PEMBUKTIAN
COMPLICATED
DIKAITKAN DENGAN
KOMPETENSI RELATIF PENGADIALN NIAGA
DALAM PERKARA KEPAILITAN
TESIS
OLEH
ISKANDAR 087005043/HK
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ii
PEMBUKTIAN COMPLICATED DIKAITKAN DENGAN KOMPETENSI RELATIF PENGADILAN NIAGA
DALAM PERKARAKEPAILITAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum Dalam Program Studi
Magister Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
OLEH
ISKANDAR 087005043/HK
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
iii
Judul Tesis : PEMBUKTIAN COMPLICATED DIKAITAKAN
DENGAN KOMPETENSI RELATIF
PENGADILAN NIAGA DALAM PERKARA
KEPAILITAN
Nama : ISKANDAR
Nim : 087005043
Program Studi : ILMU HUKUM
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Bismar Nasution.,SH.,MH
Ketua
)
(Prof. Dr. Sunarmi,SH,M. Hum) (Dr. Mahmul Siregar,SH,M. Hum
Anggota Anggota
)
Ketua program Studi Dekan
(Prof. Dr. Suhaidi,SH,HM) (Prof. Dr. Runtung,SH,M. Hum
)
iv
Telah Diuji
Tanggal : 20 januari 2012
PANITIA PENGUJI TESIS
KETUA : Prof. Dr. Bismar Nasution,SH,MH
ANGGOTA : 1. Prof. Dr. Sunarmi,SH,M. Hum
2. Dr. Mahmul Siregar, SH,M. Hum
3. Prof. Dr. Suhaidi,SH,MH
A B S T R A K
Penanganan perkara kepailitan di Pengadilan Niaga, tidak terlepas dari bukti awal yang dimiliki oleh Pemohon Pailit, apakah alat-alat bukti yang dimiliki oleh Pemohon Pailit tersebut sudah merupakan bukti yang membuktikan berdasarkan fakta dan keadaan hukum yang bersifat sederhana, sesuai dengan apa yang dimaksud bunyi Pasal 8 ayat (4) UUK-PKPU. Peran pembuktian dalam suatu proses hukum di Pengadilan Niaga sangatlah penting, karena keputusan-keputusan yang dibuat oleh Hakim Niaga selalu dan terfokus kepada alat-alat bukti formal yang terungkap dipersidangan, Hal ini disebabkan hukum acara yang digunakan dalam pemeriksaan perkara-perkara niaga adalah hukum acara perdata sesuai dengan bunyi Pasal 299 UUK-PKPU. Kenyataannya dalam praktik di Pengadilan Niaga tidaklah seindah yang dilukiskan oleh hukum, karena peranan alat bukti adalah salah satu faktor penting yang dimiliki oleh Pemohon Pailit untuk mengajukan Permohonan Pernyataan Pailit di Pengadilan Niaga. Hakim Niaga sangat sensitif dan tajam dalam memberikan penilaian pada setiap pertimbangan hukum keputusannya. Batasan tentang pembuktian yang sederhana tidak secara tegas disebutkan didalamUndang-undang Pailit, sehingga kewenangan Hakim Pengadilan Niaga sangat besar tanpa batasan yang jelas diberikan oleh Undang-undang.
Penelitian yang berjudul “Pembuktian Complicated Dikaitkan dengan Kompetensi Relatif Pengadilan Niaga dalam Perkara Kepailitan”, memiliki beberapa permasalahan hukum yang harus dikaji, meliputi : (a) bagaimanakah pembuktian yang bersifat sederhana (sumir) dan yang bersifat complicated dalam perkara kepailitan?; (b) mengapa Undang-Undang Kepailitan mensyaratkan pembuktian sederhana dalam perkara kepailitan?; dan (c) bagaimanakah Hakim melakukan pembuktian dalam perkara kepailitan yang mengandung unsur complicated dikaitkan dengan kompetensi relatif Pengadilan Niaga? Penelitian ini dilakukan secara Juridis Normatif. Pendekatan ini digunakan untuk mengadakan pendekatan terhadap permasalahan dengan cara melihat dari segi peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai hukum pembuktian yaitu tentang Pembuktian yang bersifat sederhana atau complicated .
menghasilkan kesepakatan bahwa pemeriksaan perkara permohonan kepailitan tidak mengenal adanya eksepsi, jawaban, replik, duplik dan kesimpulan, seperti halnya dalam gugatan yang bersifat partai. Sedangkan Pembuktian complicated merupakan bagian dari hukum acara yang dikenal dan berlaku dalam proses penyelesaian perkara perdata (disamping perkara pidana).
Hakekatnya pembuktian itu dilakukan sendiri oleh pihak yang mengajukan permohonan pailit, dan Hakim hanya bertugas mendengar, menilai dan menyimpulkan saja semua pembuktian yang dilakukan oleh pemohon tersebut dan hakim tidak wajib mendengarkan keterangan (pembuktian) dari termohon, karena sifat pembuktian dalam perkara kepailitan adalah pembuktian sepihak, yang tidak mengenal jawab-menjawab, replik, duplik sebagaimana yang berlaku dalam perkara perdata biasa. Eksistensi Pengadilan Niaga telah menimbulkan pergeseran pada kompetensi relatif Pengadilan Negeri. Ketika muncul sengketa komersial yang berhubungan kepailitan, maka tidak serta merta hal itu menjadi kompetensi Pengadilan Niaga untuk memeriksa dan menyelesaikannya, karena harus dibuktikan lebih dahulu, apakah sengketa/perkara itu pembuktiannya bersifat sederhana atau complicated. Bila setelah dilakukan pemeriksaan dengan cara mendengarkan keterangan-keterangan dari pemohon pailit dan eksepsi dari termohon pailit, maka hakim Pengadilan Niaga bisa menarik kesimpulan dan memutuskan apakah perkara itu dikabulkan atau sebaliknya ditolak. Bila dikabulkan, hal itu berarti bahwa perkara itu adalah perkara yang menjadi kompetensi Pengadilan Niaga. Sedangkan bila permohonan pailit yang diajukan oleh pemohon ditolak, maka hal itu berarti bahwa perkara tersebut bukanlah perkara yang termasuk kompetensi Pengadilan Niaga, melainkan merupakan perkara perdata biasa yang wajib diselesaikan melalui proses pengajuan gugatan perdata dan merupakan kompetensi Pengadilan Negeri.
