• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Karakter Tanggung Jawab Belajar Di Mi Muhammadiyah Karanganyar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengelolaan Karakter Tanggung Jawab Belajar Di Mi Muhammadiyah Karanganyar"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB

BELAJAR DI MI MUHAMMADIYAH

KARANGANYAR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana

Oleh :

DENISA YUDHA PERTIWI Q100160092

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGELOLAAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB BELAJAR DI MI MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

DENISA YUDHA PERTIWI Q 100 160 092

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pembimbing I Prof. Dr. Sutama, M.Pd. NIDN. 0007016002 Dosen Pembimbing II Dr. Achmad Fathoni, M.Pd. NIDN. 0626065701

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGELOLAAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB BELAJAR DI MI MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

OLEH

DENISA YUDHA PERTIWI Q 100 160 092

Telah dipertahankan di depan dewan penguji Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Hari Kamis , 5 Oktober 2020 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Prof. Dr. Sutama, M.Pd ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Achmad Fathoni, M.Pd. ( )

(Anggota I Dewan Penguji )

3. Dr. Djalal Fuadi, M.M ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Direktur Sekolah Pasca Sarjana

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar magister disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 16 November 2020 Penulis

DENISA YUDHA PERTIWI Q 100 160 092

(5)

1

PENGELOLAAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB BELAJAR DI MI MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan internalisasi karakter tanggungjawab belajar dalam RPP, internalisasi karakter tanggungjawab belajar dalam pelaksanaan pembelajaran, dan internalisasi evaluasi karakter tanggungjawab belajar dalam pembelajaran. Metode penelitian ini deskriptif kualitatif dengan desain fenomenologi. Lokasi penelitian di MI Muhammadiyah Karanganyar, subjek penelitian ini kepala sekolah, guru, dan siswa. Metode pengumpulan data wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif. Hasil temuan (1) Internalisasi karakter tanggungjawab belajar dalam RPP dilakukan oleh guru, yaitu menyusun RPP dengan mengintegrasikan karakter tanggung jawab, mempersiapkan strategi dengan metode penugasan, pembiasaan dalam pembelajaran, dan reward/punishment, serta mempersiapkan lembar pengamatan. (2) Internalisasi metode penugasan melalui pemberian tugas di kelas dan PR. Metode pembiasaan, membiasakan anak bertanya dan menjawab pertanyaan, kerja sama, kejujuran, kreativitas berpikir. Metode reward/punishment. memberikan pujian atas prestasi dan sanksi. (3) Internalisasi evaluasi dalam bentuk laporan hasil pengamatan guru, hasil ulangan harian, tengah semester, dan UAS, informasi orang tua, dan nilai raport.

Kata kunci : pengelolaan, karakter, tanggung jawab, belajar Abstract

This study aims to describe internalization of learning responsibility characters in the lesson plan, internalization of the implementation of learning, and internalization of the evaluation of learning responsibility characters. This research method is descriptive qualitative with a phenomenological design. Research location in MI Muhammadiyah Karanganyar, the subject is the principal, teachers, and students. Data collection methods for in-depth interviews, observation and documentation, interactive. Data analysis techniques using interactive analysis. Findings (1) Internalization of the learning responsibility characters in the lesson plan done by teacher, namely compiling the lesson plan by integrating the character of responsibility, preparing strategies with assignment methods, habituation in learning, and reward/punishment, and preparing observation sheets. (2) Internalization of the assignment method through assignments in class and homework. Methods of habituation, accustom children to ask and answer questions, cooperation, honesty, creativity in thinking. Reward/punishment method. give credit for achievements and sanctions. (3) Internalization of evaluation in the form of teacher observation reports, results of daily, midterm, and UAS, parents' information, and report card grades.

