• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Kredit Bank Asing Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Kredit Bank Asing Di Indonesia"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Bank

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November

1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pendapatan utama perbankan yang

berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang

diberikan kepada peminjam dengan bunga kredit yang disalurkan.

Menurut Trian Daru (2008:9), secara lebih spesifik fungsi bank adalah

sebagai berikut:

1. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik

dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau

menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.

Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank,

uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya

bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanan

dananya di bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan

(2)

bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur

akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai

kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya

bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta

kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

2. Agent of Development

Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan

sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling

mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja

dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank

sebagai penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran

kegiatan perekonomian disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan

masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa,

mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, konsumsi selalu berkaitan dengan

penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak

lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

3. Agent of Services

Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank

juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.

Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian

masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa

pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank,

(3)

Ketiga fungsi bank diharapkan dapat memberikan gambaran yang

menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga

bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau

financial intermediary. Aktivitas bank dalam menghimpun dana dapat berupa

simpanan yang dapat dipilih masyarakat misalnya giro, tabungan, dan deposito.

Menurut Dendawijaya (2005 : 15), jenis atau bentuk bank

bermacam-macam, tergantung pada cara penggolongannya dapat dilakukan berdasarkan

hal-hal sebagai berikut:

1. Jenis bank berdasarkan undang-undang

Berdasarkan Pasal 5 Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua

jenis bank, yaitu:

a) Bank Umum

b) Bank Perkreditan Rakyat

Dengan catatan bahwa bank umum dapat mengkhususkan diri untuk

melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian lebih besar kepada

kegiatan tertentu.

2. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya

a) Bank Milik Negara (BUMN)

b) Bank Milik Pemerintah Daerah (BUMD)

c) Bank Milik Swasta Nasional

d) Bank Milik Asing

(4)

3. Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya

a) Bank Retail (Retail Banks)

b) Bank Korporasi (Corporate Banks)

c) Bank Komersial (Commercial Banks)

d) Bank Pedesaan (Rural Banks)

e) Bank Pembangunan (Development Banks)

4. Jenis bank berdasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil

a) Bank Konvensional

b) Bank Berdasarkan Prinsip Syariah

2.1.2 Bank Asing

Menurut Siamat (2005:56), bank asing merupakan kantor cabang dari

suatu bank diluar Indonesia yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di

Jakarta dan membuka kantor cabang pembantu pada beberapa ibukota provinsi

selain Jakarta yaitu: Semarang, Surabaya, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang,

Medan, dan Batam. Bank Asing diperkenankan membuka kantor cabang sejak

pertengahan tahun 1999 dengan memenuhi syarat yang ditetapkan.

Jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank asing pada dasarnya sama dengan

bank-bank umum swasta nasional, kecuali dalam hal pembukaan kantor cabang

pembantu diwilayah tertentu di Indonesia. Bank asing juga tidak diperbolehkan

untuk memberikan jasa layanan dalam bentuk tabungan dari masyarakat. Segmen

yang ditekuni oleh bank asing adalah adalah segmen corporate banking.

Karakteristik kegiatan bank asing juga ditandai dengan penyediaan jasa dibidang

(5)

Menurut Siamat (2005:56), ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan

dengan peraturan bank berlaku juga bagi bank asing antara lain: net open

piosision, giro wajib minimum, legal lending limit, kewajiban penyediaan modal

minimum (Capital Adequacy Ratio), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan tingkat

kesehatan bank.

Adapun syarat dan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia terhadap

Bank Asing berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1968 Tanggal16

Februari 1968 tentang bank asing, yaitu:

1. Bank asing hanya dapat didirikan dan menjalankan usahanya sebagai bank

setelah mendapat izin usaha dari Menteri Keuangan dengan mendengar

pertimbangan Bank Sentral.

2. Cara-cara pengajuan permintaan izin usaha akan diatur lebih lanjut oleh

Menteri Keuangan.

3. Tempat dimana bank asing itu dapat didirikan dan menjalankan usahanya

ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan mendengar pertimbangan Bank

Sentral.

