• Tidak ada hasil yang ditemukan

this file 104 181 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "this file 104 181 1 SM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KANTIN KEJUJURAN SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN AKHLAK

Oleh

Musta’an

(Dosen pada Universitas Sahid Surakarta)

ABSTRAK

Program pemerintah terkait dengan revolusi mental layak untuk mendapatkan apresiasi. Penentuan program tersebut tentunya bukan tanpa alasan, hilangnya nilai-nilai yang luhur serta budi pekerti menjadi alasan yang kuat mengapa revolusi mental diperlukan di Indonesia. Namun demikian, penerapan program tersebut bukannya tanpa kendala. Hal ini disebabkan dalam melakukan revolusi mental diperlukan adanya penanaman nilai-nilai yang terkait dengan budi pekerti dan akhlak. Salah satu akhlak yang harus ditanamkan kepada masyarakat Indonesia adalah kejujuran. Penanaman sikap jujur sebagai media pendidikan akhlak sangatlah krusial dalam perkembangan bangsa kita. Bahkan, penerapan sikap ini harus dimulai sejak dini. Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam melatih sikap jujur ini adalah dengan membuat kantin kejujuran untuk perguruan tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui faktor pendukung kantin kejujuran dalam pendidikan akhlak pada mahasiswa (2) Mengetahui dampak kantin kejujuran dalam pendidikan akhlak pada mahasiswa. Adapun target dari penelitian ini adalah (1) Pengayaan bahan ajar pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam, (2) Publikasi ilmiah dalam jurnal lokal yang mempunyai ISSN atau jurnal nasional terakreditasi. Dalam rangka mencapai target tersebut, maka penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan “Deskriptif Kualitatif”. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, observasi dan wawancara. Adapun teknik analisis data menggunakan bentuk analisis data interaktif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan verifikasi data.

Kata kunci : Kantin Kejujuran, Pendidikan, Akhlak.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Implementasi program pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia salah satunya adalah dengan revolusi mental. Dalam penerapan revolusi mental ini pemerintah tentunya tidak bisa bekerja sendiri akan tetapi peran serta masyarakat sangat diharapkan. Salah peran yang diharapkan dapat membantu dalam mensukseskan program revolusi mental ini adalah dunia pendidikan khususnya pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan mahasiwa-mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi adalah calon

(2)

akan menghasilkan pribadi-pribadi dengan mental yang sanggup mengemban amanah dari seseorang.

Melihat dari kenyataan bahwa di Indonesia penanaman nilai kejujuran masih dapat dikatakan belum maksimal. Bahkan, penanaman nilai kejujuran ini masih sangat minim ditemukan di masyarakat khususnya di dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi besarnya angka korupsi di Indonesia. Dengan kata lain, tingginya angka korupsi di Indonesia tidak bias dilepaskan dari dampak belum optimalnya penerapan nilai kejujuran.

Dampak dari belum maksimalnya penerapan nilai kejujuran yang menyebabkan tingginya angka korupsi yang ada di negara Indonesia perlu dicermati sebagai senuah fenomena yang menarik dan penting. Maka dari itu penulis merasa perlu untuk melakukan sebuah penelitian mengenai peran kantin kejujuran sebagai media pendidikan akhlak mahasiswa.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kantin kejujuran sebagai media pendidikan akhlak pada mahasiswa?”

Adapun pertanyaan penelitian yang muncul adalah :

1. Apakah faktor pendukung kantin kejujuran dalam pendidikan akhlak pada mahasiswa? 2. Bagaimana dampak kantin kejujuran dalam

pendidikan akhlak pada mahasiswa?

Tujuan Umum

1. Mengetahui faktor pendukung kantin kejujuran dalam pendidikan akhlak pada mahasiswa.

2. Menjelaskan bagaimana dampak kantin kejujuran dalam pendidikan akhlak pada mahasiswa.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan sikap kejujuran pada

mahasiswa.

2. Meningkatkan sikap kejujuran mahasiswa kelompok sasaran. mempunyai ISSN atau jurnal nasional terakreditasi.

TINJAUAN PUSTAKA

Kantin Kejujuran

Kantin kejujuran merupakan strategi praktik pendidikan akhlak bagi peserta didik di lingkungan sekolah baik lingkungan sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dengan adanya kantin kejujuran peserta didik dihadapkan pada dua pilihan yaitu ingin menerapkan kejujuran hati nuraninya atau tidak. Dengan demikian, dalam kantin kejujuran selalu melibatkan prinsip keterbukaan. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut:

Kantin kejujuran adalah sebuah model kantin yang dikelola oleh anak-anak sekolah dengan modal jujur. Setiap anak sekolah berhak terlibat untuk menjadi pengurus dan pengelola kantin kejujuran. Prinsip keterbukaan dan kejujuran menjadi ciri utama dari para pengelolanya (Pikiran Rakyat, 2008: 11).

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa dalam pelaksanaan kantin kejujuran keterbukaan menjadi hal yang utama serta siswa atau mahasiswalah yang mengelola kantin kejujuran tersebut maka ketika aktifitas kantin kejujuran tersebut dilaksanakan hanya ada 2 hal yang dihadapkan kepada mereka, yaitu: jujur dengan hati nurani atau tidak.

(3)

tidak mempraktikkan korupsi karena tindakan itu bias menghancurkan mental masyarakat dan negara. Sekolah diharapkan bisa menjadi contoh agar lulusannya bisa menjadi sumber daya manusia yang jujur sehingga dapat membantu perubahan positif di masyarakat.

Lebih lanjut, Menurut Syaharudin (2009: 1) kantin kejujuran dalam pelaksanaannya tersebut tidak dijaga oleh seorang pelayan toko atau kasir. Kantin dibiarkan terbuka tanpa penjaga. Melalui kantin kejujuran, siswa belajar berperilaku jujur dan bersikap patuh ketika tidak ada orang yang mengawasi. Belajar jujur kepada diri sendiri, secara langsung dapat menyentuh kesadaran dan sikap siswa.

Pendidikan Akhlak

Dalam memahami pengertian pendidikan dengan benar maka pendidikan harus dibedakan dari dua pengertian yaitu: pengertian yang bersifat filosofis, dan pengertian yang bersifat pendidikan dalam arti praktis (Nata, 2003: 210). Pengertian pendidikan dalam arti teoritik filosofis adalah pemikiran manusia terhadap masalah-masalah kependidikan untuk memecahkan dan menyusun teori-teori baru dengan mendasarkan pada pemikiran normatif, spekulatif, rasional empirik, nasional filosofis, maupun historis filosofik. Dengan demikian, dalam arti teoritik pendidikan harus disusun tidak hanya berdasarkan pada satu pemikiran saja akan tetapi pendidikan harus disusun berdasarkan

(4)

Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif Moleong (2005: 6) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lai-lain secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Selain itu, Sutopo (2006) menambahkan bahwa penelitian kualitatif memusatkan pada deskripsi. Data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih bermakna dan mampu

memacu timbulnya pemahaman yang lebih nyata daripada sekedar sajian angka atau frekuensi. Peneliti menekankan catatan dengan deskripsi kalimat yang rinci, lengkap dan mendalam yang menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian data. Oleh sebab itu penelitian kualitatif secara umum sering disebut sebagai pendekatan kualitatif deskriftif. Jadi dalam mengembangkan pemahaman, penelitian kualitatif cenderung tidak memotong halaman cerita dan data lainnya dengan simbol-simbol angka. Penelitian berusaha menganalisis data dengan semua kekayaan wataknya yang penuh nuansa, sedekat mungkin dengan bentuk aslinya seperti waktu dicatat. Penelitian kualitatif ini mengadakan identifikasi dan klarifikasi dalam Latar Belakang :

1. Belum maksimalnya penaman nilai kejujuran

Tujuan :

1. Mengetahui faktor pendukung kantin kejujuran dalam pendidikan akhlak pada mahasiswa.

2. Menjelaskan bagaimana dampak kantin kejujuran dalam pendidikan akhlak pada mahasiswa.

Out put :

1.Pengayaan bahan ajar pada mata kuliah komunikasi antar pribadi dan kelompok.

