• Tidak ada hasil yang ditemukan

Titarubi Ulasan Singkat Kuliah Umum oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Titarubi Ulasan Singkat Kuliah Umum oleh"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

 

Titarubi 

Ulasan Singkat 

 

Kuliah Umum oleh Titarubi 

 

Semenjak awal masa perkuliahan, Tita Rubi mengakui adanya

kebutuhan dasar sebagai seorang pelaku di medan seni untuk

terus menggali sedalam mungkin konsep, narasi serta cerita di

balik proses berkeseniannya. Sebagai seorang seniman akademisi, Tita Rubi memberikan contoh pembahasan yang sangat menarik, memaparkan intensi kuatnya dalam menggali hingga landasan dasar dalam merepresentasikan ide-ide yang menjadi tendensi kekaryaannya. Menceritakan akan bagaimana media sebagai narasi, sebagai ruang atau wadah dalam menyampaikan cerita menjadi suatu bentukan yang begitu penting mengingat pendidikannya dalam studio keramik tingkat sarjana mengajarkan hal tersebut dalam ranah "rasa".

Dalam kuliah umum ini, Tita Rubi sebagai seorang seniman dengan landasan riset yang kuat memberikan alasan dengan elaborasi jelas perihal cerita serta simbol yang beliau angkat

dalam karya terbarunya. Ketertarikan ini memiliki landasan awal

(2)

kecenderungan untuk bersifat repititif. Dimulai dari perperangan yang cenderung terjadi dalam ranah keagamaan, dari antar pihak religi dan mereka yang berkepentingan. Pola repititif ini kemudian diangkat oleh Tita Rubi sebagai latar belakang dari

ketertarikannya dalam pembahasan kesejarahan dalam

karya-karyanya.

Secara teoritis, Tita Rubi mengangkat gagasan pengulangan ini

dari pemikiran Karl Marx dan sadurannya mengenai pendapat Hegel, menceritakan kutipan dimana Marx menyatakan bahwa pada mulanya, sejarah muncul sebagai tragedi, dan kemudian

terulang sebagai lelucon. Kutipan ini disadur dan dijadikan salah

satu sumber penelitian dalam proses kekaryaan Tita Rubi dalam Singapore Biennale tahun 2016.

Seperti karya-karya Tita Rubi sebelumnya, pokok bahasan dalam

kuliah umum ini membahas karyanya dalam Singapore Biennale,

dengan titik tumpu dalam kekaryaan simbolistik. Setiap komponen dalam karya Tita Rubi diperhatikan memang selalu memiliki kecenderungan untuk terus merepresentasikan sisi lain dalam kontennya. Pembahasan dari karya yang selalu bersifat

simbolistik ini kemudian akan menjalar luas kedalam hasil riset

yang begitu presisi dalam proses penciptaannya.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh Tita Rubi dalam usahanya meraih representasi yang sebegitu presisi sebagai kepuasan dalam proses berkesenian merupakan contoh yang baik dalam mata kuliah metode penciptaan kali ini. Sebagai mana beliau memberikan waktu untuk mencari data teoritis dan lapangan dalam aplikasi proses berkaryanya menjadi sesuatu yang sangat mencerminkan diri seorang seniman akademisi. Sebagaimana beliau lulus dari studio keramik, mencari keutuhan

dan otentisitas dari medium berkarya. Mengolah segala hal yang

ada di permukaan untuk menceritakan semua hasil narasi yang

(3)

 

 

Research-Based Art 

 

Dalam resume ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari isi

narasi dari salah satu karya instalasi Tita Rubi, "History Repeats Itself". Mengikuti pola bahwa satu persatu komponen dalam karya instalasinya memiliki narasi dari keseluruhan gagasan dari riset beliau. Dalam karya kali ini, penulis membaginya kedalam

tiga gagasan besar, ​Gold, Gospel, ​dan ​Glory. ​Emas, diartikan

sebagai bentuk pencaharian kekayaan dari budaya barat, semenjak Konstatinopel dibuka, jalur perdagangan berjalan, dan proses pencaharian yang begitu gencar dilaksanakan oleh bangsa barat untuk menemukan komoditi berharga dalam proses perdagangan mereka. Menceritakan ambisi dari pihak-pihak adikuasa untuk mencari kemakmuran, banyak hasil riset yang telah dilalui oleh Tita Rubi dalam mencari artian dari Pala, sebuah komoditi berasalkan dari pulau Banda Naira, Maluku. Mendatangi dan melihat secara langsung kondisi lapangan, mengumpukan latar belakang historis akan bagaimana Pala menjadi lebih penting dari kawan semasanya seperti cengkeh. Emas dalam artian harafiah kemudian dilapiskan langsung dilapisan luar pala asli Maluku ini, ratusan bahkan ribuan digunakannya untuk membentuk rupa gagasan yang kedua.