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Saat ini pendidikan di Indonesia sedang berusaha mencapai mutu pendidikan yang bagus. Agar mutu pendidikan yang bagus dapat tercapai, maka seorang siswa harus belajar dengan tekun karena tanggung jawab seorang siswa adalah belajar. Belajar adalah suatu proses usaha dimana seseorang berinteraksi langsung dengan semua alat inderanya terhadap objek belajar dan lingkungan dengan membaca, mengamati, mendengarkan dan meniru sehingga menghasilkan suatu tingkah laku yang mengalami perubahan seperti dalam pengertian, cara berpikir, kebiasaan, ketrampilan, kecakapan ataupun sikap yang bertujuan untuk penguasaan materi ilmu pengetahuan.

Dengan kata lain, pendidikan tidak hanya untuk mencetak individu yang pandai dan terampil, tetapi juga menanamkan sikap dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma di dalam masyarakat. Seperti kebiasaaan, kecakapan dan berkepribadian yang baik, salah satunya yaitu tanggung jawab siswa. Siswa dituntut untuk wajib belajar agar dapat mencapai suatu prestasi yang gemilang. Menurut pendapat Pam Schiller & Tamera Bryant (dalam Astuti, 2005: 17) menjelaskan bahwa tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana kita bereaksi terhadap situasi, yang memerlukan beberapa jenis keputusan yang bersifat moral. Sugiyono (2010: 22) berpendapat belajar adalah proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjektif dengan lingkungan yang menghasilkan suatu perubahan. Sjarkawi (2008: 41) menjelaskan seseorang dengan tingkat perkembangan moral lebih tinggi, memiliki tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi. Sebaliknya, yang memiliki tingkat pertimbangan moral rendah, maka tanggung jawabnya juga rendah.

Upaya menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran menjadi perhatian guru, dimana pembelajaran terpusat pada siswa dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan aspek emosi sehingga tanggung jawab belajar siswa akan semakin tumbuh (Cook-Sharter, 2010). Tanggung jawab adalah kesiapan fisik dan mental untuk menerima kewajiban atau tugas, yang harus dilakukan dengan tulus. Tanggung jawab belajar siswa dapat dilihat dari kesiapan siswa untuk menerima kewajiban atau tugas dengan sepenuh hati, melaksanakan tugas

(7)

3

dengan baik, menerima risiko dari setiap tindakan, tidak menyalahkan orang lain, mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan, rajin belajar, rajin melakukan tugas, memiliki jadwal belajar (Mania, 2015).

Seseorang dikatakan bertanggung jawab apabila memperlihatkan ciri-ciri (Mustari, 2011: 1). Selalu memajukan diri sendiri, 2. Memilih jalan lurus, 3. Selalu waspada, 4. Menjaga kehormatan diri, 5. Memiliki komitmen pada tugas, 6. Melaksanakan tugas dengan standar yang baik, 7. Mengakui semua perbuatan, 8. Menepati janji, 9. Berani menanggung resiko atas ucapan dan tindakan. Maka dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab terdiri dari kedisiplinan, sportifitas, taat terhadap tata tertib dan komitmen terhadap tugas.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami, untuk memiliki moral yang tinggi pada anak, perlu diajarkan perilaku tanggung jawab dalam keluarga melalui proses sosialisasi dengan anggota keluarga maupun masyarakat luar. Jadi perilaku tanggung jawab anak perlu ditanamkan sejak dini, ketika anak memasuki dunia sekolah dia akan dihadapkan pada proses belajar dan tanggung jawab belajarnya.

Berdasarkan hasil observasi di MI Muhammadiyah Karanganyar tanggung jawab dalam belajar siswa masih rendah. Rendahnya tanggung jawab belajar tampak dalam hal mengerjakan pekerjaan rumah (PR) siswa sering malas untuk mengerjakannya dan pada akhirnya tugasnya tidak diselesaikan, kurangnya kesadaran dalam melaksanakan piket kelas sesuai jadwal. Selain itu dalam menghargai waktu dirasa masih kurang, hal tersebut terlihat ketika pembelajaran, ketika mengerjakan tugas tidak kunjung selesai justru siswa malah bercanda dengan teman sebangku atau teman lain yang mengakibatkan waktu terbuang percuma. Di dalam kelas konsentrasi belajar siswa juga sangat mudah terpengaruh dengan teman sebangkunya, siswa berangkat ke sekolah selain belajar juga dijadikan sebagai ajang untuk bertemu, berkumpul dengan teman-teman, bercanda dan lain sebagainya. Sementara tugas sejatinya untuk belajar dan menimba ilmu mulai memudar menjadi tanggung jawab pokok. Tetapi hal tersebut menjadi realita dan potret siswa masa kini, selalu menginginkan sesuatu tanpa bersusah payah, menyerah sebelum berjuang, kalah sebelum bertanding.

