Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi”| 108
METODE DAN TEKNOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI
BANGUNAN DI PERAIRAN
(STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PELABUHAN B4
PT.INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TARJUN KOTABARU
KALIMANTAN SELATAN)
Yuslan Irianie
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRAK
Pelabuhan merupakan prasarana transportasi yang berperan besar dalam mendorong perkembangan suatu wilayah, dimana pembangunan pelabuhan jetty B4 PT.indocement Tunggal Prakarsa Tbk di Tarjun Kotabaru Kalimantan Selatan merupakan pelabuhan khusus untuk fasilitas bongkar muat industri semen PT.Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dalam mempermudah pelayanan transportasi material dan bahan-bahan produksi pabrik. Teknologi konstruksi pre cast merupakan suatu bentuk alternatif material konstruksi yang berkembang pada saat ini didunia konstruksi pembangunan pelabuhan dan lainnya di Indonesia dengan penerapan teknologi precast beton pada item struktur pile, balok dan slab yang praktis untuk bangunan konstruksi berada diatas perairan seperti yang digunakan pada pelabuhan jetty B4 di Tarjun ini. Proyek pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4 merupakan pengembangan dari pelabuhan yang sudah ada pada pelabuhan khusus PT.Indocement unit operasi di Tarjun Kotabaru. Direncanakan dengan panjang 56 meter dan lebar 26 meter dilengkapi dengan satu mooring dolphin disisi kiri dan dua mooring dolphin disisi kanan, direncanakan ukuran bobot maksimum kapal yang dapat bersandar DWT 10.000 ton dengan bentuk bangunan berbentuk dermaga wharf/quay open construction yang sebagian diatas tanah dan sebagian diatas permukaan air laut dengan metode dan teknologi konstruksi kombinasi pre-cast dan cast-insitu. Metode pelaksanaan pelabuhan jetty B4 dimulai dari pekerjaan persiapan untuk pembersihan lokasi dan persiapan base camp dan lain-lain – pekerjaan pengerukan dasar laut untuk membuat alur pelayaran dan lokasi jetty – pekerjaan konstruksi jetty terdiri pemasangan batu belah, tetrapod, seawall untuk lapisan inti dan perkuatan kaki dilanjutkan pekerjaan lantai dermaga yang terdiri pondasi tiang pancang, pemasangan beton precast, bakesting plat lantai, penulangan plat lantai dan pengecoran lantai dermaga dilanjutkan perawatan dan pembongkaran bakesting– pekerjaan fasilitas dermaga yang terdiri pemasangan fender, bollard, mekanikal dan elektrikal.
Kata kunci : metode, teknologi, jetty, pre-cast dan cast insit
1.
PENDAHULUAN
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, merupakan salah satu produsen semen terbesar di Indonesai, dengan total kapasitas produksi 18.000.000 ton semen pertahun, dengan jumlah pabrik 12 unit, yang tesebar di daerah Jawa Barat ( 9 unit di Citeruep Bogor dan 2 unit di Cirebon) dan satu unit di Desa Tarjun, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pabrik ke 12, yang berlokasi di Desa Tarjun, mulai dibangun tahun 1996 dan beroperasi tahun 1998, dengan kapasitas produksi semen 2.500.000 ton/tahun.
PT. Indocement Unit-12 Tarjun, merupakan salah satu pabrik dengan teknologi moderen dan terintegrasi mulai dari penambangan bahan baku (Quarry), proses produksi (Cement Plant) sampai pelabuhan untuk distribusi hasil produksi (Jetty). Untuk mendistribusikan hasil produksinya, PT. Indocement Tunggal Prakarsa, memiliki Pelabuhan Khusus (Pelsus), yang merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Kalimantan Selatan, dengan kapasitas bongkar muat lebih kurang 500.000 ton perbulan, yang digunakan untuk bongkar muat
semen dan meterial pendukung proses produksi semen.
Pada tahun 2011 jumlah material additive dan material bahan bakar yang diperlukan sebesar 50.000 ton perbulan, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 75.000 ton perbulan. Semua material additive dan material bahan bakar tersebut, berasal dari luar daerah, yang didatangkan ke lokasi pabrik dengan menggunakan angkutan kapal tongkang. Dengan terbatasnya fasilitas pelabuhan untuk bongkar muat material additive dan material bahan bakar, berdampak kepada meningkatnya jumlah antrian kapal tongkang yang akan melakukan baktivitas bongkar muat di pelabuhan khusus milik PT. Indocement, dan menyebabkan tingginya biaya sewa tongkang dan menimbulkan biaya tunggu (demurrage) kurang lebih USD 50.000,- perbulan.
