• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IX

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

9. 1 Permintaan

Permintaan (demand) adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan dapat dibeli oleh konsumen pada berbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu, dengan anggapan hal-hal lain tetap sama (cateris paribus).

Kombinasi hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang mau adibeli oleh konsumen dihubungkan maka terbentuklah kurva permintaan.Kurva permintaan bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah. Namun, ada tiga kasus dimana kurva permintaan menurun dari kiri atas ke kanan bawah tidak berlaku:

 Kasus Giffen

 Kasus Spekulasi

 Kasus Barang-Barang Prestise

Ada tiga alasan mengapa jumlah yang mau dibeli berkurang bila harga barang itu naik:

1. Pengaruh penghasilan (income effect) 2. Pengaruh substitusi (substitution effect) 3. Penghargaan subjektif (marjinal utility)

(2)

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain:

1. Harga barang itu sendiri

2. Pertambahan jumlah penduduk 3. Tingkat pendapatan

4. Harga barang-barang lain

5. Musim, selera, mode, kebiasaan, perubahan zaman, dan lingkungan social

6. Harapan/pandangan tentang masa yang akan datang 7. Elastisitas barang

9. 2 Penawaran

Penawaran mempunyai arti jumlah dari suatu barang tertentu yang mau dijual pada berbagai kemungkinan harga dan jangka waktu tertentu.Hubungan antara harga per satuan dan jumlah yang mau dijual dirumuskan dalam Hukum Penawaran: cateris paribus, penjual/produsen cenderung manghasilkan dan menawarkan lebih banyak pada harga yang tinggi daripada harga yang rendah.

Kurva penawaran tertentu selalu digambarkan dengan anggapan “cateris paribus”. Ada sejumlah faktor yang ikutmempengaruhi penawaran, antara lain:

1. Harga barang itu sendiri 2. Jumlah produsen di pasar 3. Harga-harga faktor produksi 4. Harga barang-barang lain 5. Tekni prouksi

(3)

7. Elastisitas produksi

Perubahan besaran elastisitas mempengaruhi besaran penawaran. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi besaran Esp yaitu tersedianya faktor produksi, seperti tanah, tenaga kerja dan modal; waktu yang diperlukanuntuk melakukan penyesuaian (adjustment) dalam mengubah kegiatan berproduksi.

9. 3 Konsep Elastisitas

Konsep elastisitas digunakan untuk mengukur besar-kecilnya perubahan jumlah barang yang diminta konsumen sebagai akibat perubahan harga.Konsep ini menyatakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga.

Dalam banyak kejadian yang berkaitan dengan elastisitas, khususnya dalam aspek permintaan, bahwasanya hanya ada tiga variabel yang palingsignifikan untuk dibahas, antara lain.

1. Elastisitas Harga

2. Elastisitas pendapatan 3. Elastisitas silang

9. 4 Harga pasar

Pengertian demand dan supply baru menunjukkan berbagai jumlah yang mau dibeli (Qd) dan yang mau dijual (Qs) pada

berbagai kemungkinan harga (P). secara terpisah, demand dan supply umum menunjukkan berapa jumlah barang yang sungguh-sungguh diperjual-belikan dan berapa sesungguhnya harga barang itu. Harga pasar (P) dan jumlah barang yang diperjual-belikan (Q) baru manjadi tertentu dalam interaksi antara permintaan dan penawaran, yaitu apabila permintaan dan penawaran dikombinasikan atau dipertemukan di pasar, serta bersama-sama menimbulkan peristiwa tawar-menawar, jual-beli, dan harga.

(4)

Pergeseran kurva permintaan ke kanan

berarti adanya

kenaikan jumlah

barang yang diminta. Ketika penawaran tidak berubah maka hal ini akan mengakibatkan kenaikan harga dan

kenaikan jumlah

barang yang dijual,

demikian pula

sebaliknya. Ada beberapa perkecualian dari dalil umum tersebut,antara lain:

1. Constant cost supply 2. Increasing cost supply

3. Kurva penawaran yang in-elastis sempurna 4. Backward banding supply

5. Decreasing cost supply 6. Cobweb

BAB X

BIAYA, PRODUKSI, DAN KEUNTUNGAN

10.1 Pendekatan Keuntungan

Petani selalu mencari cara mengalokasikan input sefesiensi mungkin untuk dapat memperoleh produksi yang maksimal karena tani berpikiran bagaimana mendapatkan keuntungan yang maksimum. Di lain pihak, ketika petani dihadapkan pada keterbatasan biaya dalam melaksanakan usaha taninya, upaya memaksimalkan keuntungan tetap akan menekan biaya seminimal mungkin.

10.1.1 Pendekatan Profit Maximation

Pendekatan ini umum dilakukan oleh pengusaha besar karea tidak dihadapkan pada kendala biaya.

10.1.2 Pendekatan Cost Minimization

(5)

masih dapatmeningkatkan keuntungannya dengan cara menekan biaya usaha tani yang dikeluarkan.

10.2 Fungsi Produksi

Fungsi produksi merupakan suatu fungsi yang menunjukkan hubungan teknis antara hasil konduksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input). Dikenal dengan istilah factor relationship (FR).

Pembagian faktor produksi secara konvensional adalah sebagai berikut:

1. Tanah. Sumbangannyadalam bentuk unsur-unsur tanah yang asli dan sifat-sifat tanah yang tak dapat dirusakkan (original and indestructible properties of the soil) dimana hasil dapat diperoleh.

2. Tenaga kerja petani (labor), yaitu tangan-tangan manusia yang memungkinkan diperolehnya produksi.

3. Modal, yaitu sumber-sumber ekonomi di luar tenaga kerja yang dibuat manusia.

10. 2. 1 Produk Marjinal dan Produk Rata-Rata

Tambahan satu satuan input X yang dapat menyebabkan pertambahan atau pengurangan satu satuan output Y yang disebut sebagai “produk marjinal” (PM) dan dituliskan sebagai ΔY/ΔX.Ada tiga kemungkinan kondisi produk marjinal, yaitu produk marjinalnkonstan, menaik, dan menurun.

10. 2. 2 Hukum Kenaikan Hasil Yang Makin Berkurang (Law of Diminising Return)

(6)

Hukum Kenaikan Hasil yang Makin Berkurang berlaku pula bagi semua faktor produksi.Itulah sebabnya, hukum ini disebut sebagai “HukumFaktor Proporsional” (law variable proportion), yaitu hukum yang menerangkan perilaku kenaikan hasil produksi bahan manakala salah satu faktor produksi variabel dinaik-turunkan dengan membiarkan faktor produksi yang lainnya tetap sehingga perbandingan jumlah (proporsi) faktor-faktor produksi tersebut dapat berubah.

10. 2. 3 Efesiensi Penggunaan Input

Efesiensi Penggunaan input yaitu upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Ini dapat terjadi ketika petani mampu membuat suatu upaya agar nilai produk marjinal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input tersebut, dalam bentuk matematis: NPMx =

Px atau NPMx / Px = 1. Kondisi ini disebut dengan efesiensi atau

allocative efficiency atau price efficiency.

Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan ketika analisis efesieni akan dilakukan, antara lain:

1. Tingkat transformasi antara input dan output dalam fungsi produksi.

2. Perbandingan antara harga input dan output sebagai upaya untuk mencapai indicator efesiensi.

10. 2. 4 Hubungan Antarinput dengan Kombinasi Biaya Minimum

Untuk meningkatkan keuntungan, dapat pula dilakukan dengan menekan biaya produksi seminimal mungkin. Ini melibatkan penggunaan dua input dengan menganggap input lainbersifat konstan. Problema ini dapat diselesaikan dengan dua cara, antara lain:

(7)

2. Menghitung berapa besar kombinasi biaya minimum yang diperlukan untuk mencapai sejumlah output tertentu.

10. 2. 5 Hubungan Antaroutput dengan Kombinasi Keuntungan Maksimum

Prinsip yang haru diketahui adalah bagaimana memperoleh keuntungan sebesar mungkin dengan cara memproduksikan lebih dari satu macam komoditi. Pendekatan ini sering dilakukan oleh kebanyakan petani dengan beberapa pertimbangan:

1. Luas lahan sudah begitu sempit sehingga petani berupaya memaksimumkan pendapatan usaha taninya melalui usaha yang beraneka ragam.

2. Harga satu macam produk tidak memotivasi untuk mendapatkan keuntungan maksimum sehingga petani melakukan kombinasi dengan mengusahakan kegiatan yang lebih menguntungkan.

3. Petani mungkin berusaha memperkecil resiko dengan cara melakukan lebih dari satu kegiatan. Artinya, ketika kegiatan yang satu gagal maka kegagalan tersebut dapat ditutupi oleh hasil dari kegiatan yang lainnya.

