• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEREMPUAN DAN SEPAK BOLA sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEREMPUAN DAN SEPAK BOLA sekolah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEREMPUAN DAN SEPAK BOLA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan kegiatan olah badan yang banyak dilakukan oleh manusia diseluruh dunia guna penyejahteraan jasmani dan rohani. Sedangkan menurut mantan Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) Indonesia era 80-an, Raden Maladi, “olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidup dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya.” Olahraga memiliki pengklasifikasian kedalam beberapa cabang, seperti olahraga air, tangan, kaki, dan sebagainya. Namun dalam cabang olahraga tersebut masih terdapat cabang-cabangnya yang lebih mengkhususkan diri dalam suatu permainan. Seperti dalam cabang olahraga kaki terdapat permainan sepak bola, sepak takraw, dan sebagainya. Namun yang akan dibahas lebih jauh dalam penelitian ini yaitu mengenai permainan sepak bola.

Pandangan Prof. Dr. Bakdi Soemanto, dalam pengantarnya ‘Sepak bola tanpa batas’, “...jagad pertandingan sepak bola bukan saja dihadirkan sebagai peristiwa olahraga, olah tubuh untuk mengucurkan keringat, atau tidak hanya suatu deskripsi tentang pertandingan dua tim untuk memperebutkan piala, tetapi suatu peristiwa budaya pop yang mampu menarik perhatian ratusan bahkan ribuan juta manusia di seluruh dunia”. “...ribuan juta manusia di seluruh dunia” dapat menjelaskan bahwa manusia yang disebut dalam kalimat di atas termasuk perempuan di antaranya. Hal ini dapat dibuktikan dari sudah tidak asingnya lagi sepak bola bagi kaum hawa pada saat ini. Bahkan para perempuan tersebut memiliki perannya masing-masing terhadap sepak bola. Peran yang mereka miliki pun sangat beragam, mulai dari berperan sebagai penonton, penggemar, dan bahkan pemain. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Perempuan dan Sepak Bola”.

2. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk beberapa pertanyaan sebagai berikut:

a) Apa yang perempuan ketahui mengenai olahraga sepak bola? b) Bagaimana sepak bola dalam pandangan perempuan?

c) Bagaimana peranan perempuan dalam dunia sepak bola?

(2)

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman analistis etnografi terhadap fenomena sepak bola di era modern ini yang mulai masuk dalam kehidupan para kaum hawa, yang mana analisis dengan dibantu menjawab pertanyaan dari rumusan masalah di atas yaitu:

a) Untuk mengetahui sejauh mana perempuan mengetahui olahraga sepak bola. b) Untuk mengetahui bagaimana sepak bola dalam pandangan perempuan. c) Untuk mengetahui bagaimana peranan perempuan dalam dunia sepak bola. d) Untuk mengetahui bagaimana tanggapan para kaum adam mengenai

perempuan dan sepak bola.

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan analisis bagi perkembangan dunia keilmuan. Dengan mengetahui pengertian sepak bola dari berbagai pandangan, diharapkan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai peranannya dalam memandang olahraga sepak bola tersebut.

5. Teori yang Dipakai

Sepak bola saat ini memiliki banyak arti dari berbagai pandangan. Semakin seseorang berperan dalam sepak bola, maka ia akan semakin memiliki pandangan dan arti tersendiri mengenai sepak bola. Hal ini terjadi pada Guru Besar FIB UGM, Prof. Dr. Bakdi Soemanto, SU; sebagai budayawan beliau memiliki pandangan bahwa “...jagad pertandingan sepak bola bukan saja dihadirkan sebagai peristiwa olahraga, olah tubuh untuk mengucurkan keringat, atau tidak hanya suatu deskripsi tentang pertandingan dua tim untuk memperebutkan piala, tetapi suatu peristiwa budaya pop yang mampu menarik perhatian ratusan bahkan ribuan juta manusia di seluruh dunia.”

(3)

pemilihan fokus penelitian pada bidang olahraga sepak bola dengan melihat peran perempuan di dalamnya.

