• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KATA, DIKSI DAN UNSUR SERAPAN

N/A
N/A
Al@ wie

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH KATA, DIKSI DAN UNSUR SERAPAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

MAKALAH

KATA, DIKSI DAN UNSUR SERAPAN Di Susun Untuk Memenuhi Tugas

Bahasa Indonesia Dosen Pengampu

Adila Hasna Astuti, M. Pd

Disusun Oleh : Fatimatul Hasanah

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM DARUL A’MAL LAMPUNG

TAHUN 2023

Alamat : JL. Pesantren Mulyojati 16 B Kelurahan Mulyojati Kecamatan Metro Barat Kota Metro Lampung Kode Pos : 34125 Website : https://iaidalampung.ac.id

Email : iaidalampung@gmail.com

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kata, Diksi dan Unsur Serapan”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Bahasa Indonesia . Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan dari semua pihak.

Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Adila Hasna Astuti, M. Pd yang telah membantu dan memberi pengarahan kepada penulis dalam belajar dan mengerjakan tugas, dan juga semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Makalah ini berusaha penulis susun sebaik-baiknya. Akan tetapi, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan dan kekurangan pengetahuan serta minimnya pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan pembuatan makalah berikutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

Metro, 10 Oktober 2023 Penulis

Penulis

ii

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

a. Latar Belakang Masalah... 1

b. Rumusan Makalah... 1

c. Tujuan Masalah... 1

BAB II PEMBAHASAN... 2

a. Pengertian Kata... 2

b. Makna Kata... 5

c. Pengertian Diksi... 7

d. Pengertian Unsur Serapan... 12

BAB III PENUTUP... 14

Kesimpulan... 14

DAFTAR PUSTAKA... 15

iii

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi, yaitu kata, frase, klausa, kalimat. Ketika menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata - kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Kata – kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunkan kata – kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah – kaidah yang benar.

Di dalam istilah berisi kaidah yang mengatur bagaimana menggambarkan lambang- lambang bunyi ujaran dan bagaimana menggambarkan hubungan antara lambang- lambang itu baik pemisahan atau penggabungan dalam suatu bahasa.

Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frase atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.

Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kata ?

2. Apa yang dimaksud dengan makna kata ? 3. Apa yang dimaksud dengan diksi ? 4. Apa yang dimaksud dengan unsur kata ? C. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan kata

2. Mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan makna kata 3. Mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan diksi 4. hasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan unsur kata

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. KATA

1. Pengertian Kata

Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa[1]. Jadi, kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dan memiliki arti sendiri. Misalnya: bunga, rumah, baju, cerdas, pintar, dan sebagainya.

Sebuah kata dapat mengalami beberapa macam perubahan bentuk. Misalnya, kata dasar rumah dapat berubah menjadi berumah, perumahan (kata berimbuhan), rumah-rumah (kata ulang), ruamh makan, rumah sakit (kata majemuk/gabungan kata).

Kita menyadari bahwa kosakata bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa asing dan bahasa daerah. Kontak bahasa Indonesia tidak dapat dielakan karena selain bangsa Indonesia memiliki bahasa daerah dalam jumlah yang banyak, kita juga berhubungan dengan bangsa lain yang memiliki bahasa berbeda-beda pula. Kata-kata pungut adalah kata yang diambil dari kata-kata asing. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan kita terhadap nama dan penamaan benda atau situasi tertentu yang belum dimiliki bahasa Indonesia. Pemungutan kata-kata asing sangat diperlukan karena tuntutan zaman dan kebutuhan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.[2] Jadi, dalam era globalisasi seperti ini, kita memerlukan komunikasi yang lancar dalam segala macam kehidupan.

Pemungutan/adopsi kata dari bahasa asing kedalam bahasa Indonesia melaui beberapa cara :

1. Penyerapan Utuh Contoh :

bank bank hotel hotel monitor monitor 2. Penyerapan Penyesuaian

Contoh :

computer komputer

1 _ http://goresankertasadres.blogspot.co.id/2015/06/makalah-bahasa-indonesia-jenis-jenis.html pukul 22.00 tanggal 18 Maret 2016

2 _ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Edukasi Pustaka, 2011), hal.46.

