• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019 | Kabupaten Kerinci 8. BAB 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019 | Kabupaten Kerinci 8. BAB 2"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

RBAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geogafi dan Demografi 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Kerinci yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jambi memiliki luas wilayah sebesar 332.842 Ha (RTRW Kabupaten Kerinci, 2012 dan Kerinci Dalam Angka Tahun 2014). Dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Kerinci tersebut, tercatat 59,81 persen atau 199.088,48 Ha merupakan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), sedangkan 40,19 persen atau 133.753,52 Ha merupakan areal yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan seperti kawasan budidaya dan permukiman.

Secara administratif, Wilayah Kabupaten Kerinci terbagi dalam 16 (enam belas) wilayah kecamatan, yang memiliki keberagaman karakteristik seperti jumlah desa/kelurahan, luas wilayah, tingkat kepadatan penduduk, kualitas sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, dan kondisi geografis, serta ketersediaan sarana dan prasarana. Adanya keberagaman berbagai karakteristik wilayah antar kecamatan di Kabupaten Kerinci menyebabkan antar wilayah kecamatan dalam Kabupaten Kerinci masih menghadapi persoalan kesenjangan (disparity) dalam pembangunannya. Oleh karenanya, dalam kegiatan pembangunan jangka menengah lima tahunan, Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci bertekad untuk mengurangi kesenjangan (disparity)pembangunan antar wilayah, menuju Kerinci yang lebih baik dengan memperhatikan keberimbangan pembangunan.

Nama dan luas wilayah setiap kecamatan, luas Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di kecamatan dan luas lahan budidaya disetiap kecamatan, dapat dilihat sebagimana data yang terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1.

Luas Wilayah Setiap Kecamatan di Kabupaten KerinciTahun 2015

(2)

No. Kecamatan

Merangin 47.646 14,317 31.534,590 15,839 16.111,41 12,05

Total 332.842 100,00 199.088,48 100,00 133.715,52 100,00

Sumber : RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032

Dari sisi administrasi wilayah, Kabupaten Kerinci berbatasan langsung dengan beberapa provinsi, kabupaten dan kota, yaitu:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat;

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi dan Kabupaten Muko-Muko Provinsi Bengkulu: c. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bungo dan

Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.

d. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat dan Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi.

2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Kerinci merupakan salah satu kabupaten yang secara administrasi wilayah menjadi bagian dari wilayah Pemerintahan Provinsi Jambi, dimana secara astronomis berada diperlintasan transportasi darat utama yang menghubungkan antara Provinsi Jambi dengan Provinsi Sumatera Barat. Sementara itu, dari aspek geografis

Kabupaten Kerinci terletak diantara 01°41’ Lintang Selatan sampai dengan 02°26’ Lintang Selatan dan diantara 101°08’ Bujur Timur

sampai dengan 101°40’ Bujur Timur.

(3)

2.1.1.3. Topografi

Secaratofografi, wilayah Kabupaten Kerinci merupakan daerah pegunungan yaitu terletak di gugus Bukit Barisan dengan bentangan wilayah dari Gunung Kerinci sampai ke Gunung Raya, yang berada pada ketinggian 500-3805 m dpl, yang beriklim tropfis dan berhawa sejuk, dengan suhu rata-rata berkisar 22 derajat Celcius, serta memiliki karakteristik wilayah yang bergelombang, dengan dominasi perbukitan dan membentuk enclave yang sangat luas, yang sebahagian besarnya ditutupi hutan lebat yang alami. Sementara dari kondisi dilapangan, secara topografi Kabupaten Kerinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.1.1.3.1. Ketinggian Lahan

Ketinggian lahan di wilayah Kabupaten Kerinci bervariasi, berupa perbukitan dan pegunungan. Sekitar 45,89 persen wilayah terletak pada ketinggian 1.000-1.500 mdpl dengan luas 152.757 Ha, sekitar 0,25 persen wilayah atau seluas 848 Ha berada pada ketinggian diatas 2.500 mdpl, dan sekitar 1,06 persen wilayah atau seluas 3.535 Ha berada antara 0-500 mdpl.

2.1.1.3.2. Kemiringan Lahan

Wilayah Kabupaten Kerinci memiliki 5 klasifikasi lereng, yakni Wilayah datar dengan kemiringan lebih kecil dari 8 persen, wilayah dengan kemiringan 8-15 persen, wilayah bergelombang/berbukit dengan kemiringan 15-25 persen, wilayah cukup curam dengan kemiringan 25-40 persen, dan wilayah curam dengan kemiringan lebih besar dari 40 persen. Sekitar 35,53 persen atau hampir separuh wilayah Kabupaten Kerinci merupakan dataran bergelombang dengan kemiringan 15-25 persen. Sedangkan untuk wilayah datar dan relatif datar hanya mencapai 26,55 persen sampai dengan 24,75 persen terdiri dari kemiringan lebih kecildari 8 persen dan 8-15 persen.

Rincian data tentang klasifikasi lereng di Kabupaten Kerinci, dapat terlihat sebagaimana pada tabel 2.2 dibawah ini.

Tabel 2.2.

Klasifikasi Lereng Wilayah Kabupaten Kerinci Tahun 2015

No. Kecamatan Klasifikasi Lereng (Luas Ha)

<8% 8-15% 15-25% 25-40% >40%

1. Gunung Tujuh 5.453 3.016 4.923 1.647 890

2. Kayu Aro 6.236 2.665 1.696 529 388

3. Kayu Aro Barat 5.311 7.419 7.526 361 13

4. Gunung Kerinci 5.452 9.225 11.988 4.007 -

5. Siulak 2.650 3.964 5.938 1.733 -

6. Siulak Mukai 9.621 5.723 8.789 3.207 86

7. Air Hangat Barat 876 129 409 - -

8. Air Hangat 4.350 4.408 9.706 2.569 48

9. Air Hangat Timur 2.866 5.014 7.177 2.839 344

(4)

No. Kecamatan Klasifikasi Lereng (Luas Ha)

<8% 8-15% 15-25% 25-40% >40%

11. Sitinjau Laut 3.052 493 2.085 172 -

12. Danau Kerinci 5.428 2.591 10.218 4.252 124

13. Keliling Danau 8.349 10.027 10.427 6.496 1.165

14. Bukit Kerman 7.782 4.540 6.769 2.436 -

15. Gunung Raya 12.992 8.516 9.637 4.657 86

16. Batang Merangin 6.406 13.594 20.507 5.651 88

Jumlah 88.328 82.325 118.202 40.566 3.235

Sumber : RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032

2.1.1.4. Geologi

Secara geologi, struktur dan karakteristik Kabupaten Kerinci berada dalam sistem patahan (sesar) Sumatera yaitu sesar semangko yang membelah pulau Sumatera menjadi dua bagian mulai dari Lampung sampai Aceh. Sebagian besar (98,44 persen) wilayah Kabupaten Kerinci merupakan daerah pegunungan yang membentang dari Gunung Kerinci sampai Gunung Raya yang berada pada ketinggian 500 mdpl-3.805 mdpl merupakan bagian dari bukit barisan. Kemudian sekitar 81,22 persen wilayah terletak pada ketinggian di atas1.000 m dpl. Selain itu Kabupaten Kerinci terletak di daerah dataran rendah 500-1.000 m dpl seluas 72.246 Ha (17,20 persen) berketinggian antara 500-1.000 m dpl, dengan rata-rata curah hujan pertahun yang cukup tinggi.

2.1.1.5. Klimatologi

Kondisi klimatologis di Kabupaten Kerinci diantaranya curah hujan dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografis dan perputaran arus udara. Selama periode tahun 2011-2015, curah hujan tahunan di Kabupaten Kerinci relatif sedang hingga tinggi. Hal ini yang menyebabkan rata-rata suhu 220C- 230C dengan kelembaban tertinggi pada 82,0 % dan terendah 76,0 % serta tekanan udara berada pada kisaran tertinggi 1.017,4 mb dan terendah pada 923,2 mb.

Rincian data klimatologi Kabupaten Kerinci dalam 5 (lima) tahun terakhir, dapat dilihat sebagaimana tabel dibawah ini.

Tabel 2.3.

