LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
“Rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum Akibat
Limbah Industri di Kabupaten Karawang ”
Oleh :
Aqillah Zaenab
(115080100111016)
Imma Tazkiyah Elliswati (115080100111014)
Irsalina Soraya Nabilah (115080101111002)
Rila Arbianti
(115080101111016)
MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmad dan berkat Tuhan Yang Maha Esa sehingga tugas Manajemen Sumberdaya Perairan ini tentang penyusunan MRK dan MPP dapat terselesaikan dengan judul “ Rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum Akibat Limbah Industri di Kabupaten Karawang ”. Adapun kegunaan dari laporan MSP ini adalah memberikan referensi tentang pengelolaan terpadu daerah aliran sungai bagi pembaca baik dari kalangan akademisi maupun masyarakat umum. Penulis menyadari akan adanya kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu penulis meminta maaf dan dimohon untuk memberikan saran serta kritik yang membangun demi penyempurnaan isi maupun isi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih.
Malang, 4 Juni 2014
PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL SELAMA PRAKTIKUM DAN PENYUSUNAN LAPORAN
Hal paling dasar yang dapat diambil dari awal penyusunan perencanaan pengelolaan terpadu Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah kita diajak untuk berpikir bersama – sama secara sinergis dalam menganalisis permasalahan di sekeliling kita yang kadang dianggap remeh. Dalam proses berpikir secara tidak langsung kita kan menyadari betapa manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang keduanya sebenarnya saling membutuhkan. Alam memberikan semua yang dibutuhkan manusia demi kelangsungan hidupnya. Namun seiring bertambahnya waktu jumlah manusia makin menyesaki alam yang kemudian berimbas pada ketidakseimbangan alam sendiri.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerusakan lingkungan di Indonesia telah menjadi keprihatinan banyak pihak, baik di dalam negeri maupun oleh dunia internasional. Hal ini ditandai dengan meningkatnya bencana alam yang dirasakan, seperti bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan yang semakin meningkat. Rendahnya daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai suatu ekosistem diduga merupakan salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam yang terkait dengan air (water related disaster) tersebut. Kerusakan DAS dipercepat oleh peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi, konflik kepentingan dan kurang keterpaduan antar sektor, antar wilayah hulu-tengah-hilir, terutama pada era otonomi daerah. Pada era otonomi daerah, sumberdaya alam ditempatkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi DAS sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1970-an melalui Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air (PPHTA), melalui Inpres Penghijauan dan Reboisasi, kemudian dilanjutkan dengan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Tujuan dari upaya-upaya tersebut pada dasarnya adalah untuk mewujudkan perbaikan lingkungan seperti penanggulangan bencana alam banjir, tanah longsor, dan kekeringan secara terpadu, transparan dan partisipatif, sehingga sumberdaya hutan dan lahan berfungsi optimal untuk menjamin keseimbangan lingkungan dan tata air DAS, serta memberikan manfaat sosial ekonomi yang nyata bagi masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan perlunya pengelolaan DAS secara terpadu yang harus melibatkan pemangku kepentingan pengelolaan sumberdaya alam yang terdiri dari unsur–unsur masyarakat, dunia usaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah dengan prinsip-prinsip keterpaduan kesetaraan dan berkomitmen untuk menerapkan penyelenggaraan pengelolaan sumberdaya alam yang adil, efektif, efisien dan berkelanjutan. Dalam penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu tersebut diperlukan perencanaan yang komprehensif yang mengakomodasikan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) dalam suatu DAS. Untuk itu perlu adanya pedoman penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu yang dapat dijadikan acuan bagi stakeholders.
Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota. Selain itu juga telah terjadi perubahan paradigma pemerintahan, pembangunan ekonomi dan pemanfaatan sumberdaya alam, sehingga pedoman tersebut perlu disempurnakan dengan mempertimbangkan perkembangan yang terjadi saat ini.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam Praktikum Manajemen Sumberdaya Perairan ini untuk menyusun rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum Kabupaten Karawang
1.3 Kegunaan
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Profil Kegiatan dan Masalah
No STAKEHOLDER TUPOKSI MASALAH KOMPONENMASALAH
1. Dinas Pertanian Kehutanan
Perkebunan dan Peternakan
Tugas :
Membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang Pertanian, Kehutanan Perkebunan dan Peternakan serta tugas pembantuan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah. Fungsi :
Perumusan dan
penyusunan rencana program dan kegiatan dalam rangka penetapan kebijakan teknis di bidang Pertanian Kehutanan
Perkebunan dan
Peternakan;
Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan;
Pelaksanaan usaha
pencegahan dan
pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pangan dan hortikultura;
Penyusunan dan
pelaksanaan
Banyaknya penggunaan bahan pestisida pada lingkungan pertanian
sehingga menyebabkan pencemaran pada aliran sungai.
Alih fungsi lahan hutan menjadi
pemukiman /
industri sehingga menambah
pencemaran yang
masuk ke
perairan.
pengembangan,
konservasi, rehabilitasi dan pemanfaatan lahan;
Pelaksanaan
pemetaan, pengelolaan, pengaturan, pengawasan, penerapan tataguna lahan pertanian dan kawasan pertanian terpadu;
Penetapan sentra
komoditas pertanian, sasaran areal tanam dan luas baku lahan pertanian
sesuai kemampuan
sumberdaya lahan;
Peningkatan
pengelolaan air irigasi dan konservasi sumber-sumber air;
Pengawasan
peredaran, pengadaan, penggunaan,
pengamanan, penyaluran sarana dan prasarana produksi pertanian;
Pelaksanaan
pembinaan dan
bimbingan usaha disektor pertanian;
Pelaksanaan
bimbingan penerapan pedoman/kerja sama kemitraan usaha hasil tanaman pangan dan hortikultura;
Pelaksanaan
pengawasan dan
peningkatan produksi
usaha tani dan
perlindungan tanaman;
bimbingan pemasaran, lomba produk pertanian dan penyebaran informasi pasar hasil tanaman pangan dan hortikultura;
Pelaksanaan
penyusunan statistik dan penerapan sistim informasi tanaman pangan dan hortikultura;
Pelaksanaan
penyebaran dokumentasi dan informasi standarisasi sektor pertanian;
Pelaksanaan
pengelolaan balai benih pertanian kehutanan
perkebunan dan
peternakan;
Pelaksanaan
pengelolaan klinik hewan;
Pengelolaan tugas di bidang ketatausahaan. 2. Dinas Perikanan
dan Kelautan
Tugas :
Melaksanakan sebagian urusan rumah tangga Negara di bidang perikanan, kelautan dan peternakan serta tugas
pembantuan yang ditugaskan kepada pemerintah daerah. Fungsi :
Pelaksana tugas
operasional di bidang perikanan, kelautan dan peternakan yang meliputi pengembangan,
pembinaan serta
penyuluhan berdasarkan Kebijakan Bupati ;
Pelaksana tugas teknis fungsional di bidang perikanan, kelautan dan peternakan berdasarkan Gubernur Jawa Barat ;
Pelaksanaan pelayanan teknis administratif melalui urusan rencana, program kerja dan pelaporan dinas, kepegawaian, keuangan dan umum ;
Pelaksana pengkajian penerapan teknologi di tingkat usaha perikanan, kelautan, dan peternakan.
Pengelola Unit Pelaksana Teknis Dinas.
sungai.
3. Dinas Pekerjaan Umum
Tugas:
Berperan dalam
perencanaan dan
pengelolaan sumberdaya air
Berperan dalam
Pelaksana perencanaan
dan pengelolaan
sumberdaya air
Pelaksana perencanaan dan pengelolaan tata ruang sungai
4. Dinas Kesehatan Tugas:
Berperan dalam
pengendalian kualitas lingkungan.
Fungsi:
Pelaksana dalam
perancanaan jaminan kesehatan masyarakat. melaksanakan rencana strategik yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai dengan
memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Fungsi :
Melaksanakan tugas operasional di bidang energi dan sumber daya mineral untuk menjadikan bidang energi dan sumber daya mineral sebagai penggerak utama roda perekonomian melalui
pembinaan dan
Pemanfaatan sumber daya
alam yang
berlebihan dan kurang
bijaksana.
Sosial
pengembangan serta perlindungan kepada masyarakat.
