10.000.000

48 Bantuan THR Karyawan MES Rp 1.750.000

49 Santuan Lebaran u Marbot Mushalla Abdul MRp 5.000.000

50 Santuanan Lebaran untuk Keamanan Rp 1.000.000

51 Bantuan mudik bersama Rp 55.000.000

52 Bantuan Marbot Rp 1.000.000

941.305.600

Rp Rp 985.870.718

(21)

Program CSR PT. BRISyariah yang dikategorikan dalam komponen perlindungan terhadap jiwa pada tabel 4.7 yang diketahui bahwa tahun 2012 terdapat total 30 kegiatan dengan jumlah total dana sebesar Rp 941.305.000 dari kegiatan tahun 2012 tersebut yang mendapatkan por-si terbesar adalah kegiatan Santunan Ramadhan untuk OB, SATPAM dan Driver BRISyariah seluruh Indonesia dengan dana Rp 360.000.000 ini berarti mencapai 38,24 % dari total dana yang didistribusikan terkait

perlindungan terhadap jiwa yaitu sebesar Rp 941.305.000 .

Tahun 2013 terdapat total 52 kegiatan dengan jumlah total dana sebesar Rp 985.870.000 dari kegiatan tahun 2013 tersebut yang mendapat-kan porsi terbesar adalah bantuan kendaraan YBM BRI dengan dana Rp 260.950.000 ini berarti mencapai 26,46 % dari total dana yang didistri-busikan terkait perlindungan terhadap agama yaitu sebesar Rp 985.870.000

4.3.3 Perlindungan Terhadap Akal Tabel 4.8 KomponenPerlindunganTerhadap Akal

NO 2012 2013

Kegiatan Dana Kegiatan Dana

1 Bantuan Yayasan Pendidikan Islam di 3 Lokasi Rp 15.000.000 Bantuan Kegiatan di yayasan Galuh Rp 14.000.000

2 Bantuan untuk PHBI Rp 5.000.000 Bantuan sembako KOPMA IPB Rp 10.000.000

3 Bantuan untuk kegiatan keagamaaan SMAN Bekasi Rp 3.000.000 Bantuan Pendidikan di Kedari Rp 10.000.000

4 Bantuan pembelain Laptop untuk lembaga PengembangaRp 75.000.000 Bantuan Pendidikan di Pontianak Rp 10.000.000

5 Tambahan pembelian Laptop untuk Lembaga PengembanRp 2.625.000 Bantuan Pendidikan an. Friska Rp 2.500.000

6 Beasiswa siswa tidak mampu dipesantren Al-Amanah ARp 2.000.000 Bantuan Peididkan di Batam Rp 10.000.000

7 Bantuan Pendidikan siswa tindak mampu binaan BAZNRp 15.000.000 Bantuan Pendidikan Rp 5.000.000

8 Bantuan Pendidikan Rp 5.000.000 Bantuan Pendidikan Rp 1.500.000

9 Bantuan Fasilitas Sekolah Rp 5.000.000

10 Bantuan Beasiswa Rp 1.500.000

11 Bantuan Beasiswa Unisba Rp 40.000.000

12 Bantuan PHBI Rp 1.000.000

13 Bantuan Paket Sekolah Rp 5.250.000

14 Bantuan beasiswa Ali Salam Rp 1.000.000

15 Bantuan tambahan beasiswa Ali Salam Rp 1.750.000

16 Bantuan KC Kendari Rp 43.900.000

122.625.000

Rp Rp 162.400.000

(22)

104 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

Program CSR PT. BRISyariah yang dikategorikan dalam komponen perlindungan terhadap akal pada tabel 4.8 yang diketahui bahwa tahun 2012 terdapat total 8 kegiatan dengan jumlah total dana sebesar Rp 122.625.000 dari kegiatan tahun 2012 tersebut yang mendapatkan porsi terbesar adalah Bantuan pembelain Laptop untuk lembaga Pengembangan Pendidikan dengan dana Rp 75.000.000 ini berarti mencapai 61,16 % dari total dana yang didistribusikan terkait perlindungan terhadap jiwa yaitu sebesar Rp 122.625.000

