• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS E"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Toleransi Dalam Berkehidupan Agama

Tugas Mid Semester Pendidikan Agama Islam Dosen Pengampu : H.Mukhlas,Lc,M.Pd

Disusun Oleh :

FADLINA ULFA 1701110082

FAKULTAS EKONOMI

(2)

Al – Quran

A. Latar Belakang

Agama Islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum muslim diseluruh penjuru pelosok dunia. Yang menjamin kebahagiaan bagi setiap penganutnya di dunia maupun di akhirat kelak. Ia mempunyai sendi yang sangat esensial yaitu Al-Quran yang berfungsi untuk memberi petunjuk kepada jalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman, “sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya” (QS. 17:19).

(3)

B. Pembahasan

1. Pengertian Al – Quran

Para ulama berbeda pendapat, mengenai pengucapan kata Al-Quran dari sisi derivasi (isytiqaq), cara melafalkan apakah memakai hamzah atau tidak, dan apakah Al-Quran kata sifat atau kata jadian. Para ulama yang mengatakan cara melafalkan dengan hamzah pun telah terpecah dalam dua pendapat, yaitu :

a. Sebagian dari mereka, di antaranya Al-Lihyani, berkata bahwa Al-Quran merupakan kata jadian dari kata dasar qara’a (أرق ) yang artinya membaca, sebagai mana kata rujhan dan ghufran. Kata ini kemudian dijadikan sebagai nama bagi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penamaan ini dalam kategori “tasmiyah al-maf’ul bi al-mashdar” (penamaan isim maf’ul dengan ism masdhar).

b. Sebagian dari mereka, di antaranya Az-Zujaj, menjelaskan bahwa kata Al-Quran kata sifat, diambil dari kata dasar al-qar’ أرقلا yang artinya menghimpun. Kata ini kemudian dijadikaan nama bagi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menghimpun surat, ayat kisah, perintah dan larangan, atau menyimpan intisari dari kitab-kitab suci sebelumnya.Para ulama yang mengatakan bahwa cara melafalkan Al-Quran tidak dengan menggunakan hamzah pun terpecah dalam dua kelompok.

1. Menurut ejaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam.

2. Manna’al-Qathan , ia mendefenisikan Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dan beribadah dalam

membacanya.

(4)

Sebagian diantara mereka, di antaranya adalah Al-Asy’ari mengatakan bahwa kata Al-Quran diambil dari kata kerja qarana (menyertakan) karena Al-Quran menyertakan ayat, surat dan huruf-huruf.

Al-Farra’ menjelaskan bahwa kata Al-Quran dari kata dasar qara’in (penguat) karena Al-Quran terdiri dari ayat-ayat yang saling menguatkan dan terdapat kemiripan antara ayat satu dengan ayat yang lain.

Pendapat lainnya bahwa Al-Quran merupakan nama personal (al-‘alam as-syakhsyi), bukan merupakan devirasi bagi kitab yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Para ulama menjelaskan bahwa penamaan itu menunjukkan bahwa Al-Quran telah menghimpun intisari kitab-kitab Allah yang lain, bahkan seluruh ilmu yang ada. Hal itu sebagaimana telah diisyratkan oleh firman Allah pada surat An-Nahl :[2] . Artinya :

“ Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku "

Pengertian menurut Etimologi (bahasa).

Secara bahasa Al-Quran berasal dari bahasa Arab, yaitu qaraa-yaqrau-quraanan yang berarti bacaan. Hal itu dijelaskan sendiri oleh Al-Quran dalam Surah Al-Qiyamah ayat 17- 18. Artinya :

“ Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya “

Artinya :

“ Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu “

(5)

“ Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) ”

Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Quran adalah wahyu (bisikan dalam sukma dan isyarat yang cepat yang bersifat rahasia disampaikan oleh Allah kepada Nabi dan Rasul) yang diturunkan oleh Alla kepada nabi Muhammad SAW.

Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Umat islam percaya bahwa Al-Qur’an merupakan puncak dan penutup Wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara Malaikat Jibril.

Dan sebagai Wahyu pertama yang diterima RasulullahSAW, sebagaimana terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Al-Qur’an merupakan salah satu kitab yang mempunyai sejarah panjang yang dimiliki oleh umat Islam dan sampai sekarang masih terjaga keasliannya.

