Pengaruh Gaya Kepemimp inan ... (Faripa-I Dewa) hal. 39 - 52 39
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional,
Budaya Organisasi Dan Kompentensi Terhadap Motivasi
Dan Kinerja Guru
Faripa La Hitu Iphank I Dewa Ketut Rraka Ard iana
ABSTRACT
This study aimsto determine the effect of transformational leadership style, organizational culture and motivation competence and their impact onthe performance ofa high school teacherin Taliabu Island. This study aimsto determine the effect of transformational leadership style, organizational culture and motivation competence and their impact onthe performance ofa high school teacher indirect Taliabu. The population inthis studyall teachers of high schools in taliabu using saturated sample, in which all members of the sampled population numbering 103 people. The data analysis used in this study is to test the validity of using Product Moment Correlation and reliability testing using Alpha Crobach and analyzed by using Partial Least Square (PLS).
The results showed that: 1) there is no significant relationship between transformational leadership and teacher at the high school performance Taliabu. 2) there is no significant relationship between organizational culture and performance of State in Taliabu. 3) there isa positiveand significant relationship between competence and emotional intelligence on the performance ofhigh school in Taliabu. 4) there isa significant and positive effect between transformational leadership style, employee motivation of teachers to high schools in Taliabu. 5) there isa positive and significant influence between organizational culture and motivation of high school teachers in Taliabu. 6) there is no significant relationship between competence and motivation of high school teacher in Taliabu.7) there isa significantand positive influence between work motivation of teachers and high school teachers in Taliabu performance. Based on these resultsit can be concluded, transformational leadership, organizational culture does not significantly influence the performance of teachers in Taliabu high school. Transformational leadership style and organizational culture have positive effect on the motivation of teachers work in the high school district of the Taliabu island.
Keywords: Transformational Leadership Style, Organizational Culture, Competence, Motivationand Performance of Teachers.
LATAR BELAKANG
Pergeseran paradigma
pen-didikan yang memberikan kewenangan luas kepada kepala sekolah dalam mengembangkan berbabagai potensinya, memerlukan peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam berbagai aspek manajerial, agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diemban sekolahnya(Ummah & Wajdi, 2016). Kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tinggi untuk
membangun sekolah efektif dengan
kualitas yang ditandai oleh beberapa indicator sebagai berikut: (1) efektivitas belajar dan pembelajaran yang tinggi, (2) kepemimpinan yang kuat dan demokrasi, (3) manajemen tenaga
kependidikan yang efektif dan
professional, (4) tumbuhnya budaya mutu, serta (5) teamwork yang cerdas, kompak, dan dinamis.
Sekolah sebagai suatu
tingkat sekolah. Guru yang dibutuhkan oleh sekolah adalah guru-guru yang mempunyai motivasi kerja yang baik dan kinerja yang baik. Di antara ketiga elemen yang berada di sekolah, yaitu gaya kepemimpinan, budaya oragisasi dan kompetensi, yang paling berperan penting bagi sekolah adalah gaya kepemimpinan seorang kepa la sekolah, dikarenakan dengan gaya kepemimpinan yang dimiliki, akan mempengaruhi semua elemen yang terkait didalamnya seperti; budaya organisasi sekolah dan kompetensi guru(Alimudin, A., & Sukoco, 2017). Dengan berfungsinya elemen-elemen tersebut akan mem-pengaruhi motivasi kerja guru-guru yang pada akhirnya akan berdampak pada kinerja yang dimiliki oleh guru-guru di sekolah menengah atas di Kabupaten Pulau Taliabu.
Sekolah sebagai suatu
organisasi terdiri dari kepala sekolah, guru, murid dan warga sekolah lainnya. Guru merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pendidikan terutama di tingkat sekolah(Mursidi, 2015). Guru yang dibutuhkan oleh sekolah adalah guru-guru yang mempunyai motivasi kerja yang baik, kinerja yang baik. Di antara ketiga elemen yang berada di sekolah, yaitu gaya kepemimpinan, budaya oragisasi, dan kompetensi yang paling berperan penting bagi sekolah adalah gaya kepemimpinan seorang kepala sekolah, dikarenakan dengan gaya kepemimpinan yang dimiliki, akan mempengaruhi semua elemen yang terkait didalamnya seperti budaya organisasi sekolah, dan kompetensi guru. Dengan berfungsinya elemen-elemen tersebut akan mempengaruhi motivasi kerja guru-guru yang pada akhirnya akan berdampak pada kinerja yang dimiliki oleh guru-guru di sekolah menengah atas di Kabupaten Pulau Taliabu.