(6)

univercity universitas aplication aplikasi 3. Penerjemahan

Contoh :

higher education pendidikan tinggi network jaringan kerja search again mesin pencari 4. Penerjemahan dan Penyesuaian

Contoh :

survey research penelitian surval ready to install siap menginstal public opinion pendapat publik[3]

Jadi dapat disimpulkan, pengertian yang tersirat dalam sebuah kata itu mengandung makna bahwa tiap kata mengungkapkan sebuah makna, gagasan, ataupun ide. Kata-kata ibarat “pakaian” yang dipakai oleh pikiran kita. Tiap kata memiliki jiwa. Setiap anggota masyarakat harus mengetahui “jiwa” setiap kata, agar ia dapat menggerakan orang lain dengan “jiwa” dari kata-kata yang dipergunakannya[4].

Apabila kita menyadari bahwa kata merupakan alat penyalur gagasan, maka hal itu semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula ide atau gagasan yang ditangkapnya dan dikuasainya. Sehingga dapat dengan mudah dan lancar mengadakan komunikasi dengan orang-orang lain, seperti yang kita ketahui, hanya karena kita tidak cukup memiliki kata atau gagasan, sehingga lawan bicara kita tidak mengetahui secara jelas apa yang dibicarakannya.

2. Jenis-jenis kata

a. Kata Kerja (Verba)

Kata kerja adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses, atau keadaan. Contoh : membuat, menonton, makan, minum, dan sebagainya.

b. Kata Sifat (Adjektiva)

Kata sifat adalah kata yang menjelaskan, mengubah, atau menambah arti suatu kata benda yang diikutinya hingga menjadi lebih spesifik. Contoh : baju baru, lukisan indah, rumah mewah, beruang besar, dan sebagainya.

c. Kata Benda (Nomina)

3 _Ibid, hal. 46-47.

4 _ Dr. Goryz Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum, 2008), hal.21.

(7)

Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Contoh : murid, burung, kursi, dan batu, rumah, pakaian, dan sebagainya.

d. Kata Bilangan (Numeralia)

Kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya benda (orang, binatang, atau barang) dan konsep. Contoh : satu, kedua, suatu, beberapa, berbagai, tiap-tiap, semua, sebagian, dan sebagainya.

e. Kata Ganti (Pronomina)

Kata ganti adalah kata yang berfungsi untuk menggantikan orang, benda, atau sesuatu yang dibedakan. Contoh : aku, , kamu, kita, mereka, ini, itu, sesuatu, seseorang, siapa, dan sebagainya.

f. Kata Keterangan (Adverbia)

Kata keterangan adalah kata yang memberi keterangan pada kata lainnya.

Contoh : paling, sedikit, banyak, sekarang, lusa, dan sebagainya.

g. Kata Tunjuk (Demonstrative)

Kata tunjuk adalah kata yang dipakai untuk menunjuk atau menandai orang atau benda secara khusus. Contoh : ini, itu, disana, disitu, berikut, dan sebagainya.

h. Kata Tanya (Intirogativa)

Kata tanya adalah kata yang digunakan untuk menanyakan sesuatu.

Contoh : apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana, dan sebagainya.

i. Kata Sandang (Artikula)

Kata sandang adalah kata yang digunakan untuk membatasi kata benda.

Contoh : si dia, si terdakwah, sang Merah Putih, sang mertua, dan sebagainya.

j. Kata Depan (Preposis)

Kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional. Contoh : di, ke, dari, bagi, untuk, dalam, guna, pada, oleh, dengan, dan sebagainya.

k. Kata Seru (Interjeksi)

Kata seru adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati manusia.

Contoh : aduhai, asyik, Ayo, nah, hai, ah, halo, dan sebagainya.

l. Kata Penghubung (Konjungsi)

Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa, kalimat, atau aragraph. Contoh : dan, atau,tetapi, sebab, karena, dan sebagainya.

(8)

m. Kata Ulang (Reduplikasi)

Kata ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan. Contoh : mobil-mobil, gedung-gedung, rumah-rumah, dan sebagainya.

B. MAKNA KATA

1. Pengertiaan Makna Kata

Kata dalam bahasa Indonesia memiliki dua aspek, yaitu aspek bentuk dan aspek makna.

Aspek bentuk merupakan aspek yang dapat kita dengar atau dilihat. Aspek makna gambaran yang muncul di dalam benak kita sesudah mendengar atau membaca kata tertentu. [5]

Jadi, makna kata adalah maksud yang terkandung serta tersimpul dari suatu kata.

Contoh sederhananya adalah kata rumah, kata rumah memiliki makna tempat tinggal. Jadi setiap kata itu selalu terhubung dan saling berkaitan dengan suatu hal, bisa berkaitan dengan benda, ataupun berkaitan dengan suatu aktifitas, peristiwa, maupun keadaan.

