• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONO"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MASYARAKAT EKONOMI POLITIK DAN EKONOMI MASYARAKAT ASEAN

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Ekonomi Politik

Yang dibina oleh Drs. H. Sapir, S.Sos, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 11 : Muh. Siswanto (140432605277) Nurma Saraswati (140432603102) Putri Hapsari S (140432606335)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian Ekonomi Politik menurut Adam Smith, Ekonomi Politik adalah cabang ilmu pengetahuan dari para legislator yang memiliki dua tujuan berbeda, yang pertama menciptakan sumber pendapatan bagi masyarakat atau mengupayakan swasembada bagi masyarakat, yang kedua yaitu menyediakan sejumlah daya bagi negara atau pemerintah agar mereka mampu menjalankan berbagai tugas dan fungsinya dengan baik.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community(AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana inimerupakan agenda utama negara ASEAN 2020. Adapun visi dari ASEANtersebut adalah aliran bebas barang (free flow of goods) dimana tahun 2015perdagangan barang dapat dilakukan secara bebas tanpa mengalami EkonomiASEAN dan Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN. Kemudian pada tahun 2007,mereka memutuskan untuk mempercepat terciptanya Masyarakat EkonomiASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015. Dimanauntuk para pemimpin ASEAN setuju bahwa proses integrasi ekonomi regional dipercepat dengan Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2007 agardi bentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

(3)

menjadisebuah kawasan ekonomi yang sangat kompetitif yang akan sepenuhnya dapatterintegrasi dalam ekonomi global (Tulus T.H.Tambunan: 2013).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, makalah ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana langkah pemerintah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean?

2. Bagaimana paket kebijakan jokowi terhadap masyarakat? 3. Bagaimana strategi negara lain menghadapi MEA?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui langkah pemerintah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.

2. Mengetahui paket kebijakan jokowi terhadap masyarakat. 3. Mengetahui strategi negara lain menghadapi MEA.

BAB II PEMBAHASAN

A. Masyarakat Ekonomi Asean

(4)

Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut. MEA adalah istilah yang hadir dalam indonesia tapi pada dasarnya MEA itu sama saja dengan AEC atau ASEAN ECONOMIC COMMUNITY.

Awal mula MEA berawal pada KTT yang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada tanggal 1997 dimana para pemimpin ASEAN akhirnya memutuskan untuk melakukan pengubahan ASEAN dengan menjadi suatu kawasan makmur, stabil dan sangat bersaing dalam perkembangan ekonomi yang berlaku adil dan dapat mengurangi kesenjangan dan kemiskinan sosial ekonomi (ASEAN Vision 2020). kemudian dilanjutkan pada KTT bali yang terjadi pada bulan Oktober pada tahun 2003, para pemimpin ASEAN mengaluarkan pernyataan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA akan menjadi sebuah tujuan dari perilaku integrasi ekonomi regional di tahun 2020, ASEA SECURITY COMMUNITY dan beberapa komunitas sosial Budaya ASEAN merupakan dua pilar yang tidak bisa terpisahkan dari komunitas ASEAN. Seluruh pihak diharapkan agar dapat bekerja sama secara kuat didalam membangun komunitas ASEAN di tahun 2020.

Kemudian, selanjutnya pada pertemuan dengan Menteri Ekonomi ASEAN yang telah diselenggarakan di bulan Agustus 2006 yang ada di Kuala Lumpur, Malaysia mulai bersepakat untuk bisa memajukan masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA dengan memiliki target yang jelas dan terjadwal dalam pelaksanaannya. Di KTT ASEAN yang ke-12 di bulan Januari 2007, para pemimpin mulai menegaskan komitmen mereka tentang melakukan percepatan pembentukan komunitas ASEAN di tahun 2015 yang telah diusulkan oleh ASEAN Vision 2020 dan ASEAN Concord II, dan adanya penandatanganan deklarasi CEBU mengenai percepatan pembentukan komunitas ekonomi ASEAN di tahun 2015 dan untuk melakukan pengubahan ASEAN menjadi suatu daerah perdagangan yang bebas barang, investasi, tenaga kerja terampil, jasa dan aliran modal yang lebih bebas lagi.

