• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Qualiy Function Deployment (QFD) dan Macro Ergonomic Analysis And Design (MEAD) PT Sumatera Timberindo Industry

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Qualiy Function Deployment (QFD) dan Macro Ergonomic Analysis And Design (MEAD) PT Sumatera Timberindo Industry"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Sumatera Timberindo Industry didirikan pada tanggal 31 Agustus 2000.

Perusahaan ini merupakan rebranding dari PT. Wira Lanao Ltd. yang berdiri

pada tahun 1970. PT. Sumatera Timberindo Industry berlokasi di Jl. Batang Kuis

Km 2 Desa Buntu Bedimbar, Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang,

Sumatera Utara. PT. Sumatera Timberindo Industry bergerak di bidang

manufaktur kayu olahan yang memproduksi daun pintu.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Sumatera Timberindo Industry merupakan perusahaan manufaktur kayu

olahan yang usahanya berfokus pada pembuatan daun pintu. Daun pintu yang

diproduksi terdiri dari solid door dan engineered door, dengan model dan jumlah

unit sesuai dengan permintaan yang diterima atau lingkungan manufaktur bersifat

make to order. Secara umum model produk yang sering diproduksi PT. Sumatera

Timberindo Industry antara lain model Butter, Dior, Richmond, Elizabeth,

Hamlet, Carolina, Oxford, Nogales, dsb. Dengan adanya departemen R&D di PT.

Sumatera Timberindo Industry, memungkinkan perusahaan untuk berinovasi

secara berkelanjutan sehingga dapat memunculkan lebih banyak variasi model

(2)

2.3. Daerah Pemasaran

Produk daun pintu yang diproduksi PT. Sumatera Timberindo Industry

dipasarkan baik di dalam maupaun di luar negeri. Negara tujuan ekspor PT.

Sumatera Timberindo Industry antara lain Malaysia, Singapura, Korea, India,

Australia, dan negara-negara di benua Eropa seperti Inggris, Irlandia, Belanda,

dan Belgia serta beberapa negara di Afrika. Untuk dalam negeri, daun pintu PT.

Sumatera Timberindo Industry dipasarkan ke Sumatera Utara, Riau, Aceh,

Sumatera Selatan, Pulau Jawa, dan Kalimantan.

2.4. Organisasi dan Manajemen 2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Sumatera Timberindo Industry menggunakan struktur organisasi lini

fungsional. Struktur organisasi yang berbentuk lini dapat dilihat pada pembagian

tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi kepada unit-unit

organisasi yang berada di bawahnya secara langsung vertikal ke bawah.

Sedangkan untuk yang berbentuk fungsional terjadi pada hubungan antara kepala

bagian, dimana kepala bagian yang satu tidak berhak memerintah kepala bagian

yang lainnya tetapi dalam melakukan pekerjaannya saling terhubung, artinya

bahwa pekerjaan yang satu berhubungan dengan pekerjaan yang lain. Struktur

(3)

Direktur

Manaer Keuangan Manajer

Pemasaran Manajer Pabrik

Kabag Persiapan Bahan Kabag R&D Kabag Maintenance Kabag Humas Kabag QC Kabag Produksi Kabag Teknis Kabag PPIC Kabag Pembelian

Seksi Mesin Produksi

Seksi Pintu Eksport & Lokal

Seksi Gudang Bahan Baku

Seksi Gudang Sub Material Seksi Kualitas dan

Kebutuhan Bahan

Seksi Pendataan Kebutuhan

Seksi Pendataan Produsen

Sumber : PT. Sumatera Timberindo Industry

(4)

2.4.2. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja

2.4.2.1.Jumlah Tenaga Kerja

Sumber daya manusia yang dimiliki oleh PT. Sumatera Timberindo

Industry dalam menjalankan kegiatan perusahaan terdiri atas tenaga kerja

langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang merupakan tenaga kerja tetap, dan

karyawan kontrak.

Tenaga kerja langsung meliputi semua tenaga kerja yang berhubungan

dengan proses produksi perusahaan, sedangkan tenaga kerja tidak langsung tidak

berhubungan langsung dengan proses produksi perusahaan. Sementara karyawan

kontrak adalah tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan kontrak yang telah

disepakati, karyawan kontrak tidak lagi bekerja apabila kontraknya habis kecuali

menyepakati kontrak baru dengan perusahaan. Jumlah tenaga kerja tetap yang

dimiliki oleh PT. Sumatera Timberindo Industry mencapai 43 orang dan

karyawan kontrak mencapai 537 orang.