(8)

4

Apabila tanggung jawab belajar tersebut tidak ditingkatkan akan berakibat pada menurunnya hasil belajar, tidak tercapainya perkembangan potensi, kurangnya kedisiplinan diri, dan bahkan siswa tidak naik kelas. Dengan demikian diperlukan cara yang tepat untuk membimbing dan membantu siswa dalam menangani rendahnya tanggung jawab belajar, baik dari keluarga maupun dari sekolah. Orang tua dapat membantu anak dalam mengingatkan tanggung jawabnya sebagai siswa di rumah, sedangkan dari pihak sekolah yang berkompeten membantu siswa dengan permasalahannya adalah wali kelas, kepala sekolah, guru mata pelajaran dan segala komponen yang ada di sekolah.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) internalisasi karakter tanggungjawab belajar dalam RPP di MI Muhammadiyah Karanganyar. (2) internalisasi karakter tanggungjawab belajar dalam pelaksanaan pembelajaran di MI Muhammadiyah Karanganyar. (3) internalisasi evaluasi karakter tanggung jawab belajar dalam pembelajaran di MI Muhammadiyah Karanganyar.

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi yaitu menjelaskan fenomena sosial tentang pengelolaan karakter tanggungjawab belajar di MI Muhammadiyah Karanganyar. Lokasi penelitian ini MI Muhammadiyah Karanganyar dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2019/2020. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa. Metode pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi, teknik analisis data menggunakan analisis interaktif. Pengecekan keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi teknik.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Internalisasi karakter tanggungjawab belajar dalam RPP di MI Muhammadiyah Karanganyar

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan tanggung jawab belajar di MI Muhammadiyah Karanganyar merupakan bagian dari Program Pendidikan Karakter dimana guru berperan dalam mengembangkan sikap tanggung jawab

(9)

5

belajar anak. Untuk mencapai kesuksesan pengelolaan karakter tanggung jawab belajar diperlukan perencanaan yang baik, guru perlu menginternalisasikan karakter tanggungjawab belajar kedalam RPP. Rencana kegiatan yang harus dipersiapkan guru (1) Menyusun RPP dengan mengintegrasikan karakter tanggung jawab ke dalam mata pelajaran yang diajarkan (2) Mempersiapkan strategi pengembangan tanggung jawab belajar siswa melalui metode penugasan, pembiasaan dalam pembelajaran, dan metode reward dan punishment. (3) Mempersiapkan instrumen penilaian tanggung jawab belajar.

Temuan ini sesuai teori Allen (dalam Hasibuan, 2009: 92) perencanaan adalah fungsi fundamental dari manajemen sebab perencanaan mendahului fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan dalam manajemen pendidikan karakter adalah aktivitas yang berkaitan dengan perumusan KD, jenis-jenis karakter, serta menetapkan strategi pembentukannya (Mulyasa, 2016: 191).

Temuan Lee (2009) menyatakan bahwa program CBSC (Character-Based

School-Culture) adalah suatu penerapan budaya sekolah berbasis karakter di

Taiwan untuk mengembangkan tanggung jawab belajar siswa. Kesuksesan implementasi diawali dengan tahap perencanaan, guru menetapkan nilai-nilai karakter tanggung jawab belajar dan menyusun langkah-langkah pencapaian. Temuan ini sejalan riset Pattaro (2016) penerapan pendidikan karakter diawali dengan perencanaan, dengan mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang menjadi prioritas pengembangan, serta menyusun langkah penerapannya. Temuan Sze (2014) menyatakan perencanaan adalah tahap awal aktivitas pengelolalan pendidikan karakter agar pelaksanaan pendidikan karakter di SD Hong Kong mencapai tujuan, guru terlebih dahulu menetapkan nilai-nilai moral yang menjadi prioritas dan menyusun strategi pencapaian.