4. Bagi bank asing yang merupakan cabang dari suatu bank yang sudah ada

diluar negeri sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) pasal 3 dari

Peraturan Pemerintah ini, berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a) Memasukkan kerekening dana devisa sejumlah sekurang-kurangnya US

$1.000.000.- (satu juta US dollar), yang nilai lawannya dalam Rupiah akan

(6)

b) Dari jumlah tersebut pada huruf a ayat (1) pasal ini, 50% (lima puluh

perseratus) harus sudah dimasukkan kerekening dana devisa pada saat

pemberian izin usaha cabang tersebut, sisanya harus sudah dimasukkan

selambat-lambatnya 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal pemberian izin

usahanya.

c) Bagi bank asing yang merupakan suatu bank campuran dan yang

menjalankan usaha bank umum sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)

pasal 3 Peraturan Bank tentang bank asing.

d) Saham-saham dari bank asing yang dimaksud dalam ayat-ayat (2) dan (3)

pasal ini hanya boleh dikeluarkan "atas nama" setiap pemindah-tanganan

saham hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Menteri Keuangan setelah

mendengar pertimbangan Bank Sentral.

e) Menteri Keuangan dapat menetapkan jumlah dana usaha/modal yang dibayar

minimum yang lebih tinggi menurut perkembangan keadaan dengan

memperhatikan kondisi setempat.

f) Disamping usaha-usaha yang sudah ditetapkan dalam Undang-undang

Perbankan Tahun 1967, kepada Bank asing yang telah mendapat izin usaha

bank umum dari menteri keuangan dapat ditunjuk oleh bank sentral sebagai

bank devisa.

g) Bank asing sedapat mungkin mempergunakan tenaga kerja warganegara

Indonesia sepanjang tenaga-tenaga ini terdapat di Indonesia.

h) Anggota pimpinan bank asing harus memenuhi syarat-syarat keahlian dan

(7)

2.1.3 Kredit

Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak

lainyang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga. Dalam artian luas, kredit diartikan sebagai

kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa latin kredit berarati credere artinya

percaya. Maksud dari percaya bagi pemberi kredit percaya kepada penerima

kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan

perjanjian.

Menurut Idroes dan Sugiarto (2006:87), terdapat beberapa pendekatan

yang digunakan dalam menentukan kelayakan kredit yaitu konsep 5C. Konsep 5C

bertujuan untuk memberikan gambaran kepada bank mengenai iktikad debitur

untuk membayar kembali pinjamannya. Konsep 5C yang dimaksud adalah:

1. Character (karakter) dengan menganalisis kinerja dan reputasi debitur

sebelumnya. Hasil penilaian kualitatif dan sangat fleksibel.

2. Capital (modal) dengan menganalisis ketersediaan modal debitur dalam

membiayai sendiri pekerjaan/proyek. Hasil penilaian kuantitatif, semakin

besar komposisi modul semakin baik.

3. Capacity (kapasitas/kemampuan) dengan menganalisis seluruh rasio

keuangan, survey kepada stakeholder perusahaan, dan survei ke

(8)

yang baik akan mendukung dalam pengambilan keputusan untuk

persetujuan.

4. Condition of Economy (kondisi ekonomi makro) dengan menganalisis

relevansi dari situasi ekonomi terhadap usaha debitur. Hasil penilaian

kualitatif dan sangat fleksibel.

5. Collateral (jaminan) dengan menganalisis aktiva debitur yang diserahkan

kepada bank untuk dijadikan jaminan. Hasil penilaian kuantitatif, makin

besar nilai jaminan dan makin likuid sifat jaminan adalah makin baik.

Menurut Kasmir (2008:103), secara umum penyaluran kredit yang

dilakukan dapat dilihat dari berbagai segi sebagai berikut:

1. Dari segi kegunaan

a) Kredit investasi

Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan-keperluan usaha atau

membangun proyek/pabrik baru untuk keperluan rehabilitasi.

b) Kredit modal kerja

Kredit modal kerja adalah biaya yang digunakan untuk keperluan

meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

2. Dari segi tujuan kredit

a) Kredit Produktif dan Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan unutk meningkatkan usaha atau produksi atau

investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Kemudian yang dimaksud dengan kredit konsumtif adalah kredit yang

(9)

pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang digunakan

untuk keperluan pribadi.

b) Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan adalah kredit yang digunakan untuk perdagangan,

biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya

diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

3. Dari segi jangka waktu

a) Kredit jangka pendek

Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu

kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan

untuk modal kerja.

b) Kredit Jangka Menegah dan Kredit Jangka panjang

Kredit jangka menengah yaitu kredit yang jangka waktunya berkisar antara

satu tahun sampai tiga tahun, biasanya digunakan untuk investasi.