2.Publikasi ilmiah dalam jurnal lokal yang mempunyai ISSN atau jurnal nasional terakreditasi.

Meningkatkan

penanaman nilai kejujuran pada mahasiswa

Judul : kantin kejujuran

sebagai media pendidikan akhlak

(5)

memperoleh data yang dibutuhkan untuk menjawab semua rumusan masalah.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dipusatkan Masjid Sahid Suherman, Kelurahan Jajar, Surakarta. Pemilihan lokasi penelitian atas dasar Masjid Sahid Suherman adalah tempat yang startegis sekaligus tempat untuk beristirahat dan beribadah bagi para mahasiswa. Selain itu, Masjid Sahid Suherman merupakan masjid kampus di lingkungan kompleks Universitas Sahid Surakarta.

Sumber Data

Jenis–jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan sebagai berikut.

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sahid Surakarta.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa buku, jurnal ataupun tulisan ilmiah yang relevan dengan penelitian ini.

Data

a. Data Primer

Data primer adalah data utama dalam suatu penelitian. Data primer merupakan data yang merupakan temuan langsung di lapangan. Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan berupa hasil observasi dan wawancara terhadap mahasiswa.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat melalui sumber lain yang telah ada sebeum penelitian ini dilakukan. Data sekunder dalam penelitian ini diantaranya meliputi hasil-hasil penelitian yang relevan dan sejenis dengan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan tiga teknik pengumpulan data yang meliputi observasi, angket dan wawancara.

a. Observasi

Observasi yang juga dapat diartikan dengan pengamatan adalah sebuah kegiatan untuk pengukuran. Dalam melakukan observasi tidak diajukan pertanyaan melainkan hanya sekedar pengamatan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan terhadap mahasiswa yang melakukan kegiatan pembelian di kantin kejujuran.

b. Angket

Angket atau kuesioner adalah teknik dalam pengumpulan data di mana responden diminta untuk mengisi jawaban dari daftar pertanyaan yang telah disediakan. Angket dalam penelitian ini telah disusun guna menjawab rumusan permasalahan yang telah ditentukan.

c. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan pengumpulan langsung yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari sumbernya. Dalam penelitian ini, kegiatan wawancara difokuskan kepada mahasiswa yang melakukan transaksi pembelian di kantin kejujuran.

Teknik Analisis Data

Seperti yang telah disarankan Milles and Hubbermen (1992) ada empat tahap yang harus dilakukan dalam melakukan analisis data. Tahapan-tahapan tersebut yaitu:

a. Pengumpulan Data

(6)

b. Reduksi Data

Reduksi data bisa diartikan sebagai penyederhanaan data sehingga lebih mudah dipahami. Reduksi ini bukan dalam artian mengurangi kualitas, sebaliknya bertujuan untuk meningkatkannya sehingga kompilasi data yang semula seolah-olah belum teratur dapat disusun kembali ke dalam bentuk yang baru.

c. Penyajian Data

Proses penyajian data merupakan deskripsi terstruktur yang memungkinkan untuk melakukan proses keempat, mengambil kesimpulan. Dalam penyajian data ini merupakan proses interpretasi yaitu proses pemberian makna, baik emik maupun etik, baik terhadap unsur-unsur maupun totalitas. Yang dimaksud emik adalah sudut pandang yang berasal dari objek yang diteliti sedangkan etik adalah pengambilan sudut pandang dari sang peneliti.

d. Penarikan Kesimpulan

Dalam melakukan penelitian peneliti harus memahami bagaimana menjadi seorang peneliti. Seperti sikap yang terbuka, objektif, memahami etika dalam menulis dan sebagai penulis, dan lain sebagainya. Pada proses awal hingga menjelang akhir pasti terdapat kompleksitas persoalan yang kadang sulit untuk dipahami. Namun seiring tambahnya teori yang didapat dan penjelasan-penjelasan yang dibaca tentu akan memperjelas apa yang dimaksud dan tertuju pada pengertian yang dapat diterima oleh pembaca.