2.4.2.2.Jam Kerja

Jam kerja yang ditetapkan oleh PT. Sumatera Timberindo Industry adalah

8 jam, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jam Kerja PT. Sumatera Timberindo Industry

Hari Jam Kerja Keterangan

Senin - Sabtu

07.00 - 12.00 WIB Bekerja

12.00 - 13.00 WIB Istirahat

13.00 - 16.00 WIB Bekerja

(5)

2.4.3. Proses Pengupahan & Fasilitas Lainnya

Proses pengupahan pada PT. Sumatera Timberindo Industry dilakukan

secara bulanan.

Adapun jenis upah yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Upah bulanan

Diberikan kepada tenaga kerja pada hari kelima setiap bulan sesuai dengan

jabatan dan jenis pekerjaannya masing-masing.

2. Upah lembur

Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang melebihi jam kerja dinas.

Pembayaran upah lembur akan dibayar apabila kerja dilakukan atas izin

perusahaan dan dibuktikan dengan catatan kehadiran.

Pemberian upah ini disesuaikan dengan peraturan pemerintah dan

peraturan perusahaan yaitu sesuai dengan kebijaksanaan tentang Upah Minimum

Regional (UMR) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

2.5. Proses Produksi

2.5.1. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dikelompokkan

atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan-bahan utama yang digunakan untuk membuat

produk. PT. Sumatera Timberindo Industry menggunakan 3 tipe kayu yaitu

(6)

digunakan beragam antara lain kayu merbau, bangkirai, meranti, pinus, oak,

mahogany, kapur, dan rosewood.

2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memperlancar

proses produksi. Bahan penolong tidak tampak pada hasil akhir produk.

Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Sumatera Timberindo Industry

dalam proses produksi adalah kertas pasir untuk menghaluskan permukaan

kayu agar mutu produk lebih baik.

3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses pengolahan

untuk melengkapi dan memperbaiki mutu dari produk yang dihasilkan.

Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi adalah:

a. Tepung Dempul, digunakan untuk menutupi sambungan kayu agar

produk yang terbentuk terlihat menyatu. Tepung dempul biasanya

dicampur dengan air sebelum digunakan.

b. Lem Syntheco, digunakan sebagai perekat antara komponen profil daun

pintu untuk penyambung rail, mullion dan stile dengan menggunakan

dowel.

c. Pengaman Siku, digunakan untuk melindungi produk dari goresan pada

sisi luar saat pengiriman

d. Label, digunakan untuk menampilkan spesifikasi produk yang akan

dikirim.

(7)

2.5.2. Uraian Proses

Proses produksi daun pintu di PT. Sumatera Timberindo Industry dapat

dilihat dari salah satu tipe daun pintu yaitu tipe Butter yang memberikan

gambaran terhadap proses produksu tipe daun pintu lainnya. Gambar contoh daun

pintu butter dapat dilihat pada Gambar 2.2.

ST ST

TR

BR MDF

MR

MDF

Sumber : PT. Sumatera Timberindo Industry

Gambar 2.2. Daun Pintu Tipe Butter

Keterangan untuk setiap komponen-komponen daun pintu tersebut adalah

sebagaiberikut:

1. Style (ST) merupakan bingkai paling luar dari sebuah pintu sebelah kiri dan

(8)

beralur yang sudah dibor pada kedua ujungnya sebagai tempat pasak yang

disebut dowell.

2. Top Rail (TR) merupakan komponen yang berada dibagian atas daun pintu

dan digabungkan dengan komponen ST, Panel, dan M . TR beralur pada salah

satu sisinya dan pada kedua ujungnya.

3. Medium Rail (MR) merupakan komponen yang digabungkan dengan

komponen ST dan Panel. Terdapat 3 unit MR pada daun pintu jenis ini. MR

beralur pada kedua sisi dan ujungnya.

4. Bottom Rail (BR) merupakan komponen yang berada pada bagian bawah

pintu dan digabungkan dengan komponen ST, Panel dan M. BR beralur pada

salah satu sisinya dan kedua ujungnya.

5. MDF Panel adalah lembaran kayu berbentuk segi empat yang telah diberi

profil bentuk sudut, dimana terdapat 8 unit panel pada daun pintu jenis ini.

Daun pintu yang diproduksi oleh PT. Sumatera Timberindo Industry

terdiri dari solid door dan engineered door. Solid door adalah daun pintu yang

diproduksi dengan menggunakan jenis kayu yang seragam dimana setiap

komponen berasal dari satu potongan kayu. Enginereed door adalah daun pintu

yang komponennya berasal dari beberapa jenis kayu dengan sifat yang sama yang

disatukan dengan cara dilem, disisip, dan dilapis sehinggga membentuk

komponen daun pintu. Hal ini dimaksudkan untuk pemanfaaatan bahan baku yang

(9)

1. Penyortiran

Penyortiran bertujuan untuk batangan kayu yang digunakna dalam produksi

sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

2. Finger Jointing (penyatuan material inti)

Finger Jointing adalah proses penyatuan dua bagian kayu dengan

menggunakan lem untuk membentuk komponen pintu bagian inti atau tengah

yang masih sederhana.