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Al-Qur’ yaitu :

a) Menurut ejaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam.

b) Manna’al-Qathan , ia mendefenisikan Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dan beribadah dalam membacanya.

c) Ali Ashabuni, Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang mengandung mukjizat yag diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan Rasul dengan perantara malikat jibril. Mukjizat adalah sesuatu yang membuat laanna lemah atau membujuk agar orang untuk beriman

Al-Qur’an sebagai wahyu dan mukjizat terbesar Rasulullah SAW. Mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian secara Etimologi ( bahasa ) dan pengertian menurut terminology ( istilah )

(6)

Menurut imam syarii Al-Qur’an bukan berasal dari qara’a karena Al-Qur’an berasal dari sang pencipta atau allah yang menamai ciptaannya

Al-Qur’an menurut terminology ( istilah ) adalah nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

“Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang mengandung kemukjizatan, yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, melalui perantaraan malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf, dihafal di dalam dada, disampaikan kepada kita secara mutawatir, membacanya memiliki nilai ibadah, (disusun secara sistematis) mulai dari surat al-Fatihah sampai surat al-Nas”.

Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW. Maka tidak ada seorangpun manusia atau jin, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama yang sanggup membuat yang serupa dengan Al-Qur’an. mereka tidak akan mampu membuatnya. Allah SWT telah mengisyaratkan hal itu dalam ayat berikut :

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya untuk memperkuat kerasulannya dan sebagai kemukjizatannya yang abadi, telah diturunkannya itu mempunyai fungsi dan tujuan bagi umat manusia.

2.Kandungan Al-Qur’an, antara lain adalah:

Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, qodlo qodar, dan sebagainya.

Prinsip-prinsip syari’ah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar tidak salah jalan dan tetap dalam koridor yang benar bagaimanamenjalin hubungan kepada Allah (hablun minallah, ibadah) dan kepada manusia (hablun minannas, mu’amalah).

(7)

dalam Sabda Rasullullah, antara lain:Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannyaUmatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al Qur’an (HR. Turmudzi)Orang-orang yang mahir dengan Al Qur’an adalah beserta malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al Qur’an dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat dua pahala (HR. Muslim).

Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).Bacalah Al Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al Qur’an sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).Adapun pengertian al qur’an dari segi istilah dapat dikemukakan berbagai pendapat berikut ini:Mana’ alqaththan, secara ringkas mengutip pendapat para ulama pada umumnya yang menyatakan bahwa al quran adalah firman allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad S.A.W dan dinilai ibadah bagi pembacanya.[2] Kemudian Al-Zarqoniberpendapat bahwa al qur’an adalah lafat yang diturunkan kepada nabi Muhammad S.A.W mulai dari surat al-fatikhah sampai an-nas.[3] KemudianAl-Wahhab Al-Khallafberpendapat menurutnya, al qur’an adalah firman allah S.W.T yang diturunkan kepada hati rosulullah S.A.W. [4]

Dari beberapa kutipan tersebut dapat diketahui bahwa al qur’an adalah kitab suci yang isinya mengandung firman allah, turunnya bertahap, melalui malaikat jibril, susunannya dimulai dari surat al-fatikhah dan diakhiri dengan surat an-nas serta bagi yang membacanya bernilai ibadah, fungsinya antara lain menjadi hujjah yang kuat atas kerosulan nabi Muhammad SAW.Berkenaan dengan definisi tersebut maka berkembanglah studi tentang Al Qur’an baik dari segi kandungan ajarannya, maupun metode penafsirannya. Oleh sebab itu di kalangan ulama berpendapat bahwa Al Qur’an lah sumber utama ajaran Agama Islam.

3. Sejarah Kodifikasi Al-Qur’an

(8)

turunnya Al-qur’an ini di bagi menjadi dua periode, yaitu periode Mekkah dan perode Madinah.

Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun yaitu masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat makkiyah. Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah yang berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada waktu itu disebut surat Madaniyah.