Kemudian yang dikategorikan denggan kredit jangka panjang adalah kredit

yang masa pengembaliannya lebih tiga tahun atau lima tahun.

4. Dari segi jaminan

a) Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu

jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak

berwujud atau jaminan orang.

b) Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan

(10)

5. Dari segi sektor usaha

Jenis kredit yang disalurkan oleh bank jika dilihat dari sektor usahanya, yaitu:

a) Kredit pertanian merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai

perkebunan dan atau pertanian rakyat.

b) Kredit peternakan disalurkan bank dengan tujuan untuk membiayai

pertenakan.

c) Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah,

dan besar.

d) Kredit pertambangan adalah kredit yang digunakan untuk membiayai

usaha jenis usaha tambang yang dibiayai dan biasanya kreditnya jangka

panjang.

e) Kredit pendidikan merupakan kredit yang diberikan untuk membangun

sarana dan prasarana pendidikan.

f) Kredit profesi diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter atau

pengacara.

g) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau

pembelian perumahan.

Kegiatan perekonomian masyarakat tidak pernah terlepas dari kredit

apalagi bagi negara-negara yang sedang berkembang, fasilitas kredit sangat

dibutuhkan guna mendorong pertumbuhan pembangunan disegala sektor

(11)

Fungsi Kredit secara umum, yaitu:

1. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang (Utility of Money)

2. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang (Utility of

Goods)

3. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

4. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

5. Kredit dapat meningkatkan keinginan untuk berusaha

6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan

7. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional

Menurut Ali (2004:42), secara spesifik Bank Indonesia menyatakan

terdapat delapan jenis risiko yang harus diwaspadai, dipantau, dan selanjutnya

ditanggulangi yaitu:

1. Risiko Kredit

Risiko kredit terjadi akibat gagalnya penerimaan kredit (debitur) dalam

memenuhi perjanjian kredit untuk melunasi pembayaran angsuran pokok dan

pembayaran bunga kredit pada bank.

2. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Liquidity Risk merupakan risiko timbul karena bank tidak memiliki dana

yang cukup dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo.

3. Risiko Tingkat Suku Bunga (Interest Rate Risk)

Risiko yang terjadi akibat terjadinya perubahan tingkat suku bunga yang

berpengaruh buruk terhadap pendapatan yang diterima atau pengeluaran

(12)

4. Risiko Nilai Tukar (Currency Risk)

Risiko ini merupakan risiko yang timbul sebagai akibat dari pergerakan yang

memburuk nilai tukar mata uang berkenaan dengan terjadinya mismatch

antara receivables (tagihan) dan payable (kewajiban) valas.

5. Risiko Pasar (Market Risk)

Risiko pasar merupakan akibat terjadinya pergerakan harga pasar yang lebih

buruk dibandingkan dengan alternatif penanaman investasi lainnya, seperti

pada komoditas tertentu, saham di pasar modal, instrumen ditingkat suku

bunga yang tetap.

6. Risiko Permodalan (Capital Adequacy Risk)

Risiko modal merupakan keadaaan bank tidak memiliki permodalan yang

cukup untuk melaksanakan kegiatan opersional bank, termasuk jika bank

tidak memenuhi kewajiban pemenuhan modal minimum seperti yag sudah

ditetapkan oleh otoritas moneter.

7. Risiko Strategik

Risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan

strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat,

atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan eksternal.

8. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan bank tidak mematuhi

atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain

(13)

Namun, dalam penelitian ini secara spesifik membahas risiko kredit karena

menyangkut kelancaran aktivitas perbankan.