6. BPLH Tugas :
Menyusun dan
menetapkan kebijakan pengawasan terhadap pelaku usaha dan/atau kegiatan
mengkoordinasikan
pengawasan yang
dilakukan dengan satuan kerja perangkat daerah.
Mengkoordinasikan
pengawasan yang
dilakukan dengan satuan kerja perangkat daerah.
Kurangnya
Menciptakan lapangan
pekerjaan bagi
masyarakat setempat. Fungsi :
Menyediakan kebutuhan bagi masyarakat
Sebagai pelaku ekonomi
Penggunaan teknologi yang kurang ramah lingkungan dan pengelolaan melaksanakan semua
bentuk aspirasi
masyarakat dalam bidang pembangunan
Melaksanakan,
mengendalikan, dan
mengawasi serta
memotivasi mayarakat secara dalam memelihara hasil pembangunan secara berkesinambungan
Turut serta menciptakan suasana yang kondusif Fungsi :
Wadah penyalur kegiatan
sesuai dengan
kepentingan anggotanya
Wadah pembinaan dan pengembangan
anggotanya dalam usaha mewujudkan tujuan organisasi
Wadah peran serta dalam usaha mensukseskan pembangunan Nasional
Sarana penyalur aspirasi anggota dan atau masyarakat dan sebagai sarana komunikasi sosial timbal balik antara anggota dan atau antara organisasi
kemasyarakatan dengan organisasi kekuatan sosial
politik, badan
permusyawaratan
perwakilan rakyat dan pemerintah
9. Kejaksaan Negeri Tugas :
Memimpin dan
mengendalikan Kejaksaan
Negeri dalam
melaksanakan tugas,
Kurang
tegasnya dalam menindak lanjuti sistem peraturan dan
wewenang dan fungsi Kejaksaan di daerah hukumnya serta membina aparatur Kejaksaan dilingkungan Kejaksaan Negeri yang bersangkutan agar berdaya guna dan berhasil guna;
Melakukan dan atau mengendalikan kebijakan pelaksanaan penegakan hukum dan keadilan baik preventif maupun represif yang menjadi tanggung jawabnya didaerah hukum Kejaksaan Negeri yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa
Agung Republik
Indonesia.
Melakukan penyelidikan,
penyidikan, pra
penuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan, eksekusi dan tindakan hukum lain berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh jaksa agung.
Melakukan koordinasi penanganan perkara pidana tertentu dengan instansi terkait meliputi penyelidikan, penyidikan
dan melaksanakan tugas-tugas yustisial lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung Republik Indonesia
Melakukan pencegahan dan pelarangan terhadap orang yang terlibat dalam suatu perkara pidana untuk masuk ke dalam atau keluar meninggalkan wilayah kekuasaan
Negara Republik
Indonesia, peredaran barang cetakan yang dapat mengganggu ketertiban umum, penyalahgunaan dan atau penodaan agama serta pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan ketertiban masyarakat dan negara berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung Republik Indonesia
Melakukan tindakan hukum di bidang perdata dan tata usaha negara, mewakili pemerintah dan negara di dalam dan di luar pengadilan sebagai usaha menyelamatkan
kekayaan negara
perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung Republik Indonesia
Membina dan melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah dan organisasi lain di daerah
hukumya untuk
memecahkan masalah yang timbul terutama yang menyangkut tanggung jawabnya
Pemberian perijinan sesuai dengan bidang
tugasnya dan
melaksanakan tugas-tugas lain berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan
kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Jaksa Agung Republik Indonesia.
Fungsi:
Melaksanakan kebijakan penegakan hukum dan keadilan baik preventif maupun represif yang menjadi tanggung jawabnya didaerah hukum Kejaksaan Negeri yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa
Agung Republik
10. Tokoh Masyarakat
Tugas:
Menjalankan peran sebagai teladan yang
11. Perguruan Tinggi Tugas :
Meyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
Melakukan penelitian
Melaksanakan pengabdian pada masyarakat
Fungsi :
Sebagai wadah
pengembangan ilmu pengetahuan
Sumber pemikiran dan informasi bagi pemerintah dan masyarakat dalam melakukan pembangunan.