6. Tinjauan Pustaka

Penelitian atau tulisan yang berkaitan dengan sepak bola bukan merupakan hal yang baru. Mengenai hal tersebut sebelumnya telah dilakukan oleh Anung Handoko dalam bukunya yang berjudul “Sepak Bola Tanpa Batas”. Karya Anung tersebut lebih menampilkan permasalahan sepak bola secara umum dan “sepak bola sebagai budaya dan kemanusiaannya”. Yang mana hal ini dinilai oleh Prof Bakdi “...penulis melihat bahwa pertandingan sepak bola does not stand in isolation, tidak berada terpencil dan steril, tetapi berada dalam apa yang disebut Kulturgebundenheit atau tarik-menarik kepentingan-kepentingan banyak hal”. Karya yang lain, yang lebih mengarah pada peran perempuan, yaitu dari skripsi Aryati yang berjudul “Status kebugaran kardiorespirasi pemain sepakbola wanita PSW Putri Mataram Sleman Yogyakarta”.

7. Kebaruan Ide

Banyak buku atau tulisan yang mengkaji mengenai sepak bola, baik secara mendalam maupun hanya sekilas. Namun karya-karya tersebut tidak melakukan penekanan pada satu fokus yang terkait peran perempuan dalam bidang olahraga sepak bola tersebut. Peran perempuan yang akan dimunculkan dalam penelitian ini tidak hanya mereka yang ikut memainkan si kulit bundar di lapangan hijau, namun juga meliputi peran-peran perempuan lainnya. Hal itulah yang memunculkan ide untuk menelitinya secara khusus dalam sebuah bahasan yaitu “Perempuan dan Sepak Bola”.

8. Metode Penelitian

a) Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Yogyakarta. Menurut informasi yang diperoleh dari Harian JogloSemar/Kapanlagi.com (dikutip dalam langitperempuan.com, 22 Juli 2008), sejak tahun 2008 di Yogyakarta mulai di hidupkan kembali turnamen sepak bola wanita. Berdasarkan informasi tersebut maka akan terbentuk berbagai peran perempuan dalam dunia sepak bola. Yang mana dari peran tersebut nantinya akan terlahir pro-kontra, sehingga akan memudahkan untuk memperoleh data.

(4)

Dalam penentuan informan akan dilakukan pengambilan sampel dari kalangan laki-laki dan perempuan, tentunya. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik snow-ball sampling, yaitu berdasarkan informasi informan sebelumnya untuk mendapatkan informan berikutnya sampai mendapat ‘data jenuh’ (tidak ada informasi baru lagi). Sehingga jumlah sampel tidak ada batas minimal atau maksimal (Endraswara, 2003: 206).

c) Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penilitian ini menggunakan teknik indepth interview atau wawancara mendalam (Fontana dan Frey, 1994: 365-366). Dengan dibantu foto dan tape recorder sebagai dokumentasi. Selain itu dilakukan pula pengumpulan data dengan menggunakan model analisis life history. Model analisis ini digunakan peneliti manakala ingin memperoleh gambaran mendalam, tanggapan, dan interpretasi komunitas budaya tentang budaya yang mereka lakukan. Fungsi data pengalaman individu dalam analisis budaya, antara lain: untuk memperoleh pandangan dari dalam individu mengenai gejala-gejala sosial dalam suatu komunitas budaya; untuk memperoleh gambaran tentang individu yang suka menyimpang (deviant individual) dalam sebuah komunitas budaya; untuk memperoleh data lebih dalam tentang individu yang mungkin sulit diungkap ketika observasi dari luar; untuk memperoleh gambaran sikap dan tingkah laku yang mungkin sulit diceritakan melalui wawancara langsung.

B. Peran Perempuan dalam Dunia Sepak Bola

(5)

pada tim tertentu, hal ini biasa disebut dengan pendukung atau suporters. Kedua golongan penonton tersebut pun telah diketemukan oleh peneliti dalam penelitiannya. Dan dari kedua golongan penonton tersebut menghasilkan pandangan yang berbeda mengenai sepak bola.

Dari golongan pertama peneliti mendapatkan dua informan. Namun meskipun masih termasuk dalam golongan yang sama, kedua informan tersebut memiliki pandangan yang berbeda mengenai sepak bola. Informan pertama, seorang mahasiswi berusia 19 tahun. Informan ini berpendapat bahwa sepak bola adalah permainan olahraga yang mengasyikkan bagi berbagai macam kalangan manusia. Yang dimaksud informan mengenai “berbagai macam kalangan manusia” yaitu mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, wanita, laki-laki. Informan mempunyai kesukaan terhadap sepak bola, tetapi hanya sekedar suka dan tidak sampai mengikuti pertandingan sepak bola yang ada.

