• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI ANALISIS KREDIT MK. SIS (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM INFORMASI ANALISIS KREDIT MK. SIS (1)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI ANALISIS KREDIT

MK. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

KELOMPOK 6 (SEMESTER 6 / KEUANGAN 1)

QUEENSY PIYOH

REGINA RUNTUKAHU

SAWELO CHRISTIAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang

Sistem Informasi Analisis Kredit. Selain sebagai tugas, makalah yang kami buat ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang sistem informasi manajemen lebih khususnya Sistem Informasi Analisis Kredit.

Dengan demikian tidak akan tertinggal informasi mengenai sistem informasi manajemen ini. Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.

Menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar ke depannya kami mampu menjadi lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

Tondano, Maret 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah...2

1.3. Tujuan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

2.1. Pengertian Sistem Informasi Analisis Kredit...3

2.1.1. Sistem Informasi...3

2.1.2. Analisis Kredit...7

2.2. Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Analisis Kredit...9

2.2.1. Tujuan Sistem Informasi Analisis Kredit...9

2.2.2. Manfaat Sistem Informasi Analisis Kredit...9

2.3. Proses Sistem Informasi Analisis Kredit...9

2.4. Contoh Kasus...22

Contoh 1 :...22

BAB III PENUTUP...27

3.1. Kesimpulan...27

3.2. Saran...27

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Informasi merupakan fakta, kejadian, statistik atau bentuk data lainnya yang dapat dipahami dan mempunyai arti, bernilai atau bermanfaat bagi seseorang untuk keperluan/pekerjaan tertentu.

Informasi yang cepat, tepat dan akurat merupakan modal utama bagi suatu perusahaan atau informasi dalam menentukan langkah-langkah guna peningkatan dan pengembangan perusahaan itu sendiri dimasa yang akan datang.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk layanan atau suatu strategi bisnis.

Sistem informasi manajemen yang baik adalah Sistem informasi manajemen yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.

Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.

Di dalam sebuah sistem informasi manajemen komputer bukan prasyarat mutlak secara teoritis, namun dalam praktek sistem informasi manajemen yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer.

Sistem informasi manajemen digunakan untuk menganalisa sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi.

SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:

(5)

 Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran

 Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information systems)

 Sistem informasi personalia (personal information systems)

 Sistem informasi distribusi (distribution information systems)

 Sistem informasi pembelian (purchasing information systems)

 Sistem informasi kekayaan (treasury information systems)

 Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems)

 Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems)

 Sistem informasi analisis software

 Sistem informasi teknik (engineering information systems)

 Sistem informasi rumah sakit (Hospital information systems)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah yaitu :

a. Apa itu sistem informasi analisis kredit?

(6)

1.3. Tujuan

- Untuk memenuhi tugas kelompok.

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Informasi Analisis Kredit

2.1.1. Sistem Informasi

Informasi merupakan fakta, kejadian, statistik atau bentuk data lainnya yang dapat dipahami dan mempunyai arti, bernilai atau bermanfaat bagi seseorang untuk keperluan/pekerjaan tertentu.

Data pada umumnya harus diolah terlebih dahulu sehingga menjadi informasi yang dapat dipahami dan bermanfaat.

Data merupakan deskripsi dasar akan suatu, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan, dan disimpan tanpa suatu pengorganisasian sebelumnya.

Knowledge (pengetahuan) terdiri dari data dan/atau informasi yang telah diorganisasikan dan diproses sehingga memberi pemahaman, pengalaman, pembelajaran, dan keahlian tertentu yang dapat diaplikasikan pada masalah bisnis yang dihadapi.

Sistem informasi merupakan suatu sistem yang menerima data dan input lainnya dan memprosesnya menjadi informasi sebagai output.

Suatu sistem infomasi mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan menyebarkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.

Jadi sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan (terintegrasi), yang mengumpulkan (atau mendapatkan), menyimpan, memproses, dan menyebarkan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan tujuan lain, baik orang maupun organisasi.

Komponen sistem informasi:

- Infrastruktur (teknologi informasi)

- SDM

(8)

Secara teori, sistem informasi dapat berupa lembaran kertas.

Sistem informasi yang berfokus pada penyediaan informasi dan mendukung pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer

Macam-macam Management Support Systems ;

1) Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems/MIS) : sistem informasi untuk fungsi manajerial.

