• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PADA PEMBELAJARAN IPA

DI SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh

MULIYANTI

NIM F33208027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Muliyanti, Kartono, Sukmawati

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan

Email : yanti_airsya@yahoo.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan jawaban tentang peningkatkan aktivitas belajar, serta dampaknya terhadap hasil belajar siswa dengan diterapkannya metode eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 06 Pontianak Selatan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif, bersifat kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 26 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dengan hasil yang sangat memuaskan yaitu rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I, sebesar 66,35%, sedangkan pada siklus II rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 84,80%. Telah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 18,45%. Hasil belajar siswa dengan rata-rata perolehan siklus I sebesar 66,15, sedangkan rata-rata pada siklus II sebesar 81,92. Telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 15,77.

Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Metode Esperimen, Pembelajaran IPA. Abstract : The purpose of this researchis to get data and aswer about the increasing learning activityand the influence to the studentachievement by using experiment method in science lesson to the fourth grade student of SDN 06 South Pontianak. Method of this research is qualitative, descriptive method. Research subject is fourth grade student, which consrets of 26. The resultof this research shows that student learning activity can be increased. This result can be approved by looking at students' learning activity , the everage scor of the first cycle is 66,35% and 84,80% for the second cycle. There is is improvement of students' learning activity 18,45%. students' achievement have average score 66,15, for the frist cycle and 81,92 for the second cycle. There is an improvement from cycle I to the cycle II as 15,77.

Keywords : learning activity, experiment method, science.

ada hakekatnya, siswa senang bisa belajar sambil bekerja atau melakukan aktivitas karena dengan hal tersebut siswa akan merasa punya harga diri apabila diberi kesempatan untuk berbuat pada suatu proses kegiatan belajar berlangsung. Dengan belajar sambil bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna. Dimana, menurut Montessori (dalam Sardiman, 20011: 95 PHQJHPXNDNDQ EDKZD ³$QDN-anak memiliki tenaga untuk

P

(3)

berkembang sendiri, membentuk sendiri sedangkan pendidik bertindak sebagai fasilitator, mediator, motivator, dan inovator´. Hal ini memberikan petunjuk pada guru pentingnya aktivitas dalam pembelajaran khususnya IPA dan dalam pembelajaran siswa yang aktif sedangkan guru sebagai pembimbing.

Berdasarkan uraian di atas, untuk mencapai pembelajaran yang afektif dan efisien, seorang guru dituntut memiliki kemampuan dan kecakapan dalam hal mengajar dan mendidik. Adapun kemampuan dan kecakapan guru dalam pembelajaran pada dasarnya meliputi kemampuan merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran dan kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran, serta melakukan pembaharuan dalam pembelajaran baik dalam menggunakan metode, media, dan pendekatan. Berkenaan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan aktivitas belajar yang menuntut keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan berbagai sumber belajar harus didukung oleh kecakapan dan kreativitas guru dalam merencanakan pembelajaran. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA sangatlah penting, hal ini supaya dapat menumbuhkan gairah, minat, dan semangat untuk belajar karena siswa memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Salah satu metode yang sesuai dan dapat menunjang aktivitas belajar dalam pembelajaran IPA adalah metode eksperimen. Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep sendiri melalui observasi dengan daya nalar, daya pikir dan kreativitas. Pembelajaran akan lebih bermakna, suasana kelas menjadi segar dan kondusif, siswa akan melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin sehingga terbentuklah pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Berdasarkan hasil refleksi dalam pembelajaran yang dilakukan sebelum menggunakan metode eksperimen, peneliti menemukan kekurangan yang dilakukan dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN 06 Pontianak Selatan tahun 2012/2013, seperti siswa bosan, tidak aktif, kurang memahami materi pelajaran dan hasil belajar dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hasil belajar IPA dibawah KKM yaitu 70%, sedangkan diatas KKM 30%, nilai KKM IPA dikelas IV adalah 70. Hal ini terjadi karena mereka hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran IPA, sehingga kurang atau tidak memahami apa yang dipelajari. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti menyadari pentingnya pembelajaran yang kreatif, untuk mengningkatkan aktivitas belajar dan memiliki keterampilan-keterampilan dalam pembelajaran IPA. Penggunaan metode eksperimen diyakini mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA di kelas IV SDN 06 Pontianak Selatan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka yang menjadi masalah GDUL SHQHOLWLDQ LQL DGDODK ³%DJDLPDQDNDK SHQLQJNDWDQ DNWLYLWDV

belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperemen di

NHODV ,9 6HNRODK 'DVDU 1HJHUL 3RQWLDQDN 6HODWDQ"´ Penelitian ini bertujuan

untuk memperoleh data dan jawaban tentang peningkatan aktivitas belajar siswa dengan diterapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA kelas IV SDN 06 Pontianak Selatan. Manfaat teoritis dari penelitian ini, dapat dijadikan sebagai masukan yang bermanfaat bagi pengguna metode pembelajaran disekolah dasar. Adapun manfaat praktis antara lain menemukan metode yang tepat dalam

(4)

meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA, Pembelajaran lebih menarik dan bermakna, mengembangkan pengetahuan guru agar lebih terampil dan kreatif dalam menyusun skenario dalam pelaksanaan proses pembelajaran dikelas.

Aktivitas belajar menurut Oemar Hamalik (2009:72) adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan, segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan peserta didik) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksud disini penekanannya adalah pada peserta didik, sebab dengan adanya aktivitas peserta didik dalam pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Menurut Sardiman A.M (2011: 96-97) bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik dan mental atau psikis, dimana kegiatan yang bersifat fisik berupa kegiatan membaca, mendengar, menulis, memperagakan dan mengukur, sedangkan kegiatan yang bersifat mental misalnya berpikir atau mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya. Dalam kegiatan belajar, siswa harus aktif berbuat, dengan kata lain dalam belajar sangat dibutuhkan aktivitas, dalam proses pembelajaran tanpa aktivitas proses pembelajaran tidak mungkin berjalan dengan baik. Dalam hal ini sesuai pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif ( CBSA ) yang dikemukakan oleh Raka Joni (dalam Soli Abimanyu (2008 PHQJDWDNDQ EDKZD ³ .HDNWLIDQ siswa dalam setiap pembelajaran merupakan prasarat yang mutlak dengan kata tidak ada proses pembelajaran yang tidak disertai keaktifan belajar di dalamnya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas diambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara aktif yang melibatkan aktivitas fisik, mental dan emosional untuk belajar yang mencakup aspek tingkah laku berupa: pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, budi pekerti dan sikap. Oleh karena itu metode yang menunjang aktivitas belajar siswa di kelas adalah metode eksperimen. Sagala (dalam Soli Abimanyu, 2008:177) menyatakan bahwa ekperimen adalah untuk membuktikan suatu pernyataan atau hipotesis tertentu. Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Menurut Schoenherr

\DQJ GLNXWLS ROHK 3DOHQGHQJ ³0HWRGH HNVSHULPHQ DGDODK

metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya´ Menurut Joseph Mbulu, (2001:58) ³Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari´. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan. Pembalajaran IPA berorentasi pada benda-benda alam yang berada di lingkungan sekitas siswa. Tingkat kandungan materi sangat bervariasi, yang diantaranya perlu dibuktikan dengan eksperimen. Sehubungan dengan pokok materi yang dibahas, yaitu sifat-sifat benda padat, cair dan gas tentunya tidak cukup dalam mengupayakan pemahaman siswa tentang konsep kognitif hanya