Selanjutnya, mahasiswi dengan usia 21 tahun ini berpendapat bahwa sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang terkenal hampir di seluruh dunia. Informan ini memiliki kesukaan terhadap sepak bola, khususnya pada sepak bola dalam negeri. Selain dikarenakan cinta tanah air, informan juga bukan termasuk bola fanatik yang rela mengikuti pertandingan di tengah malam (seperti pertandingan sepak bola luar negeri; liga spanyol, liga italia, dan sebagainya).

(6)

fanatik dengan sepak bola mulai dari SMP yang mana saat itu dia melihat permainan cantik dari Arsenal dan akhirnya sampai sekarang dia menjadi suporters Arsenal.

Meskipun demikian, adapula informan yang menyukai sepak bola dengan alasan lain, yaitu seperti menyukai pemainnya. Sehingga disini informan dengan usia 19 tahun ini dapat dikategorikan sebagai suporters, namun suporters pemain bukan club.

Lalu seperti apa pandangan sepak bola dari sang perempuan yang aktif di lapangan hijau? Dalam hal tersebut kini sang perempuan memiliki banyak peranan, seperti wasit, hakim garis, pelatih, hingga sebagai pemain sepak bolanya. Namun di sini akan lebih membahas mengenai pandangan sepak bola dari seorang pemain sepak bola perempuan. Untuk melakukan pembahasan tersebut, peneliti menggunakan dua informan yang mana keduanya tergabung dalam club sepak bola wanita yang sama, yaitu Persatuan Sepak bola Wanita (PSW) Srikandi Mataram, Yogyakarta. Informan kelima ini berumur 20 tahun yang berperan atau bermain sebagai back. Ia tergabung dalam club sejak tahun 2009, namun ia menyukai sepak bola sudah sedari kecil. Selain itu dari wawancara singkat ini, peneliti mendapatkan informasi mengenai sepak bola dari sudut pandangnya, yaitu informan beranggapan bahwa sepak bola sudah menjadi jiwanya.

Informan keenam, yaitu berperan sebagai kiper. Pemain muda dengan usia 16 tahun ini menyukai bola sejak kelas 1 SD, sehingga informan beranggapan bahwa sepak bola sudah mendarah daging. Awal mula informan menggeluti cabang olahraga ini, ia memiliki permasalahan dengan orang tuanya. Izin dan restu untuk “merumput” tidak ia dapatkan dari orang tua. Namun saat ini, informan mengatakan setelah semuanya dibicarakan secara baik-baik ia mendapatkan restu dari orang tua untuk melanjutkan permainannya tersebut. Informan yang terinspirasi oleh beberapa penjaga gawang seperti Markus Horison ini, beranggapan bahwa “merumput” bukanlah hal yang mudah. Sehingga ia pun mengaku memiliki tantangan dalam menjalaninya, yang mana salah satunya yaitu saat datang bulan. Pada saat seperti itu menurutnya bola atas akan menjadi susah untuk ditangkap. Namun, imbuhnya, apa pun itu tantangannya ia berusaha dengan baik untuk tetap melakukannya. Dalam akhir wawancara, ia menyematkan harapan terhadap sepak bola wanita, di Indonesia khususnya. Ia berharap agar sepak bola wanita yang saat ini terbilang belum berkembang di Indonesia, tidak dipandang sebelah mata oleh banyak masyarakat dan tidak dianggap tabu bagi seorang perempuan untuk memainkan si kulit bundar.

(7)

mengenai ‘Perempuan dan sepak bola’? Informan ketujuh ini merupakan mahasiswa usia 19 tahun. Ia berpendapat bahwa sepak bola adalah sebuah permainan di atas lapangan yang terdiri dari 22 orang pemain, yang terbagi menjadi dua kubu yang saling berlawanan dan ada sekitar 5-12 pemain cadangan tiap tim dan disertai pelatih. Dalam kesempatan kali ini ia menjabarkan bahwa perempuan yang menjadi penonton pertandingan sepak bola, baik itu termasuk dalam golongan pertama atau kedua seperti yang telah dijelaskan di atas, merupakan suatu fenomena yang unik. Karena meskipun itu sudah bukan hal yang asing lagi untuk saat ini, namun menurutnya itu bukan hal yang biasa. Sedangkan pendapat informan mengenai sepak bola wanita atau perempuan yang berperan sebagai pemain sepak bola yaitu, dia beranggapan bahwa sepak bola wanita merupakan salah satu perilaku menyimpang, namun penyimpangan ini lebih mengarah ke hal yang bernilai positif. Informan juga beranggapan bahwa sepak bola wanita merupakan sebuah fenomena yang baru yang turut meramaikan jagad sepak bola dan menjadi sepak bola pada umumnya lebih berkembang. Selain itu, menurut informan sepak bola wanita merupakan bagian dari FIFA untuk menyamaratakan gender.

