• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN SUMBER DAYA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN SUMBER DAYA (1)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

“Rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum Akibat

Limbah Industri di Kabupaten Karawang ”

Oleh :

Aqillah Zaenab

(115080100111016)

Imma Tazkiyah Elliswati (115080100111014)

Irsalina Soraya Nabilah (115080101111002)

Rila Arbianti

(115080101111016)

MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmad dan berkat Tuhan Yang Maha Esa sehingga tugas Manajemen Sumberdaya Perairan ini tentang penyusunan MRK dan MPP dapat terselesaikan dengan judul “ Rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum Akibat Limbah Industri di Kabupaten Karawang ”. Adapun kegunaan dari laporan MSP ini adalah memberikan referensi tentang pengelolaan terpadu daerah aliran sungai bagi pembaca baik dari kalangan akademisi maupun masyarakat umum. Penulis menyadari akan adanya kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu penulis meminta maaf dan dimohon untuk memberikan saran serta kritik yang membangun demi penyempurnaan isi maupun isi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih.

Malang, 4 Juni 2014

(3)

PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL SELAMA PRAKTIKUM DAN PENYUSUNAN LAPORAN

Hal paling dasar yang dapat diambil dari awal penyusunan perencanaan pengelolaan terpadu Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah kita diajak untuk berpikir bersama – sama secara sinergis dalam menganalisis permasalahan di sekeliling kita yang kadang dianggap remeh. Dalam proses berpikir secara tidak langsung kita kan menyadari betapa manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang keduanya sebenarnya saling membutuhkan. Alam memberikan semua yang dibutuhkan manusia demi kelangsungan hidupnya. Namun seiring bertambahnya waktu jumlah manusia makin menyesaki alam yang kemudian berimbas pada ketidakseimbangan alam sendiri.

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerusakan lingkungan di Indonesia telah menjadi keprihatinan banyak pihak, baik di dalam negeri maupun oleh dunia internasional. Hal ini ditandai dengan meningkatnya bencana alam yang dirasakan, seperti bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan yang semakin meningkat. Rendahnya daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai suatu ekosistem diduga merupakan salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam yang terkait dengan air (water related disaster) tersebut. Kerusakan DAS dipercepat oleh peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi, konflik kepentingan dan kurang keterpaduan antar sektor, antar wilayah hulu-tengah-hilir, terutama pada era otonomi daerah. Pada era otonomi daerah, sumberdaya alam ditempatkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi DAS sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1970-an melalui Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air (PPHTA), melalui Inpres Penghijauan dan Reboisasi, kemudian dilanjutkan dengan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Tujuan dari upaya-upaya tersebut pada dasarnya adalah untuk mewujudkan perbaikan lingkungan seperti penanggulangan bencana alam banjir, tanah longsor, dan kekeringan secara terpadu, transparan dan partisipatif, sehingga sumberdaya hutan dan lahan berfungsi optimal untuk menjamin keseimbangan lingkungan dan tata air DAS, serta memberikan manfaat sosial ekonomi yang nyata bagi masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan perlunya pengelolaan DAS secara terpadu yang harus melibatkan pemangku kepentingan pengelolaan sumberdaya alam yang terdiri dari unsur–unsur masyarakat, dunia usaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah dengan prinsip-prinsip keterpaduan kesetaraan dan berkomitmen untuk menerapkan penyelenggaraan pengelolaan sumberdaya alam yang adil, efektif, efisien dan berkelanjutan. Dalam penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu tersebut diperlukan perencanaan yang komprehensif yang mengakomodasikan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) dalam suatu DAS. Untuk itu perlu adanya pedoman penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu yang dapat dijadikan acuan bagi stakeholders.

(5)

Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota. Selain itu juga telah terjadi perubahan paradigma pemerintahan, pembangunan ekonomi dan pemanfaatan sumberdaya alam, sehingga pedoman tersebut perlu disempurnakan dengan mempertimbangkan perkembangan yang terjadi saat ini.

1.2 Tujuan

Tujuan dalam Praktikum Manajemen Sumberdaya Perairan ini untuk menyusun rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum Kabupaten Karawang

1.3 Kegunaan

(6)

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Profil Kegiatan dan Masalah

No STAKEHOLDER TUPOKSI MASALAH KOMPONENMASALAH

1. Dinas Pertanian Kehutanan

Perkebunan dan Peternakan

Tugas :

 Membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang Pertanian, Kehutanan Perkebunan dan Peternakan serta tugas pembantuan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah. Fungsi :

 Perumusan dan

penyusunan rencana program dan kegiatan dalam rangka penetapan kebijakan teknis di bidang Pertanian Kehutanan

Perkebunan dan

Peternakan;

 Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan;

 Pelaksanaan usaha

pencegahan dan

pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pangan dan hortikultura;

 Penyusunan dan

pelaksanaan

 Banyaknya penggunaan bahan pestisida pada lingkungan pertanian

sehingga menyebabkan pencemaran pada aliran sungai.