2.1.4 Risiko Kredit

Menurut Ali (2006:199), risiko kredit adalah risiko kerugian yang diderita

bank, terkait dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo,

counterparty-nya tidak mampu memenuhi janjicounterparty-nya kepada bank. Secara singkat risiko kredit

merupakan risiko kerugian bagi bank karena debitur tidak melunasi kembali

pokok pinjamannya (plus bunga). Dengan kata lain, risiko kredit adalah risiko

karena peminjam tidak membayar utangnya. Risiko kredit timbul dari beberapa

kemungkinan sebagai berikut:

1. Debitur tidak dapat melunasi utangnya.

2. Obligasi yang dibeli bank, tidak membayar kupon atau pokok utang.

3. Terjadinya non performance (gagal bayar) dari semua kewajiban antara

bank dengan pihak lain.

Pengukuran risiko kredit bertujuan untuk mengestimasi besarnya

probabilitas suatu perusahaan mengalami gagal bayar pada saat kewajiban jatuh

tempo (default probability) atau untuk mengestimasi seberapa jauh jarak antara

nilai aset perusahaan dengan titik gagal bayar (distance to default) atau untuk

mengestimasi tingkat pengembalian hutang jika debitur mengalami gagal bayar

(recovery rate).

Menurut Siamat (2005 : 363), terdapat beberapa pendekatan yang dapat

(14)

1. Rescheduling (penjadwalan ulang), yaitu perubahan persyaratan kredit

yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu kredit.

2. Reconditioning (persyaratan ulang), yaitu perubahan sebagian atau seluruh

syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal

pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya, sepanjang tidak

menyangkut perubahan maksimum saldo kredit.

3. Restructuring (penataan ulang), yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang

menyangkut penambahan dana bank, konversi seluruh atau sebagian

tunggakan bunga menjadi kredit baru atau konversi seluruh atau sebagian

dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan, yang dapat disertai

dengan penjadwalan kembali dana atau persyaratan kembali.

4. Eksekusi barang jaminan, yaitu penjualan barang-barang yang dijadikan

jaminan dalam rangka pelunasan utang. Pelaksanaan ini dilakukan

terhadap kategori kredit yang memang benar-benar menurut bank, usaha

debitur sudah tidak dapat lagi dibantu untuk disehatkan kembali atau usaha

nasabah yang sudah tidak memiliki prospek untuk dikembangkan.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Kredit 2.2.1 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas bank digunakan untuk menganalisis atau mengukur

tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang

bersangkutan. Rasio-rasio tersebut dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat

kesehatan bank sesuai dengan standar Bank Indonesia. Hasil perhitungan

(15)

balik antarpos, yang terdapat pada laporan keuangan bank seperti laporan laba

rugi bank, neraca bank serta pos-pos yang terdapat didalamnya dan untuk

mengetahui berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi

dan profitabilitas bank yang bersangkutan.

Rasio profitabilitas suatu bank yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain:

2.2.1.1Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) adalah perbandingan laba sebelum pajak terhadap

total asset. ROA digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan

didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja suatu bank yang semakin

baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Menurut Brigham

(2009:109), ROA dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

ROA = �� � �� E

� �� x 100%

Return on Asset (ROA) Menghasilkan income dari pengelolaan aset bank

yang bersangkutan. Standar minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu

sebesar 12%. Nilai ROA yang lebih rendah dari standard Bank Indonesia

menunjukkan bahwa bank kurang mampu menghasilkan laba dengan asset yang

dimilikinya.

2.2.1.2Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) adalah rasio yang menunjukkan berapa persen

laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas (modal). ROE merupakan indikator

(16)

investasi yang ditanamkan oleh bank. Semakin tinggi ROE, maka semakin tinggi

harapan para pemegang saham atas pengembalian investasinya. Angka ROE yang

tinggi akan menarik para pemegang saham untuk menambah modal. Menurut

Brigham (2009:109), ROE dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

ROE =�� � �� E

� �� � � x 100%

Return on Equity (ROE) mencerminkan produktivitas dana yang di-

investasikan pemilik bank termasuk penyaluran kredit. Dengan demikian ROE

dapat memberikan gambaran yang akurat tentang keefektifan perbankan dalam

menyalurkan produktivitasnya serta penyaluran investasinya.

