• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Morfologis dan Kelimpahan Ikan Sili (Famili : Mastacembelidae) di Sungai Seruai Desa NamuSuro Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Morfologis dan Kelimpahan Ikan Sili (Famili : Mastacembelidae) di Sungai Seruai Desa NamuSuro Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi dan Tata Nama

Klasifikasi ikan sili dari spesies Mastacembelus armatus yang biasa dimanfaaatkan sebagai ikan konsumsi.Bentuk Morfologi Ikan Sili biasa untuk dikonsumsi dapat dilihat pada Gambar 2.

Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Synbranchiformes Famili : Mastacembelidae Genus : Mastacembelus

Spesies : Mastacembelus armatus

Gambar 2. Ikan Sili (Mastacembelus armatus)

(2)

Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Synbranchiformes Famili : Mastacembelidae Genus : Macrognatus

Spesies : Macrognathus tapirus

Gambar 3. Ikan Sili (Macrognathus tapirus)

Karakter Morfologis

(3)

karakter morfologi telah dapat memberikan manfaat dalam identifikasi stok dalam suatu populasi yang besar (Turan, 1998 diacu oleh Akbar, 2008).

Morfometrik merupakan salah satu cara untuk mendeskripsikan jenis ikan dan menentukan unit stok pada suatu perairan dengan berdasarkan atas perbedaan morfologi spesies yang diamati. Pengukuran morfometrik dapat dilakukan antara lain panjang standart, panjang moncong atau bibir, sirip punggung dan sebagainya (Rahmat, 2011).

Famili Mastacembelidae yang dikenal sebagai spiny eel atau belut berduri, bentuk tubuhnya panjang berduri menyerupai belut. Masyarakat lokal sering menyebut spiny eel dengan sebutan ikan Sili. Ikan Sili memiliki morfologi yang unik yaitu tubuh sangat pipih dan panjang, terdapat duri di sepanjang punggung (dorsal), 2-3 duri di depan sirip anal, dan tidak memiliki sirip ventral. Ciri lainnya yang dominan adalah adanya belalai yang memanjang ke bawah pada bagian moncongnya. Pinggiran lubang hidung depan, memiliki 6 tonjolan halus seperti jari kecil. Sirip anal dan dorsal memanjang mulai sekitar 1/3 bagian posterior tubuh ke belakang menuju pangkal ekor dan terpisah dengan sirip ekor (Handayani dkk., 2015).

(4)

memanjang seperti belalai dengan lubang hidung tubuler pada ujungnya 4, bentuk sirip caudal membulat (rounded) tipe sisik sikloid Sirip anal dan dorsal memanjang mulai sekitar 1/3 bagian posterior tubuh ke belakang menuju pangkal ekor dan terpisah dengan sirip ekor, pola warna tubuh coklat tua dengan daerah di bagian abdomen memiliki warna yang lebih terang, selain itu ada pola warna lebih terang pada bagian belakang mata sampai ke pangkal ekor. Bentuk linea lateralis lurus. Pada dasar sirip dorsal dan sirip caudal terdapat ocelli (bercak bulat memiliki dua lingkaran, lingkaran dalam berwarna lebih gelap, sedangkan lingkaran luar berwarna lebih terang dengan bentuk tidak beraturan (Handayani dkk., 2015).

Kepala merupakan bagian dari moncong mulut terdepan hingga ujung operculum paling belakang (PK).Pada bagian ini terdapat mulut, rahang atas dan bawah, gigi, hidung, mata, insang dan alat tambahan lainnya. Beberapa tipe utama posisi mulut ikan antara lain: terminal, sub terminal, inferior,superior, retracted protractile dan protracled protratile .

(5)

Adaptasi merupakan suatu proses evolusi yang menyebabkan organisme mampu hidup lebih baik dibawah kondisi lingkungan tertentu dan sifat genetik yang membuat organisme menjadi lebih mampu untuk bertahan hidup. Ikan di sungai juga mengalami proses adaptasi yang berpengaruh pada perubahan sifat genetik yang membuat ikan mengalami perubahan morfologi sesuai dengan kondisi lingkungan sekitarnya (Nurudin, 2013).

Bentuk posisi mulut merupakan pola adaptasi ikan dalam bersaing untuk mendapatkan makanan.Pada ikan inferior memungkinkan mencari makan di dasar sungai, misal ikan famili Claridae yang mampu mencari organisme kecil yang bersembunyi di dasar sungai.Ikan tipe mulut protractile memungkinkan mendapatkan makanan di tepi sungai atau batuan dasar sungai.Ciri ikan yang memiliki tipe mulut ini adalah famili Cyprinidae.Tipe mulut superior pada umumnya dimiliki oleh ikan kecil pemakan plankton (Eka, 2009).