 Alih fungsi lahan hutan menjadi

pemukiman /

industri sehingga menambah

pencemaran yang

masuk ke

perairan.

(7)

pengembangan,

konservasi, rehabilitasi dan pemanfaatan lahan;

 Pelaksanaan

pemetaan, pengelolaan, pengaturan, pengawasan, penerapan tataguna lahan pertanian dan kawasan pertanian terpadu;

 Penetapan sentra

komoditas pertanian, sasaran areal tanam dan luas baku lahan pertanian

sesuai kemampuan

sumberdaya lahan;

 Peningkatan

pengelolaan air irigasi dan konservasi sumber-sumber air;

 Pengawasan

peredaran, pengadaan, penggunaan,

pengamanan, penyaluran sarana dan prasarana produksi pertanian;

 Pelaksanaan

pembinaan dan

bimbingan usaha disektor pertanian;

 Pelaksanaan

bimbingan penerapan pedoman/kerja sama kemitraan usaha hasil tanaman pangan dan hortikultura;

 Pelaksanaan

pengawasan dan

(8)

peningkatan produksi

usaha tani dan

perlindungan tanaman;

bimbingan pemasaran, lomba produk pertanian dan penyebaran informasi pasar hasil tanaman pangan dan hortikultura;

 Pelaksanaan

penyusunan statistik dan penerapan sistim informasi tanaman pangan dan hortikultura;

 Pelaksanaan

penyebaran dokumentasi dan informasi standarisasi sektor pertanian;

 Pelaksanaan

pengelolaan balai benih pertanian kehutanan

perkebunan dan

peternakan;

 Pelaksanaan

pengelolaan klinik hewan;

 Pengelolaan tugas di bidang ketatausahaan. 2. Dinas Perikanan

dan Kelautan

Tugas :

 Melaksanakan sebagian urusan rumah tangga Negara di bidang perikanan, kelautan dan peternakan serta tugas

(9)

pembantuan yang ditugaskan kepada pemerintah daerah. Fungsi :

 Pelaksana tugas

operasional di bidang perikanan, kelautan dan peternakan yang meliputi pengembangan,

pembinaan serta

penyuluhan berdasarkan Kebijakan Bupati ;

 Pelaksana tugas teknis fungsional di bidang perikanan, kelautan dan peternakan berdasarkan Gubernur Jawa Barat ;

 Pelaksanaan pelayanan teknis administratif melalui urusan rencana, program kerja dan pelaporan dinas, kepegawaian, keuangan dan umum ;

 Pelaksana pengkajian penerapan teknologi di tingkat usaha perikanan, kelautan, dan peternakan.

 Pengelola Unit Pelaksana Teknis Dinas.

sungai.

3. Dinas Pekerjaan Umum

Tugas:

 Berperan dalam

perencanaan dan

pengelolaan sumberdaya air

 Berperan dalam

(10)

 Pelaksana perencanaan

dan pengelolaan

sumberdaya air

 Pelaksana perencanaan dan pengelolaan tata ruang sungai

4. Dinas Kesehatan Tugas:

 Berperan dalam

pengendalian kualitas lingkungan.

Fungsi:

 Pelaksana dalam

perancanaan jaminan kesehatan masyarakat. melaksanakan rencana strategik yang berorientasi pada hasil yang ingin

dicapai dengan

memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Fungsi :

 Melaksanakan tugas operasional di bidang energi dan sumber daya mineral untuk menjadikan bidang energi dan sumber daya mineral sebagai penggerak utama roda perekonomian melalui

pembinaan dan

 Pemanfaatan sumber daya

alam yang

berlebihan dan kurang

bijaksana.

 Sosial

(11)

pengembangan serta perlindungan kepada masyarakat.

6. BPLH Tugas :

 Menyusun dan

menetapkan kebijakan pengawasan terhadap pelaku usaha dan/atau kegiatan

mengkoordinasikan

pengawasan yang

dilakukan dengan satuan kerja perangkat daerah.

 Mengkoordinasikan

pengawasan yang

dilakukan dengan satuan kerja perangkat daerah.

