Struktur Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Makalah
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan
Dosen Pembina
Drs. M. Isnaeni Rodi, M.Pd
Oleh: Kelompok V:
Mokhamad Nafek Norhadi (14104410018)
Muhammad Fandi (14104410019)
Muhammad Khoirul Anas (14104410020)
Muhammad Kholil (14104410021)
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
FAKULTAS TEKNIK INFORMASI
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Struktur Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Blitar, 26 November 2014
DAFTAR ISI
Struktur Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah...1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara kita Indonesia ini memiliki bahasa yang satu, yaitu bahasa Indonesia. Kita harus tahu bagaimana cara kita berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang biasa kita pakai dengan baik. Dalam struktur bahasa Indonesia ragam ilmiah terdiri dari kata, frasa, klausa dan diksi. Kita sebagai warna Negara Indonesia, harus bisa memahami dari segi ragam ilmiahnya. Agar kita bisa berbicara dengan baik dan benar.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pengertian dari Kata, Frasa, Klausa dan Diksi.
1.3 Tujuan Penulisan
Bab II
ISI
Kita akan membahas tentang Struktur Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah yang didalamnya kita perlu mempelajari tentang kata, prasa, klausa dan diksi. Baiklah, langsung saja kita mulai dari:
Kata
Pengertian Kata
Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbagai bahasa.
Kelas kata adalah golongan kata dalam satuan bahasa Indonesia berdasarkan kategori bentuk, fungsi dan makna secara gramatikal.
Fungsi Kelas Kata/Jenis Kata
1. Melambangkan pikiran atau gagasan yang abstrak menjadi konkret.
2. Membentuk bermacam-macam struktur kalimat. 3. Memperjelas makna gagasan kalimat.
4. Membentuk satuan makna frasa, klausa dan kalimat. 5. Membentuk gaya pengungkapan sehingga menghasilkan
karangan yang dapat dipahami dan dinikmati orang lain. 6. Mengungkapkan berbagai jenis ekspresi antara lain berita,
7. Mengungkapkan berbagai sikap, misalnya setuju, menolak dan menerima.
Jenis Kelas Kata
1. Verba (kata kerja)
a. Bentuk morfologis : - Verba dasar
- Verba turunan : a) Verba dasar + afiks (wajib) b) Verba dasar + afiks (tidak wajib)
c) Verba dasar (terikat afiks) + afiks (wajib) d) Bentuk ulang (reduplikasi)
e) Majemuk
b. Perilaku sintaksis :
- Berdasarkan fungsi : a) Verba sebagai subjek b) Verba sebagai objek c) Verba sebagai pelangkap d) Verba sebagai keterangan
c. Perilaku semantis, yaitu menurut makna inheren yang ada di dalamnya.
d. Biasanya mengikuti kata “tidak” dalam suatu kalimat.
2. Adjektival (Kata Sifat) a. Adjektival dasar b. Adjektival turunan c. Adjektival frasa
3. Nomina (Kata Benda)
a. Berdasarkan bentuknya : a) Nomina dasar b) Nomina turunan
b. Berdasarkan subkategori : a) Nomina bernyawa b) Nomina tidak bernyawa c) Nomina terbilang
d) Nomina tidak terbilang
4. Pronomina (Kata Ganti) a. Pronomina persona
- Pronomina persona pertama tunggal : saya, aku, daku. - Pronomina persona kedua tunggal : engkau, kamu, Anda, kau, -mu.
- Pronomina persona ketingga tunggal : ia, dia, beliau, -nya. - Pronomina persona pertama jamak : kami.
- Pronomina persona ketiga jamak : mereka. b. Pronomina Penunjuk
- Pronomina penunjuk umum : ialah, ini, itu. - Pronomina penunjuk tempat : sini, situ, sana.
c. Pronomina Penanya : Siapa, apa, di mana, mengapa, bagaimana, dst.
5. Numeralia (kata bilangan)
a. Numeralia takrif (tertentu)
- numeralia pokok : satu, dua, tiga dan seterusnya.
- numeralia tingkat : kesatu, kedua, ketiga, dan seterusnya. - numeralia kolektif : kodi, meter, rupiah, dolar, dan
seterusnya.
b. Numeralia tak takrif (tidak tertentu) misalnya : beberapa, semua, sebagian, segenap, dan seterusnya.
