• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis diksi Pada Bab Puasa Buku Terjemahan Fathul Qarib

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "analisis diksi Pada Bab Puasa Buku Terjemahan Fathul Qarib"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS JENIS DAN LATAR BELAKANG PENGGUNAAN

DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIIIC

SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Diajukan Oleh:

RETNO DIAH RAHMAWATI

A 310 100 014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

1

ABSTRAK

ANALISIS JENIS DAN LATAR BELAKANG PENGGUNAAN DIKSI

PADA KARANGAN SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 10

SURAKARTA

Retno Diah Rahmawati. A 310 100 014. Markhamah dan

Sabardila. Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ke

guruan dan Ilmu

(2)

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan pe

milihan diksi yang

terdapat pada karangan siswa kelas VIIIC SMP Muhamm

adiyah 10 Surakarta,

(2) mendeskripsikan latar belakang penggunaan diksi

pada karangan siswa kelas

VIIIC SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Objek peneliti

an dalam skripsi ini

adalah jenis dan latar belakang penggunaan diksi pa

da karangan siswa kelas

VIIIC SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Data dalam pen

elitian ini adalah

kalimat yang mengandung diksi dalam karangan siswa

kelas VIIIC SMP

Muhammadiyah 10 Surakarta, sedangkan sumber datanya

merupakan

kalimat-kalimat yang terdapat dalam karangan. Teknik pengum

pulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kepust

akaan, simak, dan catat.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tekn

ik perluas dan metode padan

referensial. Hasil penelitian dapat disimpulkan pem

ilihan diksi ditemukan: (a)

bentuk kata khusus, (b) bentuk kata umum, (c) bentu

k kata bersinonim, (d) bentuk

kata idiom, (e) bentuk kata indera yang diklasifika

sikan dalam 4 macam: indera

peraba, indera penciuman, indera pendengaran, dan i

ndera penglihatan, (f)

bahasa asing, (g) bahasa daerah, dan (h) bentuk kat

a konotatif. Latar belakang

penggunaan diksi ditemukan: (a) konteks ibadah, (b)

konteks kegiatan, (c) konteks

seni, dan (d) konteks sifat.

Kata kunci

:

diksi, kata umum, idiom, latar belakang.

2

(3)

PADA KARANGAN SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 10

SURAKARTA

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan ses

eorang untuk

saling berinteraksi. Berbahasa yang baik harus memp

erhatikan beberapa hal, salah

satunya pilihan kata. Komunikasi menggunakan bahasa

merupakan alat yang

sangat penting bagi masyarakat manusia. Komunikasi

tidak dilakukan saat

bertatap muka saja, tetapi bisa lewat tulisan. Mere

ka yang terlibat dalam

komunikasi perlu menguasai kosa kata (perbendaharaa

n kata).

Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dipergun

akan masyarakat

untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifik

asi diri. Wacana fiksi adalah

wacana yang bentuk dan isinya berorientasi pada ima

jinasi (Mulyana, 2005:54).

Salah satu contoh fiksi adalah karangan. Seseorang

dapat mengungkapkan

gagasan dan perasaannya melalui karangan. Bahasa ya

ng efektif dan komunikatif

dapat memudahkan pembaca dalam memahami isinya. Pes

an yang disampaikan

penulis melalui karyanya dapat disampaikan kepada p

embaca.

Kridalaksana dalam Markhamah (2010:149-150) menyata

kan diksi adalah

pilihan kata dan kejelasan lafal untuk menggambarka

n efek tertentu dalam

berbicara di depan umum atau dalam karang mengarang

. Persoalan pilihan kata

menyangkut pula masalah makna kata dan kosa kata se

seorang. Persoalan

pendayagunaan kata mencakup dua persoalan pokok, ya

itu ketepatan dalam

(4)

Bahasa dituntut memiliki

fungsi komunikatif.

Seseorang harus dapat memilih kata-kata yang akan d

igunakan dalam

berbahasa agar orang lain dapat memahaminya. Menuru

t Keraf (2004:24) pilihan

kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana

yang dipakai untuk

menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pen

gelompokkan kata-kata

3

yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang

tepat, dan gaya mana

yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Dik

si atau pilihan kata adalah

persoalan yang sangat perlu dipelajari. Orang yang

tidak mengerti diksi akan

terjerumus kedalam kesalahan yang fatal. Pilihan ka

ta atau diksi perlu

dipertimbangkan dalam merangkai kalimat-kalimat di

dalamnya.

Penelitian ini dilengkapi dengan tinjauan pustaka a

tau penelitian relevan

untuk mengetahuai keaslian karya ilmiah ini yaitu F

atimah (2011) meneliti

“Variasi Diksi dalam Kolom ‘Asal-Usul’ Koran

Kompas

Tulisan Harry Roesli”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diksi yang d

igunakan dalam kolom

“Asal- usul” tulisan Harry Roesli di Koran

Kompas

variatif, yakni menggunakan

(1) kata atau istilah yang kurang familiar bagi mas

yarakat umum dan hanya

mampu dipahami kaum terpelajar, (2) kata bentukan b

aru yang dibuat melalui

teknik afiksasi dan penggabungan kata sehingga terb

entuk kata baru yang

(5)

bentuk atas dasar proses

penggantian dan penghilangan fonem, penambahan suku

kata, dan pembentukan

akronim yang sewenang-wenang, (4) bentuk plesetan s

ebagai satire dan kritik

sosial, (5) kata bermakna asosiasi, terutama asosia

si negatif, serta (6) idiomidiom.

Persamaan penelitian Fatimah (2011) dengan peneliti

an ini yaitu mengenai diksi.

Perbedaannya terletak pada objeknya saja. Penelitia

n yang peneliti lakukan adalah

meneliti karangan siswa. Penelitian Fatimah dilakuk

an pada media cetak, yaitu

koran.

Kurniawati (2012) meneliti “

Diksi dan Gaya Bahasa Wacana Iklan pada

Majalah Nova Edisi Bulan September-Desember 2011”.

Hasil penelitian tersebut

dapat disimpulkan (1) terdapat perbedaan antara dik

si dan gaya bahasa merupakan

diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok ti

daknya pemakaian kata, frase

atau klausa tertentu menghadapi situasi, (2) gaya b

ahasa bukan saja dipergunakan

untuk menyatakan makna mana yang perlu dipakai untu

k mengungkapkan suatu

gagasan, tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa

, ungkapan-ungkapan dan

sebagainya, (3) jadi kedua kalimat itu berbeda, gay

a bahasa mengungkapkan suatu

gagasan dan ungkapan-ungkapan diksi mempersoalkan c

ocok tidaknya pemakaian

4

kata, frase atau klausa. Persamaan penelitian Kurni

awati (2012) dengan penelitian

ini adalah mengenai diksi. Perbedaannya: penelitian

Kurniawati difokuskan pada

pengkajian diksi dan gaya bahasa, sedangkan penelit

ian ini fokus pada pengkajian

(6)

Puspitasari (2012) meneliti “

Analisis Diksi dan Variasi Kalimat dalam

Rubrik Zodiac pada Majalah Keren Beken! Edisi Oktob

er 2011”.

Hasil penelitian

tersebut dapat disimpulkan: (1) jenis diksi pada wa

cana zodiac majalah

Keren

Beken

! edisi Oktober 2011 dapat dikelompokkan sebagai be

rikut: a) pemakaian

kata tutur, b) pemakaian kata indria yaitu indria p

englihatan dan indria perasa, c)

pemakaian istilah asing, dan d) pemakaian makna yai

tu makna konotasi dan

makna denotasi, (2) jenis kalimat dalam rubrik zodi

ac pada majalah

Keren Beken

!

edisi Oktober 2011 dikelompokkan sebagai berikut: a

) kalimat berita, b) kalimat

tanya, dan c) kalimat perintah yang meliputi kalima

t perintah ajakan, kalimat

perintah larangan dan kalimat perintah biasa. Persa

maan penelitian Puspitasari

dengan penelitian ini adalah mengenai diksi. Perbed

aannya: penelitian Puspitasari

mengakaji mengenai diksi dan variasi kalimat, sedan

gkan penelitian ini mengkaji

mengenai diksi.