 Kurangnya

 Menciptakan lapangan

pekerjaan bagi

masyarakat setempat. Fungsi :

 Menyediakan kebutuhan bagi masyarakat

 Sebagai pelaku ekonomi

 Penggunaan teknologi yang kurang ramah lingkungan dan pengelolaan melaksanakan semua

bentuk aspirasi

masyarakat dalam bidang pembangunan

(12)

 Melaksanakan,

mengendalikan, dan

mengawasi serta

memotivasi mayarakat secara dalam memelihara hasil pembangunan secara berkesinambungan

 Turut serta menciptakan suasana yang kondusif Fungsi :

 Wadah penyalur kegiatan

sesuai dengan

kepentingan anggotanya

 Wadah pembinaan dan pengembangan

anggotanya dalam usaha mewujudkan tujuan organisasi

 Wadah peran serta dalam usaha mensukseskan pembangunan Nasional

 Sarana penyalur aspirasi anggota dan atau masyarakat dan sebagai sarana komunikasi sosial timbal balik antara anggota dan atau antara organisasi

kemasyarakatan dengan organisasi kekuatan sosial

politik, badan

permusyawaratan

perwakilan rakyat dan pemerintah

9. Kejaksaan Negeri Tugas :

 Memimpin dan

mengendalikan Kejaksaan

Negeri dalam

melaksanakan tugas,

 Kurang

tegasnya dalam menindak lanjuti sistem peraturan dan

(13)

wewenang dan fungsi Kejaksaan di daerah hukumnya serta membina aparatur Kejaksaan dilingkungan Kejaksaan Negeri yang bersangkutan agar berdaya guna dan berhasil guna;

 Melakukan dan atau mengendalikan kebijakan pelaksanaan penegakan hukum dan keadilan baik preventif maupun represif yang menjadi tanggung jawabnya didaerah hukum Kejaksaan Negeri yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa

Agung Republik

Indonesia.

 Melakukan penyelidikan,

penyidikan, pra

penuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan, eksekusi dan tindakan hukum lain berdasarkan peraturan

perundang-undangan dan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh jaksa agung.

 Melakukan koordinasi penanganan perkara pidana tertentu dengan instansi terkait meliputi penyelidikan, penyidikan

(14)

dan melaksanakan tugas-tugas yustisial lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung Republik Indonesia

 Melakukan pencegahan dan pelarangan terhadap orang yang terlibat dalam suatu perkara pidana untuk masuk ke dalam atau keluar meninggalkan wilayah kekuasaan

Negara Republik

Indonesia, peredaran barang cetakan yang dapat mengganggu ketertiban umum, penyalahgunaan dan atau penodaan agama serta pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan ketertiban masyarakat dan negara berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung Republik Indonesia

 Melakukan tindakan hukum di bidang perdata dan tata usaha negara, mewakili pemerintah dan negara di dalam dan di luar pengadilan sebagai usaha menyelamatkan

kekayaan negara

(15)

perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung Republik Indonesia

 Membina dan melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah dan organisasi lain di daerah

hukumya untuk

memecahkan masalah yang timbul terutama yang menyangkut tanggung jawabnya

 Pemberian perijinan sesuai dengan bidang

tugasnya dan

melaksanakan tugas-tugas lain berdasarkan peraturan

perundang-undangan dan

kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Jaksa Agung Republik Indonesia.

Fungsi:

 Melaksanakan kebijakan penegakan hukum dan keadilan baik preventif maupun represif yang menjadi tanggung jawabnya didaerah hukum Kejaksaan Negeri yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa

Agung Republik

(16)

10. Tokoh Masyarakat

Tugas:

 Menjalankan peran sebagai teladan yang

11. Perguruan Tinggi Tugas :

 Meyelenggarakan kegiatan belajar mengajar

 Melakukan penelitian

 Melaksanakan pengabdian pada masyarakat

Fungsi :

 Sebagai wadah

pengembangan ilmu pengetahuan

 Sumber pemikiran dan informasi bagi pemerintah dan masyarakat dalam melakukan pembangunan.

 Penggunaan strategi yang kurang tepat

12. DPRD Tugas:

 Merencanakan dan

menetapkan program kerja DPRD berdasarkan kebijakan operasional.

 Merencanakan,

mengkoordinasikan dan

memantau dan

mengendalikan pelaksana urusan program kerja.

 kurang menyalurkan aspirasi untuk masyarakat.

mengembangkan dan mengendalikan fasilitas dan seluruh sumber daya

(17)

LPPM sesuai pedoman SPMU

 Menyeleksi,

mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan LITABMAS yang akan, sedang, dan telah dilaksanakan pusat LITABMAS

 Mengkoordinasikan kegiatan LITABMAS pada seluruh pusat-pusat, jurusan dan fakultas serta unit lain yang relevan

2.2 ELI (Extention, Leverage, Intensity)

Stakeholder Masalah E L I Skor

ELI Dinas Pertanian Kehutanan

Perkebunan dan Peternakan

Banyaknya penggunaan bahan pestisida pada lingkungan pertanian sehingga menyebabkan pencemaran pada aliran sungai.