Kinerja guru merupakan hasil akhir yang timbul karena adanya motivasi yang ditimbulkan akibat dari gaya kepemimpinan kepala sekolah,
budaya organisasi sekolah, dan
kompetensi yang dimiliki oleh seorang
guru. Oleh karena itu untuk
mendapatkan gambaran mengenai
masalah ini, perlu dilakukan kajian secara mendalam tentang pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi guru terhadap motivasi dan kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara diperlukan adanya penelitian mengenai hal tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Gaya Kepemimpinan Transformasional
Menurut Robbins (2001)
kepemimpinan transformasional adalah
pemimpin yang mampu memberi
inspirasi karyawannya untuk lebih mengutamakan kemajuan organisasi
daripada kepentingan pribadi,
memberikan perhatian yang baik
terhadap karyawan dan mampu merubah kesadaran karyawannya dalam melihat permasalahan lama dengan cara yang
baru. Adapun, karakteristik
kepemimpinan transformasional
menurut Bass dan Avolio dalam Gary Yukl (2010:305) adalah sebagai berikut : 1) Pengaruh idealmempunyai makna
bahwa seorang pemimpin
trans-formasional harus kharisma yang
mampu “menyihir” bawahan untuk
bereaksi mengikuti pimppinan. 2)
Motivasi Inspirasi berarti karakter
seorang pemimpin yang mampu
menerapkan standar yang tinngi akan tetapi sekaligus mampu mendorong
bawahan untuk mencapai standar
tersebut. 3) Stimuli Intelektua
lmerupakan karakter seorang pemimpin
transformasional yang mampu
mendorong bawahannya untuk
menyelesaikan permasalahan dengan cermat dan rasional. 4) Pengaruh intelektual berarti karakter seorang pemimpin yang mampu memahami perbedaan individual para bawahannya.
Pengaruh Gaya Kepemimp inan ... (Faripa-I Dewa) hal. 39 - 52 41
Menurut Robins (1993) dalam Sutrisno (2013:26) sepuluh karakteristik kunci yang merupakan inti dari budaya
organisasi, yaitu : 1) Member identity,
yaitu identitas anggota dalam organisasi
secara keseluruhan, dibandingkan
dengan identitas dalam kelompok kerja
atau bidang masing-masing. 2) Group
emphasis, yaitu seberapa besar aktivitas
kerja bersama lebih ditekankan
dibandingkan kerja individual. 3) People
focus, yaitu seberapa jauh keputusan
manajemen yang diambil untuk
mempertimbangkan keputusan tersebut
terhadap anggota organisasi.4) Unit
integration, yaitu seberapaa jauh unit-unit di dalam organisasi dikondisikan untuk beroperasi secara bersama-sama. 5) Control, yaitu seberapa banyak aturan, peraturan, dan pengawasan
langsung yang digunakan untuk
mengawasi dan mengendalikan perilaku
karyawan. 6) Risk toleransi, yaitu
besarnya dorongan terhadap karyawan untuk lebih, agresif, inovatif dan berani
mengambil resiko. 7) Reward criteria,
yaitu seberapa besar imbalan
dialokasikan sesuai dengan kinerja
karyawan, dibandingkan alokasi
berdasarkan senioritas, favoritism, atau
faktor bukan kinerja lainnya. 8) Conflict
tolerance, yaitu seberapa besar karyawan di dorong bersikap terbuka
terhadap konflik dan kritik. 9)
Means-end orientation, yaitu seberapa besar manajemen lebih menekankan pada penyebab atau hasil dibandingkan pada teknik proses yang digunakan untuk
mengembangkan hasil. 10) Open-sitem
focus, yaitu seberapa besar pengawas organisasi dan respons yang diberikan untuk mengubah lingkungan eksternal.
Kompetensi guru
Kompetensi guru merupakan
kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajiban
secara bertanggung jawab dan layak.
Ada lima karakteristik
kompetensi menurut Spencer and
Spencer (1993), dalam Edy Sutrisno
(2015:206), yaitu : 1) Motives, adalah
sesuatu dimana seseorang secara
konsisten berpikir sehingga ia
melakukan tindakan 2) Traits, adalah
watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu. 3) Self concept, adalah sikap dan nilai yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dan
nilai diukur melalui tes kepada
responden untuk mengetahui bagaimana nilai yang dimiliki seseorang, apa yang menarik bagi seseorang melakukan
sesuatu. 4) Knowledge, adalah informasi
yang dimiliki untuk bidang tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi
yang kompleks. 5) Skills, adalah
kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik maupun mental.
Motivasi Kerja Guru.
. Motivasi kerja guru adalah motivasi yang menyebabkan guru bersemangat dalam mengajar karena kebutuhannya terpenuhi.
Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri
manusia adalah motivasi prestasi
menurut Mc Clelland, dimana seseorang dianggap mempunyai motivasi apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain, pada
banyak situasi. Mc. Clelland
mengatakan ada tiga kebutuhan
(Hasibuan 2014:162), yaitu :
1. Kebutuhan akan prestasi (n Ach),
merupakan daya penggerak yang
memotivasi semangat kerja
seseorang.
2. Kebutuhan akan afiliasi (n Af),
menjadi daya penggerak yang akan
memotivasi semangat kerja
seseorang.
3. Kebutuhan akan kekuasaan (n
Pow), merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja karyawan.