3.2 Internalisasi karakter tanggungjawab belajar dalam pelaksanaan pembelajaran di MI Muhammadiyah Karanganyar

Temuan ini menunjukkan, internalisasi karakter tanggungjawab belajar dalam pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatan guru untuk menerapkan strategi pengembangan tanggung jawab belajar, dilakukan melalui metode penugasan,

(10)

6

pembiasaan dalam pembelajaran di kelas, serta pemberian reward dan

punishment.

Metode penugasan dilakukan dengan memberikan tugas di kelas dan PR baik tugas perorangan dan kelompok. Temuan ini sejalan teori Djamarah dan Zain (2010: 98) metode penugasan memiliki kelebihan untuk mengembangkan tanggung jawab belajar siswa. Guru perlu menerapkannya sebagai alternatif untuk mengembangkan tanggung jawab belajar siswa. Menurut Fikar (2013: 16) untuk menumbuhkan tanggung jawab belajar siswa, metode pemberian tugas dapat digunakan sebagai alternatif untuk menumbuhkembangkan pemahaman serta keterampilan siswa, selanjutnya siswa dapat menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah. Sagala (2007: 219) menyatakan metode penugasan dapat menumbuhkan tanggung jawab belajar siswa baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok. Pelaksanaannya, guru menyajikan materi ajar melalui pemberian tugas tertentu agar siswa melakukan aktivitas belajar, dan harus mempertanggungjawabkannya.

Temuan ini sejalan riset Riset Cook-Sharter (2010), guru harus mampu menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dan tidak sekedar terpusat pada tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut guru perlu menerapkan metode penugasan yang menarik. Temuan ini sejalan riset Derlina et al. (2015), metode penugasan baik individu dan kelompok dapat membangun karakter tanggungjawab belajar siswa. Metode penugasan dapat membangun nilai-nilai karakter tanggung jawab sehingga kebiasaan tidak baik seperti meng-copy paste hasil pekerjaan teman, atau menyontek dapat dikendalikan. Temuan ini sejalan riset Anggraeni (2016), untuk mengembangkan sikap tanggung jawab belajar guru menerapkan Metode Pengalaman Berulang berupa pemberian tugas-tugas saat pembelajaran dan pemberian PR.

Internalisasi karakter tanggungjawab belajar dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembiasaan adalah strategi guru menumbuhkembangkan tanggung jawab belajar siswa dengan cara membiasakan anak mengajukan dan menjawab pertanyaan, membiasakan anak saling bekerja

(11)

7

sama dalam kelompok, membiasakan anak jujur mengerjakan tugas/tes, membiasakan anak mengembangkan kreativitas berpikir.

Temuan ini sejalan teori Mulyasa (2016: 166), metode pembiasaan adalah kegiatan yang dilakukan secara berulang untuk menanamkan hal-hal positif baik berupa aktivitas fisik dan ucapan yang dapat mendorong kesadaran anak mau melaksanakan dengan perasaan senang tanpa rasa terpaksa. Pembiasaan dalam pembelajaran, misalnya membiasakan siswa bertanya dan menjawab masalah, mengerjakan soal dengan jujur, menyelesaikan tugas kelompok, memecahkan masalah secara mandiri, atau membiasakan berpikir kritis.

Temuan ini sejalan riset Francis (2012), untuk mengembangkan tanggung jawab belajar di dalam proses pembelajaran, guru perlu menerapkan model

Self-Regulated Learning (SRL) yangmemberikan keleluasaan siswa mengatur kegiatan

belajarnya sendiri, mengembangkan kreativitas berpikir, sehingga anak merasa diberikan tanggung jawab untuk belajar secara mandiri.