3 1 4 12

Alih fungsi lahan hutan menjadi pemukiman/industri sehingga

(18)

Alih fungsi lahan hutan menjadi industri sehingga menyebabkan

adanya pencemaran sungai.

Tingginya kebutuhan lahan untuk mata pencaharian.

Pesatnya pertumbuhan

penduduk.

Tidak tegasnya peraturan hukum daerah

Minimnya pengetahuan akan dampak dari alih

fungsi lahan.

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti progkam

KB.

Kurangnya kegiatan penyuluhan

mengenai lingkungan.

Adanya hukum yang hanya

mementingkan diri sendiri.

Kurangnya kesadaran hukum

Kurangnya kesadaran manusia baik dari segi peraturan maupun

kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.

menambah pencemaran yang masuk ke perairan.

Pembuangan kotoran dari peternakan yang sembarangan.

1 2 1 2

Dinas Perikanan dan Kelautan Pembuangan limbah perikanan yang sembarangan sehingga mencemari sungai.

3 1 1 3

Dinas Pekerjaan Umum Pembuangan sampah sembarangan. 2 1 4 8 Dinas Kesehatan Bertambahnya jumlah penduduk

sehingga menyebabkan

pembuangan limbah meningkat

4 1 4 16

Dinas ESDM Pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dan kurang bijaksana.

1 1 4 4

BPLH Kurangnya pengawasan dalam

pengelolaan lingkungan.

3 3 1 9

Perusahan industri swasta Penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan dan pengelolaan limbah yang kurang baik.

3 1 4 12

LSM Kurangnya adanya koordinasi antar lembaga LSM.

2 3 1 6

Kejaksaan Negeri Kurang tegas dalam menetapkan peraturan dan adanya oknum yang hanya mementingkan diri sendiri.

2 2 4 16

Tokoh Masyarakat Kurangnya kesadaran mengenai lingkungan.

2 3 1 6

Perguruan Tinggi Penggunaan strategi yang kurang tepat dalam pengaplikasian ilmu pengetahuan.

1 2 1 2

DPRD kurang menyalurkan aspirasi pada masyarakat.

2 2 4 16

Lembaga Penelitian Kurang tanggap dalam menghadapi masalah yang terjadi.

2 1 1 2

Masalah Pokok: Alih fungsi lahan hutan menjadi pemukiman/industri sehingga menambah pencemaran yang masuk ke perairan.

(19)

2.4 Matrik Perencanaan Program

MATRIKS PERENCANAAN PROGRAM

Nama Program : Menumbuhkan rasa kesadaran manusia baik dari segi peraturan maupun kepedulian terhadap kelestarian lingkungan untuk

meminimalkan adanya pencemaran sungai akibat dari meningkatnya pembangunan industri.

Instansi : Pemerintahan Kabupat

en

Karawang Jangka Waktu : 2015 – 2019

Tujuan Program :Meminimalkan kegiatan pembangunan industri dan lebih ditegaskannya sistem peraturan sehingga dapat mengurangi pencemaran sungai. Dampak Program :Terwujudnya kondisi sungai yang lestari.

Hasil Program :Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan.

No. Kegiatan Instansi Penanggung

Jawab

(20)

1. Terlaksananya survey di wilayah Sungai Karawang selama 7 hari efektif dari tanggal 1-7 Oktober 2015 dengan biaya sebesar Rp 3.000.000,- dari dana APBD Kabupaten Karawang.

Tahun 2015 2016 201 7

2. Terlaksananya rencana program kegiatan pengelolaan Sungai Karawang selama 1,5 bulan dari tanggal 8 Oktober 2015 - 23 Nopember 2015 dengan biaya sebesar Rp5.000.000,- dari dana APBD Kabupaten Karawang.

Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 Jumla

Pihak terkait yang

melakukan rencana program

3. Terlaksananya penyuluhan ke masyarakat setempat terkait pengendalian dan penggunaan alih fungsi lahan di sekitar Sungai Karawang Selama 2 bulan efektif 1 Agustus – 30 September 2016 dengan biaya Rp 20.000.000,- dari dana APBD Kabupaten Karawang.

Tahun 2015 2016 201 7 peserta yang diberi

(21)

4. Terlaksananya program bersih-bersih sungai di sekitar Sungai Karawang selama 2 minggu efektif pada bulan Oktober 2016 dengan biaya Rp 5.000.000,- dari dana APBD Kabupaten Karawang.