Tahun 2013 terdapat total 16 kegiatan dengan jumlah total dana sebesar Rp 162.400.000 dari kegiatan tahun 2013 tersebut yang mendapatkan porsi terbesar adalah bantuan untuk Kantor Cabang Kendari dengan dana Rp 43.900.000 ini berarti mencapai 27,03 % dari total dana yang didistribusikan terkait perlindungan terhadap agama yaitu sebesar Rp 43.900.000

4.3.4 Perlindungan terhadap keturunan

Tabel 4.9 KomponenPengukuranPerlindunganTerhadapKeturunan

(23)

Program CSR PT. BRISyariah yang dikategorikan dalam komponen perlindungan terhadap keturunan pada tabel 4.9 yang diketahui bahwa tahun 2012 terdapat total 7 kegiatan dengan jumlah total dana sebesar Rp 116.000.000 dari kegiatan tahun 2012 tersebut yang mendapatkan porsi terbesar adalah Bantuan Khitanan massal di BRISyariah Pontianak dengan dana Rp 39.750.000 ini berarti mencapai 34,26 % dari total dana

yang didistribusikan terkait perlin dungan terhadap jiwa yaitu sebesar Rp 116.000.000.

Tahun 2013 terdapat total 7 kegiatan dengan jumlah total dana sebesar Rp 70.500.000 dari kegiatan tahun 2013 tersebut yang mendapat-kan porsi terbesar adalah bantuan panti asuhan di Bandung dengan dana Rp 25.000.000 ini berarti mencapai 35,46 % dari total dana yang didistri-busikan terkait perlindungan terhadap agama yaitu sebesar Rp 25.000.000

4.3.5Perlindungan terhadap harta

Tabel 4.10 KomponenPengukuranPerlindunganTerhadapHarta

(24)

106 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

Program CSR PT. BRISyariah yang dikategorikan dalam komponen perlindungan terhadap harta pada tabel 4.10 yang diketahui bahwa tahun 2012 terdapat total 2 kegiatan dengan jumlah total dana sebesar Rp 2.125.000 dari kegiatan tahun 2012 tersebut yang mendapatkan porsi terbesar adalah Bantuan Bantuan Pasar Murah di cabang Makassar dengan dana Rp 2.000.000 ini berarti mencapai 94,11 % dari total dana yang didistribusikan terkait perlindungan terhadap jiwa yaitu sebesar Rp 2.125.000

Sedangkan pada tahun 2013 kegitan dibidang pemberdayaan perekonomian memang belum dilaksanakan secara lengkap, namun menurut hasil wawancara peneliti dengan Bapak Mujahid Manager CSR BRISyariah bahwa program pemberdayaan ekonomi CSR BRISyariah pada tahun 2013 sudah pada tahap finalisasi dan pada tahun 2014 sudah dapat di jalankan.

4.3.6 Perbandingan program CSR BRISyariah mengunakan maqashid syariah tahun 2012

Tabel 4.11 Program CSR tahun 2012 mengunakan maqashid syariah

No

Maqashid

Syariah Kegiatan Jumlah Dana

1

Perlindungan Terhadap

Agama 17 Rp 295.950.000

2

Perlindungan Terhadap

jiwa 30 Rp941.305.000

3

Perlindungan Terhadap

Akal 8 Rp 122.125.000

4

Perlindungan Terhadap

Harta 2 Rp 2.125.000

5

Perlindungan Terhadap

Keturunan 8 Rp116.000.000

Total 65 Rp 1.477.505.000

Sumber: Data di olah dari data sekunder CSR BRIsyariah

(25)

urutan yang menjadi urutan pertama dan yang memiliki total dana terbesar adalah (1) perlindungan terhadap jiwa (2) perlindungan terhadap agama (3) perlindungan terhadap akal (4) perlindungan keturunan dan urutan terakhir yang memiliki total dana paling sedikit adalah (5) perlindungan terhadapharta.

Gambar 4.2 presentase CSR tahun 2012 mengunakan maqashid syariah

Sumber: Data di olah dari data sekunder CSR BRIsyariah

Bedasarkan gambar 4.2 maka diketahui bahwa yang menjadi prio-ritas utama program CSR (Corporate Social Responsibility) padatahun2012 di PT. Bank BRISyariah dalam Maqashid Syariah adalah Perlindung-an terhadap jiwa melakukPerlindung-an total 30 kegiatan dengan jumlah dana Sebesar Rp 941.305.000dan presentase sebe-sar 46 %.