2. Jenis-jenis Makna Kata

Makna kata sendiri dalam kaidah bahasa Indonesia memiliki beberapa jenis, secara umum jenis-jenis makna kata adalah sebagai berikut :

a. Makna denotasi-konotasi

Makna kata denotasi adalah kata yang memiliki makna yang sebenarnya atau sesuai dengan kenyataanya dan tidak memiliki makna ganda. Misalnya tikus itu telah mati. Kata mati dalam kalimat tersebut hanya memiliki satu arti yang langsung dan lugas, yaitu tak bernyawa.

Makna kata konotasi adalah kata yang memiliki makna tidak secara langsung atau lebih pada kiasan. Misalnya : orang berlomba-lomba berebut kursi di senayan. Kata kursi disini bukan berarti hanya sebuah kursi, tapi lebih bermakna jabatan atau kedudukan[6].

Kata membanting tulang (makna denotatif adalah pekerja membanting sebuah tulang) mengandung makna “bekerja keras” yang merupakan sebuah kata kiasan dan termasuk golongan kata yang bermakna konotatif. Kata-kata yang dipakai secara kiasan pada suatu kesempatan penyampaian seperti ini disebut dengan idiom atau ungkapan. Semua bentuk idiom atau ungkapan tergolong dalam kata yang bermakna konotatif. Misalnya : kepala batu, keras kepala, panjang tangan, ringan tangan, dan sebagainya[7].

5 _ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Edukasi Pustaka, 2011), hal. 51.

6 _ http://media-online.id/2014/09/pengertian-makna-kata-dan-jenis-jenisnya.html pukul 21.05 tanggal 20 Maret 2016.

7 _ Ngalimun Syahroni, M.Pd., Dwi Wahyu Candra dewi, M.Pd., dan Mahmudi, M.pd., Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013), hal. 29.

(9)

b. Makna Leksial dan Makna gramatikal

Makna leksial/makna kampus adalah makna kata secara lepas tanpa terkait dengan kata lainnya dalam sebuah struktur bahasa. Misalnya : kata rumah bermakna “bangunan untuk tempat tinggal”.

Makna gramatikal adalah makna baru yang timbul pada suatu kata karena proses pembentukan kata. Misalnya : kata berumah berarti “mempunyai rumah”[8].

c. Makna Lugas dan Makna Kiasan

Makna lugas adalah makna yang acuannya cocok dengan makna kata yang bersangkutan. Misalnya kata kaki pada kaki ayam dan kaki kucing.

Disamping makna lugas, banyak kata yang didalam pemakaiannya memunculkan makna kiasan. Misalnya kata kaki pada kaki tangan dan kaki gunung.

d. Makna Kontekstual

Makna kontekstual adalah makna yang ditentukan oleh konteks pemakaiannya (hubungan antara makna ujaran dan dengan situasi tempat ujaran digunakan). Misalnya bunga adalah bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, berwarna indah, dan biasannya berbau harum.

Namun dalam kalimat sebagai bunga kampus, mahasiswi itu tidak hanya dijadikan topik pembicaraan dikalangan mahasiswa saja, tetapi juga dikalangan para dosen.

3. Perubahan Makna Kata

Dalam memilih kata, kita harus waspada karena makna kata itu kerap sekali berbeda. Perubahan ini dapat meluas atau menyempit, atau kadang-kadang berubah sama sekali[9]. Misalnya kata “Ibu” dulu hanya mengandung arti “wanita yang telah melahirkan”, sekarang maknanya menjadi meluas ke “wanita yang sudah dewasa”. Adapun faktor penyebab perubahan makna adalah sebagai berikut :

a. Kebahasaan

1) Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh perubahan nada, irama, dan tekanan. Misalnya: kalimat ‘ia makan’ dapat

8 _ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Edukasi Pustaka, 2011), hal. 51.

9 _ Ibid, hal. 52.

(10)

berubah maknanya jika intonasi kalimat diubah ke dalam ‘ia makan?’ atau

‘ia makan!’ atau ‘ia makaaaan’.