Internalisasi karakter tanggungjawab belajar dalam pelaksanaan pembelajaran dengan Penerapan Reward/Punishment dengan metode

reward/punishment adalah strategi guru menumbuhkembangkan tanggung jawab

belajar siswa dengan cara memberikan penghargaan bagi siswa yang telah melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik serta pemberian sanksi hukuman kepada siswa yang tidak melaksanakan tanggungjawabnya di kelas maupun di rumah.

Bentuk reward adalah memberikan pujian lisan, acungan jempol atau menyebut nama anak di depan kelas jika siswa bersangkutan memperoleh nilai bagus, berani bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar, atau telah menyelesaikan PR dengan hasil yang baik.

Sanksi hukuman diberikan jika siswa tidak melaksanakan tanggungjawabnya di kelas maupun di rumah. Bentuk hukuman jika anak terlambat mengumpulkan PR yaitu anak disuruh mengulang jawaban sebanyak tiga kali. Jika anak tidak mengerjakan PR, guru menyuruh anak mengerjakannya di luar kelas. Jika anak melakukan aktivitas membuat gaduh atau mengganggu kegiatan belajar mengajar, guru menegur, menyuruh anak berdiri di depan kelas,

(12)

8

atau menyuruh anak mengucap istigfar sebanyak 30 kali. Jika anak kedapatan menyontek, guru menyita buku/contekan, memanggil anak dan memberikan peringatan untuk tidak mengulangi kesalahannya, namun jika anak mengulangi perbuatannya maka guru memberikan hukuman mengerjakan tugas tertentu.

Temuan ini sesuai teori S-R (stimulus-response) bahwa reward dipandang sebagai respon dari suatu tingkah laku subjek (Mulyasa, 2007: 77). Stimulus adalah peristiwa dalam diri anak, yang menyebabkan perubahan perilaku, sedangkan respon adalah perubahan karena stimulus. Jika tingkah laku anak positif, guru dapat memberikan penghargaan sehingga anak merasa senang dan semakin giat belajar. Penghargaan diartikan alat mendidik anak agar merasa senang disebabkan apa yang diperbuat memperoleh penghargaan (Purwanto, 2006: 182). Menurut Santrock (2008: 273) reward bertujuan sebagai penguatan positif bagi siswa. Guru memberikan memberikan pujian atau komentar positif akan dapat meningkatkan sikap dan perilaku belajar siswa.

Temuan ini sejalan pendapat Fadjar (2010: 203), hukuman sebagai alat memotivasi belajar anak sehingga anak berusaha bertanggung jawab memenuhi tugas serta menghindari terjadinya hukuman. Imron (2012: 169) menegaskan,

punishment merupakan sanksi karena siswa melakukan pelanggaran, sehingga

dapat mendidik dan menyadarkan siswa.

Temuan ini sejalan riset Anggraeni (2016), untuk mengembangkan sikap tanggung jawab belajar guru menerapkan pemberian sanksi kepada siswa yang tidak melakukan tanggung jawabnya di kelas. Siswa yang tidak mengerjakan PR disuruh mengerjakan PR di luar kelas, jika tidak tertib mengikuti pelajaran siswa disuruh mengucap istighfar 25 kali.

3.3 Internalisasi evaluasi karakter tanggungjawab belajar dalam

pembelajaran di MI Muhammadiyah Karanganyar

Internalisasi evaluasi karakter tanggungjawab belajar dalam pembelajaran adalah kegiatan guru menilai sikap tanggung jawab siswa terhadap aktivitas belajar di sekolah dan di rumah. Evaluasi tanggung jawab belajar dilakukan dalam bentuk laporan hasil pengamatan guru terhadap sikap siswa dalam mengikuti KBM. Evaluasi juga dilakukan dalam bentuk penilaian terhadap ulangan harian, mid

(13)

9

semester, dan ujian akhir semester, laporan/informasi orang tua terhadap sikap dan tanggung jawab anak di rumah serta pencapaian prestasi akademik yaitu nilai raport yang mencantumkan Aspek Sikap (pada indikator tanggung jawab). Dengan dilakukan evaluasi, guru dapat mengetahui sejauhmana perkembangan sikap tanggung jawab belajar anak, dan dapat menetapkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan tanggung jawab belajar.