6. Adverbial (kata keterangan) a. Bentuk tunggal
b. Bentuk jamak
7. Interogativa (kata tanya) : apa, siapa, bagaimana, siapa, dan seterusnya..
10. Preposisi :
a. Preposisi dasar : di, ke, dari, pada, demi.
b. Preposisi turunan : di antara, di atas, ke dalam, di samping, dari samping, dari luar, kepada, dan sebagainya.
11. Konjugsi
a. Konjungsi intrakalimat : agar, atau, dan, hingga, dan seterusnya.
b. Konjungsi ekstrakalimat : jadi, di samping itu, oleh karena itu, dan seterusnya.
12. Fatis, berungsi untuk memulai, mempertahankan atau mengukuhkan. Contoh : Ayo, mari, nah, dan sebagainya.
Frasa
Pengertian Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat
nonpredikatif. Frasa dapat dibeda-bedakan berdasarkan kelas katanya, yakni:
Jenis Frasa
a. Frasa Verbal
- Frasa verbal modifikatif (pewatas), terdiri atas
b. pewatas belakang
c. Pewatas depan
Contoh: Mereka akan mendengarkan pidato ilmiah di aula.
- Frasa verbal koordinatif
Contoh: Proposal ini disetujui atau ditolak.
- Frasa verbal apositif
Contoh: Pulogadung, tempat tinggalnya dahulu, kini menjadi terminal modern.
d. Frasa Adjektival
- Frasa adjektival modifikatif (membatasi)
- Frasa adjektival koordinatif (menggabungkan)
- Frasa adjektival apositif (keterangan tambahan pada unsur utama kalimat)
e. Frasa Nominal
- Frasa nominal modifikatif (membatasi)
- Frasa nominal koordinatif (tidak saling menerangkan)
- Frasa nominal apositif
f. Frasa Adverbial
- Frasa adverbial modifikatif (membatasi)
- Frasa pronominal modifikatif
- Frasa pronominal koordinatif
- Frasa pronominal apositif
h.Frasa Numeralia
- Frasa numeralia modifikatif
- Frasa numeralia koordinatif
i. Frasa Interogativa Koordinatif
j.Frasa Demonstrative Koordinatif
k.Frasa Proposisional Koordinatif
Klausa
Pengertian Klausa
Klausa adalah kelompok kata yang berpotensi menjadi kalimat. Klausa sering terjadi dalm kalimat majemuk.
Jenis-jenis Klausa
a. Klausa kalimat majemuk setara
Klausa yang ada di dalam kalimat majemuk setara (koordi-nat) artinya setiap klausa atau masing masing klausa mempunyai kedudukan sama. Kalimat majemuk setara dibangun dengan dua klausa atau lebih yang tidak saling menerangkan.
Contoh :
2. Andik pergi ke kampus atau ke rumah temannya. 3. Ayah bekerja di kantor, tetapi ibu di rumah.
4. Andik datang dari rumah temannya lalu pergi ke kampus.
b. Klausa kalimat majemuk bertingkat
Klausa yang ada di dalam kalimat majemuk bertingkat (su-bordinatif). Artinya setiap klausa atau masing- masing klau-sa mempunyai kedudukan yang tidak sama. Klausa yang satu sebagai induk kalimat dan klausa lain sebagai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat dibangun dengan klausa yang berfungsi menerangkan klausa lainnya.
Contoh :
1. Orang itu pindah ke Jakarta setelah suaminya bekerja di Bank Indonesia
Induk kalimat Anak kalimat 2. Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras
Anak kalimat induk kalimat
Diksi
Pengertian Diksi
Diksi adalah pilihan kata atau juga bisa diartikan sebagai proses/tindakan memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat, hasil dari proses atau tindakan pemilihan kata disebut pilihan kata (Mustakim, 1995).
Dalam pemilihan kata, hal yang perlu diperhatikan adalah :
Kecermatan, berkaitan dengan kemampuan memilih kata dengan cermat. Atau bisa juga diartikan mampu memahami kata – kata yang mubazir yang kehadirannya tidak diperhatikan.
Keserasian, berkaitan dengan kemampuan menggunakan kata – kata yang sesuai dengan konteks dan lazim dalam pemakaian bahasa itu.
Teknik Pemilihan Kata
a. Memilih kata – kata dalam bentuk baku, contoh :
Tidak baku Baku
Ketimbang Daripada
Membikin Membuat
System Sistem
Jadual Jadwal
Analisa, diagnosa, hipotesa Analisis, diagnosis, hipotesis
b. Menghindari kata – kata yang termasuk jangan atau prokem atau slang karena kata – kata tersebut tidak termasuk kata – kata baku, kecuali sebagai data, contoh :
Tidak Baku Baku
Beli ipok utas gelas.
Beli kopi satu gelas.
c. Menghindari pemakain kata – kata di mana, yang mana, yang digunakan sebagai kata penghubung, contoh :
Kota Jember merupakan kota di mana saya di lahirkan.
Kota Jember merupakan kota tempat saya dilahirkan.
d. Memilih kata – kata yang lugas dan bermakna denotatif, bukan makna konotatif, contoh :
Tidak Baku Baku
Dalam pertengkaran itu, ia dijadikan kambing hitam.
Kambing hitam itu dijual karena sangat diminati banyak orang.
e. Memilih kata – kata bersinonim yang paling tepat, contoh :
Tidak tepat Tepat
Melihat pertunjukan wayang Menonton pertunjukan wayang
f. Memilih kata – kata yang tidak berkonotasi emotif, contoh :
Emotif Tidak emotif Itu semua menunjukkan kepicikan
masyarakat setempat.
Itu semua menunjukkan kurangnya pengetahuan masyarakat setempat.
g. Memilih kata dengan tepat
1. Kata ganti
Tidak tepat Tepat Kemarin sewaktu kita datang, dia
sudah berada di sini.
Kemarin sewaktu kami datang, dia sudah berada di sini.
2. Kata kebijakan dan kebijaksanaan
Kata kebijakan digunakan untuk menyatakan hal yang menyangkut politik atau strategi, sedangkan kebijaksanaan berkaitan dengan kearifan atau kepandaianseseorang dalam menggunakan akal budinya. Contoh :
Tidak tepat Tepat Berdasarkan kebijaksanaan
pimpinan, penempatan pegawai harus sesuai dengan bidang keahlian
masing – masing.
Berdasarkan kebijakan pimpinan, penempatan pegawai harus sesuai dengan bidang keahlian masing –
masing. Berkat kebijakan orang tua, anak itu
akhirnya tumbuh dan tumbuh berkembang menjadi anak yang baik.
Berkat kebijaksanaan orang tua, anak itu akhirnya tumbuh dan berkembang
3. Pemakaian kata dari dan daripada
Kata dari digunakan untuk menyatakan makna asal, sedangkan kata daripada untuk menyatakan perbandingan. Contoh :
Tidak tepat Tepat Bangunan yang megah itu terbuat
daripada bahan – bahan berkualitas tinggi.
Banguna yang megah itu terbuat dari bahan – bahan yang berkualitas
tinggi. Nilai ekspor Indonesia pada
tahun1989 lebih besar dari nilai ekspor tahun – tahun sebelumnya.
Nilai ekspor Indonesia pada tahun 1989 lebih besar daripada nilai ekspor tahun – tahun sebelumnya.
h. Memilih kata dalam bentuk frasa dengan tepat, contoh :
Tidak tepat Tepat
Terdiri dari Terdiri atas
Bertujuan untuk Bertujuan
i. Menghindari penggunaan frasa yang bersinonim secara bersamaan, contoh :
Tidak tepat Tepat
Disebabkan karena Disebabkan oleh Karena
Dalam rangka untuk Dalam rangka... Untuk ... Baik...ataupun... Baik...maupun...
BAB III
Kesimpulan
Setelah disusunya makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam berkomunikasi kita harus bisa memahami dan mengerti cara menyampaikanya dengan baik dan benar.
2. Kata, Frasa, Klausa dan Diksi harus baik penggunaanya dalam berbahasa Indonesia.
3. Ada caranya untuk mengungkapkan sesuatu yang mudah diterima orang lain.
Saran