• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI | Simhanandi | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 3010 5614 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI | Simhanandi | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 3010 5614 1 SM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI

CHANGE ORDER

SERTA FAKTOR

PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

F. Simhanandi1, W. Budiharjo2, Andi3

ABSTRAK :

Dalam setiap proyek konstruksi selalu terjadi perubahan atau yang biasa disebut dengan change order. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada kontraktor yang berada di kota Surabaya. Bangunan yang diteliti adalah bangunan tinggi dengan ketinggian minimal 20 meter dan 4 lantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pekerjaan konstruksi apa yang sering menyebabkan terjadinya change order ditinjau dari frekuensi nya dan besaran nilai nya terhadap nilai kontrak disertai dengan faktor penyebab nya mulai dari faktor utama dan faktor secara global pada pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas dan finishing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pekerjaan finishing merupakan pekerjaan yang sering mengakibatkan change order karena menunjukkan nilai frekuensi yang paling besar serta pada pekerjaan struktur atas dan finishing merupakan pekerjaan yang memiliki nilai besaran change order yang terbesar dan faktor perubahan desain merupakan faktor global yang mengakibatkan terjadinya change order pada semua pekerjaan kontsruksi mulai dari pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas dan finishing.

Kata kunci : change order

1. PENDAHULUAN

Dalam setiap pelaksanaan proyek kontsruksi selalu muncul banyak masalah mulai dari awal, tengah, hingga akhir proyek. Salah satu permasalahan yang sering muncul yaitu : “Change Order”, baik itu merupakan permintaan dari pihak owner atau pun pihak kontraktor itu sendiri. Jarang sekali dalam suatu proyek konstruksi tidak terjadi perubahan sampai proyek tersebut selesai (Nunnaly, 1993).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya change order pada setiap pekerjaan konstruksi mulai dari pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas, dan finishing serta nilai rata-rata frekuensi terjadinya change order dan besaran nilai change order terhadap nilai kontrak pekerjaan

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan beberapa referensi dari studi literatur dan penyebaran kuesioner kepada kontraktor yang berada di kota Surabaya. Sebelum menyebarkan kuesioner terlebih dahulu dilakukan “pilot study untuk mengetahui apakah kuesioner sudah dapat dimengerti oleh responden. Kuesioner ini sendiri terdiri dari 5 bagian yaitu :

(2)

1. Kuesioner bagian 1 (Satu) berisi tentang data diri responden seperti : nama, jabatan, dan lama pengalaman kerja di bidang konstruksi dan pada bagian ini juga dibuat beberapa pertanyaan seputar data perusahaan seperti : nama perusahaan, alamat perusahaan, nomor telepon perusahaan.

2. Kuesioner bagian 2 (Dua) berisi pendahuluan tentang change order. Pada bagian ini dibuat 2 (Dua) pertanyaan seputar change order yaitu apakah proyek anda pernah mengalami change order dan berapa nilai kontrak bangunan yang biasanya dikerjakan.

3. Kuesioner bagian 3 (Tiga) para responden diminta untuk memberi tanda silang (x) pada setiap faktor-faktor penyebab change order pada tahapan pekerjaan pondasi, struktur Bawah, struktur atas dan finishing.

4. Kuesioner bagian 4 (Empat) para responden diminta untuk mengisi nilai frekuensi terjadinya change order pada tahapan pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas, dan finishing dengan menggunakan skala frekuensi mulai dari 1 (Tidak Pernah) sampai dengan 6 (Selalu).

5. Kuesioner bagian 5 (Lima) para responden diminta untuk mengisi persentase nilai besaran Change order terhadap nilai kontrak pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas, dan finishing dengan menggunakan range nilai 0%; 0.1 - 5 %; 5.1 - 10%; 10.1 - 20%; 20.1 - 30%; > 30%; dan tidak tahu.

“pilot study” dilakukan kepada 3 (Tiga) kontraktor diSurabaya. Setelah dilakukan “pilot study” dengan menerima berbagai masukan dari responden akhirnya terjadi perubahan pada faktor penyebab change order yang semula 82 (Delapan Puluh Dua) faktor menjadi 34 (Tiga Puluh Empat) faktor saja sehingga untuk final kuesioner yang dipakai adalah 34 (Tiga Puluh Empat) faktor.

3. ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1. Informasi Umum Objek Penelitian

Informasi ini berisi data tentang lamanya pengalaman kerja responden di bidang konstruksi mulai dari < 5 tahun, 5 – 10 tahun, dan > 10 tahun seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Pengalaman Responden

Dari data responden yang ada mayoritas pernah menangani proyek yang memiliki nilai kontrak bangunan > 150 milyar sedangkan minoritas pernah menangani proyek bangunan dengan nilai kontrak

< 5 Tahun, 63%

5 - 10 Tahun, 24% > 10 Tahun,

(3)

sebesar 1- 50 milyar, 50 – 100 milyar dan 100 – 150 milyar rupiah seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Besar Nilai Kontrak Bangunan yang Pernah Ditangani Responden

3.2. Analisa Frekuensi Terjadinya Change Order di Setiap Tahapan Pekerjaan

Penelitian ini menggunakan analisa nilai mean pada setiap pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas, dan finishing seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1. Hal ini menunjukkan bahwa untuk semua tahapan pekerjaan sering terjadi change order mulai dari pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas serta . Namun, dapat dicermati bahwa untuk pekerjaan finishing merupakan pekerjaan yang paling sering terjadi change order dibandingkan dengan pekerjaan yang lain karena memiliki nilai mean yang paling besar yaitu 4.72 hal ini karena pada pekerjaan finishing seringkali terjadi perubahan desain karena permintaan owner.