- Menyediakan informasi dalam bentuk laporan dan tampilan yang telah ditentukan untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis (O’Brien, 2004)

- Menyediakan informasi rutin untuk aktivitas perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian (pengambilan keputusan) dalam area fungsional. (Turban, 2004)

- Mendukung level manajemen

- Contoh: laporan analisis penjualan harian, laporan produksi

2) Decision Support Systems (DSS)

- Menyediakan sistem interaktif yang bersifat sementara untuk mendukung pengambilan keputusan

- Mengkombinasikan model analitis dan database untuk menyelesaikan permasalahan

- Membantu pengambil keputusan atau manajer

- Contoh: Prediksi hasil untuk menentukan pengalokasian anggaran iklan

3) Executive Information Systems (EIS)

- Menyediakan informasi penting bagi eksekutif dan manajer - Contoh: akses informasi mengenai tindakan kompetitor

(9)

Upaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.

Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat

bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi. 2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem

informasi secara kritis.

3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.

4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.

5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.

6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.

7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.

8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.

(10)

10. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.

11. SIM untuk pendukung pengambilan keputusan sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:

a. Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing.

b. Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif. c. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume

penjualan, atau kegunaan.

12. SIM Berdasarkan Aktivitas/Kegiatan Manajemen

Kegiatan dan proses informasi untuk tiga tingkat adalah saling berhubungan. Contohnya pengendalian inventaris pada tingkatan operasional bergantung pada proses yang tepat dari transaksi; pada tingkat dari pengendalian manajemen, pembuatan keputusan tentang keamanan persediaan dan frekuensi memesan lagi bergantung pada pembetulan ringkasan dari hasil operasi-operasi; pada tingkat strategi, hasil dalam operasi-operasi dan pengendalian manajemen yang dihubungkan pada tujuan-tujuan strategi, saingan tindak tanduk dan sebagainya untuk mencapai strategi inventaris.

13. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Operasional Pengendalian adalah proses pemantapan agar kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang sudah ditentukan lebih dahulu. Sebagian besar keputusan bisa diprogramkan.

Pendukung pemrosesan untuk pengendalian operasi terdiri dari :

a. Proses transaksi

b. Proses laporan

(11)

14. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Manajemen Informasi, pengendalian manajemen diperlukan oleh manajer departemen untuk mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional, dna mengalokasi sumber daya. Proses pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi berikut :

1) Pekerjaan yang telah direncanakan (standar, ekspektasi, anggaran, dll)

2) Penyimpangan dari pekerjaan yang telah direncanakan

3) Sebab penyimpangan

4) Analisis keputusan atau arah tindakan yang mungkin

15. Sistem Informasi Untuk Perencanaan Strategis Tujuan, perencanaan strategis adalah untuk mengembangkan strategi dimana suatu organisasi akan mampu mencapai tujuannya. Horison waktu untuk perencanaan strategis cenderung lama, sehingga perubahan mendasar dalam organisasi bisa diadakan, sebagai contoh :

a. Suatu rantai pertokoan dapat memustuskan untuk mengubah menjadi usaha melalui pesanan

b. Suatu toko serba ada dengan toko di pusat kota dapat memutuskan untuk mengubah menjadi suatu toko obral di luar kota.

16. SIM Berdasarkan Fungsi Organisasi, sistem informasi manajemen dapat dianggap sebagai suatu federasi subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi. Masing-masing subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi yntuk membentuk semua proses informasi yang berhubungan dengan fungsinya, walaupun akan menyangkut database, model base dan beberapa program komputer yang biasa untuk setiap subsistem fungsional. Dalam masing-masing subsistem fungsional, terdapat aplikasi untuk proses transaksi, pengendalian operasional, pengendalian manajemen, dan perencanaan strategis.

2.1.2. Analisis Kredit

(12)

membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998   menyebutkan   bahwa   kredit   adalah penyediaan   uang   atau   tagihan   yang dapat   dipersamakan   dengan   itu,   berdasarkan   persetujuan   atau   kesepakatan pinjam   meminjam   antara   bank   dengan   pihak   lain   yang   mewajibkan   pihak peminjam   untuk   melunasi   utangnya   setelah   jangka   waktu   tertentu   dengan pemberian   bunga. Jika   seseorang   menggunakan   jasa   kredit,   maka   ia   akan dikenakan bunga tagihan (Wikipedia.org).

Analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan­pendekatandan   rasio­rasio   keuangan   untuk   menentukan   kebutuhan kredit   yang   wajar   serta   meyakinkan   pihak   kreditur   bahwa   proyek   yang   akan dibiayai tergolong layak untuk dibiayai.

Penilaian atau analisis kredit adalah semacam studi kelayakan (feasibility study) atas perusahaan pemohon kredit. (Firdaus & Ariyanti 2009:184)

Penilaian kredit adalah suatu kegiatan pemeriksaan, penelitian, dan analisa terhadap kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data permohonan kredit calon debitur hingga dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit tersebut diterima atau ditolak. (Djohan 2000:97)

Menurut Thomas Suyatno, dkk (2003:70) yang dimaksud dengan analisa kredit adalah pekerjaan yang meliputi:

1. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.

(13)

pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit nasabah.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, pengertian penilaian atau analisis kredit adalah suatu kegiatan analisa/penilaian berkas/data dan juga berbagai aspek yang mendukung yang diajukan oleh pemohon kredit, sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan apakah permohonan kredit tersebut diterima atau ditolak.

2.2. Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Analisis Kredit

2.2.1. Tujuan Sistem Informasi Analisis Kredit

Tujuan   utama   analisis   permohonan   kredit   adalah   untuk   memperoleh keyakinan   apakah   nasabah   mempunyai   kemauan   dan   kemampuan   memenuhi kewajibannya   kepada   bank   secara   tertib,   baik   pembayaran   pokok   pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan dengan bank.

2.2.2. Manfaat Sistem Informasi Analisis Kredit

Kegiatan analisis kredit memiliki arti penting bagi bank, karena bank akan memiliki jaminan yang memadai selama kredit diberikan.

Sutojo (1997:69) menyebutkan fungsi analisa kredit adalah:

1. Sebagai dasar bagi bank dalam menentukan tingkat suku bunga kredit dan jaminan yang disyaratkan untuk dipenuhi nasabah,

2. Sarana untuk pengendalian resiko yang akan dihadapi bank,

3. Syarat kredit dan sarana untuk struktur, jumlah kredit, jangka waktu kredit, sifa kredit, tujuan kredit, dan sebagainya,

4. Sebagai bahan pertimbangan pimpinan/direksi bank dalam proses pengambilan keputusan,

(14)

2.3. Proses Sistem Informasi Analisis Kredit

Secara fundamental, analisis kredit dapat dibagi atas dua bagian yaitu : 

a) Analisa   kualitatif   untuk   memahami   usaha   debitur,   posisi   usaha   dalam industri,   kondisi   persaingan,   ancaman   pemain   baru,   risiko   teknologi ketinggalan jaman, dan memahami gaya manajemen dari debitur. 

b) Analisa arus kas atau cash flow, dengan menggunakan laporan keuangan (neraca dan rugi laba), dan melihat arus kas masuk (sumber dana) dan arus kas keluar (penggunaan dana). 

Proses analisis kredit, yaitu :

Descriptive Menggambarkan bisnis usaha debitur.→

Explanatory Menjelaskan tentang bisnis→  

Proses/Prosedur Analisis Kredit

Penyampaian permohonan kredit oleh calon debitur kepada bagian kredit, yang perlu diusahakan selengkap mungkin berkasnya,  yaitu :

1. Berkas   permohonan   kredit   diserahkan   kepada   analis   untuk dilakukan analisis tentang permohonan kredit yang bersangkutan.

2. Analis segera menghubungi calon debitur (pemohon kredit) untuk memperoleh informasi yang sewajarnya.

3. Bila berkas tidak lengkap, analis mengembalikan ke bagian kredit

4. Jika persyaratan telah terpenuhi dalam berkas permohonan kredit yang bersangkutan maka proses analisis berlanjut dengan :

(15)

b) Bidang   marketing   menuntut   analis   untuk   dapat   diketahui tentang   kelancaran   pemasaran   produksi   calon   nasabah   yang bersangkutan

c) Bidang   keuangan   sebagai   sasaran   utama   analis   untuk mengetahui   benar   tentang   kondisi   keuangan   calon   debitur, serta kemungkinan di hari kemudian, bila kredit diberikan

d) Penguji   analis   atas   beberapa Turn’s   Over yang   dapat dilakukannya   terhadap   rencana   usaha   calon­calon   peminjam (calon debitur)

e) Sebagai   langkah   akhir   daripada   analisis   kredit,   adalah penyampaian laporan analisisnya kepada kepala bagian kredit, untuk   kemudian   diteruskan   kepada   yang   berwenang mengambil keputusan kredit.

Kasmir (2002:120) menjelaskan aspek-aspek yang perlu dinilai dalam penentuan kelayakan pemberian fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

1. Aspek hukum/Yuridis

Dalam aspek inin, tujuannya adalah untuk menilai keaslian dan keabsahan dokumen-dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit. Penilaian ini juga dimaksudkan agar jangan sampai dokumen yang diajukan palsu atau dalam kondisi sengketa, sehinggamenimbulkan masalah. Penilaian dokumen-dokumen ini dilakukan ke lembaga yang berhak untuk mengeluarkan dokumen tersebut.

2. Aspek Pemasaran (Marketing)

Dalam aspek ini dinilai besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan dan strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga akan diketahui prospek usaha tersebut sekarang dan dimasa yang akan datang.

3. Aspek Keuangan

(16)

berkembangnya usaha pada masa mendatang serta untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kreditnya.

4. Aspek Teknis

Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk mengamati perusahaan dari segi fisik serta lingkungannya agar perusahaan tersebut sehat dan produknya mampu bersaing di pasaran dengan masih memperoleh keuntungan yang memadai.

5. Aspek Manajemen

Penilaian aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pendidikan dan pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada juga menjadi pertimbangan lain.

6. Aspek Sosial Ekonomi

Penilaian aspek ini digunakan untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan akibat adanya proyek atau usaha pemohon kredit terhadap perekonomian masyarakat dan sosial secara umum.

7. Aspek AMDAL

Merupakan analisis terhadap lingkungan baik darat, laut atau udara, termasuk kesehatan manusia apabila usaha atau proyek pemohon kredit dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam sebelum kredit disalurkan, sehingga proyek atau usaha yang dibiayai tidaka akan mengalami pencemaran lingkungan disekitarnya.

(17)

usahanya akan berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit, baik pokok maupun bunga dalam jangka waktu yang wajar atau sebaliknya.

Prinsip­prinsip Penilaian Kredit :

Hal­hal yang perlu diperhatikan dalam penyelesaian kredit nasabah,:

a.) 6C

1. Character,  adalah   keadaan   watak   dari   nasabah,   baik   dalam   kehidupan pribadi   maupun   dalam   lingkungan   usaha.   Kegunaan   dari   penilaian terhadap   karakter   ini   adalah   untuk   mengetahui   sampai   sejauh   mana kemauan   nasabah   untuk   memenuhi   kewajibannya   (willingness   to   pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. 

Sebagai   alat   untuk   memperoleh   gambaran   tentang   karakter   dari   calon nasabah tersebut, dapat ditempuh melalui upaya antara lain:

 Meneliti riwayat hidup calon nasabah;

 Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya;

 Meminta bank to bank information (Sistem Informasi Debitur);

 Mencari   informasi   kepada   asosiasi­asosiasi   usaha   dimana   calon

nasabah berada;

 Mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi;

 Mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi berfoya­foya.

(18)

sebaiknya jumlahnya lebih besar daripada kredit yang dimintakan kepada bank.

3. Capacity,  adalah   kemampuan   yang   dimiliki   calon   nasabah   dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari   penilaian   ini   adalah   untuk   mengetahui   sampai   sejauh   mana   calon nasabah   mampu   untuk   mengembalikan   atau   melunasi   utang­utangnya secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya.

Pengukuran   capacity   tersebut   dapat   dilakukan   melalui   berbagai pendekatan berikut ini:

a. Pendekatan   historis,   yaitu   menilai  past   performance,   apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu.

b. Pendekatan   finansial,   yaitu   menilai   latar   belakang   pendidikan   para pengurus

c. Pendekatan   yuridis,   yaitu   secara   yuridis   apakah   calon   nasabah mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank.

d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah melaksanakan fungsi­fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan.

e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabah mengelola faktor­faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan­peralatan , administrasi dan keuangan, industrial relation sampai pada kemampuan merebut pasar.