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi”| 109 bongkar muat kontainer. Hal ini sejalan dengan
rencana pengiriman semen kantong, dengan menggunakan kontainer.Pada bulan Agustus tahun 2012, dimulai pembanguan pelabuhan baru, yang diberi nama “Jetty B4Project”.
1.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk memudahkan pembahasan dan analisis studi, maka diperlukan sistematika yang baik dan terarah. Berkaitan dengan laporan penelitian ini, maka sistematika tersebut dapat dilihat pada bagan alur pembahasan sebagai berikut:
Gambar 1. Flow Chart Analis
2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Proyek
Proyek pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4 merupakan pengembangan dari pelabuhan yang sudah ada (existing), yaitu :
1.
Jetty A1, yang digunakan untuk pemuatan semen curah dan clinker curah, dengan kapasitas alat muat 10.000 ton perhari, dan maksimum bobot kapal yang dapat bersandar di Jetty A1 adalah 30.000 ton DWT (maksimum panjang kapal 180 meter).2.
Jetty A2, yang digunakan untuk pemutan semen kantong, dengan kapasitas alat muat 3.000 ton perhari, dan maksimum bobot kapal yang dapat bersandar di Jetty A2 adalah 10.000 ton DWT (Maksimum panjang kapal adalah 120 meter).3.
Jetty B1, yang digunakan untuk kebutuhanmaterial additive (gypsum & trass/abu
vulkanik), dan material bahan bakar (Batu bara & Solar), dengan kapasitas alat bongkar muat 4.500 ton perhari, dan maksimum bobot kapal tongkang yang dapat bersandar di Jetty B1 adalah 8.000 ton DWT (Maksimum panjang kapal tonggakang adalah 90 meter).
4.
Jetty B2, yang digunakan untuk pemutan semen kantong, dengan kapasitas alat muat 1.500 ton perhari, dan maksimum bobot kapal yang dapat bersandar di Jetty B2 adalah 3.000 ton DWT (Maksimum panjang kapal adalah 70 meter).5.
Jetty B3, yang digunakan untuk pemutan semen kantong, dengan kapasitas alat muat 1.500 ton perhari, dan maksimum bobot kapal yang dapat bersandar di Jetty B3 adalah 3.000 ton DWT (Maksimum panjang kapal adalah 70 meter).Proyek pembangunan Jetty B4, direncanakandengan panjang 56 meter dan lebar 26 meter, dan dilengkapi dengan satu mooring dolphin di sisi kiri dan dua mooring dolphin di sisi kanan. Ukuran bobot maksimum kapal tongkang yang bisa bersandar di Jetty B4, direncankan 10.000 ton DWT dengan maksimum panjang kapal tongkang 120 meter. Untuk menunjang kecepatan bongkar muat maka direncanakan akan dipasang satu unit Harbour Mobile Crane (HMC), dengan kapasitas angkat 100 ton, dan merupkan crane multifungsi, yang dapat juga dipergunakan untuk bonkgkar muat material curah (gypsum, batu bara, trass, laterite dan fly ash), dan juga dapat dipergunakan untuk bongkar muat container. Kapasitas bongkar muat HMC untuk material curah adalah 6.000 ton perhari, dan kapasitas untuk bongkar muat container adalah 400 unit kontainer perhari.
Data-Data Proyek
Rincian data-data pelaksanaan Proyek Pembangunan Jetty B4 Pelabuhan Khusus milik PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ini adalah: 1. Pekerjaan : Pembangunan Fasilitas
Pelabuhan Jetty B4, PT. Indocement – Tunggal Perkasa Tbk, Unit Operasi Tarjun, Kotabaru, Kalsel.
2. Sumber dana : Capital Expenditur (Capex) Perusahaan Tahun 2012/2013. 3. Konsultan pengawas : Transconsulting
Singapure.
4. Kontraktor pelaksana : PT. Indo Tehnik Industeri (ITI) Surabaya.
5. Nilai total kontrak : Rp. 18.500.000.000,-. 6. Waktu pelaksnaan : 24 minggu ( Agustus
2013 s/d Februari 2013).