Menurut A. Tabrani Rusyan dkk
(2000:17) kinerja Guru adalah
melaksanankan pembelajaran baik
dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas disamping mengerjakan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti mengerjakan
admistrasi sekolah dan admistrasi
pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan layanan pada para siswa, serta melaksanakan penilaian. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 dan UU No. 14 Tahun 2005 telah memberikan gambaran bahwa kinerja guru berada dalam rumusan melaksanankan tugas utama dan menunaikan beban kerja, serta
mewujudkan kompetensi dalam
mengembangkan amanah pendidikan yang ada di pundaknya.
Menurut Paul Hersey, Kenneth H. Blanchard, dan Dewey E. Jhonson (1996) dalam Wibowo (2014:86-88),
terdapat tujuh indikator kinerja
digambarkan sebagai berikut : 1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh seorang individu atau organisasi untuk dicapai. 2) Standar
mempunyai arti penting karena
memberitahukan kapan suatu tujuan dapat diselesaikan.3) Umpan Balik yaitu antara tujuan, standar dan umpan balik bersifat saling terkait. 4) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang
dipergunakan untuk membantu
menyelesaikan tujuan dengan akses. 5) Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik. 6) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. 7) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi kerjanya.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei, karena menggunakan kuesioner sebagai alat pokok untuk mengumpulkan data. Penelitian survei
juga dimaksudkan untuk memberikan
penjelasan atau explanatory yaitu,
penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh antar variabel-variabel yang
dihipotesiskan. dengan maksud
menjelaskan Penelitian ini
menggunakan data primer yang
diperoleh secara langsung dengan menyebarkan kuesioner pada responden yang terpilih sebagai subyek penelitian. Perolehan data yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis
Structural Equation Modelling (SEM)
berbasis variance (component based)
melalui pendekatan Partial Least Square
Path Modelling (PLS-PM), dengan
menggunakan paket program Smart PLS
versi 2.0.
Populasi dan sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas
obyek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2014 :149). Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksud adalah guru di lima SMA Negeri di Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara sebanyak 103 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiono,
2014:149).Sampel yang dapat mewakili
populasi memerlukan metode
pengambilan sampel (teknik sampling) yang tepat.Dalam penelitian ini penulis
menggunakan sampel jenuh.Semua
anggota populasi digunakan sebagai
sampel yaitu sebanyak 103
orang.Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka yang dapat dihitung.Sumber Data terdiri
atas data primer dan data
sekunder.Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini penulis menggunakan uji
Pengaruh Gaya Kepemimp inan ... (Faripa-I Dewa) hal. 39 - 52 43
hipotesis asosiatif, dengan model
sebagai berikut :
Ho : = 0 (berarti tidak ada pengaruh)
Ha : 0 (berarti ada pengaruh)
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara bertahapmeliputi;
1. Uji Validitas
Kriteria uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas konstruk (construct
validity).Uji validitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor konstruk dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik product
moment correlation.
2. Uji Reliabilitas
Analisis reliabilitas
menunjukkan pada pengertian apakah instrumen dapat mengukur suatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu.Ukuran dikatakan reliabel jika ukuran tersebut memberikan hasil yang konsisten.Reliabilitas diukur dengan
menggunakan metode cronbach
alpha.Analisis validitas dan reabilitas akan dilakukan dengan bantuan paket
program PLS (Partial Least Square). Uji
reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur yang dapat memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama. Tingkat yang dapat diterima adalah sebesar 0,70 walaupun angka itu
bukanlah suatu ukuran “mati” .
3. Pengujian Model Struktural
Pengujian model struktural
dilakukandengan mengetahui
signifikansi pengaruh antar variabel laten dengan melihat nilai koefisien jalur (path), dan nilai sgnfikansi t-statistic. Bila koefisien jalur bertanda positif dan
nilai t-statistic diatas 2,0 dengan tingkat
signifikansi alpha 5 %, maka pengaruh
antar variabel laten dievaluasi positif dan signifikan.
HASIL
Uji Instrumen Penelitian Uji Validitas
Indikator maupun item yang
valid memiliki hasil perhitungan
koefisien korelasi (r hitung) bernilai
positif serta didukung dengan
signifikansi (p) < 0,05. Adapun hasil pengujian setiap variabel dapat disajikan seperti tabel berikut;
1. Variabel Kepemimpinan
Transformasional
Tabel 1 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kepemimpinan
Transformasional
No. Variabel/ Indikator r hitung Signifikansi Keterangan
1 X1.1.1 0.753 0.000 Valid
Sumber : Lampiran, data diolah peneliti
Berdasarkan perhitungan
validitas yang dilakukan, dari seluruh
item yang mewakili variabel
kepemimpinan transformasional
memiliki koefisien korelasi antara 0,293 hingga 0,804. Semua item yang telah diuji diketahui seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki nilai koefisien positif dan didukung dengan tingkat signifikansi (p) < 0,05.