B. Langkah Pemerintah Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

(5)

dihadapkan pada situasi yang bersifat VOCA (Volatility (bergejolak), Uncertainty (memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi), Complexity (saling berhubungan, saling tergantung dan rumit) dan Ambiguity (menimbulkan keragu-raguan). Oleh karena itu capaian kinerja birokrasi tidak lagi harus bersifat rule based namun harus bergerak maju ke arah yang lebih dinamis.

Situasi dalam VOCA membutuhkan setidaknya pendekatan berpikir ke depan (thinking ahead) yakni kapabilitas untuk mengidentifikasi perkembangan, memahami implikasi perubahan sosial ekonomi dan menentukan investasi kebijakan strategis maupun menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi masyarakat untuk memanfaatkan peluang dan meminimalisasi ancaman (Neo & Chen, 2007).

Secara fundamental, arah pengembangan birokrasi pasca-2015 perlu untuk memahami dinamika relasi antara birokrasi dan pasar misalnya. Paradigma lama yang menekankan pada minimalisasi peran birokrasi untuk merespon globalisasi telah usang. Shin (2005) menjelaskan fenomena integrasi ekonomi, seperti MEA, memiliki 2 dimensi utama yakni mobile factors dan non-mobile factors.

Dimensi pertama terfokus pada pilar investasi. Kemudahan teknologi dan integrasi perbankan membuat modal dengan cepat berpindah. Sementara itu, pada dimensi kedua, kualitas non-mobile factors seperti respon sektor publik terhadap tantangan perbaikan pelayanan, percepatan infrastruktur dan harmonisasi regulasi menjadi hal krusial yang menentukan kemana mobile factors tadi berpindah.

Dalam kasus ini, Indonesia merupakan negara dengan proses pengurusan investasi terburuk di ASEAN. Indonesia juga tercatat sangat restriktif dalam memfasilitasi mobilitas investor dalam wilayah domestiknya (Soesastro & Atje dalam Basu Das, 2012). Kondisi ini, disadari atau tidak, kan menurunkan daya tarik Indonesia dalam sektor investasi.

(6)

dalam menghadapi MEA, perlu adanya pembenahan paradigma aparatur birokrasi agar mampu bersiap menghadapi dan merespons transformasi ekonomi kawasan.

Pembenahan paradigma tersebut dapat dilakukan dengan memperkenalkan cara pandang competitive and representative government sebagai bagian dari Reformasi Birokrasi di Indonesia. Cara pandang tersebut menghadirkan kembali negara pada pemerintahan yang kompetitif, namun tetap memiliki kapasitas untuk merepresentasi kepentingan publik. Pemerintahan yang kompetitif berarti pemerintaan yang mampu beradaptasi dengan konstelasi global maupun regional. Sementara itu, pemerintahan yang representatif berarti pemerintahan yang konsisten mengutamakan kepentingan masyarakat dan mendorong partisipasi publik di dalam penyelenggaraan pemerintahan (lihat Hameiri, 2010).

Tantangan bagi birokrasi Indonesia, dalam konteks ini, tidak hanya bekerja untuk merespon tuntutan regionalisasi ekonomi ASEAN. Pada dasarnya, birokrasi juga dituntut untuk hadir meminimalisasi ekses pasar. Dengan kata lain, birokrasi perlu menyeimbangkan antara tuntutan scorecard liberalisasi di tingkat regional dengan implementasi paket-paket kebijakan untuk mencegah eksternalitas pasar.

Berkaca pada pendekatan yang dianut pemerintah saat ini, perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap kecenderungan pendekatan mekanis yang berujung pada birokratisasi reformasi birokrasi perlu. Reformasi birokrasi harus mampu lepas dari kekangan tumpukan dokumen bukti kinerja. Lebih dari itu, birokrasi perlu paham betul apa sebenarnya titik peluang, tantangan dan kerawanan MEA bagi unit kerjanya masing-masing.

Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan titik tolak bagi birokrasi untuk berani keluar dari pakemnya. Inovasi, dengan demikian, menjadi sangat penting. Sudah saatnya standar pelayanan birokrasi mengakomodasi input dan ekspektasi sektor privat.

C. Paket Kebijakan Jokowi

(7)

menghadi arus global pada akhir 2015 nanti. Berikut beberapa paket kebijkan yang diluncurkan jokowi sampai akhir Februari 2016 :

1. Memberikan perlindungan terhadap pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM. Bagi UMKM yang mempunyai kekayaan bersih di bawah Rp100 miliar, mendapat perlindungan dalam keputusan atau policy yang diambil pemerintah. Mereka tidak terkena

2. memotong mata rantai oligarki dan kartel yang selama ini hanya dinikmati kelompok tertentu. Contohnya, mata rantai yang terjadi dalam bisnis layar bioskop.