Susilowati (2012) meneliti “Diksi dan Gaya Bahasa p

ada Puisi Karangan

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cawas”. Hasil penelit

ian tersebut dapat

disimpulkan bahwa ada pemakaian diksi pada makna ka

ta denotatif, penggunaan

makna konotasi, pemakaian kata umum dan kata khusus

, penggunaan kata konkret

(7)

diksi pemakaian indra dan penggunaan kata berstrukt

ur leksikal sinonimi dan

antonym, penggunaan gaya bahasa metafora, gaya baha

sa perumpamaan epos,

gaya bahasa personifikasi, metonimia dan alegori, d

an gaya bahasa sinekdoki.

Persamaan penelitian Susilowati (2012) dengan penel

itian ini terletak pada

objeknya, yaitu karangan siswa. Perbedaannya peneli

tian Susilowati juga

memfokuskan penelitiannya pada gaya bahasa. Penelit

ian ini fokus pada diksi

saja.

5

Isroin (2013) meneliti “

Diksi dan Gaya Bahasa pada Karangan Siswa

Kelas X SMA Islam Karangrayung, Kabupaten Grobogan

Tahun Ajaran 2011”.

Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan berupa:

(1) bentuk pemakaian diksi,

meliputi: (a) kata tutur, (b) kata indria penglihat

an, (c) indria penciuman, (d)

perubahan makna, (e) istilah asing, (2) bentuk pema

kaian gaya bahasa, meliputi:

(a) gaya bahasa mulia dan bertenaga, (b) berdasarka

n struktur kalimat. Persamaan

penelitian Isroin (2013) dengan penelitian ini adal

ah terletak pada objeknya.

Perbedaannya terletak pada sumber data yang diperol

eh. Penelitian Isroin tidak

memfokuskan pada diksi saja, tetapi ia juga menelit

i gaya bahasa yang terdapat

pada objeknya.

Berdasarkan uraian sebelumnya dirumuskan dua permas

alahan, yaitu (1)

bagaimana pemilihan diksi yang terdapat pada karang

an siswa kelas VIIIC SMP

Muhammadiyah 10 Surakarta? (2) apa yang melatarbela

kangi penggunaan diksi

(8)

Surakarta? Tujuan

yang dicapai pada penelitian ini adalah (1) mendesk

ripsikan pemilihan diksi yang

terdapat pada karangan siswa kelas VIIIC SMP Muhamm

adiyah 10 Surakarta, (2)

mendeskripsikan latar belakang penggunaan diksi pad

a karangan siswa kelas

VIIIC SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.

Hasil penelitian ini memiliki manfaat praktis dan m

anfaat teoretis. Manfaat

praktis pada penelitian ini adalah (1) diharapkan m

ampu memberi sumbangan

terhadap perkembangan pembelajaran Bahasa Indonesia

, (2) diharapkan mampu

memberikan informasi mengenai kajian sintaksis, yai

tu tentang diksi, (3) pembaca

dapat menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah pengg

unaan bahasa. Manfaat

teoretis dalam penelitian ini adalah (1) mengembang

kan ilmu pengetahuan

dibidang sintaksis, (2) menjadi tambahan referensi

bagi peneliti-peneliti

berikutnya, (3) diharapkan dapat memberikan sumbang

sih pengetahuan tentang

pemilihan dan latar belakang penggunaan diksi.

6

METODE PENELITIAN

Sesuai rumusan masalah dan tujuan penelitian yang

akan dicapai, maka

jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian in

i adalah deskriptif dengan

metode kualitatif. Penelitian ini bersifat deskript

if kualitatif karena data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan ang

ka-angka (Moleong, 2004:

27). Penelitian bersifat deskriptif karena lebih me

mentingkan proses daripada

hasil. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsik

an objek yang akan diteliti

(9)

g penggunaan diksi pada

karangan siswa SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.

Pengumpulan data adalah tahapan yang paling penting

dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik

kepustakaan, simak dan catat. Teknik simak dan tekn

ik catat berarti peneliti

sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan secara

cermat, terarah dan teliti

terhadap sumber data primer (Al-Ma’ruf, 2011:12). T

eknik simak adalah

penyediaan data yang dilakukan dengan menyimak data

pengguna bahasa

(Sudaryanto, 1993:133).

Data perlu dicermati kesahihan dan keabsahannya seb

elum menjadi

landasan dalam penarikan kesimpulan. Penelitian ini

menggunakan teknik

triangulasi untuk menguji keabsahan data. Metode tr

iangulasi digunakan dalam

penelitian kualitatif sebagai cara untuk meningkatk

an pengukuran validitas dan

memperkuat kredibilitas temuan penelitian dengan me

mbandingkan pendekatan

yang berbeda.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dat

a kualitatif. Data yang

sudah terkumpul dianalisis menggunakan metode padan

referensial pada tujuan

pertama dan teknik perluas untuk tujuan kedua. Meto

de padan alat penentunya

tidak menjadi bagian dari bahasa (

language

) yang bersangkutan. Sudaryanto

(1993:55) mengemukakan bahwa teknik perluas itu ada

lah untuk menentukan

(10)

ANALISIS KESALAHAN DIKSI DALAM KARANGAN SISWAKELAS VI SD NEGERI 1 PEUSANGAN SELATANKABUPATEN BIREUEN

1.

Latar Belakang

Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatika antara lain kata, frase, klausadan kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tatarantertinggi. Begitu pula ketika

mengarang, kata merupakan kunci utama membentuk karangan. Oleh karena itu, Sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahamiagar ide maupun pesan seseorang dapat dimengerti. Dalam kenyataannya, kata-katayang digunakan untuk berkomonikasi harus dipahami dalam konteks kalimat, alineamaupun wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengansewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus mengikuti kaidah-kaidahyang benar.Karangan dipelajari siswa di Sekolah Dasar melalui mata pelajaran bahasa.Penulisan karangan memerlukan pengetahuan yang cukup luas karena pada dasarnyamengarang adalah menyusun ribuan pikiran yang dituangkan dalam kalimat-kalimatyang di dalamnya terdapat rangkaian kata-kata. Karangan dikatakan baik kalaubahasanya tersusun baik serta ide yang diuraikan berurutan dengan pilihan kata yangtepat. Dengan demikian, orang yang membaca karangan itu akan dapat memahami jalan pikiran dan perasaan pengarang. Mengarang yang baik tidak akan datangdengan sendirinya karena mengarang atau menulis membutuhkan

ketekunan,keuletan, dan latihan terprogram serta terpimpin agar tercapai tujuan

yangdiinginkan

.

You're reading a free preview.

Pages 2 to 10 are not shown in this preview.

Alea tiethyuuth Erza

 Beranda

Daily Calendar

Mengenai Saya

alya naim erza

(11)

Fish

Diberdayakan oleh Blogger.

ANALISIS KESALAHAN TERHADAP KESESUAIAN PEMILIHAN DIKSI

MADING MAHASISWA PBA SEMESTER VI PERIODE 2011/2012

oleh: aliyatunnaim (09.11.00171)

Abstrak

Diketahui bahwa bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Ketika menulis berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan maupun ucapan dalam belajar bahasa arab kita harus memahami kata-kata tersebut sesuai denga konten isinya.

Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita. Walaupun dapat diartikan begitu, diksi tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan penulis, tetapi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan-ungkapan yang tepat.