2. Variabel Budaya Organisasi
Tabel 2. Hasil Pengujian Validitas Variabel Budaya Organisasi
No. Variabel/ Indikator r hitung Signifikansi Keterangan
No. Variabel/ Indikator r hitung Signifikansi Keterangan
Sumber : Lampiran, data diolah peneliti
Berdasarkan perhitungan
validitas yang dilakukan, dari seluruh item yang mewakili variabel budaya organisasi memiliki koefisien korelasi antara 0,356 hingga 0,759. Semua item yang telah diuji diketahui seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki nilai koefisien positif dan didukung dengan tingkat signifikansi (p) < 0,05
3. Variabel Kompetensi Guru
Tabel 3. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kompetensi Guru
Sumber : Lampiran, data diolah peneliti
Berdasarkan perhitungan
validitas yang dilakukan, dari seluruh item yang mewakili variabel kompetensi guru memiliki koefisien korelasi antara 0,456 hingga 0,862. Semua item yang
telah diuji diketahui seluruhnya
dinyatakan valid karena memiliki nilai koefisien positif dan didukung dengan tingkat signifikansi (p) < 0,05.
4. Variabel Motivasi Kerja Guru
Tabel 4. Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Kerja Guru
No.
Sumber : Lampiran, data diolah peneliti
Berdasarkan perhitungan
validitas yang dilakukan, dari seluruh item yang mewakili variabel motivasi kerja guru memiliki koefisien korelasi antara 0,269 hingga 0,816. Semua item yang telah diuji diketahui seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki nilai koefisien positif dan didukung dengan tingkat signifikansi (p) < 0,05.
5. Variabel Kinerja Guru
Tabel 5. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kinerja Guru
Pengaruh Gaya Kepemimp inan ... (Faripa-I Dewa) hal. 39 - 52 45
Sumber : Lampiran, data diolah peneliti Berdasarkan perhitungan validitas yang dilakukan, dari seluruh item yang mewakili variabel kinerja guru memiliki koefisien korelasi antara 0,476 hingga 0,727. Semua item yang telah diuji diketahui seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki nilai koefisien positif
dan didukung dengan tingkat
signifikansi (p) < 0,05.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ditujukan untuk mengukur seberapa jauh suatu alat ukur bisa dipercaya bilamana dilakukan
pengulangan. Adapun hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel 6. Hasil Pengujian Reliabilitas Sumber: Lampiran , data diolah peneliti
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas pada Tabel 6, maka semua variabel yang diuji memiliki nilai
Cronbach > 0,60 sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel yang dilibatkan pada penelitian ini reliabel.
Pengujian convergent validity
Konstruk eksogen dalam
penelitian ini terdiri dari kepemimpinan transformasional, budaya organisasi, kompetensi guru dan motivasi guru.
Kepemimpinan transformasional
dibentuk dengan empat
indikator,budaya organisasi empat
indikator,kompetensi lima indikator, dan motivasi guru dibentuk dengan tiga indikator. Sementara itu Konstruk endogen adalah kinerja guru yang dibentuk dengan empat indikator.
Dari hasil pengujian convergent
validity yang telah dilakukan, khususnya terhadap konstruk penelitian yang memiliki lebih dari satu buah indikator,
maka perhitungan analisa Partial Least
Square diulangi dengan kondisi dimana beberapa indikator dari konstruk yang tidak memenuhi syarat dieliminasi dari model. Penggambaran model setelah mengalami uji pengukuran model dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 1. Model Akhir Setelah Uji
Convergent Validity
Pengujian Discriminant Validity
Evaluasi kedua pada outer
model adalah discriminant validity.
Untuk mengukur discriminant validity
dapat digunakan nilai cross loading. Suatu indikator dikatakan memenuhi
discriminant validity jika nilai cross
loading indikator terhadap variabelnya
adalah yang terbesar dibandingkan terhadap variable yang lainnya. Nilai
cross loading pada penelitian ini disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 7. Discriminant Validity
Sumber : Lampiran, data diolah peneliti
Tabel di atas menunjukkan
discriminant validity bahwa korelasi konstruk likuiditas dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi
indikator kebijakan operasional
dengan konstruk lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator blok lainnya, sehingga dapat dikatakan semua variabel telah valid.
Nilai Composite Reliability
Untuk mengukur sebuah
variable memiliki Composite
Reliability, yang baik dalam kelompok indikator dapat dilihat
dari nilai CompositeReliability ≥
0.7. Nilai Composite Reliability
dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.:
Tabel 8. Composite Reliability
Sumber : Lampiran, data diolah peneliti
Tabel di atas menunjukkan
Composite Reliability nilai > 0,7 yang berarti semua variabel telah memenuhi
composite reliability yang
No Variabel Cronbach
Nilai Kriti
s
Keterang an 1. Gaya
Kepemimp inan transformasional
0,880 0,60 Reliabel
2. Budaya organisasi 0,847 0,60 Reliabel 3. Ko mpetensi guru 0,911 0,60 Reliabel 4. Motivasi kerja
guru
0,858 0,60 Reliabel 5. Kinerja guru 0,863 0,60 Reliabel
No. Variabel Nilai Keterangan
1 Budaya organisasi 0.883 Reliabel 2 Gaya kepemimpinan
transformasional 0.925
Reliabel
3 Kinerja guru 0.895 Reliabel
Pengaruh Gaya Kepemimp inan ... (Faripa-I Dewa) hal. 39 - 52 47
dipersyaratkan dan memenuhi nilai yang memuaskan.