Al- Qur’an terdiri dari 114 surah, 30 juz, dan 6.236 ayat menurut hafsh, 6.262 ayat menurut riwayat Ad-dur, atau 6.214 ayat menurut riwayat Warsy. Ayat 0 ayat yang turun pada periode mekkah ( ayat Makkiyah ) sekitar 4.780 ayat yang tercakup dalam 86 surah. Ayat-ayat yang turun pada periode Madinah ( ayat Madaniyah ) sekitar 1.456 ayat yang tercakup dalan 28 surah

Al- Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui berbagai cara, antara lain :

a. Malikat Jibril memasukkan wahyu itu kedalam hati Nabi Muhammad SAW tanpa memperlihatkan wujud aslinya. Nabi saw tiba-tiba saja merasakan wahyu itu telah berada didalam hatinya

b. Malikat Jibril menampakkan dirinya sebagai manusia laki-laki dan mengucapkan kata-kata dihadapan Nabi SAW.

c. Wahyu turun kepada Nabi SAW seperti gemerincing lonceng. Menurut Nabi SAW cara inilah yang paling berat dirasakan, sampai-sampai Nabi SAW mencucurkan keringat meskipun wahyu itu turun dimusim dingin yang sangat dingin.

(9)

Kodifikasi atau pengumpulan Al- Qur’an sudah dimulai sejak zaman Rasulullah SAW, bahkan sejak Al-Qur’an diturunkan setiap kali saat Nabi SAW menerima wahyu, Nabi SAW langsung membacakannya dihaapan para sahabat. Karena Nabi SAW memang diperintahkan untuk mengajarkan Al- Qur’an kepada mereka.

Disamping itu Nabi SAW menyuruh mereka untuk menghafalkan ayat-ayat yang telah diajarkan, Nabi SAW juga memerintahkan para shabat utuk menuliskannya diatas pelepah-pelepah kurma, lempeng-lempengan batu, dankeping-keping tulang.

Saat Rasulullah SAW masih hidup, ada beberapa orang yang ditunjuk untuk menulis Al-Qur’an yaitu Zaid bin Zabit, Ali bin Abithalib, Muawiyah bin abu Sofyan, Ubay bin Kaab. Nabi juga memerintahkan para sahabat utuk menuliskannya diatas pelepah-pelepah kurma, lempeng-lempengan batu, dankeping-keping tulang.

Pengumpulan Al- Qur’an pada zaman Nabi Muhammad SAW terdapat dua cara yaitu :

a. para sahabat langsung menghafalkannya setiap kali Rasulullah SAW menerima wahyu.

b. para sahabat menulis langsung wahyu yang diturunkan dari Allah SWT kepada Nabi SAW selama kurun waktu kurang lebih 23 tahun

Pada masa pemerintahan Abu Bakar, pada masa kekhalifahannya terdapat perang yang sangat besar ( perang Ridda ). Dan menewaskan para hafish yang signifikan. Hal ini membuat Umar bin khatab sangat khawatir, ia menyuruh Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al- Qur’an.

(10)

Pada masa Usman bin Affan terdapat keragaman dalam membaca Al- Qur’an, yang menyebabkan adanya perbedaan dialek antara suku-suku yang berbeda-beda. Usman bin Affan khawatir dengan perbedaan tersebut, ia ingin menyalin dan membukukan Al-Qur’an atau menjadikan mushaf. Dalam melakukan pembukuan ini Usman bin Affan menyuruh Zaid bin Zabit, Abdullah bin Azzubar, Said bin Al-ash, Abdulrahman bin Al-harisi bin hysam. Hingga pada saat ini Al- Qur’an yang kita pakai adalah hasil dari transformasi pada zaman Usman bin Affan.

Sehingga tidak lagi terjadi perbedaan pembacaaan Qur’an maka Al-Qur’an diberi harakat. Pemberian harakat ini dilakukan karena banyak orang yang masuk islam tidak paham dengan Al- Qur’an berbeda dengan orang arab yang sudah mengenal Qur’an, ang memberikan harakat pada Qur’an adalah Abu Al-aswan Adwali namun belum sempurna sehingga disempurnakan oleh Nashir bin Ashim dan Yahya bin Ya’mar.

4. Isi Pokok Ajaran Al-Qur’an

Al- Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang mengandung petujuk-petunjukbagi umat manusia. Al- Qur’an diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Al- Qur’an tidak hanya diturunkan hanya untuk suatu umat atau untuk suatu abad, tetapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa. oleh karena itu, luas ajaran-ajarannya sama dengan luasnya umat manusia.

Begitu luasnya objek ssasaran Al- Qur’an secara garis besar, pokok-pokok isi Al- Qur’an itu meliputi :

a. Masalah akidah

(11)

c. Masalah mu’amalah d. Masalah akhlak

e. Masalah hokum f. Masalah hokum g. Masalah sejarah h. Masalah sains

5. Fungsi, Tujuan dan Kedudukan Al-Qur’an

Adapun fungsi dan tujuan Al- Qur’an diturunkan sebagai berikut

a. Sebagai petunjuk manusia

Sudah tidak diragukan lagi bahwa Al- Qur’an memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syari’ah, dan akhlak. Dan Allah SWT telah menugaskan Rasul SAW untuk memberikan keterangan yang lengkap.

b. Sumber pokok ajaran Islam

Allah SWT telah menjelaskan dengan firmannya, antara lain : QS :Al-An’am:38. Artinya :

“ Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan “

(12)

Di dalam Al- Qur’an, Allah SWT telah menjelaskan kaidah-kaidah syari’at serta hokum-hukumnya yang cocok untuk diterapkan didalam disegala zaman dan tempat, serta diperuntukkan bagi seluruh umat manusia. Tidak dibatasi untuk suatu golongan atau suatu bangsa saja.

Dan didalam Al- Qur’an, Allah menerangkan hukumyang menyeluruh ( kully ), akidah yang tegas, dalil atau hujjah yang kuatdan akuratuntuk menyatakan kebenaran agama Islam. Karena itulah, maka Al- Qur’an dapat berlaku sepanjang zaman, hokum-hukumnya yang menyeluruh terus dijadikan sumber hokum bagi hokum-hukum yang lain.

c. Peringatan dan pelajaran bagi manusia

Di dalam Al- Qur’an , banyak terdapat kisah para Nabi atau Rasul beserta umatnya. Ada yang mengungkapkan kebaikan-kebaikannya yaitu kepatuhan dan ketaatan umat kepada Rasulnya, dan ada yang mengungkapkan keburukan-keburukannya yaitu keingkarandan kesembongan umat kepada Rasulnya.

Kesemuanya itu merupakan peringatan an pelajaran bagi kita. Kisah-kisah dalam Al- Qur’an tidak hanya dimaksudkan untk menguraikan sejarah, melainkan yang terpenting ialah menggambarkan bagaimana cara yang ditempuholeh para Nabidan Rasul terdahuludalam mengembangkan dan menyeru kepada kebenaran.

Dan bagaimana tantangan dan penderitaan yang mereka hadapi yang merupakan peringatan dan pelajaranyang sangat berharga bagi para penegak agama yang membawa kebenaran yang hakiki.

Adapun kedudukan Al- Qur’an dalam Islam

(13)

Agama islam, agama yang dianut oleh ratusan juta jiwa diseluruh dunia merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya didunia dan di akhirat kelak.

Agama islam datang dengan Al- Qur’an membuka lebar-lebar mata manusia, agar mereka menyadari jati diri dan hakikat keberadaan mereka dipentas bumi ini. Dan juga mereka tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga mereka tidak menduga bahwa hdup merekahanya dimulai dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian.

Al- Qur’an mengajak mereka berpikir tentang kekuasaan Allah, untuk mencapai kebahagiaan hidup diakhirat kelak manusia memerlukan peraturan-peraturan untuk mencapaihal tersebut.

d. Peranan dan Fungsi Al Qur’an

Berikut ini beberapa fungsi al qur’an dan peranannya dari segi kandungan ajarannya

1) Al-Qur’an sebagai Kalamullah

Kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Qur’an sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Sebagai Kalamullah, Qur’an dalam bentuk aslinya berada dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) dalam lindungan Tuhan. Lalu diturunkan kepada Nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab).

(14)

Wahyu turun dalam berbagai cara seperti ; Malaikat Jibril langsung atau menyerupai manusia, berupa suara atau gemuruh, atau lonceng.

2) Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum Islam

Sumber hukum ajaran Islam ada tiga. Yakni; Al Quran, As-Sunnah, dan Ijtihad. Al-Qur’an adalah firman Allah, dan hadist merupakan sabda Rasulullah Muhammad SAW.Sedangkan ijtihad didapatkan dari hasil pemikiran para ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu kepada Al Quran dan As-Sunnah.