(5)

dengan penjelasan, tetapi perlu pembuktian dengan percobaan/eksperimen. Dengan metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah, siswa belajar lebih aktif, serta siswa dapat menemukan/membuktikan secara nyata bahwa sifat-sifat benda padat, cair dan gas sebagai berikut : a) Sifat benda padat; bentuk benda padat tetap dan bentuk benda padat dapat diubah dengan perlakuan tertentu, b) Sifat benda cair; bentuk benda cair berubah sesuai wadah yang di tempatinya, bentuk permukaan benda cair yang tenang selalu datar, mengalir ketempat yang lebih rendah, menyerap melalui celah-celah kecil, menekan kesegala arah dan dapat melarutkan benda lain, dan c) Sifat benda gas; bentuknya tidak tetap karena mengisi seluruh ruangan yang di tempatinya, menekan kesegala arah dan dapat dimampatkan.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan memaparkan hasil penelitian apa adanya berdasarkan keadaan sebenarnya pada saat penelitian berlangsung. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan partisipan dan dilakukan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengungkapkan penyebab masalah sekaligus memberikan solusi pemecahan terhadap suatu masalah, sehingga mutu pembelajaran di dalam kelas dapat ditingkatkan. Penelitian ini bersifat kualitatif artinya penelitian dengan mengumpulkan data dari lembar pengamatan siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu penilaian aspek efektif dan psikomotor. Subjek dalam penelitian ini seluruh siswa kelas IV B yang berjumlah 26 orang, terdiri dari siswa laki-laki 14 orang dan siswa perempuan 12 orang.

Prosedur dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: a) Identifikasi Masalah. Identifikasi masalah dilakukan peneliti dengan tujuan untuk mengetahui dan menemukan permasalahan yang terjadi baik yang ditimbulkan oleh guru maupun siswa dalam pembelajaran IPA sebelum menggunakan metode eksperimen. b) Rencana Tindakan. Setelah mengadakan identifikasi masalah, selanjutnya memperbaiki permasalahan yang ditemukan di kelas dalam pembelajaran IPA, dilakukan perencanaan jadwal pelaksanaan tindakan. Peneliti mempersiapkan langkah-langkah perencanaan sebagai berikut: (1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (2) Membuat lembar observasi siswa, (3) Membuat lembar kerja siswa, (4) Menyusun instrumen tes. c) Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan dilakukan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Peneliti melaksanakan pembelajaran pada materi

³%HQGD 3DGDW &DLU GDQ *DV´ GHQJDQ PHQJJXQDNan metode eksperimen. Dalam

pelaksanaan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap situasi yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati, dicatat dalam lembar observasi. Apabila tujuan pembelajaran belum tercapai pada siklus pertama, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya. d) Observasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan. Hasil observasi yang diperoleh berguna untuk menentukan cara pemecahan masalah yang dihadapi sekaligus dijadikan bahan pertimbangan untuk menyusun rencana

(6)

tindakan selanjutnya. e) Refleksi. Dalam tahap ini peneliti akan mengenalisa data hasil observasi, apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai target yang telah ditentukan atau belum, sehingga dapat dijadikan dasar untuk rencana pembelajaran berikutnya.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi partisipatif dan teknik pengukuran, dengan alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen, lembar observasi aktivitas siswa dan instrument tes. Setelah data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi, maka peneliti menemukan jawaban mengenai kelebihan dan kelemahan pada saat melakukan tindakan penelitian. Dimana lembar observasi untuk siswa digunakan untuk melihat indikator-indikator yang diperoleh sebelum maupun setelah melakukan tindakan, digunakan untuk mendukung tindakan yang dilakukan guru pada proses pembelajaran. Setelah lembar observasi analisis data didapat, maka peneliti bisa memutuskan untuk membuat perencanaan selanjutnya terhadap tindakan yang dilakukan atau menghentikan tindakan tersebut sesuai dengan jenis data yang diamati. Data yang telah didapat dianalisis dengan menggunakan rumus-rumus berikut:

Untuk jenis data mengenai penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA dengan menggunakan rumus :

T

§

=

Ã:

0

Untuk jenis data mengenai aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen. Setelah data terkumpul selanjutnya dianalisis dengan perhitungan persentase

Persentase = FQIH= D=OLAG U=JC P=IL=G

,QIH= DOAHQNQ D=OLAG U=JC @E=I=PE x 100%

Untuk data hasil belajar siswa yang diperoleh melalui lembar jawaban siswa, dihitung dengan menggunakan rata-rata hitung sebagai berikut:

T

§

=

ÃB:

ÃB

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Dari hasil pelaksanaan penelitian tentang peningkatan aktivitas belajar siswa menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Pontianak Selatan telah dikumpulkan beberapa data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Berikut disajikan data yang telah berhasil dikumpulkan beserta hasil analisisnya yang meliputi data penerapan metode eksperimen oleh guru, data peningkatan aktivitas belajar siswa serta dampak dari pelaksanaan pembelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa setelah menerapkan metode eksperimen.