(12)

Dari hasil analisis data terhadap analisis kesalahan pemilihan kata adalah kata benda memiliki persentase 46,2 %. pemilihan kata sifat memiliki presentase 30,8%. dan pemilihan kata kerja memiliki presentase yaitu 23 %. Maka kesalahan yang akan paling sering dialami mahasiswa dalam memilih diksi adalah pemilihan kata benda.

Kata kunci: Analisis kesalahan, diksi A. PENDAHULUAN

Bahasa adalah alat komunikasi dan kerja sama yang paling efektif dalam berkomunikasi. Dengan demikian bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Peran bahasa harus difahami sebagai bentuk praktis dalam penggunaan bahasa tersebut dalam berbagai ranah kehidupan dengan taat asas berbahasa yang baik dan benar. Oleh karena itu penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan asas berbahasa yang baik dan benar disebut sebagai kesalahan berbahasa.

Kesalahan berbahasa sering terjadi dikalangan pembelajar bahasa Asing. Baik pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis maupun semantik. Kesalahan tersebut bukan saja disebabkan oleh interferensi atau transfer dari bahasa pertama, akan tetapi mungkin juga disebabkan oleh strategi belajar, bingung, model penganjaran dari guru yang salah, penjelasan yang keliru dari guru, interferensi dari bahasa secara sendiri, dan adapula kesalahan yang merupakan masa transisi dari bahasa pertama ke bahasa kedua.

(13)

Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis maupun bahasa lisan. Kesalahan berbahasa ini dapat terjadi pada tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis. Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik ini penekanannya pada penyimpangan makna, baik yang berkaitan dengan fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Jadi, jika ada sebuah bunyi, bentuk kata, ataupun kalimat yang maknanya menyimpang dari makna yang seharusnya, maka tergolong ke dalam kesalahan berbahasa ini.

Dalam makalah ini lebih difokuskan untuk mendeskripsikan kesalahan pada level pemilihan diksi dalam bahasa Arab terutama pada pemilihan kata benda, kata kerja, dan kata sifat, frekuensi serta penyebab terjadinya kesalahan, serta prediksi kesalahan penggunaannya. Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai acuan bagi mahasiswa PBA khususnya calon guru bahasa Arab, agar dapat mengaplikasikan disiplin ilmu yang dipelajarinya. Memprediksi sekaligus mengoreksi kesalahan berbahasa siswa yang mencakup bidang semantiknya terutama dalam kaitannya dengan pemilihan diksi atau leksikal.

B. ANALISIS KESALAHAN

1. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa

(14)

dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa.

Kesalahan berbahasa dianggap sebagai bagian dari proses belajar-mengajar, baik belajar secara formal maupun secara tidak formal. Pengalaman guru di lapangan menunjukkkan bahwa kesalahan berbahasa itu tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari B2, tetapi juga oleh siswa yang mempelajari B1. Kesalahan berbahasa yang terjadi atau dilakukan dalam suatu proses belajar-mengajar mngaplikasikan tujuan pengajaran bahasa belum tercapai secara maksimal. Semakin tinggi kuantitas kesalahan berbahasa itu, semakin sedikit tujuan pengajaran bahasa yang tercapai. Kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa harus dikurangi sampai ke batas minimal, bahkan diusahakan dihilangkan sama sekali. Hal ini dapat tercapai jika guru pengajar bahasa telah mengkaji secara mendalam segala aspek seluk-beluk kesalahan berbahasa itu.1[1]

2. Penyebab Kesalahan Berbahasa

Pangkal penyebab kesalahan bahasa ada pada orang yang menggunakan bahasa yang bersangkutan bukan pada bahasa yang digunakannya. Ada tiga (3) kemungkinan penyebab seseorang dapat salah dalam berbahasa, antara lain sebagai berikut:

pertama, terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasainya.

Ini dapat berarti bahwa kesalahan berbahasa disebabkan oleh interferensi bahasa ibu atau bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2) yang sedang dipelajari si pembelajar (siswa). Dengan kata lain sumber kesalahan terletak pada perbedaan sistem linguistik B1 dengan sistem linguistik B2.

Kedua, kekurangfahaman pemakai bahasa terhadap bahasa

yang dipakainya. Kesalahan yang merefeksikan ciri-ciri umum kaidah bahasa yang dipelajari. Dengan kata lain, salah satu keliru menerapkan kaidah bahasa. Misalnya: kesalahan generalisasi, aplikasi kaidah bahasa

1[1] Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia (Teori

(15)

secara tidak sempurna, dan kegagalan mempelajari kondisi-kondisi penerapan kaidah bahasa. Kesalahan seperti ini sering disebut dengan istilah kesalahan intrabahasa (intralingual error). Kesalahan ini disebabkan oleh: (a) penyamarataan berlebihan, (b) ketidaktahuan pembatasan kaidah, (c) penerapan kaidah yang tidak sempurna, dan (d) salah menghipotesiskan konsep

Ketiga, pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang

sempurna. Hal ini berkaitan dengan bahan yang diajarkan atau yang dilatihkan dan cara pelaksanaan pengajaran. Bahan pengajaran menyangkut masalah sumber bahan, pemilihan bahan, penyusunan bahan, pengurutan bahan, dan penekanan bahan. Cara pengajaran menyangkut masalah pemilihan teknik penyajian, langkah-langkah dan urutan penyajian, intensitas dan kesinambungan pengajaran, dan alat-alat bantu dalam pengajaran.2[2]

3. Metodologi Analisis Kesalahan Berbahasa

Analisis kesalahan berbahasa merupakan suatu prosedur kerja. Sebagai suatu prosedur kerja atau metode, analisis kesalahan berbahasa memiliki langkah-langkah kerja tertentu. Langkah-langkah kerja tertentu tersebut selanjutnya dianggap sebagai metodologi analisis kesalahan berbahasa.

Adapun dalam kesempatan kali ini, metode analisis kesalahan berbahasa yang dipilih atau digunakan adalah metode alternatif. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data

2. Mengidentifikasi kesalahan 3. Mengklasifikasi kesalahan

4. Menjelaskan kesalahan dan memberi contoh yang benar 5. Merangking kesalahan

6. Mencari penyebab kesalahan

2[2] Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia (Teori

(16)

7. Memprediksi kesalahan

8. Terapi/evaluasi/koreksikesalahan: solusi dalam pembelajaran bahasa.3 [3]

C. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Semantik

Semantik merupakan cabang ilmu yang mempelajari makna menurut palmer. Sedangkan menurut kridalaksana, semantik mempunyai pengertian:.

a. Bagian dari skruktur bahasa yang berhubungan dengan makna dari ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara

b. Sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada umumnya

Semantik merupakan suatu komponen yang terdapat dalam linguistic. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa makna menjadikan bagian dari bahasa. Seperti halnya komponen bunyi dan gra matikal, makna merupakan komponen yang menduduki tingkatan tertentu pula. Kebanyakan linguis baik secara eksplisit maupun implicit, menerima bahwa komponen bunyi menduduki tingkat pertama, gramatikal tingkat kedua, makna menduduki tingkat terakhir. Hubungan ketiga komponen tersebut dapat dipahami karena hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa:

a. Bahasa pada mulanya merupakan bunyi-bunyi abstrak yang mengacu pada lambang-lambang tertentu,

b. Lambang-lambang merupakan sistem yang memilki tatanan atau hubungan tertentu,

c. Seperangkat lambing yang memilki bentuk dan hubungan itu mengasosiasikan adanya makna tertentu (palmer).

Objek studi semantik adalah bahasa dengan berbagai komponen dan tatarannya. Komponen bahasa adalah leksikon atau kosakata dari bahasa tersebut, sedangkan tatanan bahasa adalah fonologi dan gramatika atau tata bahasa yang mencakup tataran morfologi dan sintaksis.