Data Klimatologi Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

Uraian Rata-Rata

2011 2012 2013 2014 2015

Suhu (°C)

 Maksimum 28,2 28,4 28,5 29,1 29,5

 Minimum 17,6 18,0 18,6 18,4 17,0

 Rata-Rata 21,9 22,3 22,6 22,5 22,6

Kelembaban Relatif (%) 76,0 82,0 81,0 82,0 81,0

Tekanan Udara (mb) 1.015,4 923,8 923,2 1016,4 1017,4

Kecepatan Angin (knot) 8,5 7,0 7,0 6,0 7,0

Curah Hujan (mm3) 120,3 142,3 121,1 112,6 151,1

(5)

2.1.1.6. Penggunaan Lahan

Penggunaan Lahan suatu wilayah merupakan perwujudan fisik dari semua kegiatan sosial ekonomi penduduk. Pengenalan pola penggunaan lahan ini sangat diperlukan, baik untuk memperoleh gambaran mengenai potensi daerah maupun untuk mengetahui pola distribusi kegiatan sosial ekonomi serta intensitas penggunaan lahan dan berbagai kegiatan yang ada.

Lahan di Kabupaten Kerinci sesuai fungsinya terdiri dari kawasan lindung yaitu kawasan yang termasuk ke dalam areal Taman Nasional Kerinci Seblat dengan luas mencapai 199.088,480 Ha (59,81 persen) dari total luas wilayah Kabupaten Kerinci dan sisanya sekitar 40,19 persen merupakan kawasan budidaya yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumber daya manusia dan sumberdaya buatan.

Adapun jenis dan luas kawasan budidaya di Kabupaten Kerinci, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.4.

Kawasan Budidaya di Kabupaten Kerinci Tahun 2015

Nama Kawasan Luas (Ha) %

A. Kawasan Hutan Produksi

1. Kawasan HutanTaman Rakyat (HTR) 2. Kawasan Hutan Produksi Pola Partisipasi

Masyarakat (HP3M)

8.322,19 17.344,15

8,84 16,74

B. Kawasan Hutan Rakyat 1.201,81 0,25

C. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan 1. Kawasan Pertanian Lahan Basah 2. Kawasan Pertanian Lahan Kering

13.514,35 25.391,10

7,40 18,95

D. Kawasan Hortikultura 21.901,65 17,53

E. Kawasan Perkebunan 39.589,18 28,37

F. Kawasan Perikanan 4.611 0,16

G. Kawasan Permukiman 2.672 1,75

Jumlah 133.715,52 100

Sumber: RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032

2.1.2.Potensi Pengembangan Wilayah

(6)

2.1.2.1. Potensi Bahan Galian

Potensi Sumberdaya Alam di Kabupaten Kerinci dapat digolongkan ke dalam golongan bahan galian industri dan bahan galian golongan A meliputi 22 jenis bahan galian dimana keberadaan sumberdaya yang ada masih pada tahap Sumberdaya Hipotetik.

2.1.2.2. Potensi Energi

Potensi energi yang cukup dominan di Kabupaten kerinci saat ini adalah potensi air dan potensi Panas Bumi. Potensi panas bumi (gheothermal) ini berada di Kecamatan Gunung Raya dan Air Hangat. Kapasitas energi listrik yang dihasilkan di Kecamatan Gunung Raya diperkirakan mencapai lebih kurang 200 Mega Watt. Potensi energi panas bumi ini belum dimanfaatkan secara maksimal, mengingat dua pertiga dari seluruh potensi yang ada lokasinya berada dalam kawasan hutan dan hanya sekitar sepertiganya yang berada diluar kawasan hutan.

Potensi air yang dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berada di Kecamatan Batang Merangin, yaitu PLTA Kerinci dengan kapasitas 2 x 175 Mega Watt. Selain itu, ada beberapa potensi air lainnya yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan di Kabupaten Kerinci antara lain :

a. Air Terjun Telun Berasap di Kecamatan Gunung Tujuh dengan kapasitas mencapai 6 Mega Watt;

b. Air Terjun Pancuran Tujuh di Kecamatan Siulak dengan kapasitas mencapai 4,5 Mega Watt sampai dengan 6 Mega Watt;

c. Air Terjun Sungai Medang di Kecamatan Air Hangat Timur dengan kapasitas mencapai 2 Mega Watt sampai dengan 3 Mega Watt; d. Air Terjun Pancuran Rayo di Kecamatan Keliling Danau dengan

kapasitas mencapai 2 Mega Watt sampai dengan 3,2 Mega watt; e. Air Terjun Bedeng IV di Kecamatan Batang Merangin dengan

Kapasitas mencapai 1,5 Mega Watt sampai dengan 2 Mega Watt; f. Air Terjun Batu Namura di Kecamatan Batang Merangin dengan

kapasitas mencapai 5 Mega Watt sampai dengan 6,2 Mega Watt.

2.1.2.3. Potensi Pariwisata

(7)

Tabel 2.5.

Obyek Wisata dan Jenisnya di Kabupaten KerinciTahun 2015

No. Nama Obyek Wisata Jenis Obyek Wisata

1. Pemandian Air Panas Sungai Medang Wisata Alam

2. Air Terjun 13 Tingkat Sungai Medang Wisata Alam

3. Gunung Kaca Wisata Alam

4. Air Terjun Pungut Wisata Alam

5. Air Panas Sungai Abu Wisata Alam

6. Panorama Bukit Villa Kemantan Wisata Alam

7. Batu Jung Kemantan Kebalai Wisata Alam

8. Air Terjun Pancuran Tujuh Wisata Alam

9. Goa Kapeh Wisata Alam

10. Air Terjun Siulak Kecil Wisata Alam

11. Air Terjun Pauh Tinggi Wisata Alam

12. Air Terjun Telun Berasap Wisata Alam

13. Gunung Kerinci Wisata Alam

14. Danau Gunung Tujuh Wisata Alam

15. Danau Belibis Wisata Alam

16. Rawa Ladeh Panjang Wisata Alam

17. Goa Kasah Wisata Alam

18. Perkebunan T eh Wisata Agro

19. Aroma Pecco Wisata Alam

20. Taman Bunga Puri Asri Wisata Agro

21. Air Terjun Koto Lebuh Tinggi Wisata Alam

22. Bukit Sembahyang Wisata Alam

23. Air Terjun Putri Mayang Wisata Alam

24. Dendeng Batokok Siulak Deras Wisata Kuliner

25. Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur Wisata Alam

26. Danau Lingkat Wisata Alam

27. Air Terjun Siluang Bersisik Emas Wisata Alam

28. Benteng Depati parbo Wisata Sejarah

29. Batu Selindrik Wisata Sejarah

30. Gerao Rasau Wisata Alam

31. Air Terjun Ksen Wisata Alam

32. Danau kaco Wisata Alam

33. Batu Bersurat Wisata Sejarah

34. Danau Kerinci Wisata Alam

35. Air Panas Semurup Wisata Alam

36. Mesjid Keramat Wisata Religius

37. Kebun Nanas Koto Tengah Wisata Agro

38. Danau Kecik Lempur Wisata Alam

39. Batu Patah dan Batu Bergambar Muak Wisata Sejarah

40. Batu Gong Pondok Wisata Sejarah

41. Gerao Nguak Lempur Tengah Wisata Alam

42. Gunung Batuah Lempur Wisata Alam

43. Air Terjun Telun Lempur Wisata Alam

(8)

No. Nama Obyek Wisata Jenis Obyek Wisata

45. Gerao silai Talang Kemuning Wisata Alam

46. Hutan Salak Talang Kemuning Wisato Agro

47. Taman Dewa Talang Kemuning Wisata Alam

48. Batu Meriam Talang Kemuning Wisata Alam

49. Batu Kursi Lempur Mudik Wisata Alam

50. Batu Berurat Lempur Mudik Wisata Alam

51. Air Terjun Mata Kucing Masgo Wisata Alam

52. Batu Biduk Pulau Sangkar Wisata Alam

53 Batu Mengalitik Muak Wisata Alam

54. Batu Gong Lolo Gedang Wisata Sejarah

55. Goa dan Air Terjun Pacah Sago Batang Merangin Wisata Alam

56. Sungai Batang Merangin Wisata Alam

57. Lembah Merangin Wisata Alam

58. Danau Alkab Tamiai Wisata Alam

59. Tanjung Pelita Pidung Wisata Alam

60. Hutan Adat Temedak Keluru Wisata Alam

61. Air Terjun Pancuran Aro Pulau Tengah Wisata Alam

62. Air Terjun Pancuran Gading Pulau Tengah Wisata Alam

63. Batu Raja Pulau Tengah Wisata Alam

64. Goa Belang Sanggaran Agung Wisata Alam

65. Goa Kelelawar Talang Kemulun Wisata Alam

66. Bukit Kutingga/Anjung Banio Penawar Wisata Alam

67. Sirujung Angin Hiang Karya Wisata Alam

68. Air Terjun Muaro Air Duo Wisata Alam

69. Panorama Bukit Tapan Sekungkung Wisata Alam

70. Air Terjun Pendung Semurup Wisata Alam

71. Batu Lumang Muara Semerah Semurup Wisata Alam

72. Perkebunan Manggis Semerap Wisata Aggro

73. Perkebunan Jeruk Pulau Tengah Wisata Aggro

74. Air Terjun 12 Tingkat Talang Kemulun Wisata Alam

75. Monumen Gempa Koto Iman Wisata Sejarah

76. Goa Batu Tanjung Tanah Wisata Alam

Sumber : RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032 dan Kerinci Dalam Angka 2016

2.1.2.4. Potensi Pertanian

(9)

Tabel 2.6.