2) Perubahan struktur frasa. Misalnya: kaleng susu (kaleng bekas tempat susu) dan susu kaleng (susu yang dikemas dalam kaleng)

3) Perubahan bentuk kata b. Kesejarahan

Misalnya: kata perempuan pada zaman Penjajahan Jepang digunakan untuk menyebut perempuan penghibur. Sekarang orang menggantinya dengan kata wanita. Kini setelah orang melupakan peristiwa tersebut kata perempuan kembali digunakan dengan pertimbangan kata tersebut lebih mulia daripada kata wanita.

c. Kesosialan

Sebelum tahun 1945, kata “gerombolan” berarti kumpulan orang biasa digunakan. Kemudian, kata ini tidak lagi digunakan karena berkonotasi negatif dengan pemberontak atau kumpulan orang yang suka berbuat onar.

d. Kejiwaan

Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan rasa takut atau kesopanan. Misalnya, kata “utang” diganti dengan “bantuan”

atau “pinjaman”, padahal makna kata “utang” dan bantuan itu berbeda.

e. Bahasa asing

Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya tempat untuk orang terhormat diganti dengan VIP, jalur khusus bus dengan busway.

C. DIKSI

1. Pengertian Diksi

Dalam Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia (1997:233) disebutkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Kridalaksana (1993;44) bahwa diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karang mengarang. Dengan perkataan lain, diksi merupakan seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan sehingga secara efektif dan tepat di dalam makna, audiens, dan kejadian[10]

10 _ Eneng Herniti, M.Hum., Sri harini, M.Si., dan Dra. Navilah Abdullah, M.Ag., Bahasa Indonesia, (Yogyakarta :Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hal.55.

(11)

Kata yang tepat akan membantu sesorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu, pemilihan kata itu harus sesuai dengan situasi dan kondisi penggunaan kataa-kata itu.

Penggunaan ketetapan pilihan kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa dalam mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosakata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat dan efektif kepada pembaca atau pendengarnya[11]. Maka untuk memilih kata yang tepaat dan benar, sumber referensinya bisa dari Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jelaslah bahwa seseorang yang luas kosakatanya dan mengetahui secara tepat batasan- batasan pengertiannya, akan mengungkapkan pula secara tepat apa yang dimaksudnya[12].

Disisi lain mereka yang hanya memperhatikan ketepatan pilihan kata namun tidak memperhatikan kondisi dsn situasinya dapat juga tidak diterima karena merusak suasana yang ada. Jadi sebuah kata yang tepat untuk menyatakan maksud tertentu harus mengerti akan ketepatan kata tersebut dan bagaimana situasi dan kondisinya.

2. Syarat Diksi

Dalam pemilihan kata, ada beberapa hal yang harus diperhatikannya : a. Ketepatan dan kesesuaian

Ketetapan diksi adalah kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan- gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pendengar[13]. untuk mengasilkannya perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

1) Sinonim, homofon, hommograf, dan homonim

a. Sinonim adalah adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Contoh : menonton, melihat, memandang, dan mengawasi.

b. Homofon adalah istilah yang sama lafalnya, tetapi berbeda ejaannya.

Contoh : bank (BRI) dan bang (bang Doel)

c. Homograf adalah istilah yang sama ejaanya, tetapi berbeda lafalnya.

Contoh : apel (nama buah) dan apel (upacara)

d. Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homofon, tetapi jika

11 Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Edukasi Pustaka, 2011), hal. 48.

12 _ Dr. Goryz Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum, 2008), hal. 24.

13 _ Eneng Herniti, M.Hum., Sri harini, M.Si., dan Dra. Navilah Abdullah, M.Ag., Bahasa Indonesia, (Yogyakarta :Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hal.55.

(12)

yang sama adalah ejaannya maka disebut homograf. Contoh : ke ranjang (menuju tempat tidur) dan keranjang (alat)[14].

2) Kata Abstrak dan Konkret

Kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya perdamaian dan gagasan.

Kata konkret adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh panca indera.

Misalnya : rumah, kampus, komputer, meja, dan sebagainya.

Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan (abstrak) rakyatnya adalah memberikan dana BLT (konkret) kepada yang berhak menerimanya[15].

3) Kata Umum dan Khusus

Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Contoh : ikan.

Kata khusus adalah kata yaang acuannya lebih khusus atau sempit. Contoh : mujair, gurami, gabus, koi, dan sebagainya.

4) Kata Populer dan Kata Kajian/Ilmiah

Kata populer adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.

Kata kajian/ilmiah adalah kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia

Populer kajian/ilmiah

Wirausaha Penggantian pertanggungjawaban

ahli pembuktian

enterpreneurship konversi akuntabilitas pakar/eksper verifikasi

[16] b. Kebenaran

1) Sesuai dengan kaidah pembentukan kata

a. Luluh (me-/pe + kata dasar berhuruf awal /p/, /t/ /k/ /s/)

14 _ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Edukasi Pustaka, 2011), hal. 48.