Saat ini jumlah layar bioskop yang dimiliki Indonesia hanya 1.117 layar atau hanya bisa diakses oleh 13% penduduk di Tanah Air yang kini mencapai 250 juta penduduk.87% layar ada di Jawa. Yang lebih ironis lagi, 35% gedung bioskop ada di Jakarta. Maka, para pelaku yang selama ini mendapatkan kemudahan menguasai semuanya ini, hanya 3-4 perusahaan. Tentunya, ini tidak baik untuk dunia perfilma

3. Membuat harga produk obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat menjadi lebih murah.

Selama ini bahan dasar obat-obatan itu tidak bisa masuk, kalau masuk pun ada barrier to entry di perbatasannya. Maka dengan pengaturan ini diharapkan bahan dasar obat jadi lebih murah, maka obat-obatan bisa dijangkau masyarakat dan penduduk menjadi lebih murah

4. Kredit usaha rakyat (KUR) berorientasi ekspor, dengan bunga sama seperti KUR biasa yakni sekitar 9%. KUR tersebut menyediakan fasilitas pembiayaan ekspor yang terpadu bagi UMKM.

KUR akan diberikan kepada UMKM yang mengekspor sendiri ataupun bekerja sama dengan perusahaan besar yang berorientasi ekspor. UMKM bisa ekspor sendiri atau menjual ke perusahan lebih besar. Kita tidak akan meminta pembuktian ekspornya, sepanjang perusahaan besar itu orientasi ekspor

5. Untuk memperlancar arus barang di pelabuhan, pemerintah membentuk Indonesia Single Risk Management yang dapat memberikan kepastian usaha, efisiensi waktu, biaya perizinan dan menurunkan dwelling time.

D. Strategi Negara lain dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 1. Strategi Malaysia

(8)

melalui pelatihan yang dirancang khusus dan program penugasan agar Pejabat dan para pegawai mampu menangani pekerjaan yang harus mereka hadapi pada tahun 2015 yaitu saat dilaksanakannya MEA. Hal ini dapat dilihat dari aplikasi National Blue Ocean Strategy Malaysia, dimana kerjasama antar lembaga pemerintah terus ditingkatkan untuk mengoptimalkan sumber dayanya yang terbatas. Kegiatan ini tidak hanya terbatas kepada Kementerian Luar Negeri, tetapi juga Kementerian Perdagangan Antarabangsa dan Industri (Ministry of International Trade and Industry/MITI), Kementerian Perhubungan (Ministry of Transport), Kementerian Perusahaan Perladangan dan Komoditi (Ministry of Plantation Industries and Commodities) serta Kementerian, Lembaga/Instansi pemerintah terkait lainnya.

Pemerintah mendorong lebih banyak perusahaan Malaysia menjadi regional champion seperti Maybank dan CIMB (perbankan), Sime Darby (perkebunan dan property), AirAsia (penerbangan), dan Axiata (telekomunikasi) dan mendorong lebih banyak brand Malaysia go international seperti Vincci, Bonia, Old Town White Coffee, Secret Recipe, Mary Brown, dan Bangi Kopitiam.

Untuk menarik minat bisnis Malaysia, Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE), Malaysian Investment Development Authority (MIDA) dan Small & Medium Industries Development Corporation (SMIDEC) masing-masing membentuk unit layanan khusus FTA untuk memberikan informasi yang diperlukan seperti kuota impor, peraturan aministrtasi dan ijin impor.

Malaysia adalah negara dengan pasar domestik yang kecil, keterbukaan dan kompetisi adalah yang terbaik. Karenanya, MITI mendorong Penguatan UKM yang juga merupakan salah satu agenda yang diusung Malaysia selama masa Keketuaan ASEAN.MITI membentuk tim khusus untuk mensosialisasikan MEA ke seluruh penjuru Malaysia melalui seminar, pengarahan dan lokakarya bersama beberapa perguruan tinggi di Malaysia.

