• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Perbedaan Sistem Jajar Legowo Terhadap Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) Pada Lahan Sawah Tadah Hujan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Perbedaan Sistem Jajar Legowo Terhadap Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) Pada Lahan Sawah Tadah Hujan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Suparwoto (2010) menyatakan dalam upaya meningkatkan efisiensi

usahatani padi maka diperlukan sistem produksi yang di samping mampu

meningkatkan produktivitas padi juga murah dan ramah lingkungan. Secara

nasional produktivitas padi telah mencapai 4,61 ton/ha , sedangkan menurut BPS

Sumatra Utara (2012) produktivitas padi di Provinsi Sumatera Utara baru

mencapai 3.440.262ton dengan luas areal panen 703.168 ha atau rata rata

produksi 4,89 ton/ha.

Penerapan budidaya tanaman yang tidak tepat guna dapat menurunkan

hasil produksi tanaman padi.Salah satunya adalah budidaya tanaman padi secara

konvensional.Sistem penanaman konvensional atau yang biasa disebut sistem

tegel biasa dilakukan dengan jarak tanam 25 x 25 cm pada lahan subur dan 20 x

20 cm pada lahan yang kurang subur.Penerapan sistem tanam tegel memiliki

keuntungan diantaranya adalah penanaman bibit lebih mudah dan tidak

memerlukan keterampilan khusus dalam penanamannya, pengguaan bibit lebih

sedikit, dan waktu penanaman lebih cepat.Selain itu penanaman sistem tegel

memiliki kelemahan juga yaitu dapat menurunkan prodiksi tanaman padi, tingkat

serangan organisme pengganggu tanaman meningkat karena jarak tanam yang

kurang teratur.Sangat dianjurkan dalam budidaya tanaman padi untuk menerapkan

teknologi penanaman terpadu yaitu sistem tanam jajar legowo yang dapat

memberikan keuntungan lebih.

Tanam jajar legowo merupakan salah satu komponen pengolahan tanaman

terpadu(PTT) padi dengan beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1

(2)

baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanaman

pada baris tengah.Adapun manfaat sistem ini adalah dapat meningkatkan produksi

dan populasi tanaman padi, memudahkan dalam perawatan baik dalam

pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman, dan dapat

memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir. Namun

selain memiliki manfaat, sistem jajar legowo juga memiliki kelemahan

diantaranya adalah membutuhkan tenaga tanam yang lebih banyak serta waktu

tanam yang lebih lama dan jumlah benih yang dibutuhkan semakin banyak karena

jumlah populasi yang semakin meningkat (BPTP, 2013).

Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi

lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pinggir

yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Cara tanam padi jajar legowo

merupakan salah satu teknik penanaman padi yang dapat menghasilkan produksi

yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan perawatannya.Namunupaya

tersebut masih terkendala, karena kebanyakan petani saat ini yang belum mau

melaksanakan anjuran sepenuhnya dalam penerapan sistem jajar legowo

tersebut.Sebagai contoh dalam hal sistem tanam masih banyak petani yang

bertanam tanpa jarak tanam yang beraturan. Padahal dengan pengaturan jarak

tanam yang tepat dan teknik yang benar dalam hal ini adalah sistem tanam jajar

legowo akan diperoleh efisiensi dan efektifitas pertanaman serta memudahkan

tindakan kelanjutannya, misalnya dalam pemeliharaan tanaman (Saeroji, 2013).