Penyajian Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I

Perencanaan Siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus I meliputi hal-hal sebagai berikut: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen, membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa, membuat lembar kerja siswa (LKS), menyusun instrumen tes,

(7)

Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Pelaksanaan Siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu pada hari Rabu tanggal 09 oktober 2013 pukul 07:00 -

GDQ SDGD KDUL -XP¶DW WDQJJDO 2NWREHU SXNXO - 08:45. Peneliti

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat, dimulai dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

.HJLDWDQ DZDO SHPEHODMDUDQ GLPXODL GHQJDQ VDODP EHUGR¶D PHODNXNDQ

apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi benda padat dan cair. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Guru juga menyampaikan tentang penilaian aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar supaya siswa termotivasi dan bersungguh-sungguh dalam belajar.

Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan melakukan tanya jawab kepada siswa tentang contoh benda yang berwujud padat dan cair. Siswa dibagi dalam 6 kelompok yang terdiri dari 4 dan 5 orang siswa dalam masing-masing kelompok. Setiap kelompok dibagikan LKS yang berisi panduan dalam melakukan percobaan serta lembar isian hasil observasi percobaan. Sebelum percobaan dilakukan terlebih dahulu guru memberikan arahan tentang kegiatan percobaan yang hendak dilakukan serta hal-hal yang harus diamati selama kegiatan percobaan. Setelah kegiatan percobaan selesai, setiap kelompok saling bekerja sama dalam membuat laporan hasil percobaan. Selanjutnya masing-masing kelompok melaporkan hasil percobaan secara lisan. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Pada kegiatan akhir guru memberikan evaluasi untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen. Siswa juga diberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah supaya siswa belajar kembali di rumah.

Hasil Observasi Siklus I. Kegiatan observasi dilakukan oleh kolaborator untuk mengetahui keberhasilan dan kelemahan yang masih terdapat pada pelaksanaan pembelajaran IPA serta aktivitas siswa dengan menerapkan metode eksperimen. Observasi dilakukan dengan berpedoman pada lembar observasi guru dan indikator kinerja aktivitas siswa. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel beriku:

Tabel 1 Hasil Observasi Penerapan Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA Siklus I

Aspek yang diamati Penilaian

Pertemuan I Pertemuan II

Persiapan 3,25 3,5

Tahap Pelaksanaan

a. Pembukaan 3,5 3,5

b. Inti 2,67 3

Rata-rata Tahap Pelaksanaan 3,09 3,25

Penutup 3 3,33

Skor Total 9,34 10,08

Skor Rata-rata 3,11 3,36

(8)

Dari tabel di atas dapat dilihat pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen pada siklus I secara keseluruhan sudah baik. Pada kegiatan persiapan pertemuan I, perolehan skor dari setiap aspek indikator kinerja yang diamati ada yang pelaksanaannya baik dan ada yang sangat baik. Pada pertemuan II, aspek yang menjadi tolak ukur pada kegiatan persiapan salah satunya mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya yaitu persiapan materi pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen sudah dilaksanakan dengan sangat baik oleh guru dengan peningkatan skor dari 3 menjadi 4.

