25 BAB IV
PRODUKSI DESAIN POSTER 4.1Pengertian singkat tentang culture shock
Gudykunst dan Kim (2003), memandang culture shock sebagai reaksi-reaksi yang muncul terhadap situasi dimana individu mengalami keterkejutan dan tekanan karena berada dalam lingkungan yang berbeda, yang menyebabkan terguncangnya konsep diri, identitas kultural dan menimbulkan kecemasan yang tidak beralasan. Gerungan (2004) menyatakan bahwa di dalam penyesuaian, individu dituntut untuk mampu mengadakan cara penyesuaian yang baik tanpa menimbulkan konflik bagi diri sendiri maupun masyarakat. Menurut Hurlock (1999) adanya hambatan dalam penyesuaian diri akan menimbulkan sikap tergantung, sikap rendah diri, dan tidak memiliki rasa percaya diri, kecemasan yang tinggi, depresi dan individu senantiasa mengalami hambatan atau konflik dalam hubungannya dengan orang lain. Hal tersebut bisa mengakibatkan culture shock dalam komunikasi antar budaya. Pedersen (1995) mendefinisikan culture shock sebagai proses penyesuaian awal pada lingkungan yang tidak familiar. 4.2Pengkajian informasi dari mahasiswa UKSW pendatang
26 menyebabkan kurangnya rasa percaya diri, murung, dan rasa penolakan diri terhadap lingkungan yang baru.
4.3Gambaran Produksi
Dalam praktek produksi iklan layanan masyrakat ini, peneliti memilih poster sebagai media komunikasi, Produksi poster ini didasari dari masalah yang terjadi pada mahasiswa UKSW pendatang yang mengalami tekanan karna berada dalam lingkungan dan budaya yang baru. Hal inilah yang membuat penulis tertarik membuat iklan layanan masyarakat dalam bentuk poster yang berisi ajakan mahasiswa UKSW untuk belajar menyesuaikan diri dan memahami budaya di lingkungan Kota Salatiga. Sehingga dengan adanya iklan layanan masyarakat ini, fenomena culture shock mahasiswa UKSW pendatang dari luar daerah yang berada di Kota Salatiga dapat berkurang. Poster merupakan salah satu iklan media luar yang dirasa memberikan dampak lebih karena dapat dipasang di mana saja sangat efisien dan efektif dalam mengkomunikasikan pesan pada masyarakat kususnya untuk mahasiswa pendatang yang berada dilingkungan kota salatiga, karena mereka yang melihat bisa lebih lama dalam memahami pesan yang terdapat dalam poster tersebut. Selain itu pemilihan media poster ini terkesan lebih fleksibel dan mudah ditemui oleh siapapun.
Untuk mewujudkan unsur suatu tampilan visual, ada beberapa unsur yang digunakan:
1. Titik
27 ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu (Kusrianto, 2007:30).
2. Garis
Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis, selain dikenal goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna (Kusrianto,2007:30).
3. Bidang
Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar. Ditinjau dari bentuknya, bidang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometri atau beraturan dan bidang non-geometriatau tidak beraturan. Bidang bisa dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis13 dalam kepadatan tertentu,dan dapat pula dalam kepadatan tertentu, dan dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu garis atau lebih (Kusrianto, 2007:30).
4. Ruang
Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau jarak antar objek berunsur titik, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua, yaitu ruang nyata dan semu (Kusrianto, 2007:30).
5. Warna
28 6. Tekstur
Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilat, polos, bercorak dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Dalam penerapannya tekstur dapat berpengaruh terhadap unsur visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan bidang dan ruang, serta intesitas warna (Kusrianto, 2007:31).
Pembuatan iklan layanan masyarakat dengan media poster ini akan menyajikan perpaduan gambar ilustrasi dengan tulisan agar dapat dengan mudah mempengaruhi prilaku mahasiswa pendatang di UKSW. Penggunaan gambar dan tulisan ini dimaksutkan agar para mahasiswa lebih mudah menangkap pesan dari poster ini. Didalam poster ini penulis memilih mengilustrasikan dua gambar siluet dimana gambar pertama mencerminkan kegembiraan seseorang yang berada di lingkungan aslinya. Untuk gambar kedua mempunyai makna dimana seorang yang mengalami kegelisahan karena kehilangan lambang dan symbol yang familiar dalam hubungan social karena berada dalam lingkungan yang baru atau budaya baru.
4.4 Proses Produksi poster
29 1. Pen tool untuk menggambar objek menjadi vector dan diberi warna hitam
agar terlihat seperti foto siluet.
Gambar 4.1 Desain Objek Pertama
2. Untuk gambar kedua prosesnya masih sama seperti gambar yang pertama, menggunakan Pen tool untuk menggambar objek menjadi vector.
30 3. Membuat background menggunakan pen tool, freehand tool, dan ellipse
tool.
Gambar 4.3 Desain Background Poster
4. Mewarnai background dengan Uniform fill, pilihan untuk warna tunggal atau satu warna.
31 5. Effects-PowerClips-PlaceInsideFrame untuk Menggabungkan objek dan
background dalam satu frame.
Gambar 4.5 Menggabungkan Objek dan Background
6. Menambahkan tulisan pada gambar menggunakan Text tool dan Penambahan logo UKSW.
32 7. Pilih menu file, export (Ctrl+E) lalu ketik nama file dan menentukan ukuran panjang lebar dan resolusi gambar yang akan di export menjadi format gambar digital (.jpg)
33 4.3 Hasil Produksi
Gambar 4.8 Desain Jadi Poster Culture Shock Hasil gambar poster
Pada poster ini penulis hanya memadukan tiga warna pokok dalam poster, hitam, putih dan abu-abu. Dari warna tersebut dapat diinterpretasikan seperti:
1. Pada poster kedua ini warna hitam bisa diartikan menjadi dua sifat:
a) Yang pertama warna hitam merupakan warna yang tegas, solid, dan kuat. Pada foto siluet pertama bertuliskan “Home Culture”
memberi arti bahwa seorang yang berada dalam budaya asli dimana tempat tinggalnya mempunyai kepercayaan diri yang kuat, solid dan tegas.
34 kedua bertuliskan “New Culture” mempunyai makna dimana
seorang yang mengalami kegelisahan karena kehilangan lambang dan symbol yang familiar dalam hubungan social karena berada dalam lingkungan yang baru atau budaya baru. Efek dari kegelisahan itu dapat menyebabkan kurangnya rasa percaya diri, murung, dan rasa penolakan diri terhadap lingkungan yang baru.
2. Warna abu-abu disini memberi makna ketenangan, keteduhan, dan elegan. Dibalik seseorang mengalami gejala culture shock pasti masih mempunyai perasaan yang tenang dan damai.
3. Warna putih memberi kesan warna yang suci, lembut, dan bersih. Dalam poster kedua ini warna putih memberi arti bahwa setiap individu yang mengalami masalah culture shock tetaplah harus membiasakan untuk menyesuaikan diri dalam suatu budaya atau lingkungan yang baru agar dapat diterima lingkungan dimana individu itu berada.