Penggunaan strategi yang kurang tepat
12. DPRD Tugas:
Merencanakan dan
menetapkan program kerja DPRD berdasarkan kebijakan operasional.
Merencanakan,
mengkoordinasikan dan
memantau dan
mengendalikan pelaksana urusan program kerja.
kurang menyalurkan aspirasi untuk masyarakat.
mengembangkan dan mengendalikan fasilitas dan seluruh sumber daya
LPPM sesuai pedoman SPMU
Menyeleksi,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan LITABMAS yang akan, sedang, dan telah dilaksanakan pusat LITABMAS
Mengkoordinasikan kegiatan LITABMAS pada seluruh pusat-pusat, jurusan dan fakultas serta unit lain yang relevan
2.2 ELI (Extention, Leverage, Intensity)
Stakeholder Masalah E L I Skor
ELI Dinas Pertanian Kehutanan
Perkebunan dan Peternakan
Banyaknya penggunaan bahan pestisida pada lingkungan pertanian sehingga menyebabkan pencemaran pada aliran sungai.
3 1 4 12
Alih fungsi lahan hutan menjadi pemukiman/industri sehingga
Alih fungsi lahan hutan menjadi industri sehingga menyebabkan
adanya pencemaran sungai.
Tingginya kebutuhan lahan untuk mata pencaharian.
Pesatnya pertumbuhan
penduduk.
Tidak tegasnya peraturan hukum daerah
Minimnya pengetahuan akan dampak dari alih
fungsi lahan.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti progkam
KB.
Kurangnya kegiatan penyuluhan
mengenai lingkungan.
Adanya hukum yang hanya
mementingkan diri sendiri.
Kurangnya kesadaran hukum
Kurangnya kesadaran manusia baik dari segi peraturan maupun
kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
menambah pencemaran yang masuk ke perairan.
Pembuangan kotoran dari peternakan yang sembarangan.
1 2 1 2
Dinas Perikanan dan Kelautan Pembuangan limbah perikanan yang sembarangan sehingga mencemari sungai.
3 1 1 3
Dinas Pekerjaan Umum Pembuangan sampah sembarangan. 2 1 4 8 Dinas Kesehatan Bertambahnya jumlah penduduk
sehingga menyebabkan
pembuangan limbah meningkat
4 1 4 16
Dinas ESDM Pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dan kurang bijaksana.
1 1 4 4
BPLH Kurangnya pengawasan dalam
pengelolaan lingkungan.
3 3 1 9
Perusahan industri swasta Penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan dan pengelolaan limbah yang kurang baik.
3 1 4 12
LSM Kurangnya adanya koordinasi antar lembaga LSM.
2 3 1 6
Kejaksaan Negeri Kurang tegas dalam menetapkan peraturan dan adanya oknum yang hanya mementingkan diri sendiri.
2 2 4 16
Tokoh Masyarakat Kurangnya kesadaran mengenai lingkungan.
2 3 1 6
Perguruan Tinggi Penggunaan strategi yang kurang tepat dalam pengaplikasian ilmu pengetahuan.
1 2 1 2
DPRD kurang menyalurkan aspirasi pada masyarakat.
2 2 4 16
Lembaga Penelitian Kurang tanggap dalam menghadapi masalah yang terjadi.
2 1 1 2
Masalah Pokok: Alih fungsi lahan hutan menjadi pemukiman/industri sehingga menambah pencemaran yang masuk ke perairan.
2.4 Matrik Perencanaan Program
MATRIKS PERENCANAAN PROGRAM
Nama Program : Menumbuhkan rasa kesadaran manusia baik dari segi peraturan maupun kepedulian terhadap kelestarian lingkungan untuk
meminimalkan adanya pencemaran sungai akibat dari meningkatnya pembangunan industri.
Instansi : Pemerintahan Kabupat
en
Karawang Jangka Waktu : 2015 – 2019Tujuan Program :Meminimalkan kegiatan pembangunan industri dan lebih ditegaskannya sistem peraturan sehingga dapat mengurangi pencemaran sungai. Dampak Program :Terwujudnya kondisi sungai yang lestari.
Hasil Program :Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan.
