1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Hepatitis dideskripsikan sebagai kerusakan hati dengan gambaran histologi
yang spesifik dan ditandai dengan adanya inflamasi.1 Pada tahun 2013, angka
kejadian hepatitis di Indonesia meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2007
dari 0.6% menjadi 1.2%. Kejadian hepatitis di Indonesia meningkat pada
kelompok usia diatas 15 tahun. Data yang terkumpul tahun 2013 memperlihatkan
bahwa penyebab hepatitis tersering di Indonesia ialah virus hepatitis A,B
kemudian C.
WHO menyatakan bahwa hepatitis C merupakan suatu masalah kesehatan
utama. Prevalensi dan jumlah orang dengan anti-HCV meningkat dari 2,3%
menjadi 2,8% dan >122 juta sampai >185 juta diantara tahun 1990 dan 2005.
Distribusi dari penyakit hepatitis C ini berbeda-beda. Asia Tengah, Asia Timur,
Afrika Utara atau Timur Tengah memiliki prevalensi tertinggi (>3,5%), Asia
Selatan, Asia Tenggara, sub-Saharan Afrika, Andean, Eropa Tengah, Eropa
Timur dan Eropa Barat memiliki prevalensi yang sedang (1,5-3,5%) sedangkan
Asia Pasifik, Amerika Latin Tropis dan Amerika Utara memilik prevalensi yang
rendah (<1,5%).
2
Hepatitis C terbagi menjadi dua yaitu hepatitis akut dan kronis. Hepatitis C
baik akut maupun kronis sering tidak bergejala. Hepatitis C yang sering tidak
menimbulkan gejala berkembang menjadi kronis sekitar 70-90%.
3
4
Hepatitis C
menimbulkan morbiditas dan mortalitas dikemudian harinya. Menurut Perz,dkk
diperkirakan diseluruh dunia ada 54.000 kematian dan 955.000 ketidakmampuan
mencapai usia hidup yang terkait infeksi akut hepatitis C. Diperkirakan setiap
tahunnya sekitar tiga sampai empat juta yang baru saja terinfeksi hepatitis C,170
juta orang yang terkena infeksi kronis dan 350.000 mati yang disebabkan oleh
virus hepatitis C. 3
2
Di Indonesia data yang ada lebih menggambarkan hasil tes skrining dan tes
laboratoium dibandingkan surveilans epidemiologi. Menurut data Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia
memperlihatkan koinfeksi antara HIV dan Hepatitis B dengan VHC yang
memiliki angka yang berbeda-beda.
Dilaporkan di Taiwan sebanyak 25,3% karsinoma hepatoselluler disebabkan oleh
virus hepatitis C.
5
6
Ditahun 2030,diprediksi bahwa sebanyak 45% sirosis
disebabkan virus hepatitis C dan penyakit kanker serta liver dekompresi akan
terus meningkat.
HCV merupakan penyakit hepatitis utama yang diderita setelah transfusi
darah. Di Indonesia prevalensi anti-HCV donor darah yang dilakukan dibeberapa
tempat menunjukkan angka 0,05% sampai 3,37%.
7
5
Progresifitas hepatitis C
kronik menjadi sirosis hati bergantung pada beberapa faktor seperti asupan
alkohol, koinfeksi dengan virus hepatitis B atau HIV, jenis kelamin laki-laki dan
usia tua.
Pengobatan dari hepatitis C mengandalkan interferon dan ribavirin selama 10
tahun terakhir ini. Namun,saat ini FDA telah menyetujui sofosbuvir sebagai DAA
pertama yang dapat digunakan untuk pengobatan hepatitis C. Pengobatan pada
hepatitis C akut ditunda dalam beberapa minggu biasanya sampai 16 minggu
tetapi hal ini tidak mutlak tergantung daripada genotipe hepatitis C.
4
8
Sedangkan
untuk pengobatan hepatitis Ckronik pengobatan dilihat dari hasil labotarium dan
juga hasil biopsi hati. SVR digunakan sebagai penilaian keberhasilan pengobatan
pasien hepatitis C.
Dari berbagai keterangan diatas mengenai hepatitis C dan sepengetahuan
penulis belum ada data profil penyakit hepatitis C di Sumatera Utara. Penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Profil Pasien Hepatitis C di RSUP
Haji Adam Malik Medan” adapun alasan pemilihan tempat tersebut dikarenakan
RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit rujukan dimana hepatitis
C merupakan penyakit rujukan sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai penyakit hepatitis C dimasyarakat.
4
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan pada penelitian ini adalah
Bagaimana profil pasien hepatitis C di RSUP Haji Adam Malik Medan periode
Januari 2013 sampai dengan Juni 2016?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui profil pasien hepatitis C di RSUP Haji Adam Malik Medan
periode Januari 2013 sampai dengan Juni 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui distribusi pasien hepatitis C berdasarkan sosiodemografinya.
2. Mengetahui durasi infeksinya.
3. Mengetahui faktor progresifitas.
4. Mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium,USG, biopsi atau Fibroscan,
serta skor child-pugh.
5. Mengetahui pengobatan dan persen pencapaian SVR.
6. Mengetahui koinfeksi dan komorbiditas.
7. Mengetahui komplikasi pengobatan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Dunia Pendidikan
1. Memberikan informasi mengenai prevalensi hepatitis C dimasyakarat .
2. Sebagai acuan penelitian selanjutnya.
1.4.2 Bagi Masyarakat
1. Memberikan informasi tentang hepatitis C sehingga masyakarat memiliki
pengetahuan yang lebih banyak lagi mengenai hepatitis C dan diharapkan
dapat membantu masyarakat dalam mengenali hepatitis C lebih baik lagi.
4
1.4.3 Bagi Peneliti
1. Memperoleh pengetahuan tentang hepatitis C.
2. Memperluas wawasan peneliti.
3. Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menulis karya ilmiah.