Tahap pelaksanaan pertemuan I, skor perolehan aspek kinerja kegiatan pembukaan secara keseluruhan sudah baik, di mana sebelum kegiatan inti pembelajaran guru terlebih dahulu memotivasi siswa dengan cerita dan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan benda padat dan benda cair. Cara guru dalam menginformasikan tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan pembelajaran serta kegiatan yang akan dilakukan dengan metode eksperimen juga sudah baik. Namun masih terdapat beberapa kelemahan pada pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran dimana terdapat beberapa aspek yang pelaksanaannya masih belum maksimal yaitu pada aspek meminta siswa menyiapkan alat dan bahan eksperimen serta mengarahkan siswa membuat kesimpulan. Sedangkan aspek-aspek kinerja yang lain pada kegiatan inti sudah terlaksana dengan baik. Pada tahap pelaksanaan pertemuan II, pelaksanaan aspek yang masih kurang pada pertemuan sebelumnya yaitu meminta siswa menyiapkan alat dan bahan eksperimen serta mengarahkan siswa membuat kesimpulan, sudah menjadi lebih baik dengan perolehan skor dari 2 menjadi 3. Pada kegiatan penutup, semua aspek yang menjadi tolak ukur penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran sudah terlaksana dengan hasil yang baik. Berikut disajikan hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan metode eksperimen di kelas IV SDN 06 Pontianak Selatan.

Tabel 2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Menerapkan Metode Eksperimen SiklusI

Skor aktivitas siswa

Jumlah P I Jumlah P 2

Skor yang diperoleh 317 373

Rata-rata (%) 60,96 71,73

Rata-rata Total 66,35

Hasil observasi pada tabel di atas menjelaskan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pada siklus I sudah baik sesuai dengan kriteria rentang persentase bahwa perolehan persentase 50,01% - 75% dikategorikan baik. Berikut penyajian tabel hasil belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan metode eksperimen siklus I.

(9)

Tabel 3 Hasil Belajar Siswa Siklus I Nilai (x) Frekuensi (f) fx X% 90 3 270 10,38462 80 6 480 18,46154 70 6 420 16,15385 60 3 180 6,923077 50 5 250 9,615385 40 3 120 4,615385 Jumlah N : 26 siswa ÃBT= 1720 Rata-rata (T§) = 66,15

Dari tabel di atas diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa belum mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran IPA yang telah ditentukan di Sekolah Dasar Negeri 06 Pontianak Selatan yaitu 70. Secara individu, terdapat 15 siswa yang nilainya sudah mencapai batas KKM, sedangkan 11 siswa lainnya masih berada di bawah batas nilai ketuntasan.

Hasil Refleksi Siklus I. Refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus I bertujuan untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan pembelajaran IPA yang telah dilaksanakan, selain itu juga untuk mengetahui bagaimana peningkatan aktivitas serta hasil belajar siswa setelah diterapan metode eksperimen. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I secara keseluruhan penerapannya sudah menunjukan hasil yang baik dengan rata-rata 3,24. Aspek-aspek yang menjadi tolak ukur penilaian skor terendah 3 dan sudah mencapai kriteria baik. Kemudian aktivitas belajar siswa siklus I sudah mencapai kriteria baik dengan perolehan rata-rata sebesar 66,35. Sedangkan rata-rata aktivitas belajar siswa juga belum mencapai batas nilai KKM di mana masih terdapat 11 siswa yang nilainya masih di bawah batas ketuntasan.

Dari uraian-uraian di atas terdapat beberapa kelemahan yang masih harus diperbaiki dan ditingkatkan pada pelaksanaan pembelajaran berikutnya yaitu pada pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen khususnya pada pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran. Aktivitas belajar siswa juga masih perlu ditingkatkan karena pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan II siklus I masih terdapat 7 siswa yang aktivitasnya masih kurang yang berada pada rentang persentase 25,01% - 50%. Kemudian rata-rata hasil belajar siswa masih perlu peningkatan karena masih berada di bawah batas ketuntasan. Oleh karena itu, diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilanjutkan ke siklus II.

Penyajian Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II

Tahap Perencanaan Siklus II. Tahap Perencanaan merupakan salah satu bagian yang penting untuk dipersiapkan sebelum pelaksanaan tindakan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari atau mengurangi hambatan atau kendala yang mungkin saja terjadi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran siklus II berpedoman pada hasil refleksi dari pelaksanaan pembelajaran siklus I. Adapun perencanaan tindakan pada siklus II meliputi hal-hal sebagai berikut: Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen, menyiapkan materi yang akan diajarkan dengan

(10)

memperhatikan kelemahan-kelemahan yang masih terdapat pada siklus sebelumnya sebagai tindak perbaikan dengan tujuan adanya peningkatan pada siklus berikutnya, membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa, membuat lembar kerja siswa (LKS), menyusun instrumen tes, menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan percobaan.