Nilai Average Variance Extracted
Nilai Average Variance
Extracted (AVE) masing-masing variabel dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 9. Nilai Average Variance
Extracted (AVE)
No. Variabel AVE Keterangan
1 Budaya Organisasi 0.410 < 0,5 2 Gaya Kepe mimpinan
Transformasional 0.532
> 0,5
3 Kinerja Guru 0.442 < 0,5
4 Ko mpetensi Gu ru 0.496 < 0,5
5 Motivasi Gu ru 0.565 > 0,5
Sumber : lampiran, data diolah peneliti
Hasil tabel di atas didapatkan, bahwa hampir semua konstruk memiliki nilai AVE diatas 0,5 sehingga semua konstruk membentuk model yang baik maupun mendekati baik. Oleh karena itu, nilai tersebut dikonfrontasikan dengan nilai akar dari nilai AVE
masing-masing indikator agar
memastikan bahwa model yang diteliti
sudah memenuhi uji validitas
konvergen.
Cara lain untuk mengetahui validitas diskriminan dengan cara uji
Fornell-Larcker criterion. Uji ini
membandingkan squareroot of average
variance extracted (AVE) dengan latent variable correlations. Hasilnya dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 10. Nilai Rooted-Average
Variance Extracted (AVE)
No. Variabel AVE
AVE
Keterangan1 Budaya Organisasi 0.410 0.641 > 0,5
2 Gaya Kepemimpinan
Transformasional 0.532 0.729
> 0,5
3 Kinerja Guru 0.442 0.665 > 0,5
4 Kompetensi Guru 0.496 0.704 > 0,5
5 M otivasi Guru 0.565 0.751 > 0,5
Sumber : lampiran, data diolah peneliti
Tabel di atas memperlihatkan bahwa semua konstruk sudah memiliki nilai AVE hampir mendekati 0,5 dan
didukung juga dengan nilai dari root
AVE mendapatkan nilai lebih dari 0,5 sehingga masing-masing konstruk dapat dikatakan memenuhi standar uji validitas yang baik.
Evaluasi Inner Model
Nilai Goodness of Fit
Evaluasi pertama pada inner
model dilihat dari nilai R-Square atau
koefisien determinasi. Berdasarkan
pengolahan data dengan PLS,
dihasilkan nilai R-Square sebagai berikut;
Tabel 11.
Goodness of Fit
(R
2)
Sumber : lampiran, data diolah peneliti Tabel di atas menunjukkan
semua nilai R-Square> 0,00 yang berarti
bahwa nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan estimasi parameternya memenuhi syarat, atau dengan kata lain
telah memenuhi Goodness of Fit yang
baik.
Berdasarkan analisa data
menggunakan metode Partial Least
Square, maka penelitian ini mendapatkan hubungan antar konstruk sebagai berikut;
Tabel 12. Pengaruh antar Konstruk Penelitian
No. Pengaruh Bobot S tatistic T- T-kritis Keterangan
1 Kepm -> No. M emberi Pengaruh Terpengaruh Keterangan
Kinerja Mtvs 1
Budaya Organisasi 0.072 > 0,00 2 Gaya Kepemimpinan
transformasional 0.131 > 0,00 3
5 Bud_Or ->
Sumber : Lampiran, data diolah peneliti
Pembuktian Hipotesis
H1: Gaya Kepemimpinan
transformasional berpengaruh terhadap kinerja guru.
Hipotesis kesatu penelitian ini tidak terbukti dikarenakan hasil analisa
data menemukan bahwa gaya
kepemimpinan transformasional
berpengaruh sebesar 0,083 dan memiliki tstatistik< tkritis (1,256 < 1,96) yang artinya
gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja guru. Gaya Kepemimpinan
transformasional berpengaruh tidak
signifikan terhadap kinerja guru
dikarenakan penelitian ini mendapatkan temuan bahwa pelaksana tugas kepala sekolah seringkali tidak bisa membuat keputusan sendiri yang dapat memacu kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan mengajar. Misalnya saja, seorang guru kadang-kadang harus terganggu motifnya dikarenakan alat peraga tidak tersedia di kelas.
H2 : Budaya organisasi berpengaruh
terhadap kinerja guru.
Budaya
Organisasi Kinerja Guru Pengaruh sebesar 0.104
t = 1.011
Hipotesis kedua penelitian ini tidak terbukti dikarenakan hasil analisa
data menemukan bahwa budaya
organisasi berpengaruh sebesar 0,104 dan memiliki tstatistik< tkritis (1,011 < 1,96)
yang artinya budaya organisasi
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja guru. Budaya organisasi berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja guru dikarenakan penelitian ini mendapatkan temuan bahwa hampir semua guru selalu mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya masing-masing. Guru juga
masih banyak yang tidak mau
melibatkan diri secara aktif dalam pekerjaan, semua tergantung dari arahan dan prosedur yang telah disepakati.
H3 : kompetensi berpengaruh
terhadap kinerja guru.