Tahun 2015 2016 201 2018 2019 Jumla

5. Terlaksananya rehabilitasi lahan oleh Pemerintah dengan dibantu aparat keamanan setempat di sekitar Sungai Karawang selama 3 tahun efektif dari 1 November 2016 – 1 November 2018 dengan biaya sebesar Rp 250.000.000,-. dari dana APBD dan bantuan Bank Pembangunan Asia.

Tahun 2015 2016 201 7

2018 2019

Jumla h

200 200 200

Rp (juta)

50 100 100

1. Pemda 2. LSM

Pihak terkait yang

melaksanaka n rehabilitasi yang dibantu oleh

masyarakat setempat

6. Terlaksananya kontroling dan pemantauan kinerja program rehabilitasi oleh pemerintah dengan dibantu aparat keamanan setempat di wilayah Sungai Karawang selama 1 tahun efektif dari bulan September 2018 – September 2019 dengan biaya sebesar Rp 150.000.000,-dari dana APBD dan bantuan Bank Pembangunan Asia.

Tahun 2015 2016 201 7

Pihak terkait dan

(22)

Terlaksananya survei di sekitar Sungai Kabupaten Karawang

Melaksanakan survey lokasi yang menjadi lahan kritis di wilayah sungai

Kabupaten Karawang untuk

kemudian di tindaklanjuti

7. Terlaksananya evaluasi program kerja rehabilitasi oleh Pemerintah di wailayah Sungai Karawang selama 5 bulan dari bulan Oktober 2018 – Februari 2019 dengan biaya sebesar 20.000.000,-

Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 Jumla

h

10

Rp (juta)

20

1. Pemda

-2.5 MRK

(23)

. Kegiatan Penanggung Jawab

Instansi Terkait

Waktu Biaya (Rp)

Persiapan 1. Membentuk panitia 2. Perguruan

Tinggi

3. Bapedas 5 hari

1.000.000

Pelaksanaan 1. Melakukan penyuluhan di balai desa

2. Membagi brosur tentang

bahayanya alih fungsi lahan

Pengendalian 1. Adanya pemantauan kegiatan pasca penyuluhan 2. Pelaporan hasil

pemantauan

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Daerah Karawang merupakan salah satu daerah yang sungainya mengalami pencemaran akibat dari banyaknya alih fungsi lahan hutan yang dijadikan mejnadi industry.

 Akar masalah dari pengelolahan sungai di Kabupaten Karawang ini adalah Kurangnya kesadaran manusia baik dari segi peraturan maupun kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.

 Dari nilai skor ELI Alih fungsi lahan hutan menjadi pemukiman/industri sehingga menambah pencemaran yang masuk ke perairan.

(24)

3.2 Saran

Sebaiknya dalam perencanaan pengelolaan sungai di Kabupaten Karawang harus melalui pembuatan suatu pedoman terlebih dahulu. Dimana dalam pelaksanaannya harus melibatkan semua stakeholder yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Kepmenhut. 2009. Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu. Menhut- Ii No. P.39

Referensi

Dokumen terkait

Pada spektrum yang lebih luas, hukum difungsikan tidak hanya untuk memeriksa keadilan, tetapi sudah seharusnya menghasilkan keadilan, bahkan keadilan jenis baru ( new kind

Komite Tata Kelola Terintegrasi yang merupakan salah satu komite di bawah Dewan Komisaris, memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membantu dan memfasilitasi Dewan Komisaris

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa indikator yang memiliki nilai Z hitung bernilai negatif, terdiri dari, jaminan kepastian hukum dari pemerintah,

Fungsi perencanaan dan pengembangan karir pada PDAM Tirta Taman Kota Bontang belum berjalan secara efektif karena perusahaan belum menjalankan program rotasi kepada

Dalam mewujudkan keadilan gender perempuan dan laki-laki memiliki kebebasan untuk berpartisipasi di muka hukum dan memilih peran yang berbeda (atau sama) dan hasil

Jangan sampai salah anggapan bahwa kepuasan nasabah itu hanya menjadi tanggung jawab unit-unit operasional, lebih-lebih para perugas front-office. Sebaiknya

Untuk selanjutnya dari penelusuran konsep tanggung jawab Pemerintah Daerah memuncul isu hukum berkenaan dengan adanya kebijakan Pemerintah Daerah dalam perlindungan

Upaya penegakan hukum di perairan dan laut Indonesia ini diharapkan merupakan kegiatan yang berkelanjutan sehingga akan membuat efek jera bagi nelayan asing untuk