A B S T R A C T
Commercial Court, but rather an ordinary civil case should be settled through the process of filing a civil suit and the competence of the District Court.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulilah, Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis serta panjatan doa dan shalawat kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan contoh dan tauladan, penulis masih
diberikan kesehatan dan kesempatan serta kemudahan dalam mengerjakan penelitian
ini.
Pada penelitian ini, penulis dengan ketulusan hati, mengucapkan terima kasih
sebesaar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
penelitian ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada :
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H., M.Sc.(C.T.M.), Sp.A.(K.), sebagai
Rektor Universitas Sumatera Utara;
2. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum., sebagai Dekan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara;
3. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH., M.Hum., sebagai Ketua Program Magister (S2)
dan Doktor (S3) Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara dan
merangkap sebagai Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dalam
hal penelitian;
4. Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH., M.Hum., sebagai Sekretaris Program
Magister (S2) Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara dan
merangkap sebagai Dosen Pembimbing III yang telah memberikan arahan
5. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH., MH., sebagai Dosen Pembimbing I
yang telah memberikan masukan dan ide-ide dalam hal penulisan penelitian
ini sampai dengan selesai;
6. Ibu Prof. Dr. Sunarmi, SH., M.Hum., sebagai Dosen Pembimbing II yang
bersabar dalam penyelesaian penelitian ini;
7. Bapak Dr.Hasim Purba, SH., M.Hum., sebagai Dosen Penguji II Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara;
8. Para Dosen dan Tata Usaha Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas
Sumatera Utara yang telah membantu selama penulis menjalani studi di
Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara;
9. Terima kasih yang sangat besar kepada kedua orang tua saya Ayahanda
Almarhum OK. M.Zainuddin Bachroem dan Ibunda Almarhumah Wan
Syahrul Bariah, yang telah membesarkan, mendidik, dan menyekolahkan saya
sehingga penulis dapat sampai ke jenjang Strata 2 ini ;
10.Terima kasih penulis kepada Isteri Saya Aziarni SH., dan anak-anakku Kania
Syafiza, M.Ibnu Hidayah dan M.Faqih Akbar, yang sangat memberikan
motivasi kepada penulis dan doanya sehingga dapat menyelesaikan studi di
Program Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara;
11.Tidak ketinggalan terima kasih kepada sahabat-sahabatku rekan mahasiswa,
sudah membantu selama penyelesaian penelitian ini, yang tidak dapat penulis
Akhir kata kiranya tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan, terutama dalam penerapan serta pengembangan ilmu hukum di
Indonesia.
Wassalamualaikum Wr. Wb.,
Medan, Januari 2012
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Iskandar
Tmpt /Tgl Lahir : Stabat, 23 Nopember 1961
Alamat : Jl.Jermal V Ujung no.100 Medan
Pekerjaan : Advokat & Konsultan Hukum
Agama : Islam.
1. Pendidikan Dasar dan Menengah Umum
a. SD : SD Negeri nomor 3 Stabat
b. S2 : Program Studi Magister Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, Medan, (2008 – 2011) 3. Pendidikan Khusus Profesi Advokat
ADVOKAT (PERADI), lulus tahun 1990
DAFTAR ISI
D. Maanfaat Penelitian ... 10
E. Keaslian Penelitian ... 11
F. Kerangka Teori ... 12
1. Kerangka Teori ... 12
2. Kerangka Konsep ... 22
G. Metode Penelitian ... 24
1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 25
2. Sumber Bahan Penelitian ... 26
3. Teknik Pengumpulan Data ... 28
4. Analisis Data ... 28
H. Sistematika Penulisan ... 29
BAB II PEMBUKTIAN DALAM PERKARA KEPAILITAN A. Pembuktian ... 31
1. Pengertian ... 31
2. Sistem Pembuktian Dalam Hukum Acara Perdata ... 35
a. Sistem Beracara Secara Langsung Dan Tidak Langsung ... 37
b. Sistem Pemeriksaan PerkaraDalam Ruang Sidang ... 39
c. Sistem Peradilan Dua Tingkat ... 43
3. Pembuktian mencari Dan Mewujubkan Kebenaran Formil ... 46
a. Tugas Dan Peran Hakim Bersifat Fasip ... 48
b. Putusan Berdasarkan Pembuktian Fakta ... 50
c. Aliran Baru Menentang Peran Hakim Bersifat Fasif- Total ... 52
B. Pembuktian Sederhana ... 53
C. Pembuktian Complicate ... 69
D. Pembuktian Dalam Perkara Kepailitan ... 73
BAB III ALASAN PEMBUKTIAN SEDERHANA DALAM PERKARA KEPAILITAN A. Alasan Pembuktian Sederhana ... 86
B. Perkara Kepailitan Yang Memenuhi Unsur Pembuktian Sederhana .... 92
B. Cara Kerja Hakim Dalam Melakukan Pembuktian Perkar kepailitan
Yang Bersifat Complikated ... 145 C. Kompetensi Relatif Pengadilan Niaga ... 158 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN