DR.Dewi Priandini,drg.,Sp.PM
DR.Dewi Priandini,drg.,Sp.PM
Drg. Enny Marwati, MKes
Drg. Enny Marwati, MKes
Bagian Penyakit Mulut FKG Usakti
Pemeriksaan klinis:
Pemeriksaan klinis:
Tiga tahapan utama:
Tiga tahapan utama:
1. Pengamatan umum1. Pengamatan umum
2. Pemeriksaan Ekstra Oral2. Pemeriksaan Ekstra Oral
3. Pemeriksaan Intra Oral3. Pemeriksaan Intra Oral
Pemeriksaan klin
Pemeriksaan klinis dilakukan secara menyis dilakukan secara menyeluruh daneluruh dan
teratur
Tahap 1. Pengamatan Umum
Tahap 1. Pengamatan Umum
Y
Yang perang perlu lu diperhatdiperhatikan:ikan:
Berat badanBerat badan
Napas pendekNapas pendek
Cacat fisikCacat fisik
Penyakit tertentuPenyakit tertentu
Usia kronologisUsia kronologis
W Warna arna kulit kulit mukamuka
Tahap 2. Pemeriksaan Ekstra Oral
A. Kepala, wajah dan leher B. Mata
C. Bibir
D. Nodus limfatik E. Kelenjar saliva
Pemeriksaan Ekstra Oral
Cara pemeriksaan lain
yang bersifat khusus: untuk TMJ dan otot pengunyahan
Lihat buku: Oral
Diagnosis
Karangan: Birnbaum dan
A. Kepala, wajah dan leher
Pemeriksaan wajah dan leher: dilihat dari depan
Perhatikan: tonjolan, cacat, bercak di kulit, tahi lalat,
asimetri wajah berlebihan, Bell’s palsy
Periksa leher:
Angkat dagu ke atas (pembengkakan akan terlihat jelas)
Pada pembengkakan tiroid: lesi akan bergerak saat menelan
A. Kepala, wajah dan leher
Putar kepala ke kiri, lalu ke kanan untuk periksa regio
submandibula sisi kiri dan kanan
Bila pasien tidak terlalu gemuk, biasanya
pembengkakan kelenjar sublingual, nodus limfatik dan kelenjar submandibula akan terlihat
Kepala kembali dalam posisi tegak untuk pemeriksaan
A. Kepala, wajah dan leher
Pembengkakan kelenjar Parotis unilateral:
Sumbatan pada duktus Tumor
Abses
Infeksi retrograd pada kelenjar
Pembengkakan kellenjar Parotis bilateral:
Infeksi virus, mis. Mumps
B. Mata
Perhatikan:
Kecepatan kedipan mata
*Frekuensi : masalah psikologis, Parkinson *Frekuensi : ansietas, sindroma Sjögren
Exophthalmos bilateral: hipertiroidisme Sklera berwarna kuning: ikterus/jaundice
Jaringan parut di mata: mucous membran pemphigoid Mata kering: konjungtivitis, sindroma Sjögren
C. Bibir
Pemeriksaan visual
Tonus otot: sudut mulut , tdk dapat membentuk
huruf “o” Bell’s palsy
Perubahan warna
Lesi herpetik, ulserasi
Cheilitis angularis, fungsi bibir
Palpasi bimanual
Gunakan ibu jari dan telunjuk utk mencari tonjolan
D. Nodus limfatik
Perhatikan:
Nodus limfatik yang normal tidak dapat diraba
Nodus limfatik daerah kepala dan leher dibagi dalam
2 kelompok utama:
1. Kelompok melingkar (luar dan dalam) 2. Kelompok servikal
Kelompok melingkar
Bagian luar:
Submental di balik dagu, letaknya pada otot
mylohyoideus
Submandibula di antara mandibula dan kelenjar
saliva mandibula
Bagian dalam (tidak ada dlm gambar):
Retrofaringeal Pre tracheal
Kelompok servikal
Nodus limfatik servikal di permukaan (tersebar di
sekitar vena jugularis eksterna dan anterior)
Nodus limfatik ini mengalir ke rantai servikal bagian
dalam:
- Nodus jugulo digastrik - Nodus jugulo omohioid
Nodus limfatik
Drainase
Nodus submandibula (drainase unilateral):
Melayani: bagian tengah dahi, sinus frontalis, sinus maksilaris, bibir atas, hidung bagian luar, pipi, gigi atas dan bawah, gingiva atas dan bawah, 2/3 bag anterior lidah (kecuali ujung lidah dan dasar mulut)
Nodus submental (berjalan bilateral):
Melayani: ujung lidah, bibir bawah, dagu, gigi insisif dan gusi.