Tahap Pelaksanaan Siklus II. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu pada hari Rabu tanggal 16 oktober 2013 pukul 07:00-08:45 dan pada KDUL -XP¶DW WDQJJDO oktober 2013 pukul 07:00-08:45. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat yaitu dimulai dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti serta kegiatan akhir.

.HJLDWDQ DZDO SHPEHODMDUDQ GLPXODL GHQJDQ VDODP EHUGR¶D PHODNXNDQ

apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi perubahan benda padat dan cair. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberitahukan bahwa kegiatan belajar yang akan dilakukan merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya yaitu masih menggunakan metode eksperimen dimana siswa akan belajar secara berkelompok dalam melakukan percobaan. Guru juga menyampaikan tentang penilaian aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar supaya siswa termotivasi dan bersungguh-sungguh dalam belajar.

Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan melakukan tanya jawab kepada siswa tentang contoh benda yang berwujud gas yang ada dilingkungan kehidupan sehari-hari. siswa dibagi dalam 6 kelompok yang terdiri dari 4 dan 5 orang siswa dalam masing-masing kelompok. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja siswa yang berisi panduan dalam melakukan percobaan serta lembar isian hasil observasi percobaan. Sebelum percobaan dilakukan terlebih dahulu guru memberikan arahan tentang kegiatan percobaan yang hendak dilakukan serta hal-hal yang harus diamati selama kegiatan percobaan tentang sifat-sifat benda gas berlangsung. Setelah kegiatan percobaan selesai, setiap kelompok saling bekerja sama dalam membuat laporan hasil percobaan. Selanjutnya masing-masing kelompok melaporkan hasil percobaan secara lisan dan mendiskusikan hasil pelaporan kegiatan percobaan. Setelah selesai melakukan kegiatan diskusi, guru menugaskan siswa mempresentasikan kesimpulan hasil eksperimen yang telah dilakukan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Selanjutnya pada kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen. Siswa juga diberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah supaya siswa belajar kembali di rumah.

Hasil Observasi Siklus II. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus II dengan menerapkan metode eksperimen di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Pontianak Selatan. Selain proses pelaksanaan pembelajaran yang diamati, aktivitas belajar siswa juga dilakukan penilaian untuk mengetahui bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada siklus dua setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen.

(11)

Berikut disajikan tabel hasil observasi pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan metode eksperimen.

Tabel 4 Hasil Observasi Penerapan Metode Ekpserimen pada Pembelajaran IPA Siklus II

Aspek yang diamati Penilaian

Pertemuan I Pertemuan II

Persiapan 4 4

Tahap Pelaksanaan

a. Pembukaan 3,5 4

b. Inti 3,67 3,67

Rata-rata Tahap Pelaksanaan 3,59 3,84

Penutup 3,67 3,67

Skor Total 11,26 11,51

Skor Rata-rata 3,75 3,84

Rata-rata Siklus I 3,79

Pada penyajian hasil observasi di atas diketahui bahwa telah terjadi peningkatan penerapan metode eksperimen di kelas IV SDN 06 Pontianak Selatan dari siklus I ke siklus II dengan peningkatan sebesar 0,55. Pada tahap persiapan, tidak terjadi peningkatan pelaksanaan pembelajaran dari pertemuan I ke pertemuan II karena perolehan skor sudah mencapai titik tertinggi pencapaian penerapan pembelajaran. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran telah terjadi peningkatan pada tahap kegiatan pembukaan sebesar 0,5, sedangkan pada kegiatan inti tidak terjadi peningkatan hasil penerapan metode eksperimen karena pencapaian sudah mencapai titik jenuh. Adapun rata-rata pelaksanaan pembelajaran pada tahap kegiatan pelaksanaan telah terjadi peningkatan dari pertemuan I ke pertemuan II siklus II sebesar 0,25. Selanjutnya pada kegiatan penutup pembelajaran tidak terjadi peningkatan penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam karena pelaksanaan pembelajaran sudah mencapai titik jenuh. Berikut penyajian data aktivitas belajar siswa siklus II pertemuan I dan II setelah pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode eksperimen.

Tabel 5 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Menerapkan Metode Eksperimen Siklus II Skor perolehan aspek yang diamati

Jumlah P I Jumlah P 2

Skor yang diperoleh 422 460

Rata-rata (%) 81,15 88,46

Rata-rata Total 84,80

Dari tabel di atas diketahui bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa terus mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan peningkatan sebesar

(12)

18,27. Berikut penyajian hasil belajar siswa siklus II setelah pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode eksperimen.

Tabel 6 Hasil Belajar Siswa Siklus II

Nilai (x) Frekuensi (f) fx X% 100 6 600 23,0769231 95 1 95 3,65384615 90 2 180 6,92307692 80 7 560 21,5384615 75 1 75 2,88461538 70 8 560 21,5384615 60 1 60 2,30769231 Jumlah N : 26 siswa ÃBT= 2130 Rata-rata (T§) = 81,92

Dari tabel hasil belajar siswa di atas diketahui bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode eksperimen pada siklus II sebesar 15,77. Rata-rata hasil belajar siswa secara keseluruhan sudah di atas KKM mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, walaupun masih terdapat salah satu siswa yang nilainya masih di bawah KKM.

Hasil Refleksi Siklus II. Setelah diadakan pertemuan antara guru dan kolaborator untuk membahas tentang hasil pelaksanaan siklus I diperoleh beberapa hasil refleksi dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Secara keseluruhan, pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah sangat baik dengan adanya peningkatan-peningkatan pada beberapa aspek yang menjadi tolak ukur penilaian. Guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran metode eksperimen. Aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan percobaan di kelas juga sudah sangat baik. Secara individu hasil belajar siswa juga sudah mencapai batas ketuntasan walaupun masih terdapat salah satu siswa yang hasil belajarnya masih berada di bawah KKM.

Berdasarkan hasil refleksi yang telah dikemukakan di atas, maka diambil kesepakatan bahwa pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode eksperimen dihentikan pada siklus II. Berdasarkan data-data hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah berhasil dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Pontianak Selatan.

Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 06 Pontianak Selatan pada pada bulan Oktober 2013. Yang menjadi objek penelitian siswa kelas IV yang berjumlah 26 siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Pontianak Selatan serta meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih belum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

(13)

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dibahas di atas diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode eksperimen telah terlaksana dengan hasil yang memuaskan. Aspek-aspek yang menjadi tolak ukur penilaian dalam melaksanakan pembelajaran sudah mencapai kategori baik. Rata-rata peningkatan pembelajaran dari siklus I ke siklus II sudah menunjukan peningkatan yang memuaskan. Hasil observasi perolehan rata-rata aktivitas dibelajar siswa dari siklus I sampai siklus II diketahui bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 18,45 dengan perolehan rata-rata aktivitas pada siklus I sebesar 66,35 dan rata-rata aktivitas pada siklus II sebesar 84,80. Peningkatan tersebut di antaranya dipengaruhi oleh kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dipicu oleh rasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode eksperimen. Motivasi guru sebagai pendidik serta bimbingan-bimbingan yang dilakukan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung juga menjadi pemicu meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Pelaksanaan penelitian ini selain bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru sebagai pendidik dalam menyajikan peroses pembelajaran juga bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode eksperimen. Setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus I perolehan hasil belajar siswa secara individu masih terdapat 11 orang siswa yang nilainya belum mencapai batas ketuntasaan minimal mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Rata-rata hasil belajar siswa juga masih berada di bawah rata-rata batas ketuntasan. Hal tersebut dikarenakan siswa masih dalam tahap beradaptasi dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Namun pada siklus II hasil belajar siswa baik rata-rata kelas maupun secara individu dapat ditingkatkan sehingga mencapai batas KKM.