Habitat

Ikan sili memiliki sebaran yang cukup luas, ditemukan di wilayah tropis dan subtropis Afrika, Asia Tenggara, dan Cina Utara (Frose and Pauly, 2008). Di Indonesia penyebarannya meliputi: Pulau Jawa (Lebak, Bogor, Cipanas, Jasinga, Pelabuhan Ratu), Sumatera (Deli, Langkat, Solok, Payakumbuh, Way Lima, Palembang), Belitung, dan Kalimantan (Ario, 2010).

(6)

(spiny eels). hanya yangmembedakan adalah adanya duri-duri pada tubuhnya. Ikan berod banyak ditemukan di perairan sungai dengan dasarberpasir dan berlumpur yang ditepiannya banyak ditemukan tumbuhan air. Informasi dari penangkap ikan dan masyarakatsetempat Sungai Cimanuk menyebutkan bahwa ikan berod saat ini semakin sulit ditemukan jikadibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Adanya kegiatan penambangan pasir dibeberapa segmen aliran Sungai Cimanuk juga turut mengancam keberadaan ikan tersebut.

Ikan sili atau tilan sebutan masyarakat sumatera selatan juga terdapat di sungai Musi yaitu di sungai utama, anak sungai dan rawa lebak.Berdasarkan keterangan nelayan ikan tilan sudah mengalami penurunan penangkapan, ukuran ikan tilan yang tertangkap sudah semakin kecil.Perlu adanya upaya domestifikasi untuk menjaga kelestarian ikan tilan (Nurdawati dan Yuliani, 2009).

Di Indonesia Mastacembelus sp. banyak dimanfaatkan sebagai ikan hias dan ikankonsumsi.Khusus di aliran Sungai Cimanuk bagian tengah KabupatenSumedang, pemanfaatanikan berod cenderung lebih banyak untuk ikan konsumsi. Ikanberod menjadi salah satu tangkapan utama para nelayan karena disukai oleh masyarakat sekitar dan mempunyaiharga jual yang relatif tinggi yaitu sekitar Rp. 25.000/kg. Penangkapan ikan berod olehmasyarakat sekitar Sungai Cimanuk banyak dilakukan menggunakan jala tebar, pancing dan bubu.Alat ini sangat efisien dalam menangkap ikan sili di perairan sungai yang berarus deras (Sentosa dan Adisukma, 2009).

(7)

pipih dan panjang, serta adanya belalai yang memanjang kebawah pada bagian moncongnya (Handayani dkk., 2015).

Kelimpahan Spesies

Kelimpahan identik dengan suatu populasi. Populasi didefinisikan sebagai kelompok organisme atau individu yangsama (kelompok-kelompok dari individu yang dapat bertukar informasi genetik),yang menempati ruang dan waktu tertentu, memiliki sifat yang unik yangmerupakan sumbangan dari masing-masing individu anggota kelompok tersebut (Dharmawandkk., 2005).

Keanekaragaman dan kelimpahan ikan juga ditentukan oleh karakteristik habitat perairan. Karakteristik habitat di sungai sangat dipengaruhi kecepatan aliran sungai. Kecepatan tersebut dipengaruhi oleh perbedaan kemiringan sungai, keberadaan hutan atau tumbuhan di sepanjang daerah aliran sungai yang berasosiasi dengan keberadaanhewan-hewan penghuninya ( Ross 1997 diacu oleh Yustina, 2009).

Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979) Diacu oleh Indriyanto (2006) kepadatan populasi merupakan besarnya populasi dalam suatu unit ruang,yang pada umumnya dinyatakan sebagai jumlah individu-individu dalam setiapunit luas atau volume. Kepadatan (densitas) populasi dapat dibedakan atas densitas kasar dandensitas spesifikyaitu :

(8)

2. Kepadatan spesifik, yaitu jumlah individu organisme per luas habitat ataujumlah individu organisme per satuan ruang atau tempat yang tersedia dabenar-benar diduduki oleh individu-individu anggota populasi tersebut.Jadi, individu-individu organisme anggota populasi biasa saja menempatihanya pada bagian tertentu yang baik dari total daerah. Kepadatan spesifikjuga disebut kepadatan ekologi.

Konservasi Tingkat Spesies

Spesies didefinisikan secara biologis dan morfologis. Secara biologis, spesies adalah sekelompok individu yang berpotensi untuk bereproduksi diantara mereka, dan tidak mampu bereproduksi dengan kelompok lain. Sedangkan secara morfologis, spesies adalah sekelompok individu yang mempunyai karakter morfologi, fisiologi atau biokimia berbeda dengan kelompok lain.Fokus konservasi tingkat spesies dilakukan pada tingkat populasi. Populasi suatu spesies dapat lestari sehingga dapat dimanfaatkan oleh generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Kunci menyelamatkan spesies adalah dengan melindungi populasi yang ada (Indrawan dkk., 2004).

(9)

dilakukan, mulai dari pendanaan sampai program recovery difokuskan pada spesies (Supriatna, 2008).

Dalam menilai potensi keanekaragaman hayati, seringkali yang lebih banyak menjadi pusat perhatian adalah keanekaragaman jenis, karena paling mudah teramati.Sementara keragaman genetik yang merupakan penyusunan jenis-jenis tersebut secara umum lebih sulit dikenali.Ekosistem yang baik mempunyai ciri-ciri keanekaragaman jenis yang tinggi dan penyebaran jenis individu yang hampir merata di setiap perairan (Krebs, 1972).

Parameter Fisika 1. Suhu

Suhu air menjadi faktor pembatas utama yang menentukan pertumbuhan dan kehidupan ikan. Suhu yang tinggi akan menurunkan jumlah konsentrasi oksigen sehingga dapat menyebabkan kematain. Suhu untuk ikan air tawar adalah kisaran optimal 28-32 oC.Pada daerah beriklim tropis misalnya Indonesia, suhu perairan pada umumnya relatif tinggi dengan perubahan-perubahan yang sangat kecil.Salah satu hal yang menjadi masalah adanya stratifikasi suhu akibat tidak adanya angin yang menggerakkan arus air. Adapun Alat yang digunakan untuk mengukur suhu perairan adalah termometer (Barus, 2004).

2. Kecerahan

(10)

yang semakin menurunkan kecerahan air sungai berakibat pada penurunan kecerahan air sungai. Kecerahan perairan biasa diukur dengan menggunakan

seccidisk(Siahaan dkk., 2011).

3. Kedalaman

Kedalaman merupakan salah satu parameter fisika, dimana semakin dalam perairan maka intensitas cahaya yang masuk semakin berkurangKedalaman sungai berpengaruh besar terhadap kelimpahan ikan, semakin dalam sungai maka semakin banyak pula ikan yang menempati areal tersebut. Adapun salah satu cara pengukuran kedalaman suatu perairan adalah dengan menggunakan tali panjang yang diikatkan pemberat pada bawahnya, kemudian masukkan tali yang sudah diberi pemberat tersebut kedalam sungai sampai kedasar dan usahakan tali tegak lurus terhadap permukaan sungai, tandai batas kedalaman dan ukur dengan menggunakan meteran (Hidayati, 2014).

4. Arus

Arus sungai adalah gerakan massa air yang arahnya searah dengan aliran sungai menuju hilir atau muara. Faktor yang mempengaruhi arus yaitu tahanan dasar dan perbedaan densitas (Agustini dkk., 2013).

(11)

Parameter Kimia

1. Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH merupakan hasil pengukuran aktivitas ion hidrogen dalam perairandan menunjukkan keseimbangan antara asam dan basa air. Karbonat, hidroksidadan bikarbonat akan meningkatkan kebasaan air, sementara adanya asam-asammineral bebas dan asam bikarbonat meningkatkan keasaman (Saeni,1989).

pH air dapat diukur dengan menggunakan pH meter atau menggunakan kertas lakmus. pH air biasanya digunakan sebagai penentu pencemaran atau indeks pencemaran dengan melihat tingkat keasaman. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik atau ikan berkisar 7-8,5. Apabila kondisi perairan bersifat sangat asam atau sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena menyebabkan terjadinya gangguan metabolism dan respirasi (Effendi, 2003).

2. Oksigen Terlarut (DO)

Menurut Zonneveld dkk (1991) kebutuhan oksigen pada ikan mempunyai kepentingan pada dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang tergantung pada metabolism ikan.

Gambar

Gambar 2. Ikan Sili (Mastacembelus armatus)
Gambar 3. Ikan Sili (Macrognathus tapirus)
Gambar 4.Tipe utama letak mulut (Kottelat dkk., 1993).

Referensi

Dokumen terkait

pencemaran yang mengganggu kehidupan biota dan ekosistem dalam perairan.

Penilaian Kualitas Sungai Pesanggrahan Dari Bagian Hulu (Bogor, Jawa Barat) Hingga Bagian Hilir (Kembangan, DKI Jakarta) Berdasarkan indeks biotik.. [Skripsi] Biologi

Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Ikan Belanak Mugil dussumieri di Perairan Ujung Pangkah Gresik, Ja wa Timur.. Fakultas Perikanan dan Ilmu

Sungai sangat berperan penting sebagai sumber air, habitat organisme dan pemenuhan kehidupan sehari-hari, juga dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya perikanan, maka perairan

NAZRIAH PRATIWI : Identifikasi karakter morfologis dan hubungan kekerabatan beberapa genotip Durian ( Durio zibethinus Murr) di Kecamatan Tigalingga dan Pegagan Hilir

NAZRIAH PRATIWI : Identifikasi karakter morfologis dan hubungan kekerabatan beberapa genotip Durian ( Durio zibethinus Murr) di Kecamatan Tigalingga dan Pegagan Hilir

Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur BOD5..

Sejauh ini data mengenai pengukuran morfometrik dan meristik jenis-jenis ikan dikawasan muara sungai sugihan sumatera selatan masih sangat kurang dan belum terdokumentasi