7. Masa pemeliharaan : 6 bulan (180 hari). 8. Ukuran : 26 m x 56 m
9. Konstruksi dermaga : Beton becor
10. Tiang pancang : Tiang pancang beton. 11. Mooring dolphin : 3 unit.
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi”| 110 14. Kedalaman air : 5,5 meter LWS.
15. Posisi Koordinat : 03 o - 16 ‘ - 53,6 ‘
116 o - 06 ‘ - 20,5 ‘‘E
16. Cat walk : 2 unit
17. Peruntukan : Bongkar muat bulk material dan container ( tongkang 300 ft).
Berikut ini adalah gambar rencana pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4, di pelabuhan khusus PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Seperti gambar 2, 3, 5 dan 6
Gambar 2. Gambar Rencana Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Jetty B4
Gambar 3. Potongan A-A (long section)
Gambar 4. Potongan B-B (left side section)
Gambar 5. Potongan C-C (right side section)
Rencana Metode Teknologi Konstruksi Yang Akan Digunakan
Rencana metode konstruksi yang akan digunakan/dipilih seperti flowchart sebagai berikut:
Gambar 6. Flowchart Rencana Metode Konstruksi Yang Akan Digunakan
Rencana metode konstruksi yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan pendahuluan, merupakan pekerjaan persiapan, seperti pembuatan kantor proyek, gudang material atau stock yard, base camp untuk pekerja, tempat parkir alat-alat berat dan pos jaga.
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi”| 111 3. Pekerjaan jetty, yaitu pekerjaan pelapisan inti
dan perkuatan kaki-kaki, terutama dari gerusan arus air laut dan gelombang.
4. Pekerjaan seawall, yaitu pekerjaan pembuatan diding pelindung jalan menuju dermaga dan sisi-sisi samping dermaga.
5. Pekerjaan dermaga, yaitu pekerjaan pemancangan tiang pancang, dengan menggunakan single drop hammer, dan pemilihan tiang pancang jenis concrete pile, dengan pertimbangan ketahanan terhadap korosi dan kekuatan dermaga, dimana sesuai rencana, di atas dermaga akan dipasang alat bongkar muat (Harbour Mobile Crane). Selanjutnya pekerjaan pembetonan dermaga dengan kombinasi beton pre-cast (beton pracetak) dan cast-insitu(pengecoran ditempat), dengan mempertimbangankan ketersediaan lokasi untuk pembuatan beton pre-cast, fasiltas bacthing plant yang dekat dengan lokasi proyek dan truck mixer sebagai penunjang. Disamping itu, sulitnya mendapatkan material kayu/papan untuk bekisting. Pertimbangan terpenting adalah waktu penyelesaian pekerjaan bisa lebih cepat dan ramah lingkungan.
6. Pemasangan fasilitas penunjang, yaitu pemasangan asesoris dermaga, seperti bolder, fender, lampu penerangan, sarana navigasi, penangkal petir dan fasilitas safety dan security seperti pipa untuk fire hydrant, kamera CCTV dan lain sebagainya.
7. Pemasangan fasilitas bongkar muat, yaitu pemasangan satu unit alat bongkar muat berupa Harbour Mobile Crane, yang bisa digunakan untuk bongkar muat material curah dan bongkar muat kontainer.
Penerapan Metode Pelaksanaan Konstruksi 1. Material atau Bahan
Bahan–bahan bangunan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi di dalam mendirikan atau membuat suatu bangunan. Pemilihan bahan–bahan tersebut harus benar– benar mendapat perhatian demi kelancaran pelaksanaan pembangunan dan mendapatkan kualitas bangunan yang baik. Material yang diperlukan dalam pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4, pelabuhan khusus PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit produksi Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut:
2. Batu Pecah
Batu pecah digunakan sebagai lapis pelindung bagian inti, lapis pelindung 2 dan juga sebagai pelindung kaki bangunan (toe protection) pada bangunan Jetty B4 dan seawall.
3. Adukan Beton Siap Pakai (Ready Mixed Concrete)
Adukan beton ready mixed adalah adukan beton siap pakai yang dibuat dan diolah sesuai dengan mutu pesanan sehingga pemesan dapat
langsung menggunakan untuk keperluan pengecoran. Pada proyek ini, beton ready mixed digunakan untuk membuat tetrapod dan pada lantai dermaga dengan mutu beton K-300.