Dari uraian-uraian di atas diketahui bahwa penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sudah berhasil diterapkan dengan hasil yang memuaskan. Namun ada beberapa kendala dalam penyajian materi pembelajaran menggunakan metode eksperimen yaitu berhubungan dengan masalah waktu karena kegiatan kerja kelompok dalam melakukan percobaan menyita banyak waktu. Jadi, waktu harus dimanfaatkan dan diatur dengan sebaik-baiknya dalam menyajikan langkah-langkah pembelajaran. Berdasarkan data-data hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah berhasil dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Pontianak Selatan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV dengan hasil yang sangat memuaskan.

(14)

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di kelas IV SDN 06 Pontianak Selatan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yaitu: 1) Dalam menyajikan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen materi yang dipilih harus sesuai dan dapat dieksperimentasikan. 2) Dalam merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen harus diperhatikan masalah penggunaan waktu karena pelaksanaan kegiatan kerja kelompok dalam melakukan percobaan menyita banyak waktu. 3) Penentuan anggota kelompok harus ditentukan oleh guru yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa secara random supaya siswa yang kemampuannya kurang dapat termotivasi dengan adanya siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi sebagai anggota kelompoknya

DAFTAR RUJUKAN

BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta: Depdiknas

Dhiasuprianti. (2011). Penggunaan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA, (Online). http://dhiasuprianti.wordpress.com, diunduh tanggal 20 November 2012.

Muhammad Ali. (2005). Metode Kependidikan, Prosedur, dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Muslichach Asy'ari. (2006). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional.

Oemar Hamalik. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Setiawan Topan (2011). Metode Penelitian, (Online). (http://setiawantopan.wordpress.com, diunduh tanggal 11 November 2012)

Setyosari Punaji. (2010). Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.

Sitirohana. (2011). Metode Eksperimen dalam Proses Pembelajaran, (Online). (http://blog.umy.ac.id, diunduh tanggal 20 November 2012)

(15)

Soli Abimanyu, dkk (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Suharsimi Arikunto. (2010). Posedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineksa Cipta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Taniredja, dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.

Gambar

Tabel 1 Hasil Observasi Penerapan Metode Eksperimen  pada Pembelajaran IPA Siklus I
Tabel 3 Hasil Belajar Siswa Siklus I  Nilai (x)  Frekuensi (f)  fx  X%  90  3  270  10,38462  80  6  480  18,46154  70  6  420  16,15385  60  3  180  6,923077  50  5  250  9,615385  40  3  120  4,615385  Jumlah   N : 26 siswa  Ã BT = 1720  Rata-rata (T§) =
Tabel 4 Hasil Observasi Penerapan Metode Ekpserimen  pada Pembelajaran IPA Siklus II
Tabel 6 Hasil Belajar Siswa Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

dan salah satu karyawan bagian produksi sebagai responden dengan pertimbangan bahwa pimpinan dan salah satu karyawan di bidang produksi sangat berkompeten untuk memberikan

lebih efektif mengalami peningkatan terhadap kelembaban kulit dibuktikan oleh salah satu responden yang sebelum perlakuan memiliki kelembaban kulit dehidrasi setelah

3UR\HN ³*UKD %DWLN *HGKRJ GL 'HVD .HGXQJUHMR .HUHN´ LQL GLODWDUEHODkangi oleh dari pengetahuan mengenai keunikan Batik Gedhog yang merupakan satu-satunya batik yang alami

Kestabilan komunitas ikan karang Famili Pomacentridae dalam kawasan terumbu karang Desa Poopoh Kecamatan Tombariri cukup tinggi dengan melihat nilai indeks

Terkait dengan hal tersebut Rencana Kerja (Renja) Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Kediri ini menyajikan dasar pengukuran kinerja kegiatan dan

Dengan penghematan biaya yang cukup besar yaitu Rp 7.486.799.948,- maka pondasi tiang pancang lebih memungkinkan untuk digunakan pada abutment Jembatan Labuhan

Keberhasilan penggunaan RFID untuk sistem otomasi sebesar 100% dengan jarak maksimal 0-50cm bila tag diletakkan pada medium bukan logam, karena tag yang digunakan merupakan

Meskipun nilai rerata antibodi protektif sapi jantan pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan pada sapi betina, namun berdasarkan uji t tidak berpasangan