Kompetensi Guru
Kinerja Guru Pengaruh sebesar 0.642
t = 7.360
Hipotesis ketiga penelitian ini terbukti
dikarenakan hasil analisa data
menemukan bahwa kompetensi guru berpengaruh sebesar 0,642 dan memiliki tstatistik< tkritis (7,360 > 1,96) yang artinya
kompetensi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja guru. Kompetensi guru berpengaruh signifikan terhadap kinerja
guru dikarenakan penelitian ini
mendapatkan temuan bahwa kelima indikator pembentuk kompetensi guru,
yaitu motif, sifat, konsep diri,
pengetahuan, dan ketrampilan diberi penilaian sangat tinggi oleh para responden.
H4 : Gaya kepemimpinan
transformasional berpengaruh terhadap Motivasi Guru.
Kepemimpinan Transformasional
Motivasi Kerja Guru Pengaruh sebesar 0.344
t = 4.916
Hipotesis keempat penelitian ini terbukti dikarenakan hasil analisa
data menemukan bahwa Gaya
Kepemimpinan Transformasional
Kinerja Guru Pengaruh sebesar 0,083
Pengaruh Gaya Kepemimp inan ... (Faripa-I Dewa) hal. 39 - 52 49
kepemimpinan transformasional
berpengaruh sebesar 0.344 dan memiliki tstatistik< tkritis (4.916 > 1,96) yang artinya
gaya kepemimpinan transformasional
berpengaruh signifikan terhadap
motivasi kerja guru. Gaya
kepemimpinan transformasional
berpengaruh signifikan terhadap
motivasi kerja guru dikarenakan
penelitian ini mendapatkan temuan bahwa musyawarah masih dilaksanakan antara kepala sekolah dan guru sehingga guru merasa profesinya mendapat penghargaan tinggi.
H5 : Budaya organisasi berpengaruh
terhadap Motivasi kerja guru.
Budaya Organisasi
Motivasi Kerja Guru Pengaruh sebesar 0.344
t = 2.885
Hipotesis kelima penelitian ini terbukti dikarenakan hasil analisa data menemukan bahwa budaya organisasi berpengaruh sebesar 0.344 dan memiliki tstatistik< tkritis (2,885 > 1,96) yang artinya
budaya organisasi berpengaruh
signifikan terhadap motivasi kerja guru.
Budaya organisasi berpengaruh
signifikan terhadap motivasi kerja guru dikarenakan penelitian ini mendapatkan temuan bahwa budaya untuk pulang dan pergi dari sekolah secara tepat waktu masih selalu diberlakukan sehingga motivasi sesama guru menjadi tinggi. Dalam hal tersebut, tampak bahwa peraturan tertulis mengenai jam kerja masih ditaati dalam budaya organisasi guru dan kepala sekolah.
H6 : Kompetensi berpengaruh
terhadap Motivasi Kerja Guru.
Kompetensi Guru
Motivasi Kerja Guru Pengaruh sebesar -0.050
t = 0.371
Hipotesis keenam penelitian ini tidak terbukti dikarenakan hasil analisa data
menemukan bahwa kompetensi guru
berpengaruh sebesar –0,050 dan
memiliki tstatistik< tkritis (0,371 < 1,96)
yang artinya kompetensi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap motivasi kerja guru. Kompetensi guru berpengaruh tidak signifikan terhadap motivasi guru dikarenakan penelitian ini
mendapatkan temuan bahwa para
responden banyak yang sangat setuju bahwa guru juga bertindak sebagai motivator bagi siswa sehingga secara otomatis kompetensi untuk memotivasi juga menjadi sumber motivasi bagi guru itu sendiri.
H7 : Motivasi Kerja guru
berpengaruh terhadap Kinerja guru.
Motivasi Kerja Guru
Kinerja Guru Pengaruh sebesar 0.267
t = 3.461
Hipotesis ketujuh penelitian ini terbukti
dikarenakan hasil analisa data
menemukan bahwa motivasi guru berpengaruh sebesar 0.267 dan memiliki tstatistik> tkritis (3.461 > 1,96) yang artinya
motivasi guru berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja guru.
Motivasi guru berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru dikarenakan penelitian ini mendapatkan temuan bahwa motivasi didorong oleh karena kebutuhan sehingga kebutuhan tersebut mendorong seorang guru untuk bekerja secara baik dan benar sehingga kinerja yang ditunjukkan akan selalu sejalan dengan motivasi yang dimilikinya.
KESIMPULAN
Penelitian ini telah
mengobservasi pengaruh gaya
kepemimpinan transformasional, budaya
organisasi, kompetensi terhadap
1. Gaya kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini membawa implikasi bahwa peningkatan maupun penurunan
tingkat kepemimpinan
trans-formasional tidak mampu
berpengaruh banyak terhadap
peningkatan ataupun penurunan kinerja guru.
2. Budaya organisasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini membawa implikasi bahwa penurunan atau peningkatan budaya organisasi tidak
membawa pengaruh banyak
terhadap kinerja guru.