Temuan ini sejalan pernyataan Mulyasa (2016: 192) evaluasi sering disebut penilaian atau pengendalian, tujuan agar dapat menjamin pencapaian kinerja yang sesuai tujuan dan rencana yang ditetapkan. Menurut Nuriyatun (2016: 179) evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan guru dengan menilai kebiasaan perilaku siswa, sehingga akan ditemukan faktor yang menghambat pelaksanaan program.

Hasil riset Rochmah (2016) menyatakan, evaluasi untuk menilai perkembangan karakter tanggung jawab pada pembelajar amat penting dilakukan sehingga hasil evaluasi tersebut merupakan informasi yang turut berperan dalam mendukung keberhasilan program karakter. Informasi didapatkan dari hasil pengamatan dan catatan anekdotal guru mengenai perkembangan karakter tanggung jawab siswa.

Temuan ini sejalan riset Lee (2009), kesuksesan implementasi program pendidikan karakter perlu dilakukan evaluasi dengan tujuan agar sekolah dapat mengetahui tingkat ketercapaian program, kendala-kendala yang menghambat pelaksanaan program, serta menetapkan kebijakan untuk mengatasi kendala.

4. PENUTUP

Aktivitas pengelolaan karakter tanggung jawab belajar meliputi internalisasi karakter tanggungjawab belajar dalam RPP, internalisasi dalam pelaksanaan pembelajaran dan internalisasi evaluasi karakter tanggungjawab belajar dalam pembelajaran. Internalisasi karakter tanggungjawab belajar dalam RPP adalah tahap perencanaan yang dilakukan oleh guru dengan kegiatan (1) Menyusun RPP dengan mengintegrasikan karakter tanggung jawab ke dalam mata pelajaran (2) Mempersiapkan strategi pengembangan tanggung jawab belajar

(14)

10

melalui metode penugasan, metode pembiasaan dalam pembelajaran, dan metode

reward/punishment. (3) Mempersiapkan lembar pengamatan untuk menilai sikap

tanggung jawab belajar siswa.

Internalisasi karakter tanggungjawab belajar dalam pelaksanaan pembelajaran di MI Muhammadiyah Karanganyar dilakukan dengan tiga metode yaitu penugasan, pembiasaan dalam pembelajaran, dan reward/punishment.

Internalisasi evaluasi karakter tanggungjawab belajar dalam pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) Laporan hasil pengamatan guru terhadap sikap siswa dalam mengikuti KBM (2) Evaluasi pembelajaran melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester. (3) Laporan/informasi orang tua terhadap sikap dan tanggung jawab belajar anak di rumah. (4) Pencapaian prestasi akademik yaitu nilai raport yang mencantumkan aspek sikap tanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Sylvia. 2016. “Forming A Responsible Attitude At Creative School Of Sd Muhammadiyah Bayan Purworejo Regency”. Jurnal Pendidikan

Guru Sekolah Dasar. Vol. 22(5). Hal. 2073-2081.

Astuti, Chatarina Puji. 2005. Pengaruh Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Tanggung Jawab Belajar Anak Kelas IV SD Pangudi Luhur Don Bosco

Semarang Tahun Pelajaran 2003/2004. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Cook-Sharter, Alison, 2010, “Students as Learners and Teachers: Taking Responsibility, Transforming Education, and Redefining Accountability”,

Curriculum Inquiry, Vol. 40(4), September, pp. 555-575. Diperoleh dari

http://citeseerx.ist.psu.edu/messages/downloadsexceeded.html (Diunduh tanggal 7 Maret 2018).

(15)

11

Derlina, Sabani, and Mihardi, S., 2015, “Improved Characters and Student Learning Outcomes Through Development of Character Education Based General Physics Learning Model”, Journal of Education and Practice, Vol. 6,(21), pp. 162-171. Diperoleh dari https://files.eric.ed.gov/fulltext/ EJ1079114.pdf (Diunduh tanggal 9 Maret 2018).