4.4.6 Perbandingan program CSR BRISyariah mengunakan maqashid syariah tahun 2013

Tabel 4.12 Program CSR tahun 2013 mengunakan maqashid syariah

Sumber: Data di olah dari data sekunder CSR BRIsyariah

Dari tabel 4.12 di atas di ketehui bahwa pada tahun 2013 yang sesuai urutan yang menjadi urutan pertama dan yang memiliki total dana terbesar adalah (1) perlindungan terhadap jiwa (2) perlindungan terhadap agama (3) perlindungan terhadap akal (4) perlindungan keturunan dan urutan terakhir adalah (5) perlindungan terhadap harta di karenakan masih dalam taraf finalisasi untuk pemberdayaan perekonomian.

No Maqashid Syariah Kegiatan Jumlah Dana

1

Perlindungan Terhadap

Agama 27 Rp 767.500.000

2

Perlindungan Terhadap

jiwa 52 Rp 985.870.000

3

Perlindungan Terhadap

Akal 16 Rp 162.400.000

4

Perlindungan Terhadap

Harta -

5

Perlindungan Terhadap

Keturunan 8 Rp70.500.000

(26)

108 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

Gambar 4.3 presentase CSR tahun 2012 mengunakan maqashid

syariah

Sumber: Data di olah dari data sekunder CSR BRIsyariah

Berdasarkan gambar 4.3 maka diketahui bahwa yang menjadi prioritas utama program CSR ( Corpo-rate Social Responsibility) padatahun 2013 di PT. Bank BRISyariah dalam

Maqashid Syariah adalah Perlindung-an terhadap jiwa melakukPerlindung-an total 52 kegiatan dengan jumlah dana Sebesar Rp985.870.000dan presentase sebesar 50 %.

Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis maqashid al syariah pada proram kerja CSR BRISyariah kinerja dengan mengacu pada per-masalahan dan tujuan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: Program kerja yang di lakukan CSR BRISyariah sudah baik dapat dilihat dari keberhasilannya meyelengarakan semua kegiatan dan mengalami peningkatan setiap tahunnya, kegiat-an ykegiat-ang terselenggara dikegiat-antarnya adalah 1) Pendidikan, 2) Kesehatan,

3) Pemberdayaan Perekonomian, 4) Sarana Publik dan Lingkungan Hidup, 5) Da'wah, serta bantuan sarana Ibadah serta 6) Bantuan Santunan, Musibah dan Bencana. Sumber dana untuk membiayai seluruh kegiatan sosial pada PT. Bank BRISyariah berasal dari Qord Hasan dan Dana Zakat Profesi Karyawan serta Zakat Keuntungan Perusahaan yang dihim-pun dan disalurkan melalui BAZNAS. Mengkategorikan program kerja CSR PT. BRISyariah menggunakan parameter maqashid al syariah dengan membagi ke dalam 5 (lima) komponen pokok yaitu (1) perlindungan terhadap agama (2) perlindungan terhadap jiwa (3) perlindungan terhadap akal (4) perlindungan terhadap harta (5) per-lindungan terhadap keturunan.

Berdasarkan hasil pengukuran

maqashid al syariah terhadap CSR PT. Bank BRISyariah diketahui bahwa indikator program kerja menu-rut maqashid al syariah yang menjadi prioritas utama di BRISyariah adalah perlindungan terhadap jiwa. Hal ini terbukti dari banyaknya jumlah kegiatan yang dilakuakan dan banyaknya total dana yang digunakan pada tahun 2012 dan 2013.

Daftar Pustaka

(27)

Agil Bonson , INOVASI, Volume 8, Nomor 1, Maret 2011 ISSN 1693-9034 115

Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid Syari’ah Menurut al-Syatibi (Cet. I; Jakart PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 61-62.

BI Keluarkan Aturan Tata Kelola Bank Syariah, <http://www.kontan. co.id/.../BI-Keluarkan

Aturan-Tata-Kelola-Bank-Syariah>, diakses tanggal 10 Desember 2013.

Capra, M. Umer & Khan, Tariqiyah (2000). Regulation Supervision Of Islamic Bank. Jedah.IRTI.IDB Carrol, 1999; Stone,2001 Gray, Rob,

Dave Owen, dan Carol Adams.