3. Kompetensi guru berpengaruh
signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini membawa implikasi bahwa
penurunan atau peningkatan
kompetensi guru merupakan hal penting yang dapat digunakan untuk memberi pengaruh banyak kepada kinerja guru.
4. Gaya kepemimpinan
trans-formasional berpengaruhsignifikan terhadap Motivasi Guru. Hal ini
membawa implikasi bahwa
penurunan atau peningkatan gaya
kepemimpinan transformasional
mampu membawa pengaruh banyak terhadap tinggi atau rendahnya motivasi yang ada pada guru.
5. Budaya organisasi tidak
berpengaruh terhadap Motivasi
Guru. Hal ini membawa implikasi bahwa penurunan atau peningkatan nilai-nilai pada budaya organisasi mampu membawa pengaruh banyak terhadap tinggi atau rendahnya motivasi yang ada pada guru,
6. Kompetensi guru tidak berpengaruh
terhadap Motivasi Guru. Hal ini
membawa implikasi bahwa
penurunan atau peningkatan
kompetensi guru dalam mengajar mampu membawa pengaruh banyak terhadap tinggi atau rendahnya pencapaian kinerja guru.
7. Motivasi kerja guru berpengaruh
terhadap Kinerja Guru. Hal ini
membawa implikasi bahwa
penurunan atau peningkatan
motivasi guru dalam mengajar mampu membawa pengaruh banyak terhadap tinggi atau rendahnya pencapaian kinerja guru.
SARAN
Sesuai hasil analisis dan
pembahasan serta simpulan, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut;
1. Bagi pihak Pemerintah
Temuan penelitian memperlihatkan
bahwa gaya kepemimpinan
transformasional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Oleh karena itu disarankan agar pimpinan, dalam hal ini kepala sekolah dan staf pimpinan lainnya
dipilih melalui seleksi yang
melibatkan guru dan sekolah.
Selama ini, penunjukan dan
pengangkatan kepala sekolah
dilaksanakan dari Kepala Daerah tanpa melibatkan atau menggali kebutuhan yang ada di suatu sekolah sehingga Kepala Sekolah biasanya
tidak diangkat berdasarkan
kemampuan atau kinerjanya dalam mengembangkan suatu sekolah.
2. Bagi Pihak Organisasi
Dalam penelitian ini, budaya
organisasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
guru.Oleh karena itu disarankan kepada pimpinan, dalam hal ini kepala sekolah, agar mempelajari budaya organisasi yang ada sebelum memutuskan atau membuat suatu kebijakan untuk sekolah yang
dipimpinnya.Kepala sekolah
Pengaruh Gaya Kepemimp inan ... (Faripa-I Dewa) hal. 39 - 52 51
mendorong kinerja guru serta sekolah secara keseluruhan.
3. Bagi pihak guru
Hasil penelitian memperlihatkan
bahwa kompetensi guru tidak
memberi pengaruh signifikan
terhadap motivasi.Hal ini
menandakan bahwa guru-guru yang sudah merasa memiliki kompetensi seharusnya tetap diupayakan agar terus dipacu motivasinya.Dalam hal ini, peran kepala sekolah sebagai
pimpinan seharusnya membuat
kebijakan tertentu agar semua guru, mau meningkatkan kompetensinya sekaligus dipacu motivasinya dalam mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdullah. M. Maruf. 2013. Manajemen
Bisnis Syariah..Aswaja. Yogyakarta
Alisjahbana. 2012. Manajemen Kinerja
Pemerintah Daerah. Laksbang Pressindo. Yogyakarta:
Asmani, Jamal. 2012. Tips Menjadi
Kepala Sekolah Profesional. DIVA Pers. Yogyakarta.
Basri, Hasan. 2014. Kepemimpinan
Kepala Sekolah. CV Pustaka Setia. Bandung.
Basri, Hasan. 2015. Kepemimpinan
Pendidikan.CV Pustaka Setia.Bandung.
Danim, Sudarwan. 2010. Kepemimpinan
Pendidikan. AlfabetaL. Bandung:
Goal Jimmy CHR. 2014. A to Z Human
Capital. PT Grasindo Anggota Ikapi Jakarta.
Hasibuan, S. P. Malayu. 2014
Manajemen Sumber Daya Manusia.PT Bumi
Aksara.Cetakan Ke-18.. Jakarta
Hasibuan, Malayu S. P.2006,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. : Bumi Aksara. Jakarta.
Nawawi Uha, ismail. 2013. Budaya
organisasi Kepemimpinan dan Kinerja.Kencana Prenadamedia Group. Jakarta.
Nurkolis, 2005.Manajemen Berbasis
Sekolah.PT Grasindo. Jakarta.
Rivai, Veithzal, dkk. 2013. Pemimpin
dan Kepemimpinan dalam Organisasi. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Rivai, Veithzal, dkk. 2014.
Kepemimpinan dalam Organisasi. PT Rajagrafindo
Persada.Cetakan ke 2 Jakarta.
Sugiono. 2014. Metode Penelitian
Manajemen.. CV Alfabeta.
Cetakan ke-2. Bandung.