(19)

pribadi (borgtocht), letter of guarantee, letter of comfort, rekomendasi dan avalis.

5. Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik , sosial, ekonomi , budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya   memengaruhi   kelancaran   perusahaan   calon   debitur. Untuk   mendapat   gambaran   mengenai   hal   tersebut,   perlu   diadakan penelitian mengenai hal­hal antara lain: usaha   pompa   bensin   yang   disekitarnya   banyak   bengkel   las   atau pembakaran batu bata. 1. Apakah calon peminjam punya catatan sejarah yang

bagus ketika mengangsur pinjaman baik ke Credit Union atau ke lembaga keuangan lain:

1.1.Apakah yang bersangkutan telah membuktikan kebiasaan yang baik dalam mengangsur pinjaman ke CU?

5 5 atau 0

1.2.Apakah yang bersangkutan telah membuktikan kebiasaan yang baik dalam mengangsur

pinjamannya di lembaga keuangan lain?

5

(20)

positif di bagian kredit? 2. Good Will/Reputasi

2.1.Apakah calon peminjam punya reputasi yang baik di kalangan pebisnis dan organisasi yang lain?

5

2.2.Apakah calon peminjam orang yang berpengaruh dalam masyarakat?

2

3. Apakah calon peminjam punya tempat tinggal menetap/permanen?

3.1. Kurang dari 2 tahun 1

3.2. 3 – 5 tahun 3

3.3. Di atas 5 tahun 5

4. Relasi

4.1. Dalam keluarga 1

4.2. Di tempat kerja 1

4.3. Dalam masyarakat 1 1. Apakah Calon peminjam punya usaha yang

stabil?

Jika tidak 0

Kurang dari 5 tahun 3

5 tahun ke atas 5

2. Apakah pinjaman mampu menghasilkan keuntungan bersih?

10

3. Apakah usahanya sudah berkembang pada tahun-tahun terakhir?

2

4. Apakah cash flow tersedia dan cukup untuk memenuhi amortisasi pinjaman ke depan?

15

5. Apakah pengembalian/laba atas investasi cukup untuk memenuhi kewajiban pembayaran?

15

6. Apakah masa pengembaliannya sesuai dengan durasi pinjaman yang diajukan?

10

(21)

(seberapa besarnya pinjaman dan kewajiban) 1. Apakah calon peminjam konsisten

menyimpan di CU secara teratur?

1,5

2. Apakah ada property milik pribadi, aset berupa simpanan atau aset bisnis yang dapat dijadikan jaminan pinjaman? (aset utama)

1,5

3. Apakah aset dasar (pokok) bertumbuh? (atau apakah calon peminjam menabung hanya bertujuan untuk meminjam?

1

4. Apakah modal calon peminjam memadai, jika dibandingkan dengan jumlah

hutangnya? 1. Apakah barang jaminan dapat diuangkan

sewaktu waktu/ tergolong harta lancar?

2

2. Apakah nilai barang jaminan lebih dari nilai pinjaman yang diajukan dan dapat memenuhi penilaian kebijakan ?

2

3. Apakah barang jaminan bebas dari

pembebanan atas kekayaan atau hak gadai (menjadi jaminan kreditur lain)?

2

(22)

simpanannya dan menerima perjanjian pemotongan gaji selama durasi pinjaman? 5. Apakah suami/istri setuju dengan

pinjaman yang diajukan?

2

Total 10

5. CONDITION = 5

Kriteria Skor Mentah

Maksimum Rating 1. Apakah lingkungan proyek/bisnis

bersahabat /ramah lingkungan dan legal ?

1

2. Apakah kondisi cuaca sangat berpengaruh pada proyek?

1

3. Apakah pasar siap terhadap proyek? 2 4. Apakah masyarakat secara ekonomis aktif

menjamin tingkat kesuksesan proyek?

1

Total 5

GRAND TOTAL 100

(23)

b.) 7P

6. Personality,  yaitu menilai dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari­hari maupun masa lalunya.

(Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat hidupnya (kelahiran, pendidikan, pengalaman, usaha/pekerjaan, dan sebagainya), hobi, keadaan keluarga (istri, anak), social standing (pergaulan dalam masyarakat serta bagaimana pendapat masyarakat tentang diri si peminjam), serta hal-hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadian si peminjam.)

7. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifiasi tertentu atau golongan­golongan   tertentu   berdasarkan   modal,   loyalitas   serta karakternya. 

(Bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan karakternya. Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal pemberian fasilitas.

Tujuh unsur dalam konsep 7P sebenarnya mempunyai kesamaan dengan lima unsur dalam 5C. Misalnya unsur kepribadian memiliki kesamaan dengan unsur karakter. Sedangkan unsur tujuan, prospek, dan pembayaran dapat memperjelas unsur kapasitas dalam konsep 5C. Unsur perlindungan dalam 7P mungkin dapat disamakan dengan kollateral dalam konsep 5C. )

8. Purpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis yang diinginkan nasabah. 

(24)

sesuai dengan line of business kredit yang bersangkutan. Misalnya, tujuan atau keperluan kredit untuk perkapalan sedangkan line of business bank dalam bidang pertanian.)

9. Prospect,  yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah   menguntungkan   atau   tidak,   atau   dengan   kata   lain   mempunyai prospek atau sebaliknya.

(Yang dimaksud dengan prospect adalah harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan usaha si peminjam. ini dapat diketahui dari perkembangan usaha peminjam selama beberapa bulan/tahun, perkembangan keadaan ekonomi perdagangan, keaadaan ekonomi/perdagangan sektor usaha si peminjam, kekuatan keuangan perusahaan yang dibuat dari earning power (kekuatan pendapatan/keuntungan) masa lalu dan perkiraan masa mendatang.)

10.Payment,   merupakan   ukuran   bagaimana   cara   nasabah   mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. 

(Mengetahui bagaimana perkiraan pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan. Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan tentang prospek, kelancaran penjualan dan pendapatan sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta jumlah pengambilannya.)

11.Profitability,  untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

(25)

12.Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan.

(Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan usaha. Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi.)

c.) 3R

1. Return (hasil yang dicapai)

Return disini dimaksudkan penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur setelah dibantu dengan kredit oleh bank. Dapat pula diartikan keuntungan yang akan diperoleh bank apabila memberikan kredit kepada pemohon. 

2. Repayment (pembayaran kembali)

Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan pemohon kredit dapat membayar kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali (repayment  capacity), dan  apakah kredit harus diangsur/  dicicil/  atau  dilunasi sekaligus diakhir periode. 

3. Risk bearing ability (kemampuan untuk menanggung resiko)

(26)

Penilaian Kredit

Penilaian Kredit digunakan untuk menentukan kemungkinan seorang calon peminjam mampu atau tidak dalam mengembalikan pinjaman. Skala penilaian kredit menjadi dasar bagi staff kredit untuk membuat keputusan dan skala ini di jabarkan dalam tabel berikut:

Nilai Kredit Keputusan/persyaratan 91-100 Disetujui, dengan atau tanpa jaminan

81 - 90 Disetujui, tetapi memerlukan barang jaminan yang memadai dan pengamatan paska pencairan yang terus menerus

71 - 80

Disetujui, tetapi memerlukan barang jaminan yang memadai, jaminan dari penjamin, memiliki jumlah tabungan yang memadai dan pengamatan paska pencairan yang kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Hal itu dikarenakan dengan kredit UKM maka akan memberikan tambahan modal dan investasi sehingga mendorong tumbuhnya usaha manufaktur dan sektor riil, dengan meningkatnya sektor riil maka pendapatan nasional akan meningkat, dengan pendapatan per kapita yang meningkat maka secara otomatis akan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat karena pendapatan per kapita merupakan salah satu indicator tingkat kemakmuran suatu negara.

(27)

analisis kami kredit UKM macet tidak akan terjadi jika proses pemberian kredit UKM berjalan secara professional dan memenuhi prosedur yang berlaku. Dari analisis kredit UKM yang macet disebabkan antara lain oleh adanya pemberian kredit kepada usaha yang fiktif, kurangnya prinsip kehati-hatian bank, kurangnya manajemen yang professional, tidak memenuhi persyaratan 6 C, tidak memenuhi prosedur yang berlaku, dan lain-lain.

Contoh 2 :

Pihak bank hanya melayani permohonan kredit calon debitur dengan usia minimal 21 tahun atau sudah menikah, dikarenakan mereka yang berumur minimal 21 tahun atau sudah menikah telah memenuhi persyaratan untuk melakukan suatu perjanjian yang berkekuatan hukum.

Syarat sahnya suatu perjanjian adalah kecakapan para pihak (Pasal 1320 KUHPer). Kecakapan diukur apabila para pihak yang membuat perjanjian telah berumur 21 tahun atau kurang dari 21 tahun tetapi sudah menikah dan sehat pikirannya (Pasal 330 KUHPer). Sebelum memasuki usia debitur di atas 70 tahun, kredit harus berada di posisi lunas. Kemampuan usaha calon debitur dapat diukur berdasarkan faktor usia. Analisis kemampuan bertujuan untuk melihat kemampuan peminjam dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba (Kasmir, 2004). Tidak hanya faktor usia, untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet maka calon debitur harus memiliki masa kerja minimal 1 tahun (plafon kredit s/d Rp. 50.000.000) dan minimal 2 tahun (plafon kredit >Rp.50.000.000 s/d Rp.100.000.000). Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:250), analisis kemampuan bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan mengembalikan kredit yang dapat diukur berdasarkan aspek produksi.

(28)

(Fahmi,2008:15-16). Bank juga mewajibkan calon debitur yang mengajukan permohonan kredit di atas

Rp.50.000.000 untuk memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-06/PJ.23/1995 bahwa pemohon kredit di atas Rp. 50.000.000 diwajibkan memiliki NPWP. Pihak bank hanya mewajibkan calon debitur Kupedes Komersial untuk menyerahkan surat-surat bukti kepemilikan agunan. Sedangkan untuk calon debitur Kupedes Rakyat, pihak bank tidak mewajibkan untuk menyerahkan surat-surat bukti kepemilikan agunan. Menurut Firdaus dan Ariyanti (2011:87) walau bagaimanapun jaminan berupa harta benda tersebut tetap saja diperlukan untuk menambah ketenangan dan memberikan kepercayaan bank kepada debitur.

Adanya empat kategori usaha yang dihindari oleh bank dalam memberikan kredit, diantaranya yaitu usaha counter handphone, penjual isi ulang pulsa, usaha warnet, kredit untuk tujuan spekulasi. Kondisi perekonomian yang tengah berlangsung di suatu negara adalah bagian penting untuk dianalisis dan dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan kredit kepada calon debitur (Fahmi, 2008:17). Menurut Puspani (2004:17) kredit yang perlu dihindari adalah kredit untuk tujuan spekulasi.

Pada tahap yang kedua, apabila berkas permohonan kredit calon debitur sudah lengkap, maka CS meregister daftar calon debitur yang mengajukan permohonan

(29)

diteliti keabsahannya, maka berkas permohonan kredit tersebut langsung diserahkan CS kepada mantri. Dari pihak calon debitur diharapkan adanya informasi-informasi secara garis besar tentang hal-hal yang diperlukan pihak bank mengenai keadaan usaha calon debitur, surat-surat essensial perusahaan, jaminan atau agunan yang akan diberikan serta surat-suratnya dan sebagainya (Firdaus dan Ariyanti, 2011).

Pada tahap yang ketiga, setelah mantri yang bersangkutan memperoleh memo dari kepala unit, maka mantri akan menyeleksi kelengkapan-kelengkapan berkas calon debitur.

Pada tahap yang keempat, jika permohonan kredit yang diberikan kepala unit melalui CS tidak lengkap, maka mantri akan mengembalikan berkas tersebut kepada CS untuk dilengkapi calon debitur terlebih dahulu. Surat-surat permohonan nasabah telah ditandatangani secara lengkap dan sah, daftar isian yang disediakan oleh bank dan diisi secara lengkap oleh nasabah, daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kreditnya (Suyatno et al., 1991:64).

Penentuan Kelayakan Pemberian Kredit Calon Debitur

Menurut Firdaus dan Ariyanti (2011:84) pihak bank harus mengumpulkan data dan

informasi-informasi dari pihak yang dapat dipercaya.

Pada tahap yang kelima, setelah berkas permohonan kredit calon debitur lengkap, maka mantri akan mulai melakukan penggalian informasi terhadap calon debitur.

(30)

keadaan yang sebenarnya dari usaha calon debitur dan untuk mengetahui kebutuhan kredit yang diperlukan oleh calon debitur. Menurut Suhardjono (2003:195) perhitungan kebutuhan kredit dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti kredit yang dibutuhkan agar tidak terjadi kelebihan kredit ataupun kekurangan kredit.

Menurut Suhardjono (2003:195) dari data dan informasi yang telah didapatkan, pejabat pemrakarsa melakukan analisa dan evaluasi kredit.

Pada tahap yang ke tujuh, mantri akan melakukan penilaian kredit berdasarkan SID/SICD dan interview serta survey.

Tahap ke delapan, jika memenuhi standar maka berkas pengajuan akan segera dikerjakan oleh mantri.

Pada tahap yang ke sembilan, apabila tidak memenuhi, maka mantri akan membuat surat penolakan.

Pada tahap yang ke sepuluh, mantri melakukan penilaian kredit terhadap calon debitur. Untuk menentukan nilai kredit, ada beberapa formulasi yang lazim digunakan, diantaranya yaitu menggunakan analisis 5C (Sinungan, 1995). Penilaian yang dilakukan oleh mantri adalah penilaian kredit dengan menggunakan analisis 5C.

(31)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem informasi merupakan suatu sistem yang menerima data dan input lainnya dan memprosesnya menjadi informasi sebagai output.

Suatu sistem infomasi mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan menyebarkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.

Jadi sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan (terintegrasi), yang mengumpulkan (atau mendapatkan), menyimpan, memproses, dan menyebarkan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan tujuan lain, baik orang maupun organisasi.

Penilaian kredit adalah suatu kegiatan pemeriksaan, penelitian, dan analisa terhadap kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data permohonan kredit calon debitur hingga dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit tersebut diterima atau ditolak.

3.2. Saran

(32)

DAFTAR PUSTAKA

http://ekkydwi.tumblr.com/post/11224637743/kegunaan-atau-fungsi-sistem-informasi-manajemen-pada

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_manajemen

http://melishaputri.wordpress.com/2012/10/10/penjelasan-mengenai-sistem-informasi-manajemen-dan-teknologi-informasi/

http://blog.stie-mce.ac.id/tita/2014/08/31/prinsip-prinsip-penilaian-kredit-6c-7p-3-r-apa-sih-isinya/

Djohan, Warman. 2000. Kredit Bank, Edisi 1. PT. Mutiara Sumber Widya: Jakarta Firdaus, Rachmat dan Maya, Ariyanti. 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasi Lengkap dengan Analisis Kredit. Bandung: Alfabeta.

Kasmir. S.E., M.M. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. S.E., M.M. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sutojo, Siswanto, 1997, Menangani Kredit Bermasalah, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Suyatno, Thomas, 2003, Dasar-Dasar Perkreditan, PT. Gramedia Pustaka. Utama, Jakarta.

http://www.kajianpustaka.com/2013/02/penilaian-atau-analisis-kredit.html http://milasari0.blogspot.com/2012/06/analisa-kredit.html

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN PT BANK MESTIKA

(2) Pemenuhan kewajiban adat setempat dan/ atau kewajiban menurut hukum yang hidup dalam masyarakat sebagaimana di- maksud pada ayat (1) merupakan pidana pokok atau yang

Jika petugas inventori menekan tombol Save maka sistem akan menyimpan data barang yang akan di retur pada database. Skenario Use case kelola retur barang

Hal ini ditinjau dari uji t hasil belajar siswa mempunyai nilai probabilitas signifikansi 0,122 > 0,05, artinya bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, jadi tidak terdapat

Pengembangan Metode Saintifik Berbasis Pendidikan Multikultural Melalui Teknik “Sulap” (Simak- Ujarkan-Lengkapi-Ayo Tulis-Presentasikan) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks

Zaldi, S. Pemanfaatan Aliran Sungai Untuk Usaha Budi daya Ikan Nila Gesit Dalam Karamba Jaring Tancap di Desa Semperiuk Kecamatan Jawa Selatan Kabupaten Sambas... MODAL SOSIAL

Table 5 shows that the Adjusted Odds ratios between underweight and normal weight and its predictors shows that it was not in fl uence by rural- urban area, while the older they

kesepakatan atau karena sebab-sebab yang terkandung dalam Pasal 14 PERMA RI.. Nomor 1 Tahun 2008), mediator wajib menyatakan secara tertulis bahwa proses mediasi. telah