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadjar, Malik, 2010, Holistika Pemikiran Pendidikan, Raja Grafindo, Jakarta.

Fikar, Zoel. 2013. “Penerapan Metode Pemberian Tugas” (online)

Diperoleh dari http://www.academia.edu/7873199/BAB_II_PENERAPAN _ METODE_PEMBERIAN_TUGAS (Diunduh tanggal 30 Maret 2018).

Francis, J.M., 2012, “Student-Regulated Learning: Roles and Responsibilities for Student Motivation”, Diperoleh dari https://www.westpoint.edu/cfe/ Literature/Francis_12.pdf (Diunduh tanggal 2 Maret 2018).

Hasibuan, Malayu SP., 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Imron, Ali, 2012, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta.

Lee, Chi-Ming (Angela), 2009, “The planning, implementation and evaluation of a character-based school culture project in Taiwan”, Journal of Moral

Education, Vol. 38(2), pp. 165-184.

Diperoleh dari https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/ 0305724090 2792686 (diunduh tanggal 14 Juni 2017)

(16)

12

Mania, S., 2015, “Improving Discipline and Responsibility of Student Learning Through Project Assessment”, Journal Al-Ulum, Vol. 15(2), pp. 465-478.

Mulyasa, 2007, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan, Rosda Karya, Bandung.

Mulyasa, E., 2016, Manajemen Pendidikan Karakter, Edisi 6, Cet. Ke-5, Bumi Aksara, Jakarta.

Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter: Refleksi untuk Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Laksbang Pressindo.

Nuriyatun, P.D. 2016. “Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab di SD Negeri 1 Bantul”. Jurnal Pendidikan Guru

Sekolah Dasar. Vol. 33(5). Hal. 3174-3181.

Pattaro, C., 2016, “Character Education: Themes and Researches. An Academic Literature Review” , Italian Journal of Sociology of Education, Vol. 8(1), pp. 6-30.

Diperoleh dari http://ijse.padovauniversitypress.it/system/files/papers/2016 _1_2.pdf (diunduh tanggal 14 Mei 2017)

Purwanto, Ngalim, 2006, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sagala, Syaiful, 2007, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung.

(17)

13

Sjarkawi. 2008. Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral, Intelektual,

Emosional, dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri.

PT Bumi Aksara, Jakarta.

Sugiyono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Kediri: Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sze, W., 2014, “Evaluation of a Moral and Character Education Group for Primary School Students”, Discovery–SS Student E-journal, Vol. 3, pp. 142-164. Diperoleh dari http://ssweb.cityu.edu.hk/download/RS/E-Journal/Vol3/ journal5. pdf (diunduh tanggal 7 Mei 2017)

Referensi

Dokumen terkait

Integrasi Sosial Yang Dibangun GPIB Pniel Pasca Konflik Sosial di Pasuruan, Jawa TimurI.

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PHYSICAL EVIDENCE TERHADAP REPURCHASE DECISIONS PADA WISATA PETIK MADU LAWANG” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh

Effect Of Marination On The Quality Characteristics and Microstructure Of Chicken Breast Meat Cooked by Different Methods.. Lucrări

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari penelitian sebelumnya serta untuk mengetahui apakah variabel nilai yang dirasa, kepercayaan pelanggan, dan

Berdasarkan pengujian ini, diketahui bahwa operasi penangkapan pada bagang dengan variasi 4 lampu bawah air akan membuat reaksi fototaksis ikan lebih positif,

mengakui penguasaan tanah mereka dan mengesahkan kepemilikan- nya melalui penerbitan sertipikat tanah. Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Johan Rahasia, di- ungkapkan

 Agar mahasiswa mampu mencari hasil operasi himpunan yang diterapkan pada himpunan bilangan.. Bilangan bulat dan bilangan riil  Agar

29 OKTOBER 2011 TAHUN AKADEMIK 2011/2012. FAKULTAS TEKNIK