No. Kegiatan Instansi Penanggung
Jawab
1. Terlaksananya survey di wilayah Sungai Karawang selama 7 hari efektif dari tanggal 1-7 Oktober 2015 dengan biaya sebesar Rp 3.000.000,- dari dana APBD Kabupaten Karawang.
Tahun 2015 2016 201 7
2. Terlaksananya rencana program kegiatan pengelolaan Sungai Karawang selama 1,5 bulan dari tanggal 8 Oktober 2015 - 23 Nopember 2015 dengan biaya sebesar Rp5.000.000,- dari dana APBD Kabupaten Karawang.
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 Jumla
Pihak terkait yang
melakukan rencana program
3. Terlaksananya penyuluhan ke masyarakat setempat terkait pengendalian dan penggunaan alih fungsi lahan di sekitar Sungai Karawang Selama 2 bulan efektif 1 Agustus – 30 September 2016 dengan biaya Rp 20.000.000,- dari dana APBD Kabupaten Karawang.
Tahun 2015 2016 201 7 peserta yang diberi
4. Terlaksananya program bersih-bersih sungai di sekitar Sungai Karawang selama 2 minggu efektif pada bulan Oktober 2016 dengan biaya Rp 5.000.000,- dari dana APBD Kabupaten Karawang.
Tahun 2015 2016 201 2018 2019 Jumla
5. Terlaksananya rehabilitasi lahan oleh Pemerintah dengan dibantu aparat keamanan setempat di sekitar Sungai Karawang selama 3 tahun efektif dari 1 November 2016 – 1 November 2018 dengan biaya sebesar Rp 250.000.000,-. dari dana APBD dan bantuan Bank Pembangunan Asia.
Tahun 2015 2016 201 7
2018 2019
Jumla h
200 200 200
Rp (juta)
50 100 100
1. Pemda 2. LSM
Pihak terkait yang
melaksanaka n rehabilitasi yang dibantu oleh
masyarakat setempat
6. Terlaksananya kontroling dan pemantauan kinerja program rehabilitasi oleh pemerintah dengan dibantu aparat keamanan setempat di wilayah Sungai Karawang selama 1 tahun efektif dari bulan September 2018 – September 2019 dengan biaya sebesar Rp 150.000.000,-dari dana APBD dan bantuan Bank Pembangunan Asia.
Tahun 2015 2016 201 7
Pihak terkait dan
Terlaksananya survei di sekitar Sungai Kabupaten Karawang
Melaksanakan survey lokasi yang menjadi lahan kritis di wilayah sungai
Kabupaten Karawang untuk
kemudian di tindaklanjuti
7. Terlaksananya evaluasi program kerja rehabilitasi oleh Pemerintah di wailayah Sungai Karawang selama 5 bulan dari bulan Oktober 2018 – Februari 2019 dengan biaya sebesar 20.000.000,-
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 Jumla
h
10
Rp (juta)
20
1. Pemda
-2.5 MRK
. Kegiatan Penanggung Jawab
Instansi Terkait
Waktu Biaya (Rp)
Persiapan 1. Membentuk panitia 2. Perguruan
Tinggi
3. Bapedas 5 hari
1.000.000
Pelaksanaan 1. Melakukan penyuluhan di balai desa
2. Membagi brosur tentang
bahayanya alih fungsi lahan
Pengendalian 1. Adanya pemantauan kegiatan pasca penyuluhan 2. Pelaporan hasil
pemantauan
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Daerah Karawang merupakan salah satu daerah yang sungainya mengalami pencemaran akibat dari banyaknya alih fungsi lahan hutan yang dijadikan mejnadi industry.
Akar masalah dari pengelolahan sungai di Kabupaten Karawang ini adalah Kurangnya kesadaran manusia baik dari segi peraturan maupun kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
Dari nilai skor ELI Alih fungsi lahan hutan menjadi pemukiman/industri sehingga menambah pencemaran yang masuk ke perairan.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam perencanaan pengelolaan sungai di Kabupaten Karawang harus melalui pembuatan suatu pedoman terlebih dahulu. Dimana dalam pelaksanaannya harus melibatkan semua stakeholder yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Kepmenhut. 2009. Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu. Menhut- Ii No. P.39