1996. ‛Accounting and

Accounta-bility: Changes and Challenges in Corporate Social and Environmen-tal Reporting‛. London: Prentice Hall International.

Jalal. 2007. ‚CSR‛ Menuju CSR: Berbagai Kesalahan Umum Ten-tang CSR Dan Sumbangan Pemikiran Untuk Meluruskannya, Publikasi Makalah Dari A+ CSR Indonesia, Lingkaran Studi CSR, Feb 19.

Jauhar, Husen Ahmad Al Mursi. 2009.

Maqashid Al Syariah. Jakarta: Sinar Grafika Offset

Khan, Md. Habib-Uz-Zaman. 2010. ‛The Effect of Corporate Gover -nance Elementson

Corporate Social Responsibility (CSR) Reporting: Empirical Evi-dence from Private

Commercial Banks of Bangladesh‛.

International Journal of Law and Management, Vol. 52, Iss. 2, h. 82-109. Diakses tanggal 9 September 2011 dari www.emeral-dinsight.com

Komite Cadbury (1992). The Business Roundtable, Statemen on Corporate Governance

(Washington DC., 1997), hal. 1 Kotler, Philip and Lee, Nancy. 2005.

Corporate Social Responsibility:

Doing Thr Most Good Your Company And Your Cause, John Wiley And Sons

Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Semarang: Graha Ilmu.

Hessel Nogi S. Tangkilisan, ‚Menge -lola Kredit Berbasis GCG‛, (Yogyakarta: Balairung,

2003), hal. 12 dikutip dari Dr. Johannes Ibrahim Op. cit., hal. 69-70.

Mahmud Syaltut, Islam: ‘Aqidah wa Syari’ah (Kairo: Dar al-Qalam, 1966),

Muhamad (2002) (Data Statistik Bank Indonesia Oktober 2012). Mutia (2010) Meutia, Inten. 2010.

‚Shariah Enterprise Theory seba-gai Dasar Pengungkapan

Tanggung Jawab Sosial untuk Bank Syariah‛. Disertasi Tidak Dipubli-kasikan, Doktor Ilmu Akuntansi Program Pascasarjana, Universitas Brawijaya

(28)

110 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014

Rachman. 2011. Panduan Lengkap Perencanaan CSR. Jakarta: Penebar Swadaya.

Satria Effendi M. Zein, Ushul Fiqh

(Cet. I; Jakarta: Kencana, 2005), h. 233

Rivai, Veitthzal. 2011. Islamic Banking. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Slamet, M. 2001. ‚Enterprise Theory

dalam Konstruksi Akuntansi

Syari’ah (StudiTeoritis pada

Konsep Akuntansi Syari’ah).

Skripsi Tidak Dipublikasikan. Malang: Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya.

Satria Effendi M. Zein, Ushul Fiqh

Gambar

Tabel 4.2  Perlindungan Terhadap
Tabel 4.3 Perlindungan terhadap
Tabel 4.4 Perlindungan Terhadap
Tabel 4.5 Perlindungan Terhadap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan penelitian, pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility di Bank Syariah Mandiri KCP Wonosari sudah mampu mengimplementasikan kegiatan CSR

- Gula yang larut dalam air apa bila airnya menguap kena sinar matahari akan kembali menjadi gula - es batu mencair tetap berupa air dll. b.Perubahan

Pada Balai Penelitian terjadi kekurangan pada tahun- tahun 1982/1983 - 1986/1987, sedangkan sejak tahun 1988/1989 sampai dengan akhir tahun proyeksi akan ter jadi kelebihan

Pada bulan Juni 2004 kelompok-kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah : kelompok bahan makanan 0,24 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI, dengan tahapan mengidentifikasi topik dan mengorganisir siswa ke dalam kelompok;

“ Dan janganlah kamu makan (atau mengambil) harta (orang-orang lain) di antara kamu dengan jalan yang salah, dan jangan pula kamu menghulurkan harta kamu (memberi

Selain itu mekanisme gerakan sivil dalam mengendalikan aktiviti organisasi bagi mencapai matlamat yang diimpikan telah menggunakan pelbagai pendekatan seperti melobi,

Hal ini terjadi karena pada proses pembelajaran di kelas eksperimen di terapkan model problem solving yang dapat memicu peserta didik untuk dapat berpikir secara logis,