(17)

Jenis semantik yang kita kenal yaitu semantik leksikal, semantik gramatikal, semantik kalimat, dsb. Kita menghadapi semantik leksikal apabila yang menjadi objek kajian itu berupa leksikon bahasa tersebut. Dalam semantik leksikal dibicarakan makna leksem-leksem bahasa yang bermakna. Oleh karena itu makna yang ada dalam leksem-leksem itu pun disebut makna leksikal. Makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang-lambang benda, peristiwa, dll. Makna leksikal dipunyai unsur-unsur bahasa lepas dri penggunaan atau konteksnya. Sedangkan makna gramatikal adalah makna yang didalamnya terdapat tataran gramatikal. 4[4]

2. Diksi

1. Pengertian Diksi

Dalam KBBI diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.

Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dai itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda.

Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.

2. Syarat-Syarat Pemilihan Kata

1. Makna Denotatif dan Konotatif

4[4] Sarwiji Suwandi, serbalinguistik mengupas perbagai praktik

(18)

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering disebut makna konseptual. Misalnya, kata makan yang bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah dan ditelan.

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan pada makna konotatif berarti untung atau pukul. Makna konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh lainnya misalnya kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban, sedangkan makna denotative adalah kamar yang kecil.

2. Makna Umum dan Makna Khusus

Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang acuannya lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi. Contoh lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya adalah lele lokal, lele dumbo.

3. Kata Konkrit dan Kata Abstrak

Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya perdamaian, gagasan. Kegunaan kata astrak untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang banyak pada suatu karangan akan menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam menyampikan gagasan penulis.

4. Sinonim

(19)

5. Kata Ilmiah dan Kata Populer

Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu digunakan pada acara-acara resmi. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum. Contoh dari kata- kata (Analogi – kiasan, Final - akhir , Bibliograf - daftar pustaka)5 [5]

4. Ketepatan dan Kesesuaian Penggunaan Diksi

Pemakaian kata mencakup dua masalah pokok, yakni pertama, masalah ketepatan memiliki kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan atau ide. Kedua, masalah kesesuaian atau kecocokan dalam mempergunakan kata tersebut.

Menurut keraf “Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembaca”. Masalah pilihan akan menyangkut makna kata dan kosakatanya akan memberi keleluasaan kepada penulis, memilih kata-kata yang dianggap paling tepat mewakili pikirannya. Ketepan makna kata bergantung pada kemampuan penulis mengetahui hubungan antara bentuk bahasa (kata) dengan referennya. Seandainya kita dapat memilih kata dengan tepat, maka tulisan atau pembicaraan kita akan mudah menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dirasakan atau dipikirkan oleh penulis atau pembicara. Mengetahui tepat tidaknya kata-kata yang kita gunakan, bisa dilihat dari reaksi orang yang menerima pesan kita, baik yang disampaikan secara lisan maupun tulisan. Reaksinya bermacam-macam, baik berupa

(20)

reaksi verbal, maupun reaksi nonverbal seperti mengeluarkan tindakan atau perilaku yang sesuai dengan yang kita ucapkan. Agar dapat memilih kata-kata yang tepat.

Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan berikut:

a. Kita harus bisa membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan

konotatif, bersinonim dan hampir bersinonim; kata-kata yang mirip dalam ejaannya, seperti :bawa-bawah, koorperasi-korporasi, interfensi-interferensi.

b. Hindari kata-kata ciptaan sendiri atau mengutip kata-kata orang terkenal

yang belum diterima di masyarakat.

c. Waspadalah dalam menggunaan kata-kata yang berakhiran asing atau

bersufiks bahasa asing, seperti :Kultur-kultural, biologi-biologis, idiom-idiomatik, strategi-strategis, dan lain-lain

d. Kata-kata yang menggunakan kata depan harus digunbakan secara

idiomatik, seperti kata ingat harus ingat akan bukan ingat terhadap, membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi, takut akan bukan takut sesuatu.

e. Kita harus membedakan kata khusus dan kata umum.

f. Kita harus memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata

yang sudah dikenal.

g. Kita harus memperhatikan kelangsungan pilihan kata.

5. Kata dan Gagasan

(21)

Rangkaian kata-kata yang paling penting adalah pengertian yang tersirat di balik kata-kata yang digunakan. Setiap orang yang terlibat dalam berkomunikasi harus saling memahami atau saling mengerti, baik pembicara maupun pendengar, pengertian yang tersirat dalam sebuah kata itu mengandung makna bahwa tiap katamengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide. Dengan kata lain, kata adalah media yang digunakan untuk menyampaikan gagasan atau ide kepada orang lain. Menurut Keraf, Kata-kata ibarat ”pakaian” yang dipakai oleh pikiran kita. Tiap Kata-kata memiliki “jiwa”. Setiap anggota masyarakat harus mengetahui “jiwa”, agar ia dapat menggerakkan orang lain dengan “jiwa” dari kata-kata yang dapat digunakannya.

Kata dengan gagasan mempunyai hubungan ketergantungan. Orang yang mempunyai banyak gagasan pasti mempunyai banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak ide atau gagasan yang bisa diungkapkannya. Orang yang banyak menguasasi kosakata akan merasa mudah dan lancar berkomunikasi dengan orang, lain. Seringmkita sering tidak memahami pembicaraan orang lain, karena kita tidak atau kurang menguasai kata-kata atau gagasan seperti yang dikuasai oleh pembicara. 6. Pilihan Kata

Pilihan akat atau diksi bukan hanya memilih kata-katayang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan gagasan atau ide, tetapi juga menyangkut persoalan fraseologi (cara memakai kata atau frase di dalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk tulisan maupun ujaran), ungkapan, dan gaya bahasa. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan. Pemilihan gaya bahasa yang akan digunakan pun merupakan kegiatan memilih kata menyangkut gaya-gaya ungkapan secara individu.

(22)

menempatkan kata terutama yang bersinonim, seperti kata meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Kata0kata turunannya penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan. Orang yang menguasai banyak kosakata tidak akan menerima bahwa kata-kata tersebut mengandung arti yang sama, karena bisa menempatkan kata-kata itu dengan cermat sesuai dengan konteksnya. Sebaliknya orang yang tidak menguasai kosakata akan mengalami kesulitan karena tidak mengetahui ada kata yang lebih tepat, dan tidak mengetahui ada perbedaan dari kata-kata yang bersinonim itu. Dengan demikian, menurut Keraf diksi adalah : a. Mencakup pengertian kata-kata yang dipakai untuk menyampaikan suatu

gagasan, cara menggabungkan kata-kata. Yang tepat, dan gaya yang paling baik digunakan dalam situasi tertentu.

b. Kemampuan secara tepat membedakan nuansa-nuansa makna dari gagasan

yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar atau pembaca.

c. Diksi yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan

kosakata yang banyak.

7. Makna Kata dan Jenisnya

Kata yang merupakan satuan bebas terkecil mempunyai dua aspek, yakni aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi atau makna. Bentuk bahasa adalah sesuatu yang dapat dicerna oleh pancaindra, baik didengan maupun dilihat. Isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi atau respon dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan atau stimulus aspek bentuk tadi. Kalau seseorng berkata, “pergi!” kepada kita, maka akan timbul reaksi dalam pikiran kita diam sekarang”. Dengan demikian, kata pergi merupakan bentuk atau ekspresi dan isinya atau maknanya merupakan reaksi seseorang atas perintah tadi.

(23)

kuda” yakni “seeekor binatang yang tinggi-besar, larinya kencang dan biasa ditunggangi”.kedua istilah yang disbut referen. Hubungan antara bentuk dan referen akan menimbulkan makna atau referensi.

Makna kata pada umumnya terbagi atas dua macam yakni makna denotatif dan makna konotatif. Kata-kata yang bermakna denotatif biasa digunakan dalam bahasa ilmiah yang bersifat tugas atau tidak menimbulkan interpretasi tambahan. Makna denotatif disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional (Keraf). Disebut makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena maknamitu mengacu pada referen, konsep atau ide tertentu dari suatu referen. Disebut makna kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadarn, pengetahuan dan menyangkut rasio manusia.