Nodus submental mengalir ke nodus submandibula atau langsung ke nodus jugulo omohioid
Pemeriksaan klinis nodus limfatik
Dilakukan: EO, bimanual, dari belakang
Leher tidak dipanjangkan otot sternomastoid dlm
posisi relaks
Dengan ujung jari, kelenjar dibawa ke arah struktur yg
lbh keras
Submental: kepala sedikit menunduk ke depan, nodus
digerakkan ke arah bagian dlm tulang mandibula
Pemeriksaan klinis nodus limfatik
Bila nodus teraba, catat: lokasi, ukuran, tekstur
(lunak/kenyal/keras)
Lunak pada palpasi infeksi
Ada fiksasi dengan jaringan sekitar karsinoma yang
sudah mengalami metastasis
Bila nodus bergabung menjadi satu TBC
Jumlah nodus yang terlibat multipel leukemia
Ciri-ciri nodus yang teraba saat palpasi
Infeksi akut: membesar, lunak, sakit, dapat
digerakkan, berdiri sendiri, terjadi dengan cepat
Infeksi kronis: membesar, kokoh, tidak terlalu lunak,
dapat digerakkan
Limfoma: seperti karet yang keras, menonjol, tidak
sakit, permukaannya kasar
Karsinoma yg metastasis: keras seperti batu, ada
Ciri-ciri nodus yang teraba saat palpasi
Bila dicurigai ada penyebab non dental:
Rujuk utk pemeriksaan medis
Tetaplah berpikir akan kemungkinan terjadi
karsinoma dengan metastasis/limfoma,
sampai dapat dibuktikan bahwa lesi
E. Kelenjar saliva
Kelenjar saliva Parotis:
Pemeriksaan dari depan
bengkak, daun telinga
terdorong
Palpasi pada kelenjar
bengkak / lunak
Lokasi kelenjar: sebelah distal ramus ascendens
E. Kelenjar saliva
Kelenjar saliva submandibula:
Palpasi bimanual
- Jari telunjuk dan jari tengah dari satu tangan utk pemeriksaan IO
- Jari telunjuk dan jari tengah dari tangan yang lain di luar mulut
Lakukan palpasi di atas dan di bawah otot
mylohyoideus, periksa bila ada batu kelenjar liur dalam duktus
Tahap 3. Pemeriksaan Intra Oral
Sistematis: pemeriksaan visual dan palpasi, penunjang Perhatikan gambaran fisik penderita:
- Proporsi tubuh dan mobilitas kelainan skeletal/ neuromuskular
- Warna kulit
▪ Pucat: anemia
▪ Cyanosis: sistem pernafasan/kardiovaskular ▪ Jaundice: anemia hemolitika, kelainan pada
liver atau pankreas
Cara pemeriksaan intra oral
Sebelum melakukan pemeriksaan intra oral:
Gigi tiruan lepasan yang digunakan pasien dibuka
dulu
Gunakan masker dan sarung tangan karet
Hand instruments: 2 kaca mulut, 1 pinset, 1 sonde half
moon, 1 ekskavator
Lakukan pemeriksaan visual dan palpasi pada lesi
Pemeriksaan intra oral
Kulit dan mukosa mulut
Metabolisme aktif
Fungsi perlindungan tubuh
Suplai darah dan saraf sangat tinggi penghantar
kontak sensoris yang baik dengan lingkungan dan sebagai pengatur suhu tubuh
Pemeriksaan intra oral
Lesi yang ditemukan di kulit dan mukosa mulut dapat
tampil serupa, tapi gambaran awal lesi biasanya berbeda
Lesi primer berkembang menjadi lesi dengan
gambaran yang khas sebagai akibat dari pengaruh berbagai faktor: maturasi normal, trauma, terapi, infeksi sekunder
Contoh: lesi awal vesikel. Dengan cepat akan pecah
Pemeriksaan intra oral
Pemeriksaan teliti pada kulit dan mukosa mulut
dapat menunjukkan tanda awal penyakit sistemik
Kadang lesi di kulit merupakan tanda awal dari
penyakit sistemik tertentu karena lesi awal
penyakit tersebut muncul di kulit
Pemeriksaan intra oral
Perhatikan perubahan warna: pigmentasi, vaskular,
udema, pembengkakan, benjolan, kelembaban, kering/berminyak
Gambaran gejala di kulit dan mukosa kadang dapat
merupakan tanda adanya penyakit lain yang belum terungkap
Pola distribusi lesi juga perlu diperhatikan: linear,
Bentuk lesi intra oral
1. Makula 2. Bercak / Patch 3. Papula 4. Plak 5. Nodula 6. Tumor 7. Wheal 8. Vesikula 9. Bula 10. Pustula 11. Hemangioma 12. Telangiectasia 13. Petechiae 14. Purpura 15. Ecchymosis 16. Hematoma 17. Sisik / scale 18. AtrofiBentuk lesi intra oral
19. Erosi 20. Ekskoriasi 21. Ulkus 22. Fisura 23. Krusta 24. Jaringan parut /scar 25. Keloid
Makula Bercak/Patch
Lesi datar yang berbatas
tegas, diameter < 1 cm
Bentuk dan warnanya
bervariasi
Dapat berupa hiper
pigmentasi, hipo pigmentasi atau kelainan vaskular
Contoh: pigmentasi pada
bibir
Lesi datar berbatas tegas,
diameter > 1 cm
Bentuk dan warnanya
bervariasi
Dapat berupa hiper
pigmentasi, hipo pigmentasi atau kelainan vaskular
Contoh: bercak pada dorsum
lidah karena pigmentasi fisiologis
Papula Plak
Lesi padat yang berbatas
tegas, lebih tinggi
dibandingkan sekitarnya
Superfisial, diameter < 1 cm Bervariasi bentuk dan
warnanya
Mencerminkan adanya
hiperplasia pada sel atau infiltrat sel
Contoh:
Papula di kulit pada
penderita lichen planus
Lesi padat yang berbatas
tegas, lebih tinggi
dibandingkan sekitarnya
Superfisial, diameter > 1 cm Bervariasi bentuk dan
warnanya
Mencerminkan hiperplasia
struktur seluler, infiltrat sel atau dibentuk oleh
penyatuan beberapa papula
Contoh:
Papula di kulit pada
Tumor
Lesi padat berukuran > 1 cm, dapat
dipalpasi
Letaknya dapat di atas/rata dengan
atau di bawah kulit / mukosa
Tumor dapat terjadi akibat
peradangan, proses metabolik dan neoplastik Gambaran: Lunak/kenyal/keras (tulang) Melekat/dapat digerakkan Dasarnya bertangkai/lebar (pedunculated/sessile)
Wheal
Vesikel
Papula transitory berbentuk
lonjong
Edematous dan membulat Biasanya terjadi akibat alergi Contoh:
Wheal pada wajah penderita yang alergi terhadap latex
Gelembung berisi cairan
serosa, diameter < 1 cm
Berbatas tegas, menonjol Terletak intraepitel atau
subepitel
Contoh:
Vesikel yang terjadi pada penderita herpes labialis rekuren
Bula
Gelembung berisi cairan
serosa, diameter > 1 cm
Berbatas tegas, menonjol Terletak intraepitel atau
subepitel
Contoh:
Bula multipel pada mukosabibir bawah penderita pemfigus vulgaris
Pustula
Gelembung berbatas
tegas, dengan ukuran bervariasi yang
mengandung pus
Dapat berwarna putih,
kuning atau kuning-kehijauan, tergantung pada warna eksudat purulen tsb
Contoh:
Pustula yang terletak di kulit
Hemangioma
Makula atau bercak
berwarna merah dengan tepi tidak beraturan
Ukuran dan bentuknya
bervariasi
Contoh:
Hemangioma kapiler yang terdapat pada
Telangiectasia
Telangiectasia
Lesi yang berjalanLesi yang berjalan
berkelok-kelok,
berkelok-kelok,
disebabkan oleh dilatasi
disebabkan oleh dilatasi
permanen pada kapiler
permanen pada kapiler
superfisial
superfisial
Contoh:Contoh:
TTelangieelangiectasia multctasia multipelipel
di wajah penderita
di wajah penderita
alcoholic cirrhosis hati
alcoholic cirrhosis hati
Petechiae
Petechiae
Penumpukan pigmenPenumpukan pigmen
darah atau darah yang
darah atau darah yang
keluar
keluar dari pembdari pembuluhuluh
darah, berbatas tegas
darah, berbatas tegas
Diameter < 2mmDiameter < 2mm
Contoh:Contoh:
Petechiae multipel yangPetechiae multipel yang
terjadi di palatum molle
terjadi di palatum molle
penderita yang minum
penderita yang minum
clopidogrel (obat anti
clopidogrel (obat anti
trombosis)
Purpura
Penumpukan pigmen
darah atau darah yang keluar dari pembuluh darah, berbatas tegas
Diameter 2 – 10 mm Contoh:
Purpura di mukosa pipi kiri karena
trauma pada penderita yang minum warfarin
(obat anti koagulan)
Ecchymosis
Penumpukan pigmen
darah atau darah yang keluar dari pembuluh darah, berbatas tegas
Diameter > 1 cm Contoh:
Ecchymosis besar yang terjadi setelah
trauma saat biopsi kelenjar liur minor
Hematoma
Akumulasi massa yang
terdiri dari: darah yang keluar dari pembuluh darah, kemudian
membeku dan membentuk pembengkakan yang padat dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi di dalam jaringan
Contoh:
Hematoma pada tepi lateral lidah penderita yang minum heparin
(obat anti koagulan)
Sisik/scale
Pengelupasan abnormal
(deskuamasi) merupakan ciri khasnya
Sel yang terlepas terdiri
dari: sel epitel mati yang kering dan berlapis
Contoh:
Sisik jaringan epitel yang terjadi pada
lengan penderita psoriasis
Atrofi
Memiliki ciri khas
berupa mengecilnya ukuran sel, jaringan,
organ atau bagian organ tubuh
Contoh:
Atrofi papilla
filiformis yang terjadi pada dorsum lidah
Erosi
Memiliki ciri khas berupa
hilangnya permukaan epitel (mengelupas)
Tidak melibatkan jaringan
ikat di bawahnya
Lesi sembuh tanpa
pembentukan jaringan parut
Contoh:
Erosi pada tepi gingiva gigi premolar RA
Ekskoriasi
Pengelupasan epidermis
berbentuk garis yang bersifat superfisial
Biasanya terjadi karena
garukan Contoh: Ekskoriasi pada epidermis lengan bawah
Ulkus
Pengelupasan epiteldengan tepi tidak
beraturan yang cukup dalam hingga mencapai lapisan sel basal dan jaringan ikat
Menimbulkan jaringan
parut dalam proses penyembuhannya
Contoh:
Ulkus aftosa rekuren yang terjadi pada
Fisura
Adalah celah / keretakan
yang terjadi pada
jaringan epitel dalam bentuk garis
Dinding celah tersebut
bersudut tajam
Contoh:
Fisura yang terjadi karena perbuatan sendiri di garis
tengah bibir bawah
Krusta
Adalah deposit padat
yang mengeras dengan ketebalan bervariasi, terdiri dari darah yang mengering, serum,
eksudat purulen di kulit dan vermilion bibir
Contoh:
Krusta yang terjadi setelah vesikel pecah pada penderita
Jaringan parut
Adalah tanda yang tertinggal
setelah luka sembuh
Dapat berupa atrofi atau
hipertrofi sebagai akibat adanya derajat proliferasi kolagen yang berbeda-beda
Contoh:
Jaringan parut pada bagian tengah bibir
bawah sesudah sembuh dari luka karena
terjatuh
Keloid
Adalah jaringan parut yang
mengalami hipertrofi dengan tepi tidak beraturan
Sangat menonjol akibat
pertumbuhan kolagen yang berlebihan, sehingga melebar dan berkembang hingga lebih besar dari lesi aslinya
Terjadi selama proses
penyembuhan jaringan ikat
Contoh:
Keloid yang terjadi di kulit