Tabel 1. Nilai Mean untuk Setiap Tahapan Pekerjaan

3.3. Analisa Besaran Nilai Change Order terhadap Nilai Kontrak Pekerjaan

(4)

Tabel 2.Persentase Besaran Nilai Change Order terhadap Nilai Kontrak Pekerjaan (%)

3.4. Analisa Faktor Penyebab Change Order

3.4.1. Analisa Faktor Utama Penyebab Change Order pada Setiap Pekerjaan Konstruksi

3.4.1.1. Faktor Utama Penyebab Change Order pada Pekerjaan Pondasi

Dari hasil analisa didapatkan bahwa pada pekerjaan pondasi terdapat 2 (Dua) faktor utama penyebab terjadinya change order seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3. Faktor-faktor tersebut yaitu :

1. Faktor alam yang tak terduga (70.37%) 2. Perubahan desain (53.70%)

3.4.1.2. Faktor Utama Penyebab Change Order pada Pekerjaan Struktur Bawah

Dari hasil analisa didapatkan bahwa pada pekerjaan struktur bawah terdapat 2 (Dua) faktor utama penyebab terjadinya change order seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3. Faktor-faktor tersebut yaitu 1. Perubahan desain (53.70%)

2. Faktor alam yang tak terduga (51.85%)

3.4.1.3. Faktor Utama Penyebab Change Order pada Pekerjaan Struktur Atas

Dari hasil analisa didapatkan bahwa pada pekerjaan struktur atas terdapat 2 (Dua) faktor utama penyebab terjadinya change order seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3. Faktor-faktor tersebut yaitu:

1. Perubahan desain (53.70%)

2. Penambahan scope pekerjaan (53.70%)

3.4.1.4. Faktor Utama Penyebab Change Order pada Pekerjaan Finishing

Dari hasil analisa data didapatkan bahwa pada pekerjaan finishing terdapat 5 (Lima) faktor utama penyebab terjadinya change order seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3. Faktor-faktor tersebut yaitu: 1. Pengurangan scope pekerjaan (79.63%)

2. Penambahan scope pekerjaan (72.22%)

3. Owner/konsultan terlambat dalam menyetujui gambar, desain kontrak dan klarifikasi (70.37%) 4. Perubahan desain (66.67%)

5. Material yang tidak tersedia di pasaran (62.96%)

3.4.2. Analisa Faktor Penyebab Change Order Secara Global pada Pekerjaan Konstruksi

(5)

permintaan dari owner itu sendiri dengan berbagai pertimbangan seperti ingin merubah fungsi bangunan, merubah ruang meeting menjadi ruang kerja karyawan pada proyek kantor, dll.

Tabel 3. Faktor Penyebab Change Order pada Pekerjaan Konstruksi

No. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB CHANGE ORDER PONDASI STRUKTUR