Perkembangan Produksi Pertanian Kabupaten Kerinci Tahun 2011– 2015

No. Jenis Komoditi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1. Padi

Luas Tanam (Ha) 26.745,00 28.603,00 22.874,00 30.481,00 26.543,00

Luas Panen (Ha) 26.830,00 26.376,00 25.904,00 28.727,00 26.142,00

Produksi (Ton) 147.448,00 140.675,00 146.286,00 160.222,00 138.631,00

Produktifitas (Kw/Ha) 54,95 53,33 56,47 55,77 53,03

Produksi (Ton) 130.442,00 152.099,00 169.062,00 287.921,00 232.708,40

Produktifitas (Kw/Ha) 146,00 173,19 189,90 59,81 59,30

312.221 343.947 178.460 213.194 331.329

Produksi (Ton) 10.761,48 40.372,40 13.695,00 14.611,00 30.890,00

Sumber: Laporan Khusus Bupati Kerinci, 2011 dan 2012,dan Kerinci dalam Angka 2014-2015.

2.1.2.5. Tanaman Pangan

(10)

2.1.2.6. Tanaman Hortikultura

Tanaman hortikultura terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayur- sayuran. Tanaman buah-buahan yang potensial di Kabupaten Kerinci dan banyak dibudidayakan adalah : jambu air, belimbing, dan mangga. Sedangkan untuk tanaman sayur-sayuran didominasi oleh Kentang, Kol, Cabe/Lombok, dan Tomat. Pada umumnya, tanaman hortikultura terkosentrasi di beberapa wilayah, seperti di Kecamatan Kayu Aro, Kayu Aro Barat dan Gunung Tujuh, serta di Kecamatan Gunung Raya, Batang Merangin dan Bukit Kerman.

Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa potensi dan lokasi budidaya tanaman hortikultura ini ditentukan oleh daya dukung dan kesesuaian lahannya. Untuk itu pengembangan pertanian untuk tanaman hortikultura perlu mempertimbangkan zona agroklimat, kesuaian lahan dan keinginan masyarakat setempat, sehingga dapat diwujudkan keunggulan atau spesialisasi untuk masing-masing wilayah kecamatan. Sebagian besar hasil pertanian ini dijual ke pasar-pasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Kerinci pada khususnya dan masyarakat Kota Sungai Penuh dan Kabupaten/Kota lain seperti, Kabupaten Merangin, Kota Jambi, Muara Bungo, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kota Padang.

2.1.2.7. Tanaman Perkebunan

Tanaman perkebunan di Kabupaten Kerinci masih didominasi oleh tanaman kayu manis, dengan rata-rata luas tanam 40.761 Ha, diikuti oleh tanaman kopi dengan luas tanam 6.809 Ha, Teh yang dikelola oleh PTPN VI Kayu Aro seluas 2.625 Ha, Karet seluas 1.695 Ha,serta Tebu dengan luas 1.621 Ha. Melihat dari kondisi ini, dapat disimpulkan bahwa tanaman Kayu Manis masih merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Kerinci, meskipun luas tanamnya mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan. Akan tetapi tanaman Kayu Manis ini hanya terkosentrasi pada wilayah-wilayah tertentu di Kabupaten Kerinci, seperti Kecamatan Gunung Raya, Batang Merangin, dan Bukit Kerman.

(11)

Tabel 2.7.

Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

1 Cassiavera 40.944 53.623 2.233 40.962 53.623 2.233 40.962 52.980 2.216 40.962 52.980 2.216 40.761 53.031 2.654 Kulit Kering 2 Kopi Robusta 6.685 3.915 857 6.637 3.915 857 6.760 3.948 855 6.637 3.948 855 6.809 3.948 855 Kopi Beras 12 Tea 2.625 28.121 10.713 2.625 28.121 10.713 2.625 28.121 10.713 2.625 28.121 10.713 2.625 28.121 10.713 Daun Basah 13 Tebu 1.469 2.796 1.944 1.514 2.796 1.944 2.663 12.838 4.978 1.514 12.838 4.999 1.621 6.965 5.043 Gula Petak 14 Tembakau 281 109 619 317 109 619 517 131 544 317 163 595 504 195 596 Daun Kering

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Sumber: Laporan Khusus Bupati Kerinci 2011-2015

2.1.2.8. Peternakan

Beberapa jenis ternak yang banyak diusahakan di Kabupaten Kerinci yaitu berbagai jenis ayam, itik dan kambing. Wilayah kecamatan yang membudidayakan ternak Kambing diantaranya adalah Kecamatan Gunung Tujuh, Kayu Aro, Kayu Aro Barat, Depati VII, Danau Kerinci, Keliling Danau, Bukit Kerman dan Batang Merangin. Untuk ternak ayam diusahakan di enam kecamatan yaitu Kecamatan Gunung Tujuh, Siulak, Siulak Mukai, Depati VII, Sitinjau Laut, Danau Kerinci, dan Keliling Danau. Data tentang perkembangan populasi peternakan di Kabupaten Kerinci Tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat sebagaimana terdapat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.8.

Perkembangan Produksi Ternak di Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

(12)

No. Ternak Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

6. Ayam Buras 513.668 48.799 788.763 790.293 790.789

7. Ayam Ras Petelur 44.770 325.412 52.512 67.892 73.029

8. Ayam Ras Pedaging 298.543 272.846 364.968 391.768 401.465

9. Itik 252.152 557.779 248.556 247.815 247.568

Sumber: LKPJ Bupati Kerinci T.A. 2011 dan 2012, Lap. Khusus Bupati Kerinci 2013-2015

2.1.2.9. Perikanan

Pada sektor perikanan, masyarakat Kabupaten Kerinci memiliki pada umumnya membudidayakan perikanan air tawar, dan sebagian besar terkosentrasi di Danau Kerinci. Jenis ikan yang dibudidayakan di Kabupaten Kerinci sebanyak delapan jenis yaitu Ikan Barau, Ikan Mas, Ikan Nila,Ikan Semah, Ikan Medik, Ikan Mujair, Ikan Lele, dan Ikan Koan. Hasil budidaya perikanan ini kebanyakan untuk dikonsumsi sendiri oleh masyarakat dan sebagian lagi dijual di pasar-pasar tradisional di dalam wilayah Kabupaten Kerinci dan di Kota Sungai Penuh.

Dari ke delapan jenis ikan ini, terdapat dua jenis ikan yang banyak dibudidayakan yaitu Ikan Nila dan Ikan Mas. Selain itu, Kabupaten Kerinci memiliki satu jenis ikan yang merupakan komoditas spesifik daerah yaitu Ikan Semah. Untuk meningkatkan produktivitas Ikan Semah ini, pemerintah telah mengupayakan kegiatan pemijahan dan penyebaran benih Ikan Semah ke Danau Kerinci dalam rangka menambah populasi Ikan Semah, sehingga dapat diprioritaskan sebagai komoditas keunggulan spesifik daerah yang dapat dikonsumsi dan banyak diekspor keluar daerah Kabupaten Kerinci. Data perkembangan produksi perikanan di Kabupaten Kerinci Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015, dapat dilihat sebagaimana tersaji pada tabel 2.9 dibawah ini.

Tabel 2.9.

Perkembangan Produksi Perikanan Air Tawar Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015 (Ton)

Nama Ikan

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1. Barau 141,71 144,5 143,07 141,48 141,49

2. Mas 326,25 403,32 331,95 388,83 338,84

3. Nila 2.124,99 2.283,25 2.443,72 3.431,33 13.422,3

4. Semah 18,82 23,35 18,00 9,84 18,88

5. Medik 239,63 249,4 241,54 242,51 242,51

6. Lainnya 16,97 78,41 104,72 105,90 105,98

Sumber: Kerinci Dalam Angka 2011 dan 2012,Laporan Khusus Bupati Kerinci 2013-2015

2.1.2.10. Potensi Industri

(13)

Gula Merah Aren, Telur Asin, Keripik Ubi dan Talas, Anyaman, Tembakau Iris, Dodol Kentang, Sirup Kayu Manis dan Tempe. Industri-industri kecil ini tersebar di beberapa wilayah kecamatan yang merupakan sentra industri kecil.