10. 2. 6 Kombinasi Hasil Produksi

Pada kenyataannya, petani tidak mungkin hanya menghasilkan satu komoditi atau satu barang hasil pertanian saja. Slain bertani, seorang petani pun dapat menggunakan modal dan tenaga kerja yang dimiliki untuk melakukan kegiatan ekonomi lain, seperti berdagang atau memelihara ternak dan ikan.

Ada beberapa sebab (ekonomi) mengapa petani memproduksikan lebih dari satu komoditi saja atau usaha bagian (enterprise).

(8)

2. Karena umur tanaman-tanaman yang diusahakan biasanya tidak sama maka tumpang sari sama artinya dengan menjamin tersedianya bahan makanan sepanjang tahun.

3. Tumpang sari juga bertujuan mengurangi resiko. Manakala tanaman yang satu tidak berhasil karena ketidakmampuan petani menghadapi kekuatan-kekuatan alam yang tidak dapat dikontrol masih ada tanaman yang diharapkan dapat memberikan hasil.

4. Kenyataan bahwa pekerjaan di bidang pertanian bersifat musiman, sementara system sosial yang ada di pedesaan memberikan penghargaan kepada siapa saja yang melakukan aktivitas, mendorong petani untuk mengisi waktu ketika ada kekosongan pekerjaan di bidang pertanian dengan mengerjakan kerajinan tangan atau yang lainnya.

Berbagai komoditi yang diproduksikan oleh petani dalam kegiatan diversifikasi dapat mempunyai hubungan fisik yang berbeda, antara lain:

1. Komoditi gabungan (joint product)

2. Komoditi yang bebas bersaing (competitive independent product)

3. Komoditi komplementer

4. Komoditi yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya atau sebagai komoditi tambahan (suplementer)

10. 3 Struktur Biaya

10. 3. 1 Biaya Uang dan Biaya In-Natura

Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu biaya-biaya yang berupa uang tunai (misalnya untuk upah kerja, persiapan atau penggarapan lahan, serta biaya-biaya umtuk membeli pupuk dan obat-obatan), serta biaya-biaya yang dibayarkan dalam bentuk in-natura (misalnya, biaya-biaya panen, bagi hasil, sumbangan-sumbangan, dan pajak)

(9)

Dalam jangka pendek, biaya produksi dapat pula dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap atau variabel.Biaya tetap adalah semua jenis biaya yang besar-kecilnya produksi misalnya sewa tanah yang berupa pajak atau uang, yang penentuannya berdasarkan luas lahan.Jumlah biaya tetap adalah konstan.Selain biaya tersebut, hamper semua biaya termasuk dalam kelompok biaya tidak tetap karena besar-kecilnya berhubungan dengan lansung dengan besar-besar-kecilnya produksi misalnya biaya-biaya untuk bibit, persiapan, serta pengolahan dan lain-lain.

10. 3. 3 Biaya Rata-Rata, Biaya Marjinal, dan Pendapatan marjinal Biaya rata-rata adalah biaya produksi total dibagi dengan jumlah produksi. Biaya batas adalah tambahan biaya yang harus dikeluarkan petani untuk menghasilkan satu kesatuan tambahan hasil produksi.Tambahan biaya untuk memproduksi satu unit tambahan ini disebut “biaya marjinal”. Dari sudut pandang lain, dikatakan bahwa pendapatan marjinal merupakan tambahan pendapatan yang didapat dengan penambahan satu kesatuan biaya atau tambahan pendapatan yang diperoleh dari penjualan satu unit tambahan produksi.

10. 3. 4 Analisi Keuntungan

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengerti cara membaca masing-masing titik, sekarang kita akan mencoba menyimpan data yang telah dibaca (otomatis), Siapka n Flash disk , Colokkan dibelakang

Bagian Utara pada titik VES7 lebih di dominasi oleh lapisan material lempung marin berselang-seling dengan lanau dan pasir halus yang diindikasi sebagai lapisan jenuh airtanah

Perkembangan sosial adalah suatu proses pencapaian kematangan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sedangkan Perkembangan emosi adalah

We propose a new fauna-based tourism attraction by conducting herpetofauna survey in a few locations inside Sukamade, Meru Betiri National Park (MBNP), and using

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

• To share global activities to accelerate prevention and control of typhoid and other invasive salmonellosis, and discuss considerations for development of a regional plan

Tugas seorang guru yang profesional tidak hanya dituntut untuk memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas mengajar, mendidik, dan melatih peserta didik saja melainkan