Sedangkan informan kedelapan yaitu mahasiwa usia 19 tahun. Ia berpendapat bahwa sepak bola adalah olahraga yang di lakukan pria bahkan sebagian wanita yang sangat membutuhkan kerjasama tim dan komunikasi yang baik satu sama lain. Perempuan yang menjadi suporters sepak bola menurutnya merupakan perempuan yang asyik. Karena menurutnya saat diajak ngobrol, biasanya kaum hawa hanya akan membahas hal yang itu-itu saja. Tapi saat seorang perempuan mengetahui tentang sepak bola maka bahan pembicaraan akan lebih luas dan tidak membosankan. Sedangkan menurutnya mengenai sepak bola wanita yaitu informan menganggap bahwa sepak bola wanita pada dasarnya kurang pantas dilakukan oleh wanita, dikarenakan sepak bola membutuhkan stamina dan ketahanan tubuh yang kuat. Namun meskipun begitu, informan tetap mendukung adanya sepak bola wanita, namun ia berharap agar peraturan yang ada dalam sepak bola perempuan tidak menyulitkan kaum hawa (nyaman dan aman).

C. Penutup

(8)

pertama penonton yang murni menikmati permainan cantik saja, tidak peduli dari tim mana pun; dan kedua, penonton yang berpihak pada tim tertentu, hal ini biasa disebut dengan pendukung atau suporters. Namun suporters pun saat ini berkembang menjadi suporters club atau tim dan suporters pemain. Selain itu ada pula perempuan yang dalam sepak bola berperan sebagai wasit, hakim garis, pelatih, hingga pemainnya, atau yang disebut dengan Persatuan Sepak bola Wanita (PSW). Sehingga dari berbagai peran yang dimiliki oleh para kaum hawa terhadap sepak bola tersebut, memunculkan berbagai pandangan. Selain itu peran dalam sepak bola juga mempengaruhi seberapa jauh perempuan mengenal sepak bola.

Pandangan lain mengenai sepak bola akan muncul ketika kita melihatnya dari sisi gender yang berbeda. Dan kesimpulan penelitian yang peneliti lakukan terhadap pandangan para kaum adam dengan “Perempuan dan sepak bola” yaitu pada dasarnya mereka menyukai dengan peran perempuan sebagai suporters sepak bola. Namun mengenai peran perempuan sebagai pemain sepak bola, terdapat pro-kontra dalam pandangan laki-laki.

D. Daftar Pustaka

Aryati 2009, ‘Status kebugaran kardiorespirasi pemain sepakbola wanita PSW Putri Mataram Sleman Yogyakarta’, skripsi S.Pd, Universitas Negeri Yogyakarta.

Endraswara, S 2003, Metodologi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Handoko, A 2008, Sepak Bola Tanpa Batas, Yogyakarta: Kanisius.

‘Yogyakarta Hidupkan Turnamen Sepakbola Wanita’ 2008, Langit Perempuan, 22 Juli, dilihat pada 1 Desember 2012,

Referensi

Dokumen terkait

bahwa Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 62 Tahun 2021 tentang Pengangkatan/Penunjukan Tim Panitia Kerja Pemerintah Pembahasan Rancangan Undang-Undang

Pengujian pengaruh surfaktan dan pelarut air dalam deterjen yang dihasilkan berupa sifat fisik dan kimia yang meliputi organoleptis, stabilitas busa, tegangan permukaan,

egiatan olahraga di Indonesia sangat diminati oleh masyarakat di Indonesia termasuk Kabupaten Sidoarjo yang mempunyai stadion sepak bola. Kegiatan olahraga ini harus

Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenjang JFPO dan JFAPO dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas

[r]

Skripsi yang berjudul Respon Calon Jemaah Haji Yang Batal Berangkat Karena Pandemi Covid-19 di Banjarmasin ditulis oleh Muhammad Rasidi telah diujikan dalam

KEENAM : Tim Asesor Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Pemuda dan Olahraga yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pemuda dan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Pemberian Penghargaan