(9)

Malaysia memiliki ASEAN Business Advisory Council (Malaysian Chapter) dan baru-baru ini meluncurkan ASEAN Business Club, yang melengkapi upaya Pemerintah agar perusahaan Malaysia mulai mengalihkan pandangan mereka pada ASEAN.Produk andalan Malaysia dalam menghadapi MEA adalah perbankan, infrastruktur, telekomunikasi dan sawit.

2. Strategi Vietnam dan Filiphina

Pemerintah Vietnam telah merumuskan 7 misi utama dalam menghadapi MEA antara lain a)) Harmonisasi peraturan dan sistem hukum nasional, b)) peningkatan daya saing perdagangan, c)) kebijakan ketenagakerjaan yang sesuai, d) peningkatan efektifitas koordinasi lintas kementerian, e) peningkatan people awareness, f) akselerasi pembangunan infrastruktur dan g) peningkatan daya saing perusahaan.Selain itu Pemerintah Vietnam juga melakukan upaya untuk meningkatkan mutu tenaga kerja, Integrasi program kebijakan nasional dengan cetak biru komunitas ASEAN 2015, mengubah strategi pemasyarakatan ASEAN menjadi integrated, targeted audience, systemic, massive.

Dalam melakukan koordinasi lintas sektor, Pemerintah Vietnam membagi koordinator di tingkat nasional yaitu Kementerian Luar Negeri dengan Focal point Kemlu (Polkam), Kemenperindag (Ekonomi), Kementerian Tenaga Kerja, cacat perang dan Sosbud (Sosbud), Kekominfo (Diseminasi informasi). Vietnam dapat dijadikan sebagai pintu masuk bagi produk dan investor Indonesia ke pasar domestik Vietnam yang berjumlah 93 juta jiwa, dan pintu masuk ke negara ASEAN di sekitarnya seperti Laos dan Kamboja dengan memanfaatkan preferensi tarif di ASEAN, dan ke mitra dagang utama Vietnam seperti AS, UE dan RRT, sebagai production base perusahaan Indonesia serta sebagai pasar bagi tenaga-tenaga kerja terampil Indonesia.

(10)

Regional Cooperation (PCRC)ASEAN Matters Technical Board (AMTB), (terdiri dari 3 Komite : Polkam, Ekonomi, Sosbud), Pembentukan National Competitiveness Council

Dalam rangka menjalankan Strategi 1 competitiveness, Department of Trade and Industry (DTI) Philipina telah menyusun 32 roadmap sektoral, penyelenggaraan Briefing on Philippines’ AEC Game Plan, penyelenggaraan ratusan seminar Doing Business in Free Trade Area (DBFTA) dan pembentukan Shared Service Facilities dan SME Roving Academy bagi UMKM.Produk Ekspor utama Philipina ke Indonesia adalah : Insulasi kabel, alat medis, bedah operasi dan kedokteran gigi, sayuran ekstrak, mesin-mesin percetakan, crude coconut Oil, alat optik, lensa, kaca, kapasitor listrik dan sejenisnya, makanan olahan (cereal), buah-buah segar (seperti pisang cavendish), produk elektronik. Produk impor utama Philipina dari Indonesia adalah : batubara, briket & bahan bakar padat, kendaraan bermotor roda 4, Kendaraan bermotor roda 2, Spare Part & Asesoris Ranmor, Ekstrak kopi dan teh, pupuk kimia/mineral/nitrogen,ban,alas kaki, produk kertas, produk kimia.

3. Strategi Singapura

Pemerintah Thailand dalam menghadapi MEAtelah membentuk mekanisme nasional sebagai berikut : a) Komite nasional ASEAN dipimpin oleh Menteri Luar Negeri, yang anggotanya terdiri dari seluruh kementerian dan lembaga pemerintah serta sektor swasta seperti KADIN.Komite ini berfungsi sebagai mekanisme untuk merumuskan dan mengkoordinir kebijakan, saling tukar pandang dan informasi diantara seluruh anggota Komite Nasional ASEAN. b) Komite Komunitas Ekonomi ASEAN, diketuai oleh Permanent Secretary, Kementerian Perdagangan, c) Komite Komunitas Sosial-Budaya ASEAN, diketuai oleh Minister of Social Development and Human Security.

(11)

konsumen modern, mendorong pengembangan cluster-cluster industri, dan pengembangan SDM untuk promosi dagang.