Isi Al Quran meliputi segala hal, mulai soal keimanan atau akidah hingga fenomena alam. Al Quran mengajari manusia bersikap ilmiah atau berdasarkan ilmu (Q.S. Al-Isro’:36), mendorong manusia melakukan penelitian untuk menyibak tabir alam (Q.S.Yunus:101), menaklukkan angkasa luar (Q.S. Ar-Rahman:33),

mengabarkan prediksi ilmiah tentang rahim ibu (Q.S. Az-Zumar:6), gaya berat atau gravitasi (Q.S. Ar-Rahman:7), pemuaian alam semesta (Q.S. Adz-Dzariyat:47, Q.S Anbiya: 104,Q.S Yasin:38), tentang ruang hampa di angkasa luar (Q.S. Al-An’am:125), tentang geologi, gerak rotasi, dan revolusi planet bumi (Q.S. An-Naml:88) dan masih sangat banyak lagi.

3) Al-Qur’an sebagai Mukjizat

(15)

Selain keindahan gaya bahasanya, ada petunjuk-petujuk sangat jelas lainnya yang memperlihatkan bahwa Al-Quran datang dari Allah Swt. dengan segala

kemukjizatannya. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan misalnya, dapat meyakinkan setiap orang yang mau berpikir bahwa Al-Quran adalah firman-firman Allah Swt., tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw. yang ummi (QS 7:158) yang hidup pada awal abad keenam Masehi (571-632 M). Di antara ayat-ayat tersebut umpamanya: QS 39:6; QS 6:125; QS 23:12,13,14; QS 51:49; QS 41:11-41; QS 21:30-33; QS 51:7,49, dan lain-lain.

Ada pula ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba’. Tsamud, ’Aad, Nabi Adam, Nabi Yusuf, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan sebagainya. Ayat-ayat ini dapat memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah bukan ciptaan manusia. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus yang kemudian dibuktikan oleh sejarah seperti tentang bangsa Romawi, berpecah-belahnya Kristen, dan lain-lain juga menjadi bukti lagi kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu dari Allah Swt. yang disampaikan melalui lisan utusan-Nya.

4) Al Quran sebagai Pedoman Hidup

Sebagai pedoman hidup, Al Qur’an banyak mengemukakan pokok-pokok serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia dengan Allah dan mahluk lainnya. Di dalamnya terdapat peraturan-peraturan

seperti:beribadah langsung kepada Allah Swt, berkeluarga, bermasyarakat,

berdagang,utang-piutang, kewarisan, pendidikan dan pengajaran, pidana, dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang oleh Allah Swt. Dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai pada setiap tempat dan setiap waktu.

(16)

sebagai mati syahid, hijrah karena memperjuangkannya dinilai sebagai pengabdian yang tinggi, dan tidak mau melaksanakannya dinilai sebagai zalim, fasiq, dan kafir.

5) Al-Quran sebagai Korektor

Sebagai korektor, Al-Quran banyak mengungkapkan persoalan-persoalan yang dibahas oleh kitab-kitab suci sebelumnya, semacam Taurat dan Injil yang dinilai tidak lagi sesuai dengan ajaran yang telah diturunkan oleh Allah Swt.

Ketidaksesuaian tersebut menyangkut sejarah orang-orang tertentu, hukum-hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan sebagainya.

Ada beberapa contoh koreksian yang diungkapkan oleh Al-Quran terhadap kitab-kitab terdahulu tersebut, antara lain:

a) Tentang ajaran Trinitas (QS 5:73)

b) Tentang Nabi Isa (QS 3:49,59; QS 5:72,76)

c) Tentang peristiwa penyaliban Nabi Isa (4:157-158) d) Tentang Nabi Luth (QS 29:28-30; QS 7:80-84) e) Tentang Nabi Harun (QS 20:90-94)

f) Tentang Nabi Sulaiman (QS 2:102; QS 27:15-44) dan sebagainya.

e. Pendekatan Memahami Al Qur’an

(17)

هههببش

هه تهمم رمخهأموه ب

ب تههك

ب ممأم ن

ن هم ت

ت مههك

ه

مم يههاءه هم مب ب

ه تههك

ب ك

ه لهعه لهزهنأه ي

ي ذبلن وههم

ت تت

للٱ

لح تت

لن

للٱ لي

ٱ

هبلبيوب تتته ءهاغهتب وه ةبنه فب ءهاغهتب هم مب ههبهش

هه ته امه نهوعمببتنيهفه زه هبببولمقم يفب نهيذبلن امنأ

ه فه

تۦ

لأ

لبٱ

لت للٱ

لبٱ لن

غتلي لم

ٱ

دبتنعب تمم كم هببب اننمهاءه نهولموقميه م

لن للت ۦ

ب عب يفب ن

لل للٱ

ه وخ

م س

ب رنهل وه لنل لنإب هملهيوب ته ممله يه امهوه

ٱ ههه ٱ

ۥۥ

لأ

لع

ب

ب بهه أ

لل للٱ

ه ااولمواأم لنإب رمكنذنيه امهوه نهبمره

ها

٧

Artinya : “ Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur´an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta ´wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta´wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal “

Secara garis besar istilah antara tafsir dengan takwil tidak terdapat perbedaan yang mendasar, kedua-duannya mempunyai semangat untuk menggali, mengkaji dan memahami maksud dari ayat-ayat Al Qur’an guna dijadikan sebagai pedoman dan rujukan umat Islam tatkala mengalami berbagai macam persoalan dalam kehidupan di dunia.

Sebagai upaya untuk menjelaskan maksud dari ayat Al Qur’an, obyek yang dijadikan kajian dalam menafsirkan Al Qur’an adalah kalam Allah, maka dalam konteks ini tidak perlu diragukan dan diperdebatkan kembali mengenai

kemuliaannya. Kandungannya meliputi aqidah-aqidah yang benar, hukum-hukum syara’ dan lain-lain. Tujuan akhirnya adalah dapat diperolehnya tali yang amat kuat dan tidak akan putus serta akan memperoleh kebahagiaan baik di dunia ataupun di akhirat. Dan oleh karenanya, ilmu tafsir merupakan pokok dari segala ilmu agama, sebab ia diambil dari Al Qur’an, maka ia menjadi ilmu yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

Metodologi tafsir adalah ilmu tentang metode menafisirkan Al Qur’an dan pembahasan ilmiah tentang metode-metode penafsiran Al Qur’an, pembahasan yang berkaitan dengan cara penerapan metode terhadap ayat-ayat Al Qur’an disebut Metodik, sedangkan cara menyajikan atau memformulasikan tafsir tersebut dinamakan teknik atau seni penafsiran. Metode penafsiran Al Qur’an, secara garis besar dibagi dalam empat macam metode, namun hal tersebut tergantung pada sudut pandang tertentu :

(18)

2) Motede penafsiran ditinjau dari keleluasan penjelasan. 3) Metode Penafsiran ditinjau dari sumber penafsirannya.

4) Metode penafsiran ditinjau dari aspek sasaran dan sistematika ayat-ayat yang ditafsirkan.

Ayat-ayat Al Qur’an yang sangat banyak ini sejatinya dapat menjawab semua persoalan yang terjadi pada masyarakat. Namun kesan yang ada pada saat ini seakan-akan ayat Al Qur’an masih mengandung misteri, sehingga belum mampu menjawab semua persoalan yang ada. Kesan dan pemahaman yang keliru ini adalah akibat dari ”miskin”nya cara, metode dan pendekatan dalam memahami dan menafsirkan ayat Al Qur’an. Metodologi tafsir Al Qur’an adalah salah satu cara untuk mengkaji,

memahami dan menguak lebih jauh maksud dan kandungan dari ayat-ayat Al Qur’an. Metode tafsir yang adapun sangat beragam model, bentuk dan pendekatannya.

suatu hal yang sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami macam-macam metode tafsir ayat Al Qur’an yang ada dengan berbagai macam pendekatannya, jika hal ini telah kita ketahui, maka ayat-ayat Al Qur’an semakin hidup dan mampu untuk menjawab segala persoalan masyarakat yang berkembang begitu cepat. Hal ini semakin mempertegas bahwa Al Qur’an adalah wahyu Allah yang menjadi rujukan dan sumber utama ajaran semua umat Islam.

a. Ulumul Qur’an

Secara etimologi, kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jama’ dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan kepada kata Al Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagai Al Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya.

Ulumul Qur’an menurut Assuyuthi dalam kitab itmamu al-Dirayah :

“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari segi turunya, sanadnya, adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz-lafadznya maupun yang berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan sebagainya”.

(19)

Secara garis besar Ilmu alQur’an terbagi dua pokok bahasan yaitu :

1) Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayat Al-Qur’an, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.

2) Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yang ghorib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.

Pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan untuk membenahi Al Qur’an dari segi keberadaanya dan segi pemahamanya.

b.Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Al Qur’an Adalah ilmu pengetahuan untuk memahami dan menafsirkan yang bersangkutan dengan Al Qur'an dan isinya. Berfungsi sebagai mubayyin,

menjelaskan tentang arti dan kandungan Al Qur’an, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami dan samar artinya. Tafsir berasal dari kata al-fusru yang

mempunyai arti al-ibanah wa al-kasyf (menjelaskan dan menyingkap sesuatu). Menurut pengertian terminologi, seperti dinukil oleh Hafizh As-Suyuthi dari Al-Imam Az-Zarkasyi ialah ilmu untuk memahami kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, menjelaskan makna-maknanya, menyimpulkan hikmah dan hukum-hukumnya.

1) Perkembangan ilmu Tafsir

Ilmu tafsir Al Qur'an terus mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini merupakan suatu keharusan agar Al Qur'an dapat bermakna bagi umat Islam. Pada perkembangan terbaru mulai diadopsi metode-metode baru guna memenuhi tujuan tersebut. Dengan mengambil beberapa metode dalam ilmu filsafat yang digunakan untuk membaca teks Al Qur'an maka dihasilkanlah cara-cara baru dalam memaknai Al Qur'an. Di antara metode-metode tersebut yang cukup populer antara lain adalah Metode Tafsir Hermeneutika dan Metode Tafsir Semiotika.

2) Ilmu yang terkait dengan Ilmu Tafsir

(20)

lughat tidak cukup karena kadangkala satu kata mengandung berbagai arti. Jadi hanya mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Dapat terjadi, yang dimaksud kata tersebut adalah arti yang berbeda.

b) Nahwu (tata bahasa). Sangat penting mengetahui ilmu nahwu, karena sedikit saja i'rab (bacaan akhir kata) berubah akan mengubah arti kata tersebut. Sedangkan pengetahuan tentang i'rab hanya di dapat dalam ilmu nahwu.

c) Sharaf (perubahan bentuk kata) sama halnya dengan ilmu nahwu, ilmu sharaf pun juga penting, karena sedikit saja beda hurufnya maka akaan dapat mengubah arti, karenanya ilmu sharaf dan ilmu nahwu sangat berkaitan erat.

(21)

C. Simpulan

Para ulama berbeda pendapat, mengenai pengucapan kata Al-Quran dari sisi derivasi (isytiqaq), cara melafalkan apakah memakai hamzah atau tidak, dan apakah Al-Quran kata sifat atau kata jadian. Para ulama yang mengatakan cara melafalkan dengan hamzah terpecah dalam dua pendapat. Para ulama yang mengatakan bahwa cara melafalkan Al-Quran tidak dengan menggunakan hamzah pun terpecah dalam dua kelompok.Secara bahasa Al-Quran berasal dari bahasa Arab , yaitu qaraa-yaqrau-quraanan yang berarti bacaan.Menurut Manna’ Al-Qhattan, Al-Quran secara istilah :

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Bibliography

MUSHAF, L. P. (2010). AL QUR'AN DAN TERJEMAHNYA. BANDUNG: CV

PENERBIT DIPONOGORO.Hal-17-19

MUSHAF, L. P. (2010). AL QUR'AN DAN TERJEMAHNYA. BANDUNG: CV

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Terdapat jaminan seperti

suatu benda atau bisa diikuti dengan kata sing ajektiva). Contoh kata benda yang berlawanan dalam bahasa Jawa yang menandai. atau menamai suatu benda: babu

3- PINBA III diselenggaran bersamaan dengan Munas II IMLA pada tanggal 4-6 September 2003 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, dan dihadiri oleh 122 utusan dari 51 perguruan

Penyimpangan pada data (14c) terjadi pada kata karena dan kakalin. Penggunaan kata yang tepat adalah kerana 'karena', begitu juga kekalin dari kosa katanya sudah bahasa Bali dan

Filtrasi air bersih adalah pembersih partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum yang di atasnya padatan akan terendapkan.. Adapun

Menurut Trochim (2002), penilaian sumatif terdiri daripada lima jenis iaitu: (1) penilaian hasil yang bertujuan untuk menilai sama ada hasil sesuatu program adalah seperti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi peningkatan konsentrasi pektin albedo jeruk bali dan gliserol yang ditambahkan terhadap karakteristik edible film

Etalase, pada fasade bangunan juga terdapat etalase yang merupakan fasilitas promosi pada sebuah bangunan pusat perdagangan.. Etalase ini