ANALISIS DAN DISKUSI

Pada bab analisis dan diskusi ini akan dipaparkan hasil temuan atau analisis dari faktor pendukung kantin kejujuran sebagai media pendidikian akhlak dan dampak dari kantin kejujuran sebagai media pendidikan akhlak. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan tujuh faktor pendukung kantin kejujuran yang ada di Mushola Sahid Saherman Universitas Sahid

Surakarta. Ke tujuh faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Adanya Bantuan Modal

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola kantin kejujuran di Mushola Sahid Saherman Universitas Sahid Surakarata didapatkan informasi bahwa pengelolaan kantin tersebut masih memerlukan tambahan modal yang banyak. Hal ini disebabkan kurangnya variasi makanan yang dijual sehingga minat mahasiswa untuk terlibat dalam kantin kejujuran masih sangat kecil. Modal ini sangat signifikan dalam pengembangan kantin kejujuran ke depannya, sehingga aktivitas kantin kejujuran dapat bersaing dengan kantin konvensional yang ada di kampus.

2. Perilaku Mahasiswa untuk Jujur Setiap Melakukan Transaksi Pembelian dan Pembayaran

Selain modal, perilaku pembeli dalam hal ini mahasiswa juga turut meningkatkan pengembangan kantin kejujuran di Mushola Sahid Saherman Universitas Sahid Surakarta. Perilaku jujur mahasiswa dalam bertransaksi di kantin kejujuran menentukan perkembagan kanti kedepannya.

3. Pemberian Materi Pendidikan Akhlak dan Antikorupsi pada Matakuliah Agama dan Kewarganegaraan

Salah satu tujuan dari pendirian kantin kejujuran adalah tercapainya akhlak yang baik. Dengan kata lain, pendidikan akhlak menjadi salah satu parameter keberhasilan kantin kejujuran. Pendidikan akhlak ini dapat disampaikan melalui pembelajaran di kelas, khususnya matakuliah agama. Selain itu, pendidikan anti korupsi yang dapat disampaikan dalam materi pendidikan kewararganegaraan juga berperan signifikan dalam pendidikan akhlak.

4. Mahasiswa Menyukai Makanan dan Dapat Menjangkau Harga yang Ditawarkan

(7)

diperhatikan demi kelangsungan pelaksanaan kantin kejujuran itu sendiri. Pelaksanaan kantin kejujuran akan dapat berjalan secara berkesinambungan apabila terdapat transaksi pembelian. Oleh karena itu, harga makanan yang menjangkau turut berpengaruh dalam keberlangsungan kantin ini.

5. Kesadaran Mahasiswa untuk Mematuhi Norma-norma yang Berlaku di Kantin kejujuran

Pelaksanan kantin kejujuran sebagai sarana pendidikan karakter dan akhlak ini tentunya sangat bergantung kepada aturan atau norma yang dibuat oleh pengelola. Pematuhan pada norma ini oleh mahasiswa menentukan keberlangsungan kantin ini.

6. Pemahaman Mahasiswa terhadap Mekanisme Pembelian dan Pembayaran di Kantin Kejujuran

Mekanisme pembelian dan pembayaran juga berperan dalam pelaksanaan kantin kejujuran ini. Dalam hal ini mahasiswa harusnya disosialisasikan terkait dengan mekanisme pembayaran dan pembelian. Selanjutnya, sosialisasi ini tidak hanya dapat dilakukan dengan cara pemberian ceramah tetapi juga dapat dilakukan dengan pemberian pengumuman tertulis yang ditujukan kepada mahasiswa selaku pihak konsumen.