Perkembangan industri yang tumbuh selama ini telah memberi efek ganda pada berbagai perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kerinci, diantaranya perkembangan industri rumah tangga, perkembangan lapangan kerja baru bagi masyarakat, dan juga pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan sektor industri dan dampaknya dalam 5 (lima) tahun terakhir di kabupaten Kerinci, dapat dilihatsebagaimana data yang tersaji dalam tabel 2.10 dibawah ini.

Tabel 2.10.

Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga di Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2015

Kecamatan

(14)

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Secara umum dari aspek geografis, wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokkan dalam beberapa satuan morfologi yaitu dataran, perbukitan yang bergelombang halus sampai perbukitan sedang dan pergunungan. Dari bentuk morfologi dan penyebaran batuannya terlihat ke arah Utara akan dijumpai morfologi yang lebih tinggi yaitu morfologi perbukitan bergelombang sampai pergunungan, yang diikuti dengan variasi dan berbagai jenis batuan. Sedangkan kearah Selatan dijumpai morfologi dataran rendah dengan jenis batuan yang relatif sejenis.

Sementara itu, dari aspek tofografi, wilayah Kabupaten Kerinci merupakan daerah pegunungan yaitu terletak di gugus Bukit Barisan dengan bentangan wilayah dari Gunung Kerinci sampai ke Gunung Raya, yang berada pada ketinggian 500-3.805 meter dari permukaan laut (mdpl), yang beriklim tropfis dan berhawa sejuk, dengan suhu rata-rata berkisar 22 derajat Celcius, serta memiliki karakteristik wilayah yang bergelombang, dengan dominasi perbukitan dan membentuk enclave yang sangat luas, yang sebagian besarditutupi hutan lebat yang alami, dengan ketinggian lahan di wilayah Kabupaten Kerinci bervariasi, berupa perbukitan dan pegunungan. Sekitar 45,89 persen wilayah terletak pada ketinggian 1.000-1.500 mdpl dengan luas 152.757 Ha, sekitar 0,25 persen wilayah atau seluas 848 Ha berada pada ketinggian diatas 2.500 mdpl, dan sekitar 1,06 persen wilayah atau seluas 3.535 Ha berada antara 0-500 mdpl.

Dari aspek kemiringan lahan, wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokan kedalam 5 (lima) kelompok yaitu, wilayah datar dengan kemiringan di bawah 8 persen, wilayah dengan kemiringan 8-15 persen, wilayah bergelombang/berbukit dengan kemiringan 15-25 persen, wilayah cukup curam dengan kemiringan 25-40 persen, dan wilayah curam dengan kemiringan >40 persen. Sekitar 35,53 persen atau hampir separuh wilayah Kabupaten Kerinci merupakan dataran bergelombang dengan kemiringan 15-25 persen. Sedangkan untuk wilayah datar dan relatif datar hanya mencapai 26,55 persen sampai dengan 24,75 persen terdiri dari kemiringan di bawah 8 persen dan 8-15 persen.

Dengan kondisi lapangan seperti ini, maka Kabupaten

Kerincimerupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jambi yang rawan terjadinya bencana seperti halnya daerah lain di Indonesia, karena di wilayah ini selain kondisi geologisnya menunjang terjadinya sejumlah bencana, juga banyak terdapat perbukitan dan aliran sungai yang cukup besar.

(15)

Tabel 2.11.

Data Intensitas Kejadian Bencana AlamKab.Kerinci Tahun 2012-2016

No. Jenis Bencana Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1. Banjir 17 20 12 2 11

2. Longsor 8 5 - - 7

3. Kebakaran 37 29 31 36 20

4. Angin Puting Beliung 9 3 10 1 4

5. Bencana lainnya 1 - 2 - -

Jumlah 72 57 72 72 57

Sumber:RTRW Kab. Kerinci Tahun 2012-2032 dan Data BPBD Kabupaten Kerinci 2017

Berdasarkan hasil pemetaan, lokasi bencana alam yang berpotensi terjadi dan jenis bencananya, dapat dilihat sebagaimana terdapat pada gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1.

Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Kab. Kerinci Tahun 2013

Sumber: RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032

(16)

Gambar 2.2.

Peta Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kabupaten Kerinci Tahun 2013

Sumber: RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032

(17)

Gambar 2.3.

Peta Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah di Kab. KerinciTahun 2013

Sumber: RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032

(18)

Gambar 2.4.

Peta Kawasan Rawan Bencana Angin Puting Beliung/Angin Ribut di Kab. Kerinci Tahun 2013

Sumber: RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032

(19)

Gambar 2.5.

Peta Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api di Kab.Kerinci Tahun 2013

Sumber: RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032

2.1.2. Demografi

Sumberdaya manusia atau aspek kependudukan di Kabupaten Kerinci mencakup data kependudukan, jumlah dan sebaran penduduk, struktur usia penduduk, struktur penduduk menurut mata pencaharian, penduduk berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikannyaserta tingkat angkatan kerja dan orientasi pergerakan penduduk.

2.1.2.1. Data Kependudukan

(20)

tahun 2013 mengalami peningkatanmenjadi236.762jiwa, yang terdiri dari 118.194 laki-laki dan 118.568 perempuan. Tahun 2014 mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan tahun 2013 hingga mencapai 234.003jiwa, yang terdiri dari116.777 laki-laki dan 117.226perempuan. Sedangkan dalam tahun 2015 mengalami pertumbuhan hingga menjadi 234.882jiwa, yang terdiri dari117.301laki-laki dan 117.581perempuan.

Data tentang pertumbuhan penduduk secara rinci dapat dilihat sebagaimana terdapat dalam tabel 2.12 dibawah ini.

Tabel 2.12.

Data Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2015

No. Kecamatan

Jumlah Penduduk (Jiwa)

2012 2013 2014 2015

L P Total L P Total L P Total L P Total

1. Gunung Raya 7.071 7.239 14.310 4.206 4.369 8.575 3.994 3.963 7.957 3.997 3.966 7.963

2. Batang

Merangin 8.837 8.514 17.351 5.584 5.350 10.934 5.848 5.627 11.475 5.775 5.792 11.517

3. Keliling

Danau 10.848 11.725 22.573 10.905 11.760 22.665 10.640 11.475 22.115 5.852 5.631 11.483 4. Danau Kerinci 8.023 8.153 16.176 8.065 8.177 16.242 7.863 7.972 15.835 10.651 11.487 22.138

5. Sitinjau Laut 7.027 7.299 14.326 7.063 7.321 14.384 6.930 7.184 14.114 7.869 7.979 15.848

6. Air Hangat 9.751 10.240 19.991 5.501 5.595 11.096 5.414 5.729 11.143 6.946 7.201 14.147

7. Air Hangat

Timur 8.823 9.116 17.939 8.869 9.143 18.012 8.731 9.003 17.734 5.420 5.735 11.155

8. Depati VII 7.131 7.689 14.820 7.168 7.713 14.881 7.110 7.666 14.776 8.759 9.031 17.790

9. Gunung

Kerinci 6.110 5.809 11.919 6.141 5.826 11.967 6.097 5.797 11.894 7.151 7.690 14.841 10. Siulak 15.911 15.674 31.585 10.627 10.426 21.053 10.184 10.146 20.330 4.158 4.300 8.458

11. Kayu Aro 20.586 19.800 40.386 11.331 10.748 22.079 10.488 9.970 20.458 6.132 5.816 11.948

12. Gunung Tujuh 7.466 6.954 14.420 7.505 6.975 14.480 7.726 7.196 14.922 10.224 10.176 20.420

13. Kayu Aro

Barat - - - 9.361 9.112 18.473 10.191 9.923 20.114 5.721 5.508 11.229 14. Siulak Mukai - - - 5.366 5.296 10.662 5.688 5.491 11.179 10.568 10.017 20.585

15. Air Hangat

Barat - - - 4.301 4.675 8.976 4.153 4.296 8.449 7.840 7.282 15.122

16. Bukit Kerman - - - 6.201 6.082 12.283 5.720 5.788 11.508 10.268 9.970 20.238

JUMLAH 117.584 118.212 235.796 118.194 118.568 236.762 116.777 117.226 234.003 117.301 117.581 234.882

Sumber : Kerinci Dalam Angka 2013-2016

2.1.2.2. Jumlah dan Sebaran Penduduk

(21)

Tabel 2.13.

Jumlah dan sebaran Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2015

No. Kecamatan Jumlah

Sumber data :Kerinci Dalam Angka 2016.

2.1.2.3. Struktur Usia Penduduk

Struktur usia penduduk menggambarkan sebaran penduduk berdasarkan kelompok usianya yang secara garis besarnya terbagi ke dalam tiga yaitu usia belum produktif, usia produktif dan usia tidak produktif /usia lanjut. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif.

Data tentang struktur usia penduduk Kabupaten Kerinci dalam 4 (empat) tahun terakhir dalam dilihat sebagaimana terdapat dalam tabel 2.14 dibawah ini.

Tabel 2.14.

Struktur Usia Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2015

Kelompok Umur

2012 2013 2014 2015

Jenis Kelamin / Sex Jumlah Jenis Kelamin / Sex Jumlah Jenis Kelamin / Sex Jumlah Jenis Kelamin / Sex Jumlah

(22)

Kelompok Umur

2012 2013 2014 2015

Jenis Kelamin / Sex Jumlah Jenis Kelamin / Sex Jumlah Jenis Kelamin / Sex Jumlah Jenis Kelamin / Sex Jumlah

Age Group Laki-laki/

117.569 117.682 235.251 118.194 118.568 236.762 116.777 117.226 234.003 117.301 118.398 235.699

Sumber data : Kerinci Dalam Angka Tahun 2013 - 2016;

Jika struktur usia penduduk sebagaimana terdapat dalam tabel 2.14 diatas, selanjutnya disajikan kedalam bentuk piramida penduduk, maka akan diperoleh data, bahwa badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan menurut umur. Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar penduduk (baik balita, remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan, dan lansia) sekaligus melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus diciptakan. Data dalam piramida dimaksud dapat dilihat sebagaimana gambar 2.7 dibawah ini.

Gambar 2.7.

Piramida Penduduk Kabupaten Kerinci Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Tahun 2015

Sumber data : BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2016.

(23)

2.1.2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kerinci

Laju pertumbuhan penduduk adalah salah satu indikator penting dalam pembangunan daerah. Karena jumlah penduduk ikut berperan sebagai input potensial sebagai faktor pendukung pembangunan di suatu daerah. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Kerinci di setiap kecamatan memiliki kecenderungan sama dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 2,51% pertahun dan pada tahun 2015 menurun tajam menjadi hanya 0,38% pertahun

Data dan informasi tentang pertumbuhan penduduk per kecamatan dapat dilihat sebagaimana terdapat dalam tabel 2.15 dibawah ini.

Tabel 2.15.

Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

No Kecamatan

Sumber data : BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2016.

(24)

Tabel 2.16

Persentase Penduduk Berusia 15 Tahun ke atas yang bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Kerinci

Tahun 2011- 2015

Sumberdata : BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2016

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.

2.2.1.Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi.

1.Pertumbuhan PDRB

PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Kerincidalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir berkembang secara positif, yaitu jika dalam tahun 2013 mencapai angka sebesar Rp.5,517 triliun, maka pada tahun 2014meningkat sebesar 13,1% menjadi Rp.6,239 triliun. Peningkatan terbesar pada tahun 2014 terjadi padaLapangan Usaha AdministrasiPemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial sebesar 37,25% sedangkan yang paling rendah adalah Lapangan Usaha Jasa Pendidikan menurun sebesar 3,89%.

Pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang lebih baik dibandingkan tahun 2014 sebesar 13,27% menjadi Rp.7,067 triliun. Peningkatan terbesar pada tahun 2015 terjadi pada Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial sebesar 27,38% namun peningkatanyang paling rendah adalah Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 7,27%.

Secara lengkap data pertumbuhan PDRB secara fluktuatif, dapat dilihat sebagaimana tedapat dalam tabel 2.17 dibawah ini.

Tabel 2.17

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Kerinci Tahun 2013-2015

Lapangan Usaha PDRB (Juta Rupiah)

2013 2014 2015

1 2 3 4

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 3.041.377,92 3.393.117,90 3772.712,00

2. Pertambangan & Penggalian 76.688,61 90.416,90 103.897,20

3. Industri Pengolahan 162.793,79 182.999,30 206.806,90

4. Pengadaan Listrik dan Gas 1.536,05 1.746,50 2.108,2

5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 21.369,80 23.596,60 26.168,10

6. Konstruksi 336.530,87 394.639,60 425.061,76

7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil, dan Sepeda

Motor 513.980,85 595.898,66 697.693,84

8. Transportasi dan Pergudangan 122.320,19 145.017,91 169.224

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 47.341,02 57.918,18 62.129,34

10. Informasi dan Kominikasi 317.409,55 351.689,20 416.701,06

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 63.724,06 68.756,33 74.313,25

12. Real Estate 100.956,20 105.963,98 121.224,94

(25)

Lapangan Usaha PDRB (Juta Rupiah)

2013 2014 2015

1 2 3 4

14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib 289.628,85 397.528,74 506.368,86

15. Jasa Pendidikan 263.932,83 253.678,20 290.879,74

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 76.258,09 88.189,85 98.494,42

17. Jasa lainnya 78.903,15 85.813,05 99.804,78

Jumlah 5.517.192,24 6.239.753,30 7.067.749,79

Sumber: BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2015 dan 2016.

Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) Kabupaten Kerinci padatahun 2013 sebesar Rp.4,418 triliun menjadi sebesar Rp.4,811 triliun atau meningkat sebesar 8,88%. Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mengalami peningkatan terbesar pada tahun 2014 sebesar 18,68% dan terendah pada Lapangan Usaha Jasa Pendidikan dengan peningkatan PDRB sebesar 1,94%.

PDRB tahun 2015 juga mengalami peningkatan menjadi Rp.5,121 triliun atau meningkat sebesar 6,45% dibandingkan tahun 2014. Suplai terbesar terhadap peningkatan PDRB 2015 terjadi pada Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 16,42% dan terendah pada Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 0,52%.

Rincian PDRB Kabupaten Kerinci dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun, dapat dilihat sebagaimana tedapat dalam tabel 2.18 dibawah ini.

Tabel 2.18.

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Kerinci Tahun 2008-2012

Lapangan Usaha PDRB (Juta Rupiah)

2013 2014 2015

1 2 3 4

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 2.283.462,68 2.515.928,62 2.631.754,22

2. Pertambangan & Penggalian 64.587,50 69.523,79 76.404,67

3. Industri Pengolahan 149.523,01 156.985,18 165.867,71

4. Pengadaan Listrik dan Gas 1.824,05 1.898,25 1.908,18

5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 18.258,00 19.033,77 20.142,96

6. Konstruksi 290.739,38 331.764,09 346.949,83

7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil, dan Sepeda

Motor 409.593,19 457.961,72 496.979,46

8. Transportasi dan Pergudangan 114.367,38 122.994,82 134.174,14

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 36.143,57 42.896,89 44.780,97

10. Informasi dan Kominikasi 302.351,50 290.419,23 338.100,83

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 49.819,09 53.268,86 55.440,12

12. Real Estate 89.353,12 91.293,49 95.615,97

13. Jasa Perusahaan 1.982,91 2.140,42 2.225,74

14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib 259.434,83 289.715,17 313.138,99

15. Jasa Pendidikan 206.079,10 210.080,27 227.923,30

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 68.354,56 77.906,02 85.232,15

17. Jasa lainnya 73.062,16 77.472,67 84.844,90

Jumlah 4.418.936,04 4.811.283,26 5.121.484,15

Sumber: BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2015 dan 2016.

2. PDRB Per Kapita

(26)

pertengahan tahun. Data pertumbuhan PDRB Per Kapita Kabupaten Kerinci selama 3 (tiga) tahun yang lalu Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), dapat dilihat sebagaimana terdapat pada tabel 2.19 dibawah ini.

Tabel 2.19.

PDRB Perkapita Kabupaten Kerinci AtasDasar Harga Berlaku Tahun 2013-2015

URAIAN Tahun

2013 2014 2015

1 2 3 4

PDRB (Juta Rupiah) 5.517.192,24 6.239.753,30 7.067.749,79

jml penduduk (Jiwa 236.762 234.003 234.882

PDRB/ Kapita (Juta

Rupiah/jiwa) 23,303 26,665 30,091

Sumber data:1. Kabupaten Kerinci Dalam Angka 2015 dan 2016;

Sementara itu, data pertumbuhan PDRB Per Kapita Kabupaten Kerinci selama 3 (tiga) tahun yang lalu Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), dapat dilihat sebagaimana terdapat pada tabel 2.20 dibawah ini.

Tabel 2.20

PDRB Perkapita Kabupaten Kerinci Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2013-2015

URAIAN Tahun

2013 2014 2015

1 2 3 4

PDRB (Juta Rupiah) 4.418.936,04 4.811.283,26 5.121.484,15

jml penduduk (Jiwa 236.762 234.003 234.882

PDRB/ Kapita (Juta

Rupiah/jiwa) 18,664 20,561 21,804

Sumber data:1. Kabupaten Kerinci Dalam Angka 2015 dan 2016;

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat.

1. Kesehatan.

(27)

Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan AKB untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan, maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.

Data perkembangan indikator kesehatan masyarakat dalam 5 (lima) tahun yang lalu di Kabupaten Kerinci dapat dilihat sebagaimana tabel dibawah ini.

Tabel 2.20

Perkembangan indikator kesehatan Kabupaten Kerinci Tahun 2011 s.d 2015

No Uraian Jumlah

2011 2012 2013 2014 2015

1 2 5 6 7

1 Angka Kematian Ibu 3 10 5 3 6

2 Angka Kematian Bayi 51 10 35 38 37

3 Usia Harapan Hidup 70,96 71,09 71,19 71,02 72,02

4 Angka Gizi Buruk 6 7 5 8 3

Sumber data : Dinas Kesehatan Kab. Kerinci Tahun 2017.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga.

1.Kebudayaan.

Tingkat kesejahteraan masyarakat juga dilihat dari aktivitas kesenian dan keolahragaan yang ada di masyarakat. Selama kurun waktu tahun 2011-2015, jumlah grup kesenian di Kabupaten Kerinci terus meningkat. Perkembangan jumlah grup kesenian yaitu, jika dalam tahun 2011 terdapat 27 grup kesenian, maka dalam tahun 2012 meningkat menjadi 42 grup kesenian, tahun 2014 berkembang menjadi 47 grup kesenian dan pada tahun 2015 berkembang menjadi 54 grup kesenian.

(28)

Tabel 2.21 Data Kebudayaan

Kab. KerinciTahun 2011-2015

No Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Group Kesenian Per

10.000 penduduk 27 42 45 47 54

2 Jumlah Gedung Per 10.000

penduduk - - - 1 2

Sumber data : Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan

Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasaranaolah yang memadai sesuai kebutuhan masyarakat, dalam 5 (lima) tahun terakhir diupayakan untuk membangun gedung-gedung olahraga. Pembangunan gedung-gedung olahraga dimaksud, dapat dilihat pada tabel 2.22 dibawah ini :

Tabel 2.22

Data Pemuda dan Olah Raga Kab. Kerinci Tahun 2011-2015

No Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Klub Olah Raga Per

10.000 penduduk 30 30 30 30 30

2 Jumlah Gedung Olah Raga

Per 10.000 penduduk 8 10 23 23 23

Sumber data : Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM

2.3.1.Fokus Layanan Urusan Wajib

1. Urusan Pendidikan

Pendidikan diarahkan kepada upaya untuk mewujudkan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan hak setiap warga negara dan di dalamnya mengandung satu tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan harus dilakukan secara terpadu dan diarahkan pada peningkatan akses pelayanan, mutu, relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan.

a. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah.

Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan dasar.

(29)

Tabel 2.23.

Rasio Ketersediaan Sekolah di Kabupaten Kerinci Tahun 2011- 2015

No Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014 2015

1 SD/MI

1.1 Jumlah gedung sekolah 227 228 228 228 228

1.2 jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 17,092 17,218 26.881 27.124 26.456

1.3 Rasio per 10,000 133 132 85 84 86

2 SMP/MTS

2.1 Jumlah gedung sekolah 52 52 52 52 52

2.2 jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 8,415 8,476 12.906 11.983 11.088

2.3 Rasio per 10,000 62 61 40 43 47

3 SMA/SMK

3.1 Jumlah gedung sekolah 18 19 19 19 19

3.2 jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 14,981 14,966 10.186 10.650 10.327

3.3 Rasio per 10,000 12 13 19 18 18

Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci Tahun 2009-2013.

Dari table diatas terlihat bahwa ketersedian sekolah SD/MI hampir menyeluruh ada di semua desa/kelurahan di Kabupaten Kerinci, sehinga dari segi akses dan transportasi semua penduduk usia 7-12 tahun sudah tidak merasakan kesulitan untuk menempuh pendidikan di SD/MI. Rasio 131 sampai dengan 133 menunjukkan bahwa ketersedian SD/MI di Kabupaten Kerinci sudah lebih dari cukup karena idealnya dari 10.000 penduduk usia 7 – 12 tahun tersedia 52 SD/MI .

Sedangkan untuk SMP/MTS pada tahun 2013 rasio ketersedian sekolah SMP/MTs di Kabupaten Kerinci juga sudah cukup memadai dengan rasio ketersediaan sekolah sebesar 61 per 10.000 penduduk usia 13-15 tahun.

Namun yang masih sangat kurang adalah jumlah SMA/SMK. Pada tahun 2013 rasio ketersediaan sekolah pada tingkat SMA/SMK hanya sebesar 13. Kondisi ini masih jauh dari kondisi idealnya sehingga banyak penduduk Kabupaten Kerinci yang berusia 16 – 18 tahun melanjutkan sekolah ke keluar Kabupaten Kerinci.

b. Rasio Guru Terhadap Murid.

(30)

Tabel 2.24

Rasio Guru Terhadap Murid Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

c. Rasio Guru/Murid Per Kelas Rata-rata.

Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata adalah jumlah guru tingkat pendidikan dasar per 1.000 jumlah murid pendidikan dasar rata-rata kelas. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar disetiap kelas sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru per kelas agar tercapai mutu pengajaran.

Data rasio guru/murid per kelas rata-rata pada sekolah negeri di Kabupaten Kerinci dalam 5 (lima) tahun yang lalu, dapat dilihat sebagaimana terdapat dalam tabel 2.25 dibawah ini.

Tabel 2.25

Rasio Guru/Murid Per Kelas Rata-Rata Sekolah Negeri

Kabupaten Kerinci Tahun 2011– 2015

No Kecamatan

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Kerinci

d. Angka Partisipasi Sekolah.

Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah jumlah murid kelompok usia pendidikan menengah (16-19 tahun) yang masih menempuh pendidikan menengah per 1.000 jumlah penduduk usia pendidikan menengah.

(31)

negeri, dapat dilihat sebagaimana terdapat dalam tabel 2.28 dibawah ini.

Tabel 2.26

Angka Partisipasi Sekolah Negeri di Kabupaten Kerinci

Tahun 2011– 2015.

Kecamatan Jumlah Murid/Siswa SD Jumlah Murid/Siswa SMP Jumlah Murid/Siswa SMA Jumlah Murid/Siswa SMK

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber data : Dinas Pendidikan Kab. Kerinci Tahun 2009-2013.

2. Urusan Kesehatan.

a. Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu dan Posyandu.

Sarana dan prasarana pelayanan dasar bagi masyarakat yang prioritas yang tersedia dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terutama pada komunitas masyarakat yang relatif miskin adalah ketersediaannya puskesmas, posyandu, poliklinik dan pustu dalam kuantitas dan kualitas yang memadai sesuai kebutuhan masyarakat.

Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir ini, Pemerintah Kabupaten Kerinci telah membangun berbagai sarana dan prasarana yang mendukung upaya kesehatan masyarakat, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.31 dibawah ini.

Tabel 2.27

Perkembangan jumlah Puskesmas, Pustu, Posyandu dan Poskesdes Kabupaten Kerinci Tahun 2011 - 2015

No Kecamatan Jumlah Puskesmas Jumlah Pustu Jumlah Posyandu Jumlah Poskesdes

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

(32)

3. Urusan Pekerjaan Umum.

a. Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik.

Kinerja jaringan jalan berdasarkan aspek kemantapan adalah

merupakan kinerja gabungan dari aspek kondisi dan aspek

pemanfaatan/kapasitas. Kinerja jaringan jalan dinyatakan sebagai Mantap Sempurna, Mantap Marginal dan Tidak Mantap, dimana hal tersebut lebih merupakan definisi secara kualitatif. Untuk keperluan teknis operasional diperlukan suatu definisi atau batasan/kriteria teknis

(“engineering criteria”) yang lebih jelas dan bersifat kuantitatif.

Kinerja jaringan jalan berdasarkan kemantapan dapat

dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu :

1) Mantap Sempurna, adalah semua ruas jalan dengan kondisi sedang sampai baik dan lebarnya memenuhi ketentuan lebar minimum perkerasan (berdasarkan LHR yang ada), atau semua ruas jalan

yang mantap baik dari aspek kondisi maupun aspek

pemanfaatan/kapasitas.

2) Mantap Marginal, adalah semua ruas jalan dengan kondisi sedang sampai baik tetapi lebarnya kurang dari ketentuan berdasarkan jumlah LHR yang ada, atau sebaliknya yaitu jalan dengan lebar yang cukup tetapi kondisi rusak sampai rusak berat. Dapat dikatakan juga sebagai semua ruas jalan yang mantap dari aspek kondisi tetapi tidak mantap dari aspek pemanfaatan/kapasitas atau sebaliknya. 3) Tidak Mantap, adalah semua ruas jalan baik secara kondisi maupun

kapasitas tidak mantap.

Kondisi jaringan jalan di Kabupaten Kerinci dalam 5 (lima) tahun terakhir, dapat dilihat sebagaimana terdapat pada tabel 2.32 dibawah ini.

Tabel 2.28

Data Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

No Kondisi

Jalan

Panjang Jalan (km) / Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci 2017.

b. Jaringan Irigasi.

(33)

tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter serta bangunan pelengkapnya.

Data jaringan irigasi di kabupaten Kerinci tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat sebagaimana terdapat pada tabel 2.33 dibawah ini.

Tabel 2.29.

Pembangunan Jaringan Irigasi Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

No Jenis Irigasi Panjang Irigasi (km) / Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci Tahun 2009-2013.

c. Rasio Tempat Pembuangan Sampah.

Pelayanan dasar lainnya yang harus tersedia pada setiap komunitas permukiman penduduk adalah sarana dan prasarana tempat pembuangan sampah. Idealnya semakin banyak tempat sampah yang tersedia, semakin sehat lingkungan suatu permukiman. Rasio antara jumlah penduduk disuatu permukiman dengan tempat pembuangan sampah yang tersedia inilah yang harus dapat dipenuhi.

Data tentang rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk selama kurun waktu tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 di Kabupaten Kerinci, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat dalam tabel 2.34 dibawah ini.

Tabel 2.30

Rasio Tempat Pembuangan Sampah per Kecamatan Kabupaten Kerinci Tahun 2011 – 2015

No Kecamatan Jumlah TPS (Unit)

(34)

No Kecamatan Jumlah TPS (Unit)

Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci Tahun 2011-2013.

4. Urusan Penataan Ruang

a. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Ber HPL/HGB

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang

sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau merupakan kawasan

perlindungan, yang ditetapkan dengan kriteria:

a. Lahan dengan luas paling sedikit 2.500 (dua ribu lima ratus) meter persegi;

b. berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu hamparan dan jalur; dan

c. didominasi komunitas tumbuhan.

Agar kegiatan budidaya tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, pengembangan ruang terbuka hijau dari luas kawasan perkotaan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen.

Data tentang rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 di kabupaten Kerinci, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.31

Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Ber HPL/HGB Kabupaten Kerinci Tahun 2009 - 2015

No Jenis RTH Tahun/Ha

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7

1 Ruang Terbuka Hijau BukitTengah

- - - - 3 Ha - -

2 Taman Asri Murni 2 Ha - - - -

Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci Tahun 2009-2013.

b. Rasio Bangunan Ber IMB Per Satuan Bangunan

Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh Pemerintah kabupaten/kota kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.

(35)

sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

Data tentang rasio bangunan ber IMB per satuan bangunandalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 di kabupaten Kerinci, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat dalam tabel 2.36 dibawah ini.

Tabel 2.32

Data Perkembangan Pemberian Perizinan Bangunan (IMB) Kabupaten Kerinci Tahun 2012 -2016

No Jenis Perizinan Tahun

Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci Tahun 2009-2013.

5. Urusan Perencanaan Pembangunan

(36)

dimaksud harus saling terkait, selaras dan bersinergi. Oleh karena itu, dalam menyusun RPJMD harus berpedoman pada RPJPD dan dalam menyusunan RKPD harus berpedoman pada RPJMD. Selanjutnya RPJPD dan RPJMD ditetapkan dengan peraturan daerah, sedangkan RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

Data tentang ketersediaan dokumen RPJPD, RPJMD dan RKPD yang telah ditetapkan dengan Peraturan DaerahKabupaten Kerinci dan Keputusan Bupati Kerinci dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.33

Ketersediaan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah yang Telah DitetapkanDengan Perda dan Peraturan Bupati Kerinci

Tahun 2011 - 2016

.

Sumber data : Bappeda Kab. Kerinci Tahun 2009-2013.

6. Urusan Perhubungan

Urusan perhubungan merupakan salah satu urusan yang sangat strategis dan penting dalam mendorong percepatan pembangunan daerah di Kabupaten Kerinci. Demikian strategisnya bidang ini, maka selama kurun waktu 5 (lima) tahun yang lalu Pemerintah Kabupaten Kerinci terus membangun dan meningkatkan kualitas dan kuantitas jenis moda transportasi baik transportasi di perkotaan maupun diperdesaan dalam usaha mendorong lancarnya arus transportasi orang/barang/jasa yang lebih efektif dan efesien.

Adapun bidang yang terus dibangun dan ditingkatkan dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat, dunia usaha dan antisipasi dinamika persaingan yang semakin meningkat seiring dengan integrasi perdagangan benua asia, yang mau tidak mau akan memberi dampak pada pembangunan di Kabupaten Kerinci, antara lain meliputi (i) Jumlah Ijin Trayek; (ii) Lama Pengujian KIR; (iii) Jumlah Uji KIR Angkutan Umum; (iv) Pengadaan Perlengkapan Jalan Cermin Tikungan; (v) Pengadaan Rambu Papan Petunjuk Jurusan; dan (vi) Pemasangan Rambu.

(37)

Tabel 2.34

Data Pelaksanaan Urusan Perhubungan di Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2015

No Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Ijin Trayek 6 6 6 6

2 Lama Pengujian KIR Angkutan

Umum 1 Hari 1 Hari 1 Hari 30 menit

3 Jumlah Uji KIR Angkutan

Umum 1.366 1.430 1.331 1.081

4 Pengadaan Cermin Tikungan 10 Unit 10 Unit 7 Unit 7 Unit

5 Pengadaan Rambu Papan

Petunjuk Jurusan (RPPJ) 10 Buah 10 Buah 23 Unit 9 Unit

6 Pemasangan Rambu 81 unit - 210 unit 123 Unit

Sumber data : Dinas Perhubungan Kab. Kerinci Tahun 2017.

Sedangkan pelaksanaan urusan perhubungan yang terkait dengan jumlah pelabuhan laut, bandara dan terminal angkutan umum (bis), dapat dilihat sebagaimana terdapat dalam tabel 2.38 dibawah ini.

Tabel 2.35.

Data Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Kab Kerinci Tahun 2011-2015

No Jenis Pelabuhan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Pelabuhan Laut - - - - -

2 Pelabuhan Udara 1 1 1 1 1

3 Terminal Bis - - - - -

4 Lain-lain - - - - -

Sumber data : Dinas Perhubungan Kab. Kerinci Tahun 2009-2013.

Sementara itu, berdasarkan pendataan yang telah dilakukan oleh

Dinas Perhubungan Kabupaten Kerinci, jumlah kendaraan

umum/angkutan darat yang ada dalam tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat sebagaimana terdapat dalam tabel 2.39 dibawah ini.

Tabel 2.36

Jumlah dan Jenis Angkutan di Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

Sumber data : Dinas Perhubungan Kab. Kerinci Tahun 2017.

7. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(38)

pemerintah; (ii) partisipasi perempuan di lembaga swasta; (iii) besarnya angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT); dan (iv) partisipasi angkatan kerja perempuan.

a. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah adalah proporsi perempuan yang bekerja pada lembaga pemerintah terhadap jumlah seluruh pekerja perempuan. Data tentang prosentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah di Kabupaten Kerinci dalam tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.37

Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

No Eselonering Tahun/orang/%

2011 2012 2013 2014 2015

Sumber data : BKD Kab Kerinci, 2014

b. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta.

Partisipasi perempuan di lembaga swasta adalah proporsi perempuan yang bekerja pada lembaga swasta terhadap jumlah seluruh pekerja perempuan. Data tentang partisipasi perempuan di lembaga swasta di Kabupaten Kerinci dalam tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.38

Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta Kab.Kerinci Tahun 2011-2015

No Jenis Pekerjaan Tahun/orang/%

(39)

No Jenis Pekerjaan Tahun/orang/%

Sumber data : BPMPDPP dan KB Kab Kerinci, 2017

c. Rasio KDRT

Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap

seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya

kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Data tentang rasio kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Kerinci dalam tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.39

Rasio KDRT di Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

No Jenis KDRT Tahun

Sumber data : BPMPDPP dan KB Kab Kerinci, 2017

d. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan.

Partisipasi angkatan kerja perempuan adalah proporsi

(40)

Tabel 2.40

Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

No Uraian Tahun/orang

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan

- 2.596 2.596 - -

2 JumlahAngkatan

Kerja Peremupuan - 4.051 4.051 - -

Sumber data : BPMPDPP dan KB Kab Kerinci, 2014

8. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

a. Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga.

Salah satu indikator keberhasilan keluarga berencana adalah penurunan rata-rata jumlah anak per keluarga. Data tentang rata-rata jumlah anak per keluarga di Kabupaten Kerinci dalam tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.41.

Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

No Uraian Tahun/orang

2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah Anak Per

Keluarga 1,28 1,28 1,29 - -

Sumber data : BPMPDPP dan KB Kab Kerinci, 2014

b. Cakupan Peserta KB Aktif.

Data tentang cakupan peserta KB aktif di Kabupaten Kerinci dalam tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.42.

Cakupan Peserta KB Aktif Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

No Tahun Jumlah PUS Peserta KB Aktif Presentase

1 2011 58.063 52.750 90,08%

2 2012 66.282 56.636 85,45%

3 2013 68.814 62.090 90,22%

4 2014 68.814 62.090 90,22%

5 2015 68.814 62.090 90,22%

(41)

c. Rasio Akseptor KB.

Data tentang rasio akseptor KB di Kabupaten Kerinci dalam tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.43

Rasio Akseptor KB Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

No. Tahun Jumlah Penduduk

(orang)

Jumlah Peserta KB (orang)

Rasio (%)

1 2011 252.676 52.750 20,88%

2 2012 253.229 56.636 22,37%

3 2013 271.818 62.090 22,84%

4 2014 271.818 62.090 22,84%

5 2015 271.818 62.090 22,84%

Sumber data :BPMPDPP dan KB Kab Kerinci, 2014

d. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I.

Data tentang keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I di Kabupaten Kerinci dalam tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.44.

Keluarga Pra Sejahtera dan Pra Sejahtera I Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

No. Tahun Keluarga Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera I

1 2011 2.523 17.772

2 2012 2.929 16.960

3 2013 2.623 17.149

4 2014 - -

5 2015 - -

Sumber data : BPMPDPP dan KB Kab Kerinci, 2014

9. Urusan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

a. Persentase Koperasi Aktif

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. Koperasi Aktif adalah koperasi yang dalam dua tahun terakhir mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) atau koperasi yang dalam tahun terakhir melakukan kegiatan usaha.

(42)

Tabel 2.45

Perkembangan jumlah koperasi Aktif di Kabupaten Kerinci Tahun 2011 – 2015

NO Jenis Koperasi Jumlah Koperasi Jumlah Anggota

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber data : Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Kerinci, 2017

b. Jumlah UKM Non BPR/LKM UKM

Data tentang Jumlah UKM Non BPR/LKM UKM, selama kurun waktu tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 di Kabupaten Kerinci , dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.46

Jumlah UKM Non BPR/LKM UKM Kabupaten Kerinci Tahun 2011 - 2015

No Jenis Usaha Jumlah

2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7

Sumber data :Kerinci Dalam Angka 2012-2016

c. Jumlah BPR/LKM

Data tentang Jumlah BPR/LKM selama kurun waktu tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 di Kabupaten Kerinci, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat dalam tabel dibawah ini.

(43)

Tabel 2.47

Jumlah BPR/LKM di Kabupaten Kerinci

Tahun 2009 – 2013

Sumber data : Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Kerinci, 2017

10. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.

Indikator keberhasilan pelaksanaan urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dapat diukur melalui indikator (i) kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP; dan (ii) kegiatan pembinaan politik daerah. Data tentang pelaksanaan urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri di Kabupaten Kerinci tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.48

Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri KabupatenKerinci Tahun 2011-2015

2 Kegiatan Pembinaan Politik

Daerah 5 4 5 4 4

Sumber data : KesbangPol dan Linmas Kab. Kerinci

11. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian.

11.1.

Rasio Jumlah Pol PP, Pos Kamling dan Linmas.

Indikator keberhasilan capaian target kinerja urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, dapat diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut :

(44)

Tabel 2.49

Rasio Jumlah Polisi PP Per 1.000 penduduk dan Pos Kamling Per jumlah Desa/kel dan Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk

Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

No. Tahun Polisi PP Pos Kamling Linmas

Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio

1 2011 - - 250 155

2 2012 - - 270 155

3 2013 - - 278 190

4 2014 - - - -

5 2015 - - - -

Sumber data :KesbangPol Linmas dan Pol PP. Kab. Kerinci

11.2.

Penegakan Perda

Data tentang penegakan Perda dilakukan secaran transparan, tegas namun tetap bijak. Beberapa peraturan yang ditegakan terdiri dari berbagai jenis mulai perda, perbup dan SK Bupati. Pemerintah Kabupaten Kerinci selama kurun waktu tahun 2011 sampai dengan tahun 2015telah berhasil menjalankan berbagai regulasi. Data dimaksud dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.50.

Penegakan Perda di Kabupaten Kerinci Tahun 2011- 2015

No Jenis Peraturan Tahun Jumlah

Total

2011 2012 2013 2014 2015

1 2 5 6 7 8

1 PERDA 22 24 10 7 12

2 PERBUP 27 42 25 - -

3 SK Bupati 521 481 46 - -

4 SK Sekda 57 57 123 - -

5 Akta Hibah 137 12 9 - -

Total

Sumber data : Bagian Hukum Setda Kerinci, 2014

11.3.

Perkembangan Jumlah PNS.

(45)

Tabel 2.51

Perkembangan Jumlah PNS di Kabupaten Kerinci Tahun 2011- 2015

NO GOL. PNS Sumber data : BKD Kab. Kerinci Tahun 2017.

12. Urusan Ketahanan Pangan.

Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas pangan sekaligus menjadi pilar utama hak azasi manusia. Selain itu ketahanan pangan merupakan bagian sangat penting dari ketahan nasional. Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup, tetapi juga mampu mengakses (termasuk membeli) pangan dan tidak terjadi ketergantungan kepada pihak manapun.

Petani memiliki kedudukan strategis dalam mendorong

terwujudnya ketahanan pangan, karena petani adalah produsen pangan sekaligus sebagai kelompok konsumen yang terbesar. Pertanian sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan, karena pangan merupakan kebutuhan yang bersifat mendasar bagi setiap manusia. Setiap negara atau daerah selalu termotivasi untuk memiliki stok bahan pangan pokok dalam jumlah relatif aman untuk kebutuhan rakyatnya dalam jangka waktu tertentu.

Indikator keberhasilan pelaksanaan urusan ketahanan pangan, dapat diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu (i) regulasi ketahanan pangan; dan (ii) ketersediaan pangan utama, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.55 dibawah ini.

Tabel 2.52.

Urusan Ketahanan Pangan di Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

No Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Regulasi Ketahanan Pangan -

Gambar

Tabel 2.25 Rasio Guru/Murid Per Kelas Rata-Rata Sekolah Negeri
Tabel 2.26 Angka Partisipasi Sekolah Negeri di Kabupaten Kerinci
Tabel 2.28 Data Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Tabel 2.29.
+7

Referensi

Dokumen terkait

III - 23 Dari sajian data dan informasi pada tabel 3.16 di atas, maka rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah berupa total

Terkait dengan pencapaian indicator kinerja yang merupakan penjabaran dari keberhasilan dari tujuan dan sasaran pembangunan daerah periode 2014-2019 sebagaimana

Perumusan program pembangunan daerahbertujuan untuk mendapatkan gambaran, bahwa pembangunan daerah dimaksud merupakan rumusan program prioritas dalam rangka mendorong

sumber daya lokal; ” dengan tujuan, yaitu : Meningkatkan kualitas. pengelolaan dan kelestarian sumber daya alam dan

Isu-isu strategis yang menjadi kendala dalam konteks lokal dan dapat menjadi kendala/hambatan dalam proses perumusan kebijakan penyusunan dokumen rencana pembangunan

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI.. Urusan Pemerintahan : 1

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI.. Urusan Pemerintahan : 1

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI.. Urusan Pemerintahan : 1