Karena adanya bermacam-macam makna, maka penulis harus hati-hati dalam memilih kata yang digunakan. Sebenarnya memilih kata-kata bermakna denotatif lebih mudah daripada memilih kata-kata bermakna konotatif. Seandainya ada kesalahan dalam penulisan denotasi, mungkin karena adanya kekeliruan disebabkan oleh kata-kata yang mirip karena masalah ejaan. Kata-kata yng mirip itu seperti: gaji-gaji, darah-dara, interferensi-interfensi, dan bawah-bawa. Untuk lebih jelasnya, makna denotatif dapat dibedakan menjadi dua macam hubungan antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya. Kedua, hubungan sebuah kata dengan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.

(24)

bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata konotatif gar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah. Pada karangan ini kurang memperhatikan keakuratan informasi dan kelogisan makna. Dalam menyampaikan pesan ada dua macam cara. Pertama, penyampaian pesan secara langsung. Penyampaian pesan secara langsung hampir sama dengan penyampaian pesan (informasi) dalam karangan tidak langsung harus menggunakan bahasa figuratif dengan kata-kata konotatif. Kita tidak akan bisa langsung memahami pesan atau amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang kalau tidak mempunyai kemampuan mengapresiasinya

8. Perubahan Makna Kata

Bahasa bersifat dinamis sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi pemakai yang kurang mengikuti perubahannya. Ketepatan suatu kata untuk mewakili atau melambangkan suatu benda, peristiwa, sifat, dan keterangan, bergantung pada maknanya, yakni hubungan antara lambang bunyi (bentuk/kata) dengan referennya.

Perubahan makna kata bukan hanya ditentukan oleh perubahan jaman (waktu), melainkan disebabkan oleh tempat bahasa itu tumbuh dan berkembang. Makna bahasa mula-mula dikenal oleh masyarakatnya, tetapi pada suatu waktu akan bergeser maknanya pada suatu wilayah yang lain masih mempertahankan makna yang aslinya. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan atau memilih kata apalagi dalam hal-hal yang bersifat nasional (masalah tempat), terkenal, dan sementara belangsung (masalh waktu)”. Para mahasiswa yang membuat katya ilmiah, yang tulisannya bisa dibaca dalam taraf nasional harus menggunakan kata yang bersifat nasional, terkenal dan masih dipakai masyarakat.

(25)

tanah-tanah Belanda banyak yang didaulatoleh rakyat; gubernur itu didaulat tidak dipakai lagi, sehingga kata itu hampir mati meskipun dalam KBBI masih tercantum tetapi sudah jarang pemakainya.6[6]

3. Kesalahan Pemilihan Kata atau Diksi

Sebuah kata mengemban peran yang penting dalam sebuah kalimat/tuturan karena arti atau makna sebuah kalimat dapat dibangun dengan pemilihan kata yang tepat. Apabila terjadi kesalahan pemilihan kata maka akan terjadi pergeseran arti/makna kalimat, tidak sebagaimana diinginkan oleh penulisnya. Bagi pembaca, kesalahan tersebut akan menimbulkan kesalahpaham atas arti/makna yang dimaksudkan penulis.

Penggunaan kata-kata yang saling menggantikan yang dipaksakan akan menimbulkan perubahan makna kalimat bahkan merusak struktur kalimat, jika tidak disesuaikan dengan makna atau maksud kalimat yang sebenarnya. Pilihan kata yang tidak tepat sering penggunaannya divariasikan secara bebas, sehingga menimbulkan kesalahan. Kalimat seperti tidak bermasalah, jika hanya dicermati sekilas saja. Contoh: mantan dan bekas, busana dan baju, jam dan pukul dan lain-lain.7[7]

D. METODE PENELITIAN

1. Data dan Pengumpulan Data

Dalam makalah ini data yang digunakan adalah data natural8[8] yang berbentuk tulisan yang berasal dari mading mahasiswa PBA VI A yang telah dipublikasikan oleh divisi Shihafah HMPS PBA periode 2011/2012. Karena data ini berupa data pustaka maka teknik yang digunakan untuk mengumpulkannya adalah teknik shearcing. Dengan mencari dan mengidentifikasi kata yang terdapat dalam mading yang tidak sesuai dengan makna yang tertera dalam kamus. Kemudian dari sejumlah kata 6[6]

http://capungtempur.blogspot.com/2010/10/diksi-pengertian-diksi-adalah-pilihan.html (diakses pada tgl 27/06/2012)

7[7] Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia (Teori

dan Praktek), (Surakarta: Yuma Pressindo, 2010), cet. Pertama, hlm. 72-73

(26)

yang diperoleh, kami mengelompokkannya sesuai dengan tiga klasifikasi pada fokus penelitian kami yaitu klasifikasi kata benda, kata kerja, dan kata sifat.

2. Analisis Data

Setelah data diidentifikasi dan diklasifikasikan sesuai dengan fokus penelitian, langkah selanjutnya adalah menganalisis data9[9] tersebut. Metode analisis data yang digunakan adalah satu dari dua jenis metode analisis data menurut letak alat penentunya10[10] yaitu metode agih atau distribusional. Dari satuan kebahasaan yang berupa leksikal dalam bahasa Arab yang kami teliti, kami analisis dengan menggunakan satuan kebahasaan atau leksikal lain dalam bahasa Arab pula.

Adapun teknik yang digunakan adalah teknik ganti yang biasa pula disebut dengan istilah (teknik) distribusi (Verhaar, 1981)11[11]. Dalam menganalisis kesalahan leksikal bahasa Arab yang telah dklasifikasikan berdasarkan kata benda, kata kerja, ataupun kata sifat kami langsung menggantinya dengan leksikal yang berupa kata benda, kata kerja, ataupun 9[9] Analisis data merupakan upaya sang penelii menangani langsung masalah yang terkandung dalam data (Sudaryanto, 1993). Tri Mastoyo Jati Kesuma, Pengantar Metode Penelitian Bahasa, (Yogyakarta: Penerbit Carasvatibooks, 2007), hlm. 47.

10[10] Metode analisis data dapat dipilah menjadi dua jenis menurut

letak alat penentunya, yaitu metode padan dan metode agih. Metode padan adalah metode analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (language) yang bersangkutan atau diteliti (Sudaryanto, 1993). Sedangkan metode agih adalah metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti. Tri Mastoyo Jati Kesuma, Pengantar Metode Penelitian Bahasa,……., hlm. 47-54.

11[11] Teknik ganti adalah teknik analisis data dengan cara mengganti

(27)

kata sifat lain dalam bahasa Arab yang lebih sesuai dengan makna yang diharapkan. Sebagaimana beberapa contoh di bawah ini12[12]:

a. هبلق نم ضرغلاو ةينلا ننعريبعتلا ىلع ؤرجي* b. ءايحلا فرعي يذلا*

c. ةطشنةبقاث و ةقلخ و *

d. امارد اثلثب نوفوتسي نيذلا بلطلا*

Dengan menerapkan teknik ganti, dapat diketahui bahwa kata ؤرجي dapat digantikan dengan kata فرعي , ةعاجش dapat digantikan dengan kata نوكي , kata امارد dapat digantikan dengan kata رامدق , kata ةبقاث dapat digantikan dengan kata ةباقث.

Dari kalimat diatas memiliki makna sebagai berikut: a. Berani mengutarakan maksud dan tujuan hatinya

b. Mempunyai rasa malu c. Giat, Kreatif, dan inovatif

d. Mahasiswa yang memenuhi 3 darna mahasiswa 3. Penyajian Data

Penyajian data ini saya berikan agar pembaca mengetahui letak ksalahan yang akan saya perbarui dengan menggunakan tanda asterisk (*…), jadi dengan tanda asterisk ini sebagai tanda bahwa terdapat kesalahan dalam kalimat tersebut.

Contoh: ةطشنةبقاث و ةقلخ و *

E. ANALISIS KESALAHAN TERHADAP PEMILIHAN DIKSI 1. Hasil Penelitian

Di dalam makalah ini data yang dianalisis adalah kesalahan pemilihan kata yang digunakan oleh mahasiswa PBA VI A dalam menyusun sebuah mading. Kesalahan tersebut dikelompokkan ke dalam 3 kesalahan

12[12] Tanda (*) menunjukkan terdapat kesalahan pemilihan kata

(28)

dalam pemilihan diksi dalam bahasa Arab, yakni kesalahan dalam pemilihan kata benda, kata kerja, dan kata sifat.

Berdasarkan data yang dianalisis diperoleh jumlah keseluruhan kesalahan pemilihan diksi sebanyak 13 sebagaimana table berikut ini:

No .

Pemilihan diksi Jumlah Kesalahan Persentase (%)

1. Kata Benda 6 46,2

2 Kata Kerja 3 23

3 Kata Sifat 4 30,8

Jumlah 13 100

Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah kesalahan pemilihan diksi pada level kata benda yang mencapai 46,2 % merupakan kesalahan yang paling besar. Kesalahan terbesar kedua adalah kesalahan pemilihan diksi pada level kata sifat mencapai 30,8%. Sedangkan kesalahan yang paling rendah adalah kesalahan pemilihan diksi pada level kata kerja mencapai 23 %.

2. Pembahasan

Dari penelitian di atas, kesalahan pemilihan diksi pada level kata benda yang mencapai 46,2 % merupakan kesalahan yang menempati urutan pertama. Kesalahan terbesar urutan kedua adalah kesalahan pemilihan diksi pada level kata sifat mencapai 30,8%. Sedangkan kesalahan ketiga yang merupakan kesalahan paling rendah adalah kesalahan pemilihan diksi pada level kata kerja yaitu 23 %.

Kesalahan pemilihan diksi yang terdapat dalam mading PBA VI A terjadi karena kekurangfahaman mahasiswa terhadap bahasa yang dipakainya (intralingual error). Mahasiswa cenderung memahami arti kata yang terdapat dalam bahasa Arab pada sebatas artinya saja. Mahasiswa belum bisa memahami arti kata sesuai dengan makna kata secara lepas diluar konteks kalimatnya. Sebagaimana contoh berikut ini

(29)

Kata ؤرجي dalam kalimat di atas tidak tepat karena tidak sesuai dengan makna yang diinginkan. Kata ؤرجي memiliki arti berani, dalam artian berani disini adalah berani melawan(hal negative) Sedangkan kata ةعاجش memilki makna berani. Dalam konteksnya memikili arti yaitu seorang yang ideal adalah berani untuk mengungkapkan maksud dan tujuan apa yang ada dihatinya dengan berbagai cara.

b. ءايحلا فرعي يذلا* ءايحلاب نوكي يذلا

Kata فرعي pada kalimat yang diartikan yang tahu malu kurang tepat karena, فرعي memiliki arti ]13[13تايئزجلاو طئاسبلا كرادإ yang dimaksud dengan tahu malu dalam hal ini adalah tidak hanya sekedar mengetahui atau mengenal malu, akan tetapi juga mempunyi/memiliki rasa malu. Sehingga penggunaan kata رعشي lebih cocok.

c. امارد اثلثب نوفوتسي نيذلا بلطلا* اثلثب نوفوتسي نيذلا بلطلا

رامدق .

Kata امارد dalam kalimat di atas tidak tepat karena kata darna adalah istilah jawa dan perlu diindonesiakan lagi, maka ketika diterjemahkan munculnya kata darma tidak sesuai dengan makna yang diinginkan. Maka peneliti mengambil Kata رامدق yang artinya layanan, karena yang dimaksud dari kontens kalimatnya adalah mahasiswa yang ideal itu harus memenuhi 3 darma (layanan).

d. ةطشن ةبقاث و ةقلخ و ةطشن ةباقث و ةقلخ و

Kata ةبقاث ketika dicari dalam kamus tidak ditemukan, karena disini ada kesalahan kata yaitu dari ةبقاث yang seharusnya ةباقث yang artinya adalah inovatif (membuat trobosan baru), mahasiswa ideal harusnya bias kretif, dan inovatif.

(30)

pada pemilihan kata sifat yaitu 30,8%. Sedangkan persentase kesalahan ketiga (jarang) terjadi pada pemilihan kata kerja yaitu 23 %. Maka kami prediksikan bahwasannya kesalahan yang akan paling sering dialami mahasiswa dalam memilih diksi adalah pemilihan kata benda, kemudian pemilihan kata sifat, dan kesalahan yang akan jarang terjadi adalah kesalahan dalam pemilihan kata kerja.

3. Pembelajaran berbasis anakes

Dari analisis diatas, peniliti mencoba mengaplikasikan teradap pembelajaran berbasis anakes tentang pemilitahn kata yang tepat.

Dilihat hari tujuan pembelajarannya disini penliti menawarkan untuk menggunakan metode terjemah, karena dalam pembelajaran ketika menggunakan metode terjemah itu bagaimana sesorang untuk memilah-milah kata yang teat sesuai dengan kontennya, baik dalam pemilihan kta sifat, kata benda dan kata kerja.

Kemudian jika diterapkan dalam tehnik pembelajarannya nantinya menggunkann teknik langsung, karena ketika ada kesalahan dalam pemilihan kata, secara langsung untuk dibenarkan dengan cara bimbingan guru, ataupun mencari kata-kata yang tepat dari kamus, maupun dari teman sejawat. Kemudian memperbaiki dan mengganti kesalahan kesalahan yang disesuaikan dengan kontennya.

F. PENUTUP

a. Kesimpulan dan Saran

Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwasannya kesalahan terbesar dalam pemilihan diksi yang dilakukan oleh mahasiswa PBA semester VI A dalam membuat mading adalah kesalahan dalam pemilihan kata benda, kata sifat, kata kerja. Penyebab kesalahan yang ada adalah intralingual error. Maka dari itu solusi yanng kami tawarkan adalah memperbaiki dan mengganti kosakata yang salah sesuai dengan kamus.

(31)

mading yang kami teliti kesalahan berbahasa yang dilakukan mahasiswa tidak hanya sebatas pada kesalahan pemilihan diksi. Masih banyak kesalahan berbahasa lain yang tidak difokuskan dalam penelitian ini. Oleh sebab itu saran kami adalah ada peneliti lain yang melanjutkan penelitian ini dengan fokus penelitian lain yang agar nantinya kita mendapatkan pemahaman yang utuh tentang kesalahan-kesalahan yang masih sering dilakukan oleh mahasiswa PBA dalam menyusun sebuah tulisan bahasa Arab. Sehingga dapat sebagai acuan untuk koreksi dalam maharah kitabah mahasiswa PBA.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik umum. Jakarta : Rineka cipta.

Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Penerbit Carasvatibooks.

Khabibi Muhammad Luthfi, Power point (Anakon&Anakes 10).

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia (Teori dan Praktek). Surakarta: Yuma Pressindo.

Suwandi, Sarwiji. 2010. Serbalinguistik Mengupas Perbagai Praktik Berbahasa. Surakarta: Upt UNS press.