4. Tulangan Baja
Tulangan baja digunakan untuk pembuatan tulangan pada tetrapod, bolder, lantai dermaga, balok memanjang, balok melintang dan penulangan pondasi tiang pancang. Tulangan baja harus bebas dari karat, sisik dan lapisan yang dapat mengurangi lekatnya pada beton. Tulangan baja yang digunakan adalah ∅ 8, ∅12, ∅19, ∅25.
5. Kawat Peng ikat Tulangan
Kawat pengikat tulangan terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1mm. Kawat ini digunakan untuk mengikat tulangan baja agar tulangan-tulangan tersebut memiliki jarak yang tetap sesuai dengan rencana.
6. Papan Kayu / Multiplek
Multiplek digunakan untuk acuan cetakan beton atau bekisting pada pembuatan lantai dermaga.
7. Kayu
Kayu digunakan untuk membantu pembangunan konstruksi baik sebagai penyangga cetakan ataupun sebagai pijakan. Kayu yang dipakai harus pada kondisi yang baik, tidak cacat dan tidak lapuk. Pada proyek ini, kayu digunakan sebagai perancah dan penguat bekisting. Karena hanya sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pekerjaan tertentu dan sifatnyasementara, maka dipilih kayu dengan kelas keawetannya tidak terlalu tinggi tetapi cukup kuat menahan beban yang akan
Karet digunakan sebagai fender pada dermaga, fender berfungsi untuk menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga, selain itu fender juga melindungirusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak karena gelombang, arus dan angin.
9. Bollard/bolder
Bollard yang digunakan terbuat dari baja cor (cast steel) kualitas kelas 3-SC46
(sesuai JIS G5101) dan mampu menahan beban kerja 150 Ton, yang akan digunakan untuk mengikatkan tali-tali kapal.
Pelaksanaan Pekerjaan 1. Pekerjaan Persiapan
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi”| 112 b. Pembuatan gudang material, peralatan dan los
kerja besi.
c. Pembuatan base campstaf proyek dan barak pekerja.
d. Pos jaga.
e. Tempat parkir alat berat. 2. Pekerjaan Pengerukan Dasar Laut
Pekerjaan pengerukan dasar laut dilakukan untuk membuat alur pelayaran dan sebagai lokasi pembuatan jetty. Pekerjaan ini menggunakan crane barge yang dilengkapi dengan grab/clamp shell 10 ton, excavator long armdan satu unit tongkang 100 feet untuk penempatan material hasil pengerukan. Adapun material–material hasil pengerukan yang berupa batu karang dan pasir/lumpur dan kemudian dibuang ketempat yang telah ditentukan (dumping area) dengan menggunakan dump truk.
3. Pekerjaan Konstruksi Jetty
a. Pemasangan Batu Belah untuk Lapisan Inti dan Perkuatan Kaki
Batu belah yang digunakan untuk lapisan kedua jettybagian kepala/ujung memiliki berat 400-410 kg dan pada lapisan inti memiliki berat 20 kg. Untuk jettybagian badan/lengan, lapis pelindung kedua memiliki berat 300-320 kg dan pada lapisan inti memiliki berat 15-20 kg. Lapisan batu ini berguna untuk menahan datangnya arus gelombang
Pekerjaan perkuatan kaki pada pembangunan jetty B4 ini terbuat dari tumpukan batu belah yang memiliki berat 250-300 kg.Perkuatan ini berfungsi melindungi tanah pondasi tehadap gerusan akibat gelombang. Arus dan gelombang yang besar dapat menyebabkan terjadinya erosi pada tanah pondasi. Oleh sebab itu, diperlukan perkuatan kaki guna mengatasi masalah tersebut. Pemasangan batu belah pada kedalaman hingga –2,0 meter dilakukan dengan menggunakan excavator yang diletakkan di atas kapal ponton yang ditarik dengan boat penarik. Pada pemasangan batu belah ini digunakan pula alat pelampung dan sensor serta penyelam yang mengarahkan posisi penimbunan di bawah air.
Untuk kemudahan dalam pemasangan dan sesuai dengan gambar rencana, maka perlu dilakukan pemasangan patok–patok bambu yang telah terlebih dahulu diukur dan diatur penempatannya dengan menggunakan waterpassdan theodolite.
b. Pemasangan Tetrapod
Tetrapod terbuat dari beton (biasanya readymix) dan tulangan besi yang memiliki ukuran dan tingkat kekuatan tertentu sesuai dengan desain yang dibuat. Adapun tulangan besi berguna sebagai penguat struktur sekaligus sebagai pembentuk tetrapod. Pembuatan tetrapod dilakukan langsung di
lapangan dengan cetakan yang sesuai dengan desain.
Pemasangan tetrapod dilakukan dengan menggunakan crane yang diletakkan di atas kapal ponton yang ditarik dengan boat penarik. Pada pemasangan batu pecah ini tumpukan batu
Tetrapod digunakan pula alat pelampung dan sensorserta penyelam yang mengarahkan posisi penimbunan di bawah air. Untuk kemudahan dalam pemasangan dan sesuai dengan gambar rencana, maka perlu dilakukan pemasangan patok – patok bambu yang telah terlebih dahulu diukur dan diatur penempatannya dengan menggunakan waterpass dan theodolite .
c. Pekerjaan Bangunan Seawall
Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian dilakukan untuk memperoleh kedalaman tertentu dimana pelindung kaki dan lapis batu pelindung konstruksi seawallakan ditempatkan.
Pekerjaan Lapis Pengisi
Setelah pekerjaan galian selesai, pekerjaan berikutnya adalah pelaksanaan pekerjaan lapis pengisi. Lapis pengisi kedua menggunakan batu belah dengan berat 40-42 kg.
Pekerjaan Lapis Pelindung Utama
Setelah pekerjaan pelindung kaki selesai,langkah berikutnya adalah pelaksanaan pekerjaan lapis pelindung utama. Lapis pelindung utama menggunakan batu belah dengan berat 400-415 kg.
Pekerjaan Pelindung Kaki
Setelah pekerjaan lapis pelindung kedua selesai, langkah berikutnya adalah pelaksanaan pekerjaan pelindung kaki. Pelindung kaki menggunakan batu belah dengan berat 50-60 kg.
d. Pekerjaan lantai dermaga
Pekerjaan pondasi tiang pancang
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi”| 113 ditentukan sehingga tiang pancang dapat
mencapai dasar sesuai dengan gambar rencana. Alat yang digunakan sebagai palu untuk memukul tiang pancang agar masuk ke dalam tanah adalah single acting drop hammer.
Pemasangan Beton Pre-cast dan Penulangan Plat Lantai
Sebelum pekerjaan penulangan plat lantai dilaksanakan dipasang lantai beton pre-cast terlebih dahulu, sebagai pengganti papan bekisting. Setelah pekerjaan pemasangan lantai beton pre-cast selesai, dilakukan pekerjaan penulangan. Pada penulangan balok ini menggunakan baja tulangan dengan Ø 19 mm, Ø 8 mm. Beton decking setebal 4 cm disiapkan dan dipasang setiap jarak 1,5-3 meter. Beton decking ini digunakan sebagai acuan tebal selimut beton dan pemisah tulangan dengan bekisting, serta tulangan dengan lantai kerja, sedangkan kawat baja (bendrat) digunakan untuk mengikat tulangan yang telah terpasang. Pada pekerjaan penulangan plat lant aidermaga, tulangan dirangkai setelah pembuatan penulangan balok. Pada penulangan plat lantai dermaga ini menggunakan baja tulangan dengan diameter tulangan 12 mm. Beton decking yang telah kita persiapkan dipasang pada jarak 1,5-3 meter. Tebal beton decking pada pekerjaan ini adalah 4 cm. Beton decking ini merupakan acuan tebal selimut beton dan pemisah tulangan dengan decking serta lantai kerja .
Pembuatan Bekisting Lantai Dermaga Bekisting merupakan rangkaian kayu dan papan yang dibuat menjadi satu bentuk tertentu. Bekisting mencetak beton sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pekerjaan pemasangan bekisting pada pembuatan plat lantai ini dilaksanakan bersamaan pada waktu pembuatan bekisting pada balok. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memudahkan dalam perencanaan bekisting keseluruhan dan pemasangannya, disamping itu dapat mempercepat pekerjaan dalam pengecoran. Untuk pembuatan bekisting perlu dipertimbangkan bahan-bahan yang diperlukan, hal ini untuk memenuhi aspek ekonomi dan teknologi, dengan sasaran kemudahan, aman dan ekonomis.
Pengecoran Lantai Dermaga
Mutu beton yang dipakai untuk pengecoran balok dan plat lantai ini adalah mutu K300. Pekerjaan ini dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan selesai. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pengecoran agar kekuatan beton tidak berkurang atau sesuai dengan spesifikasi/ syarat yang ditentukan antara lain :
- Kebersihan lokasi pengecoran. Lokasi pengecoran harus bersih dari segala bentuk kotoran yang mengurangi kekuatan beton. - Pemadatan beton harus menggunakan alat
penggetar (vibrator concrete) sehingga diharapkan dapat menghasilkan beton yang padat dan tidak berongga
sehingga dicapai kekutan beton yang disyaratkan.
- Kontrol terhadap kekuatan beton segar dilakukan dengan uji slump test dan pengambilan sampel untuk pengujian kuat tekan beton di laboratorium.
Pada saat pengecoran harus dilakukan penggetaran dengan alat penggetar beton (vibrator concrete) yang dimaksudkan untuk memadatkan beton dan tidak terjadi rongga, sehingga kekuatan beton sesuai dengan yang direncanakan.
Perawatan Lantai Dermaga dan Pembongkaran Bekisting
Perawatan beton dimaksudkan untuk mendapatkan mutu beton yang baik. Perawatan beton (curing) dilakukan setelah beton mulai mengeras dengan cara menyiram air pada permukaan beton dalam selang waktu tertentu. Tujuan pemberian air pada beton yaitu :
- Menghindari kehilangan zat cair pada awal proses pengerasan beton yang akan mempengaruhi proses waktu pengikatan awal.
- Mengurangi penguapan air beton yang terlalu besar akibat panas sehingga dapat menyebabkan terjadinya susut pada beton. - Perbedaan temperatur pada beton dapat
mengakibatkan retak pada beton.
- Perawatan beton dilaksanakan sampai batas yang ditentukan
- Pembongkaran bekisting dilakukan setelah pengecoran seluruh gelagar/ balok dan lantai dermaga selesai dan beton sudah mengeras dengan usia 2 hari.
- Pembongkaran dilakukan terhadap seluruh bagian balok dan lantai dermaga dandilakukan secara hati-hati untuk mencegah kerusakan pada sruktur balok dan lantai dermaga.
e. Pekerjaan Fasilitas Dermaga
Pekerjaan fasilitas dermaga ini meliputi
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi”| 114 template yang dibuat terlebih dahulu dimana
posisilubang persis seperti fender aslinya. Pemasangan anchor fender dilaksanakan setelahpemasangan besi beton dan sebelum pemasangan bekisting samping. Setelah besibeton terpasang terlebih dahulu dipasang template fender pada sisi luar dilanjutkandengan pemasangan baut anchor pada template fender sisi bagian belakang,kemudian anchor fender di las pada besi beton agar posisi anchor tidak berubah pada saat pengecoran.
Setelah semua anchor fender terpasang kuat pada besi beton maka template fender dilepas dan dilanjtkan dengan pemasangan bekisting penutup list plank. Setelah bekisting terpasang dianjutkan dengan proses pengecoran listplank. Sedangkan pemasangan fender dilakukan setelah bekisting listplank dibongkar dan cukup umur.
Pekerjaan Pemasangan Bollard/bolder
Bollard yang digunakan terbuat dari baja cor (cast steel) kualitas kelas 3-SC46
(sesuai JIS G5101) dan mampu menahan beban kerja 150 Ton .
Pada umumnya lubang anchor bolder memiliki sedikit sekali toleransi antara 1mm sampai dengan 3 mm sehingga pemasangan anchor harus presisi agar bollarddapat terpasang nantinya. Untuk memastikan posisi pemasangan anchor bollard yangtepat maka digunakan bollard itu sendiri sebagai template yang dipasang setelahpemasangan besi beton. Setelah bollard terpasang kuat bari dilaksanakan pengecoranbeton. Pelaksanaan proyek ini diharapkan dapat kebisingan, getaran, ataupun polusi udara yang disebabkan oleh asap kendaraan serta debu akibat dari kegiatan lapangan. Sehingga penerapan manajemen lingkungan sebagai pengelolaan terhadap dampak lingkungan dilaksanakan secara ketat.
f. Tahap Pemasangan Harbour Mobile Crane dan Test Commissioning
Pada tahap ini, dilakukan pemasangan satu unit Horbour Mobile Crane (HMC), dengan kapasitas angkat 100 ton dan bisa dugunakan untuk bongkar muat kontainer dengan kapsitas 400 kontainer perhari, dan juga bisa digunakan untuk bongkar muat material curah ( batu bara, gypsum, trass dan laterite), dengan kapasitas 5000 ton perhari .