Gospel, ​dalam proses membesarkan gereja di Eropa semenjak

masa gotik hingga abad pertengahan, mereka yang mengenal ilmu pengetahuan, berpegang pada sains dan nalar dianggap sebagai penyesat ajaran agama, menjadi sebuah wabah dan sebuah kenistaan dibawah kuasa gereja, mereka dengan

pandangan ini dibenarkan untuk dimusnahkan gereja dengan cara

pembakaran. Divisualisasikan dengan penyebaran religi dalam bentuk perahu yang pernah terbakar, penggunaan ulang bagian

dari karya Tita Rubi sebelumnya di Galeri Salihara yang

(4)

Gagasan ketiga yang menceritakan ​Glory, ​merupakan gambaran dari kejayaan yang tidak terhingga, diceritakan dalam bentukan ilusi tiga buah perahu yang setengah tenggelam dalam tembok, memberi ilusi bahwa dibalik itu semua masih begitu banyak perahu yang akan datang untuk merayakan kemegahan tadi.

Objek-objek dalam instalasi ini membawa begitu banyak cerita

dari tahun ke tahun proses pencaharian makna kekaryaan Tita

Rubi.

Bentuk simbolistik lain yang tertera dengan presisi dalam karya ini dapat dilihat dalam bentukan kekuasaan yang diceritakan

dalam bentuk jubah dari masing-masing figur dalam instalasi ini.

Jubah ini kemudian dibuat sedemikian rupa menceritakan kemisteriusan, tidak meyangkut jenis gender mana pun, dan yang paling penting didalamnya adalah bentukannya yang dirangkai dari ratusan buah pala asli yang dilapisi emas, menceritakan kemegahan status dari penggunanya. Namun, didalamnya diceritakan sebuah kekosongan, akan bagaimana titik megah tadi sesungguhnya hanya merupakan sebuah bentukan fana dan non-hakiki.

Kayu yang digunakan dalam karya ini juga merupakan kayu bekas terbakar, dari tangan yang menunjuk ke atas dari

figur-figur tadi, mau pun perahu yang dinaikinya.

Menggambarkan bentukan sisa-sisa identitas dan cerita sejarah dari masing-masing objek tadi. Buku yang dipegang sebagai lambang kekuasaan, dari segi ilmu mau pun kitab dalam keagamaan. Dengan satu tangan lainnya mengangkat bola dunia, dengan pembatasan perjanjian masa konstatinopel, Tordessilas dan Zaragoza, masa-masa kejayaan Portugis dan Spanyol dalam

penjarahan komoditi di Asia. Bahkan pada akhirnya bentukan

(5)

 

Evaluasi 

  Perihal kuliah umum ini, penulis melihat bahwa dari segi metode penciptaan, dan dari pembahasan serta diskusi bersama seniman, bahwa kepentingan dari riset dalam proses berkesenian sesungguhnya memainkan peran yang begitu penting, semakin penting bila mengenal proses kekaryaan yang mengangkat simbol serta isu-isu ideologi. Dalam observasi penulis, Tita Rubi

menjadikan proses berkesenian sebagai wadah dalam

menyampaikan ideologi,pendapat, dan fakta historis demi pengetahuan khalayak sosial, atau yang dikenal Feldman sebagai fungsi sosial seni dalam ranah ekspresi dari ideologi. Dalam penyajiannya, bentukan tanggung jawab sebagai seorang terdidik, diharapkan dapat muncul dari pengetahuan yang cukup dan terlegitimasi dari hasil riset dan praktik lapangan.

Referensi

Dokumen terkait

 Berikan highlight sepanjang garis tengah tulang hidung, agar dapat memberikan kesan batang hidung terlihat lebih besar dan proporsional.. Koreksi Bentuk batang hidung bengkok

2. Subsektor Tanaman Pangan mendominasi usaha pertanian di Indonesia, sedangkan rumah tangga usaha pertanian terkecil di Subsektor Perikanan kegiatan penangkapan

Kata-kata kunci: Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar, IPA Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) mendeskripsikan penerapan pendekatan CTL dalam

Program pengembangan karantina pertanian, pengendalian mutu dan keamanan hasil pertanian ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk pertanian agar memiliki nilai

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kulit daging buah kopi fermentasi MOL sebagai ransum dalam bentuk pelet terhadap kelinci peranakan rex jantan lepas

terintegrasinya negara2 miskin ke dalam sistem perekonomian dunia/ global, tetapi justru karena terlalu intensifnya negara2 maju terintegrasi ke dalam sistem. ekonomi dunia

kita harus menebak dan coba-coba dua bilangan yang apabila dijumlahkan akan. menghasilkan nilai koefesien b dan apabila dikalikan akan menghasilkan

Berdasarkan hasil dari uji regresi berganda dan uji f variabel kualitas produk wisata, kualitas pelayanan dan promosi terhadap kepuasan pengunjung, menunjukkan bahwa