2.2.2 Variabel Ekonomi Makro

Menurut Waluyo (2007:5), terdapat beberapa variabel ekonomi makro dan

satu samalainnya saling berhubungan. Variabel ekonomi makro sangat dapat

mempengaruhi kinerja dan profitabilitas perusahaan yang terdiri dari:

1. Pertumbuhan GDP

2. Inflasi

3. Tingkat suku bunga

4. Kurs rupiah

5. Anggaran Defisit

6. Investasi swasta

7. Neraca perdagangan dan pembayaran

Adapun variabel ekonomi makro yang digunakan dalam penelitian ini

(17)

2.2.2.1Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP)

Menurut Samuelson dan Nordhaus (2004), mengukur GDP untuk satu

tahun tertentu dengan mengunakan harga pasar yang aktual ditahun tersebut. GDP

terbagi dua, yaitu GDP rill dan nominal, GDP nominal merupakan GDP pada

harga saat ini. Kemudian GDP rill merupakan indeks dari volume atau kuantitas

dari barang dan jasa yang dihasilkan. GDP rill diukur dengan mengalikan

kuantitas barang dengan harga yang sudah ditetapkan. DGP rill diukur dengan

harga yang konstan. GDP rill adalah ukuran output yang dilihat dengan cara

dekat. GDP rill berfungsi sebagai detak perekonomian suatu negara yang diamati

secara teliti.

Menurut Thomson (2000:163), GDP mencerminkan produksi pasar.

Sebagian besar produksi rumah tangga dan perekonomian bahwa aktiva tetap

tidak dimasukan dalam GDP. GDP juga membuat perkiraan yang lebih tinggi

terhadap jumlah sebenarnya dari produksi yang terjadi seperti penyaluran kredit,

tetapi GDP tidak mampu mencerminkan depresiasi stok kapital dan juga tidak

mencerminkan eksternalitas negatif dari produksi sumber daya alam.

Menurut Samuelson dan Nordahaus (2004), peningkatan perekonomian

menunjukkan bahwa adanya perluasan atau peningkatan dari Gross Domestic

Product potensial/output dari suatu negara. Ada 4 (empat) faktor yang

menyebabkan pertumbuhan ekonomi yaitu:

1. Sumber Daya Manusia

Keahlian, keterampilan, pengetahuan, dan disiplin tenaga kerja merupakan

(18)

faktor-faktor produksi. Tetapi teknik-teknik dan penerapan produktivitas tinggi atas

kondisi-kondisi ini hampir selalu menuntut tersedianya manajemen, produktivitas

yang tinggi, dan keahlian yang dapat diperoleh melalui angkatan kerja terampil

yang terdidik. Agar tercapainya tujuan panjang faktor-faktor produksi yang

disediakan negara harus dirawat dan secara efektif oleh tenaga-tenaga kerja yang

terampil dan terlatih.

2. Sumber Daya Alam

Faktor produksi kedua yang terpenting adalah sumber daya alam. Tanah

merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting. Selain tanah, sumber

daya alam yang penting antara lain minyak, gas, hutan, air, dan bahan-bahan

mineral lainnya.

3. Pembentukan Modal

Pembentukan modal dibutuhkan pengorbanan yang besar dapat berupa

pengurangan konsumsi dan pengurangan kegiatan yang bersifat hiburan yang

mungkin berlangsung selama beberapa puluh tahun. Suatu negara yang memiliki

pertumbuhan ekonomi yang cepat diawali dari pembentukan modal dan investasi

yang sangat besar.

4. Perubahan Teknologi dan Inovasi

Peningkatan standar kehidupan masyarakat suatu negara dapat ditandai

dengan keadaan ekonomi dan tingkat teknologi yang dapat digunakan oleh

masyarakat tersebut. Para pengusaha yang memiliki inovasi yang tinggi harus

diiringi dengan perkembangan teknologi agar dapat bersaing dipasar internasional

(19)

2.2.2.2Inflasi

Menurut Waluyo (2007:167), yang dimaksud dengan inflasi adalah

kecenderungan kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Efek ini akan

mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat, karena redistribusi pendapatan

yang terjadi akan menyebabkan pendapatan rill satu orang meningkat, pendapatan

rill orang lain jatuh. Inflasi juga dapat menyebabkan penurunan dalam efesiensi

ekonomi (Economic Effeciency). Keadaan seperti ini terjadi karena inflasi dapat

mengalihkan sumber daya dari investasi yang produktif ke investasi yang tidak

produktif sehingga mengurangi ekonomi produktif. Efek inflasi seperti ini dapat

dikatakan sebagai Efficiency Effect of Inflation.

