• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Koefisien Harga Satuan Pekerjaan Berdasarkan Kondisi Aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Drainase Saluran Limbah TPA Terjun Marelan Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Koefisien Harga Satuan Pekerjaan Berdasarkan Kondisi Aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Drainase Saluran Limbah TPA Terjun Marelan Medan)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

iii

ABSTRAK

Tenaga kerja yang berkemampuan kerja baik dibutuhkan dalam suatu proyek konstruksi untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan. Penggunaan sumber daya manusia yang kurang tepat bisa mengakibatkan kerugian yang besar pada proyek kontruksi, untuk itu perlu dilakukan analisa harga satuan pekerjaan. Pada kondisi real, tidak semua pekerjaan dapat mengacu pada standar yang telah ditetapkan karena adanya pengaruh faktor lapangan. Maka perlu dilakukan analisis perbandingan harga satuan antara kondisi aktual di lapangan, SNI, AHSP, dan Analisa Kabupaten untuk melihat efektivitas tenaga kerja dan efisiensi analisis harga satuan pekerjaan yang paling tepat pada pekerjaan tersebut.

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui besarnya koefisien harga satuan pekerjaan di lapangan; membandingkannya dengan SNI, AHSP, dan Analisa K; mengetahui koefisien harga satuan yang optimal; dan membandingkan rasio harga satuan pekerjaan di lapangan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K. Tahapan dalam penelitian ini dimulai dari survei ke lokasi proyek, studi literatur, observasi lapangan, pengumpulan data sekunder dan data primer, menghitung time factor, man hour, dan man day untuk tenaga kerja mandor, tukang dan pembantu tukang pada pekerjaan pembetonan, pembesian, dan pembekistingan, kemudian dibandingkan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K, menghitung harga satuannya, dan membandingkan rasio harga satuan pekerjaan di lapangan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K.

Berdasarkan perhitungan pekerjaan pembetonan nilai koefisien aktual mandor 0,302; tukang 0,646; pembantu tukang 1,157. Pembesian nilai koefisien aktual mandor 0,060; tukang 0,090; pembantu tukang 0,160. Pembekistingan nilai koefisien aktual mandor 0,015; tukang 0,028; pembantu tukang 0,044. Nilai koefisien aktual pembetonan dan pembesian lebih besar dibandingkan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K. Namun pada Pembekistingan lebih kecil dibandingkan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K. Koefisien harga satuan yang optimal pada kondisi aktual hanya terdapat pada pekerjaan pembekistingan. Begitu pula dengan rasio perbandingan harga satuan pekerjaan dimana harga satuan pekerjaan pembekistingan lebih kecil dibandingkan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K.

Kata Kunci: Man Day, Harga Satuan Pekerjaan.

(2)

iv

ABSTRACT

A well-qualified workforce is required in a construction project to achieve maximum and satisfactory outcomes. Inadequate use of human resources can lead to substantial losses in construction projects, therefore it is necessary to analyze the unit price of work. In real conditions, not all jobs can refer to predetermined standards due to the influence of field factors. It is therefore necessary to analyze the unit price comparison between actual conditions in the field, SNI, AHSP, and Analisa K to see the effectiveness of labor and the efficiency of unit cost analysis of the most appropriate work on the job.

The purpose of this study is to know the value of the coefficient of unit price of work in the field; comparing it with SNI, AHSP, and Analisa K; know the optimal unit price coefficient; and comparing the ratio of unit price of work in the field with SNI, AHSP, and Analisa K. Stages in this study started from survey to project site, literature study, field observation, secondary data collection and primary data, calculate time factor, man hour and man day workforce for the workforce of the foreman, workman and workman assistant on concrete work, iron work and form work, then compared with SNI, AHSP, and Analisa K, calculate unit price, and compare the ratio of unit price of work in the field with SNI, AHSP, and Analisa K .

Based on the calculation of the job of concrete work actual coefficient value of foreman 0.302; workman 0,646; 1,157 workman assistants. Iron work actual coefficient value of the foreman is 0,060; workman 0,090; 0,160 workman assistants. Formwork the actual coefficient of the foreman is 0.015; workman 0.028; workman assistants 0.044. The actual coefficient value of concrete work and iron work is higher SNI, AHSP, and Analisa K. However, the formwork job coefficient is lower than SNI, AHSP, and Analysis K. The optimal unit coefficient of coefficients in actual conditions is found only in the construction work. Similarly, the ratio of labor unit price computations where the unit cost of financing jobs is smaller than that of SNI, AHSP, and Analisa K.

Keywords: Man Day, Unit Price Work.

Referensi

Dokumen terkait

frekuensi dan intensitas memiliki keunggulan, itu sebabnya bahwa pola dari tuturan penderita latah memiliki penekanan pada bunyi netral atau bunyi vokoid di

pitch pada variasi sudut hadap. Respon terbesar terjadi pada sudut hadap 180 0 dengan tinggi gelomabng signifikan sebesar 6 m. Pada sudut hadap 90 0 , respon gerakan pitch

Kami mohon, semoga di dalam gelap kehidupan ini, semua orang melihat titik cerah cinta kasih-Mu dan tertarik oleh kesaksian hidup umat beriman, sehingga akhirnya

Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi- transaksi tersebut dan

Segala usaha telah dibuat supaya pegawai diberi cuti gantian tetapi oleh kerana kerja-kerjanya tidak boleh ditangguhkan maka pegawai ini dibenarkan membuat tuntutan Elaun Lebih

Dengan mengikuti pola pemodelan dan analisa jaringan dengan menggunakan aljabar max-plus, maka konsep dasar yang akan terkait dengan analisa sifat periodik sistem adalah nilai

Pada kesempatan yang membahagiakan pada mimbar akademik yang terhormat ini, perkenankanlah saya menyampaikan pidato pengukuhan Guru Besar saya dengan judul: BAYI TABUNG:

Perubahan tata guna lahan yang terjadi di wilayah Tembalang menyebabkan berkurangnya daerah tangkapan air, sehingga air yang mangalir di permukaan (surface runoff) meningkat dan