Maktabah samilah, furuuq al-lughowiyah, juz 1 Kamus Al-Asyri arab-indonesia

http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/hakikat-hakiki-kemerdekaan/semantik/

(diunduh tanggal 18 Juni 2012).

http://capungtempur.blogspot.com/2010/10/diksi-pengertian-diksi-adalah-pilihan.html (diakses pada tgl 27/06/2012).

http://irpantips4u.blogspot.com/2011/10/makalah-diksi.html

http://capungtempur.blogspot.com/2010/10/diksi-pengertian-diksi-adalah-pilihan.html (diakses pada tgl 27/06/2012

Diksi atau pilihan kata memiliki peran penting dalam sebuah tulisan. Menulis

(32)

mudah dipahami oleh pembaca. Diksi adalah pilihan kata yang digunakan dalam tulisan, agar pembaca tidak salah menginterpretasikan arti yang disampaikan oleh penulis.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan diksi dalam karangan naratif siswa kelas V SDN Cemorokandang 02 Malang, yang meliputi bentuk diksi yang digunakan beserta ketepatan penggunaan diksi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sesuai dengan tujuan penelitian, instrumen dalam penelitian ini adalah tes menulis karangan naratif sebagai instrumen utama beserta panduan kodifikasi dan analisis data sebagai instrumen pembantu. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Cemorokandang 02 Malang.

Berdasarkan uraian paparan data hasil penelitian, dari hasil tes mengarang 35 siswa, 3 karangan siswa diantaranya tidak layak dianalisis karena jumlah kalimat dalam karangan berkisar 3-6 kalimat dan susunan kata sangat rancu. Pada 32 karangan siswa layak dianalisis, terdapat penemuan sebanyak 5 siswa yang sangat tepat penggunaan diksinya, 5 siswa

penggunaan diksinya masuk dalam kategori cukup tepat, 13 siswa penggunaan diksinya kurang tepat dan 9 siswa yang tidak tepat dalam penggunaan diksinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan diksi dalam karangan naratif siswa kelas V SDN Cemorokandang kurang baik. Penguasaan ketepatan diksi di kelas V masih minim, karena hanya terdapat 2 siswa yang penggunaan diksinya tepat 100%. Bentuk diksi yang paling banyak digunakan adalah kata denotatif, dan yang paling jarang digunakan adalah kata abstrak. Bentuk ketidaktepatan penggunaan diksi yang paling banyak ditemukan adalah siswa kesulitan memilih paduan kata yang tepat sehingga susunan kalimat tidak mudah dimengerti oleh

pembaca.

Berdasarkan hasil penelitian, dikemukakan saran sebagai berikut: (1) Guru sebagai tenaga pengajar, diharapkan memberikan kesempatan lebih banyak pada siswa untuk memperoleh wawasan tentang diksi; mengarahkan siswa untuk lebih banyak membaca agar penguasaan diksi dan kosakata meningkat, sehingga siswa dapat menulis karangan yang lebih baik, (2) Peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian tentang penggunaan diksi dalam karangan naratif siswa di lingkungan yang berbeda; serta mengembangkan aspek penelitian yang tidak terdapat pada penelitian ini.

1.

Pendahuluan

Di dalam kehidupan sehari

-hari bahasa digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi.

(33)

terampil berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Dalam

berkomunikasi memiliki dua

cara yaitu

berkomunikasi secara langsung dan tidak langsung. Berkomunikasi

secara

langsung merupakan proses dari kegiatan berbicara dan menyimak,

sedangkan secara

tidak langsung merupakan proses dari kegiatan membaca dan

menulis.

Keterampilan berbahasa dalam kurikul

um sekolah biasanya mencakup empat

keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Menurut (Tarigan, 2008:3),

menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka

dengan

orang lain.

Kemampuan menulis digunakan untuk menulis sebuah karangan yang

menceritakan

sesuatu. Adapun macam

-macam karangan yaitu, karangan narasi, argumentasi,

deskripsi, dan eksposisi. Dalam menulis karangan, penulis

menuangkan ide pokok

pikirannya, se

lain itu penulis harus menggunakan bahasa yang baik dan benar,

misalnya pada penggunaan diksi atau pilihan kata agar pembaca

mengerti apa yang

penulis sampaikan dalam tulisannya.

Dari hasil pengamatan, banyak ditemukan kesalahan dalam menulis

karangan

des

kripsi siswa, seperti penulisan huruf kapital, tanda baca, kalimat yang

tidak efektif

(34)

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap

penggunaan diksi

dalam karangan deskripsi.

Menurut (Widjono Hs, 2007:98

)

, d

iksi adalah ketepatan pilihan kata. Pengunaan

ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan penggunaan

bahasa yang

terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan

menggunakan

s

ejumlah kosa kata secara

aktif yang dapat

mengungkapkan

gaga

san secara tepat

sehingga mampu

mengomunikasikan

-nya secara efektif kepada pembaca atau

pendengarnya

.

Berdasarkan

latar belakang masalah diatas,

penulis

mencoba melakukan

penelitian terhadap

kesal

ahan penggunaan diksi pada karangan deskripsi siswa kelas

VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Tanjungpinang Tahun

Ajaran 2012/2013.

2.

Metode Penelitian

Tempat penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri 10

Tanjungpinang yang beralamat Jln. Sul

(35)

dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel

adalah sebagian

atau wakil dari populasi yang diteliti, (Arikunto, dalam skripsi Arianti,

2012:16),

apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil

semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Akan tetapi, jika jumlah subjeknya

besar, dapat diambil

antara 10

-15% atau 20

-25% atau lebih tergantung pada kemampuan peneliti, sempit

luasnya wilayah pengamatan, dan besarnya peneliti. Sampel

pe

neli

tian ini

diambil

sebanyak 25% dari jumlah populasi 190 siswa yaitu 45 sampel sesuai

dengan pendapat

ahli diatas. Sampel tersebut diambil dengan cara acak pada enam

kelas, jadi total

sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 45 sampel.

Metode ya

ng digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut

(Malik, 2010:3), metode deskriptif adalah pengkajian ilmiah yang

dilakukan untuk

memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian itu

dilakukan sehingga

dapat diperiksa seca

ra sistematis, baik dengan maupun tanpa menguji hipotesis, dan

tanpa mengadakan perlakuan terhadap variabel

-variabel yang diamati.

Menurut (Wati, 2010:63), teknik pengumpulan data merupakan bagian

yang

(36)

-cara yang dilakukan peneliti

dalam menganalisis data yang

diperolehnya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian

adalah teknik observasi, tes dan analisis wacana. Observasi penulis

langsung terjun

langsung ke lapangan untuk mengamati dan mengumpulkan data.

Tes d

apat digunakan

untuk mengetahui kesalahan penggunaan diksi pada karangan

deskripsi siswa,

sedangkan analisis wacana

untuk mengumpulkan data keitidaktepatan penggunaan

diksi dalam karangan siswa untuk di analisis.

Setelah data terkumpul, kemudian dianalisi

s dengan menggunakan teknik

analisis data deskriptif kualitatif

yaitu

untuk menganalisis data dengan

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya

data yang diperoleh.

Menurut (Arikunto, 2010:278), secara garis besar, peke

rjaan analisis data

meliputi 3 langkah yaitu:

a.

Persiapan

Persiapan dalam penelitian ini antara lain:

1.

Mengecek kelengkapan sampel.

2.

Membaca seluruh karangan deskripsi siswa yang dijadikan objek

penelitian.

3.

(37)

penggunaan diksi pada karangan

deskripsi yang

diteliti.

b.

Tabulasi

Tabulasi adalah penyususnan menurut lajur yang telah tersedia,

penyajian data

dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan pengamatan dan

evaluasi

(kamusbesar, 2010).

Langkah tabulasi dalam penelitian ini a

dalah m

enca

tat penggunaan diksi yang

salah dalam kalimat.

c.

Penerapan

Penerapan dalam penelitian ini antara lain:

1.

Membuktikan kesalahan dengan padanan kalimat yang benar.

2.

Menyimpulkan hasil analisis dari

hasil pengamatan

3.

Pembahasan

Untuk mengetahui hasil kesalahan pe

nggunaan diksi pada karangan deskripsi

siswa, maka dilakukan tes saat penelitian yaitu dengan memberikan

tugas siswa untuk

menulis karangan deskripsi, kemudian dianalisis utuk mengetahui

kesalahan

penggunaan diksi pada karangan deskripsi siswa.

Kesalahan p

(38)

kecocokan kata dalam kalimat, ketidaklangsungan atau tidak

ekonomis kata yang

dipilih dalam kalimat sehingga kalimat me

njadi tidak efektif.

Adapun beberapa kesalahan penggunaan diksi pada karangan

deskripsi siswa

sebagai berikut:

a.

Kesalahan diksi pada karangan M.Zamroni.A

Bentuk penerapan diksi yang salah pada karangan M.Zamroni.A

Pantai parang tritis

terletak

di

Jawa Timur

Penggunaan pilihan kata/diksi yang kurang tepat dalam kalimat pada

karangan adalah kata

terletak.

Penggunaan kata

terletak

tidak tepat untuk

kalimat tersebut, karena biasa

ny

a dipakai untuk menjelaskan keberadaan

suatu barang .

Kata yang tepat d

alam kalimat adalah

berada.

Bentuk Penerapan Diksi Yang Benar Pada Karangan M.Zamroni.A

Pantai parang tritis

berada

di Jawa Timur

b.

(39)

Bentuk penerapan diksi yang salah pada karangan M.Zamroni.A

Banyak warga

dari dalam daerah maupun luar daerah untuk

mendatangi

pantai tersebut

”.

Penggunaan pilihan kata/diksi yang kurang tepat dalam kalimat pada

karangan adalah kata

mendatangi

. Penggunaan kata

mendatangi

kurang tepat

untuk dipakai dalam kalimat, karena b

isa menimbulkan ketidakefektifan

dalam kalimat.

Kata yang tepat dalam kalimat adalah

mengunjungi.

Bentuk Penerapan Diksi Yang Benar Pada Karangan M.Zamroni.A

Banyak warga dari dalam daerah maupun luar daerah untuk

mengunjungi

pantai tersebut

”.

c.

Kesalahan

diksi pada karangan M.Zamroni.A

Bentuk penerapan diksi yang salah pada karangan M.Zamroni.A

Konon

di pantai itu tidak boleh memakai baju berwarna hijau, karena

akan

keseret

ombak/jin yang ada di pantai itu

”.

(40)

konon

dan

keseret.

Penggunaan kata

konon

merupakan kata yang tidak tepat

dalam kalimat tersebut, karena biasanya kata

konon

digunakan dalam dialek

-dialek daerah tertentu, agar lebih mudah dimengerti kata

konon

bisa diganti

dengan kata

yang mempunyai kesamaan maknanya. Penggunaan kata

keseret

merupakan bentuk penggunaan bahasa yang masih dipengaruhi oleh

bahasa

percakapan sehari

-hari.

Kata yang tepat dalam kalimat adalah

ceritanya

dan

terbawa.

Bentuk Penerapan Diksi Yang Benar Pada Kara

ngan M.Zamroni.A

Ceritanya

di pantai itu tidak boleh memakai baju berwarna hijau,

karena akan

terbawa

ombak/jin yang ada di pantai itu

”.

d.

Kesalahan diksi pada karangan Cherin Brilian Salsabila

(41)

bila

Pantai ini

rame

dikunjungi wisatawan pada saat liburan sekolah

maupun pada saat hari

-hari besar lainnya

”.

Penggunaan pilihan kata/diksi yang

tidak

tepat dalam kalimat pada

karangan adalah kata

rame.

Penggunaan kata

rame

berasal dari dialek bahasa

jaw

a, sehingga penggunaan bahasa menjadi tidak baku dan

masih

dipengaruhi

oleh penggunaan bahasa percakapan sehari

-hari.

Deng

an demikian,

kata yang

tepat dalam kalimat adalah

ramai.

Bentuk Penerapan Diksi Yang Benar Pada Karangan Cherin Brilian

Salsabila

Pan

tai ini

ramai

(42)

-hari besar lainnya

”.

4.

Simpulan dan Rekomendasi

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap karangan

deskripsi siwa kelas

VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Tanju

ngpinang, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan diksi/pilihan kata dalam menulis karangan deskripsi

siswa banyak tidak

tepat atau tidak sesuai dengan kaedah bahasa yang baik dan benar,

sehingga pesan yang

disampaikan dalam penulisan karangan sulit dimengerti

oleh pembaca.

Kesalahan penggunaan diksi dalam karangan seperti,

ketidaktepatan dalam

pemilihan kata, ketidakbakuan kata, ketidaksesuaian atau kecocokan

kata dalam

kalimat, ketidaklangsungan atau tidak ekonomis kata yang dipilih

dalam kalimat

sehingga kali

mat menjadi tidak efektif.

Rekomendasi dari penelitian ini adalah untuk siswa

hendaknya sering melakukan

kegiatan menulis agar bisa melatih kemampuan siswa dalam menulis

dari sekarang

dan

s

iswa hendaknya rajin membaca

,

karena dengan membaca siswa akan

mam

pu

(43)

-kalimat yang

jelas dan efektif dalam menyampaikan gagasannya

agar mudah dipahami oleh

pembaca.

Sedangkan untuk g

uru hendaknya membimbing dan mendidik siswa dalam

melakukan kegiatan pembel

ajaran menulis

dan g

uru hendaknya sering memberikan

latihan menulis kepada siswa.

 HOME

 TATA BAHASA  TEKNIK MENULIS

 UNIK

 CATATAN

Home » bahasa indonesia » diksi » tata bahasa » Pengertian dan Contoh Diksi

Pengertian dan Contoh Diksi

Pengertian dan Contoh Diksi | Kita mungkin pernah mendengar kata diksi, terutama saat membicarakan sastra. Dalam sastra, penggunaan diksi selalu disinggung karena memiliki peran yang cukup penting. Di dalam puisi, misalnya, pemilihan diksi berkorelasi dengan irama musikal yang akan ditimbulkan puisi tersebut.

(44)

Pengertian Diksi

Lalu, apa sebenarnya diksi itu?

Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia katang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan.

Baca Juga: Pengertian dan Contoh Paragraf Deduktif dan Induktif Contoh Paragraf Deskripsi

Cara Menulis Resensi Buku

Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin

disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata itu.

Contoh:

Nenekku mampus tadi pagi (tidak tepat) Nenekku meninggal dunia tadi pagi (tepat)

Itulah sekelumit mengenai pengertian diksi sekaligus dengan contohnya. Ada banyak contoh lain yang bisa Anda tuliskan. Semoga artikel singkat ini bisa membantu Anda memahami apa itu diksi dan contohnya. Artikel di atas diambil dari buku “Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi” karangan E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai (Akapress, 2010).

Referensi

Dokumen terkait

Siswa yang memberi jawaban baru/tidak baru terhadap pokok bahasan tekanan dengan menggunakan strategi elaborasi dari 40 siswa 32 orang menjawab baru atau

Menurut C. Larasati Milburga, dkk, perpustakaan sekolah ialah suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Dinamika perikanan purse seine yang berbasis di PPN Pekalongan, Jawa Tengah” adalah karya saya sendiri dengan arahan

Menurut pendapat jumhur fuqaha selain madzhab Hanafi yaitu si suami bersumpah untuk tidak menyetubuhi isterinya selama lebih dari empat bulan. Sedangkan

Oleh karena itu dengan berjalannya fungsi supervisi manajer keperawatan maupun kepala ruang diharapkan kualitas catatan keperawatan yang dihasilkan di ruang rawat

Tujuan dari pengambilan sampel / contoh adalah untuk mengumpulkan sebagian material / bahan dalam volume yang cukup kecil yang mewakili material / bahan yang akan

Konsep-konsep tersebut antara lain meliputi Pengertian Matriks, Operasi Aljabar dan Sifat-sifat Operasi Matriks, Macam-macam Matriks, Matriks Bagian Sub Matriks, Partisi

Berdasarkan hasil peneltian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas