• Tidak ada hasil yang ditemukan

IRVAN YULIDAR, SSI MATH PUZZLE. Penerbit. Bee Consultant. (Anda bisa memberi nama penerbit sesuai dengan keinginan) MATH PUZZLE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IRVAN YULIDAR, SSI MATH PUZZLE. Penerbit. Bee Consultant. (Anda bisa memberi nama penerbit sesuai dengan keinginan) MATH PUZZLE"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

IRVAN YULIDAR, SSI

MATH PUZZLE

Penerbit Bee Consultant

(Anda bisa memberi nama penerbit sesuai dengan keinginan)

MATH PUZZLE Oleh: (Irvan Yulidar SSi)

(2)

Penerbit (Lebah Madu Group) (beeconsultant.blogspot.com) (beeconsultant@yahoo.co.id)

Desain Sampul:

(Nama Disainer pembuat sampul)

Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com

(3)

DAFTAR ISI

(Jika menginginkannya, Anda bisa menggunakan halaman ini untuk halaman daftar isi)

(4)

Kiat Mengerjakan Soal Puzzle Matematika 1. Jendela yang mengecil

2. Memotong galah 3. Berapa banyak kue 4. Dua kereta

5. Berapa banyak bebek 6. Memberi dan menerima 7. Berapa usia saya?

8. Serigala, bebek dan se-tas isi jagung. 9. Kemana uangnya?

10. Bon utang 11. Pemburu kijang

12. Berapa usia Rahmat 13. Kombinasikan

14. Dua belas tamu dan sebelas kamar 15. Menghitung

16. Undangan yang membingungkan 17. Posisi Atlit

18. Lima ekor Tikus

19. Siapakah yang memesan? 20. Antrian

21. Membangun rumah 22. Balok

(5)

23. Jam berapa sekarang? 24. Lima angka 8

25. Angka berapa?

26. Katak yang terjatuh 27. Anak-anak dan kucing

28. Siapa yang memakan Pizza terakhir? 29. Jejak kaki siapa?

30. Tiga langkah

31. Kecil, sedang atau besar? 32. Pindah rumah

33. Teka-teki tukang cukur rambut 34. Teka teki waktu

35. Menentukan kartu 36. Pensuplai air minum 37. Bola jatuh 38. Takaran susu 39. 9 x 4 = ... 40. Berapa usianya? 41. Tinggi pohon 42. Jumlah tamu 43. Jumlah permukaan 44. Berapa banyak kubus? 45. Berapa usia Marsha?

(6)

46. Penyebaran berita

47. Jumlah peserta pelatihan 48. Berapa usia anaknya? 49. Berapa jumlahnya? 50. Antrian semut 51. Reform I 52. Reform II

53. Berapa telur yang ada? 54. Jumlah koran

55. Hari apa? 56. Jumlah peserta

57. Berapa panjang si Dogy 58. Programmer

59. Berapa berat si kelinci?

60. Burger, minuman dan kentang goreng 61. Jumlah lebah

62. Berapakah jumlah uangnya? 63. Gulali

64. Tour ke Cina dan Thailand 65. Reform III

66. Waktu dan pasang surut 67. Persamaan yang salah 68. Menghubungkan garis

(7)

69. Petani pergi ke pasar 70. Meja tamu

71. Bunga

72. Jumlahnya 15 73. Jam yang lambat

74. Ada berapa banyak segitiga dan persegi di bawah ini?

75. Satu setengah ekor Ayam ?! 76. Jarak dan waktu

77. Lomba Lari 78. Mark up vs Profit 79. Tinggi Pohon 80. Proporsi Limun 81. Takaran

82. Sembilan ayam sepuluh hari 83. Harga Pensil

84. Menjual Sepeda

Kunci Jawaban ……… Daftar Pustaka.………

(8)

Pengantar

Matematika, mungkin masih menjadi pelajaran yang ditakutkan oleh sebagian besar pelajar bahkan mungkin kita yang sudah tidak lagi duduk di bangku sekolah. Itulah stigma yang masih melekat di masyarakat kita. Dan asumsi bahwa yang jago matematika pasti dia merupakan orang yang ‘jenius’ juga masih melekat. Apakah ada yang salah dengan hal tersebut? Jawabnya tentu saja ‘Ya’.

Jika kita mau cermati, berdasarkan yang penulis alami dan lihat, saat ini sudah banyak bahkan begitu banyak lembaga pendidikan yang membantu para pelajar dalam mengerjakan soal matematika, bahkan lebih spesifik lagi sudah banyak lembaga pendidikan yang memfokuskan pada bidang ke-matematika-an, seperti Kumon, Metode Sempoa, Mathmagic, dan lain-lain.

Semuanya mengajak masyarakat untuk mengenal matematika lebih dekat, sehingga mitos bahwa

(9)

matematika itu membosankan, menakutkan, sulit dan sejenisnya dengan sendirinya terkikis dan berubah menjadi matematika itu menyenangkan, mudah, dan menantang. Saya pribadi yakin hal tersebut kelak akan terjadi.

Kata kuncinya adalah bagaimana kita mengenal matematika selama ini, itulah yang menyebabkan frame kita melihat matematika. Nah, akhir-akhir ini di tempat penulis dan rekan-rekan penulis mengajar, metode belajar sudah sangat berbeda sekali dengan ketika penulis dulu belajar matematika. Sekarang para siswa belajar dengan praktek. Mereka tidak lagi melihat matematika sekedar pelajaran hitung-menghitung, tapi sudah lebih dari itu.

Mereka dapat mempraktekkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dan mereka sangat tertantang dengan soal-soal yang mereka temui. Tentu saja, biasanya mereka ‘berbangga diri’ ketika dapat menyelesaikan soal tersebut.

(10)

Hal ini bisa dimungkinkan karena fasilitas juga mendukung baik sarana maupun prasarana. Namun, yang terpenting dari itu semua adalah sumber daya pengajar yang oke punya. Karena sekalipun fasilitas sarana dan prasarana terbatas, tapi jika pengajarnya kreatif, maka tak jadi soal, segalanya bisa menjadi sarana pembelajaran, mereka bisa dapatkan di sekitar tempat mereka tinggal, lingkungan dimana mereka berada. Dan ini lah yang membuat para siswa menikmati saat-saat belajar matematika. Tidak sekedar alat tulis dan kertas lalu menghitung ini itu. Kalau sekedar menghitung bukankah sekarang sudah ada kalkulator?

Karena itulah penulis tidak mau bersusah payah dalam hal menyusun buku yang dapat diselesaikan dengan mudah lewat sebuah kalkulator ataupun komputer. Sebab yang terpenting dari matematika itu sendiri adalah pola pikir matematis. Bagaimana kita dapat menyelesaikan permasalahan hidup sehari-hari dengan cara matematis. Yang mungkin tanpa kita

(11)

sadari sebenarnya sudah kita lakukan. Namun belum terasah dengan baik.

Matematika, dengan konsep dasar menghitung sudah tentu. Matematika sebagai alat penyelesaian masalah ini dia yang kita inginkan. Para pedagang atau pengusaha pasti menggunakan matematika dalam perniagaannya. Para arsitek pasti menggunakan matematika dalam membuat site plan, membuat blue print, merancang sebuah gedung atau rumah, para dokter juga menggunakan matematika dalam menentukan dosis obat, jumlah pasien, rentang waktu, bahkan ibu rumah tangga pun menggunakan matematika di dalam mengelola anggaran belanja rumah tangganya. So, siapa pun pasti tidak akan pernah lepas dari matematika. Percaya deh.

Nah, sekarang bagaimana kita menggunakan matematika sebagai alat penyelesaian masalah. Itulah yang akan kita coba latih dalam buku ini. Bukan sekedar hitung-menghitung, dan penulis mengajak

(12)

pembaca menggunakan logika matematikanya ketika menyelesaikan soal-soal yang ada.

Sebagai contoh, seperti yang ada dalam kumpulan math puzzle ini, seorang petani ditanya berapa banyak bebek yang dimilikinya oleh seorang petugas, lalu sang petani berkata, “sebentar, saya hitung terlebih dahulu. Ada satu bebek di antara dua bebek, ada 1 bebek di belakang dua bebek dan ada satu bebek di depan dua bebek. Berapa jumlah bebek sang petani?

Mungkin kita bertanya kenapa sang petani tidak langsung menjawab jumlah bebek yang dimilikinya? Karena itulah alasan perlunya kita memandang masalah dari berbagai sudut yang berbeda.

Kembali kepada pertanyaan diawal tulisan, apa ada yang salah dengan pernyataan matematika adalah pelajaran yang ditakutkan dan bahwa orang yang jago matematika adalah orang jenius, maka penulis tegaskan tidak ada jaminan dan kemutlakan yang

(13)

mengikat. Apalagi jika yang dimaksud adalah sekedar menghitung cepat.

Bersama buku ini juga penulis masukkan kiat-kiat belajar matematika, menyukai matematika untuk anak, membantu anak mengerjakan pekerjaan rumah dan kiat mengerjakan math puzzle.

Pada akhirnya yang penulis harapkan adalah buku ini dapat menambah bukti bahwa matematika itu benar-benar menyenangkan, kita tidak butuh laboratorium yang lengkap untuk menyelesaikan masalah, tidak perlu komputer yang super canggih, tidak perlu alat multimedia yang ‘wah’ hanya lembaran-lembaran kertas bekas untuk coret-coretan dan sedikit logika, kita dapat menyelesaikan soal-soal ini.

Selain itu juga sebagai penambah khazanah per-buku-an matematika yang diluar kerangka buku-buku mata pelajaran.

(14)

Kiat Mengerjakan Soal Puzzle Matematika

1. Percayalah soal yang ada tidak sesulit seperti yang tampak

2. Percayalah juga bahwa soal yang ada tidak semudah seperti yang terlihat

3. Jangan takut berbuat salah (mencoba-coba atau corat-coret mencari jawaban karena ia merupakan tahap mencapai solusi)

4. Jangan ragu bertanya pada orang lain untuk membantu memecahkan masalah. Dua kepala lebih baik daripada satu.

5. Pastikan bahwa puzzle tersebut telah dilihat dari berbagai macam sudut pandang

6. Perhatikan apa yang tersirat (tidak tertera dalam puzzle) besar kemungkinan dapat membantuk memecahkan masalah.

(15)

7. Hati-hati terhadap pembatasan masalah. Cobalah keluar dari paradigma yang biasa.

8. Jadikan masalah besar, menjadi masalah-masalah kecil, sehingga mudah dikerjakan

9. Gunakan insting dalam mencari solusi

10. Pantang menyerah, bukankah kesenangannya terletak pada upaya kreatif kita mencari solusinya 11. Hati-hati akan jawaban jebakan. Tanya pada diri

sendiri, apakah ini benar jawabannya apa bukan 12. Sebuah puzzle biasanya memiliki :

a. Satu solusi, b. Beberapa solusi c. Tidak ada solusinya

13. Kritis. Tidak mudah puas dengan jawaban yang cepat muncul.

(16)

1. Jendela yang mengecil Seseorang memiliki sebuah rumah dimana salah satu jendelanya ukurannya 80 x 80 cm2. Ia mengecilkan satu setengah jendelanya. Tapi yang mengejutkan ternyata ia masih memiliki jendela yang panjangnya 80 cm secara

melintang dan 80 cm dari atas ke bawah dan dari kanan ke kiri. Dapatkan kamu menggambarkannya dan menjelaskan apa yang terjadi?

(17)

2. Memotong galah

Jika dibutuhkan waktu 1 menit untuk memotong 1x potongan. Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk memotong 10 meter galah menjadi 10 potongan yang sama panjang?

(18)

3. Berapa banyak kue

Adi memberikan

beberapa kue kepada ketiga adiknya. Kepada adik yang tertua ia memberikan separuh dari kue seluruhnya dan

separuh lagi kue. Kemudian ia memberikan separuh dari yang tersisa dan separuhnya lagi kue kepada adiknya yang nomor dua. Terakhir, ia berikan sisanya dan separuh kue untuk adiknya yang bungsu sehingga tidak ada kue yang tersisa. Namun faktanya tidak ada kue yang dipotong, patah, atau dibagi. Berapa banyak kue yang dimilikinya?

(19)

4. Dua kereta

Sebuah kereta berangkat dari Jakarta ke Surabaya dengan kecepatan 25 km/jam. Pada saat yang sama sebuah kereta berangkat dari Surabaya ke Jakarta dengan kecepatan 50 km/jam. Ketika kedua kereta berpapasan, kereta manakah yang lebih dekat ke Jakarta?

(20)

5. Berapa banyak bebek

Seorang peternak ditanya berapa banyak bebek yang ia miliki. “sebentar” katanya, “bebeknya sedang berjalan menurun dan saya melihat seekor bebek di depan dua bebek, seekor bebek

di antara dua be bek, seekor bebek di belakang dua bebek”. Ada berapa bebek yang ada?

Referensi

Dokumen terkait

Langkat ada Terdakwa telah tanpa hak memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, selanjutnya berdasarkan informasi tersebut kedua

Sewaktu Beliau melakukan hal itu, Buddha melihat makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu di mata mereka dan yang memiliki banyak debu di mata mereka, yang memiliki indra tajam

Obat Tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan-bahan tersebut yang secara tradisional

1. Keputusan Gubernur tentang Penetapan Status Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan/Atau Lahan di Kalimantan Selatan. Penetapan Status Siaga

Bahasan yang akan diangkat lebih mendalam pada penelitian ini adalah proses penyeleksian data (selection processing) menggunakan Wireshark untuk mendapatkan kodeRTMP (Real

pasien umum yang ditunggui keluarganya, kalau jiwa kan diserahkan sepenuhnya ke kita, kalau terjadi sesuatu hal kita susah, nah alamat kadang mereka kalo tidak bawa ktp asal

Respon petani terhadap kegiatan SLPTT di Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas dapat diketahui dari 3 indikator respon, yaitu: sikap petani, keaktifan

Secara rata-rata, jumlah zakat produktif yang paling banyak disalurkan atau diterima oleh responden sebagai mustahiq adalah pada jumlah Rp 500.000 ± Rp 1.000.000 dan tanggapan