BAWAH

STRUKTUR

ATAS FINISHING

1 Kesalahan dalam planning dan desain (gambar & spesifikasi) 48.15% 27.78% 33.33% 44.44%

2 Perubahan desain 53.70% 53.70% 53.70% 66.67%

3 Perubahan metode kerja 18.52% 48.15% 20.37% 31.48%

4 Kontrak yang kurang tegas 16.67% 31.48% 29.63% 50.00%

5 Penghentian kontrak sementara 16.67% 14.81% 20.37% 25.93%

6 Ketidaksesuaian antara gambar dan keadaan lapangan 44.44% 46.30% 35.19% 42.59%

7 Kurangnya pengetahuan tentang karakter material (desainer) 11.11% 14.81% 14.81% 44.44%

8 Penambahan scope pekerjaan 35.19% 40.74% 53.70% 79.63%

9 Pengurangan scope pekerjaan 31.48% 40.74% 42.59% 72.22%

10 Perubahan hukum/pemerintahan 18.52% 25.93% 27.78% 31.48%

11 Penambahan fasilitas untuk lingkungan penduduk 20.37% 27.78% 18.52% 24.07%

12 Jadwal proyek yang terlalu padat 20.37% 24.07% 20.37% 44.44%

13 Kurangnya informasi tentang keadaan lapangan 33.33% 38.89% 9.26% 31.48%

14 Material supply by owner terkirim tidak sesuai dengan spesifikasi 9.26% 18.52% 25.93% 50.00%

15 Material supply by contractor tidak sesuai dengan spesifikasi 5.56% 9.26% 9.26% 44.44%

16 Material / peralatan supply by owner terlambat 9.26% 18.52% 25.93% 37.04%

17 Material / peralatan supply by contractor terlambat 18.52% 18.52% 12.96% 40.74%

18 Buruknya alur informasi dari owner 35.19% 44.44% 40.74% 48.15%

19

Owner / konsultan terlambat dalam menyetujui gambar, desain

kontrak & klarifikasi 33.33% 40.74% 48.15% 70.37%

20 Percepatan pekerjaan oleh owner 11.11% 27.78% 37.04% 42.59%

21 Perlambatan pekerjaan oleh owner 14.81% 25.93% 37.04% 44.44%

22 Faktor alam yang tak terduga 70.37% 51.85% 14.81% 16.67%

23 Jumlah kerja lembur yang terlalu banyak 16.67% 18.52% 24.07% 33.33%

24 Kurangnya QA/QC 18.52% 22.22% 22.22% 33.33%

25 Kurang memadainya peralatan/perlengkapan 7.41% 27.78% 18.52% 37.04%

26 Kegagalan menyuplai tenaga kerja oleh Kontraktor 11.11% 20.37% 14.81% 37.04%

27 Kegagalan menyuplai tenaga kerja oleh Owner 11.11% 29.63% 22.22% 24.07%

28 Pembayaran Owner terlambat 31.48% 46.30% 48.15% 38.89%

29 Material yang tidak tersedia di pasar 12.96% 20.37% 24.07% 62.96%

30 Perselisihan antar pekerja 16.67% 18.52% 24.07% 24.07%

31 Perselisihan pekerja dengan kontraktor 7.41% 24.07% 11.11% 20.37%

32 Perselisihan antar pihak (owner, kontraktordan desain representatif) 29.63% 33.33% 33.33% 38.89%

33 Kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan 11.11% 33.33% 20.37% 29.63%

(6)

4. KESIMPULAN

4.1 Frekuensi Terjadinya Change Order di Setiap Tahapan Konstruksi

Pada keseluruhan tahapan pekerjaan konstruksi dari pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas, dan finishing dapat dikategorikan sering terjadi change order , dengan frekuensi yang paling sering terjadi change order pada pekerjaan finishing.

4.2 Besar Nilai Change Order terhadap Nilai Kontrak Pekerjaan

Besar nilai change order terhadap nilai kontrak yang terbesar terdapat pada pekerjaan struktur

atas dan finishing yaitu dengan besar nilai change order sebesar 10.1% - 20% dari nilai kontrak

sedangkan untuk pekerjaan pondasi sebesar 0.1% - 5%, dari nilai kontrak dan untuk pekerjaan

struktur bawah sebesar 5.1%-10% dari nilai kontrak.

4.3 Faktor-Faktor Utama Penyebab Change Order pada Setiap Pekerjaan Konstruksi

Pada pekerjaan pondasi faktor utama yang menyebabkan change order adalah faktor alam yang

tak terduga dan faktor perubahan desain. Pada pekerjaan struktur bawah faktor utama penyebab

change order adalah faktor perubahan desain dan faktor alam yang tak terduga. Pada pekerjaan

struktur atas faktor utama penyebab

change order adalah faktor perubahan desain dan faktor

penambahan

scope pekerjaan. Pada pekerjaan

finishing faktor utama penyebab change order

adalah faktor penambahan

scope pekerjaan, faktor pengurangan

scope pekerjaan, faktor

Owner/konsultan terlambat dalam menyetujui gambar, desain, kontrak dan klarifikasi, faktor

perubahan desain dan faktor material tidak tersedia dipasaran.

5 DAFTAR REFERENSI

Gambar

Gambar 1. Pengalaman Responden
Gambar 2.sebesar 1- 50 milyar, 50
Tabel 2. Persentase Besaran Nilai Change Order terhadap Nilai Kontrak Pekerjaan (%)
Tabel 3. Faktor Penyebab Change Order pada Pekerjaan Konstruksi

Referensi

Dokumen terkait

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-1/W5, 2015 International Conference on Sensors &amp; Models in

Mlaran ini berlaku mulai sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila frkemudian hariterdapat kekeliruan akan diadakan peninjauan kembali

Data from synoptic stations were used to specify which stations in terms of location ( x,y) have the highest precipitation rate and better potential for

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-3/W4, 2016 EuroCOW 2016, the European Calibration and Orientation

UJIAN PROPOSAL JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI

This means that LIDAR will play an important role in regional-scale biodiversity monitoring (Zlinszky et al., 2015b). The original study aimed to create proxies for all

Quantitative and qualitative analysis of each whirl wind occurence is done through some products, those are CMAX (Z) for maximum reflectivity value analysis and cloud

Nama Pekerjaan : Penyusunan Dokumen ANDAL UKL-UPL Pembangunan Infrastruktur Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata Air Terjun Lemutu Lokasi : Kabupaten Muara Enim.. Sumber Dana