7. Mahasiswa Mengetahui bahwa Mencuri Merupakan Perbuatan yang Tidak Baik Karena Dapat Merugikan Diri Sendiri dan Orang Lain

Faktor penunjang utama pengembangan kanti kejujuran ini terfokus kepada kesadaran mahasiswa akan peran serta kantin kejujuran dalam meningkatkan karekter atau akhlak mereka. Dalam hal ini, kejujuran mahasiswa sangat ditutut demi keberlangsungan kantin ini. Kesadaran akan mencuri merugikan diri sendiri dan orang lain harus ditanamkan dalam benak mahasiswa sehingga pelaksanaan kantin ini dapat berjalan dengan baik.

Selanjutnya, pada tahap diskusi dampak diterapkannya pengembangan kantin kejujuran dalam rangka pendidikan akhlak di Mushola Sahid Saherman Universitas Sahid Surakarata dapat diamati sebagai berikut:

1. Bagi Lingkungan Kampus Universitas Sahid Surakarta

Terbentuknya perilaku dan lingkungan yang jujur di kampus serta sebagai sarana mengaplikasikan nilai-nilai kejujuran yang telah diajarkan di dalam perkuliahan.

2. Bagi Mahasiswa

Pelaksanaan kantin kejujuran ini dapat melatih sikap jujur, bertanggung jawab dan mandiri. Bahkan, pelaksanaan kantin kejujuran ini dapat melatih siswa untuk taat dan patuh terhadap norma, tata tertib dan ketentuan yang berlaku di lingkungan kampus maupun di masyarakat.

3. Bagi Masyarakat

Pelaksanaan kantin kejujuran ini dapat mendidik generasi muda berperilaku jujur dan berakhlak mulia sehingga kampus sebagai institusi pendidikan dapat mencetak generasi penerus bangsa yang unggul, berkarakter dan berakhlak mulia.

KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

sempurna dan dapat dijadikan wahana pendidikan moral yang efektif, hendaknya kampus Universitas Sahid Surakarta yang bersangkutan juga memberikan materi akhlak

dan pendidikan antikorupsi dalam pembelajaran dan dalam pengawasan kantin kejujuran hendaknya juga melibatkan semua eleman di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dharma, Satria. 2009. Kantin Kejujuran Versus Prinsip 3-2-1 (Online), (http//satriadharma.com/,).

Miles,B & Huberman,A. Tanpa Tahun. Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Terjemahan oleh Cecep Rohadi. 1992. Jakarta. UI Press.

Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Muhammadun. 2008. Kantin Kejujuran dan Pendidikan Antikorupsi ( Online), (http.diknas-padang.org, diakses tanggal 5 Maret 2009)

Nata. Abuddin (Ed). 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa.

Pikiran Rakyat. 16 Januari, 2008. Menakar Kejujuran di Kantin Sekolah (Online), (http://beta.pikiranrakyat.com/index.php.).

(9)

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Selain dari staff, kami juga meminta bantuan dari para pengajar LTC untuk menjadi pembawa acara sekaligus juga ada yang menjadi pembuka dalam berdoa dan juga ada

Dapat menjadi sumber ilmu tambahan untuk berbagai pihak misalnya Aparatur penegak hukum seperti Polisi, Hakim, dan Jaksa yang mengawal jalannya penyelesaian kasus-kasus

Ada perbedaan yang bermakna durasi menangis bayi pada bayi prematur yang dilakukan tindakan facilitated tucking dan musik saat dilakukan tindakan pengambilan

Dewa Ketut Puspaka,

Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah meliputi: mengkritik diri sendiri atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain,

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

kekurangannya.pendapatan dari sumber-sumber lain yang berkaitan dengan proyek atau pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini peningkatan tarif atau juga