3. Pengetaman kasar

Pengetaman kasar dilakukan dengan menggunakan mesin planner untuk

menghaluskan permukaan yang kasar dan kotor. Balok kayu hasil

pengetaman awal ini kemudian dibawa ke bagian pemotongan.

4. Laminating Material Inti

Proses laminating atau penyatuan beberapa material inti dengan

menggunakan lem untuk membentuk part tengah pintu yang nantinya akan

dilapisi dengan veneer board.

5. Pengetaman Inti

Pengetaman Inti bertujuan untuk memperkecil hasil akhir part tengah pintu

dengan pengurangan kurang lebih 0,1 mm.

6. Laminating MDF

Laminating adalah proses pelapisan kayu dengan menggunakan jenis kayu

lain, yaitu MDF (veneer board) dan pelapisan ini menggunakan lem perekat.

(10)

Sebelum dihaluskan, komponen-komponen yang lebarnya kurang dari

spesifikasi yang ditetapkan akan didempul terlebih dahulu. Penghalusan

dilakukan dengan menggunakan mesin sanding.

8. Profilling Components

Profilling adalah pembuatan profil dari komponen-komponen daun pintu

dengan menggunakan mesin shaper. Komponen-komponen tersebut

kemudian dibor dengan menggunakan mesin bor one head bor, two heads

bor, dan six heads bor. Pada stasiun ini dilakukan beberapa proses pembuatan

komponen pintu, yaitu sebagai berikut:

a. Pembuatan komponen Stile

b. Pembuatan komponen Middle Stile

c. Pembuatan komponen Top Rail

d. Pembuatan Middle Rail

e. Pembuatan Bottom Rail

f. Pembuatan Glazing Bar

g. Pembuatan Glazing Bead

h. Pembuatan MDF panel

9. Perakitan

Perakitan dimulai dari penyatuan komponen-komponen secara manual setelah

itu daun pintu yang dirakit di-press dengan menggunakan mesin door press

(11)

10. Finishing

Finishing merupakan proses revisi dengan melakukan penyisipan,

pembersihan/penghalusan secara manual dengan menggunakan kertas pasir

dilanjutkan dengan pembersihan debu dengan menggunakan kompresor.

11. Pengepakan

Pengepakan dimulai dengan pemberian label dan karton pengaman siku pada

daun pintu kemudian pembungkusan dengan plastik (wrapping) lalu

disatukan sebanyak 20 pintu dalam satu bundelan dengan menggunakan

kawat baja.

2.6. Pengendalian Kualitas Pintu

Pengendalian kualitas adalah sebuah cara penyelesaian masalah yang

digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisa, mengelola serta

memperbaiki kualitas produk dan proses dengan menggunakan metode-metode

yang mengarah pada kualitas (Dale, 1998). Pengendalian kualitas yang dilakukan

di PT. Sumatera Timberindo Industry masih realtif sederhana, yaitu dengan

melakukan inspeksi tanpa adanya pengukuran yang lebih spesifik terhadap part

yang sedang diproses. Teknik pengendalian kualitas yang digunakan di PT.

Sumatera Timberindo Industry adalah inspeksi hasil dari setiap stasiun dan

inspeksi untuk hasil produk akhir dengan pengambilan sampel secara random.

Dengan menggunakan teknik pengendalian kualitas ini masih banyak ditemukan

(12)

mengadakan analisa terhadap penyebab terjadinya kecacatan dan menemukan

solusi perbaikannya.

PT. Sumatera Timberindo Industry memiliki standar kualitas sendiri untuk

pintu yang mereka hasilkan dan standar ini mengikuti standar yang diinginkan

oleh pelanggan tetap mereka. Adapun standar kualitas pintu yang dimiliki

perusahaan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Standar Kualitas Produk Pintu PT. STI

Sumber : PT. Sumatera Timberindo Industry

BAB III

LANDASAN TEORI

No. Spesifikasi Toleransi

1. Size: door

Thickness (tebal) ± 0,2 mm

Width + 1, -0

length + 1, -0

Squareness √ / X

Flatness √ / X

2. Paintingquality

Cat berwarna kulit jeruk √ / X

Kekasaran √ / X

Ketipisan cat √ / X

Ketebalan cat √ / X

3. Conection (joint) pada hasil perakitan pintu

Kerapatan (+0,2) √ / X

Kerataan sambungan √ / X

4. Atribut kualitas proses laminating (pengeleman)

Veneer bergelombang √ / X

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Sumatera Timberindo Industry
Tabel 2.1. Jam Kerja PT. Sumatera Timberindo Industry
Tabel 2.2. Standar Kualitas Produk Pintu PT. STI

Referensi

Dokumen terkait