15 _ Ibid, hal. 48.

16 _ Ibid, hal. 49.

(13)

me + pakai = memakai pe + tahap + an = penahapan me + koreksi = mengoreksi me + suplai = menyuplai

b. Tetap (me-/pe + kata berhuruf awal /c/, /r/, /l/, /pr/, /tr/, /kl/, /kt/, /st/, /sy/)

me + contoh = mencontoh

pe + rajin = merajin

pe + lepas + an = pelepasan me + produksi = memproduksi me + transfer = mentrasfer

me + klarifikasi = mengklarifikasi me + kritik = mngkritik

me + stater = menstater me + syarat + kan = mensyaratkan

c. Tambah (me-/pe + kata dasar bersuku kata satu ) me + cat = mengecat

pe + bom = mengebom

me + sah + kan = mengesahkan d. Tetap ( awalan meN-) + (/a/, /i/, /u/, /e/, /o/)

me + alih + kan = mengalihkan me + iris = mengiris

me + ubah = mengubah me + elak = mengelak

me + olah = mengolah e. Sesuai dengan EYD

Benar Salah

Akselerasi axelerasi

Hipotesis hipotesa

Nasihat nasehat

Grup group

Ijazah ijasah[17]

2) Kecermatan / Kehematan a. Menghemat penggunaan kata bersinonim

17 _ Ibid, hal. 49-50.

(14)

Yakni dalam satu kalimat tidak menggunakan kata yang bersinonim.

Contoh : adalah/merupakan, agar/supaya, guna/untuk/demi[18].

b. Ungkapaan Idiomatik

Yakni kontruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Contoh : terdiri atas/dari, berbicara tentang, bergantung pada, baik... maupun, dan bukan... melainkan[19].

c. Bentuk jamak

Benar Salah

banyak kampus banyak kampus-kampus beberapa ibu beberapa ibu-ibu

para dosen para dosen sekalian[20].

d. Konteks kalimat

Dalam pemilihan kata harus sesuai dengan konteks kalimatnya. Contoh : o Tiap-tiap mahasiswa diwajibkan membayar uang SPP.

o Masing-masing mengemukakan pendapatnya.

o Mereka pulang ke rumah masing-masing[21].

D. UNSUR SERAPAN

1. Pengertian Kata Serapan

18 _ Ibid, hal. 50.

19 _ Ngalimun Syahroni, M.Pd., Dwi Wahyu Candra dewi, M.Pd., dan Mahmudi, M.pd., Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013), hal. 44-45.

20 _ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Edukasi Pustaka, 2011), hal. 50.

21 _ Ibid, hal. 51.

(15)

Kata serapan merupakan kata dari bahasa asing yang telah diterima

pemakaiannya. Menurut Chear, kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa daerah atau bahasa yang yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Dilansir dari buku Bahasa Indonesia Ceria (2021) karya Muhammad Khalidin dkk, penyerapan bahasa terjadi karena adanya kontak beberapa penutur bahasa yang berbeda. Penyerapan kata asing ini terjadi melalui audial yang artinya pendengaran, di mana orang Indonesia yang mendengar akan ikut menirukannya. Bunyi bahasa asing yang keluar

menyesuaikan lidah orang Indonesia, hingga terbentuklah kata serapan.

2. Jenis Kata Serapan

Berdasarkan prosesnya, unsur serapan dibagi menjadi tiga jenis, yakni: Kata yang diserap utuh ke dalam bahasa Indonesia Kata-kata ini tidak dirasakan lagi sebagai kata serapan. Contoh, iklan, perlu, hadir, waktu, sekolah, kabar, sirsak, botol, dan

sebagainya.

Kata yang masih terdengar asing Jenis kata serapan ini digunakan dalam konteks bahasa Indonesia, dan cara pengucapannya masih mengikuti pelafalan bahasa asing.

Misal, check in, door to door, shuttle cock, knock out, time out, dan lain-lain.

Kata-kata untuk kepentingan istilah Ucapan dan ejaan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Perubahan ejaan digunakan seperlunya saja, sehingga masih bisa dibandingkan dengan bentuk aslinya. Contoh, aku (accu), fase (phase), psikologi (psychology), komisi (commission), dan sebagainya.