Informasi mengenai ASEAN diajarkan pada sekolah-sekolah di Thailand. Hampir setiap sekolah dan perguruan tinggi Thailand memiliki ASEAN Corner, informasi umum tentang ASEAN, dan informasi tentang budaya ASEAN dan bendera negara-negara ASEAN.Berbagai kegiatan untuk mempromosikan ASEAN juga dilakukan di setiap sekolah dan perguruan tinggi.Buku-buku tentang ASEAN juga diterbitkan dalam Bahasa Thailand.

Tiga Program pemerintah Thailand untuk membantu SME menghadapi MEA/AEC:a) AEC Connect, memastikan semua anggota telah memahami peluang dan tantangan yang dihadapi dalam AEC, b) AEC Readymenghimpun SME dalam kluster tertentu dan membangun jejaring bersama, mencari solusi atas tantangan yang dihadapi, menyusun rencana pengembangan bersama, dan c) AEC Law membantu SME untuk memahami berbagai peraturan yang berlaku di negara-negara ASEAN yang dapat mempengaruhi sektor SME.

Pemerintah Thailand juga telah menyiapkan beberapa produk yang menjadi andalan Thailand dalam menghadapi MEA yaitu industri makanan, otomotif dan Industri elektronika. Thailand membangun infrastruktur dan sarana transportasi dengan ambisi menjadi hub perdagangan di negara-negara ASEAN daratan dan ASEAN dengan Tiongkok serta Membangun enam Special Economic Zone di wilayah perbatasan dengan negara-negara tetangga.

(12)

Peluang Kerja Sama Ekonomi Indonesia – Singapura dalam MEA adalah dibidang investasi, perdagangan, pariwisata, dan perbankan. Selain itu, untuk meningkatkan hub RI – Singapura a) Indonesia harus dapat memanfaatkan posisi strategis Singapura sebagai trading hub, financial center, dan global gateway di Asia untuk mendorong pembangunan ekonomi Indonesia; b) Indonesia harus bisa lebih maju dari Singapura yang memiliki keterbatasan wilayah, jumlah penduduk, dan zero natural .

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Faisal, Basri. 2002. Perekonomian Indonesia. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama

Ikbar,Yanuar. 2006. Ekonomi Politik Internasional – Konsep dan Teori (Jilid 1). Bandung : PT Refika Aditama

(14)

Studi Kasus

Potongan kayu jati sisa furniture biasanya hanya dibuang. Namun di tangan Umar Bafadhal, warga Semanggi, Solo, Jawa Tengah, limbah ini disulap menjadi karya seni bernilai jual. Umar memanfaatkan potongan kayu yang memiliki ceruk, sebagai media untuk lukisan 3 dimensinya. Cara membuatnya memang nampak terbilang sederhana, walau memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (18/2/2016), setelah kayu dibersihkan, Umar menuangkan cairan resin yang dicampur katalis. Cairan ini akan mengering lalu membentuk lapisan kaca yang melekat. Dan di atasnya, Umar mulai melukis menggunakan catacrylic. Biasanya, objek yang dilukis adalah hewan air seperti ikan koi. Untuk membuatnya, Umar mulai melukis secara bertahap, dimulai dengan sirip bagian bawah. Setelah selesai, kembali dilapisi dengan resin.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan Kekuatan Jembatan Rangka Tipe Warren dan Baltimore dalam Menerima Beban Yang Sama Pada Material Bambu ; Ria Putri Febrianti, 101910301049; 2014:

Sehingga dalam hal ini Fraksi ABRI dan FPDI sama terima rumusan dengan catatan bahwa untuk saat ini posisi untuk Pasal 28 ayat (4) adalah kosong, akan

memiliki internal locus of control memiliki kepercayaan diri yang tinggi terhadap dirinya dan tidak tergantung pada yang lainnya karena memiliki keyakinan bahwa apa

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan LKS matematika dengan metode penemuan terbimbing bermuatan nilai-nilai budi

Selain hal tersebut, untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) juga dilakukan dengan mengupayakan penggunaan media pembelajaran

Dalam rangka mengembangkan penelitian mengenai teknik gerakan terapi ling tien kung sebagai aktifitas yang dapat meningkatkan kualitas tidur, peneliti

Selaras dengan berbagai tujuan yang telah ada di Indonesia maka tujuan pendidkan akhlak yang ada dalam Kitab Al-Akhlak li Al Banin karya Syaikh Umar Baraja tidak lain

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perbedaan Return Saham , Trading