Sutrisno, Edy. H. 2013. Budaya
Organisasi, Edisi pertama. Kencana Prenadamedia Group. Jakarta.
Sutrisno, Edy. H. 2015. Manajemen
Sumber Daya Manusia . Kencana Prenadamedia Group. Edisi pertama cetakan ke-7. Jakarta.
Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-13. Penerbitan, : Jakarta ; : Bumi aksara,
Umar, Usman. 2014. Metode Penelitian
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Jakarta. PT Rajagrafindo
Persada. Edisi 2 Cetakan ke-13
Wahyudi. 2012. Pengembangan
Pendidikan. PT Prestasi Pustakaraya. Jakarta.
Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja.
Rajawali Pers. Edisi revisi
cetakan -4. Jakarta.
Jurnal
Alimudin, A., & Sukoco, A. (2017). The Leadership Style Model That Builds Work Behavior Through
Organizational Culture. JURNAL
LENTERA: Kajian Keagamaan, Keilmuan Dan Teknologi, 3(2).
Barianto. 2012. Hubungan Kompetensi
dengan Kinerja Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan.Jurnal Tabularasa PPS UNIMED Vol.9 No.2, Desember 2012
Apriana,, Putu Agus Putra, dkk. 2013.
Kontribusi Gaya Kepemimpinan Transformasional, Iklim Kerja dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Mengwi. e-Jurnal
Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan volume 4 Tahun 2013.
Arifin, H. Muhammad. 2015. The
Influence of Competence, Motivation, and Organisn yational Culture to High School Teacher Job Satisfaction and Performance International Education Studies; Vol. 8, No. 1; 2015 ISSN 1913-9020 E-ISSN 1913-9039 Published by Canadian Center of Science and Education.
Gopal, R dan Chowdhury ,Rima
Ghose(2014) Leadership Styles
and Employee Motivation : An Emperical Investigation in A Leading Oil Company in India.
IMPACT: International Journal
of Research in Business Management (IMPACT: IJRBM) ISSN(E): 2321-886X; ISSN(P): 2347-4572 Vol. 2, Issue 5
Hutabarat, Wesly. (2015). Do
Organizational Structure and Organizational Culture Affect Teachers’ Work Motivation to Some Extent. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR) (2015) Volume 20, No 2, pp 350-362
Rahardjo Sri. 2013. The Effect of
Competence, Leadership, and Work Environment Towards Motivation and its Impact on the
Performance of Teacher of Elementary School in Surakarta City, Central Java, Indonesia. International Journal of Advanced Research in Management and Social Sciences Vol. 3 | No. 6 | June 2014ISSN: 2278-6236
Shafei, Bizhan dkk. (2013). The
Relationship Between Leadership Style and Employee Performance (Case Study of Real Estate Registration Organization of Tehran Province).Singapore Journal of
Business Economi and
Management Studies Vol. 2. No.5
Ngatemin dan Wanti Arumwanti.(2012).
Pengaruh Kompetensi dan Kompesasi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Hotel di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Vol. 13 No. 1/ Maret 2013
Triwahyuni Lulu. 2014. The Effect of
Organizational Culture,
Transformational Leadership
and Self-Confidence to
Teachers’ Performance
International Journal of
Managerial Studies and
Research (IJMSR) Volume 2, Issue 10, November 2014, PP
156-165 ISSN 2349-0330
(Print) & ISSN 2349-0349
Mursidi, A. (2015). An Investigation on the Internal Quality Assurance System of Higher Education in Indonesia.
Ummah, Y. C., & Wajdi, M. B. N.
(2016). Dismantling Paradigm
Book Ta’limul Muta’allim.
Educatio : Journal of Education,
1(2), 1–10. Retrieved from
Pengaruh Gaya Kepemimp inan ... (Faripa-I Dewa) hal. 39 - 52 53
Skripsi, Tesis dan Disertasi
Ardianti, Rani Kusuma (2012)
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Dampaknya Pada Kinerja Karyawan PT Jawa Pos Media Televisi (JTV) Surabaya.
Universitas 17 agustus 1945 Surabaya.Tesis.
Internet
file:///C:/Users/iphank/Downloads/defin isi-budaya-organisasi.htm https://teorionline.wordpress.com/2010/
01/25/definisi-motivasi-kerja/ http://herisllubers.blogspot.com/2013/06
/pengertian-dan-fungsi-budaya-organisasi.html
http://denpasarkota.go.id/assets_subdom ain/CKImages/files/PP%20No_ %20101%20Tahun%202000%2 0tentang%20PENDIDIKAN%2 0DAN%20PELATIHAN%20J ABATAN%20PNS.pdf tgl 22 -9- 2015
http://www.kompasiana.com/indrapradj
a/kepemimpinan- transformasional-
transformational-leadership_54f7cb76a33311be2 08b4a4a 24/9/2015
http://mediafunia.blogspot.co.id/2013/0 1/kajian-tentang-kompetensi-guru.html. 26/12/2015
https://teorionline.wordpress.com/2010/ 01/25/karakteristik-budaya-organisasi/#more-103 26/12/2015