3. Sumber kata serapan terbagi menjadi dua, a. Sumber internal

Pengayaan bahasa dapat terwujud melalui beberapa hal, seperti aktivasi kata-kata lama, penciptaan dan pembentukan kata baru, dan

pengakroniman. Contoh aktivasi kata lama, yakni kata baheula dalam bahasa Sunda, berarti zaman dahulu, dan kata baru, seperti zaman now yang diartikan sebagai zaman sekarang.

b. Sumber eksternal

Kata serapan berasal dari perluasan bahasa serumpun. Terjadi karena interaksi sosial dan tingkat intensitas komunikasi antarbahasa lain yang

(16)

berbeda. Bahasa Indonesia diduga berasal dari perluasan bahasa Arab yang relatif banyak sekitar 10 sampai 20 persen[22]

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

22 Simatupang, Rosmina, dkk. 2022. Analisis Serapan Dalam Bahasa Indonesia Pada Artikel. Jurnal Bahasa dan Sastra

Indonesia.

(17)

Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Jadi, kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dan memiliki arti sendiri. Misalnya: bunga, rumah, baju, cerdas, pintar, dan sebagainya.

Dalam Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia (1997:233) disebutkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Kridalaksana (1993;44) bahwa diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karang mengarang. Dengan perkataan lain, diksi merupakan seleksi kata- kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan sehingga secara efektif dan tepat di dalam makna, audiens, dan kejadian.

Kata yang tepat akan membantu sesorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu, pemilihan kata itu harus sesuai dengan situasi dan kondisi penggunaan kataa-kata itu.

Kata serapan merupakan kata dari bahasa asing yang telah diterima

pemakaiannya. Menurut Chear, kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa daerah atau bahasa yang yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Dilansir dari buku Bahasa Indonesia Ceria (2021) karya Muhammad Khalidin dkk, penyerapan bahasa terjadi karena adanya kontak beberapa penutur bahasa yang berbeda. Penyerapan kata asing ini terjadi melalui audial yang artinya pendengaran, di mana orang Indonesia yang mendengar akan ikut menirukannya. Bunyi bahasa asing yang keluar

menyesuaikan lidah orang Indonesia, hingga terbentuklah kata serapan.

DAFTAR PUSTAKA

_ http://goresankertasadres.blogspot.co.id/2015/06/makalah-bahasa-indonesia-jenis-jenis.html pukul 22.00 tanggal 18 Maret 2016

(18)

_ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Edukasi Pustaka, 2011), hal.46.

_Ibid, hal. 46-47.

_ Dr. Goryz Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum, 2008), hal.21.

_ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Edukasi Pustaka, 2011), hal. 51.

_ http://media-online.id/2014/09/pengertian-makna-kata-dan-jenis-jenisnya.html pukul 21.05 tanggal 20 Maret 2016.

_ Ngalimun Syahroni, M.Pd., Dwi Wahyu Candra dewi, M.Pd., dan Mahmudi, M.pd., Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013), hal. 29.

_ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Edukasi Pustaka, 2011), hal. 51.

_ Ibid, hal. 52.

_ Eneng Herniti, M.Hum., Sri harini, M.Si., dan Dra. Navilah Abdullah, M.Ag., Bahasa Indonesia, (Yogyakarta :Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hal.55.

Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Edukasi Pustaka, 2011), hal. 48.

_ Dr. Goryz Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum, 2008), hal. 24.

_ Eneng Herniti, M.Hum., Sri harini, M.Si., dan Dra. Navilah Abdullah, M.Ag., Bahasa Indonesia, (Yogyakarta :Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hal.55.

_ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Edukasi Pustaka, 2011), hal. 48.

_ Ibid, hal. 48.

_ Ibid, hal. 49.

_ Ibid, hal. 49-50.

_ Ibid, hal. 50.

_ Ngalimun Syahroni, M.Pd., Dwi Wahyu Candra dewi, M.Pd., dan Mahmudi, M.pd., Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013), hal. 44-45.

_ Siti Rokhmi Lestari, S.S. dan Eva Dwi Kurniawan, S.S, Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Edukasi Pustaka, 2011), hal. 50.

_ Ibid, hal. 51.

Simatupang, Rosmina, dkk. 2022. Analisis Serapan Dalam Bahasa Indonesia Pada Artikel. Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang

Diksi adalah pilihan kata atau juga bisa diartikan sebagai proses/tindakan memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat, hasil dari proses atau tindakan pemilihan

Diksi adalah pilihan kata atau juga bisa diartikan sebagai proses/tindakan memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat, hasil dari proses atau

84 Pilihan kata atau diksi adalah adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan

Pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana bentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau

Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yag tepat atau

Pilihan kata (diksi) mencakup pengertian kata yang akan dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana mengelompokkan kata-kata yang tepat atau menggunakan