Hasil penelitian Ratmini dan Yohanes (2013) dalam penelitiannya yang

berjudul kajian tanam sistem sonor terhadap varietas unggul padi di lahan pasang

surut sumatera selatan (studi kasus di daerah pasang surut telang) menyatakan

(3)

bahwa, seluruh varietas unggul baru (Inpari, Ciherang dan Mekongga) yang diuji

memberikan adaptasi yang tinggi terhadap sistem sonor (sistem tanam benih

langsung) dan mempunyai produksi mendekati potensi hasil. Varietas yang

produksinya paling tinggi adalah varietas Inpari dengan produktivitas

masing-masing 8,35 tetapi berbeda nyata dengan varietasCiherang (7,07 ton/ha),

Mekongga (7,15ton/ha)

Hasil penelitian Sirappah (2011) dalam penelitiannya yang berjudul kajian

perbaikan teknologi budidaya padi melalui penggunaan varietas unggul dan

sistem tanam jajar legowo dalam meningkatkan produktivitas padi mendukung

swasembada pangan menyatakan bahwa, penerapan inovasi teknologi pola tanam

terpadu (PTT) melalui penggunaan varietas unggul baru (Memberamo,

Mekongga, Cigeulis, Ciherang, dan IR66) dengan sistem tanam legowo 2:1 atau

4:1 rata-ratamemberikan hasil gabah yang cukup tinggi yaitu sebesar (5,5 – 8,3 t

ha-1).

Menurut hasil penelitian Ariwibawa (2012) dalam penelitianya yang

berjudul pengaruh sistem tanam terhadap peningkatan produktivitas padi dilahan

sawah dataran tinggi beriklim basah menyatakan bahwa, perlakuan sistem

tanaman tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan, jumlah gabah hampa

per malai dan bobot 1000 biji, tapi berpengaruh nyata terhadap parameter tanaman

lainnya (tinggi tanaman, gabah kering panen, panjang malai,jumlah malai, jumlah

gabah isi dan hampa permalai). Hasil gabah kering panen tertinggi yang

dihasilkan dari sistem tanam 2:1, 4:1, 6:1 dan 12:1 terlihat pada sistem tanam

legowo adalah 2:1 yaitu 8,84 ton/ha.

(4)

Diharapkan dengan adanya penerapan sistem tanaman jajar legowo dan

pemilihan varietas unggul baru dapat memberikan solusi terbaik dalam

pembudidayaan tanaman padi pada saat ini, serta dapat memberikan produksi

yang optimal dan dapat mensejahterakan petani di Indonesia.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sistem jajar

legowo dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada beberapa varietas

tanaman padi ( Oryza sativa L.) di lahan sawah tadah hujan.

Hipotesis Penelitian

Adanya pengaruh perbedaan sistem jajar legowo terhadap pertumbuhan

dan produksi pada beberapa varietas tanaman padi (Oryza sativaL.) pada lahan

sawah tadah hujan.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah salah satu syarat untuk melengkapi data

dalam pembuatan skripsi di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan serta sebagai bahan informasi bagi yang

membutuhkan.

Referensi

Dokumen terkait

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Dalam upayanya mencapai world class university, UNY sebagai sebuah organisasi modern harus fokus untuk pengembangan budaya kualitas dengan mempertimbangkan

Kedua yaitu SMA N 1 Temanggung, pembinaan paling tinggi yaitu pada pembinaan perawatan gedung sekolah, pemeliharaan sarana prasarana yang ramah lingkungan, peningkatan pengelolaan

Pengolahan susu menjadi permen karamel dapat meningkatkan kualitas produk karamel susu namun pada penggunaan daun kelor dapat menurunkan presentase tingkat kesukaan

Emosi mempunyai peranan penting bagi kehidupan sehari-hari, adapun menurut Izzaty (2005:66) terdapat dua fungsi emosi pada anak usia dini, yaitu sebagai pendorong

Permen memiliki berbagai manfaat dan alasan untuk dapat dikonsumsi oleh kalangan masyarakat seperti dapat mengurangi kantuk, mengurangi sakit pada tenggorokan, sebagai cemilan

Gum arab digunakan pada permen untuk mencegah melting/meleleh khususnya pada permen gum dengan kadar padatan terlarut yang tinggi, menjaga perisa dan aroma sehingga rasa permen

Perusahaan pada umumnya menginginkan produk yang buatnya dapat diterima dengan baik oleh konsumen dan mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan, akan tetapi