Lingkungan yang tidak stabil (Unstable Environment) bagi keputusan

ekonomi juga merupakan efek inflasi. Dalam dunia perbankan atau lembaga

peminjam (Lenders) lainnya, jika sekiranya mereka menduga bahwa tingkat

inflasi akan naik di masa mendatang, maka mereka akan meningkatkan bunga

yang tinggi untuk pinjaman yang diberikan sebagai langkah proteksi dalam

menghadapi penurunan pendapatan rill dan kekayaan (Losses of Real Income and

Wealth)

J. M. Keynes dalam Samuelson dan Nordhaus (2004:386), menyatakan

ketika inflasi terjadi dan nilai nyata mata uang berubah-ubah dari hari ke hari,

semua hubungan debitur dan kreditur, yang membentuk pokok kapitalisme,

menjadi tidak teratur dan hampir tidak berarti, dan proses dari memperoleh

kekayaan menurun menjadi sebuah undian. Karena inflasi cenderung

(20)

dipasar modal. Karena ketidak seimbangan di pasar modal akan menyebabkan

penawaran investasi menurun, dan sebagai akibatnya investasi sektor swasta

tertekan sampai ke bawah tingkat keseimbangannya, yang disebabkan oleh

terbatasnya penawaran dana yang dapat dipinjamkan (Loanable Funds).

2.2.2.3Nilai Tukar

Menurut Samuelson dan Nordhaus (2004:305), nilai tukar atau kurs valuta

asing adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang lain. Nilai tukar

valuta asing dapat juga diartikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan,

yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang

asing. nilai tukar yang stabil merupakan syarat utama untuk mencapai stabilitas

ekonomi makro. Karena selalu ada interaksi antara sektor rill dengan sektor

moneter, sehingga ketidakstabilan nilai tukar menggambarkan ketidakstabilan

sektor rill dan sektor moneter. Ketidak stabilan disektor moneter dapat

mengakibatkan ketidakstabilan dan ketidakefesiensian sektor rill. Salah satu

ukuran stabilitas nilai tukar adalah arah perkembangan dan fluktuasi nilai tukar,

baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Menurut Hady (2008:113), secara umum sistem nilai tukar dapat

dikategorikan sebagai berikut:

1. Sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate)

2. Sistem nilai tukar mengambang bebas

3. Sistem nilai tukar mengambang terkendali (floating rate system)

(21)

2.2.2.4Suku Bunga SBI

Menurut Thomson (2000:138), yang dimaksud dengan suku bunga adalah

bunga per tahun sebagai persentase dari jumlah yang dipinjamkan. Semakin besar

tingkat bunga, hal lain diasumsikan konstan, maka semakin besar return yang

diterima oleh bank dari kredit yang disalurkannya. Jadi, jumlah dana yang ingin

disalurkan dalam bentuk kredit akan meningkat seiring dengan meningkatnya

tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga dengan faktor lain diasumsikan

konstan, semakin tinggi pula Opportunity Cost dari penyaluran kredit. jumlah

Loanable Funds yang diminta menurun jika tingkat bunga naik, faktor lain

diasumsikan konstan, sehinga tingkat bunga dan jumlah Loanable Fund yang

diminta berhubungan terbalik.

Menurut Pratama (2010), SBI diterbitkan oleh BI sebagai salah satu

piranti operasi pasar terbuka, kegiatan transaksi di pasar uang yang dilakukan oleh

BI dengan bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian moneter. Menurut

Ferdian (2008) dalam Pratama (2010), tingkat suku bunga ini ditentukan oleh

mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang (PBI No. 4/10/PBI/2002). SBI

merupakan instrumen yang menawarkan return yang cukup kompetitif serta bebas

risiko (risk free) gagal bayar. Menurut Sugema (2010) dalam Pratama (2010),

suku bunga SBI yang terlalu tinggi membuat perbankan betah menempatkan

(22)

2.2.3 Ukuran Bank

Ukuran perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan

menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, logsize, nilai pasar saham, dan

lain-lain. Menurut Riyadi (2003:186), setiap bank yang beroperasi di Indonesia

diwajibkan untuk memelihara kewajiban penyediaan modal minimum 8%. Tinggi

rendahnya Capital Adequacy Ratio (CAR) suatu bank akan dipengaruhi oleh dua

faktor utama yaitu besarnya modal yang dimiliki bank dan jumlah aktiva

tertimbang menurut risiko yang dikelola oleh bank tersebut.

Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kemampuan bank dalam

menghasilkan laba. Pada umumnya perusahaan besar yang memiliki total aktiva

yang besar mampu menghasilkan laba yang lebih besar, dapat disimpulkan bahwa

semakin besar ukuran bank, maka semakin baik kinerja suatu bank. Semakin

besar ukuran perusahaan perbankan (size) yang ditunjukkan dengan kepemilikan

total assets yang besar juga memiliki peluang yang lebih besar dalam

meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank. Variabel ukuran

perusahaan (size) diukur dengan logaritma natural (Ln) dari total assets. Hal ini

dikarenakan besarnya total assets masing-masing perusahaan berbeda bahkan

mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim.

Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut, maka data total assets

(23)

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko

kredit perbankan telah banyak dilakukan diantaranya adalah penelitian yang

dilakukan oleh: Nabila Zribi and Younes Boujelbène, Billy Arma Pratama,

Hussain dan Hassan, dan Goldlewski, seperti yang terlihat dalam Tabel 2.1

(24)

Lanjutan Tabel 2.1

Risiko kredit merupakan risiko kerugian bagi bank karena debitur tidak

melunasi kembali pokok pinjamannya (plus bunga) yang sangat mempengaruhi

stabilitas perbankan. Kredit macet dapat terjadi disebabkan menurunnya kondisi

usaha debitur (counter-party), baik akibat kesalahan pengelolaan

(mismanagement), pengaruh faktor ekonomi makro atau sektor industri tertentu.

Perubahan variabel internal dan eksternal (kondisi ekonomi makro)

(25)

modal yang lebih tinggi menghasilkan stabilitas mempengaruhi tingkat risiko

kredit. Indikator ekonomi makro juga dapat mempengaruhi risiko bank memiliki

hubungan terjadinya krisis perbankan sebagai berikut: inflasi, pertumbuhan GDP,

suku bunga, nilai tukar dan ukuran bank juga termasuk salah satu menjadi risiko

kredit yang diukur dari total aset bank tersebut (Zribi dan Boujelbene, 2011).

Sumber: Zribi dan Boujelbene (2011)

Gambar 2.1Kerangka Konseptual Size

(X7) Nilai Tukar

(X5) Inflasi

(X4)

Pertumbuhan GDP (X3)

ROE (X2) ROA

(X1)

Suku Bunga (X6)

(26)

2.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, maka dapat dihipotesiskan

bahwa Return on Asset, Return on Equity, pertumbuhan Gross Domestic Product,

inflasi, nilai tukar, suku bunga, dan ukuran perusahaan (Size) berpengaruh

Gambar

Tabel 2.1                                                                                                                             Ringkasan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Retribusi Pelayanan Pasar yang selanjutnya dapat disebut retribusi adalah pembayaran atas penyediaan fasilitas pasar tradisional / sederhana yang berupa halaman / peralatan, los dan

(2) Fotocopy SK penyetaraan ijazah lulusan dari Luar Negeri dari Ditjen Dikti; (3) Fotocopy SK jabatan akademik dari Pemerintah (bagi yang sudah memiliki); (4) Fotocopy SK Pensiun

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang

(1) Setiap orang atau Badan Hukum yang telah dan akan melakukan atau membuka usaha diwajibkan memiliki tempat usaha dan/atau kantor perwakilan perusahaan di Ibu

Menerima 4-5 Mahasiswa Ph.D ( 3 mahasiswa sudah mendapatkan LOA). Menerima 15 Mahasiswa Ph.D. Menerima lebih dari 15 mahasiswa program Master di berbagai bidang.

Hospital/health post (Tools: secondary data review, transect walk) Infrastructure types Types of Health Centre Numbe rs of Health Center s Numb er of Health worke rs

Merupakan training program efikasi diri yang dibuat secara terstruktur pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialsis untuk meningkatkan

The aim of this study are to analyze the text of female sexuality articles that realized in the women magazines (i.e. vocabulary, grammar, cohesion and text