Evaluasi dan Pembahasan
a. Pekerjaan pengerukan menggunakan crane barge yang dilengkapi dengan grab/clamp shell 10 ton, excavator long arm dan satu unit tongkang 100 feet untuk penempatan material hasil pengerukan. Alat ini dipilih karena sesuai kondisi material dasar laut yang akan dikeruk berupa lanau berpasir lunak dan juga mepertimbangkan, kemudahan pemindahan material dari tongkang penampung ke atas truk dan selanjutnya dibuang ke dumping area yang berjarak sekitar 5 km dari pelabuhan. Disisi lain penggunaan clamp shell bisa bersamaan dengan excavator long arm, sehingga mempercepat penyelesaian pekerjaan dan tidak banyak menimbulkan efek terhadap lingkungan. b. Pekerjaan pemancangan, menggunakan single
acting drop hammer, karena lebih mudah dioperasikan di permukaan air, dan lebih leluasa berolah gerak pada kondisi pelabuhan yang padat lalulintasnya, karena ukuranya yang tidak terlalu besar. Tiang pancang yang dipilih adalah yang berbentuk bulat berongga yang mempunyai diameter luar 508 mm dan 609 mm dengan panjang 14 m, jenis prestressed concrete spun piles dari hasil pabrikasi PT. Wijaya Karya dengan mutu beton K-600, karena sesuai dengan kedalam yang akan dipancang, dan perhitungan beban yang akan sangga termasuk peralatan bongkar muat yang akan dipasang di atas dermaga (Harbour Mobile Crane).
c. Pekerjaan pengecoran menggunakan gabungan antara pre-cast dan cast in situ, untuk mempersingkat waktu pelakaksanaan proyek dan dengan mepertimbangkan, fasilitas yang tersedia, burupa area untuk pencetakan pre-cast yang cukup luas tersedia, mudah dan tersediannya material untuk pembuatan pre-cast dan tersedianya concrete batching plant yang dilengkapi dengan truck mixernya, milik PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Disamping itu, penggunaan pre-cast juga mengurang limbah kayu atau papan bekas bekisting. d. Pemilihan Harbour Mobile Crane (HMC)
sebagai fasilitas bongkar muat, karena mempunyai fungsi ganda, yaitu bisa dipakai untuk bongkar muat kontainer dan juga bisa dipakai untuk bongkar muat material curah (batu bara, gypsum, fly ash dan trass). Disamping itu, bobot dari pada Harbour Mobile Crane, tidak terlalu membebani pondasi dan lantai dermaga.
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi”| 115 1. Metode konstruksi yang dipilih yaitu
pekerjaan persiapan, pekerjaan pengerukan dasar laut dan kolam labuh, pekerjaan jetty, pekerjaan sea wall, pekerjaan dermaga, pemasangan alat bongkar muat ( harbour mobile crane).
2. Material yang diperlukan dalam pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4, pelabuhan khusus PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit produksi Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan adalah Batu Pecah ; Adukan Beton Siap Pakai (Ready Mixed Concrete)dengan mutu beton K-300; Tulangan baja ∅ 8, ∅12, ∅19, ∅25 ; kawat pengikat tulangan ; papan kayu atau multiplek; kayu; fender type V – V800H2000L; bollard/bolder kelas 3-SC46. 3. Peralatan-peralatan yang digunakanpada
pelaksanaan pekerjaan pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4 adalah truk mixer , concrete pump , concrete vibrator , bender , bar cutter,theodolite, waterpass , dump truck , single acting drop hammer , excavator , kapal tongkang / ponton , boat penarik (tug boat), crane dan flat bed truck.
DAFTAR PUSTAKA
Abrar, H. (2010). Manajemen Proyek Perencanaan Penjadwalan & Pengendalian Proyek. Yokyakarta: Andi.
Alonzo De F. Quin. (1989). Design & Constuction of Port & Marine Structue.
Asiyanto. (2008). Metode Konstruksi Bangunan Pelabuhan. Penerbit Universitas IndonesiaUI Press.
Imam, S. (1999). Manajemen Proyek Jilid 1. Surabaya: Erlangga.
Soedjono, K. (2002). Perncanaan Pelabuhan. Penerbit ITB.